Anda di halaman 1dari 8

BAB 8

EMOSI DAN SUASANA HATI


 Definisi
a) Afek adalah beragam perasaan yang dialami oleh seseorang
b) Emosi adalah perasaan intens yang ditunjukan kepada seseorang atau pada sesuatu
c) Suasana hati adalah perasaaan yang cenderung kurang intens dibandingkan dengan emosi
dan tsering tanpa ransangan kontekstual

 Hubungan antara afek, emosi, dan suasana hati


a) Afek bisa didefenisikan sebagai beragam perasaan seseorang, dan afek dapat dialami
dalam bentuk emosi dan suasana hati
b) Emosi disebabkan oleh beberapa hal :
 Kejadian spesifik
 Sangat cepat dalam durasi
 Bersifat spesifik dan banyak
 Biasanya disertai oleh ekspresi wajah yang jelas
 Bersifat berorentasi tindakan
c) Suasana hati ada beberapa penyebabnya antara lain:
 sering kali umum dan tidak jelas
 berakhir lebih lama dari emosi
 lebih umum
 biasanya tidak diindikasikan oleh ekspresi yang jelas
 bersifat kognitif

1. Kumpulan Dasar Emosi


Emosimencakup,rasa marah, jijik, antusias, iri, takut, prestasi, kecewa, malu,
bahagia, benci, berharap, cemburu, bahagia, cinta, bangga, terkejut, dan sedih. Selain
itu,tiap kultur memiliki norma yang mengatur ekspresi emosi, sehingga bagaimana kita
mengalami seebuah emosi tidak akan selalu sama dan dengan bagaimana kita
memperlihatkannya, saat ini banyak perusahaan yang menwarkan program manajemen
kemarahan untuk orang menahan atau bahkan menyembunyikan perasaan-perasaan
tersembunyi mereka.

2. Beberapa Aspek Emosi


Terdapat beberapa aspek fundamental lainnya dari emosi yang harus kita
pertimbangkan. Aspek-aspek ini meliputi :
 biologi emosi

semua emosi berasal dalam system limbi otak yang kira-kira berukuran sebesar
sebuah kacang walnut yang terletak didekat batangotak kita.

 Intensitas emosi

Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan


pemicu emosi yang sama.

 Frekuensi dan durasi


Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seseorang karyawan dari suatu
pekerjaan tidak hanya bergantung pada suatu emosi yang harus ditampilkan dan
intensitasnya,tetapi juga seberapa sering dan lamanya mereka berusaha
menampilakannya.

3. Suasana Hati Sebagai Aspek Positif Dan Aspek Negatif


Aspek positif adalah sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri dari emosi-
emosi positif seperti kesenangan, ketenangan diri, kegembiraan pada ujung tinggi, dan
kebosanan, kemalasan, dan kelelahan pada ujung yang rendah.
Aspek negative adalah sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas
kegugupan, stress, dan kegelissahan pada ujung yang tinggi, serta relaksasi, ketenangan,
dan keseimbanga pada ujung yang rendah.
Apek positif dan negative memainkan peran pada pekerjaan, dalam artian bahwa
hal-hal ini memberi warna pada persepsi-persipsi kita, dan persepsi-persepsi ini dapat
menjadi realita yang sesungguhnya. Secara penting, emosi-emosi negative lebih mungkin
di interpretasikan menjadi suasana hati negative. Orang-orang yang memikirkan
kejadian-kejadian yang menciptakan emosi-emosi negative kuat lima kali lebih lama
dibandingkan yang mereka lakukan terhadap kejadian-kejadain yang menciptakan emosi-
emosi positif kuat. Jadi kita harus menganggap orang lebih siap untuk mengingat
pengalaman-pengalaman negatifnya dari pada yang positif. Peneliti menunjukan bahwa
terdapat sebuah penyeimbang positivitas, yang brarti bahwa kecenderungan dari
sebagaian besar individu untuk mengalami suasana hati sedikit positif pada masukan nol
(ketika tidak ada sesuatu secara khusus yang terjadi).

