OLEH :
FEBRIYENNI
WISMAI ROSYANI
YULVIKAR RIDHA
RAHMAT YUSRA
i
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan PKL ini telah diperiksa, disetujui untuk diseminarkan dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Program Studi Ilmu Kesehatan Msyarakat STIKes Fort De
Kock Bukittinggi tanggal, April 2018
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetui,
Moderator
_________________
Penguji I
__________________
Penguji II
______________________
iv
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja lapangan (PKL)
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam dari tanggal 26
Maret – 20 April 2018.
Laporan hasil ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan hasil ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada yang terhormat
1. Ibu Hj. Ns, Evi Hasnita, S.pd, M.Kes.
2. Bapak Harisnal, SKM, M.Epid ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
STIKes Fort De Kock Bukitttinggi.
3. Ibu Welly Famelia, SKM, MKM selaku Pembimbing Akademik
4. Ibu Drg.Yuliaty selaku Kepala Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam
5. Ibu. Fitriani, SKM selaku Pembimbing di Puskesmas IV Koto
6. Bapak, Ibu Staf Puskesmas IV Koto
7. Bapak, Ibu, Saudara/i yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
membantu terlaksananya praktek kerja lapangan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dari penulisan laporan hasil ini.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
v
Akhir kata kami berharap semoga laporan hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca serta tim penulis sendiri.
Tim Penyusun
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional
bidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat
kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan
diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu dan mampu
mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembangunan
dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
Salah satu institusi pendidikan yang melahirkan tenaga kesehatan profesional adalah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi, merupakan salah satu
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang berada di kota wisata Bukittinggi. Sebagai
sekolah pendidikan kesehatan, STIKes Ford De Kock telah menghasilkan lulusan-
lulusan terbaik tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan kapasitas dan
keterampilan profesional dibidang kesehatan yang saat ini sudah bekerja diberbagai
penjuru negeri.
Secara alamiah, institusi selalu berusaha mencapai tujuan, memenuhi visi dan misinya
melalui program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang ditengah arus
perubahan lingkungan yang sangat dinamis. Sehubungan dengan dinamika perubahan
lingkungan tersebut, institusi harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap
lingkungan. Adaptasi memastikan institusi tetap dalam koridor pencapaian visi dan
misinya dan terlebih lagi untuk mempertahankan eksistensinya. Pembangunan
kapasitas (capacity building) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghadapi perubahan sesuai dengan tuntutan zaman.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
STIKes Ford De Kock Bukittinggi selalu diarahkan pada keterampilan profesional
melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) untuk menimba ilmu dan pengetahuan serta sebagai ajang aplikasi
1
2
dan penerapan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan yang sebelumnya telah diperoleh
dibangku perkuliahan.
Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa di sebut dengan PKL adalah kegiatan ekstra
kurikuler terstruktur dan merupakan salah satu bentuk implementasi secara sistematis
dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu. Dalam hal ini PKL berupa kegiatan mengabdi di
Puskesmas yang bertujuan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, sikap dan
tindakan manajerial di tingkat Puskesmas.
Oleh karena itu, untuk mengaplikasikan dan menerapkan teori-teori yang dipelajari
dari berbagai mata kuliah dibangku kuliah dapat secara langsung dipraktekkan di
tingkat pelayanan Puskesmas yang berada di Kabupaten/Kota diwilayah Provinsi
Sumatera Barat. Agar dapat diketahui bahwa teori yang dipelajari selama ini sama
dengan yang ditemui didalam prakteknya, sehingga teori tersebut dapat dilaksanakan
dan diterapkan dengan baik.
Untuk memperoleh pengalaman dan perbandingan antara teori dan praktek, maka
mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Fort De Kock
Bukittinggi Program Khusus tahun ajaran 2017/2018 diharuskan menjalani praktek
kerja lapangan di Fasilitas Kesehatan tingkat dasar (Puskesmas) sebagai salah satu
syarat yang harus dipenuhi sebelum menyelesaikan program studinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan ini, diharapkan mahasiswa/i yang
mengikuti kegiatan PKL mampu menganalisis manajemen pelayanan kesehatan
masyarakat di Puskesmas dengan menerapkan ilmu yang telah diperoleh
sebelumnya serta mampu membandingkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di
tingkat dasar (pratama).
