Disusun oleh :
Bayan Basalamah
030.14.028
Pembimbing :
dr. Aji Pramudito, Sp.OG, M.Kes
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Usia : 33tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Asemtiga RT/RW 09/04 Tegal, Jawa Tengah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Waktu Pemeriksaan : 12 Juni 2019, pukul 05.00 WIB
2. Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 12 April 2019 Jam 05.00
WIB di ruang observasi VK - Mawar RSUD Kardinah Tegal.
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri perut bagian kanan bawah sejak 11 Juni
2019 jam 22.00
Keluhan tambahan
Pasien mengeluhkan telat haid sejak bulan April, keluar darah flek
bewarna coklat yang hilang timbul sejak pertengahan bulan Mei, dan sejak
tanggal 12 Juni 2019 jam 01.00 perut terasa keras.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 12 Juni
2019 pukul 01.55 WIB dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah
sejak jam 22.00. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak membaik dengan
istirahat.Pasien juga mengeluhkan perut sangat keras. Awalnya pasien
tidak mengalami menstruasi sejak bulan April, lalu pada awal bulan mei
pasien mengeluh sering nyeri perut bagian kanan bawah yang hilang
3
timbul diikuti dengan keluarnya flek bewarna kecoklatan yang berupa
gumpalan yang hilang timbul. Selain itu pasien juga mengeluhkan badan
terasa lemas sejak hari itu dan tidak nafsu makan terutama malam hari
karena perut terasa begah dan mual. Penurunan nafsu makan pasien
dirasakan semenjak tanggal 11 Juni 2019 pagi. Terdapat nyeri pada saat
buang air besar. Hari pertama haid terakhir pasien tanggal 20-04-2019.
Pasien saat ini masih menyusui anak pertamanya. Pasien mengakui
terakhir berhubungan seksual 2 minggu SMRS
Riwayat Penyakit dahulu
Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelumnya. terdapat
diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol. Riwayat hipertensi, hepatitis,
penyakit paru, penyakit jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal. Riwayat diabetes
mellitus, hipertensi, hepatitis, penyakit paru, penyakit jantung disangkal.
Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 12 tahun, lama menstruasi 4-5 hari dan
tidak teratur. Pasien mengatakan sering dalam beberapa bulan pasien tidak
mengalami menstruasi Jumlah darah selama menstruasi sekitar 50 cc dan
pasien mengganti pembalut 1-2 kali sehari, tidak terdapat disminorhea.
Riwayat Pernikahan
Pasien mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama. Pasien
menikah tahun 2015 saat berusia 29 tahun.
Riwayat Kehamilan
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang kedua bagi pasien.
Pasien memiliki satu orang anak. Pasien baru mengalami kehamilan
setelah pernikahan tahun ke 3
Anak pertama: spontan, hidup, perempuan, BBL 3100 gram dan saat
ini berusia 8 bulan lahir di Rumah Sakit Siaga Medika tanggal 11 Oktober
4
2018. Saat ini pasien masih menyusui namun pasien mengeluh ASInya
berkurang akhir akhir ini
Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak ada riwayat mengkonsumsi obat-obatan.
Riwayat Kebiasaan
Pasien makan 3 kali sehari, Pagi, Siang, dan Malamhari pasien
mengkonsumsi nasi + lauk (ayam/ikan/telur) + sayur. Pasien mengaku
sering mengkonsumsi makanan berlemak dan makananolahan. Pasien
tidak mengkonsumsi alkohol, serta tidak merokok.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Biaya pengobatan dari
BPJS. Biaya hidup dari penghasilan suami. Pasien tinggal serumah dengan
suami beserta anak pasien.
Riwayat Dirawat dan Operasi
Tidak pernah menjalankan operasi
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 90/50 mmHg
Nadi : 126 x/menit
Suhu : 34,3 C
Pernapasan : 36 x/menit
Status Generalisata
1. Kepala
Normosefali, simetris, tidak ada deformitas, rambut hitam dan
distribusi merata, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
2. Leher
5
Tidak edema dan tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran tiroid
maupun kelenjar getah bening.
