Anda di halaman 1dari 175

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Tesis Magister

2016

Pengaruh Beban Kerja terhadap


Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Arlina

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/733
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA
PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TENTARA
TK.IV 010702 BINJAI KESDAM I BB TAHUN 2016

TESIS

Oleh

ARLINA
147032114/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


`

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA


PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TENTARA
TK. IV 010702 BINJAI KESDAM I BB
TAHUN 2016

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Kesehatan Kerja
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

ARLINA
147032114/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


`

Judul Tesis : PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP


KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT DI
RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
TENTARA TK.IV 010702 BINJAI KESDAM I
BB TAHUN 2016
Nama Mahasiswa : Arlina
Nomor Induk Mahasiswa : 147032114
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Kesehatan Kerja

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes) (Ir. Kalsum, M.Kes)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi S2 Dekan

(Prof. Dr.Dra. Ida Yustina, M.Si) (Prof. Dr.Dra. Ida Yustina, M.Si)

Tanggal Lulus : 10 Oktober 2016

Universitas Sumatera Utara


`

Telah Diuji
pada Tanggal : 10 Oktober 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes


Anggota : 1. Ir. Kalsum, M.Kes
2. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si
3. Masnelly Lubis, S.Kep, MARS

Universitas Sumatera Utara


`

PERNYATAAN

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA


PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TENTARA
TK. IV 010702 BINJAI KESDAM I BB
TAHUN 2016

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 10 Oktober 2016


Penulis

ARLINA
147032114/IKM

Universitas Sumatera Utara


`

ABSTRAK

Beban kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat
dalam memberikan pelayanan. Beragamnya tugas keperawatan yang harus dilakukan
dalam menangani pasien dengan berbagai macam penyakit dan tingkat
ketergantungannya diprediksi merupakan beban kerja yang berat bagi perawat.
Beban kerja perawat yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan kerja.
Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor penurun kinerja yang dapat menambah
tingkat kesalahan dalam bekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang
bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tingkat IV 010702 Binjai
Kesdam I BB dengan jumlah 63 orang yang merupakan total populasi.
Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat paling banyak berada pada
tingkat berat yaitu 33 orang (52,4%). Kelelahan kerja perawat yang diukur
berdasarkan kuesioner paling banyak dengan kategori tinggi 27 orang (42,9%), Hasil
uji statistik menunjukkan ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja perawat
berdasarkan kuesioner dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Sedangkan kelelahan kerja
perawat yang diukur berdasarkan Reaction Timer paling banyak dengan kategori
sedang 29 orang (46,0%). Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh beban kerja
terhadap kelelahan kerja perawat berdasarkan Reaction Timer dengan nilai p = 0,002
(p < 0,05).
Disarankan kepada pihak Rumah Sakit untuk mendistribusikan perawat dan
mengatur rotasi shift dengan baik sesuai dengan jam kerja standar, sehingga
menghasilkan produktifitas kerja yang lebih efektif dan efisien dalam memberikan
pelayanan kesehatan.

Kata Kunci: Beban Kerja, Kelelahan Kerja, Perawat

Universitas Sumatera Utara


`

ABSTRACT

The workload is one of the factors that affect the ability of nurses in providing
service. Various nursing tasks that should be performed in patients with various
diseases and predictable level of dependency is a heavy workload for nurses.
Excessive nursing workload can cause fatigue. Work fatigue is one factor that can
decrease the performance which can increase the level of errors in the work.
This research is quantitative research with cross sectional approach. The
sample in this study is the whole implementing nurse on duty at the Army Hospital
Inpatient level IV 010702 Binjai Kesdam I BB with a total of 63 people which is total
population. .
The results showed most nursing workload was heavy on the level that is 33
people (52,4%). Work fatigue of nurses measured by the questionnaire at the most
with a high category 27 (42.9%), Statistical analysis showed an influence of
workload to fatigue on nurses that based on questionnaire with a value of p = 0.003
(p <0.05). While work fatigue of nurses was measured based on Reaction Timer
showed most of them at moderate categories were 29 people (46.0%). Statistical
analysis showed an influence of workload on nurses' fatigue by Reaction Timer with a
value of p = 0.002 (p <0.05).
It is recommended to the hospital to distribute nurses and sets the rotational
shift properly in accordance with standard working hours, so that the labor
productivity is more effective and efficient in delivering health services.

Keywords: Workload, Work Fatigue, Nurses

Universitas Sumatera Utara


`

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunianya-Nya sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul : “Pengaruh

Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016”. Tesis

ini dibuat sebagai persyaratan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan

yang tinggi kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan dan Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

3. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Pasca

Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

4. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes. Selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan moril serta pengetahuan sekaligus motivasi dalam

menyelesaikan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara


`

5. Ir. Kalsum, M.Kes. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah bersedia

komunikasi sekaligus memberikan saran, masukan dan arahan serta motivasi

selama penulisan tesis ini

6. Prof. Dr. Ir. Evawani, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

7. Ibu Masnelly Lubis, S.Kep.MARS. selaku Dosen Penguji yang juga telah

memberikan berbagai masukan saran dan kritikan yang konstruktif untuk

kesempurnaan tesis ini.

8. Seluruh staf Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

9. Dr. Darma Malem, Sp.THT selaku Direktur Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702

Binjai Kesdam I BB yang telah member izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian.

10. Seluruh responden dan staf Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I

BB yang telah banyak membantu memberikan data dan berpartisipasi untuk

terwujudnya Tesis ini.

11. Teman-teman Angkatan Tahun 2014 Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

FKM USU khususnya peminat studi Kesehatan Kerja yang saling memberi

semangat dan motivasi untuk selalu berjuang bersama dalam menyelesaikan

pendidikan.

12. Seluruh keluarga tercinta yang selalu memberi motivasi dan do‟a kepada penulis

untuk menyelesaikan tesis ini tepat waktu.

Universitas Sumatera Utara


`

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini.

Untuk itu penulis berharap masukan dan saran dari para pembaca untuk

kesempurnaan tesis ini nantinya.

Medan, 10 Oktober 2016


Penulis

Arlina
147032114/IKM

Universitas Sumatera Utara


`

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Arlina, dilahirkan di Medan pada tanggal 27 April 1971,

anak ke 3 (tiga) dari pasangan H. Amiruddin dan Hj. Amsiar, beragama Islam,

bertempat tinggal di Jalan Gedung Arca Gg. Volly No. 7/8 Medan.

Penulis memulai pendidikan di SD Negeri No. 060822 Medan tamat tahun

1984, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3 Medan tamat tahun 1987, lanjut ke

SMA Negeri 5 Medan tamat tahun 1990. Penulis melanjutkan pendidikan ke Fakultas

Kedokteran Universitas Methodist Indonesia tamat tahun 2000. Kemudian sejak

tahun 2014 – 2016 melanjutkan pendidikan S2 di Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis mulai bekerja sebagai PNS di Puskesmas Kota Binjai sejak tahun

2006 sampai sekarang.

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 9
1.4 Hipotesis ................................................................................ 9
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 12


2.1 Beban Kerja ............................................................................ 12
2.1.1 Pengertian Beban Kerja ............................................... 12
2.1.2 Beban Kerja Perawat ................................................... 13
2.1.3 Klasifikasi Beban Kerja ............................................... 20
2.1.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Beban Kerja ........... 21
2.1.5 Dampak Beban Kerja ................................................... 22
2.1.6 Penilaian Beban Kerja ................................................. 23
2.1.7 Penghitungan Beban Kerja .......................................... 24
2.1.8 Pengukuran Kerja ........................................................ 31
2.2 Kelelahan Kerja ...................................................................... 33
2.2.1 Pengertian Kelehan Kerja ............................................ 33
2.2.2 Jenis Kelelahan Kerja .................................................. 34
2.2.3 Fisiologi Kelelahan Kerja ............................................ 36
2.2.4 Gejala Kelelahan Kerja ................................................ 36
2.2.5 Penyebab Kelelahan ..................................................... 37
2.2.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Kelelahan . 39
2.2.7 Penanggulangan Kelelahan Kerja ............................... 44
2.2.8 Pengukuran Kelelahan Kerja ....................................... 45
2.2.9 Pengaruh antara Beban Kerja terhadap Kelelahan
Kerja............................................................................ 49
2.3 Perawat… ............................................................................... 50
2.3.1 Definisi Perawat ........................................................... 50

Universitas Sumatera Utara


`

2.3.2 Peran Perawat .............................................................. 50


2.3.3 Fungsi Perawat ............................................................. 52
2.4 Landasan Teori ....................................................................... 53
2.5 Kerangka Konsep ................................................................... 54

BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................... 55


3.1. Jenis Penelitian .................................................................... 55
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 55
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 56
3.3.1 Populasi....................................................................... 56
3.3.2 Sampel ........................................................................ 56
3.4. Metode Pengumpulan Data.................................................. 56
3.4.1 Data Primer ................................................................. 56
3.4.2 Data Sekunder ............................................................. 57
3.4.3 Tahap Persiapan .......................................................... 57
3.4.4 Tahap Pelaksanaan ...................................................... 57
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ....................................... 58
3.5.1 Variabel ....................................................................... 58
3.5.2 Definisi Operasional ................................................... 59
3.6. Aspek Pengukuran ............................................................... 60
3.6.1 Beban Kerja ................................................................ 60
3.6.2 Kelelahan Kerja .......................................................... 60
3.7. Teknik Pengolahan Data ...................................................... 61
3.8. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................. 62
3.9. Metode Analisa Data ........................................................... 63
3.9.1 Analisis Univariat ...................................................... 63
3.9.2 Analisis Bivariat ......................................................... 63
3.10. Etika Penelitian .................................................................... 64

BAB 4. HASIL PENELITIAN ................................................................. 65


4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 65
4.2 Struktur Organisasi ................................................................. 66
4.3 Karakteristik Responden ........................................................ 67
4.4 Hasil Univariat ....................................................................... 69
4.4.1 Beban Kerja Perawat ..................................................... 69
4.4.2 Kelelahan Kerja Perawat ............................................... 74
4.5. Hasil Bivariat .......................................................................... 78
4.5.1 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada
Perawat Berdasarkan Pengukuran Reaction Timer di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 ..................... 79
4.5.2 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada
Perawat Berdasarkan Pengukuran Kuesioner di Ruang

Universitas Sumatera Utara


`

Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702


Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 .................................. 80
4.5.3 Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara
Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 ......... 81

BAB 5. PEMBAHASAN........................................ ................................... 83


5.1 Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 ..... 83
5.2 Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 ..... 87
5.3 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja Pada
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 .............................. 90

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 102


6.1 Kesimpulan .......................................................................... 102
6.2 Saran ..................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 105

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1 Format Observasi Kegiatan Keperawatan (Work Sampling).............. 26

2.2 Perbedaan Work Sampling dengan Time And Motion Study............. 30

2.3. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia................................ 40

3.1. Defenisi Operasional........................................................................... 59

3.2. Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subyektif.......................................... 61


3.3 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Objektif dengan Reaction
Timer...................................................................... .......................... 61
4.1 Distribusi Karakteristik Responden Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun
2016................................................................................................ 67
4.2 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun
2016................................................................................................ 69

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Pertanyaan


Beban Kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara
Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016............................ 70

4.4 Distribusi Frekuensi Kelelahan Kerja Perawat di Ukur


Mengunakan Reaction Timer di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 ................. 75

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Pertanyaan


Kelelahan Kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016............... .. 75

4.6 Distribusi Frekuensi Kelelahan Kerja Perawat di Ukur Melalui


Kuesioner di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016........................................ 78

Universitas Sumatera Utara


`

4.7 Distribusi Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada perawat


Berdasarkan Pengukuran Reaction Timer di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun
2016............................................................................... 79

4.8 Distribusi Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat


Berdasarkan Pengukuran Kuesioner di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun
2016..................................................................................... 80

4.9 Distribusi Shift Kerja dengan Kelelahan pada Perawat Berdasarkan


Pengukuran Kuesioner di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara
Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016........................... ... 81

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 54

4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Tentara TK. IV 010702 Binjai


Kesdam I BB………………. .............................................................. 66

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden……………………… 111

2. Kuesioner Penelitian………………………………………………. 112

3. Master Data………………………………………………………… 116

4. Output SPSS……………………………………………………….. 126

5. Dokumentasi Penelitian…………………………………………… 150

6. Hasil Analisa Laboratorium………………………………………. 157

7. Surat Izin Penelitian……………………………………………….. 159

8. Surat Balasan Penelitian…………………………………………… 160

Universitas Sumatera Utara


`

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit, dimana perawat

memiliki tanggung jawab untuk memonitor pasien setiap hari dan manajemen

pelayanan bagi pasien (Hendrich, et.al., 2008). Sebanyak 40-75% pelayanan di rumah

sakit merupakan pelayanan keperawatan (Gillies, 1994). Tanggung jawab dan beban

kerja yang berat mengharuskan seorang perawat mampu melaksanakan asuhan

keperawatan dengan baik. Beban kerja perawat rumah sakit biasanya berat, sering

membutuhkan shift panjang dan memaksakan tuntutan fisik. Salah satu studi terhadap

lebih dari 5.000 shift keperawatan melaporkan 40% dari shift kerja melebihi 12 jam,

hal ini menunjukkan bahwa perawat sering bekerja lebih lama dari yang dijadwalkan

(Rogers, et.al, 2004 dalam Hendrich, et.al, 2008).

Beban kerja perawat merupakan seluruh kegiatan atau aktifitas yang

dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan.

Bahwa beban kerja merupakan jumlah total waktu keperawatan baik secara langsung

atau tidak langsung dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diperlukan oleh

pasien dan jumlah perawat yang diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut

(Marquis dan Houston, 2010).

Beban kerja yang terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk

antara perawat dan pasien, kegagalan komunikasi antara perawat dan dokter,

Universitas Sumatera Utara


`

tingginya drop out/turnover perawat, dan rasa ketidakpuasan kerja perawat. Beban

kerja yang tinggi akan menimbulkan kelelahan dan stres kerja. Kelelahan perawat

dalam bekerja dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan kerja yang akan

menyebabkan kemunduran penampilan kerja. Kelelahan kerja perawat juga dapat

memberi dampak pada asuhan pelayanan yang diberikan tidak akan optimal (Tappen,

1998).