3
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan atau kompetensi khusus yang harus dicapai mahasiswa/i dalam PKL
kali ini adalah :
a) Melaksanakan analisa situasi puskesmas
b) Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas
c) Merumuskan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
d) Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
e) Mendapatkan solusi pemecahan maslah pelayanan Puskesmas
f) Menyusun rencana operasional
g) Melaksanakan implementasi pemecahan masalah
h) Melaksanakan evaluasi dan monitoring implementasi pemecahan masalah
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa/i
a) Mengetahui dan memahami informasi tentang gambaran masalah-masalah
kesehatan masyarakat ditingkat Puskesmas tempat pelaksanaan PKL.
b) Mengetahui dan memahami program pokok dan program manajemen kesehatan
di Puskesmas
c) Mendapatkan pengalaman dan ilmu terkait perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi dalam kegiatan-kegiatan manajemen pelayanan kesehatan
masyarakat di Puskesmas.
d) Mengetahui dan memahami Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS).
e) Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan secara langsung
dilapangan.
2. Bagi Puskesmas
a) Dapat menambah masukan ilmu pelayanan kesehatan
b) Dapat menerapkan manajemen pelayanan kesehatan sesuai standar dan peraturan
perundangan terbaru.
4
A. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
B. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah
(Kep.Menkes No : 128/Menkes/SK/I/2014) :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.
5
6
C. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
a) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
b) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
i) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
6. Upaya Pengobatan
a) Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
1) Mendapatkan riwayat penyakit
2) Mengadaan pemeriksaan fisik
3) Mengadaan pemeriksaan laboratorium
4) Membuat diagnosa
b) Melaksanakan tindakan pengobatan
c) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
1) Rujukan diagnostik
2) Rujukan pengobatan/rehabilitasi
3) Rujukan lain
10
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
Gambar. 3.1
Visi Puskesmas IV Koto adalah : IV Koto sehat menuju terwujudnya Agam Sehat.
Misi dari Puskesmas IV Koto adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan dikecamatan IV Koto
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah
Kecamatan IV Koto.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat.
5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat secara alami.
15
Jarak dari ibu kota kecamatan yaitu Balingka lebih kurang 5 Km dan dari ibu kota
Kabupaten yaitu Lubuk Basung lebih kurang 60 Km, dengan kemiringan lahan
berkisar 0 - 45 dengan ketinggian 450 - 1200 m dpl dan suhu udara 18 – 26 celcius.
Wilayah Kecamatan IV Koto dialiri oleh beberapa sungai dan sungai tersebut
dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar aliran sungai untuk mendukung usaha
pertanian dan keperluan sehari-hari. Ditinjau dari batas daerah, maka wilayah kerja
Puskesmas IV Koto mempunyai batas :
Sebelah Utara : Kec.Tilatang Kamang dan Kodya Bukittinggi
Sebelah Selatan : Kec. Malalak
Sebelah Barat : Kec. Matur
Sebelah Timur : Kec. Banuhampu
Dilihat dari segi kondisi alamnya, Kecamatan IV koto merupakan daerah yang
memiliki 1 (satu) gunung yaitu Gunung Singgalang dengan ketinggian 2.877 meter dpl
serta terdapat 1 (satu) lembah, yaitu Ngarai Sianok serta 3 (tiga) sungai yaitu Batang
Sianok, Batang Landia, dan Batang Lurah Panta.
kepala keluarga (KK) adalah sebanyak 8045 KK, dengan rata-rata jiwa per rumah
tangga adalah sebesar 2,99.
Nagari Guguak Tabek Sarojo merupakan nagari yang terpadat jumlah penduduknya,
yaitu dengan kepadatan sekitar 1563 orang/km2 dengan luas wilayah 2,9 km2 dan
jumlah rumah tangganya sebanyak 1160 KK. Sedangkan Nagari Sungai Landia
merupakan nagari yang terjarang penduduknya yaitu dengan kepadatan 117
jiwa/km2 dengan luas wilayah 17,4 km2 dan jumlah rumah tangga nya sebanyak 661
KK.
Dari tabel tersebut, ternyata nagari yang tertinggi porsentase keluarga miskinnya
adalah Nagari Balingka yaitu 12,2 % dari total kepala keluarga yang ada, sedangkan
yang terendah adalah Nagari Sungai Landia, yaitu 2,0 % dari total kepala keluarga
yang ada. Secara keseluruhan di kecamatan, persentase KK miskin adalah sebesar
6,4 % dari 7.500 KK yang ada.
4. Kelahiran
Kelahiran (fertilitas) merupakan salah satu bagian dari parameter demografi yang
memberi pengaruh langsung terhadap pertumbuhan penduduk. Yang dimaksud
dengan kelahiran adalah banyaknya anak yang lahir di wilayah kerja Puskesmas IV
Koto pada akhir tahun 2017 tercatat sebanyak 505 kelahiran hidup.