4. Sumber-Sumber Emosi Dan Suasana Hati

 Sumber emosi dan suasana hati antara lain:


a) Kepribadian
b) Cuaca
c) Stress
d) Aktivitas social
e) Tidur
f) Olahraga
g) Usia
h) Gender

5. Batasan Eksternal Pada Emosi


 Pengaruh-pengaruh organisasional
Ekspresi dari emosi-emosi negative seperti rasa takut,gelisah dan marah
cenderung tidak dapat diterima kecuali dalam kondisi yang benar-benar spesifik.
Ekspresi- ekspresi dari emosi yang intens,apakah negative atau positif, cenderung tidak
dapat di terima karena manajemen menganggapnya dapat merusak kinerja tugas tim.
 Pengaruh- pengaruh cultural
Secara umum,lebih mudah bagi orang untuk memahami dan mengenali emosi
secara lebih akurat dalam kultur mereka sendiri dari pada kultur-kultur lain. Beberapa
kultur kekurangan kata-kata untuk istilah-istilah emosional seperti kegelisahan, depresi,
dan rasa bersalah. Para pemimpin harus mengetahui norma-norma dalam setiap kultur
dimana mereka melakukan bisnis sehingga mereka melakukan bisnis mereka tidak
mengirimkan sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki atau salah membaca reaksi dari
penduduk local.

6. Kerja Emosional
Kerja emosional adalah situasi dimana seorang karyawan mengekpresian emosi-
emosi yang diinginkan secara pekerjaan organisasional selama transaksi antar personal di
tempat kerja.setiap karyawan mengeluarkan usaha fisik dan mental ketika mereka
menempatkan kapabilitas tubuh dan kognitif mereka,berturut-turut dalam pekerjaan
mereka.tetapi pekerjaan juga membutuhkan kerja emosional.
Ketidaksesuaian emosional adalah inkonsistensi antara emosi yang kita
proyeksikan.tantangan sebenarnya adalah ketika para karyawan harus menunjukan satu
emosi sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain.disparitas atau
perbedaan ini disebut disonansi emosional,dan hal ini dapat berakibat buruk pada
karyawan. Jika dibiarkan perasaan-perasaan yang terkurung dari frustasi,kemarahan,dan
kebencian akhirnya dapat menyebabkan kalelahan emosional dan kejatuhan mental.

7. Emosi Yang Dirasakan dan Emosi yang Ditampilkan


Setiap pekerjaan mengharuskan untuk berinteraksi dengan orang-orang secara
rutin khususnya dalam pekerjaan kita harus dapat memisahkan antara emosi yang
dirasakan dan emosi yang ditampilkan.
Emosi yang dirasakan adalah emosi yang sebenarnya dari seorang individu.
Sebaliknya emosi yang ditampilkan adalah emosi yang diharuskan sebuah organisasi
untuk ditampilkan oleh pekerja dan dipandang sesuai dengan pekerjaan yang dijalaninya.
Setiap pemimpin harus bersikap serius ketika memberikan evaluasi kinerja negative
seorang karyawan dan berusaha menyembunyikan kemarahan ketika mereka dilewati
untuk promosi. Poin lain adalah menunjukan emosi palsu menuntut kita untuk menahan
emosi yang kita rasakan dengan kata lain,individu harus berpura-pura untuk
mempertahankan pekerjaannya.
 Berpura-pura dipermukaan adalah menyembunyikan perasaan terdalam seseorang
dan menghilangkan ekspresi-ekspresi emosional sebagai respon terhadap
penampilan .
 Berpura pura secara mendalam adalah suatu usaha mengubah perasaan mendalam
seseorang berdasarkan aturan-aturan penampilan

8. Teori Peristiwa Afektif


Pada teori ini memberikan dan meningkatkan pemahaman kita antara hubungan
karyawan dan orang lain untuk berinteraksi di tempat kerja. Teori peristiwa afektif adalah
semua model yang menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa di tempat kerja menyebabkan
reaksi-reaksi emosional di bagian karyawan,yang kemudian mempengaruhi sikap dan
perilaku di tempat kerja. Peristiwa-peristiwa kerja tersebut memicu reaksi positif dan
negative tetapi kepribadian dan suasana hati karyawan mempengaruhi mereka untuk
merespon peristiwa tersebut dengan intensitas yang lebih besar atau lebih kecil. Pada
teori ini ada dua pesan penting:
 Emosi-emosi menyediakan wawasan berharga untuk memahami perilaku
karyawan.model tersebut mendemostrasikan bagaimana perselisihan antara
percekcokan dan kegembiraan di tempat kerja mempengaruhi kinerja dan
kepuasan karyawan.
 Karyawan dan manajer seharusnya tidak mengabaikan emosi dan peristiwa yang
menyebabkannya,bahkan ketika hal tersebut tampaknya sepele karena hal tersebut
berakumulasi.

9. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta
mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional.
Orang orang yangmengenal emosi mereka sendiri dan mampu dengan baik
membaca emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka.Hal ini
pada intinya adalah suatu tema yang melandasi riset EI.EI mengemukakan lima dimensi
antara lain:
 Kesadaran diri: sadar atas apa yang dirasakan.
 Manajemen diri: kemampuan mengelola emosi dan dorongan-dorongan
dari diri sendiri.
 Motivasi diri: kemampuan bertahan dalam menghadapi kemunduran dan
kegagalan.
 Empati:kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
 Keterampilan social:kemampuan menangani emosi-emosi orang lain.

10. Aplikasi-aplikasi PO terhadap Emosi Dan Suasana Hati


Dalam bagian ini,kita menilai bagaimana sebuah pemahaman atas memahami
sebuah pemahaman atas emosi dan suasana hati dapat meningkatkan kemampuan kita
untuk menjelaskan proses seleksi dalam organisasi,pengambilan keputusan,kreatifitas
,motivasi,kepemimpinan,konflik antar personal,negosiasi,pelayanan pelanggan,sikap-
sikap kerja,dan perilaku menyimpang di tempat kerja.
Ada beberapa proses aplikasi tersebut,yaitu:

a) Seleksi
Suatu implikasi dari bukti yang ada pada EI adalah para pemberi kerja harus
mempertimbangkannya sebagai sebuah factor dalam merekrut karyawan.

b) Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dalam organisasi telah menekankan rasionalitas.
Pendekatan tersebut mengecilkan bahkan mengabaikan peran dari
kesedihan,kegelisihan,ketakutan,frustasi,kebahagiaan,rasa iri dan emosi-emosi
lainnya.Tetapi tidak menutup kemungkinan kita untuk berasumsi bahwa perasaan
tidak mempengaruhi kepusan-keputusan kita,peran emosi dan suasana hati sangat
berperan dalam pengambilan keputusan.orang-orang yang tertekan(mereka yang
secara kronis mengalami suasana hati buruk atau emosi-emosi negativeseperti
kesedihan) membuat penilaian-penilaian yang lebih akurat dibandingkan dengan
orang-orang yang tidak tertekan.sebaliknya orang positif mengetahui ketika sebuah
pemecahan adalah cukup baik.emosi positif tampaknya membantu dalam mengambil
keputusan. Emosi positif dapat meningkatkan keterampilan dalam pemecahan
masalah serta dalam memahami dan menganalisis informasi baru. Dengan demikian
orang-orang harus meyakinkan bahwa suasana hati positif mereka tidak
menyebabkan mereka mengandalkan stereotip-stereotip yang berbahaya. Seperti
wanita yang kurang berdedikasi,orang-orang muslim adalah orang-orang yang
menyukai kekerasab dan lain sebagainya.

Orang –orang yang menggunakan hati mereka dan kepala mereka ketika
mengambil keputusan. Maka dari itu,kegagalan untuk menggabungkan emosi dan
suasana hati ke dalam pekerjaan terhadap pengambilan keputusan akan menghasilkan
pandangan yang tidak lengkap dan sering kali tidak akurat dari proses tersebut

c) Kreativitas
Orang-orang yang berada dalam suasana hati yang baik lebih kreatif
dibandingkan dengan orang-orang yang berada dalam suasana hati yang buruk.
Mereka menghasilkan lebih banyak ideide,orang lain berfikir bahwa ide mereka
adalah orisinil, dan mereka cenderung dapat mengidentifikasi lebih banyak pilihan
kreatif terhadap masalah. Orang-orang yang memiliki suasana hati atau emosi positif
lebih fleksibel dan terbuka dalam pemikiran mereka.

d) Motivasi
Pengaruh suasana hati dan emosi pada motivasi dan menyatak bbahwa
organisasiorganisasi yanng mempromosikan suasana hati positif ditempat kerja lebi
berkemungkinan mempunyai angkatann kerja yang lebih termotivasi. Umpan balik
positif ini kemudian lebih jauh menguatkan suasana hati positif mereka, yang
kemudian dapat membuat mereka berkinerja bahkan lebih baik lagi sampai
seterusnya.
e) Kepemimpinan
Kemampuan dalam memimpin orang lain adalah sebuah kualitas funndamental yang
dicari organisasiorganisasi dalam karyawan mereka. Pemimpin yang efektif
mengandalkan daya tarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan-pesan
mereka. Ekspresi emosi dalam pidato sering kali merupakan elemen penting yang
membuat kita menerima atau menolak pesan seorang pemimpin. Ketika seorang
pemimpin merasa bersemangat, antusias dan aktif, mereka lebih mungkin untuk
memberi energi pada bawahan-bawahan mereka, dan bawahan mereka.dan
menyampaikan rasa efektiivitas.kompentensi, optimesme, dan kegembiraan.

Anda mungkin juga menyukai