Pengukuran sumber daya keperawatan akan menjadi valid dan reliabel dengan

menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat (O‟Brian, et al.,

1997 dalam Kurniadi, 2013). Faktor-faktor yang dimaksud adalah kondisi pasien,

karakteristik pasien dan tindakan keperawatan yang diberikan serta lingkungan kerja.

Disamping itu ada faktor lain, misalnya beratnya tanggung jawab,

tuntutan/permintaan dalam waktu bersamaan, kejadian-kejadian yang tidak

diantisipasi, interupsi, kejadian yang berisik/gaduh. Perhitungan beban kerja tiap unit

tidaklah sama akan tetapi tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan (Kosim,

1995 dalam Kurniadi, 2013). Menurut Gillies (1999), ada beberapa alasan dilakukan

perhitungan beban kerja yaitu untuk mengkaji status kebutuhan perawatan pasien,

menentukan dan mengolah staf keperawatan, kondisi kerja serta kualitas asuhan

keperawatan, menentukan dan mengeluarkan biaya alokasi sumber daya yang

adekuat, dan untuk mengukur hasil intervensi keperawatan.

Menghitung beban kerja dari seorang perawat bukanlah pekerjaan yang

mudah. Manajer keperawatan harus mengerti tentang jumlah pasien yang dirawat

setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut, kondisi atau tingkat ketergantungan pasien,

Universitas Sumatera Utara


`

rata-rata hari perawatan, frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien dan

pengukuran rata-rata waktu perawatan langsung, perawatan tidak langsung dan

pendidikan kesehatan agar dapat mengetahui beban kerja (Gillies, 1996).

Perawat memiliki tuntutan kerja yang tinggi, khususnya perawat yang

bertugas di Instalasi Rawat Inap. Hal ini disebabkan karena di Instalasi Rawat Inap

seluruh asuhan keperawatan dilakukan 24 jam selama 7 hari, sehingga menambah

tanggung jawab perawat untuk melakukan asuhan keperawatan dibandingkan dengan

perawat yang bertugas di instalasi lainnya. Tuntutan kerja yang tinggi tersebut

menyebabkan aktifitas kerja perawat juga meningkat. Tingginya tuntutan kerja

tersebut dapat mengganggu kesehatan perawat.

Menurut Setyawati (2013), bahwa kelelahan kerja terjadi akibat penumpukan

asam laktat. Pada saat bekerja tubuh membutuhkan energi. Energi tersebut diperoleh

dari hasil pemecahan glikogen. Selain energi, asam laktat merupakan salah satu hasil

dari pemecahan glikogen. Saat otot berkontraksi, maka akan terjadi penumpukan

asam laktat. Asam laktat ini menghambat kerja otot dan menyebabkan rasa lelah.

Kelelahan kerja adalah suatu kondisi melemahnya kegiatan, motivasi, dan

kelelahan fisik untuk melakukan kerja. Menurut Cameron (1973) dalam Setyawati

(2013), bahwa kelelahan kerja menyangkut penurunan kinerja fisik, adanya perasaan

lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja. Menurut Suma‟mur

(2009), bahwa kelelahan merupakan penurunan ketahanan dan daya tubuh untuk

melakukan pekerjaan. Menurut Setyawati (2013), bahwa kelelahan kerja tidak dapat

didefinisikan tetapi dapat dirasakan sehingga penentuan kelelahan kerja dapat

Universitas Sumatera Utara


`

diketahui secara subjektif berdasarkan perasaan yang dialami tenaga kerja. Menurut

Suma‟mur (2009), bahwa kelelahan kerja tidak hanya terjadi pada akhir waktu kerja,

namun juga dapat terjadi sebelum bekerja. Kelelahan kerja tidak hanya dialami oleh

tenaga kerja yang bekerja di bidang industri, namun juga di bidang pelayanan

kesehatan, contohnya perawat.

Menurut Tarwaka (2010), bahwa salah satu penyebab kelelahan kerja adalah

beban kerja fisik. Hal ini sejalan dengan penelitian Maharja (2015) bahwa sebagian

besar perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya mengalami beban kerja

tingkat sedang dengan kelelahan kerja kategori sedang. Penelitian lain juga dilakukan

oleh Dewi (2013) menunjukkan bahwa berdasarkan proporsi beban kerja sebagian

besar perawat di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Kota Surabaya mengalami

beban kerja yang cukup tinggi yaitu 38 orang (71,7%). Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Hayono, dkk (2009) menunjukkan hasil yaitu terdapat hubungan yang

signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan kerja dengan p value 0,000.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kelelahan kerja dapat dengan mudah

menyerang perawat, mengingat bahwa perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap

memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan lebih baik dengan bekerja 24 jam

selama 7 hari dengan sistem shift kerja. Selain itu, beban kerja perawat dapat semakin

bertambah jika perawat melakukan shift terusan, yaitu dalam sehari mengambil dua

kali shift. Selain menambah beban kerja fisik, hal tersebut juga dapat menyebabkan

terjadinya peningkatan kelelahan kerja karena berkurangnya waktu tidur dan

mengganggu irama biologis tubuh (Setyawati, 2013).

Universitas Sumatera Utara


`

Apabila kelelahan kerja tidak segera ditangani dan segera beristirahat, maka

akan terjadi akumulasi kelelahan dalam sehari, sehingga dapat berdampak lebih parah

terhadap kesehatan. Menurut Tarwaka (2010), bahwa risiko dari kelelahan kerja

yaitu: motivasi kerja menurun, performansi rendah, kualitas kerja rendah, banyak

terjadi kesalahan, produktivitas kerja rendah, stress akibat kerja, penyakit akibat

kerja, cedera, dan terjadi kecelakaan kerja. Sedangkan menurut Setyawati (2013),

bahwa dampak dari kelelahan kerja adalah prestasi kerja menurun, badan terasa tidak

enak, semangat kerja menurun, dan menurunkan produktivitas kerja.

Menurut Setyawati (2013), bahwa kelelahan kerja menyebabkan terjadi

kecelakaan kerja. Menurut Suma‟mur (2009) bahwa kecelakaan kerja membawa

kerugian bagi tempat kerja, baik dari segi biaya, waktu, produktivitas maupun tenaga.

Kelelahan kerja yang dialami perawat harus menjadi perhatian bagi pihak rumah

sakit. Hal itu disebabkan perawat memiliki peran penting bagi pasien rumah sakit.

Manajemen kelelahan kerja yang berkaitan dengan manajemen K3 harus

dilaksanakan dan terintegrasi oleh seluruh pihak yang terkait. Hal ini dilakukan agar

dampak dari manajemen kelelahan kerja dapat dirasakan secara menyeluruh.

Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB salah satu

pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan Instalasi Rawat Inap. Ruangan Instalasi

Rawat Inap terdiri dari Ruang Anggrek, Ruang Melati, Ruang Mawar, Ruang

Bougenville/Teratai, dan Ruang Flamboyan/Asoka. Diruangan Instalasi Rawat Inap

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang dibuktikan dengan Bed Occupancy

Rate (BOR) atau angka penggunaan tempat tidur.

Universitas Sumatera Utara


`

Bed Occupancy Rate (BOR) menggambarkan tingkat rata-rata penggunaan

tempat tidur. Angka BOR idealnya yaitu 60% - 80%. Berdasarkan studi pendahuluan

yang dilakukan, capaian BOR pada tahun 2014 dari Ruangan Anggrek 74,32%,

Melati 73,14% , Mawar 75,02%, Bougenville/Teratai 73,42% dan Flamboyan/ Asoka

73,28%. Sementara pada tahun 2015 capaian BOR Ruangan Anggrek 75,73%,

Melati 73,44% , Mawar 76,18%, Bougenville/Teratai 73,66% dan Flamboyan/ Asoka

73,54% data ini menunjukkan adanya peningkatan capaian BOR dilihat dari dua

tahun terakhir.

Peningkatan capaian BOR tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

penggunaan layanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702

Binjai Kesdam I BB. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas kerja perawat di ruang

tersebut juga mengalami peningkatan. Selain itu berdasarkan Laporan Akuntabilitas

Manajemen Keperawatan Instalasi Rawat Inap Tahun 2015 menunjukkan bahwa

sebesar 78,57% responden dari perawat terbebani secara fisik dan sebanyak 71%

responden mengalami beban kerja subjektif kategori tinggi. Beban kerja subjektif

adalah beban kerja tambahan yang diperoleh perawat dari pekerjaan yang

berhubungan maupun tidak berhubungan dengan profesi sebagai perawat.

Data dari Laporan Tahunan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV

010702 Binjai Kesdam I BB (2015), diperoleh jumlah kunjungan pasien rawat inap

dari bulan Januari sampai dengan April 2016 mencapai 1.173 pasien. Bed Occupancy

Rate (BOR) tahun 2016 di Instalasi Rawat Inap 87% memberikan gambaran bahwa

beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap semakin bertambah seiring dengan

Universitas Sumatera Utara


`

meningkatnya jumlah pasien, sehingga apabila ini berkelanjutan akan menimbulkan

kelelahan pada perawat yang berdampak kepada penurunan kualitas pelayanan.

Jumlah perawat pelaksana yang bertugas di Instalasi Rawat Inap sebanyak 63

orang dengan latar belakang pendidikan 2 orang SPK, 39 orang D-III dan 22 orang

Sarjana Keperawatan. Pembagian jam kerja perawat terdiri atas 2 shift kerja yaitu

shift pagi dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB (8 jam) dan shift malam dimulai dari

jam 16.00 – 08.00 WIB (16 jam) dengan jumlah perawat yang bertugas 5 orang shift

pagi dan 3 orang shift malam. Shift malam mempunyai jam kerja yang jauh lebih

panjang dengan jumlah perawat yang bertugas lebih sedikit dibanding shift pagi.

Dilihat dari jumlah tempat tidur di masing-masing ruang perawatan tidak jarang

seluruh tempat tidur terisi penuh dengan jumlah pasien 17 sampai 26 orang .

Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan metode Douglas,

dan (Full Time Equivalent) FTE dan Depkes RI (2005) di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB di ruangan Anggrek

dibutuhkan tenaga perawat 15 orang, di ruangan Melati 15 orang, ruangan Mawar 14

orang, ruangan Bougenville/Teratai 11 orang dan Flamboyan/ Asoka 11 orang.

Sementara jumlah perawat yang ada di ruangan adalah ruangan Anggrek 11 orang,

ruangan Melati 14 orang, ruangan Mawar 13 orang, ruangan Bougenville/Teratai 12

orang dan Flamboyan/ Asoka 13 orang. Dari perhitungan kebutuhan tenaga perawat

ini menunjukkan kekurangan kira-kira 3 orang dari jumlah tenaga yang tersedia dari

seluruh ruang perawatan.

Universitas Sumatera Utara


`

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada awal penelitian, terdapat

beberapa keluhan kelelahan yang diutarakan oleh perawat. Dari segi keluhan fisik,

didapatkan beberapa keluhan seperti pusing atau sakit kepala, nyeri leher dan

punggung, kelelahan pada kaki, nyeri otot, susah tidur akibat pola tidur yang tidak

teratur, penurunan konsentrasi, pusing, sering menguap, mengantuk dan lelah seluruh

badan. Shift adalah solusi untuk pekerjaan yang terus menerus, walaupun sudah ada

libur yang cukup tetapi masih ada keluhan kelelahan yang dirasakan oleh perawat.

Kondisi ini yang mendasari peneliti untuk melihat pengaruh beban kerja terhadap

kelelahan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702

Binjai Kesdam I BB.

1.2 Perumusan Masalah

Pelayanan di Instalasi Rawat Inap merupakan pelayanan yang sangat

kompleks dan memberikan kontribusi yang paling besar bagi kesembuhan pasien

rawat inap. Perawat mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dan dituntut

bekerja secara profesional dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Seiring

dengan bertambahnya jumlah pasien yang di rawat otomatis menambah beban kerja

bagi perawat yang dapat menimbulkan kelelahan. Kelelahan kerja merupakan salah

satu faktor penurunan kinerja yang dapat menambah tingkat kesalahan dalam bekerja.

Kelelahan kerja yang tidak diatasi dapat menimbulkan berbagai permasalahan

kerja yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan dalam bekerja. Sehingga suatu rumah

sakit wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat menimbulkan

Universitas Sumatera Utara


`

permasalahan dalam bekerja yaitu antara lain kelelahan kerja yang dialami secara

umum pada karyawan, dan salah satunya pada perawat.

Berdasarkan uraian dan hasil wawancara di atas maka peneliti menetapkan

rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah pengaruh beban kerja terhadap

kelelahan kerja perawat di Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB

Tahun 2016”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mengetahui beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk.

IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

2. Mengetahui kelelahan kerja pada perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

3. Menganalisis pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja perawaat ini

menghasilkan jumlah kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara


`

Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB sesuai dengan beban kerja. Penelitian ini

diharapkan akan bermanfaat bagi aspek teoritis dan aspek praktis keperawatan.

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif dalam pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan perencanaan manajemen sumber

daya manusia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan

atau sebagai penunjang dari teori-teori yang sudah ada, tentang beban kerja perawat.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif secara praktis bagi

praktisi keperawatan

a. Manajemen Rumah Sakit tempat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan umpan balik bagi

pihak manajemen rumah sakit terutama Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

dalam pengelolaan sumber daya manusia khususnya keperawatan berdasarkan

beban kerja perawat, dapat dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan

terkait perencanaan kebutuhan jumlah tenaga perawat maupun pendistribusian

tenaga keperawatan.

b. Manajemen Keperawatan

Penelitian ini memberikan masukan bagi Bidang Keperawatan untuk

memahami beban kerja perawat pelaksana, sehingga dapat dijadikan acuan

untuk melakukan evaluasi kembali sebaran tenaga perawat yang sudah ada di

Universitas Sumatera Utara


`

instalasi ruangan rawat inap secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan

masing-masing ruangan.

c. Peneliti

Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti

dalam mengetahui beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap keseluruhan

dalam setiap shift kerja.

