Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN ALAT PEREMUK BATUAN (STONE CRUSHER)

Aprind Pirantawan
Dosen FakultasTeknik, Universitas Palangka Raya

Abstrak : Proses peremukan batuan merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam dunia pertambangan, karena batuan yang berasal dari tambang
tidak dapat langsung dipasarkan melainkan harus melalui proses peremukan agar
dapat memenuhi kriteria permintaan pasar.
Unit pengolahan memegang peranan sangat penting dalam kelangsungan
usaha pertambangan karena hasil pengolahan merupakan salah satu penentu dari
kualitas produk yang dihasilkan. Pengolahan bahan galian bertujuan untuk
mereduksi ukuran material dengan cara peremukan agar dapat dipergunakan lebih
lanjut. Alat yang digunakan dalam proses peremukan adalah Stone Crusher, yaitu
mesin yang digunakan untuk memecahkan batu secara mekanik. Pada umumnya
crusher digunakan untuk mereduksi atau memecahkan batu yang berukuran
diameter ± 100-1500 mm menjadi lebih kecil dengan diameter ± 0-70 mm dengan
sistem pemecah dan penekanan secara mekanis.
Kapasitas produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besar kapasitas
produksi batuan yang dihasilkan per ton dalam satu jam dari alat Stone Crusher.

Kata kunci: stone crusher, kapasitas produksi, Pengolahan Bahan Galian

PENDAHULUAN mekanik. Pada umumnya crusher di


Latar Belakang gunakan untuk mereduksi atau
memecahkan batu yang berukuran yang
Batuan agar memiliki nilai jual lebih memiliki diameter ± 100-1500 mm
tinggi, maka harus melalui proses menjadi ukuran yang lebih kecil dengan
peremukan terlebih dahulu. Proses diameter mencapai ± 0-70 mm dengan
peremukan batuan merupakan salah satu system pemecah dan penekanan secara
hal yang sangat penting dalam dunia mekanis.
pertambangan, karena batuan yang berasal Stone Crusher memiliki dua alat
dari tambang tidak bisa langsung peremuk bertipe single roll dan double roll
dipasarkan melainkan harus melalui proses Double roll memiliki dua jenis yaitu
peremukan terlebih dahulu agar dapat Primary Crusher untuk peremuk tahap
memenuhi kriteria permintaan pasar. pertama serta Secondary Crusher untuk
Unit pengolahan memegang peranan tahap kedua dengan besar hasil ukuran
sangat penting dalam kelangsungan usaha peremukan adalah 50 mm yang
pertambangan, karena unit pengolahan disesuaikan dengan permintaan konsumen.
merupakan salah satu penentu dari kualitas
produk yang dihasilkan. Pengolahan bahan Tujuan
galian batugranit adalah untuk mereduksi
ukuran material dengan cara peremukan Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk
agar dapat dipergunakan lebih lanjut. Alat mengkaji mengenai alat peremuk batuan
yang digunakan dalam proses peremukan stone crusher dan faktor yang
adalah crusher, yaitu mesin yang mempengaruhi kapasitas produksinya.
digunakan untuk memecahkan batu secara

