Anda di halaman 1dari 4

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662

Vol.4,No. 2, Januari 2001 Hal 45 - 48

PREPARASI SERBUK BARIUM FERRITE UNTUK MENGHASILKAN MEDAN


KOERSIVE TINGGI: Tinjauan Pada proses sintering

Priyono1 , Arianto Wibowo1 dan M. Nur2


1. Laboratorium Zat padat, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Diponegoro
2. Laboratorium Atom dan Nuklir, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Study of the magnetic material, Barium Hexaferitte, has been done by metallurgic powder. The
magnetic material has been produced from fusionning of row material BaCO3 and Fe2O3, continuing by
calcinations process of the temperature of 13000C, isotropic compaction and sintering process.
The results of microstructure study show that sintering process has influence very significance for
materials coersivity. The beginning of granular fusion process was at the temperature of 11000C, but this
process was not complete that was indicated by still very small the intrinsic coersivity. The maximum
coersivity was up to 112. 236 kA/m, that has been obtained at sintering temperature of 11500C. At this
temperature, the granular fusion was forward to complete, but new phase has been formed in the material.

ABSTRAK
Telah berhasil dilakukan studi struktur bahan magnet Barium Hexaferitte pada metoda metallugi
serbuk. Pembuatan material magnet dimulai dari penggabungan bahan dasar BaCO3 dengan Fe2O3 dan
dilanjutkan proses kalsinasi pada temperature 13000 C yang dilanjutkan kompaksi isotropi dan proses
sinter.
Dari hasil studi stuktur mikro dapat ditunjukkan bahwa proses sinter sangat mempengaruhi
koersifitas bahan. Menyatunya antar granula dimulai pada temperatur 11000, tetapi dari kajian lebih
lanjut proses penyatuan ini belum sempurna yang ditunjukkan dengan koersivitas intrinsiknya yang masih
sangat kecil. Sedangkan temperatus sinter pada 11500 C menghasilkan koersivitas tertingi yang mencapai
112.236 kA/m. Dari kajian struktur mikro penyatuan granula telah mencapai sempurna pada temperatur
tersebut, tetapi telah mulai terbentuknya fasa- fasa baru.

Pendahuluan
peralatan teknologi pada jangkauan yang
Penelitian dalam bidang magnet cukup luas (Warson, 1980). Disamping itu
permanen untuk aplikasi teknologi tinggi bahan utama untuk pembuatan magnet ini
merupakan salah satu prioritas di lembaga banyak terdapat di Indonesia sebagai bahan
penelitian negara negara maju seperti Amerika min Selected Powder Diffraction Data for
Jepang, Jerman dan lain-lain (Kronmuller Metals and Alloys, 1978, Firs Edition, Vol.
dkk,1988). 1, JCPDS International Centre for
Material magnet oksida BaO(6Fe2O3) Diffraction Data.
merupakan jenis magnet keramik yang banyak eral dan limbah industri baja yang
dijumpai disamping material magnet selama ini belum dikelola secara maksimal.
SrO.6(Fe2O3) dan PbO.6(Fe2O3). Seperti pada Seperti telah diketahui bahwa proses
jenis oksida lainnya, material magnet tersebut perlakuan panas mempunyai pengaruh yang
memiliki sifat mekanik yang sangat kuat dan cukup signifikan terutama memiliki dampak
tidak mudah terkorosi (Snoek, 1947). Sebagai negatif terhadap sifat kemagnetan, tetapi
magnet permanen, material BaO.6(Fe2O3) proses ini tidak dapat dihindarkan dalam
memiliki sifat kemagnetan dengan tingkat proses metallurgi serbuk untuk membuat
kestabilan tinggi terhadap pengaruh medan magnet menjadi kuat dan dapat
magnet luar pada suhu diatas 3000 C. dimanfaatkan dalam teknologi. Untuk itu
Sehingga sangat cocok dipergunakan dalam diperlukan suatu studi yang komprehensif

45
Priyono, dkk Preparasi Serbuk…

tentang kondisi tersebut untuk mendapatkan sintering bertujuan untuk menghilangkan


material magnet permanen yang berkualitas tegangan sisa sehingga bahan tidak mudah
tinggi. crack dan mengkatkan koersivitasnya.
Pengujian struktur Struktur mikro dilakukan
dengan microscope optik dengan perbesaran
Metoda Penelitian 200x. Dari pengujian dapat dilihat fasa fasa
yang terbentuk selama proses sinter.
Penelitian ini diawali dari proses Sedangkan Sifat kemagnetan ditentukan
preparasi dan analisa material serbuk BaCO3 dengan mengunakan BH Tracer pada medan
dan Fe2O3. Selanjutnya dilakukan proses 500 mTesla. Dengan pengukuran tersebut
percampuran dan kalsinasi pada temperatur dapat diketahui secara tepat perubahan
13000 Celsius untuk mendapatkan paduan koersivitas magnetiknya.
bahan magnet BaO6(Fe2O3).
Hasil dan pembahasan
Bahan magnet BaO6(Fe2O3) dilanjutkan
dengan proses milling hingga ukuran ~15 µm Hasil penelitian dibahas dalam dua
dan dikompaksi (Penekakan) 3 ton dalam bahasan utama, yaitu struktur mikro dengan
cetakan. Pada penelitian ini dihasilkan magnet menggunakan microscope optis dan sifat
berbentuk silinder dengan diameter 8 mm dan magnetik yang dievaluasi dengan BH
tinggi < 5 mm. Proses kompaksi dilakukan Tracer.. Pada pengujian struktur mikro
pada temperatur kamar (Cold Press) tanpa dengan microscope optik dengan perbesaran
diberi medan magnet luar sehinggga tertentu akan dapat dilihat batas batas butir
menghasilkan jenis magnet isotropis. Sampel serta dapat diprediksi berbagai kemungkinan
yang telah terbentuk dilanjutkan sintering fasa material yang terbentuk.
untuk menyatukan antar granula sehingga
menghasilkan material yang tangguh. Struktur mikro