3. Thoraks
Jantung
a) Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
b) Palpasi :Iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavikularis sinistra
c) Perkusi :
Batas atas jantung ICS III parasternalis sinistra
Batas kanan jantung ICS III sampai V linea
parastenalis dekstra
Batas kiri jantung ICS V linea axilaris anterior
sinistra
Auskultasi : BJ I & BJ II regular, tidak terdengar
murmur dan gallop
Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, gerak dinding
dada simetris kanan dan kiri, tidak tampak retraksi dinding
dada.
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan, gerak
napas simetris kanan dan kiri
c) Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
d) Auskultasi : Suara napas vesikuler dikedua lapang paru,
tidak didapatkan rhonki dan wheezing di kedua lapang
paru.
4. Abdomen
Inspeksi : Perut datar
Auskultasi : Bising usus 3x/menitt
Perkusi : Tidak dilakukan
6
Palpasi : Nyeri tekan abdomen pada region inginal dextra
dan media, defence muscular (+).
5. Genitalia
Jenis kelamin perempuan dalam batas normal
Vaginal Touche : Pembukaan tidak ada, Terdapat nyeri goyang
pada portio, perdarahan pervaginam tidak ada
6. Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk
tulang, tidak sianosis, tidak edema pada ekstremitas bawah.
Palpasi : Akral dingin dan tidak ada oedem pada keempat
ekstremitas, capillary refill time >2 detik
7. Kulit
Warna kuning langsat, tampak pucat, tidak tampak ikterik, tidak
sianosis.
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 12 April 2019:
7
Monosit 4,9 2-8
Eosinofil 0 2-4
Basofil 0,1 0-1
SERUM Imunologi
HBsAg Negatif
HIV 3 Test
HIV (Rapid Test) Non Reaktif
Tes Kehamilan Positif
GDS 331
5. Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 12 Juni
2019 pukul 01.55 WIB dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah
sejak jam 22.00. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak membaik dengan
istirahat.Pasien juga mengeluhkan perut sangat keras. Awalnya pasien
tidak mengalami menstruasi sejak bulan April, lalu pada awal bulan mei
pasien mengeluh sering nyeri perut bagian kanan bawah yang hilang
timbul diikuti dengan keluarnya flek bewarna kecoklatan yang berupa
gumpalan yang hilang timbul. Selain itu pasien juga mengeluhkan badan
terasa lemas sejak hari itu dan tidak nafsu makan terutama malam hari
karena perut terasa begah dan mual. Penurunan nafsu makan pasien
dirasakan semenjak tanggal 11 Juni 2019 pagi. Terdapat nyeri pada saat
buang air besar. Hari pertama haid terakhir pasien tanggal 20-04-2019,
terdapat iregularitas menstruasi, pasien saat ini masih menyusui, dan
pasien baru dikaruniai anak setelah usia penikahan ke 3 tahun.
8
(+). Pada pemeriksaan vaginal toucher tidak didapatkan pembukaan dan
terdapat nyeri goyang pada portio. Pemeriksaan penunjang dilakukan
pemeriksaan darah rutin didapatkan GDS 331, haemoglobin 8,1 mg/dL,
hematokrit 22,7%, eritrosit 2,8 juta/uL, dan Leukosit 28,4 ribu/uL.