1
STUDI PUSTAKA Primary crusher merupakan
Peremukan ( Cruher ) peremukan tahap pertama, alat peremuk
yang biasanya digunakan pada tahap ini
Crusher merupakan mesin yang adalah jaw crusher dan gyratory
dirancang untuk mengurangi besar crusher. Umpan yang digunakan
material ke material yang lebih kecil. biasanya berasal dari hasil
Crusher dapat digunakan untuk penambangan dengan ukuran berkisar
mengurangi ukuran atau mengubah bentuk 150 mm, dengan ukuran setting antara
bahan tambang sehingga dapat di olah 100 mm sampai 30 mm. Ukuran
lebih lanjut. Proses crusher bertujuan terbesar produk peremukan tahap
untuk mereduksi ukuran material, crusher pertama biasanya kurang dari 100 mm.
biasanya dilakukan dengan proses kering, Berikut adalah jenis – jenis crusher
dan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu yang termasuk dalam peremukan tahap
primary crusher, secondary crusher, dan pertama ( primary crusher ) :
fine crusher. 1. Jaw crusher
Hasil ukuran dari pemecahan batuan Jaw crusher merupakan
menggunakan crusher disesuaikan dengan crusher primer yang digunakan
permintaan konsumen yang selanjutnya untuk memecahkan batuan dengan
akan dipasarkan. Aktivitas ini sangat ukuran setting antara 30 mm dan 100
berpengaruh terhadap pengisian material mm. Jaw crusher terdiri dari dua
batuan ke dalam tongkang, dikarenakan tipe yaitu blake dan dodge. Alat
tidak memungkinkan apabila keadaan peremuk jaw crusher dalam prinsip
material masih berbentuk bongkah karena kerja alat ini memiliki dua buah
akan mengurangi kapasitas material yang rahang dimana salah satu rahang
akan diangkut oleh tongkang tersebut, diam dan yang satu dapat digerakan,
disamping ukuran material tersebut tidak sehingga dengan adanya gerakan
sesuai dengan permintaan konsumen. Oleh rahang tadi menyebabkan material
karena itu dibutuhkan proses crusher yang masuk ke dalam kedua sisi
untuk melakukan pemecahan material rahang akan mengalami proses
yang sesuai dengan permintaan pasar serta penghancuran. Material yang masuk
dapat memenuhi produksi pengisian diantara dua rahang akan mendapat
tongkang. Ada dua jenis Alat Peremuk jepitan atau kompresi. Ukuran
Batuan (Stone Crusher) : material hasil peremukan tergantung
a. Primary crusher pada pengaturan mulut pengeluaran (
setting ), yaitu bukaan maksimum
dari mulut alat peremuk.

Gambar 1. Bagian - bagian jaw crusher

2
Alat ini mempunyai dua jaw, crusher primer tetapi sering
yang satu dapat digerakkan ( swing digunakan untuk operasi
jaw ) dan yang lainnya tidak penambangan open pit dimana
bergerak ( fixed jaw ). Berdasarkan batubara keras atau lapisan batuan
porosnya jaw crusher terbagi dalam yang sangat keras yang dijumpai
dua macam : dalam jumlah bervariasi. Ciri khas
a. Blake jaw crusher, dengan poros pada mesin tipe ini adalah dua buah
di atas plat pengahancur yang membuka dan
b. Dodge jaw crusher, dengan poros menutup seperti rahang binatang.
di bawah Jaw diatur pada sudut kritis, satu
Perbandingan dodge dengan blake buah jaw diputar agar berayun
jaw crusher, yaitu : terhadap yang lainnya. Ada dua tipe
 Ukuran produk pada blake jaw jaw crusher yang dapat ditemui
lebih heterogen dibandingkan pada penghancuran batubara yaitu
dengan dodge jaw yang relatif single toggle machine dan double
seragam. toggle machine keduanya sering
 Pada blake jaw porosnya di atas digunakan sebagai blake crusher
sehingga gaya yang terbesar yang dicirikan adanya jaw bagian
mengenai partikel yang terkecil. atas yang bergerak.
 Pada dodge jaw porosnya di Single toggle machine
bawah sehingga gaya yang memiliki jaw ayun yang dikurung
terbesar mengenai partikel yang pada batang eccentric, yang dibuat
terbesar sehingga gaya mekanis lebih ringan, lebih kompak
dari dodge jaw lebih besar dibanding double toggle machine.
dibandingkan dengan blake jaw . Jaw ayun bergerak berlawanan
 Kapasitas dodge jaw jauh lebih dengan jaw tetap tidak hanya karena
kecil dari blake jaw pada ukuran aksi plat toggle tetapi juga karena
yang sama. pergerakan vertikal seperti
 Pada dodge jaw sering terjadi perputaran eccentic. Gerakan
penyumbatan. eliptikal ini membantu menggerakan
batuan melewati plat jaw dan
Pecahnya batuan dari jaw crusher
menghancurkan batu. Single toggle
karena adanya :
machine lebih baik digunakan pada
 Daya tahan batuan lebih kecil dari
batubara yang rapuh karena biaya
gaya yang menekan
pemasangan dan tenaga lebih kecil.
 Nip angle
Pada double toggle machine,
 Resultante gaya yang arahnya ke
bawah. jaw ayun bergerak bolak - balik
yang disebabkan pergerakan vertikal
Faktor - faktor yang mempengaruhi pitman. Hal ini disebabkan
efisiensi jaw crusher : pergerakan naik turun front toggle
 Lebar lubang bukaan yang dihubungkan ke jaw ayun.
 Variasi dari throw Bagian back toggle menyebabkan
 Kecepatan pitman bergerak kesamping. Double
 Ukuran umpan toggle machine harganya 50 % lebih
 Reduction ratio (RR) besar dibanding single toggle
 Kapasitas yang dipengaruhi oleh machine pada ukuran yang sama dan
jumlah umpan per jam dan berat umumnya dipilih untuk
jenis umpan. menghancurkan material yang liat,
Jaw crusher pada batubara keras dan rapuh.
biasanya tidak digunakan pada

