Laporan
Laporan
PENDAHULUAN
Banjir merupakan suatu masalah yang sampai saat masih perlu adanya
penanganan khusus dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan
yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan
salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain dan penumpukan limbah
(Ligal, 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia
yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor
Banjir hampir terjadi di setiap musim penghujan tiba. Banjir datang tanpa
mengenal tempat dan siapa yang menghuni tempat tersebut. Banjir bisa terjadi di
dengan cara penaggulangan terhadap banjir. Menurut Robert J. Banjir sering kali
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak
masyarakat.
2. Factor-faktor yang mengakibatkan terjadinya banjir yang semakin meningkat
1.3 PEMBATASAN MASALAH
RAMAH LINGKUNGAN”.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang penulis inginkan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
banjir.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat berupa pengadaan “Batu
Bata Ramah lingkungan” agar mengurangi dampak banjir yang ada di desa-desa
serta menambah persiapan apa saja dalam menghadapi bencana banjir yang akan
Banjir ialah bencana alam yang sering terjadi di banyak kota dalam skala yang
berbeda dimana air dengan jumlah yang berlebih berada di daratan yang biasanya
kering. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian banjir
adalah berair banyak dan juga deras, kadang-kadang meluap. Hal itu dapat terjadi
sebab jumlah air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah aliran air lainnya yang
melebihi kapasitas normal akibat adanya akumulasi air hujan atau pemampatan
negatif. Hal ini karena banjir selalu berkaitan dengan hal-hal yang merugikan
sehingga dapat disebut juga bencana alam. Banjir dapat menyebabkan kerusakan
parah, khususnya pada daerah yang padat penduduk yang berada di bantaran
Pengertian banjir merupakan suatu peristiwa yang terjadi saat aliran air yang
bencana banjir dapat dihindari dengan cara pindah menjauh dari danau, sungai,
atau aliran air lainnya, orang-orang akan tetap menetap serta bekerja dekat daerah-
daerah aliran air tersebut guna mencari nafkah dan juga memanfaatkan biaya
murah. Manusia masih terus menetap di wilayah yang rawan banjir tersebut
merupakan sebuah bukti bahwa nilai menetap di wilayah yang rawan banjir lebih
besar dibandingkan dengan biaya kerusakan akibat bencara banjir periodik. Untuk
lain :
a. Banjir Air
Banjir air merupakan banjir yang sering terjadi. Penyebab banjir air
dikarenakan meluapnya air di danau, sungai, selokan, atau aliran air yang
Biasanya banjir air disebabkan karena hujan yang terjadi secara terus-menerus
sehingga mengakibatkan aliran air tersebut tidak dapat menampung air yang
berlebih.
b. Banjir Bandang
Banjir bandang merupakan banjir yang mengangkut air dan juga lumpur.
biasa, hal ini karena akan sulit untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang
pegunungan tersebut seolah longsor karena adanya air hujan yang ikut
terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir tersebut dapat
lumpur tersebut keluar dari dalam bumi sehingga dapat menggenangi daratan.
berbahaya.
Banjir rob merupakan banjir yang disebabkan karena pasang air laut.
Banjir rob pada umumnya melanda kota muara baru di jakarta. Pasang air laut
pada umumnya akan menahan air sungai yang menumpuk, hingga dapat
e. Banjir Cileunang
banjir cileunang ialah suatu banjir yang mirip dengan banjir air akan tetapi
banjir tersebut dikarenakan hujan yang sangatlah deras dan mempunyai debit
air yang banyak. Terjadinya banjir ini sangatlah cepat, hal ini karena hujan
yang terjadi sangatlah deras sehingga dapat terjadi dalam waktu cepat.
f. Banjir Lahar
gunung berapi masih aktif saat yang meletus atau mengalami erupsi. Dari
proses erupsi tersebut, gunung akan mengeluarkan lahar dingin yang dapat
menyebar ke lingkungan di sekitarnya. Air yang ada dalam sungai atau danau
Saat bencana banjir terjadi, banyak orang yang kehilangan harta benda.