Universitas Sumatera Utara


`

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beban Kerja

2.1.1 Pengertian Beban Kerja

Menurut Munandar (2001), beban kerja adalah suatu kondisi dari pekerjaan

dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan pada batas waktu tertentu. Beban

kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi

dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat

bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di

sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja,

beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang

optimal (UU No 36 Tahun 2009)

Menurut Irwandy (2007), beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari

masing-masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban

kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan

fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang perawat menderita gangguan

atau penyakit akibat kerja. Beban kerja berkaitan erat dengan produktifitas tenaga

kesehatan, di mana 53,2% waktu yang benar-benar produktif yang digunakan untuk

pelayanan kesehatan langsung dan sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan

penunjang.

12

Universitas Sumatera Utara


`

2.1.2 Beban Kerja Perawat

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan

oleh seorang perawat selama bertugas disuatu unit pelayanan keperawatan (Marquish

dan Marquish, 2010). Beban kerja (workload) biasanya diartikan sebagai patient days

yang merujuk pada sejumlah prosedur, pemeriksaan, kunjungan (visite) pada pasien,

injeksi dan sebagainya. Pengertian beban kerja secara umum adalah upaya merinci

komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan hasil tertentu

(Kurniadi, 2013).

Peraturan Pemerintah RI No. 97 tahun 2000 pasal 4 ayat (2) huruf C, tentang

formasi Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa beban kerja adalah frekuensi rata-

rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dimana dalam

memperkirakan beban kerja organisasi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan dan

pengukuran. Beberapa pengertian di atas dapat digarisbawahi bahwa beban kerja

perawat pelaksana di ruang rawat merupakan bagian yang sangat penting untuk

diketahui oleh pimpinan atau manajemen sebagai sebuah organisasi dalam hal ini

rumah sakit, paling tidak diketahui oleh manajer keperawatan dan kepala ruangan, ini

berkaitan erat dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang rawat sebagai

sebuah asuhan agar lebih optimal dan berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit

lebih baik.

Rumah sakit sebagai organisasi yang memiliki ketenagaan perawat terbanyak,

dalam mengelola sumber daya yang ada baik itu manusia, waktu maupun materi

senantiasa dituntut untuk efisien dan efektif. Layanan keperawatan dapat diberikan

Universitas Sumatera Utara


`

secara optimal, manakala ada keseimbangan antara beberapa aspek seperti kesesuaian

antara beban kerja, jumlah pasien, dan jumlah tenaga dalam hal ini perawat yang

dalam memberikan asuhan/pelayanan. Beban kerja yang harus dikerjakan oleh

perawat, dipengaruhi oleh sarana dan jumlah tenaga yang tersedia. Beban kerja dalam

keperawatan yang dimaksud adalah sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh

perawat terhadap pasien dalam waktu dan satuan hasil. Gillies (1994), menyatakan

beban kerja dapat diperkirakan dengan melihat beberapa komponen antara lain :

1 Jumlah pasien yang dirawat

Pelayanan di rumah sakit dapat terjadi oleh karena adanya pengguna jasa

atau pasien. Jumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam pelayanan di

sebuah rumah sakit, ditentukan juga oleh jumlah pasien yang datang sebagai

pengguna. Sehingga perhitungan kebutuhan tenaga yang akan diperlukan,

senantiasa berdasarkan jumlah pasien. Tenaga keperawatan merupakan sumber

daya manusia terbanyak yang berada di rumah sakit terlebih di ruang rawat inap,

dan jumlah pasien yang dirawat dihitung berdasarkan Bed Ocuppation Rate

(BOR) baik dihitung harian, bulanan bahkan tahunan. Perhitungan ini dapat

dilakukan di masing-masing ruangan dan ada juga perhitungan secara

keseluruhan rumah sakit itu sendiri. Ilyas (2011) menunjukkan bahwa untuk

melayani pasien dan berapa lama waktu untuk menyelesaikan tugas dapat

diketahui berdasarkan banyaknya jumlah pasien. Jumlah ini akan menentukan

besarnya beban kerja perawat. Beban kerja tersebut dapat dihitung yaitu waktu

kumulatif perhari yang dibutuhkan perawat untuk sejumlah pelayanan.

Universitas Sumatera Utara


`

2 Tingkat ketergantungan pasien

Ketergantungan pasien dapat mempengaruhi beban kerja perawat.

Edwaston dalam Gillies (1994) pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan

keperawatan klinis dapat diobservasi oleh perawat. Sistem ketergantungan pasien

ini dikelompokkan sesuai dengan tingkat ketergantungannya pada perawat atau

lama waktu dan kemampuan yang dibutuhkan dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai kebutuhan pasien. Tujuan pengelompokan ini dijadikan

sebagai informasi perkiraan beban kerja perawat. Klasifikasi ketergantungan

pasien dapat dilihat melalui observasi terhadap pasien melalui pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan dalam periode waktu tertentu selama perawatan, seperti :

makan, minum, kebersihan diri, eliminasi, aktifitas, perilaku, terapi dan

pendidikan kesehatan. Tingkat ketergantungan ini akan mengukur jumlah usaha

yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan keperawatan yang dilakukan

pasien (Luwis dan Carini, 1984).

Pengkategorian atau pengelompokan tingkat ketergantungan pasien

menurut Swansburg (1999), membagi tingkat ketergantungan pasien menjadi 5

kategori, yaitu :

a. Kategori I (perawatan mandiri), yang terdiri dari :

(1) kegiatan makan, minum dilakukan sendiri atau dengan sedikit bantuan,

merapikan diri dilakukan sendiri dan kebutuhan eliminasi ke kamar

mandi serta mengatur kenyamanan posisi tubuh dapat dilakukan sendiri,

Universitas Sumatera Utara


`

(2) keadaan umum baik, masuk rumah sakit untuk check up atau bedah

minor,

(3) kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi : membutuhkan

penjelasan untuk tiap prosedur tindakan, membutuhkan penjelasan

persiapan pulang, emosi stabil,

(4 ) pengobatan dan tindakan tidak ada atau hanya tindakan dan pengobatan

sederhana

b. Kategori II (perawatan minimal), yaitu :

(1) kegiatan sehari-hari, persiapan makan dan minum dibantu oleh perawat,

masih dapat makan dan minum sendiri, merapikan diri perlu sedikit

bantuan, perlu dibantu ke kamar mandi/menggunakan urinal,

kenyamanan posisi tubuh dapat melakukan sendiri dengan sedikit

bantuan,

(2) keadaan umum tampak sakit ringan, perlu observasi tanda vital,

(3) kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi : perlu 10-15

menit per shift, sedikit bingung atau agitasi, tapi dapat terkendali dengan

obat,

(4) pengobatan dan tindakan: perlu 20-30 menit per shift, sering evaluasi

efektifitas pengobatan dan tindakan, perlu observasi status tiap 2 jam.

c. Kategori III (perawatan moderat), yaitu :

(1) aktifitas makan dan minum disuapi, masih dapat mengunyah dan

menelan makanan, tidak dapat merapikan diri sendiri, eliminasi di pispot

Universitas Sumatera Utara


`

dan urinal, sering ngompol, kenyamanan posisi tubuh tergantung pada

perawat,

(2) keadaan umum : gejala akut dapat hilang timbul, perlu observasi fisik

dan emosi tiap 2-4 jam. Pasien terpasang infus, dimonitor setiap 1 jam,

(3) kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi : perlu 10-30

menit tiap shift, gelisah, menolak bantuan, cukup dikendalikan dengan

obat,

(4) pengobatan dan tindakan : perlu 30-60 menit per shift, perlu sering

diawasi terhadap efek samping pengobatan dan tindakan, perlu

observasi status mental tiap satu jam.

d. Kategori IV (perawatan ekstensif/semi total), yaitu :

(1) kegiatan makan, minum tidak bisa mengunyah dan menelan makanan,

perlu per sonde, merapihkan diri perlu dibantu semua, dimandikan,

perawatan rambut dan kebersihan gigi dan mulut harus dibantu,

eliminasi sering ngompol lebih dari dua kali per shift, kenyamanan

posisi perlu dibantu oleh dua orang,

(2) keadaan umum : tampak sakit berat, dapat kehilangan cairan atau darah,

gangguan sistem pernapasan akut, perlu sering dipantau,

(3) kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi : perlu lebih dari

30 menit per shift, keadaan pasien gelisah, agitasi tidak terkendali

dengan obat,

Universitas Sumatera Utara


`

(4) pengobatan dan tindakan : perlu lebih dari 60 menit per shift, perlu

observasi status mental tiap kurang dari satu jam.

e. Kategori V (perawatan intensif/total), dimana pasien yang termasuk kategori

ini memerlukan tindakan dan pengawasan intensif atau terus menerus dan

diperlukan satu perawat untuk satu pasien. Semua kebutuhan pasien

diurus/dibantu perawat.

3 Jenis tindakan keperawatan

Pekerjaan yang sangat bervariasi yang harus dilaksanakan oleh perawat

pelaksana di ruang rawat, sehingga beban kerja dipisahkan menurut jenis

kegiatan. Pemberian pelayanan keperawatan, menurut Situmorang (1994, dalam

Kurniadi, 2013) aktifitas keperawatan dibagi tiga jenis bentuk kegiatan yaitu :

a. Kegiatan perawatan langsung (direct care), yaitu aktifitas perawatan yang

difokuskan langsung/dirasakan langsung oleh pasien dan keluarganya.

Kebutuhan ini meliputi: komunikasi, pemberian obat, pemberian makan dan

minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti :

mengukur tanda-tanda vital, merawat luka, persiapan operasi, melaksanakan

observasi, memasang dan observasi infus dan memberikan dan mengontrol

pemasangan oksigen.

b. Kegiatan perawatan tidak langsung (indirect care) merupakan kegiatan

keperawatan tidak langsung dirasakan oleh pasien atau sebagai pelengkap

tindakan keperawatan langsung. Kegiatan yang dimaksud antara lain :

dokumentasi tindakan keperawatan atau hasil pemeriksaan, diskusi pre/post

Universitas Sumatera Utara


`

confrence, visite dokter/tenaga kesehatan lain, konsultasi/koordinasi dengan

bagian lain, bantuan persiapan dan pengambilan/pengantaran alat dan bahan

pemeriksaan, administrasi pasien, menyiapkan obat-obatan, menyiapkan

alat, kegiatan pengembangan keperawatan misalnya membaca buku

keperawatan, diskusi antar sesama perawat atau dengan atasan maupun tim

kesehatan lain terhadap perkembangan dan kondisi pasien, kegiatan

pengembangan organisasi rumah sakit seperti pertemuan dengan pimpinan

rumah sakit.

c. Kegiatan non keperawatan merupakan semua kegiatan untuk keperluan

pribadi perawat atau tidak ada hubungannya dengan pasien. Kegiatan ini

berorientasi kegiatan non produktif antara lain : istirahat, menonton televisi,

tidur, menerima dan menelpon untuk urasan pribadi, membaca koran dan

majalah, menerima tamu pribadi, datang terlambat dan pulang lebih cepat

dari waktu jam kerja selesai. Serta kegiatan pribadi, terkait aktifitas sehari-

hari, misalnya: makan, minum, ke kamar mandi, ganti pakaian, dan

sembayang.

4 Rata-rata waktu untuk melaksanakan tindakan keperawatan

Lamanya hari perawatan dan masing-masing tindakan keperawatan akan

mempengaruhi beban kerja perawat. Semakin lama seorang pasien di rawat,

maka akan semakin banyak diperlukan tindakan keperawatan dan akan

berdampak pada peningkatan beban kerja perawat. Tindakan keperawatan yang

akan dilakukan memerlukan lama waktu yang bervariasi atau berbeda antara

Universitas Sumatera Utara


`

masing-masing pasien tergantung kondisi dari pasien itu sendiri. Contoh tindakan

observasi untuk pasien dengan pemasangan infus, pasien dengan pemasangan

infus karena pemberian obat akan berbeda deangan pasien pemasangan infus

dikarenakan kekurangan cairan, sehingga waktu observasi yang dibutuhkan juga

akan berbeda, dengan demikian mempengaruhi beban kerja perawat (Nursalam,

2007).

2.1.3 Klasifikasi Beban Kerja

Menurut Munandar (2001), mengklasifikasikan beban kerja sebagai berikut :

a. Beban berlebih kuantitatif

Beban berlebih secara fisik ataupun mental akibat terlalu banyak melakukan

kegiatan merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan. Unsur yang

menimbulkan beban berlebih kuantitatif ialah desakan waktu, yaitu setiap tugas

diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat

(Munandar, 2001).

b. Beban terlalu sedikit kuantitatif

Beban kerja terlalu sedikit kuantitatif juga dapat mempengaruhi kesejahteraan

psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang sederhana, di mana banyak terjadi

pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton. Kebosanan dalam

kerja rutin sehari-hari, sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus

dilakukan, dapat menghasilkan berkurangnya perhatian. Hal ini, secara potensial

membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan

darurat.

Universitas Sumatera Utara


`

c. Beban berlebih kualitatif

Kemajuan teknologi mengakibatkan sebagian besar pekerjaan yang selama ini

dikerjakan secara manual oleh manusia/tenaga kerja diambil alih oleh mesin-

mesin atau robot, sehingga pekerjaan manusia beralih titik beratnya pada

pekerjaan otak. Pekerjaan makin menjadi majemuk sehingga mengakibatkan

adanya beban berlebih kualitatif. Kemajemukan pekerjaan yang harus dilakukan

seorang tenaga kerja dapat dengan mudah berkembang menjadi beban berlebih

kualitatif jika kemajemukannya memerlukan kemampuan teknikal dan intelektual

yang lebih tinggi daripada yang dimiliki.

d. Beban terlalu sedikit kualitatif

Beban terlalu sedikit kualitatif merupakan keadaan di mana tenaga kerja tidak

diberi peluang untuk menggunakan ketrampilan yang diperolehnya, atau untuk

mengembangkan kecakapan potensialnya secara penuh. Beban terlalu sedikit

disebabkan kurang adanya rangsangan akan mengarah ke semangat dan motivasi

yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa tidak berdaya untuk

memperlihatkan bakat dan ketrampilannya.

2.1.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Beban Kerja

Manuaba (2000) menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-faktor

sebagai berikut:

a. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :

(1) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti tata ruang, tempat

kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas

Universitas Sumatera Utara


`

yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan

pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan,

(2) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,

kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan

tugas dan wewenang,

(3) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,

lingkungan kerja biologis dan lingkungann kerja psikologis.

Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor.

b. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari

reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain

dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi

faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi

kesehatan), faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan

kepuasan).

2.1.5 Dampak Beban Kerja

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

atau mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan

dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit di mana

pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa

monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang

terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara

Universitas Sumatera Utara


`

potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat

menimbulkan stress kerja (Manuaba, 2000).

2.1.6 Penilaian Beban Kerja

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (2008),

pengukuran beban kerja adalah teknik mendapatkan informasi tentang efisiensi dan

efektivitas kerja unit organisasi atau pemegang jabatan yang dilakukan secara

sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan atau teknik analisis beban

kerja. Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja yang

dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu.

Analisis beban kerja dimaksudkan untuk meneliti, mengevaluasi dan mengkaji

pelaksanaan kerja, proses kerja maupun hasil kerja serta menentukan kebutuhan

pegawai untuk suatu unit organisasi yang telah berjalan selama ini dengan tujuan :

1. Mengidentifikasi sejauh mana efisiensi dan efektifitas keberadaan standar dan

parameter beban kerja, karena tolok ukur tersebut akan menggambarkan prinsip

rasional, efektif, efisien, realistik dan operasional secara nyata. Target kegiatan di

masa akan datang

2. Memperoleh gambaran mengenai kondisi riil pegawai baik kuantitatif maupun

kualitatif dan kompetensinya pada suatu unit kerja sebagai bahan kajian

perumusan formasi dan rasio kebutuhan pegawai untuk keperluan pra penataan

kelembagaan.

3. Memperjelas dan mempertegas penyusunan format kelembagaan yang akan

dibentuk secara lebih proporsional maupun tata hubungan sistem yang ingin

Universitas Sumatera Utara


`

dibangun dan tercapai kesesuaian antara kewenangan dan tujuan organisasi

dengan besaran organisasinya.

4. Jumlah pasien yang ditangani dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat yang

ada (bertugas).

5. Pekerjaan lain di luar tugas pokok dan fungsi perawat yang dilakukan perawat

selama bekerja, seperti membersihkan ruangan dan peralatan, mendaftarkan

pasien ke ruangan dan lain-lain.

2.1.7 Penghitungan Beban Kerja

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja

perawat antara lain :

(1) jumlah pasien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut,

(2) kondisi atau tingkat ketergantungan pasien,

(3) rata-rata hari perawatan,

(4) pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung, dan pendidikan

kesehatan,

(5) frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien, dan

(6) rata-rata waktu perawatan langsung, perawatan tidak langsung, dan pendidikan

kesehatan (Nursalam, 2014).

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara

personel (Kurniadi, 2013; Nursalam, 2007), yaitu :

Universitas Sumatera Utara


`

2.1.7.1. Work Sampling

Work sampling merupakan suatu teknik hitung beban kerja yang digunakan

untuk menghitung besarnya beban kerja yang didapatkan dalam suatu unit, bidang

atau instalasi tertentu. Menurut Ilyas (2011) dalam Kurniadi (2013) metode work

sampling akan mengetahui :

1) jenis aktifitas yang dilakukan perawat selama jam kerja,

2) kaitan aktifitas tenaga kesehatan berkaitan dengan fungsi dan tugasnya dalam

waktu jam kerja,

3) proporsi waktu kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan produktif dan

tidak produktif,

4) pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja.

Teknik menghitung dengan menggunakan metode work sampling dalam

pelaksanaannya berdasarkan pada kegiatan yang menjadi standar yang telah

ditetapkan, misalnya pada penghitungan beban kerja perawat, maka pengamatan

diakukan pada aktifitas atau kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan perawat

dalam menjalankan tugasnya sehari-hari di ruang kerjanya (Nursalam, 2007).

Ilyas (2011) menyatakan, tahapan yang harus dilakukan dalam menggunakan

teknik work sampling antara lain :

1) menentukan jenis personel secara spesifik yang akan diteliti, misalnya

perawat di instalasi hemodialisa rumah sakit,

2) melakukan pemilihan sampel untuk memudahkan pengamatan,

Universitas Sumatera Utara


`

3) membuat formulir daftar kegiatan perawat yang telah diklasifikasikan sebagai

kegiatan produktif dan tidak produktif atau kegiatan langsung dan tidak

langsung (tergantung kepada maksud penelitian),

4) melatih pengamat untuk bisa melakukan pengamatan kerja menggunakan

work sampling, dan

5) menyesuaikan interval waktu pengamatan. Semakin tinggi tingkat mobilitas

pekerjaan yang diamati, maka akan semakin singkat waktu pengamatan

(biasanya interval 2-15 menit, tergantung pada karakteristik pekerjaan).

Contoh formulir kegiatan keperawatan dengan metode work sampling seperti

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Format Observasi Kegiatan Keperawatan (Work Sampling)

Peneliti :
Ruangan :
Tanggal :
Dinas Pagi/Dinas Sore/Dinas Malam*

Kode Jenis Kegiatan Keperawatan


No Pukul
Responden Langsung Tidak Langsung Non keperawatan
1. 07.00 A
2. 07.05 B
3 07.10 C
dst
Sumber: Ilyas (2011, dalam Kurniadi, 2013)

Langkah-langkah yang bisa dilakukan pada metode work sampling dengan

menggunakan format di atas adalah :

1) mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk observer,

2) setiap observer mengamati 5 perawat di satu ruangan,

Universitas Sumatera Utara


`

3) memulai pelaksanaan kegiatan pada pukul 07.00 WIB,

4) interval waktu yang ditetapkan adalah tiap 5 menit,

5) bentuk pengamatan adalah; pada menit pertama observer mengamati kegiatan

perawat A, pada lima menit kedua observer mengamati kegiatan perawat B,

pada lima menit ketiga observer mengamati kegiatan perawat C, pada lima

menit keempat observer mengamati kegiatan perawat D, pada lima menit

kelima observer mengamati kegiatan perawat E, pada lima menit keenam

observer mengamati kegiatan perawat A yang kedua kalinya, dan seterusnya

(Kurniadi, 2013).

Untuk meningkatkan akurasi penelitian, interval yang lebih pendek lebih baik

dibandingkan dengan interval yang terlalu melebar. Dalam pelaksanaannya, semakin

banyak jumlah pengamat, maka akan semakin rendah kemungkinan lost of attention

dari sampel. Biasanya dilakukan selama 7 hari kerja terus menerus dengan waktu

pengamatan selama waktu kerja (Nursalam, 2014). Contoh jumlah perhitungan

sampel menggunakan work sampling : jika kita mengamati kegiatan 5 perawat setiap

shift dengan interval pengamtaan 5 menit selama 24 jam (3 shift) dalam 7 hari kerja,

dengan demikian jumlah pengamatan :

Universitas Sumatera Utara


`

2.1.7.2. Time and Motion Study

Time and motion study merupakan teknik efisiensi bisnis dengan

mengkombinasikan studi waktu kerja (time study work) oleh Frederick Winslow

Taylor dengan studi gerak kerja (motion study work) oleh Frank dan Lilian Gilberth,

yang merupakan bagian utama dari manajemen ilmiah (Taylorism) (Anand dan

Gupta, 1983 dalam Chattopadhya et.al, 2012). Teknik time and motion study

digunakan untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

fungsi kerja atau mekanisme proses. Teknik time and motion study telah diterapkan

secara luas untuk mengukur pola kerja dalam pengaturan pelayanan keperawatan di

berbagai fasilitas kesehatan (Ernawati, Nursalam, dan Djuari, 2011; Hendrich et.al,

2008).

Time and motion study biasanya berhubungan dengan strategi peningkatan

kinerja, metode ini dilakukan secara terus menerus dan pengamatan mandiri

(independent observations) terhadap pekerjaan klinis dan hasil dari metode time and

motion study lebih dapat diandalkan daripada work sampling, self-reporting, atau

kuesioner untuk proses dokumentasi. Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti

dengan cermat tentang kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati

(Nursalam, 2007).

Kelebihan dari teknik ini adalah kita mampu sekaligus menilai kualitas kinerja

dari sampel sambil menghitung beban kerjanya. Metode time and motion study

dilakukan dengan cara :

Universitas Sumatera Utara


`

1) sampel berupa satu orang perawat mahir yang dipilih berdasarkan purposive

sampling. Jumlah perawat yang dinilai mahir dan diamati kegiatannya dapat

satu orang saja sepanjang perawat tersebut dianggap mampu mewakili

kualitas perawat,

2) membuat formulir daftar kegiatan perawat yang diklasifikasikan sebagai

kegiatan produktif dan non produktif serta waktu yang digunakan untuk

melakukan kegiatan tersebut, \dapat pula diamati kegiatan langsung dan tidak

langsung (untuk menghitung beban kerja),

3) pelaksana pengamatan dipilih berdasarkan kompetensi dan pengetahuan

terkait dengan profesi kompetensi dan fungsi sampel yang diamati dan

sebaiknya berbeda organisasi untuk meminimalisasi bias (Nursalam, 2007).

Kekurangan dari teknik ini adalah sampel mengetahui bahwa kegiatannya

sedang diamati sehingga cenderung untuk meningkatkan performanya (bias). Bias

tersebut diantisipasi dengan semakin lama waktu pengamatan, maka akan semakin

baik untuk menghindari bias. Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat

digunakan untuk melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan

yang bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu

metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit

(Nursalam, 2007).

Time and motion study biasanya dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang

belum jelas kualitas tahapannya sebagai penilaian holistik. Selain itu, teknik ini baik

digunakan untuk kegiatan dengan tahapan kerja yang cenderung memiliki

Universitas Sumatera Utara


`

homogenitas (Ilyas, 2011). Berikut adalah tabel yang menggambarkan perbedaan

antara work sampling dengan time and motion study (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Perbedaan Work Sampling dengan Time And Motion Study

No Work Sampling Time and Motion Study


1 Kualitas kerja tidak dapat dinilai Kualitas kerja dapat dinilai
2 Lebih sederhana dan murah Lebih sulit dan mahal
3 Jumlah sampel lebih banyak Jumlah sampel lebih sedikit
4 Pengamatan dilakukan pada Pengamatan dilakukan sepanjang
Kegiatan Waktu

Menurut Nursalam (2007), dari metode work sampling dan time and motion

study maka akan menghasilkan output sebagai berikut :

1) deskripsi kegiatan menurut jenis dan alokasi waktu untuk masing-masing

pekerjaan baik bersifat medis, perawatan maupun administratif,

2) pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau

karakteristik demografis dan sosial,

3) kesesuaian beban kerja dengan variabel lain sesuai dengan kebutuhan

penelitian, beban kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur,

pendidikan, jenis kelamin, atau variabel lain,

4) kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan menentukan

kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh personel yang diamati.

2.1.7.3. Daily Log

Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana dari

work sampling, karena memberikan kesempatan kepada sampel untuk menuliskan

sendiri kegiatan dan waktu yang dihabiskan dalam melakukan pekerjaannya. Metode

Universitas Sumatera Utara


`

ini sangat bergantung kepada kerja sama dan kejujuran personel yang diamati.

Sebagai tahapan, peneliti membuat terlebih dahulu pedoman dan formulir isian yang

dapat dipelajari sendiri oleh informan. Penjelasan dasar mengenai cara pengisian

formulir harus dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu sebelum subjek personel yang

diteliti dibolehkan untuk mulai mengisinya sendiri (Ilyas, 2011).

Penelitian ini mengutamakan kegiatan, waktu, dan lamanya kegiatan,

sedangkan informasi personel tetap menjadi rahasia dan tidak akan dicantumkan pada

laporan penelitian. Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan

merupakan kunci keberhasilan dari pengamatan daily log. Data yang telah didapatkan

dari para sampel kemudian diolah untuk menghasilkan analisa mengenai beban kerja

tertinggi dan jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu terbanyak (Nursalam, 2007).

2.1.8 Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja adalah teknik yang digunakan untuk menetapkan waktu

yang dibutuhkan bagi pekerja yang telah memenuhi syarat atas kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dalam tingkat prestasi yang

ditetapkan. Adapun waktu yang digunakan dalam pengukuran kerja antara lain :

(International Labour Office, 1983 dalam Indriana, 2009).

1. Waktu standar

Waktu standar didefinisikan sebagai jumlah waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan prestasi standar, yaitu isi kerja,

kelonggaran (misalnya keterlambatan) dan waktu kosong yang mungkin saja terjadi

selama proses pengerjaan (International Labour Office, 1983 dalam Indriana, 2009).

Universitas Sumatera Utara


`

Dalam ketentuan yang diatur Departemen Tenaga Kerja (2003), Undang-undang No.

13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja (terutama dalam pasal 77), hari kerja yang

dibebankan pekerja dengan memiliki jam kerja 7 jam dalam sehari dan 40 jam dalam

seminggu adalah 6 hari kerja, sedangkan bagi pekerja yang dengan jam kerja 8 jam

dalam sehari dan 40 jam dalam seminggu adalah 5 hari kerja.

2. Waktu Produktif

Waktu produktif merupakan waktu yang dialokasikan untuk tenaga manusia

(termasuk juga tenaga kesehatan) untuk menjalankan fungsinya dalam organisasi

untuk bisa membantu pencapaian tujuan organisasinya (Azhar, 2009).

Perbandingan antara waktu produktif dan waktu tidak produktif dalam satu

hari kerja adalah 80% : 20% karena tidak mungkin tenaga manusia mampu bekerja

100% (Ilyas, 2011). Menurut International Labour Office (ILO) dalam Indriana

(2009), disebutkan bahwa ruang lingkup waktu produktif dan tidak produktif adalah

sebagai berikut:

a. Waktu produktif terbagi menjadi 2, yaitu (1) waktu kerja dasar, yaitu waktu

kerja minimal yang dibutuhkan untuk bisa menghasilkan/ melakukan suatu

kegiatan/produk jasa, dan (2) waktu kerja tambahan, yaitu waktu kerja yang

melebihi waktu kerja dasar yang timbul akibat kinerja yang tidak efisien,

kelemahan metode yang digunakan dan masalah-masalah operasional lainnya.

b. Waktu tidak produktif, merupakan waktu yang terbuang sia-sia dan

menganggu jalannya kegiatan dalam suatu organisasi sehingga tingkat

produktivitas akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh (1) kegagalan pihak

Universitas Sumatera Utara


`

manajemen dalam merencanakan dan meproyeksikan kegiatan, dan (2) tenaga

manusia yang lalai dan meninggalkan pekerjaannya tanpa alasan yang jelas

(terlambat/bolos/malas).