3
Fungsi jaw crusher adalah karena bentuk lengkung dari cone
untuk memecahkan bongkah- dan bowl yang mempunyai
bongkah yang sangat kasar. Proses permukaan cekung (
pemecahan dengan alat pemecah concave ). Gyratory crusher
yang melawan bagian yang tidak digunakan bila diperlukan alat yang
bergerak, gerakannya seperti rahang mampu menghasilkan produk
yang sedang menguyah. berkapasitas besar. Operasi atau
Penghancuran akan terjadi apabila mekanisme peremukan oleh gyratory
crusher melampaui batas plastis dari crusher adalah full time crusher,
material yang dihancurkan. Untuk Artinya alat ini meremuk bijih
memperoleh ukuran dari produk selama siklus putarannya. Jadi alat
yang diinginkan dapat diperoleh ini jauh lebih efisien dibanding
dengan cara mengatur bukaan dengan jaw crusher, namun
(feed). demikian gyratory crusher
Faktor - faktor yang mempengaruhi memerlukan biaya modal dan biaya
penggunaan energi jaw crusher : pemeliharaan yang lebih besar.
Gyratory crusher memiliki
 Ukuran feed
sumbu tegak, main shaft, tempat
 Ukuran produk
terpasangnya peremuk yang disebut
 Kapasitas mesin
mantle atau head digantung pada
 Sifat batuan
spider. Sumbu tegak diputar secara
Kapasitas mesin peremuk jaw eccentric dari bagian bawah,
crusher dibedakan menjadi kapasitas eccentric sleeve, mengakibatkan
desain dan kapasitas nyata. suatu gerakan berputar mantle selalu
Kapasitas desain merupakan mendekat ke arah shell. Mantle
kemampuan produksi yang berada dalam shell yang berbentuk
seharusnya dicapai oleh mesin kerucut membesar ke atas, sehingga
peremuk tersebut, sedang kapasitas membentuk rongga remuk, crusher
nyata merupakan kemampuan chamber antara concave atau shell
produksi mesin peremuk dengan mantle.
sesungguhnya yang didasarkan pada
sistem produksi yang diterapkan. b. Cone Crusher (secondary crusher)
Kapasitas desain diketahui dari Cone Crusher merupakan alat peremuk
spesifikasi yang dibuat oleh pabrik
yang biasa digunakan untuk tahap
pembuat mesin peremuk dan
secondary crushing. Alat ini merupakan
kapasitas nyata didapatkan dengan
cara pengambilan contoh produk modifikasi dari gyratory crusher.
yang dihasilkan. Sumbu tegak ditunjang di bawah kepala
remuk atau mantle atau cone. Alat ini
2. Gyratory crusher mempunyai kelebihan, yaitu ketika bijih
Bagian crusher ini pemecah
atau umpan yang masuk terlalu keras,
berbentuk conis, karena itu kadang
disebut cone crusher. Gyratory maka bowl secara otomatis akan
crusher hampir sama dengan jaw bergerak ke arah luar. Ukuran Cone
crusher perbedaannya terletak pada Crusher dinyatakan dengan diameter
pemberian tekanan dimana untuk mulut tempat masuknya umpan, sekitar
gyratory crusher tekanan diberikan dua kali gape. Sedangkan ukuran
dari arah samping. Hasil pemecahan gyratory crusher dinyatakan dengan
crusher ini rata - rata berbentuk
gape dikali diameter mantle.
kubus dan agak uniform hal ini

