Di samping itu, dalam praktikum kerja batu mahasiswa juga dituntut unutk
mampu menganalisa masalah dalam kerja batu yang telah di laksanakan
seperti terjadinya retak pada plasteran, tidak tegak dan datar pasangan ½ bata
dan lain lain, serta mampu memberi solusi pada masalah yang terjadi pada
masonry.
51
3.2. Pasangan Dinding Bata ½ Batu dengan Belokan
Alat Bahan
Waterpass Pasir
Meteran Kapur
Line bobbyn
Tongkat ukur
Ember
Kotak spesi
Sekop
Cangkul
52
Ayakan pasir
64
cm
53
Luas pasangan bata = Luas depan + Luas kiri + Luas kanan
= (170 cm x 64 cm) + (33 cm x 64 cm) +
(33 cm x 64 cm)
= (10880 + 2112 + 2112) cm2
= 15104 cm2 = 1.5104 m2
Volume pas. bata = 1.5104 m2 x 0.1 m = 0.151 m3
Komposisi adukan = 1 kapur : 4 pasir
Kapur = 0.55 x 1 = 0.55
Pasir = 0.675 x 16 = 10.8 +
Jumlah = 11.35
Bata yang dibutuhkan : 68 buah/m2 x 1.5104 m2
54
3.2.4. Langkah Kerja
60-70 cm
Bata Bata
Kotak spesi
3. Ambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang dengan
jarak 15-20 cm, dari ujung pasangan bata yang akan dibangun, lalu
datarkan waterpass kearah panjang dan lebarnya.
4. Pada ujung yang satu lagi, pasang bata yang lain dengan cara
meletakkan bata di atas spesi dengan posisi melintang juga, bata
jangan ditekan terlebih dahulu.
5. Ambil tongkat ukur letakkan di atas kedua bata itu dengan posisi
berdiri kearah lebarnya dan letakkan waterpass di atasnya, pastikan
kedua bata datar dengan posisi nivo berada di tengah, jika belum
55
datar maka bata kedua tadi dapat diturunkan atau dinaikkan sampai
nivo waterpass tepat berada di tengah.
6. Ambil line bobbyn dan cantolkan pada kedua bata itu dengan
benang yang regang.
56
10. Pemasangan bata berikutnya, letakkan spesi rapat pada bata
pertama tadi, dan perletakan batanya dalam posisi miring ke depan,
dorong bata ke depan lalu benamkan bata hingga sejajar benang.
20
cm
11. Pertemuan antara bata pertama dan bata kedua harus dibatasi oleh
siar setebal 1-1.5 cm.
20 1
cm cm
13. Siar tegak dari lapisan kedua harus tepat di tengah bata lapisan
pertama, maka pemasangan bata pada lapisan kedua dimulai
dengan bata ½ bt.
14. Lapisan kedua dimulai dengan bata ½ bt, dan sisinya dibuat tegak
lurus memakai waterpass, sisi waterpass harus menempel dengan
rapat pada sisi bata lapisan pertama dan kedua.
57
15. Selanjutnya ukur kedataran permukaan bata lapisan kedua itu
dengan waterpass, cek juga ketegakan bidang depannya dengan
waterpass.
Waterpass
58
Sedangkan untuk lapisan keempat, keenam, dan seterusnya sama
dengan pemasangan bata pada lapisan kedua.
59
Tampak depan pasangan dinding ½ batu
60
3.1. Plesteran Dinding
3.3.1 Tujuan:
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pekerjaan plesteran dinding
dengan cara yang baik dan benar.
b. Mahasiswa mampu mempraktikkan pekerjaan plesteran dinding
dengan baik dan benar.
c. Mahasiswa mengetahui fungsi dari plesteran dinding.
d. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan plesteran dinding yang
baik dan benar sehingga fungsi plesteran sebagai penguat ikatan
bata dapat berfungsi dengan baik.
e. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan
pekerja dalam pembuatan plesteran dinding dan mengetahui
bagaimana solusi terbaiknya.
3.3.2 Alat dan Bahan:
Alat Bahan
Waterpass Pasir
Meteran Kapur
Sendok spesi Air
Kotak spesi
Ember
Cangkul
61
Benang
Paku
Ruskam
Straight edge
Potongan papan 5 x 3 cm dengan tebal
3mm
Berdasarkan perhitungan
Volume plesteran = 1 x 1,5104 m2 x 0.015 m = 0,023 m3
Komposisi adukan = 1 kapur : 4 pasir
62
Kapur: 0,55 x 1 = 0,55
Pasir: 0,675 x 4 = 2,7 +
Jumlah = 3,25
1
Kapur: 3,25 x 1 x 0,023 m3 = 0,007 m3 = 7,077 liter
1
Pasir: x 4 x 0,023 m3 = 0,028 m3 = 28,308 liter
3,25
63
4. Untuk lapisan pertama (slorry coat) adukan dibuat sedikit encer.
5. Pasang paku pada keempat sudut bidang dinding, dengan jarak tepi atas
dan pinggir ± 10 cm, dan ± 5 cm dari bawah.