3. Tenaga Kesehatan
Dalam rangka pelaksanaan berbagai program pembangunan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas IV Koto, maka SDM Puskesmas IV Koto didukung oleh 41 orang
tenaga dengan berbagai latar belakang pendidikan baik kesehatan maupun non
kesehatan, yang terdiri dari tenaga PNS/CPNS, PTT, dan honor daerah.
Berdasarkan data diatas, jelas terlihat posisi tenaga kesehatan dan non kesehatan
sebagai berikut:
a) Terdapat 41 orang tenaga di lingkungan Puskesmas IV Koto termasuk bidan di
Pustu dan Polindes;
b) Khusus Tenaga Bidan untuk Pustu/polindes di jorong, masih menjadi prioritas
dimana masih adanya bidan yang bertanggung jawab untuk 2 jorong.
19
Pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 lebih
ditekankan kepada upaya promotif dan preventif yang dipadukan secara seimbang
dengan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan kesehatan tersebut selama Tahun 2017, dapat dilihat sebagai berikut:
Penyebab kematian neonatus dan bayi pada tahun 2017 tersebut diatas,
disebabkan oleh 1 Pre Exlamsi, 1 KPD, 1 Ibu demam dan 1 Sepsis + Trachea
Melese
Dari grafik diatas, bahwa pada tahun 2017 ditemui 1 kematian ibu bersalin dan 1
kematian ibu hamil atau kematian ibu nifas.
5) Kasus dan Angka Kesakitan penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi ( PD31)
Perkembangan jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi selama tahun 2016-2017, berdasarkan hasil
pemantauan dan surveilance (pengamatan) yang telah dilakukan, tidak
ditemukan kasus-kasus penyakit menular yang membahayakan.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Serta Peningkatan Status Gizi Masyarakat
a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
24
6) Cakupan BBLR yang ditangani selama tahun 2017 adalah sebesar 100 % dan
mencapai target SPM tahun 2017 yaitu 100 %.
Berdasarkan cakupan indikator diatas, maka belum ada yang mencapai target
sampai dengan tahun 2017, sehingga pelaksanaan program dan kegiatan usia
prasekolah dan usia sekolah ini perlu menjadi prioritas penanganannya pada tahun
2017. Untuk lebih jelasnya tingkat perkembangannya dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Dari Cakupan pelayanan peserta KB Aktif tersebut, maka sebesar 83.1 % adalah
yang memakai suntikan, pil sebesar 13.1 % dan IUD sebesar 7,7 %, MOP sebesar
1.1 %, Kondom sebesar 9.8 % . Untuk pelayanan peserta KB yang baru, pemakaian
kontrasepsi terbanyak juga Suntikan yaitu sebesar 86.8 %, yang memakai Pil
27
sebesar 10,3 % dan IUD sebanyak 3.9 %, IMP sebesar 6,1 dan Kondom sebesar 5,8
%.
5. Pelayanan Imunisasi
Sampai akhir tahun 2017, pelaksanaan program dan kegiatan imunisasi termasuk
program prioritas, khususnya dalam rangka upaya pencegahan penyakit infeksi dan
menular. Dari 384 bayi yang ada pada tahun 2017, maka untuk HB O mencapai
91.15 %, BCG 92.97 %, DPT/HB1 sudah mencapai 87,2 %, DPT/HB3 73 %, Polio
4 mencapai 80.8 % dan campak juga sudah mencapai target 71.5
Untuk lebih jelasnya perkembangan cakupan imunisasi bayi dan ibu hamil selama
tahun 2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Dari balita yang ada, maka terdapat 1 orang balita yang mengalami kasus gizi buruk,
sehingga harus mendapatkan pelayanan kesehatannya, dimana cakupan perawatan
balita gizi buruk adalah 100 %. Untuk lebih jelasnya perkembangan tingkat
pencapaian indikator pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita serta
pelayanan gizi masyarakat selama tahun 2016 – 2017 dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
29
Dari grafik perkembangan diatas, maka sampai dengan tahun 2017, 3 (tiga)
indikator yang tetap mencapai target SPM, yaitu cakupan Bayi BGM yang mendapat
MP-ASI dan cakupan Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan.
Cakupan Ibu Hamil (Bumil) yang mendapatkan distribusi tablet Fe-1 selama tahun
2017 adalah sebanya 73.23 %, Cakupan ini mengalami penurunan dari tahun 2016,
dimana Fe-1 sebesar 84.17 %, dan cakupan Fe-3 sebanyak 71 % mengalami
penurunan dari tahun 2016 yaitu Fe-3 sebesar 77.09 %.
Dari 992 KK miskin tersebut, maka sebanyak 1 orang merupakan bayi (0-11 bulan)
yang merupakan kasus gizi buruk (BGM) dan semuanya telah mendapat bantuan
MP-ASI (100 %). Cakupan ini sudah mencapai target SPM yang telah ditetapkan
yaitu juga 100 %.
10. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Termasuk Penyediaan Kebutuhan Obat
Pelayanan Kesehatan Dasar
Akses dan mutu pelayanan kesehatan selama tahun 2017 ini juga ditentukan oleh
beberapa indikator, yaitu cakupan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas) melalui kunjungan rawat jalan, dan cakupan pelayanan kesehatan jiwa
termasuk ketersediaan kebutuhan obat-obatan untuk pelayanan kesehatan dasar
masyarakat.
32
Cakupan kunjungan rawat jalan selama tahun 2017 adalah sebanyak 17063
kunjungan. Hal ini berarti masyarakat sudah memahami dan mengetahui serta
menyadari bahwa sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan IV Koto
dapat membantu dan meringankan masalah kesehatannya.
Persentase pemakaian Obat Generik Berlogo (OGB) dalam persediaan obat juga
merupakan salah satu indikator peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas IV Koto, dimana selama Tahun 2017 penulisan resep obat generik adalah
sebanyak 17.053 resep. Puskesmas IV Koto juga sudah mempunyai laboratorium
beserta tenaga analisnya.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah melalui program UKGS, dimana
jumlah murid SD yang dilakukan pemeriksaan adalah sebanyak 895 anak dan
cakupan ini peningkatan dari tahun 2016. Sedangkan dari hasil pemeriksaan tersebut
yang perlu mendapatkan perawatan adalah sebanyak 441 orang. Jumlah murid SD
yang mendapat perawatan kesehatan giginya tidak ada. Cakupan hasil perawatan
kesehatan gigi dan mulut ini menandakan bahwa masih perlunya peningkatan
pelayanan kesehatan kesehatan gigi dan mulut anak SD disekolah-sekolah.
Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 adalah sebesar 3485 rumah tangga (86.0 %)
yang dilakukan pemantauan. Cakupan ini mengalami penurunan dari tahun 2016
yaitu sebesar (61.8 %). Penurunan tingkat PHBS masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 ini, disebabkan terus meningkatnya jumlah
rumah tangga yang dilakukan pemeriksaan dan pemantauan yaitu dari 740 KK pada
tahun 2017.
Dalam hal pencegahan DBD dan Malaria serta penyakit yang bersumber (vektor)
nyamuk, maka selama tahun 2017 dari 5489 rumah yang ada, sebanyak 200
dilakukan pemeriksaan . Cakupan ini juga mengalami peningkatan, karena dari hasil
pemeriksaan rumah/bangunan yang bebas jentik adalah sebanyak 119 rumah (100
%) dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 66,57 %.
35
Dokter Umum selama tahun 2016-2017 berjumlah 2 orang dan 1 orang Dokter
menempati rumah dinas medis di lingkungan Puskesmas IV Koto;
a) Dokter Gigi selama tahun 2016-2017 berjumlah 1 orang;
b) Asisten Apoteker selama tahun 2016-2017 berjumlah 1 orang;
c) Tenaga Bidan selama tahun 2016-2017 berjumlah 21 orang;
d) Tenaga Perawat selama tahun 2016-2017 berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2
orang perempuan dan 2 orang laki-laki;
e) Tenaga Ahli Gizi telah ada 1 orang di Puskesmas IV Koto pada tahun 2017;
f) Tenaga Sanitarian / Kesling berjumlah 1 orang;
g) Tenaga Analis Kesehatan berjumlah 1 orang;
h) Tenaga Kesehatan Masyarakat selama tahun 2016-2017 berjumlah 2 orang;
Berdasarkan data diatas, dapat lebih disimpulkan bahwa tenaga kesehatan seperti
perawat belum bertambah sedangkan tenaga ini masih dibutuhkan karena dalam
kedinasan perawat yang ada juga melakukan tugas lain .
Profil UKBM di Puskesmas IV Koto tahun 2017, sesuai dengan indikator SPM adalah
jumlah Nagari siaga aktif yang dibentuk dan dikembangkan, Polindes dan kemandirian
posyandu.
Selama tahun 2017, maka sudah terbentuk dan dikembangkannya sebanyak 24 Jorong
dalam 7 Nagari Siaga di wilayah kerja Puskesmas IV Koto. Kondisi ini meningkat pada
tahun 2017.
38
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
2. Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan Prakek Kerja Lapangan manajemen layanan kesehatan
kali ini adalah di Puskesma IV Koto Kabupaten Agam yang berada di Jorong
Guguak Randah Nagari Guguak Tabek Sarojo.