4
Gambar 2. Cone Crusher

b. Mudah dalam perawatan dan rendah


Tipe Cone crusher biaya
a. Standard Cone crusher : memiliki
Fine crusher merupakan peremukan
rongga remuk bertangga dan
tahap lanjut dari secondary crusher, alat
membesar ke arah umpan masuk.
yang digunakan adalah roll, dry ball mills,
Hal ini memungkinkan umpan yang
disc mills dan ring mills. Umpan yang
dapat diremuk menjadi relative
biasanya digunakan kurang dari 25,4 mm.
besar.
Material hasil dari peremukan kemudian
b. Short Head Crusher : mempunyai dilakukan pengayakan atau screening yang
rongga remuk lebih sempit dan akan menghasilkan dua macam produk
mulut tempat umpan masuk yang yaitu produk yang lolos ayakan yang
relative lebih sempit juga.Ukuran disebut undersize yang merupakan produk
produk hasil peremukan dengan yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai
menggunakan cone crusher akan produk akhir, dan produk yang tidak lolos
ditentukam oleh besar nilai open side ayakan yang disebut oversize yang
setting yang dipakai. Setting pada merupakan produk yang harus dilakukan
cone crusher diatur dengan menurun peremukan lagi
naikkan bowl, sedangkan pada
gyratory crusher dengan menurun
naikkan sumbu tegak. PEMBAHASAN
Cone crusher digunakan dalam Keunggulan dan Kekurangan Alat
industri metallurgi, konstruksi, Peremuk Batuan (single roll crusher dan
pembangunan jalan, kimia dan industri double roll crusher)
fosfat. Cone crusher tepat untuk batu dan
bijih keras dan setengah keras, seperti bijih Beberapa keunggulan utama dari roll
besi, bijih tembaga, batukapur, kuarsa, crusher memberikan distribusi produk
granit, gritston, dan sebagainya. ukuran yang sangat halus dan
Keunggulan dari mesin cone crusher menghasilkan debu yang sedikit.
adalah : Keunggulan dan kekurangan single roll
a. Tingkat produksi tinggi dan kualitas dan double roll crusher dapat dilihat
tinggi berdasarkan Tabel 1dan 2 di bawah ini

5
Tabel 1. Keunggulan dari single roll dan double roll crusher
Single Roll Crusher Double Roll Crusher
Mudah dan ringan dalam Mudah dan ringan dalam melakukan
melakukan penghancuran penghancuran partikel.
partikel.

Mudah dalam melakukan Jarang terjadi penyumbatan pada ruang


preparasi alat. peremukan.
Sumber : pengolahan data lapangan

Tabel 2. Kekurangan dari single roll dan double roll crusher


Single Roll Crusher Double Roll Crusher
Debu hasil peremukan relatif Debu hasil peremukan relatif banyak
banyak

Terjadi penyumbatan terhadap Proses peremukan hanya berlangsung


partikel yang mudah melekat. pada sebagian kecil dari seluruh badan
roller yang besar.