6. Diagnosis
Diagnosis Kerja :G2P1A0 hamil 8 minggu dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu dan Syok Hipovolemik
7. Penatalaksanaan
Medikamentosa :
1. IVFD RL Loading 2 IV line
2. Pasang O2 5L/menit
3. Cefotaxime 1Gr
Non medikamentosa :
1. Bed rest total
2. Edukasi kepada pasien perihal keluhan, diagnosis dan
tatalaksana
3. Pasang Folley Cathether
Tindakan Operatif:
1. Laparotomi cito
8. Prognosis
Prognosis Ibu :
Ad Vitam : Dubia ad Malam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Malam
Prognosis Janin :
Ad Vitam : Malam
9
Ad Functionam : Malam
Ad Sanationam : Malam
9. Follow up
FOLLOW TANGGAL
10
ke 1 atas indikasi 2 atas indikasi KET ke 3 atas indikasi
KET KET
P -Observasi keadaan -Observasi keadaan -Observasi keadaan
umum dan tanda vital umum dan tanda vital umum dan tanda
-IVFD RL 20tpm -IVFD RL 20tpm vital
- Transfusi PRC 2 -IVFD RL 20tpm
Kolf
- Asam Mefenamat
3x500 Mg
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
1. Faktor Tuba
d. Endometriosis tuba
12
3. Faktor Ovarium
4. Faktor Hormonal
13
- Gejala yang tidak spesifik, seperti mual sampai muntah, rasa tegang
pada payudara, dan kadang – kadang kesulitan untuk buang air besar
2. Pemeriksaan fisik
- Tanda – tanda shock: Hipotensi, takikardi, pucat dengan akral dingin
- Akut abdomen: perut tegang seperti papan (Defence muscular)
terutama bagian bawah, nyeri spontan, nyeri ketok, dan nyeri lepas
dinding perut
- Ginekologik: Serviks teraba lunak dengan nyeri goyang uterus normal
atau sedikit membesar, kadang – kadang uterus sulit dievaluasi karena
pasien kesakitan dan kavum douglasi menonjol
3. Pemeriksaan Penunjang
- Ultrasonografi: Dijumpai kantong kehamilan (Gestational sac) diluar
kavum uteri disertai/tanpa adanya genangan cairan (darah) di kavum
douglassi untuk KET
- Pemeriksaan laboratorium: kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan,
dilatasi, dan kuretase (dijumpai tanda dari Arias-Stella)
- Pemeriksaan Kuldosintesis: ditemukan adanya darah cair di kavum
douglasi, dengan karatkeristik Hallo – sign.
- Pemeriksaan Laparoscopy jika diperlukan
3.1.5 Tatalaksana(7,8)
1. Koreksi Syok dengan pemberian cairan alkaloid
2. Koreksi Anemia dengan melakukan transfusi darah
3. Laparotomi harus segera dilakukan jika diagnosis sudah tegak
- Salpingektomi untuk kehamilan tuba
- Oofrektomi atau salpingo-oofrektomi untuk kehamilan kornu
- Pada kehamilan kornu yang usianya lebih dari 35 tahun dapat
dilakukan histerektomi, atau fundektomi bila usia masih muda,
atau hanya insisi dan reparasi bila kerusakan pada kornu kecil.
- Kehamilan Abdominal dilakukan laparotomy lalu produk kehamilan
diambil seluruhnya jika kehamilan tersebut kecil, Tetapi pada kehamilan
14
abdominal lanjut, tali pusat dipotong sedekat mungkin dengan plasenta
dan plasenta ditinggalkan secara utuh dalam rongga abdomen lalu dinding
abdomen ditutup dan dilakukan pemasangan drain.
3.1.6 Komplikasi
- Syok Irreversible
- Perlekatan
- Obstruksi usus
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) adalah 20 April 2019 sehingga dapat
disimpulkan pasien tidak mengalami menstruasi atau Amenorea selama kurang
lebih 1 bulan.
Pada Awal bulan Mei, pasien sering mengalami nyeri perut kanan bawah
yang dirasakan hilang timbul. Sedangkan pada pertengahan bulan Mei pasien
mengeluh keluarnya flek bewarna coklat yang hilang timbul. Pada pemeriksaan
dalam (vaginal toucher) didapatkan hasil portio lunak dan terdapat nyeri goyang
portio, Dapat disimpulkan pada pasien ini terdapat nyeri perut unilateral diikuti
dengan adanya perdarahan atau spotting pervaginam yang terjadi setelah
amenorea.
16
x/menit, yang mana pada keadaan ini dapat disimpulkan bahwa sudah terjadi
syok hipovolemik pada pasien ini
Pasien mengeluh adanya nyeri yang berat perut bagian kanan bawah serta
pasien juga mengeluhkan adanya rasa keras pada perut. Kelainan yang ditemukan
pada pemeriksaan fisik adalah berupa nyeri tekan abdomen pada region inguinal
dextra dan media serta defence muscular didapatkan positif. Dapat disimpulkan
bahwa pada kondisi pasien ini disertai dengan gejala akut abdomen.
Keluhan utama yang didapat adalah nyeri perut unilateral pada perut kanan
bawah yang hebat. Sebelumnya diikuti dengan dengan adanya terdapat setelah
amenorea. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya syok hipovolemik serta
gejala akut abdomen dan pada pemeriksaan vaginal toucher juga didapatkan nyeri
goyang portio. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya anemia
normositik normokrom dan test kehamilan positif. Ditunjang dengan hasil
pemeriksaan USG yang menyatakan adanya kehamilan pada bagian Tuba.