2.2. Kelelahan Kerja

2.2.1 Pengertian Kelehan Kerja

Terdapat beberapa pengertian kelelahan kerja, antara lain :

1. Kelelahan kerja adalah suatu keadaan yang ditandai oleh adanya penurunan

kesiagaan dan perasaan lelah. Perasaan lelah tersebut merupakan akibat

komulatif dari beberapa faktor seperti intensitas dan durasi kerja fisik dan

mental, monotoni, iklim kerja, penerangan, kebisingan, tanggung jawab,

kecemasan, konflik-konflik, penyakit, keluhan sakit dan nutrisi (Grandjean dalam

Setyawati, 2013).

2. Kelelahan juga dapat diartikan sebagai suatu mekanisme perlindungan tubuh agar

tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah

istirahat (Suma‟mur, 2009).

3. Dari sudut neurofisiologi diungkapakan bahwa kelelahan dipandang sebagai

suatu keadaan sistemik saraf sentral, akibat yang berkepanjangan dan secara

fundamental dikontrol oleh aktifitas berlawanan antara sistem aktifitas dan sistem

Inhibisi pada batang otak oleh Grandjean dan Kogi dalam Setyawati (2013).

4. Kelelahan kerja adalah respon total individu terhadap stress psikososial yang

dialami dalam satu periode waktu tertentu dan kelelahan kerja itu cenderung

Universitas Sumatera Utara


`

menurunkan prestasi maupun motivasi pekerja bersangkutan, Kelelahan kerja

merupakan kriteria yang lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan yang

bersifat fisik dan psikis saja tapi lebih banyak kaitannya dengan adanya

penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan

penurunan produktivitas kerja (Cameron dalam Setyawati, 2013).

2.2.2 Jenis Kelelahan Kerja

Wignjosubroto (2003) jenis kelelahan kerja dapat dibagi menurut proses

pada otot, waktu terjadinya dan penyebab kelelahan itu sendiri.

1. Menurut proses pada otot kelelahan kerja terbagi atas :

a. Kelelahan otot

Kelelahan otot adalah menurunnya kemampuan otot untuk melakukan suatu

aktifitas, ditandai dengan tremor atau rasa nyeri yang terdapat pada otot.

b. Kelelahan umum

Kelelahan umum adalah suatu perasaan kelelahan yang menyebar, disertai

adanya penurunan kesiagaan dan kelambatan pada setiap aktifitasnya, yang

disebabkan keadaan persyarafan sentral atau kondisi psikis-psikologis.

2. Menurut Waktu terjadinya kelelahan kerja terbagi atas :

a. Kelelahan akut yaitu terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh

tubuh secara berlebihan.

b. Kelelahan kronis yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang

berlangsung secara terus-menerus dan terakumulasi. Gejala-gejala yang tampak

jelas akibat lelah kronis ini dapat dicirikan seperti :

Universitas Sumatera Utara


`

1) Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang

toleransi atau asosial terhadap orang lain.

2) Muncul sikap apatis terhadap orang lain.

3) Depresi berat, dan lain-lain

3. Menurut penyebabnya kelelahan kerja terbagi atas :

a. Kelelahan fisik yang disebabkan oleh faktor fisik

b. Kelelahan non fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor non fisik seperti adanya

problema psikososial dalam keluarga, tempat kerjanya maupun dalam

masyarakat di lingkungannya.

Menurut Depkes RI (2007) kelelahan ada tiga jenis yaitu antara lain :

1. Kelelahan Fisik

Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi

dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan

ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

2. Kelelahan yang Patologis

Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-

tiba dan berat gejalanya.

3. Psikologis dan Emotional Fatique

Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan jenis

mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat

yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat

kerja.

Universitas Sumatera Utara


`

2.2.3 Fisiologi Kelelahan Kerja

Kelelahan dapat sebagai akibat akumulasi asam laktat di otot-otot di samping

zat ini juga berada dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan

penurunan kerja otot-otot dan kemungkinan faktor saraf tepi dan sentral berpengaruh

terhadap proses terjadinya kelelahan.

Dalam stadium pemulihan terjadi proses yang mengubah sebagian asam laktat

kembali menjadi glikogen sehingga memungkinkan otot-otot dapat berfungsi normal

kembali. Penyediaan oksigen berpengaruh terhadap kecepatan pemulihan fungsi otot.

Bila beban kerja otot tidak terlampau besar maka otot dapat mempertahankan

keseimbangan, asam laktat yang berlebih tidak terakumulasi dan otot tidak

mengalami “oxygen debt” sehingga kapasitas kerja otot kembali normal, tidak

menurun (Barnes dalam Setyawati, 2013).

2.2.4 Gejala Kelelahan Kerja

Gilmer (1966) dan Cameron (1973) dalam Setyawati (2013) menyebutkan

bahwa gejala-gejala kelalahan kerja adalah sebagai berikut :

a. Gejala-gejala yang mungkin berakibat pada pekerjaan seperti penurunan

kesiagaan dan perhatian, penurunan dari hambatan persepsi, cara berfikir atau

perbuatan anti sosial, tidak cocok dengan lingkungan, depresi, kurang tenaga

dan kehilangan inisiatif.

b. Gejala umum yang sering menyertai gejala di atas adalah sakit kepala, vertigo,

gangguan fungsi paru dan jantung, kehilangan nafsu makan serta gangguan

pencernaan.

Universitas Sumatera Utara


`

Grandjean dalam Setyawati (2013) bahwa gejala kelelahan kerja ada dua

macam yaitu gejala subjektif dan gejala obyektif. Secara umum gejala kelelahan

dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai persaan yang sangat melelahkan.

Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila rata-rata beban

kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik maksimal oleh Astrand, Rodahl dan Pulat

dalam Tarwaka (2010).

Menurut Suma‟mur (2009) ada beberapa gejala atau tanda yang ada

hubungannya dengan kelelahan yaitu : perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh

badan, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk, merasa berat

pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, merasa

susah berfikir, lelah bicara, gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat

memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan

diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam

melakukan pekerjaan, sakit kepala, kekakuan di bahu, merasa nyeri di punggung,

merasa pernafasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, spasme kelopak

mata, tremor pada anggota badan dan merasa kurang sehat.

2.2.5 Penyebab Kelelahan Kerja

Menurut Fajar dan Baginda (2000) kelelahan kerja disebabkan oleh beberapa

hal yaitu antara lain sebagai berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


`

1. Pekerjaan yang Berlebihan

Kekurangan Sumber Daya Manusia yang kompeten dapat mengakibatkan

menumpuknya pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dengan jumlah karyawan

yang lebih banyak.

2. Kekurangan Waktu

Batas waktu yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan terkadang tidak

masuk akal. Pada saat karyawan hendak mendiskusikan masalah tersebut dengan

atasan, atasan bukannya memberikan solusi pemecahan namun seringkali

memberikan tugas baru yang harus dikerjakan.

3. Konflik Peranan

Konflik peranan biasanya terjadi antar karyawan dengan jenjang posisi yang

berbeda dan biasanya disebabkan oleh otoritas yang dimiliki oleh peranan atau

jabatan tersebut.

4. Ambigu Peranan

Tidak jelasnya deskripsi tugas yang harus dikerjakan seringkali membuat para

karyawan mengerjakan sesuatu pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan oleh

karyawan tersebut kalau dilihat dari sisi keahlian maupun posisi pekerjaan.

Konsekuensi dari ketidakpuasan kerja tersebut yaitu : pengurangan kepuasan

kerja, pengurangan komitmen pada organisasi, turnover (keluar) atau peningkatan

keinginan untuk turnover (keluar). Intensitas dan lamanya upaya fisik dan psikis

dalam bekerja dengan melakukan gerakan yang sama dapat menyebabkan waktu

Universitas Sumatera Utara


`

putaran menjadi lebih pendek, sehingga pekerja sering melakukan gerakan yang

sama secara berulang -ulang ditunjukkan oleh Astanti dalam Budiono (2003).

Kondisi kerja yang berulang-ulang dapat menimbulkan suasana monoton yang

berakumulasi menjadi rasa bosan, dimana rasa bosan dikategorikan sebagai kelelahan

(Nurmianto, 2008). Faktor psikologis juga memainkan peranan besar dalam

menimbulkan kelelahan. Seringkali pekerja - pekerja tidak mengerjakan apapun juga,

tetapi mereka merasa lelah sebab adanya tanggung jawab, kecemasan dan konflik

(Suma‟mur, 2009).

2.2.6 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Kelelahan

Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, akan tetapi ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan antara lain

adalah :

1) Faktor internal :

a. Umur.

Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena

perubahan-perubahan pada alat-alat tubuh, sistim kardiovaskular , hormonal

(Suma‟mur, 2009). Tenaga kerja yang berumur 40-50 tahun akan lebih cepat

menderita kelelahan dibanding dengan tenaga kerja yang relative lebih muda.

Selain itu tenaga kerja yang berumur tua akan mengalami penurunan kekuatan

otot yang terjadi karena akumulasi asam laktat dalam otot ( Setyawati, 2010)

Universitas Sumatera Utara


`

b. Jenis Kelamin

Suatu identitas seseorang, laki-laki atau wanita. Pada tenaga kerja wanita akan

terjadi siklus biologis setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya, sehingga

akan mempengaruhi turunnya kondisi fisik maupun psikisnya. Hal ini akan

menyebabkan tingkat kelelahan wanita lebih besar daripada laki-laki.

c. Status Gizi

Menurut Astanti dalam Budiono (2003), keadaan gizi yang baik merupakan

salah satu ciri kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif

terwujud. Status gizi merupakan salah satu penyebab kelelahan. Seorang

tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan

ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya. Pada keadaan gizi

buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan

efisiensi dan ketahanan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit sehingga

mempercepat timbulnya kelelahan. Status gizi seseorang dapat diketahui

melalui nilai IMT (Indeks Massa Tubuh). IMT dihitung dengan rumus berat

badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter

dengan kategori menurut Depkes RI (2003) seperti tabel dibawah ini.

Tabel 2.3. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

Kriteria Kategori IMT


Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,0
Normal 18,5 – 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,5 – 27,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Universitas Sumatera Utara


`

d. Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun pertama bekerja

hingga saat penelitian dilakukan dihitung dalam tahun. Semakin lama masa

kerja seseorang maka semakin tinggi juga tingkat kelelahan, karena semakin

lama bekerja menimbulkan perasaan jenuh akibat kerja monoton akan

berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang dialami (Setyawati, 2013).

Secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi 3 (Depkes RI,

1999), yaitu :

a. Masa kerja < 5tahun

b. Masa kerja 5 - 20 tahun

c. Masa kerja > 20 tahun

e. Riwayat Penyakit.

Beberapa penyakit dapat mempengaruhi kelelahan, antara lain :

1. Penyakit Jantung.

Ketika bekerja,jantung dirangsang sehingga kecepatan denyut jantung dan

kekuatan memompaannya menjadi meningkat. Jika ada beban ekstra yang

dialami jantung misalnya membawa beban berat, dapat mengakibatkan

meningkatnya keperluan oksigen ke otot jantung. Kekurangan suplai

oksigen ke otot jantung menyebabkan dada sakit (Soeharto, 2004).

Kekurangan oksigen jika terus menerus, maka terjadi akumulasi yang

selanjutnya terjadi metabolisme anaerobik dimana akan menghasilkan

asam laktat yang mempercepat kelelahan (Santoso, 2014).

Universitas Sumatera Utara


`

2. Tekanan Darah Rendah

Penurunan kapasitas karena serangan jantung mungkin menyebabkan

tekanan darah menjadi amat rendah sedemikian rupa, sehingga

menyebabkan darah tidak cukup mengalir ke arteri koroner maupun ke

bagian tubuh yang lain (Soeharto, 2004). Dengan berkurangnya jumlah

suplai darah yang dipompa dari jantung, berakibat berkurang pula jumlah

oksigen sehingga terbentuklah asam laktat. Asam laktat merupakan

indikasi adanya kelelahan (Nurmianto, 2008)

f. Keadaan Psikologi

Faktor psikologi memainkan peran besar, karena penyakit dan kelelahan itu

dapat timbul dari konflik mental yang terjadi di lingkungan pekerjaan,

akhirnya dapat mempengaruhi kondisi fisik pekerja. Masalah psikologis dan

kesakitan-kesakitan lainnya amatlah mudah untuk mengidap suatu bentuk

kelelahan kronis dan sangatlah sulit melepaskan keterkaitannya dengan

masalah kejiwaan ditunjukkan oleh Astanti (Budiono, 2003).

2) Faktor Eksternal

a. Kebisingan

Kebisingan merupa kan suara yang tidak diinginkan. Penelitian yang

dilakukan di dalam dan di luar negeri menunjukkan bahwa pada frekuensi

300-6000 Hz, pengurangan pendengaran tersebut disebabkan oleh kebisingan.

Pengurangan pendengaran diawali dengan pergeseran ambang dengar

sementara. Pada saat ini terjadi kelelahan yang akan pulih kembali secara

Universitas Sumatera Utara


`

lambat, dan akan semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan

semakin tinggi ditunjukkan oleh Astanti (Budiono, 2003).

b. Getaran

Getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari

getaran ini sampai ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak

diinginkan pada tubuh kita. Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran

di bawah frekuensi 20 Hertz (Hz) menjadi sebab kelelahan. Sebaliknya

frekuensi di atas 20 Hz menyebabkan pengenduran otot. Getaran mekanis

terdiri dari campuran aneka frekuensi bersifat menegangkan dan melemaskan

tonus otot secara serta merta berefek melelahkan (Suma‟mur, 2009).

c. Iklim Kerja

Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam daerah nikmat kerja,

jadi tidak dingin dan kepanasan. Untuk ukuran suhu nikmat bagi orang

Indonesia adalah 24-260C (derajat celcius). Suhu panas mengurangi

kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,

mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa

dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang (Suma‟mur, 2009).

d. Beban Kerja Fisik

Menurut Astrand dan Rodahl dalam Tarwaka (2010) bahwa penilaian beban

kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode

penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung

yaitu mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan

Universitas Sumatera Utara


`

oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak

energi yang diperlukan atau dikonsumsi. Meskipun metode dengan

menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur

untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal.