6. Pasang benang dari satu paku ke paku yang lainnya dengan arah vertikal
dan horizontal, untuk mengetahui ketebalan plesteran yang sesungguhnya
antara yang tebal dan yang tipis gunakan waterpass batang.
64
7. Ambil adukan untuk lapisan pertama dengan sendok spesi lalu kita
lontarkan (kemprotkan) kepermukaan dinding dimulai dari bawah bidang
pasangan terus sampai ke atas, sampai semua permukaan bata tertutup.
9. Buat plesteran di bagian atas dan bawah ditempel papan pada permukaan
plesteran sebagai titik dengan permukaan pas sedatar benang. Buat 3 titik
atas dan bawah untuk lebih mudah dalam pembuatan kepala plesteran.
65
10. Setelah titik-titik itu kering, buat plesteran memanjang sebagai kepala
plesteran dipinggir kanan, kiri, dan tengah. Dan untuk pelontaran adukan
dimulai dari bawah dan berakhir di atas. Ratakan dengan ruskam dan
tebal kepala harus sama ketiganya.
66
11. Setelah kepala plesteran tadi agak kering, lanjutkan memplester bagian
yang masih kosong.
12. Setelah bidang itu penuh. Ratakan dengan straight edge, caranya ditempel
ke bagian plesteran dan ditarik ke atas. Iris bagian adukan yang masih
terlihat belum rata dengan menggunakan straight edge.
13. Setelah semua bidang penuh dan rata, maka untuk menghaluskan
permukaan kita gosok dengan ruskam, dan cara menggosokannya dengan
arah melingkar, perciklah dengan sedikit air jika plesteran terlalu kering.
67
14. Ukur kedataran dan ketegakan plesteran dengan menggunakan waterpass
batang.
15. Apabila kita akan meninggalkan perkerjaan, maka semua peralatan dan
lokasi pekerjaan harus dibersihkan.
68
3.4. Pemasangan Ubin Dinding
Pemasangan ubin dinding lebih sulit bila dibandingkan dengan
pemasangan ubin lantai, karena pada pemasangan ubin dinding dituntut
untuk memiliki permukaan dinding yang rata dan tegak lurus juga siar
yang rapi. Kesulitan dalam pekerjaan ini terletak pada pemasangan ubin
pada permukaan yang tegak, sehingga memungkinkan ubin bisa terlepas
dan jatuh dari bidang pekerjaan lebih besar.
3.4.1. Tujuan:
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan ubin dinding dengan
cara yang baik dan benar.
b. Mahasiswa dapat mempraktikkan pemasangan ubin dinding dengan baik
dan benar.
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan pemasangan ubin dinding yang
baik dan benar sehingga ubin terpasang rapi dan rata.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan pekerja
dalam pemasangan ubin dinding dan mengetahui bagaimana solusi
terbaiknya.
69
Kain Lap
1,938 liter
70
3.4.4. Langkah Kerja:
1. Persiapkan bahan-bahan seperti kapur, air dan ubin dinding juga
peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ubin dinding seperti
waterpass, skrap sepesi, palu karet, ember, benang, paku, siku dan kain
lap.
71
sesuai dengan ketebalan plesteran, kurang dari 10 cm dari samping,
dan kurang 5 cm dari bawah. Pasangkan juga paku dan benang 10 cm
dari samping dan tepi atas.
72
9. Pasang ubin pada ujung pertemuan kedua benang bagian bawah
terlebih dahulu sebagai pedoman kemudian tahan keramik dengan
paku berukuran 4 mm tepat dibawahnya, dengan dipasang agak
miring.
10. Pasang paku yang berukuran 2 mm diatas ubin yang telah dipasang.
Kemudian tambahkan pasta kapur untuk pemasangan ubin di atasnya.
73
11. Pemasangan ubin dilakukan dengan membentuk huruf L yaitu jalur
pemasangan ubin pertama adalah arah tegak dan jalur yang kedua
adalah kesamping dengan patokan jalur ubin yang tegak tadi sehingga
terbentuk siar yang tegak lurus dan sejajar. Ukur kedataran dan
kerataan permukaan ubin menggunakan waterpass batang.