Pemeliharaan/ Maintenance System pemeliharaan ini dilakukan


Maintenance/Pemeliharaan/Perawata dengan cara melaksanakan tindakan
n adalah kegiatan menjaga mesin/ pencegahan kerusakan sedini mungkin
peralatan agar performansi/ kinerja seperti secara sistematis sehingga kerusakan
sediakala dan jangan sampai terjadi yang dialami tidak terlalu berat.
kerusakan tiba-tiba. Adapun kegiatan Pemeliharaan terencana biasanya
maintenance yang dilakukan antara lain bersifat pencegahan maka disebut juga
membersihkan, menutup, melumasi, preventive maintenance.
memeriksa, menyetel, mengencangkan, 2. Unplaned Maintenance (pemeliharaan
memperbaiki, mengganti komponen, tak terencana)
menguji dan sebagainya. Tujuan dari Pemeliharaan/ perawatan yang tidak
pemeliharaan yang dilakukan adalah: direncanakan secara matang dan
1. Daya kerja alat lebih optimal pemeliharaan dilakukan setelah terjadi
2. Umur peralatan lebih lama kerusakan dengan kata lain mesin/
3. Break down lebih sedikit peralatan di operasikan jika terjadi
4. Biaya lebih minimal kerusakan baru dilakukan pemeliharaan
5. Mencegah terjadinya kerusakan yang atau perbaikan. Perawatan ini disebut
tiba-tiba juga sebagai juga breakdown
6. Mempertahankan kinerja mendekati maintenance atau failure based
semula maintenance.
7. Mendeteksi gejala kerusakan dini 3. Schedulled Maintenance (Time Based
Adapun teknik pemeliharaan yang Maintenance) (pemeliharaan berkala)
dapat dilakukan terbagi atas tiga hal yaitu Scheduled maintenance merupakan
planed maintenance, unplanned bagian dari preventive maintenance
Maintenance dan schedule meintenence yaitu pemeliharaan/ perawatan yang
yaitu: bertujuan mencegah kerusakan yang
1. Planed Maintenance (Pemeliharaan dilakukan secara periodic atau dalam
Terencana) interval waktu tertentu misalnya:

6
Harian, mingguan, bulanan, tiga 2. Kondisi mesin terjaga
bulanan, enam bulanan, tahunan. 3. Keselamatan kerja terjamin
Klasifikasi pemeliharaan ini di bagi atas 4. Mengurangi berhentinya mesin
beberapa bagian antara lain: b. Kerugian pemeliharaan/ perawatan
1. Preventive Maintenance adalah suatu berkala :
kegiatan pemeliharaan terencan yang 1. Jika interval waktu terlalu pendek
bertujuan untuk mencegah terjadinya dapat menimbulkan malpraktek
kerusakan pada suatu fasilitas 2. Rugi jika komponen yang masih
2. Predictive Maintenance adalah suatu baik harus diganti
kegiatan pemeliharaan yang bertujuan 3. Kondisi mesin belum dapat diketahui
untuk meramal umur peralatan atas secara pasti
dassar kecenderungan kondisi peralatan
(conditioning monitoring) Kapasitas Produksi Per jam Jaw
3. Improvement Maintenance adalah suatu Crusher
kegiatan pmeliharaan yang dilakukan Untuk menghitung kapasitas
dengan cara memodifikasi/ inovasi dari produksi dari alat peremuk (Jaw Crusher)
peralatan yang sudah ada dan atau dilakukan dengan cara melihat kapasitas
menambah peralatan baru. maksimum (spesifikasi) alat tersebut serta
4. Corrective Maintenance adalah suatu kapasitas material yang masuk ke alat
kegiatan yang bertujuan untuk tersebut (kapasitas nyata) dan dipengaruhi
memperbaiki suatu fasilitas agar oleh : gravitasi, kekerasan material,
dapatdi capai standar yang keliatan material dan moisture containte.
dipersyaratkan. Untuk menentukan kapasitas
5. Running Maintenance suatu kegiatan produksi per jam dari alat Jaw Crusher,
preventive maintenance yang dilakukan menggunakan rumus :
ketika mesin dalam keadaan beroperasi.
6. Shutdown Maintenance suatu kegiatan
terencana yang dilakukan pada saat 𝟔𝟎
𝑸= × 𝒗 × 𝒆𝒇 × 𝒇𝒉
mesin dalam keadaan berhenti 𝑪𝑻
beroperasi.
7. Breakdown Maintenance suatu kegiatan Di mana :
yang dilakukan pada saat peralatan Q = Kapasitas produksi per jam
sudah tidak dapat beroperasi / tidak V = Kapasitas hopper (Kapasitas
layak operasi. desain)
8. Emergency Maintenance suatu kegiatan 60 = Waktu dalam 1 jam (menit)
yang dilakukan untuk mengatasi CT = Waktu siklus yang diperlukan
kerusakan pada suatu mesin yang tidak crusher dalam menerima Umpan
diduga sebelumnya yang sifatnya Ef = Jam kerja efektif
sementara sehingga operasi tidak Fh = Faktor pengembangan material
terhenti. (SW)
9. Overhaul Maintenance pemeriksaan
dan perbaikan secara menyeluruh Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap mesin dengan maksud untuk terhadap kapasitas produksi Crusher
mengembalikan mesin pada kondisi Untuk faktor-faktor yang
awal. berpengaruh terhadap kapasitas produksi
Keuntungan dan kerugian Crusher adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan pemeliharaan/ perawatan 1) Kapasitas Hooper (V): Kapasitas
berkala adalah : hooper didapatkan dari spesifikasi alat
1. Pemeliharaan/ perbaikan dapat yang telah ada dari pabrik pembuat
direncanakan crusher.