Sedangkan metode pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung

denyut nadi selama bekerja. Sedangkan menurut Christensen dalam Tarwaka

(2010) bahwa kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada

metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung.

e. Sikap kerja.

Sikap tubuh dalam bekerja adalah sikap yang ergonomi sehingga dicapai

efisiensi kerja dan produktivitas yang optimal dengan memberikan rasa

nyaman dalam bekerja. Apabila sikap tubuh salah dalam melakukan pekerjaan

maka akan mempengaruhi kelelahan kerja (Suma‟mur, 2009).

2.2.7 Penanggulangan Kelelahan Kerja

Menurut Setyawati (2013), kelelahan kerja dapat ditangani dengan :

1) Promosi kesehatan kerja.

2) Pencegahan kelelahan kerja terutama ditujukan kepada upaya menekan faktor-

faktor yang berpengaruh secara negatif pada kelelahan kerja dan meningkatkan

faktor-faktor yang berpengaruh secara positif.

3) Pengobatan kelelahan kerja dengan terapi kognitif dan perilaku pekerja

bersangkutan, penyuluhan mental dan bimbingan mental, perbaikan lingkungan

Universitas Sumatera Utara


`

kerja, sikap kerja dan alat kerja diupayakan berciri ergonomis, serta pemberian

gizi kerja yang memadai.

4) Rehabilitasi kelelahan kerja, maksudnya melanjutkan tindakan dan program

pengobatan kelelahan kerja serta mempersiapkan pekerja tersebut bekerja secara

lebih baik dan bersemangat.

2.2.8 Pengukuran Kelelahan Kerja

Untuk mengetahui dan menilai kelelahan dapat dilakukan pengukuran/

pengujian sebagai berikut (Setyawati, 2013) :

a. Pengukuran waktu reaksi

b. Kuesioner Alat Ukur Perasaaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)

c. Uji Fingger – tapping (uji ketuk jari)

d. Uji Flicker – fusion

e. Uji Critical Flicker – fusion

f. Uji Bourdon Wiersma

g. Skala kelelahan Industrial Fatique Cresearch Committee (IFRC)

h. Pemeriksaan tremor tangan

i. Metode Blink.

j. Ekresi katekolamin.

k. Stroop test.

Penelitian ini menggunakan pengukuran kelelahan kerja dengan metode

objektif dan subjektif. Metode objektif menggunakan alat waktu reaksi (reaction

timer) dengan tujuan untuk menentukan waktu yang diperlukan antara pemberian

Universitas Sumatera Utara


`

rangsang sampai timbulnya respon terhadap rangsang tersebut, dalam hal ini dipilih

rangsang suara (dengan mendengar suara) dan atau rangsang cahaya (dengan melihat

sinar) yang ditampilkan secara digital pada alat pemeriksaan, sedangkan Metode

subjektif menggunakan kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui semua perasaan

yang tidak menyenangkan pada pekerja yang mengalami kelelahan kerja. Gejala

subjektif adalah perasaan kelelahan kerja pada pekerja yang mengalami kelelahan

kerja, sedangkan gejala objektif adalah keadaan kelelahan secara fisiologis yang

mengalami penurunan aktifitas (Suma‟mur, 2009).

1) Penilaian Kelelahan Kerja berdasarkan Pengukuran Waktu Reaksi

Waktu reaksi adalah waktu yang terjadi antara pemberian rangsang tunggal

sampai timbulnya respons terhadap rangsang tersebut (Suma‟mur, 2009). Lebih lanjut

dikemukakan bahwa waktu reaksi ini dipengaruhi oleh faktor rangsangnya sendiri,

juga dapat dipengaruhi oleh motivasi kerja, jenis kelamin, usia, kesempatan dan

anggota tubuh yang dipergunakan.

Untuk mengetahui kelelahan kerja pada tenaga kerja maka hal berikut ini

perlu dilakukan :

a. Pelaksanaan pengukuran dilakukan sedapat mungkin pada saat periode pekerjaan

hampir selesai.

b. Tenaga kerja diberitahukan maksud dan tujuan dilakukannya pemeriksaan

kelelahan.

c. Tenaga kerja diberitahukan cara penggunaan atau respon yang harus diberikan

bila ada rangsangan.

Universitas Sumatera Utara


`

Instrumen alat yang digunakan dalam mengukur Kelelahan kerja secara

objektif adalah Reaction Timer. Prinsip kerja Reaction timer adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur kecepatan reaksi yang diberikan oleh tenaga kerja

terhadap rangsangan yang diberikan. Bentuk rangsangan yang diberikan berupa

rangsangan cahaya dan rangsangan bunyi.

Kelemahan dari metode ini adalah penempatan bola lampu atau rangsangan

cahaya serta frekuensi dan intensitas rangsangan bunyi yang diberikan mungkin tidak

sesuai dengan intensitas dan frekwensi yang mungkin masih dapat didengar oleh

tenaga kerja. Serta ada periode dimana tenaga kerja belum begitu mengenal cara

penggunaan alat dan pada akhir pemeriksaan ada kesiagaan yang berlebihan dari

tenaga kerja sehingga akan mempengaruhi kecepatannya bereaksi terhadap

rangsangan, hal ini dikoreksi dengan mengabaikan hasil pengukuran pada lima kali

pengukuran di awal dan lima pengukuran di akhir. Pengukuran dilakukan 2 kali pada

tiap-tiap responden yaitu sebelum dan sesudah selesai bekerja.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kelelahan kerja objektif

sebagai berikut :

1. Tingkat Normal : bila waktu reaksi 150 – 240 milidetik

2. Tingkat Ringan : bila waktu reaksi 241 – 410 milidetik

3. Tingkat Sedang : bila waktu reaksi 411 – 580 milidetik

4. Tingkat Berat : bila waktu reaksi > 580 milidetik

Universitas Sumatera Utara


`

2) Penilaian Kelelahan Kerja berdasarkan Kuesioner

Penilaian kelelahan dengan menggunakan kuesioner kelelahan bersifat

subjektif digunakan untuk menilai tingkat kelelahan individu dalam kelompok kerja

yang cukup banyak atau sekelompok sampel yang dapat mempresentasikan populasi

secara keseluruhan (Tarwaka, 2010). Jika metode ini dilakukan untuk beberapa orang

pekerja di dalam kelompok maka hasilnya tidak akan valid dan reliabel.

Penilaian tingkat kelelahan ini dilakukan dengan kuesioner menggunakan

desain penilaian dengan skoring (misalnya 4 skala Likert). Apabila digunakan skoring

dengan skala Likert maka setiap skor atau nilai haruslah mempunyai nilai definisi

operasional yang jelas dan mudah dipahami oleh responden, seperti :

1. Skor 1 : tidak pernah merasakan

2. Skor 2 : kadang–kadang merasakan

3. Skor 3 : sering merasakan

4. Skor 4 : sering sekali merasakan

Selanjutnya setelah melakukan wawancara dan pengisian kuesioner maka

langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah skor pada masing-masing kolom

(1,2,3 dan 4) dari ke-30 pernyataan yang diajukan dan menjumlahkannya menjadi

total skor individu. Pengukuran kelelahan kerja subjektif berdasarkan kuesioner ini

dilakukan pada satu waktu saja yaitu sesudah responden selesai bekerja.

Dari penjumlahan ini maka diklassifikasikan tingkat kelelahan subjektif

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


`

1. Tingkat Rendah : dengan total skor individu 30 – 52

2. Tingkat Sedang : dengan total skor individu 53 – 75

3. Tingkat Tinggi : dengan total skor individu 76 – 98

4. Tingkat Sangat Tinggi : dengan total skor individu 99 -120

2.2.9 Pengaruh antara Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja

Bahwa semakin berat beban kerja maka akan semakin banyak energi dan

nutrisi yang diperlukan atau dikonsumsi, sehingga kondisi fisik pekerja menurun dan

kebutuhan akan oksigen meningkat. Ketika pekerja melakukan aktifitas dengan beban

kerja yang berat, jantung dirangsang sehingga kecepatan denyut jantung dan kekuatan

pemompaannya menjadi meningkat. Jika kekurangan suplai oksigen ke otot jantung

menyebabkan dada sakit (Soeharto, 2004). Jika terus menerus kekurangan oksigen,

maka akan terjadi akumulasi yang selanjutnya metabolisme anaerobik dimana akan

menghasilkan asam laktat yang mempercepat kelelahan (Santoso, 2004). Denyut nadi

akan berubah seirama dengan perubahan pembebanan. Berat ringannya beban kerja

yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk menentukan berapa

lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktifitas pekerjaanya sesuai dengan

kemampuan dan atau kapasitas kerjanya bersangkutan. Penanganan bahan secara

manual, termasuk mengangkat beban, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan

lebih cepat menimbulkan kelelahan otot pada bagian tubuh tertentu (Tarwaka, 2010)

Universitas Sumatera Utara


`

2.3. Perawat

2.3.1 Definisi Perawat

Ellis dan Hartley (1984) dalam Gaffar (1999), menjelaskan pengertian dasar,

seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan.

Di Indonesia, keperawatan sebagai profesi dirumuskan melalui Lokakarya

Nasional Keperawatan, 1983. Keperawatan didefinisikan suatu bentuk pelayanan

professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual yang bersifat

komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat

maupun sakit mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan

optimal (Gaffar, 1999).

2.3.2 Peran Perawat

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri peran

\sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat, pasien, pendidik, koordinator,

kolaborator, konsultan dan pembaharu (Hidayat, 2007).

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan

memperhatikan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian

pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat

ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan

tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian

Universitas Sumatera Utara


`

dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini

dilakukan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.

2. Peran sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga, dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi

lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi

hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya hak atas

informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya

sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga

terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Peran koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi

pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan

dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peran kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim. Peran disini

adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan

Universitas Sumatera Utara


`

yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap

informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

6. Peran pembaharu.

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,

kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode

pemberian layanan keperawatan.

2.3.3 Fungsi Perawat

Dalam menjalankan perannya, perawat (Hidayat, 2007) akan melaksanakan

berbagai fungsi diantaranya :

1. Fungsi independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat

dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri

dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia

seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, pemenuhan keamanan dan kenyamanan,

pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan

aktualisasi diri.

2. Fungsi dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau

instruksi perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang

diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat

umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

Universitas Sumatera Utara


`

3. Fungsi interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan

diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan

membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam

memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit

kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga

dari dokter atau lainnya.

2.4. Landasan Teori

Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu

tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan

informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang

jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis

jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya.

Bertambahnya beban kerja seseorang serta keadaan fisik yang kurang

mendukung saat bekerja dapat menimbulkan kelelahan. Banyak penelitian

menunjukan bahwa faktor individu dalam hal ini antara lain umur, masa kerja, status

perkawinan dan gizi mempunyai pengaruh menimbulkan kelelahan (Eraliesa, 2009).

Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor penurunan kinerja yang dapat

menambah tingkat kesalahan dalam bekerja (Nurmianto, 2008).

Hariati (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan adanya hubungan yang

signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan pada pekerja. Kesimpulan ini

Universitas Sumatera Utara


`

diperoleh dari data pengukuran denyut nadi dengan pulsemeter untuk melihat beban

kerja yang dialami pekerja dan penggunaan alat Reaction Timer untuk mengukur

kelelahan pekerja.

Dalam penelitian yang lain Lisnawati (2013) mengemukakan bahwa beban

kerja berhubungan terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit dr. FL.

Tobing Sibolga. Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beban kerja

perawat yang tinggi berdampak terhadap penurunan kemampuan perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan.

2.5. Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel-variabel

yang diteliti, yaitu pengaruh beban kerja sebagai variabel independen (bebas)

terhadap kelelahan kerja sebagai variabel dependen (terikat) yang digambarkan dalam

kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Beban Kerja Kelelahan Kerja

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara


`

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian observasi

korelasi (non eksperimental) dengan desain cross sectional. Dalam metode survei,

informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan

pendekatannya, penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional ialah penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

(Siswanto dkk., 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari

variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu pengaruh beban kerja terhadap kelelahan

kerja perawat di Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV

010702 Binjai Kesdam I BB. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan mulai dari bulan

Februari sampai September 2016, yang dimulai dengan pengajuan judul, survei awal,

penelusuran pustaka, konsultasi pembimbing, mempersiapkan proposal penelitian,

kolokium, pengumpulan data, pengolahan data, dan seminar hasil.

55

Universitas Sumatera Utara


`

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat sebanyak 63 orang yang bekerja di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian

ini adalah total populasi karena jumlah sampel yang sedikit, yaitu semua perawat

yang bertugas di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai

Kesdam I BB sebanyak 63 orang dimana jumlah perawat dalam instalasi rawat inap

terdiri dari ruang Anggrek 11 orang, Melati 14 orang, Mawar 13 orang,

Bougenville/Teratai 12 orang, dan Flamboyan/Asoka 13 orang yang merawat pasien

dengan jenis kasus Penyakit Dalam, Penyakit Anak, Penyakit Bedah, Kebidanan dan

lainnya yang membutuhkan perawatan intensif.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder dan data

primer dimana :

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diambil dari objek peneliti yaitu

berupa data hasil pengamatan tugas-tugas yang dilakukan perawat pada shift pagi

(08.00 – 16.00 WIB) dan malam (16.00 – 08.00 WIB). Pengukuran beban kerja

Universitas Sumatera Utara


`

dengan pengisian kuesioner langsung oleh responden setelah selesai bekerja.

Kemudian kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan dicek kelengkapannya oleh

peneliti untuk diolah dan dianalisa.

Sedangkan untuk mengukur tingkat kelelahan responden dilakukan

pengukuran waktu reaksi rangsang cahaya menggunakan alat Reaction Timer L77

Lakassidaya yang dibantu oleh tehnisi dari Balai K3 yang sudah mempunyai

sertifikat dalam pengukuran ini disertai dengan pengisian kuesioner untuk menilai

secara subjektif perasaan kelelahan responden sebagai pendukung. Untuk

pemeriksaan dengan alat ukur Reaction Timer pengukuran dilakukan sebanyak dua

kali kepada masing-masing responden yaitu sebelum dan setelah selesai bekerja.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Rumah Sakit Tentara TK.IV

010702 Binjai Kesdam I BB dan Kepala Keperawatan dalam melihat jumlah perawat,

data jumlah pasien dan data shift kerja perawat.

