Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

“KEPEMIMPINAN”

Disusun oleh :

1. Winda Islamiati (7211417037)


2. Anika Anggini (7211417040)
3. M. Adlan Ardiansyah (7211417098)
4. Tesa Fitriana Dewi (7211417184)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang menjelaskan bab “Kepemimpinan” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang menunjang. Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Walaupun
demikian, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini meskipun
sangat sederhana.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada
umunya. Sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat positif dan membangun dari pembaca, guna penulisan makalah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Semarang, 22 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan................................................................................. 3
B. Teori Sifat........................................................................................ 3
C. Teori-teori Mengenai Perilaku........................................................ 3
D. Teori Kontingensi........................................................................... 4
E. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota.............................................. 5
F. Kepemimpinan Karismatik dan Transformasional.......................... 5
G. Kepemimpinan yang Autentik........................................................ 5
H. Pendampingan................................................................................. 6
I. Tantangan bagi Membangun kepemimpinan.................................. 6
J. Menemukan dan Menciptakan Para Pemimpin yang Efektif......... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk memengaruhi
suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan. Sumber dari
pengaaruh ini dapat secara formaal, seperti yang dilakukan dengan peringkat, manajerial
di dalam organisasi. Tetapi tidak semua pemimpin adalah para manajer, demikian pula
tidak semua manajer adalah para pemimpin. Hanya karena organisasi memberikan para
manajernya hak-hak formal tertentu, tidak memberikan jaminan bahwa mereka akan
memimpin secara efektif. Kepemimpinan yang tidak dikenakan sanksi-kemampuan untuk
memengaruhi yang muncul di luar struktur formal organisasi-sering kali sama penting
atau lebih penting daripada pengaruh secara formal. Para pemimpin dapat muncul dari
dalam kelompok maupun dengan penunjukan secara resmi.
Organisasi memberikan kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang kuat
untuk efektivitas yang optimal. Kita memerlukan para pemimpin untuk menantang status
quo, menciptakan visi masa depan dan menginspirasi para anggota organisasi untuk
mencapai visi. Kita juga memerlukan para manajer untuk merumuskan rencana yang
terperinci, menciptakan struktur organisasi yang efisien dan mengawasi kegiatan
operasional sehari-sehari.
Oleh karena itu, kami akan membahas kepemimpinan secara lebih mendalam
makalah ini agar kita dapat mengetahui perbedaan kepemimpinan dengan manajemen,
teori-teori yang ada serta bagaimana rumusan rencana yang dapat menciptakan struktur
organisasi yang efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kepemimpinan??
2. Apa yang dimaksud teori sifat?
3. Apa maksud dari teori-teori mengenai perilaku?
4. Apa maksud dari teori kontingensi?
5. Apa maksud dari teori pertukaran pemimpin-anggota?
1
6. Apa perbedaan kepemimpinan karismatik dengan transformasional?
7. Bagaimanakah kepemimpinan yang autentik?
8. Apa yang dimaksud dengan pendampingan?
9. Apa saja tantangan bagi membangun kepemimpinan?
10. Bagaimana cara menemukan dan menciptakan para pemimpin yang efektif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud teori sifat.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari teori-teori mengenai perilaku.
4. Untuk mengetahuiapa yang dimaksud teori kontingensi.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud teori pertukaran pemimpin-anggota.
6. Untuk mengetahui perbedaan kepemimpinan karismatik dengan transformasional.
7. Untuk mengetahui bagaimana kepempinan yang autentik.
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendampingan.
9. Untuk mengetahui apa saja tantangan bagi membangun kepemimpinan.
10. Untuk mengetahui bagaimana cara menemukan dan menciptakan para pemimpin
yang efektif.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah informasi tentang apa yang dimaksud kepemimpinan.
2. Menambah informasi tentang apa yang dimaksud teori sifat
3. Menambah informasi tentang apa yang dimaksud teori-teori mengenai perilaku.
4. Menambah informasi tentang apa yang dimaksud teori kontingensi.
5. Menambah informasi tentang apa yang dimaksud teori pertukaran pemimpin-anggota.
6. Mengetahui perbedaan kepemimpinan karismatik dengan transformasional.
7. Mengetahui bagaimana kepemimpinan yang autentik.
8. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendampingan.
9. Mengetahui apa saja tantangan bagi membangun kepemimpinan.
10. Mengetahui bagaimana cara menemukan dan menciptakan para pemimpin yang
efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok menuju


pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan.