Bahkan hingga menimbulkan korban jiwa. Oleh sebab itu, alangkah baiknya untuk
mencegah bencana banjir tersebut. Berikut penyebab banjir yang harus Anda
ketahui.
merupakan salah satu penyebab banjir. Hal ini karena, akar pohon memiliki
fungsi untuk menyerap air. Oleh sebab itu, jika banyak pohon yang hilang
Penyebab banjir yang satu ini sudah tidak asing lagi. Sampah yang
lainnya dapat menyumbat aliran air tersebut sehingga dapat meluap dan
kiri kanan bangunan tersebut dapat saja ambles dan kemudian menutup sisi
hal ini karena luapan air yang mengalir dari tempat di dataran tinggi ke rendah
daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan terjadi berlarut-larut dalam
jangka waktu lama, memiliki resiko yang besar untuk terjadi banjir terlebih
yang terkena bencana tersebut, begitu pula dengan banjir. Berikut beberapa akibat
Akibat Banjir :
9) Mahalnya biaya untuk membangun sarana dan prasarana yang rusak akibat
banjir.
10) Terjadi kenaikan harga, hal ini karena bahan makanan yang menjadi langka.
1) Menata daerah aliran-aliran air seperti sungai, danau, dan lain sebagainya sesuai
dengan fungsinya.
Sejak zaman nenek moyang dulu pembuatan batu bata telah ada
walaupun secara manual, dari situlah para warga mulai pempelajari dan
mengetahui tata cara pembuatan batu bata, mulai dari pencarian bahan sampai
bata adalah tanah liat yang mempunyai susunan tanah yang sangat kuat.
Batu bata merupakan salah satu bahan dasar dalam membuat tembok
rumah atau bangunan lain yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Siapapun tahu tentang batu bata meskipun bukan pekerja bangunan. Batu
bata sangat akrab dengan kehidupan kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk
dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran
yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap
resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang
digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita
dapat.
serta media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula
memiliki grid yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga
berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita
mengguakan kuda-kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata
memiliki daya serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman.
Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik
sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting
dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran
yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap
resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang
digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita
dapat.
Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah
dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di
sekitar kita. Itulah salah satu penyebab, batu bata mudah didapatkan.
Adakalanya, kita melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya
berbeda.
diterapkan. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan batu bata :
Alat :
1. Gerobak
2. Sekop
3. Tali boflang
4. Oven(tempat pembakaran)
. Bahan Utama:
1. Tanah liat
2. Sekam padi
3. Air
menjadi bata dengan kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan, tentu saja juga
ada tanah yang bagus tanpa bahan campuran tambahan yang dapat menjadikan
bata bagus. Tanah atau kita sebut tanah liat merupakan unsur utama yang
diantaranya adalah:
a.Pasir
Jika hanya tanah liat yang digunakan dalam proses pembuatanya maka
ukuran yang signifikan, selain itu juga menyebabkan bata melengkung dan
juga retak. Nah karena retak, varisi ukuran yang besar, juga bentuk bata yang
melengkung merupakan salah satu kejelekan bata merah atau kejelekan batu
bata, maka ketika anda mau memilih bata merah hindari kejelekean tadi dan
kalau mau tahu salah sau penyebabnya adalah kurangnya pasir dalam prorses
pembuatan bata. Tetapi perlu diingat bahwa terlalu banyak pasir akan
menyebabkan bata anda menjadi getas dan lemah, ini juga harus dihindari
b.Kapur
dalam jumlah tertentu dimana kapur ini berfungsi untuk membantu pelelehan
kapur ini akan dihasilkan bata dengan kekuatan yang baik dan bata yang
halus. Kapur sebagai campuran dalam membuat bata haruslah berupa serbuk,
jika berupa butiran atau bongkahan yang terjadi adalah ketika pembakaran
kapur akan menjadi kapur tohor (CaO), yang mana kapur tohor ini jika
terkena air akan bereaksi dan mengembang, pengembangan kapur tohor dalam
batu bata kecuali yanah yang mengandung pasir atau kapur. Tanah yang
mengandung pasir atau kapur akan membuat batu bata mudah pecah.