Sintering merupakan proses perlakuan panas Gambar 1 terlihat telah terjadi


terhadap material dengan tujuan untuk perubahan struktur mikro yang cukup
menyatukan granula dan menurunkan pori. signifikan dalam proses sinter dari 11000C
Pada pemanasan 10000C hingga 12500C dan hingga 12500C. Pada S-1100 pola struktur
dilanjutkan post sineting pada 7000C partikel kriostallografis sudah mulai
diharapkan telah terbentuk proses ikatan pembentukan fasa ferrite dalam konsentrasi
antara fragmen magnet penyusunnya tanpa yang relatif kecil. Pembentukan fasa ini
terjadi perubahan fasa magentik, sehingga dimungkinkan terjadi karena defisiensi
diperoleh material magnet yang padat dan pengggunaan oksigen.
keras(Strnat, Wahlfarth, dkk, 1952). Post

1a) S-1100 1b) S-1150 1c) S-1250


Gambar 1. Struktur mikro magnet sinter BaO6(Fe2O)3 pada perlakuan sinet
11000C sampai dengan 12500C

46
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662
Vol.4,No. 2, Januari 2001 Hal 45 - 48

Gambar 1b, memperlihatkan peningkatan FeO(Fe2O)3. FeO(Fe2O) merupakan fasa


fasa ferrite dalam satu titik-titik tertentu dan magnetic dengan temperatur yang relatif
fasa ini akan terus bertambah dengan tinggi (Tc ~5850C), tetapi memiliki medan
kenaikan temperatur. Dengan terbentuknya koersive dan saturasi magnetik yang relatif
fasa ini akan memberi pengaruh pada kecil. Pembentukan fasa fasa baru akan akan
pemisahan fasa Barium Oksida dan terus berlanjut dengan kenaiakan temperatur
hematite. Defisiensi oksigen ini berakibat sinter disebabkan defisiensi oksigen yang
terbentuknya fasa baru seperti ferrite (α-Fe) semakin bertambah besar.
yang memiliki sifat paramagnetik dan
.

Koersivitas magnetik

Dari hasil uji sifat kemagnetan dan struktur sifat fisiknya. Perubahan-perubahan tersebut
mikro material magnet BaO6Fe2O3 di atas meliputi koersivitas, remanen, dan produk
bahwa kenaikan temperatur sinter energi maksimum pada sifat magnetiskya,
mengakibatkan perubahan sifat-sifat kemudian struktur mikro pada sifat fisiknya
material magnet baik sifat magnetik maupun

120
104.276 112.236
100 109.846
89.152
Hc (kA/m)

80

60 61,130
46.168
40

20

0
1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300

Temperatur Sinter (oC)

Gambar2. Pengaruh perubahan temperatur sinter terhadap koersivitas magnetic


material BaO6(Fe2O3)

Dari gambar 2. memperlihatkan secara 61,130 kA/m kemudian naik secara


keseluruhan pengaruh sinter terhadap signifikan pada suhu 1050OC menjadi
koersivitas magnetic. Temuan ini 104,276 kA/m. Selama proses sinter
mengkonfirmasikan bahwa dari hasil dimungkinkan akan terjadi perubahan
histerisis pengaruh temperatur sinter morfologi dari partikel.. Pe3rubahan
terhadap sifat kemagnetan terlihat bahwa morfologi partikel tidak hanya dipengaruhi
koersivitas magnet pada temperatur sinter oleh kerapatan antar granula tetapi tetapi
1000OC mempunyai nilai yang kecil yaitu sudah

Proses sinter mulai terjadi pada temperature


Kesimpulan 11000 yang ditunjukkan dengan
Dari hasil hasil penelitian yang telah terbentuknya struktur yang menyatu antar
dicapai dapat disimpulkan sebagai berikut: granula dan meningkatnya harga koersivitas
magnetic.

47
Priyono, dkk Preparasi Serbuk…

Koersivitas magnetic tertinggi Ucapan Terima Kasih


terjadi pada temperatur sinter 11500C Penulis mengucapkan terima kasih kepada
sebesar ~ 112.236 kA/m dan memiliki turun Sumimagne Utama yang telah memberi
pada temperatur yang lebih tinggi. dukungan dalam penelitian ini terutama
Penurunan temperatur sinter lebih kesediaan untuk menguji sifat magentik.
disebabkan oleh defisiensi oksigen yang Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada
mengakibatkan terbentuknya fasa fasa non Jurusan Teknik Mesin yang telah memberi
magnetic baru. saran dan penyediaan peralatan furnice
sehingga penulis dapat melakukan proses
sintering.

Daftar Pustaka
Anonim, 1997, Summimagne Utama, PT.,
Indonesia
Kornmuller, H. K.D. Durst, S. Hock and
Martinec, G., 1988, J. Magn.
Magn. Mat. 69 pp. 149-157
Snoek J.L., 1947, New Development in
Ferromagnetics Material , New
York
SmithJ., Wihn. H.P.J., 1952, Physical
Properies of Ferrimagnetik Oxidas
in Relation Their Technical
Application , Eindivcen
Stenat, K.J. Wahlfarth, E.P., 1952,
Ferromagnetic Material, North
Holland, Amsterdam
Warson, J.K, 1980, Aplication of magnets,
Willey Intersciennces, New York

48

Anda mungkin juga menyukai