B. Teori Sifat
Teori sifat merupakan teori-teori yang mempertimbangkan kualitas dan
karakteristik personel yang mendiferensiasikan para pemimpin dari yang bukan para
pemimpin. Teori sifat berfokus pada kualitas dan karakteristik personal. Pencarian atas
kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan seorang pemimpin dengan
yang bukan pemimpin menjadi tahap awal dalam riset kepemimpinan.
C. Teori-teori Mengenai Perilaku
Teori mengenai perilaku kepemimpinan ialah teori-teori yang mengusulkan
perilaku spesifik yang mendiferensiasikan para pemimpin dari bukan para pemimpin.
Dimulai dari ribuan dimensi, studi-studi mempersempit daftar menjadi dua yang pada
dasarnya sangat diperhitungkan sebagai perilaku kepemimpinan oleh para karyawan yaitu
memprakarsai struktur dan keramahan. Memprakarsai struktur adalah sampai sejauh
mana seorang pemimpin akan mendefinisikan serta menstrukturisasi peranan dan para
pekerjanya dalam pencapaian tujuan. Sedangkan keramahan ialah sampai sejauh mana
hubungan pekerjaan seseorang dicirkan oleh rasa saling percaya, menghormati gagasan
dari para pekerja, dan menghargai perasaan mereka.
Grup Michigan juga mengidentifikasikan dua tipe perilaku, yaitu :
1. Pemimpin yang berorientasi pada pekerja adalah seorang pemimpin yang
menekankan hubungan interpersonal, menempatkan kepentingan pribadinya
dalam kebutuhan dari para karyawan dan menrima perbedaan individual
antara para anggota.
2. Pemimpin yang berorientasi pada produksi adalah seorang pemimpin yang
menekankan pada aspek teknis atau tugas dari pekerjaan.

3
D. Teori Kontingensi
Model kontingensi fiedler merupakan teori yang menyatakan bahwa kelompok
efektif bergantung pada kecocokan yang tepat di antara gaya kepemimpinan dalam
berinteraksi dengan para bawahan dan seberapa besar situasi memberikan kendali dan
pengaruh kepada pemimpin. Fiedler meyakini sebuah faktor kunci dalam keberhasilan
kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan dasar individu. Dia menciptakan kuesioner
rekan kerja yang paling tidak disukai untuk mengidentifikasi gaya tersebut dengan
mengukur apakah seseorang berorientasi pada tugas atau hubungan.

Fiedler juga mengidentifikasi tiga dimensi kontingensi atau kosntitusional, yaitu :

1. Hubungan pemimpin-anggota adalah derajat kepercayaan diri, kepercayaan


dan menghormati yang mana para anggota miliki dalam diri pemimpin
mereka.
2. Struktur tugas adalah keadaan dimana penugasan pekerjaan dibuatkan
prosedur.
3. Kekuatan posisi adalah derajat dari pengaruh seorang pemimpin yang
memiliki variabel kekuatan yang lebih.

Teori-teori kontingensi lainnya :

1. Teori kepemimpinan situasional yaitu teori kontingensi menitikberatkan pada


kesiapan diri para pengikutnya.
2. Teori jalur-tujuan adalah teori yang menyatakan bahwa merupakan tugasa dari
pemimpin untuk membantu para pengikut dalam memperoleh tujuan-tujuan
mereka dan untuk menyediakan pengarahan dan atau dukungan untuk
memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka sesuai dengan keseluruhan tujuan
dari kelompok atau organisasi.
3. Model pemimpin-partisipasi adalah teori mengenai kepemimpinan yang
menyediakan serangkaian aturan untuk menentukan bentuk dan jumlah
pengambilan keputusan secara pastisipatif dalam situasi yang berbeda.

4
E. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota

Teori ini merupakan suatu teori yang mendukung penciptaan para pemimpin di
dalam kelompok dan di luar kelompok, para bawahan dengan status di dalam kelompok
yang akan memiliki peringkat kinerja lebih tinggi, tingkat perputaran pekerja yang rendah
dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

F. Kepemimpinan Karismatik dan Transformasional

Teori kepemimpina karismatik adalah suatu teori yang menyatakan bahwa para
pengikut membuat atribut kepahlawanan atau kemampuan dalam kepemimpinan yang
luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu. Namun, para pemimpin
yang karismatik yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan tidak serta merta
bertindak untuk kepentingan terbaik bagi organisasi mereka. Hal ini tidak serta merta
menyimpulkan bahwa kepemimpinan yang karismatik itu tidak efektif, secara
keseluruhan memang benar demikian. Keberhasilan bergantung pada sampai sejauh mana
situasi dan visi pemimpin. Sedangkan para pemimpin yang transformasional merupakan
para pemimpin yang mengisnpirasi para pengikutnya untuk melampaui kepentingan diri
mereka sendiri yang berkemampuan untuk memiliki pengaruh secara mendalam dan luar
biasan terhadap para pengikutnya.

G. Kepemimpinan yangAutentik

Pemimpin yang autentik ialah pemimpin yang mengetahui siapakah mereka,


mengetahui apa yang mereka yakini dan nilai, serta bertindak dengan nilai tersebut dan
meyakini secara terbuka dan berterus terang. Para pengikut mereka akan
mempertimbangkan mereka menjadi orang-orang yang memiliki etika. Kepemimpinan
bukannya terbebas dari nilai. Para ahli telah berupaya untuk mengintegrasikan
kepemimpinan yang beretika dan karismatik dengan memajukan gagasan mengenai
kepemimpinan yang bersosialisasi, yaitu suatu konsep kepemimpinan yang menyatakan
bahwa para pemimpin menyampaikan nilai yang terpusat pada lainnya versus terpusat
pada diri sendiri dan yang melakukan teladan yang beretika. Sedangkan kepemimpinan

5
yang melayani adalah suatu gaya kepemimpinan yang diatndai dengan melampaui
kepentingan pemimpin sendiri dan akan menitikberatkan pada kesempatan untuk
membantu para pengikutnya agar bertumbuh dan berkembang.