12. Agar seluruh permukaan ubin rata, gunakan palu karet dengan cara
mengetuk ubin yang belum rata.
74
13. Lakukan cara kerja tersebut berulang-ulang dalam pemasangan ubin
sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
14. Setelah ubin selesai di pasang, cabut semua paku dan benang yang
ada lalu isi pasta kapur yang kosong dengan cara mengoleskannya.
15. Setelah selesai bersihkan hasil kerja menggunakan lap basah.
16. Rapikan kembali peralatan yang telah digunakan dan bersihkan
kembali lokasi kerja.
75
3.5. Pasangan ½ Bata Super Berlubang dan Rooster
Super bata mempunyai permukaan yang halus, sehingga pada
pemakaiannya tidak memerlukan plesteran lagi. Superbata memiliki
keunggulan yaitu dapat mengurangi berat sendiri, sebagai peredam
suara serta tahan terhadap gaya geser dikarenakan lubang-lubang yang
terdapat di super bata dapat memberi ikatan kuat antara mortar dan
superbata
3.5.1. Tujuan
a. Mahasiswa mengerti tentang tata cara pemasangan super bata dan
bata rooster dengan lubang persegi
b. Mahasiswa mampu mempraktikkan pemasangan super bata dan
bata rooster serta memakai jointer pada setiap siarnya
c. Mahasiswa mengetahui teknik pekerjaan pemasangan super bata
dan bata rooster yang baik dan benar sehingga mendapatkan hasil
yang datar,tegak, dan rapih.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada hasil pekerjaan
pemasangan super bata dan bata rooster,serta mampu
menyelesaikan masalah tersebut.
3.5.2. Alat & Bahan
Alat Bahan
Waterpass Kapur
Sendok spesi Air
Ember Batu Bata Rooster
Line bobbyn Super Bata
Benang Pasir
Jointer
Siku
Sekop dan cangkul
76
Mesin pemotong batu bata
Kotak spesi
46 cm
64 cm
a. Super Bata
Luas : ( 165.5 cm * 35 cm ) – ( 22 cm * 23.3 cm )
= 5279.9 cm2 = 0.527 m2
Volume : 0.527 m2 * 0.12 m = 0.063 m3
Komposisi : 1 kapur / 4 pasir
77
- Kapur : 0.55 * 1 = 0.55
- Pasir : 0.675 * 4 = 2.7
Jumlah = 3.25
Bata : 68 buah/m2 * 0.527 m2 = 35.836 = 36 bata
Kapur : 0.35 / 3.25 * 1 * 0.063 m3 = 6.784 * 10-3 m3 = 7.784 liter
Pasir :0.35 / 3.25 * 4 * 0.063 m3 = 0.027 m3 = 27 liter
b. Rooster
Luas : 13.5 cm * 165.5 cm = 2234.25 cm2 = 0.223 m2
Volume : 0.223 m2 * 0.12 m = 0.026 m3
Komposisi : 1 kapur / 4 pasir
170
Ubin
Tampak Depan
78
Bata lokal
Bata Super
Ubin Plasteran
4. Atur perletakan 7 buah bata super untuk memperkirakan
ketebalan siar (1 cm – 1.5 cm) yang sama serta pemasangan
bata super yang simetris (lakukan langkah ini untuk setiap
baris baru)
Tampak Atas
A cm A cm
Tampak Atas
79
5. Buatlah adukan untuk memasang batu super pertama
(lakukan langkah ini untuk setiap baris baru)
6.
Tampak Depan
80
Bata Super ( ½ bata )
Tonkat Ukur
Tampak Depan
Tampak Atas
A cm A cm
81
Tampak Depan
Jointer
82
5
83
12. Pemasangan bata rooster sama seperti bata biasa. Berikut pasangan
ikatan ½ dengan belokan serta kombinasi dengan pekerjaan
plesteran, ubin dinding, bata super dan bata rooster
Bata Rosster
Bata Super
Plasteran
Ubin
84
3.6. Total Kebutuhan Bahan
Dari perhitungan ke empat job kerja batu yang telah di laksanakan, dapat
di simpulkan kebutuhan bahan secara keseluruhan sebagai berikut.
Jenis bahan
Jenis
No Kapur
3 3
Pekerjaan Batu (m ) Bata (bh) Ubin (bh) 3 Pasir (m )
(m )
1 Pasangan - 103 - 0.004656 0.0186
Bata
2 Plesteran - - - 0.007 0.028
3 Ubin - - 21 0.01938 -
4 Super bata - 36 - 0.006784 0.027
5 Rooster - 7 - 0.0028 0.0112
Jumlah - 144 21 0.04062 0.0848
85