3.4.3. Tahap Persiapan

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat surat izin

penelitian yang diperoleh dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara dan selanjutnya menyampaikan surat ijin tersebut ke Rumah Sakit yang diteliti.

3.4.4. Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapat persetujuan dari rumah sakit, peneliti meminta bantuan

kepada bidang kepegawaian untuk melihat data perawat, selanjutnya peneliti

menemui perawat disetiap ruangan. Peneliti menjelaskan pada calon responden

Universitas Sumatera Utara


`

tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian dan cara pengisian kuesioner. Peneliti

meminta kesediaan calon responden untuk menjadi responden dalam penelitian.

Setelah memperoleh kesediaan dan responden telah menandatangani lembar

persetujuan, selanjutnya peneliti membagikan kuisioner. Selama proses pengisian

kuisioner, peneliti mendampingi responden agar dapat menjelaskan pernyataan yang

tidak dimengerti oleh responden. Selanjutnya peneliti mengumpulkan seluruh

kuesioner.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel

1). Variabel Independen (variabel bebas)

adalah variabel yang bila bersama-sama dengan variabel lain dapat

mempengaruhi merubah variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap yang ada di Rumah

Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

2). Variabel Dependen (variabel terikat)

adalah variabel yang berubah nilainya karena pengaruh dari variabel

bebas. Variabel yang terikat dalam penelitian ini adalah Kelelahan Kerja

Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai

Kesdam I BB.

Universitas Sumatera Utara


`

3.5.2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Alat dan Cara Hasil Ukur Skala


Ukur
Beban Kegiatan Alat ukur: Untuk Ordinal
Kerja perawat dalam formulir kepentingan
memenuhi kuesioner hasil
aktifitas tentang penelitian di
kegiatan kegiatan Skor dengan
keperawatan perawat ketentuan
kepada pasien yang diadopsi a. Ringan : nilai 27-
selama dari Ogawa, 53 (<44%)
bertugas di unit (2008), Mildon, b. Sedang : nilai 54-
layanan (2011) 80 (45%-74%)
keperawatan. c. Berat : nilai 81-
. 108 (75%-100%)

2 Kelelahan Perasaan lelah Reaction Timer Reaction Timer : Ordinal


Kerja dan adanya a. Normal : 150-240
penurunan milidetik
kesiagaan b. Ringan : 241-410
milidetik
c. Sedang : 411-580
milidetik
d. Berat : > 580
milidetik

Kuesioner a. Rendah : 30 – 52 Ordinal


b. Sedang : 53 – 75
c. Tinggi : 76 – 98
d. Sangat Tinggi :
99 - 120

Universitas Sumatera Utara


`

3.6. Aspek Pengukuran

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, dimana

responden tinggal memberikan jawaban/dengan memberikan tanda–tanda tertentu

atau dengan kata lain kuesioner merupakan daftar pertanyaan (Nursalam, 2007).

3.6.1. Beban Kerja

Pengukuran beban kerja menggunakan kuesioner dengan 27 item pertanyaan

yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari

pertanyaan dengan alternatif jawaban menggunakan skala Likert 4 poin yaitu 1 =

tidak pernah, 2 = pernah, 3 = sering dan 4 = sangat sering. Maka beban kerja perawat

dikategorikan sebagai berikut :

a. Ringan jika total nilai yang diperoleh 27-53 (<44%)

b. Sedang jika total nilai yang diperoleh 54-80 (45%-74%)

c. Berat jika total nilai yang diperoleh 81-108 (75%-100%)

3.6.2. Kelelahan Kerja

Pengukuran kelelahan kerja menggunakan Reaction Timer dan kuesioner,

dimana kuesioner kelelahan perawat berjumlah 30 pertanyaan tentang gejala

kelelahan umum terdiri dari 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10

pertanyaan tentang pelemahan motivasi, 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan

fisik. Pertanyaan yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda,

jika jawaban dari pertanyaan dengan alternatif jawaban menggunakan skala Likert 4

poin yaitu 1 = tidak pernah merasakan, 2 = pernah merasakan , 3 = sering merasakan

Universitas Sumatera Utara


`

dan 4 = sangat sering merasakan. Menurut Tarwaka (2010), tabel tingkat kelelahan

kerja subjektif dikatekorikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif dengan Kuesioner

Tingkat Kelelahan Total Skor Individu Klasifikasi Kelelahan


1 30 – 52 Rendah
2 53 – 75 Sedang
3 76 – 98 Tinggi
4 99 -120 Sangat Tinggi

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Objektif dengan Reaction Timer

Tingkat Kelelahan Total Skor Individu Klasifikasi Kelelahan


1 150 – 240 milidetik Normal
2 241 – 410 milidetik Ringan
3 411 – 580 milidetik Sedang
4 > 580 milidetik Berat

3.7 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, lalu dilakukan pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing yaitu melakukan pengecekan termasuk kelengkapan dan kejelasan isi dari

kesioner.

2. Coding yaitu mengubah hasil kuesioner dalam bentuk kode.

3. Skoring yaitu masing-masing variabel diberi nilai agar mudah untuk

dikelompokkan jawaban dan mengkategorikan responden sesuai dengan jumlah

nilai jawaban yang dijawabnya.

4. Entry yaitu memasukkan data hasil kuesioner ke dalam program komputer, yaitu

menggunakan SPSS.

Universitas Sumatera Utara


`

5. Cleaning yaitu kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dientry apakah

ada kesalahan atau tidak.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai

yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara

mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel beban kerja

menggunakan rumus korelasi Pearson product moment (r), dengan ketentuan jika r

hitung > r tabel, maka dinyatakan valid atau sebaliknya.

Item kuesioner beban kerja dikatakan valid jika nilai r hitung > dari nilai r

tabelnya r tabel dapat dilihat pada tabel r statistik, dimana pengujian kuesioner

dilakukan di Rumah Sakit Bangkatan Binjai.

Populasi dalam melakukan uji validitas kuesioner ini adalah seluruh tenaga

perawat pelaksana di ruangan Tulip dan Lidah Buaya Rawat Inap Rumah Sakit

Bangkatan Binjai yaitu 10 orang perawat. Pengambilan sampel dalam uji validitas

kuesioner ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu,

perawat pelaksana yang memiliki pengalaman > 1 tahun. Purposive atau judgement

sampling sering juga disebut selected sampling, yaitu suatu sampling dimana

pemilihan elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel didasarkan atas

pertimbangan yang tidak acak dan peneliti memutuskan untuk memilih orang-orang

yang dinilai sesuai dengan masalah yang diteliti (Polit and Beck, 2012).

Universitas Sumatera Utara


`

Pengamatan dilakukan kepada 10 perawat pelaksana, fokus penelitian

kuantitatif (sampel) merupakan waktu dalam satuan menit yang dibutuhkan untuk

melakukan seluruh kegiatan oleh 10 orang perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai

dalam shift kerjanya masing-masing. disini peneliti menggunakan N=10 dan jika

mengikuti rumus maka df = N(10) - 2 = 8 jadi kita melihat nilai df 8 = 0,631.

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukkan kesahihan alat ukur dengan indikator nilai Cronbach’s

Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dengan ketentuan jika nilai r alpha > r

tabel, maka dinyatakan reliabel.

Setelah dilakukan uji coba kuesioner diketahui bahwa item-item pertanyaan

pada variabel beban kerja dan kelelahan valid dan reliabel untuk digunakan pada

penelitian ini.

3.9 Metode Analisis Data

3.9.1. Analisis Univariat

Merupakan analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel–variabel

independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi.

3.9.2. Analisis Bivariat

Merupakan analisis lanjutan untuk melihat pengaruh antara variabel

independen (beban kerja) dan dependen (kelelahan kerja) menggunakan uji Chi

Square dengan membandingkan nilai a sebesar 0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Jika

P value < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen

Universitas Sumatera Utara


`

(beban kerja) dengan variabel dependen (kelelahan). Jika P value > 0,05 artinya tidak

ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen (beban kerja) dengan

variabel dependen (kelelahan kerja).

3.10 Etika Penelitian

1. Bebas dari Eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan yang tidak

menguntungkan, subjek harus diyakinkan bahwa prinsipnya dalam penelitian

atau informasi yang diberikan tidak akan dipergunakan untuk hal-hal yang bisa

merugikan subjek dalam bentuk apapun kecuali untuk penelitian.

2. Hak untuk ikut atau tidak Menjadi Responden

Subjek berhak memutuskan untuk ikut atau tidak ikut menjadi subjek dalam

penelitian tanpa adanya sanksi.

Universitas Sumatera Utara


`

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan

yaitu bulan Juni tahun 2016 di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702

Binjai Kesdam I BB. Peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan pokok bahasan

yaitu: 1) deskripsi lokasi penelitian, dan 2) hasil analisis penelitian.

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Tentara Tk IV 01.02.07 Binjai adalah salah satu sarana

kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan serta memiliki peran penting dalam

meningkatkan derajat kesehatan bagi personel TNI, PNS dan keluarganya serta

masyarakat disekitarnya yang berada di wilayah Kodim - 0203/ Langkat. Oleh

karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu yaitu

dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan rumah sakit dengan tingkat kepuasan

rata-rata penduduk sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dalam pelaksanaan tugas Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai

menyelenggarakan fungsi utama dan fungsi organik. Fungsi utama adalah fungsi

teknis medis yang meliputi kesehatan kuratif, rehabilitatif, pembinaan materiil

kesehatan dan penyelenggaraan administrasi kesehatan. Sedangkan fungsi organik

meliputi bidang pengamanan, personel, logistik, anggaran, ketatausahaan, serta

urusan dalam guna mendukung pelaksanaan tugas.

65
Universitas Sumatera Utara
`

Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai berlokasi di Jalan Bandung 2

Kelurahan Rambung, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai mempunyai 5 ruangan

Instalasi Rawat Inap yaitu ruang Anggrek, ruang Melati, ruang Mawar, ruang

Bogenville/Teratai dan ruang Flamboyan/Asoka. Jumlah tempat tidur dari seluruh

ruangan rawat inap sebanyak 105 tempat tidur dengan rata-rata pemakaian tempat

tidur (BOR) sebanyak 74,51% pada tahun 2015 dengan jumlah pasien dari Januari

2015 sampai Desember 2015 yaitu 6.718 orang. Total jumlah perawat yang bertugas

di ruang rawat inap 63 orang dengan tingkat pendidikan yaitu 2 orang SPK, 39 orang

D-III dan 22 orang S-1 (Sarjana Keperawatan).

4.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Oraganisasi Rumah Sakit Tentara Tk IV 010702 Binjai


Kesdam I BB
KARUMKIT
WAKARUMKIT
ESELON PIMPINAN

KOMITE MEDIK KOMITE KEPERAWATAN STAF MEDIK

ESELON PEMBANTU PIMPINAN

URMED UR TU UD
ESELON PELAYANAN

INSTAL BEDAH DAN INSTAL WAT INSTAL WAT UNIT FARMASI


ANESTESI LAN NAP

UNIT UNIT RIKKES


UNIT
JANGWAT
JANGDIAG
ESELON PELAKSANA

Universitas Sumatera Utara


`

4.3 Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin di bagi

menjadi 2 kategori yaitu perempuan dan laki-laki. Umur di bagi menjadi 3 kategori

yaitu < 25 tahun, 25-35 tahun dan > 35 tahun. Tingkat pendidikan dibagi menjadi 3

kategori yaitu SPK, D-III dan S-1 Keperawatan. Masa kerja dibagi dalam 3 katgori

yang didapatkan yaitu < 5 tahun, 5 – 20 tahun dan > 20. Berat Badan dibagi menjadi

2 kategori berdasarkan median yang didapat < 50 kg dam > 50 kg dan Indeks Massa

Tubuh (IMT) dibagi menjadi 4 kategori yaitu kurus, normal, gemuk tingkat ringan

dan gemuk tingkat berat. Maka karakteristik responden pada perawat Rumah Sakit

Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.1

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Perawat di Ruang Rawat Inap


Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Jumlah
Karakteristik Responden
n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 19,0
Perempuan 51 81,0
Jumlah 63 100
Umur
< 25 tahun 29 46,0
25 – 35 tahun 25 39,7
> 35tahun 9 14,3
Jumlah 63 100
Pendidikan
SPK 2 3,1
D-III 39 61,9
S-1 Keperawatan 22 35,0
Jumlah 63 100

Universitas Sumatera Utara


`

Tabel 4.1 (Lanjutan)

Jumlah
Karakteristik Responden
n %
Masa Kerja
< 5 tahun 51 81,0
5 – 20 tahun 8 12,7
> 20 tahun 4 6,3
Jumlah 63 100
Berat Badan
< 50 Kg 12 19,0
> 50 Kg 51 81,0
Jumlah 63 100
Indeks Massa Tubuh
Kurus 0 0
Normal 29 46,0
Gemuk tingkat ringan 20 31,8
Gemuk tingkat berat 14 22,2
Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak

berjenis kelamin perempuan yaitu 51 orang (81,0%) dengan kelompok umur

terbanyak adalah dibawah 25 tahun yaitu 29 orang (46,0%). Pada Umur tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia produktif dan siap

menjalani pekerjaan baik secara fisik maupun psikologi. Dari jenjang pendidikan

dapat diketahui bahwa kelompok pendidikan responden terbanyak adalah D-III yaitu

39 orang (61,9%) hal ini menggambarkan pengetahuan yang cukup memadai dari

responden. Disamping itu juga diperlukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

responden di bidang asuhan keperawatan sehingga mampu mengatasi permasalahan

yang muncul dalam pekerjaan keperawatannya.