Kepercayaan adalah suatu ekspektasi positif yang orang tidak akan bertindak
secara oportunis. Kecenderungan untuk mempercayai mengacu pada bagaimana mungkin
pekerja tertentu mempercayai seorang pemimpin. Beberapa orang lebih cenderung untuk
meyakini orang-orang lain yang dapat dipercaya. Konsekuensi dari kepercayaan
diantaranya kepercayaan mendorong pengambilan risiko, kepercyaan memfasilitasi
pembagian informasi, mempercayai kelompok lebih efektif dan kepercayaan mendorong
produktivitas.

H. Pendampingan

Pembimbing adalah seorang pekerja senior yang menyokong dan mendukung


pekerja yang kurang berpengalaman yang disebut dengan anak didik. Para pembimbing
yang berhasil merupakan para pengajar yang baik. Mereka menyajikan gagasan-gagasan
secara jelas, mendengarkan dengan baik dan berempati dengan permasalahan yang
dihadapi oleh para anak didiknya.

I. Tantangan bagi Membangun Kepemimpinan

Teori atribut kepemimpinan adalah sebuah teori kepemimpinan yang mengatakan


bahwa kepemimpinan hanyalah sekedar sebuah atribut yang orang-orang akan ambil
mengenai individu lainnya. Salah satu teori kepemimpinan menyatakan bahwa dalam
banyak situasi tindakan dan para pemimpin adalah tidak relevan. Pengalaman dan
pelatihan diantara subtitusi yang dapat menggantikan kebutuhan akan dukungan dari
seorang pemimpin atau kemampuan untuk menciptakan struktur. Subtitusi atribut seperti
misalnya pengalaman dan pelatihan. Penetralisasi menjadikan tidak mungkin bagi
perilaku pemimpin untuk membuat beberapa perbedaan terhadap hasil dari pengikut.
Kepercayaan yang didasarkan pada identifikasi adalah kepercayaan yang didasarkan pada
saling memahami niatan satu sama lain dan menghargai keinginan serta kehendak orang
lain.

6
J. Menemukan dan Menciptakan Para pemimpin yang Efektif
Memilih para pemimpin adalah proses organisasi yang harus dijalankan untuk
mengisi posisi dalam manajemen merupakan latihan dalam mengidentifikasi para
pemimpin yang efektif. Harus dimulai dengan meninjau ulang pengetahuan, keahlian dan
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Kemudian
pelatihan para pemimpin. Pertama, pelatihan kepemimpinan akan cenderung lebih
berhasil dalam pengawasan diri yang tinggi. Kedua, organisasi dapat mengajarkan
keahlian implementasi. Ketiga, kita dapat mengajarkan keahlian seperti misalnya
membangun kepercayaan dan pendampingan. Keempat, pelatihan perilaku melalui
pemodelan latihan-latihan dapat meningkatkan kemampuan perorangan untuk
memperlihatkan kualitas kepemimpinan yang karismatik. Terakhir, para keahlian
kepemimpinan yang transformasional pemimpin dapat dilatih sehingga mencapai hasil
dasar.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan memegang bagian penting dalam memahami perilaku kelompok
karena biasanya pemimpin yang mengarahkan kita menuju tujuan. Dengan mengetahui
apa yang menjadikan seorang pemimpin yang baik menjadi sangat berharga dalam
meningkatkan kinerja kelompok. Riset awal untuk menetapkan sifat kepemimpinan
secara universal mengalami kegagalan. Namun, upaya terkini dengan menggunakan
kerangka kerja Lima Besar kepribadian memperlihatkan hubungan yang kuat dan
konsisten diantara kepemimpinan dengan ekstrover, sifat teliti dan keterbukaan pada
pengalaman.
Kontribusi utama dari pendekatan perilaku memfokuskan kepemimpinan ke
dalam yang gaya kepemimpin yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada
orang. Dengan mempertimbangkan situasi yang mana pemimpin beroperasional, teori
kontingensi menjanjikan untuk meningkatkan pendekatan mengenai perilaku, tetapi
hanya teori LPC yang relatif tepat dalam riset mengenai kepemimpinan. Riset mengenai
kepemimpinan yang karismatik dan transformasional telah memberikan kontribusi-
kontribusi penting terhadap pemahaman kita mengenai efektivitas kepemimpinan.
B. Saran
Pertama, dalam merekrut pekerja harus yakin bahwa pekerja tersebut memiliki
etidak dan dapat dipercaya untuk memegang peranan manajemen serta melatih para
manajer yang ada dalam organisasi dengan standar etika yang dilakukan agar efektivitas
kepemimpinan dapat meningkat. Kedua, lebih dipertimbangkan mengenai penanaman
modal dalam pelatihan kepemimpinan misalnya kursus-kursus formal, seminar, rotasi
tanggungjawab, pelatihan dan pendampingan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P dkk. 2017. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai