PEMBAHASAN
Gejala klinis yang bisa ditemukan pada pasien dengan pneumotoraks yaitu
sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali sesak dirasakan
mendadak dan makin lama makin berat. Penderita bernapas tersengal, pendek-
pendek, dengan mulut terbuka, nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien.
Nyeri dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih
nyeri pada gerak pernapasan, batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
Pada kasus pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan sesak nafas 3 jam
sebelumnya yang muncul mendadak dan terus menerus serta dirasa semakin
berkurang, batuk-batuk, sianosis serta iktus kordis tergeser ke arah yang sehat.
trakea tergeser ke arah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau tergeser ke arah
Pasien dicurigai tension pneumotoraks apabila hipotensi, takikardi > 135x/menit dan
(128x/menit) dan nafas (33x/menit) gerakan dada yang asimetris, hipersonor pada
perkusi dada kanan, dan menurunnya bunyi nafas pada paru kanan untuk auskultasi,
dalam rongga pleura yang memberikan gambaran bayangan radiolusen yang tanpa
struktur jaringan paru (avascular pattern) dengan batas paru berupa garis
radioopaque tipis berasal dari pleura viseralis. Jika pneumotoraks luas, akan
menekan paru kearah hilus sehingga paru kolaps dan mendorong kearah kontralateral
serta didapatkan pelebaran sela iga. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan adanya
gambaran bayangan radiolusen tanpa struktur jaringan paru dengan adanya pleural
udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi.
Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan tambahan ditujukan terhadap
dengan obstruksi saluran napas diberi antibiotik dan bronkodilator. Istirahat total
untuk menghindari kerja paru yang berat. Pemberian antibiotik profilaksis setelah
komplikasi, seperti emfisema. Pada pasien diberikan tatalaksana bed rest total, dan