Diagnosis banding seperti abortus imminens dan abortus inkomplit dapat
disingkirkan karena pada abortus perdarahan yang terjadi berwarna lebih
kemerahan segar , rasa nyeri yang sering berlokasi di daerah median, serta pada
abortus tidak dapat diraba tahanan di samping atau di belakang uterus, serta tidak
terdapat nyeri goyang portio. Selain itu, diagnosis kehamilan disertai apendisitis
akut juga dapat disingkirkan karena pada apendisitis tidak ditemukan nyeri pada
gerakan servix uteri seperti yang ditemukan pada pasien. Nyeri perut bagian
bawah pada apendisitis terletak pada titik Mcburney. Dapat disipulkan bahwa
kehamilan ektopik terganggu sudah terkonfirmasi.
Penanganan kasus KET, hal – hal yang harus diperhatikan adalah kondisi
penderita saat itu, lokasi kehamilan ektopik dan kondisi anatomic organ pelvis.
Salpingektomi dapat dilakukan atas indikasi:
17
a. Kondisi penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok
b. kondisi tuba buruk, terdapat jaringan parut yang tinggi resikonya akan
kehamilan ektopik berulang
18
diregulasikan oleh kebanyakan hormone reproduktif yang bersifat steroid seperti
estrogen dan progesterone. Implantasi dari embryo dengan menempelnya embryo
ke epitel luminal, memasuki stroma dari endometrium dan dibahwah pengaruh
hormone estrogen dan progesterone sel stroma mengelilingi embryo yang sudah
ber implantasi yang sedang mengalami transformasi dimana proses tersebut
dinamakan desidualisasi yang menjadi syarat terjadinya implantasi.
19
didapatkan hasil tes gula darah sewaktu 331 yang dimana jauh diatas dari nilai
rujukan dan riwayat diabetes melitus. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan
oleh terjadinya Insulin Resistance yang mana dapat menyebabkan adanya dari
adanya ketidakseimbangan hormone pada pasien ini.
Didalam mukosa tuba fallopii sel leukosit CD45+ dan CD 68+ (yang
diduga sebagai makrofag), dan CD11c+ mengalami peningatan yang signifikan
pada wanita dengan kehamilan ektopik. Teori tersebut menjelaskan mengapa
dalam pasien ini juga terdapat peningkatan leukosit yang mencapai 28.400.
Dalam kasus ini pasien mengaku ASI semakin lama jumlahnya semakin
sedikit dimana saat ini pasien juga sudah mulai terjadi menstruasi pada ketika
pasien 5 bulan setelah melahirkan yang dimana menstruasi pada ibu yang
menyusui secara ekslusif umumnya terjadi menstruasi 7-8 bulan setelah
melahirkan. Diduga ketidak seimbangan hormone yang mana peningkatan
progesterone dan estrogen menyebabkan berkurangnya reseptor prolaktin yang
mana terjadi karena estrogen mensuppresi pembentukan reseptor prolaktin dan
dimana progesterone akan bertindak sebagai inhibitor kompetitif prolaktin.
Pada pasien ini kehamilan pada tuba yang sudah terjadinya ruptur lebih
tepatnya terletak pada tuba fallopii dextra pars ampullaris. Hal ini didukung oleh
teori yang menjelaskan tentang pergerakan silia pada usia kehamilan 6-7 minggu
seharusnya embryo berada pada bagian isthmus, pada usia kehamilan 8-12
minggu embryo seharusnya berada pada bagian ampulla dan bagian infundibulum
bias mencapai 4 bulan. Karena secara histologist bagian isthmus mempunyai
dinding lebih tebal sehingga diameternya lebih kecil(2mm), ampula mempunyai
dinding yang cenderung tipis sehingga memiliki diameter lebih besar (6mm),
sedangkan bagian infudibulum berbentuk seperti terompet sehingga memilki
diameter yang paling besar.
Berdasarkan hasil anamnesis juga didapatkan bahwa pada pasien ini sudah
menikah 4 tahun namun baru mengalami kehamilan pada trahun ke 3 pernikahan
20
yang mana dapat disimpulkan pada pasien ini mengalami infertile yang dapat
juga kemungkinan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormone reproduktif
DAFTAR PUSTAKA
21