B. Kegiatan
1. Kegiatan terjadwal
Adapun uraian pelaksanaan kegiatan terjadwal sesuai dengan rentang waktu
pelaksanaan PKL kami tuangkan dalam Plan Of Action yang menyesuaikan dengan
Buku Panduan Praktek Kerja Lapangan manajemen layanan kesehatan Puskesmas.
Plan Of action sebagaimana kami lampirkan pada Tabel. 4.2.
Kemudian setelah semua data dapat terkumpul dan dapat dianalisa, maka kemudian
dilakukanlah scoring untuk memprioritaskan masalah yang ada. Sehingga
didapatkan masalah-masalah utama yang akan dicarikan pemecahan masalah atau
jalan keluarnya.
39
40
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data Primer dan Sekunder serta
data dari informasi manajemen puskesmas. Data primer didapatkan dari metode
observasi langsung, wawancara dan perbandingan program kerja dengan pencapaian
Puskesmas secara umum. Sementara data sekunder diperoleh dari laporan pencapaian
Puskesmas untuk tahun 2017.
Data yang didapatkan akan di cross check ulang dan dicocokan dengan observasi dan
laporan tahunan Puskesmas, kemudian di tabulasi guna kemudahan dalam
mengidentifikasi permasalahan yang kemungkinan timbul.
42
E. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil analisis dan pengumpulan data yang dilakukan oleh kelompok pada
Minggu II PKL pada masing-masing program layanan Puskesmas, maka dipilih
beberapa masalah yang akan ditinjau dan diidentifikasi, antara lain :
berdasarkan nilai yang telah ditetapkan dari pusat. Sedangkan ketersediaan keluarga
yang memiliki akses terhadap penyediaan air bersih selama tahun 2016 dari 5489
KK (rumah tangga) yang ada, sebanyak 1824 KK diperiksa (77.9 %) yang terdiri
dari, Ledeng/perpipaan 1824 KK.
e) Tenaga Perawat selama tahun 2016-2017 berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2
orang perempuan dan 2 orang laki-laki;
f) Tenaga Ahli Gizi telah ada 1 orang di Puskesmas IV Koto pada tahun 2017;
g) Tenaga Sanitarian / Kesling berjumlah 1 orang.
h) Tenaga Analis Kesehatan berjumlah 1 orang.
i) Tenaga Kesehatan Masyarakat selama tahun 2016-2017 berjumlah 2 orang.
Berdasarkan data diatas, dapat lebih disimpulkan bahwa tenaga kesehatan seperti
perawat belum bertambah sedangkan tenaga ini masih dibutuhkan karena dalam
kedinasan perawat yang ada juga melakukan tugas lain .
Oleh sebab itu, setelah identifikasi masalah dilaksanakan dengan melibatkan SDM
Puskesmas dan pemegang program, disepakatilah beberapa hal yang terpilih dalam
identifikasi masalah yang akan dijadikan prioritas masalah dan dicarikan pemecahan
masalah. Adapun identifikasi masalah tersebut adalah :
a) Pemberdayaan Masyarakat Termasuk Penyuluhan Kesehatan Napza masih belum
efektif ditandai dengan masih tingginya pengguna Napza diwilayah kerja
Puskesmas IV Koto.
b) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penurunan tingkat PHBS
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama tahun 2017 ini,
disebabkan terus meningkatnya jumlah rumah tangga yang dilakukan
pemeriksaan dan pemantauan yaitu dari 740 KK pada tahun 2017.
c) Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat, Permasalahan sanitasi dan
kesehatan lingkungan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto selama
tahun 2017 masih belum dapat diselesaikan secara tuntas dan membutuhkan
waktu dan perencanaan secara berkala dan koordinasi yang baik dengan lintas
sektoral.
d) Ratio Ketersediaan Tenaga Kesehatan (SDM) masih dibutuhkannya tambahan
tenaga Perawat profesional untuk mendukung pencapaian program kerja
Puskesmas IV Koto kedepannya.
47
F. Prioritas Masalah
Dari kegiatan pengidentifikasian masalah yang telah dilakukan bersama dengan
Puskesmas diatas, tentunya tidak semua masalah yang teridentifikasi dapat dipecahkan
sekaligus. Hal ini disebabkan kompleksnya masalah dan terbatasnya sumber daya yang
tersedia, termasuk keterbatasan kapasitas kelompok dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Untuk itu dilakukanlah pemilahan dan pemilihan masalah crusial yang
dianggap penting untuk diatasi dan dijadikan sebagai prioritas pemecahan masalah
nantinya.
Angka skor yang digunakan dalam metode ini sesuai kesepakatan kelompok adalah
rentang 1 – 5 dan besaran bobot adalah 1 – 5. Dari identifikasi masalah yang diperoleh
di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam, pada saat diskusi dan curah pendapat seluruh
kelompok dengan pembimbing klinis dilapangan maka diberikan skor terhadap 4
(empat) masalah yang dirasa memungkinkan untuk dilakukan intervensi pemecahan
masalah.
Adapun keterangan dari pembobotan yang kelompok lakukan terkait kriteria dalam
metode MCUA adalah sebagai beikut :
5 : kriteria sangat mempengaruhi
4 : kriteria mempengaruhi
3 : kriteria agak mempengaruhi
2 : kriteria kurang mempengaruhi
1 : kriteria tidak mempengaruhi
48
Tabel 4.2
Penentuan Prioritas Masalah menggunakan metode MCUA
Pemberdayaan
Peningkatan Keadaan
Masyarakat Ratio Ketersediaan
Perilaku Hidup Sanitasi dan
Bob Termasuk Tenaga Kesehatan
No Kriteria Masalah Bersih dan Sehat Lingkungan
ot Penyuluhan (SDM)
(PHBS) Masyarakat
Kesehatan Napza
Adapun alasan dan pertimbangan kelompok menetapkan masalah Keadaan Sanitasi dan
Lingkungan Masyarakat sebagai prioritas masalah adalah karena :
a) Dari segi besarnya masalah, persentase keadaan sanitasi dan lingkungan
masyarakat di beberapa nagari masih belum sehat berada pada urutan 4 (empat).
b) Dari segi besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh keadaan sanitasi dan
lingkungan masyarakat berdampak besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.
c) Dari segi ketersediaan dana dan waktu, masalah keadaan sanitasi dan lingkungan
masyarakat merupakan masalah yang memungkinkan untuk diintervensi
mengingat keterbatasan dana dan waktu yang dimiliki masyarakat.
d) Dari segi kemungkinan pemecahan masalah keadaan sanitasi dan lingkungan
masyarakat ternyata program-program sanitasi dan lingkungan bisa dijalankan
dan dilakukan oleh puskesmas IV Koto melalui dana pemerintah dan dapat
bekerjasama dengan lintas sektoral lainnya.
Oleh karena itu, dari 4 (empat) masalah dalam tabel MCUA di atas masalah keadaan
sanitasi dan lingkungan masyarakat merupakan masalah yang memungkinkan untuk
diintervensi oleh kelompok jika ditinjau dari ketersediaan dana melalui program
sanitasi puskesmas serta adanya dukungan penuh dari lintas sektoral dan masyarakat.
Untuk mencari penyebab akar masalah buruknya keadaan sanitasi dan lingkungan
masyarakat serta mencarikan alternatif solusi maka kelompok melakukan pembuatan
pohon masalah yang berguna untuk penjabaran keadaan sanitasi dan lingkungan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam.
51
Gambar 4.2
Pohon Masalah Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat
Perilaku/kebiasaan Kurangnya media Kurangnya sarana Terbatasnya sarana Rendahnya tingkat Keterbatasan dana
masyarakat BAB informasi kepada yang dimiliki air bersih pendapatan untuk kegiatan
masyarakat terkait masyarakat masyarakat promosi dan
jamban sehat pengadaan jamban
Kurangnya Topografi daerah
kesadaran Tidak adanya dana yang Masyarakat
masyarakat Keterbatasan SDM untuk membuat bergelombang dan banyak bekerja Sedikitnya inisiasi
Kesling jamban berngarai curam sebagai petani, pembuatan dan
Budaya dan pedagang dan pemberian jamban
kebiasaan buruh
Terbatasnya Kurangnya Tidak adanya dana
masyarakat BAB
pendanaan untuk pemahaman untuk membuat
sembarangan
membuat media tentang pentingnya jamban Bervariasinya Sedikitnya alokasi
informasi dan Jamban pendapatan anggaran dari
promosi masyarakat pemerintah
Dari pohon masalah diatas terlihat beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya
angka kepemilikan jamban sehat diwilayah kerja Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam
tahun 2018. Berdasarkan hasil curah pendapat dan diskusi dengan pembimbing klinik
dilapangan, pembimbing akademik, pemegang program serta wawancara dengan
beberapa masyarakat maka faktor-faktor penyebab tersebut yang menjadi penyebab
utama adalah dari segi Perilaku/kebiasaan masyarakat BAB yang masih membuang
hajat di sungai, kolam dan dalam kebun serta dari segi Rendahnya tingkat pendapatan
masyarakat yang berakibat tidak adanya kemampuan masyarakat secara swadaya
dalam pembuatan dan pembangunan jamban yang sehat.
Penyebab lain berupa Kurangnya media informasi kepada masyarakat terkait jamban
sehat sehingga membuat masyarakat kuran mendapatkan Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan terkait informasi tentang standar jamban yang sehat. Kurangnya sarana yang
dimiliki masyarakat termasuk dukungan keuangan yang mumpuni disebabkan
bervariasinya tingkat pendapatan masyarakat yang tergolong menegah – rendah dengan
mayoritas perekonomian sebagai petani dan buruh.
Selain itu, sedikitnya alokasi anggaran yang dianggarkan oleh pemerintah untuk
pembuatan jamban sehat ini juga sangat berpengaruh terhadap keadaan sanitasi dan
lingkungan masyarakat, sehingga inisiasi pembuatan jamban sehat ditingkat desa
menjadi hal yang terabaikan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah kelompok pilih dalam pemecahan masalah pada
tanggal 09 April 2018, sebagai berikut :
a) Kegiatan Pemicuan dan advokasi kepada masyarakat terkait peningkatan
kesadaran, pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap jamban sehat.
b) Kegiatan promosi kesehatan dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat untuk
merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat buang hajat sembarangan.
c) Advokasi kepada pemegang program kesehatan dan lingkungan Puskesmas IV
Koto untuk melakukan pengadaan dan pemberian program jamban sehat kepada
masyarakat yang membutuhkan.
d) Kegiatan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang syarat-syarat
jamban sehat penyakit yang diakibatkan BAB sembarangan.
Kegiatan yang dilakukan terutama pemecahan dan solusi dari prioritas masalah yang
terdata dan telah dianalisa diharapkan dapat diterima dan diterapkan pada layanan
kesehatan Puskesmas.
I. Perencanaan Operasional
Secara umum perencanaan operasional adalah sebuah usaha pengelolaan secara
maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari sumber daya
manusia (SDM), mesin, peralatan (tools), bahan mentah (raw material), dan faktor
produksi lainnya dalam proses mengubahnya menjadi beragam produk barang atau
jasa.
Berikut perencanaan operasional dan planning of action (POA) dari masalah kesehatan
sanitasi dan lingkungan masyarakat khususnya tentang jamban sehat :
55
Tabel 4.3
Planning Of Action
Perencanaan Operasional permasalahan Kesehatan Sanitasi dan Lingkungan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada mulai tanggal 09 sampai dengan tanggal 13
April 2018. Kegiatan ini beberapa menggunakan sumber dana dari iuran kelompok dan beberapa memang sudah ada anggaran dalam
kegiatan program kesehatan lingkungan di Puskesmas IV Koto yang bersumber dari dana Kemenkes Pusat untuk melaksanakan program
jamban sehat.
Dalam pelaksanaan dilapangan, kelompok banyak dibantu oleh pemegang program kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan
Puskesmas IV Koto, Danramil Kecamatan IV Koto, Wali Nagari dan Wali Jorong serta antusias dari masyarakat yang tinggi.
59
Pelaksanaan kegiatan mengacu kepada jadwal dan POA yang telah disepakati bersama
dan pada saat pelaporan kegiatan ini dibuat, beberapa pelaksanaan kegiatan sudah
dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan kerangka waktu yang telah di rencanakan
pada POA.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
Sesuai dengan tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Layanan
Kesehatan di Puskesmas IV Koto, maka setelah melakukan analisa situasi dan
pengumpulan data sistem manajemen layanan dan pencapaian program unggulan di
Puskesmas IV Koto pada tahun 2017, dari 14 (empat belas ) layanan kesehatan
unggulan di Puskesmas IV Koto hanya 4 (empat) program layanan unggulan yang
kelompok jadikan bahan pengamatan.
Berdasarkan hasil kegiatan Problem Solving Cycle mulai dari pengumpulan data dasar
sampai analisis masalah di Puskesmas IV Koto Kabuten Agam maka didapatkan
beberapa masalah manajemen pelayanan kesehatan yang menonjol antara lain ;
Keadaan Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat yang masih minim, kurangnya upaya
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sedikitnya kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat termasuk Penyuluhan Kesehatan Napza dan masih
kurangnya Ratio Ketersediaan Tenaga Kesehatan (SDM) di Puskesmas IV Koto.
Dengan menggunakan metode MCUA dan skala prioritas maka didapatkanlah Keadaan
Sanitasi dan Lingkungan Masyarakat yang masih kurang dalam kepemilikan jamban
sehat di beberapa nagari di wilayah kerja Puskesmas IV Koto, masyarakat masih
banyak memanfaatkan sungai, kolam dan ladang untuk membuang hajatnya.