Sedangkan untuk mengetahui tanah itu cocok untuk pembuatan batu bata, maka
hingga rata. Setelah itu diinjak-injak hingga lumat dan buang kerikil maupun
kotorang yang ada. Setelah lumat, tanah direndam selama sehari semalam dan
jangan sampe terkena panas matahri. Jika tanah tersebut tidak merekah, berarti
menyala saat dibakar, maka bahan tersebut sangat baik untuk pembuatan batu
bata.
1. Tahap penghalusan :
wadah yang telah disediakan, sebelum dimasukan wadah tersebut diisi dengan
air terlebih dahulu, selanjutnya tanah dimasukan dan diinjak-injak sampai halus.
2. Tahap percetakan :
panjang 10cm dan Lebar 7cm. Setelah dimasukan kedalam cetakan dan di
corong menggunakan bambu, setelah itu dibagi menjagi tiga bagian dengan cara
Selanjutnya dikeringkan dengan cara menyusun batu bata yang diberi sedikit
jarak agar angin dapat masuk. Proses pengeringan juga bergantung dari cuaca.
3. Tahap Pembakaran :
Pembakaran batu bata berlangsung di oven yang terbuat dari batu bata
kayu yang keras seperti : kayu mangga, kenari, linggua dan kayu yang keras
malam. Apabila tinggi tempat pembakaran kurang dari 4 meter bisa menampung
6000 bata. selanjutnya bata yang telah diuapkan hingga temperatur suhu
naik/tinggi, setelah itu didinginkan dan dikeluarkan melewati pintu Oven yang
berada di samping.
lainnya.
Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982 adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
2. Ukuran standar
Modul M-5a:190x90x65 mm
Modul M-5b:190x140x65 mm
Modul M-6:230x110x55mm
3. Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan
yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini
menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji
4. Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari 50%
permukaan batanya.
I. Pengujian bata
Untuk mengetahui baik buruk dan mutu bata harus dilakukan pengujian sebagai
berikut :
Pengujian ini dilakukan dengan cara bata diambil acak dalam keadaan kering mutlak
kemudian direndam dalam air sampai semua porinya terisi dengan air. Maka
persentase berat air yang terserap dalam bata dibandingkan berat bata adalah indeks
angka serap air pada bata. Bata merah atau batu bata diangap baik jika penyerapan
airnya kurang dari 20%. Sepertinya kalau yang ini harus dilakukan di laboratorium
2. Uji kekerasan
Uji kekerasan bata dilakukan dengan menggoreskan kuku pada permukaan bata, jika
goresan dengan kuku itu menimbulkan bekas goresan maka kekerasan bata anda
kurang baik. Nah yang ini mudah kan bisa anda lakukan sendiri.
4. Uji bunyi
Uji bunyi dilakukan dengan memegang dua bata kemudian memukulkanya satu
dengan yang lainya dengan pukulan tidak terlalu keras. Bata yang baik akan
mengeluarkan bunyi yang nyaring. Uji bunyi ini merupakan salah satu parameter
kekeringan dari batu bata anda. Tentu saja bata akan berbeda jika dalam keadaan
basah, walaupun bata yang baik dia tidak akan mngeluarkan bunyi yang nyaring.
Uji kandungan garam dilakukan dengan cara merendam sebagian tubuh bata kedalam
air, air akan terserap bata sampai ke bagian bata yang tidak direndam. Selama proses
penyerapan air inilah garam-garam yang terkandung bata akan terlarut ke aatas ke
bagian yang tidak direndam air. Nah garam-garam pada bata ini berupa bercak-bercak
putih. Bata dikatakan baik jika bercak-bercak putih yang menutup permukaan bata
kurang dari 50%. Bata dengan kandungan garam yang tinggi secara langsung akan
berpengaruh pada lekatan antara bata dengan mortar pengisi, dimana dengan
terganggunya lekatan antara bata dan mortar pengisi akan menurunkan kualitas bata
anda.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui wawancara dan
yang menjabat sebagai ketua RT. Ada pun data sekunder yang dapat digunakan
sebagai sumber informasi yang diperoleh dari buku-buku atau dokumen tertulis.
