Oleh :
Ahmad Rifais
1307105016
A3
D. Prosedur Kerja
Pengamatan fisiologi ternak sapi dilakukan dengan mengukur frekuensi pernafasan
dan suhu rektal. Interval pengukuran dilakukan setiap lima jam sekali.
Suhu Rektal
1. Termometer dinolkan terlebih dahulu dengan cara menghentakkan kebawah termometer
tersebut dengan relatif cukup keras (awas! pada saat menghentakkan termometer tersebut
kebawah termometer harus dipegang kuat-kuat agar tidak jatuh/pecah. Setelah dinolkan,
jangan dipegang ujung putihnya alat).
2. Tenangkan/Jinakkan sapi dengan cara memegang tali hidung-dielus pada bagian leher-
punggung-pinggul.
3. Angkat pangkal ekor bagian bawah dengan tangan kiri, kemudian sentuhkan termometer
medikal/klinis biasa pada anus/dubur sapi. Apabila sapi diam/tenang, kemudian dorong
pelan-pelan termometer seirama dengan kontraksi/membukanya anus/dubur sapi, terus
dorong sampai pada kedalaman 4-9cm, tunggu selama 3 menit.
4. Setelah 3 menit termometer dicabut/dikeluarkan (awas! jangan dipegang ujung putihnya
alat tsb), kemudian dibaca angka skala suhu rektal yang ditunjukkan oleh air raksa pada alat
tersebut
5. Catat data suhu rektal tersebut pada lembar pencatat data yang telah disediakan.
6. Ulangi langkah tersebut di atas dua kali lagi untuk mendapatkan 3 kali data pengukuran
agar data yang diperoleh valid.
7. Bersihkan termometer dengan air dan kapas
Frekuensi Pernafasan
Pengukuran frekuensi pernafasan dilakukan dengan mengamati gerak kembang
kempis dengan menempelkan tangan praktikan di atas hidung sapi perah, setiap tarikan dan
hembusan nafas dihitung satu kali pernafasan. Pengukuran dilakukan selama satu menit.
1. Tenangkan/Jinakkan sapi dengan cara memegang tali hidung-dielus pada bagian kepala-
leher.
2. Tangan kanan memegang tali hidung sapi yang dekat dengan hidung, kemudian
telapak/punggung tangan merasakan hembusan nafas sapi sambil memperhatikan gerakan
rongga dada sapi sebagai kroscek adanya pernafasan.
3. Setelah dirasakan ada hembusan nafas sapi, kemudian mulai menghitung frekuensi
pernafasan sapi selama 1 menit.
4. Catat data frekuensi respirasi pada lembar pencatat data yang telah disediakan.
5. Ulangi langkah tersebut di atas dua kali lagi untuk mendapatkan 3 kali data pengukuran
agar data yang diperoleh valid.Pembahasan.
E. Pembahasan
1. Suhu dan Pernafasan Pagi Hari Pada Ternak Sapi Bali :
Suhu Sapi 1 :
37,1
37.2
37.3
Suhu Sapi 2 :
37,5
37,5
37,5
Pernafasan :
4/15 Detik (Sapi 1)
5/15 Detik (Sapi 2)
2. Suhu dan Pernafasan Siang Hari Pada Ternak Sapi Bali :
Suhu Sapi 1 :
38,6
38,6
38,6
Suhu Sapi 2 :
38,6
38,6
38,6
Pernafasan :
5/15 Detik (Sapi 1)
5/15 Detik (Sapi 2)
3. Suhu dan Pernafasan Sore Hari Pada Ternak Sapi Bali :
Suhu Sapi 1 :
38,6
38,7
38,7
Suhu Sapi 2 :
39,1
39,2
39,2
Pernafasan :
4/15 Detik (Sapi 1)
5/15 Detik (Sapi 2)
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum tentang respirasi dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran
suhu rektal dan frekuensi respirasi pada sapi I didapat hasil rata-rata sebesar 37.2 oC pada
pagi hari, 38.6 oC pada siang hari, 38.7 oC pada sore hari dan frekuensi pernafasan didapat
yaitu sebesar 16 kali/menit pada pagi hari, 20 kali/menit pada siang hari, 16 kali/menit pada
siang hari. Sedangkan pada sapi II didapat hasil rata-rata sebesar 37.5 oC pada pagi hari, 38.6
o
C, 39.2 oC pada sore hari, dan hasil yang didapat pada pengukuran frekuensi respirasi pada
sapi II sebesar 20 kali/menit pada pagi hari, siang hari, dan sore hari. Pada sapi I didapat 37-
38 oC dan pada sapi II sebesar 37-39 oC, sehingga hasil praktikum mengukur suhu rektal yang
didapat masih tergolong normal, karena suhu normal pada sapi dewasa adalah 36-39.1 oC.
sedang pada penghitungan frekuensi respirasi pada sapi I kisaran nilai sebesar 16-20
kali/menit dan sapi II sebesar 20 kali/menit, sehingga masih tergolong normal karena
frekuensi respirasi normal pada sapi dewasa adalah 15-30 kali/menit.