7
2) Faktor Efisiensi Alat (Fa) : Banyak Pada musim hujan front
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penambangan akan licin dan
produksi peralatan yang bersangkutan becek, sebaliknya pada musim
dalam pengoperasiannya. Faktor-faktor kemarau penambangan dan jalan
tambang akan berdebu sehingga
dimaksud adalah: menghalangi kerja operator alat
a. Faktor Alat (Mesin) muat dan alat angkut, terutama
1) Jenis atau tipe alat operator alat angkut. Debu-debu
Jenis alat dengan tenaga yang ini akan menghalangi pandangan
dimiliki (HP) pada jenis mata operator terhadap keadaan
pekerjaan, dan operator yang jalan di depannya dan dapat
sesuai akan menghasilkan mengurangi kecepatan
efektivitas yang optimal. pengangkutan. Dengan kondisi
2) Kondisi alat demikian kecepatan kerja alat
Kondisi alat sangat menentukan angkut akan berkurang.
kinerja suatu alat. Jika alat yang 2) Kondisi Lapangan, keadaan
digunakan masih baik, lapangan berpengaruh pada
terpelihara, maka akan sangat besarnya tenaga yang dapat
meningkatkan effektivitas dimanfaatkan alat. Beberapa hal
kerjanya. Sebaliknya jika kondisi yang mempengaruhi terhadap
alat sudah tua, sering terjadi kinerja alat seperti, ketinggian
kerusakan akan mengganggu tempat kerja dari permukan laut,
kelancaran pekerjaan. tahanan guling (Roling
3) Perlengkapan alat Resistance), dan tahanan
Tipe dan tahun pembuatan yang kelandaian (grade resistance).
berbeda, menyebabkan alat d. Faktor Manusia
memiliki bentuk dan 1) Kemampuan operator, dalam
perlengkapan yang berbeda, menangani alat pada operasi kerja
sehingga efektivitas alat berbeda. tertentu mempengaruhi
b. Faktor Material effektivitas alat berat.
Jenis material yang dikerjakan 2) Manajemen dan sifat manusia,
menyebabkan efektifitas alat menjadi adalah faktor yang sangat sulit
bervariasi hal ini berkaitan dengan ditentukan efisiensinya karena
sifat material yang dikerjakan selalu berubah-ubah setiap hari
dengan kemampuan alat yang tergantung keadaan dan suasana
mengerjakannya. Adapun faktor kerja. Manajemen pelaksanaan
material yang mempengaruhi dalam mengatasi hambatan-
effektivitas alat seperti sifat hambatan dilapangan yang tak
kekerasan material, berat isi, dapat dihindari seperti,
keadaan material dan lain-lain. pelumasan, penggantian suku
c. Faktor Lingkungan (Kondisi kerja) cadang, kedisiplinan dan lain-lain
1) Kondisi Cuaca, Seperti panas, berpengaruh pada effektivitas
mendung, hujan, terang dan gelap pekerjaan (Darmansyah
berpengaruh langsung terhadap Nabar,1998) Faktor efesiensi alat
effektivitas alat khususnya pada adalah faktor gabungan dari
pekerjaan tambang terbuka. Iklim faktor-faktor tersebut diatas,
dan cuaca adalah hal yang sangat sehingga sulit untuk memberikan
mempunyai pengaruh besar estimasi besaran pada masing-
terhadap aktifitas pengangkutan masing faktor diatas, untuk
dalam kegiatan penambangan. mempermudah pengambilan nilai

8
faktor yang digunakan dalam disebut sebagai faktor efesiensi
perhitungan produksi peralatan alat (kerja) Fa, dengan besaran
yang sebenarnya, faktor-faktor berdasarkan kondisi sebenarnya
diatas digabungkan menjadi satu di lapangan.
faktor yang merupakan faktor Di bawah ini adalah tabel faktor
kondisi kerja secara umum atau efesiensi alat berdasarkan estimasi kondisi
disebut working condition. lapangan secara umum.
Selanjutnya faktor tersebut

Tabel 3. Effisiensi Kerja


Pemeliharaan Mesin
Kondisi Operasi
Buruk
Alat Baik Sekali Baik Sedang Buruk
Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
Sumber : Rochmanhadi, 1992

SIMPULAN kapasitas material yang masuk ke alat


tersebut (kapasitas nyata) dan dipengaruhi
Hasil ukuran dari pemecahan batuan oleh : gravitasi, kekerasan material,
menggunakan crusher disesuaikan dengan keliatan material dan moisture containte.
permintaan konsumen yang selanjutnya Untuk faktor-faktor yang berpengaruh
akan dipasarkan. Untuk menghitung terhadap kapasitas produksi Crusher
kapasitas produksi dari alat peremuk adalah Kapasitas Hooper (V) dan Faktor
dilakukan dengan cara melihat kapasitas Efisiensi Alat (Fa).
maksimum (spesifikasi) alat tersebut serta

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-Dasar Geologi Struktur, Departemen Teknik Geologi ITB.
Bandung.
As.Sumartadipura Dan U.Margono, (2006), Lembar Geologi Tewah (Kuala Kurun)
Kalimantan, Pusat survey geologi,bandung,indonesia.
Bieniaswki Z.T. (1989), Enginering Rock Mass Clasification, John Wiley And Son, Inc,
Canada, 1989
Currie, J. M. (1973), Unit Operation Mineral Procesing, Department of Chemical and
Metallurgical Technology Burnaby, British Colombia.
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah, (2013), Curah Hujan Daerah
Kabupaten Katingan, Palangka Raya, Kalimantan tengah.
Gaudin, AM, (1939), Principles of Mineral Dressing, Mc. Graw Hill Book Company Inc,
New York.
Hartman, HL, (1987,) Introductory Mining Engineering, A Wiley-Interscience Publication,
John Willey and Sons, New York.
Leafles / Brochures Data Speksifikasi Peralatan AMP, Stone Crusher dari PT. Rutraindo
R. L Peurifoy, P. E. (1988), Perencanaan, Peralatan dan Metoda Kontruksi, ,Jilid I,
Penerbit Erlangga, Jakarta.

9
Soetrisno, B. Jamal, E. Rusmana dan S. Koesoemadinata, 1995, Peta Geologi lembar
Kuala Pembuang, Skala 1 : 250.000.
Sukamto. 2001. “Pengolahan Bahan Galian”. Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” , Yogyakarta.
Yunisa. E. 2010. Evaluasi Kinerja Crushing Plant Dalam Pencapaian Target Produksi.
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

10

Anda mungkin juga menyukai