Seminar Akhir - Isi
Seminar Akhir - Isi
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a) Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahas Latin yaitu “Ergon (Kerja)” dan
“Nomos(Hukum Alam)”. Ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam
usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya.
b) Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan ergonomi adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan
jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
c) Manfaat Ergonomi
Manfaat pelaksanaan ergonomi :
a. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan
kinerja pekerja.
b. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja.
c. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat
bekerja.
d. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara
kemampuan pekerja dan persyaratan kerja.
e. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan
produktivitas.
f. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.
g. Meningkatkan faktor keselamatan kerja.
h. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk
individu dan institus
d) Prinsip Ergonomi
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami
kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah.
Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja,
menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal;
b. Mengurangi beban berlebihan;
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
f. Minimalisasi gerakan statis;
g. Minimalisasikan titik beban;
h. Mencakup jarak ruang;
i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
l. Mengurangi stres.
e) Jenis-jenis Ergonomi
Jenis-jenis ergonomi yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi
sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai.
Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu
sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang
terbaik.
a. Ergonomi Fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri,
karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja,
pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja,
keselamatan dan kesehatan.
b. Ergonomi Kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di
dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia
terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
kognitif antara lain ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance,
human-computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
c. Ergonomi Organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik,
termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan
dalam ergonomi organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM, perancangan
kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas
ergonomi, kultur organisasi dan organisasi virtual
d. Ergonomi Lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi
lingkungan antara lain; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.
Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma
Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul karena
terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan
cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.
1. Trauma pada jaringan timbul karena :
a. Overexertion : Proses penggunaan yang berlebihan.
b. Overstretching : Proses peregangan yang berlebihan.
c. Overcompression : Proses penekanan yang berlebihan.
2. Contoh-contoh dari CTD :
a. Tendinitis (tendon yang meradang & nyeri).
b. Rotator Cuff Tendinitis (satu atau lebih RCT pd bahu meradang).
c. Tenosynovitis (pembengkakan pada tendon & sarung tendon).
d. Carpal Tunnel Syndrome
e. Epicondylitis (peradangan pada tendon di siku).
f. White finger (pembuluh darah di jari rusak).
3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut diatas yaitu :
a. Lingkungan kerja
b. Penerangan/cahaya
c. Temperatur/suhu udara
d. Kelembaban
e. Sirkulasi udara
f. Musik
g. Kebisingan
h. Keamanan
i. Getaran mekanis
j. Bau tidak sedap
k. Tata warna
l. Dekorasi
4. Pencegahan terhadap kelelahan akibat kerja :
a. Menggunakan secara benar waktu istirahat kerja.
b. Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan dan karyawan.
c. Mengusahakan kondisi lingkungan kerja sehat, aman,nyaman dan selamat.
d. Mengusahakan sarana kerja yangg ergonomis.
e. Memberikan kesejahteraan dan perhatian yang memadai.
f. Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan
Sekali-sekali 40 15 15 10-12
3) Organisasi kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara:2,3
a. Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun.
b. Frekuensi pergerakan diminimalisir.
c. Jarak mengangkat beban dikurangi.
d. Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat
tidak terlalu tinggi.
e. Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
4) Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan bagaimana cara mengangkat beban yang baik.
Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada
dua prinsip :
a. Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
b. Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat
badan.
b. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu,
dan rambut pada wajah Oenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang
keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin
serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung
atau mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan,
maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain kasa,
kertas dan bahan sintetik yang beberapa di antaranya tahan cairan. Masker yang
dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan
atau efektif sebagai filter. Masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat
memberikan perlindungan dari tetesan partikel berukuran besar (>5 μm) yang
tersebar melalui batuk ate bersin ke orang yang berada di dekat pasien (kurang
dari 1 meter). Namun masker bedah terbaik sekalipun tidak dirancang untuk
benar-benar menutup pas secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah)
sehingga mencegah kebocoran udara pada bagian tepinya. Dengan demikian,
masker tidak dapat secara efektif menyaring udara yang dihisap (Chen dan
Welleke 1992) dan tidak dapat direkomendasikan untuk tujuan tersebut.
Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai Menderita penyakit
menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan hares dapat mencegah
partikel mencapai membran mukosa dari petugas kesehatan. Masker dengan
efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan, bila
penyaringan udara dianggap penting misalnya pada perawatan seseorang yang
telah diketahui atau dicurigai menderita flu burung atau SARS. Masker dengan
efisiensi tinggi misalnya N95 melindungi dari partikel dengan ukuran < 5 mikron
yang dibawa oleh udara . Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan
penyaring dan harus dapat menempel dengan erat pada wajah tanpa ada
kebocoran. Dilain pihak pelindung ini juga lebih mengganggu pernafasan dan
lebih mahal daripada masker bedah. Sebelum petugas memakai masker N95 perlu
dilakukan fit test pada setiap pemakaiannya.
Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui airborne maupun droplet, seperti misalnya flu burung
atau SARS, petugas kesehatan harus menggunakan masker efisiensi tinggi.
Pelindung ini merupakan perangkat N-95 yang telah disertifikasi oleh US
National Institute for Occupational Safety dan Health (NIOSH), disetujui oleh
European CE, atau standard nasional/regional yang sebanding dengan standar
tersebut dari negara yang memproduksinya. Masker efisiensi tinggi dengan
tingkat efisiensi lebih tinggi dapat juga digunakan. Masker efisiensi tinggi, seperti
khusus nya N-95 , harus diuji pengepasannya (fit test) untuk menjamin bahwa
perangkat tersebut pas dengan benar pada wajah pemakainya.
c. Topi
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan Topi harus cukup besar
untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah
perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi
pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.
d. Baju Pelindung
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain,
pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular melalui dropletlairborne. Pemakaian gaun pelindungt terutama adalah
ntuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi, espirasi. Ketika
merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki
ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot
darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi
ujung lengangan sepenuhnya Lepaskan gaun sebelum meninggalkan Area pasien.
Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan
bagian yang potensial tercemar lalu cuci tangan segera untuk mencegah
berpindahnya organisme.
e. Apron
Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus
mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung
pada pasien.membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada risiko
tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal mencegah cairan tubuh pasien ini
penting jika gaun pelindung tidak tahan air Apron mengenai baju dan kulit
petugas kesehatan
f. Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda
berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu,
sandal, "sandal jepit" atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh
dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit terlutup memberikan lebih banyak
perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau
tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih.
Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar
bedah. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas
dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui
sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruang operasi. Kemudian dilepas
tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran.
Tujuan Pemakaian APD
Tujuan utama dari pemakaian APD di Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada petugas pelayanan kesehatan, serta patient
safety.
Lama Isolasi
Lama isolasi tergantung pada jenis penyakit, kuman penyebab dan fasilitas
laboratorium, yaitu :
1. Sampai biakan kuman negative (misalnya pada difteri, antraks)
2. Sampai penyakit sembuh (misalnya herpes, limfogranuloma venerum, khusus
untuk luka atau penyakit kulit sampai tidak mengeluarkan bahan menular)
3. Selama pasien dirawat di ruang rawat (misalnya hepatitis virusAdan B,
leptospirosis)
4. Sampai 24 jam setelah dimulainya pemberian antibiotika yang efektif
(misalnya pada sifilis, konjungtivitis gonore pada neonatus).
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa Lokasi gedung berada dibagian depan
RS, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam
dan luar Rumah Sakit
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa IGD mempunyai pintu masuk dan keluar
yang berbeda dengan pintu utama (alur masuk kendaraan / pasien tidak sama
dengan alur keluar)
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa ambulans / kendaraan yang membawa
pasien dapat sampai di depan pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa IGD memiliki area khusus parkir
ambulans yang bisa menampung lebih dari 2 ambulans
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa Pintu keluar/masuk utama memiliki
lebar bukaan minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar pasien namun tidak
menggunakan alat penutup pintu otomatis
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa ruang triase dapat memuat minimal 2
(dua) brankar
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa ruangan IGD RSUD Madani tidak
mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien.
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa apotik 24 jam tersedia dekat IGD
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa IGD memiliki ruang untuk istirahat
petugas (dokter dan perawat)
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa di IGD Tersedianya alat pemadam
kebakaran dan Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa bed - bed pasien dilengkapi dengan
pengaman
4. Pelayanan IGD
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa letak tempat mencuci tangan berjauahan
dengan ruangan tindakan / ruang pemeriksaan
Ruang Alat
Tempat pencucian alat
Tempat sterilisasi alat
Ruang administrasi