Sumber data sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks berisi
A. wawancara
B. Dokumentasi
landasan teoritis berupa pendapat-pendapat sarjana atau ahli hukum dan dari
beberapa referensi buku, yang mana merupakan karya dari para ahli hukum,
serta berbagai karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan objek penelitian.
Analisis data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Pendekatan secara
kualitatif artinya menguraikan data dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun,
logis, tidak tumpang tindih, dan efektif sehingga memudahkan pemahaman dan
interpretasi data. Dalam penelitian ini, analisis data berwujud kegiatan untuk
menjadikan sistematis terhadap objek hasil penelitian dan sumber hukum tertulis,
mempermudah dalam memahami data yang diperoleh dan agar data terstruktur
secara baik, rapi dan sistematis, maka analisis data dilakukan dengan beberapa
(reliabilitas) data yang hendak dianalisis. Tahap pertama ini dilakukan untuk
meneliti kembali data-data yang telah diperoleh dari pihak jl. Perintis
relevansinya dengan data yang lain dengan tujuan apakah data-data tersebut
B. Klasifikasi (Classifying)
sesuai dengan kategori masing-masing. Dalam hal ini peneliti mereduksi data
yang ada dengan cara menyusun dan mengklasifikasikan data yang diperoleh
dari hasil wawancara para informan ke dalam pola tertentu atau permasalahan
kebutuhan penelitian.
C. Verifikasi (Verifying)
validitas data yang telah terkumpul. Verifikasi ini dilakukan dengan cara
D. Analisis(Analyzing)
adalah proses penyederhanaan kata ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan juga mudah untuk diinterpretasikan. Dengan cara memaparkan data yang
sudah diklasifikasikan, kemudian diinterpretasi dengan mengaitkan sumber data
yang ada dan dianalisis sesuai dengan item-item yang dikaji dalam penelitian.
Hasil analisis terhadap pokok- pokok masalah yang dibahas atau dikaji dalam
penelitian.Dalam hal ini analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Tahap pengambilan
kesimpulan dari bahan-bahan penelitian dan sumber data yang diperoleh ini
penelitian dan untuk menjawab apa yang menjadi latar belakang penelitian
Alat :
- Cangkul
- Alat cetak
- Kayu bakar
Bahan :
- Tanah liat
- Abu
- Air
1. Membuat adonan batu bata dengan cara campurkan tanah liat, air dan pasir
dengan takaran 1 ember tanah liat dengan 1/3 ember pasir dari limbah got dan
aduk sampai rata dan tekstur berubah menjadi halus, hasil adonan ini akan
2. Proses pencetakan batu bata, siapkan alas untuk tempat batu bata
diletakkan masukkan adonan ke dalam cetakan batu bata sampai terisi penuh
4. Angkat dan keluarkan batu bata dari cetakan lalu jemur batu bata
coklat
2. siapkan bahan – bahan untuk proses pembakaran yaitu kayu, dan sekem
(jerami)
dibuat
4.2 Pembahasan
Pada proses pelarutan air dengan sabun agar didapatkan busa yang
banyak sebaiknya pemberian airnya tidak terlalu banyak . Pemberian busa disini
bertujuan untuk membentuk pori pada permukaan batu bata dan pemberiannya
pun harus diperhatikan jangan terlalu banyak karena jika terlalu banyak adonan
akan menjadi lembek. Pasir digunakan pada pembuatan ini bertujuan untuk
membentuk kerangka atau bentuk dari batu bata ini sendiri yang telah dicetak.
Pada pembuatannya sendiri jangan terlalu banyak memberi pasir agar bata tidak
lembek dan fungsi dari pasir ini sendiri hanya sebagai pengisi saja. Abu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa ini saya dapat menyimpulkan bahwa bata ringan
konstruksi, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses
pemasangan dinding berlangsung. Batu bata ringan lebih ringan dari batu bata
proses pencetakannya
DAFTAR PUSTAKA