Kotoran yang dibuang ke kolam akan langsung dimakan oleh ikan yang ada dalam
kolam tersebut, kotoran yang dibuang ke sungai akan hanyut dibawa oleh arus air yang
kemungkinan air tersebut digunakan oleh masyarakat di hilir daerah aliran sungai,
sehingga masyarakat yang berada di hilir sungai akan terkontaminasi. Selain itu
masyarakat yang buang hajat di ladang dan sembarangan dengan sistem memasukkan
BAB kedalam kantong kresek juga akan merusak estetika atau keindahan disekitar
lingkungan serta dapat menimbulkan bau tidak sedap dan sampah BAB yang dilarikan
oleh hewan.
60
61
Adapun kegiatan yang tercapai dan dapat dilaksanakan oleh mahasiswa/i PKL
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam sebagai hasil
kegiatan implementasi alternatif pemecahan masalah yang telah kelompok laksanakan
bersama-sama dengan berbagai pihak terkait masalah yang ditimbulkan kesehatan
sanitasi dan lingkungan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto Kabupaten
Agam, bulan April tahun 2018, antara lain :
Hasil dari kegiatan ini salah satunya kesediaan masyarakat yang belum
mempunyai jamban untuk diberikan fasilitas jamban sehat oleh pemegang
program kesehatan lingkungan yang bersumber dari dana Kemenkes pusat untuk
tahun 2018.
b) Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan dan edukasi perilaku hidup bersih dan
sehat untuk merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat buang hajat
sembarangan yang terlaksana pada hari Rabu, 11 April 2018 di Jorong
Pahambatan Nagari Balingka dan pada hari Kamis, 12 April 2018 di Jorong
Piambek Nagari Koto Panjang.
Kegiatan ini terlaksana pada hari Kamis, 12 April 2018 di Jorong Piambek
Nagari Koto Panjang. Adapun komposisi bantuan jamban sehat yang di salurkan
antara lain ; Kloset Jongkok, Pipa Paralon dan Semen 2 (dua) sag untuk masing-
masing KK, jumlah KK yang mendapatkan program jamban sehat di Jorong
Piambek adalah : KK
B. Pembahasan
Puskesmas IV Koto terus berusaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat dalam rangka
mencapai Visinya “IV Koto Sehat Menuju Agam Sehat ”. Namun demikian, keadaan
sosial ekonomi masyarakat sampai saat ini masih berpengaruh terhadap peningkatan
derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV Koto.
Secara pencapaian program dan kegiatan di Puskesmas IV koto terjadi penurunan dan
peningkatan, dimana program sanitasi dan lingkungan masyarakat mengalami
penurunan, sedangkan program gizi, program KIA, P2P program promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat serta imunisasi mengalami peningkatan.
C. Evaluasi
1. Evaluasi Perencanaan
a) Penyuluhan dapat dihadiri oleh peserta sesuai rencana dan target peserta
b) Tempat, media serta alat-alat untuk penyuluhan tersedia sesuai dengan rencana
c) Antusias peserta penyuluhan tinggi ditandai dengan membludaknya kehadiran
peserta penyuluhan
64
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dapat tercapai dengan waktu yang direncanakan
b) Tempat, media serta peralatan tersedia sesuai dengan yang diharapkan
c) Peserta berperan dan berpartisipasi aktif selama kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan intervensi dan implementasi dilaksanakan pada minggu ke 3 sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan dengan jumlah undangan dan peserta
sebagaimana kami lampirkan diakhir laporan ini.
b) Kegiatan harian efektifnya dimulai pada jam 10.00 – 12.00 atau jam 14.00 –
16.00 WIB setiap hari pelaksanaan kegiatan.
c) Dari hasil beberapa kegiatan yang telah dilakukan, beberapa masyarakat sudah
membuang hajatnya melalui jamban sehat sesuai dengan yang diharapkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat selalu diprioritaskan agar tingkat
kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan semakin tinggi,
walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
2. Secara pencapaian program dan kegiatan di Puskesmas IV koto terjadi penurunan
dan peningkatan, dimana program sanitasi dan lingkungan masyarakat mengalami
penurunan, sedangkan program gizi, program KIA, P2P program promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta imunisasi mengalami peningkatan.
3. Puskesmas IV Koto terus berusaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat
dalam rangka mencapai Visinya “IV Koto Sehat Menuju Agam Sehat ”. Namun
demikian, keadaan sosial ekonomi masyarakat sampai saat ini masih berpengaruh
terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas IV
Koto
4.
65
66
B. Saran
67