Universitas Sumatera Utara


`

Masa kerja responden terbanyak adalah dibawah 5 tahun sebanyak 51 orang

(81,0%) menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih baru bekerja dan

kebanyakan masih berstatus pegawai honor, hal ini akan mempengaruhi minat dan

pengalaman dalam bekerja sehingga masih diperlukan bimbingan dan pengarahan

dari perawat yang lebih senior. Responden memiliki berat badan terbanyak lebih dari

50 kg yaitu 51 orang (81,0%) dan sebagian besar memiliki Indeks Massa Tubuh

(IMT) kategori normal yaitu 29 orang (46,0%) menandakan bahwa komposisi zat

gizi dan kalori responden dalam keadaan baik dan sesuai kadarnya sehingga tidak

mengganggu aktifitas dan gerakan saat memberikan pelayanan kesehatan.

4.4 Hasil Univariat

4.4.1 Beban Kerja Perawat

Beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV

010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Beban Kerja Perawat n (%)


Ringan 8 12,7
Sedang 22 34,9
Berat 33 52,4
Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa beban kerja perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

mayoritas berada pada kategori berat yaitu 33 orang (52,4%). Persentase tertinggi

Universitas Sumatera Utara


`

beban kerja perawat pada kategori berat karena secara keseluruhan pertanyaan

tentang beban kerja lebih banyak dijawab responden dengan „sangat sering‟ yang

menunjukkan frekuensi kegiatan keperawatan kepada pasien.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Pertanyaan


Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
1 Komunikasi pada
pasien 6 9,5 10 15,9 23 36,5 24 38,1 63 100

2 Memberikan obat
obatan yang
11 17,5 6 9,5 27 42,9 19 30,1 63 100
didelegasikan
oleh dokter
3 Memberi makan
10 15,9 8 12,7 22 34,9 23 36,5 63 100
minum pasien
4 Memperhatikan
dan membantu
16 25,4 8 12,7 9 14,3 30 47,6 63 100
dalam kebersihan
diri pasien
5 Serah terima
pasien dari luar 11 17,5 9 14,3 23 36,5 20 31,7 63 100
ruangan
6 Mengukur /
mengobservasi /
9 14,3 10 15,9 21 33,3 23 36,5 63 100
mengawasi tanda
tanda vital pasien
7 Perawatan luka
6 9,5 9 14,3 22 34,9 26 41,3 63 100
pada pasien
8 Mempersiapkan
kebutuhan
10 15,9 7 11,1 12 19,0 34 54,0 63 100
sebelum operasi
pasien
9 Mengobservasi
dan pemasangan 7 11,1 7 11,1 24 38,1 25 39,7 63 100
infus pada pasien
10 Melakukan
pemasangan dan
mengontrol
6 9,5 9 14,3 19 30,2 29 46,0 63 100
kebutuhan
oksigen pada
pasien

Universitas Sumatera Utara


`

Tabel 4.3 (Lanjutan)

Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
11 Melakukan
Administrasi 5 7,9 8 12,7 19 30,2 31 49,2 63 100
pasien
12 Menyiapkan
kebutuhan obat-
7 11,1 6 9,5 23 36,5 27 42,9 63 100
obatan untuk
pasien
13 Menyiapkan alat-
alat penunjang 6 9,5 8 12,7 18 28,6 31 49,2 63 100
kesehatan
14 Melakukan
koordinasi dan
konsultasi demi 10 15,9 9 14,3 20 31,7 24 38,1 63 100
kepentingan
pasien
15 Melakukan
kegiatan kurir
yang berkaitan
11 17,5 9 14,3 20 31,7 23 36,5 63 100
dengan
kepentingan dan
kebutuhan pasien
16 Melakukan dan
mendapatkan
kegiatan
17 27,0 17 27,0 12 19,0 17 27,0 63 100
pengembangan
dan pelatihan
keperawatan
17 Melakukan
diskusi antar 15 23,8 20 31,8 13 20,6 15 23,8 63 100
sesama perawat
18 Melakukan
kegiatan
pengembangan 8 12,7 10 15,9 26 41,3 19 30,2 63 100
organisasi rumah
sakit
19 Istirahat pada saat
11 17,5 12 19,0 17 27,0 23 36,5 63 100
jam kerja
20 Menonton televisi
pada saat jam 11 17,5 13 20,6 13 20,6 26 41,3 63 100
kerja
21 Tidur pada saat
12 19,0 7 11,1 19 30,2 25 39,7 63 100
jam kerja
22 Menerima dan
menelpon untuk
9 14,3 14 22,2 19 30,2 21 33,3 63 100
urusan pribadi
pada saat jam

Universitas Sumatera Utara


`

Tabel 4.3 (Lanjutan)

Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
kerja
23 Membaca koran
dan majalah pada 11 17,5 16 25,4 16 25,4 20 31,7 63 100
saat jam kerja
24 Menerima tamu
pribadi pada saat 15 23,8 12 19,0 17 27,0 19 30,2 63 100
jam kerja
25 Datang terlambat
pada saat jam
32 50,8 31 49,2 0 0 0 0 63 100
kerja telah
berlangsung
26 Pulang lebih cepat
37
dari waktu jam 26 41,3 58,7 0 0 0 0 63 100
,
selesai kerja
27 Melakukan
kegiatan pribadi
10 15,9 10 15,9 26 41,2 17 27,0 63 100
terkait aktifitas
sehari hari

Penilaian beban kerja berdasarkan kuesioner yang diisi oleh responden dengan

27 pertanyaan yang terdiri dari 3 bagian yaitu 10 pertanyaan menggambarkan

kegiatan perawatan langsung, 8 pertanyaan tentang kegiatan perawatan tidak

langsung dan 9 pertanyaan tentang kegiatan lainnya terkait dengan kegiatan pribadi.

Dari uraian tugas dalam tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

sangat sering melakukan kegiatan komunikasi pada pasien sebanyak 24 orang

(38,1%), sering memberikan obat-obatan yang didelegasikan oleh Dokter sebanyak

27 orang (42,9%), sangat sering memberikan makan minum pasien sebanyak 23

orang (36,5%), sangat sering memperhatikan dan membantu dalam kebersihan diri

pasien sebanyak 30 orang (47,6%), sering melakukan serah terima pasien dari luar

ruangan sebanyak 23 orang (36,5%), sangat sering mengukur / mengobservasi /

Universitas Sumatera Utara


`

mengawasi tanda tanda vital pasien sebanyak 23 (36,5%), sangat sering melakukan

perawatan luka pada pasien sebanyak 26 orang (41,3%), sangat sering

mempersiapkan kebutuhan sebelum operasi pasien sebanyak 34 orang (54,0%),

sangat sering mengobservasi dan pemasangan infus pada pasien sebanyak 25 orang

(39,7), sangat sering melakukan pemasangan dan mengontrol kebutuhan oksigen pada

pasien sebanyak 29 orang (46,0%). Uraian jawaban pertanyaan di atas menunjukkan

job description yang utama dari perawat di rumah sakit atau disebut kegiatan

perawatan langsung.

Selanjutnya tentang kegiatan keperawatan tidak langsung dengan jawaban

sangat sering melakukan administrasi pasien sebanyak 31 orang (49,2%), sangat

sering menyiapkan kebutuhan obat-obatan untuk pasien sebanyak 27 orang (42,9%),

sangat sering menyiapkan alat-alat penunjang kesehatan sebanyak 31 orang (49,2%),

sangat sering melakukan koordinasi dan konsultasi demi kepentingan pasien

sebanyak 24 orang (38,1%), sangat sering melakukan kegiatan kurir yang berkaitan

dengan kepentingan dan kebutuhan pasien sebanyak 23 orang (36,5%), sangat sering

melakukan dan mendapatkan kegiatan pengembangan dan pelatihan keperawatan

sebanyak 17 orang (27,0%), pernah melakukan diskusi antar sesama perawat 20

orang (31,8%), sering melakukan kegiatan pengembangan organisasi rumah sakit

sebanyak 26 orang (41,3%). Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk melihat

persentasi kegiatan keperawatan tidak langsung yang menjadi beban kerja perawat.

Dari jawaban pertanyaan diatas bisa juga menggambarkan produktifitas kerja tenaga

perawat dimana 80% waktu yang benar-benar produktif yang digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara


`

pelayanan kesehatan langsung dan kegiatan penunjang; sisanya 20% digunakan untuk

kegiatan individu lainnya.

Kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan individu perawat seperti : sangat

sering beristirahat pada saat jam kerja sebanyak 23 orang (36,5%) terutama perawat

shift malam, sangat sering menonton televisi pada saat jam kerja sebanyak 26 orang

(41,3%), sangat sering tidur pada saat jam kerja sebanyak 25 orang (39,7%)

dilakukan secara bergantian oleh perawat shift malam, sangat sering menerima dan

menelpon untuk urusan pribadi pada saat jam kerja sebanyak 21 orang (33,3%),

sangat sering membaca koran dan majalah pada saat jam kerja sebanyak 20 orang

(31,7%), sangat sering menerima tamu pribadi pada saat jam kerja sebanyak 19 orang

(30,2%), tidak pernah datang terlambat pada saat jam kerja telah berlangsung

sebanyak 32 orang (50,8%), pernah pulang lebih cepat dari waktu jam selesai kerja

sebanyak 37 orang (58,7%), sering melakukan kegiatan pribadi terkait aktifitas sehari

hari sebanyak 26 orang (41,2%).

4.4.2 Kelelahan Kerja Perawat

Kelelahan kerja perawat yang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk.

IV 010702 Binjai tahun 2016 dinilai dari keluhan yang dirasakan perawat setelah

selesai melaksanakan tugasnya di ruangan dapat dilihat pada tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara


`

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kelelahan Kerja Perawat Diukur Melalui


Kuesioner di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai
Kesdam I BB Tahun 2016

Kelelahan n %
Rendah 14 22,2
Sedang 22 34,9
Tinggi 27 42,9
Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mengalami kelelahan kerja kategori tinggi sebanyak 27 orang (42,9%) menunjukkan

bahwa perawat mempunyai kecendrungan untuk mengalami kelelahan yang tinggi.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Indikator Pertanyaan


Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
1 Merasa berat di
20 31,7 12 19,0 16 25,4 15 23,8 63 100
kepala
2 Merasa lelah di
21 33,3 6 9,5 14 22,2 22 34,9 63 100
seluruh badan
3 Merasa berat di
20 31,7 8 12,7 18 28,6 17 27,0 63 100
kaki
4 Sering menguap
13 20,6 17 27,0 15 23,8 18 28,6 63 100
pada saat bekerja
5 Pikiran terasa kacau
18 28,6 10 15,9 20 31,7 15 23,8 63 100
saat bekerja
6 Merasa mengantuk
21 33,3 13 20,6 10 15,9 19 30,2 63 100
saat bekerja
7 Merasakan beban
15 23,8 16 25,4 13 20,6 19 30,2 63 100
berat pada mata
8 Terasa kaku pada
20 31,7 17 27,0 9 14,3 17 27,0 63 100
saat bergerak
9 Merasa tidak stabil
20 31,7 10 15,9 13 20,6 20 31,7 63 100
pada saat berdiri
10 Merasa ingin
19 30,2 9 14,3 11 17,5 24 38,1 63 100
berbaring

Universitas Sumatera Utara


`

Tabel 4.5 (Lanjutan)

Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
11 Merasa susah
28 44,4 6 9,5 14 22,2 15 23,8 63 100
berpikir
12 Merasa malas untuk
21 33,3 11 17,5 11 17,5 20 31,7 63 100
bicara
13 Merasa gugup 16 25,4 17 27,0 13 20,6 17 27,0 63 100
14 Merasa tidak dapat
19 30,2 12 19,0 12 19,0 20 31,7 63 100
berkonsentrasi
15 Merasa sulit
memusatkan 18 28,6 7 11,1 18 28,6 20 31,7 63 100
perhatian
16 Cenderung lupa 26 41,3 11 17,5 12 19,0 14 22,2 63 100
17 Merasa kurang
21 33,3 10 15,9 13 20,6 19 30,2 63 100
percaya diri
18 Merasa cemas 14 22,2 11 17,5 17 27,0 21 33,3 63 100
19 Merasa sulit
15 23,8 13 20,6 16 25,4 19 30,2 63 100
mengontrol sikap
20 Tidak dapat tekun
23 36,5 8 12,7 12 19,0 20 31,7 63 100
dalam bekerja
21 Merasa sakit kepala 22 34,9 8 12,7 17 27,0 16 25,4 63 100
22 Merasa kaku pada
16 25,4 19 30,2 13 20,6 15 23,8 63 100
bahu
23 Merasa nyeri di
30 47,6 6 9,5 19 30,2 8 12,7 63 100
bagian punggung
24 Merasa sesak nafas 24 38,1 18 28,6 7 11,1 14 22,2 63 100
25 Merasa haus 22 34,9 16 25,4 8 12,7 17 27,0 63 100
26 Suara terasa serak 26 41,3 18 28,6 6 9,5 13 20,6 63 100
27 Merasa pusing 23 36,5 11 17,5 14 22,2 15 23,8 63 100
28 Merasa ada yang
mengganjal di 19 30,2 15 23,8 14 22,2 15 23,8 63 100
kelopak mata
29 Anggota badan
32 50,8 11 17,5 9 14,3 11 17,5 63 100
terasa gemetar
30 Merasa kurang
28 44,4 8 12,7 11 17,5 16 25,4 63 100
sehat

Gambaran kelelahan kerja fisik ditunjukkan dari keluhan yang dirasakan

responden seperti pada tabel di atas dimana sebagian besar responden tidak pernah

merasakan berat di kepala 20 orang (32,7%), sangat sering merasa lelah di seluruh

badan 22 orang (34,9%), tidak pernah merasa berat di kaki 20 orang (31,7%), sangat

Universitas Sumatera Utara


`

sering menguap pada kerja 18 orang (28,6%), sering pikiran kacau saat bekerja 20

orang (31,7%), tidak pernah merasa mengantuk saat bekerja 21 orang (33,3%),

sangat sering merasakan beban berat saat bekerja 19 orang (30,2%), tidak pernah

terasa kaku saat bergerak 20 orang (31,7%), sangat sering merasa tidak stabil saat

berdiri 20 orang (31,7%), sangat sering merasa ingin berbaring 24 orang (38,1%),

tidak pernah merasa susah berfikir 28 orang (44,4%), tidak pernah merasa malas

untuk berbicara 28 orang (33,3%), pernah merasa gugup 17 orang (27,0%), sangat

sering tidak dapat berkonsentrasi 20 orang (31,7%), sangat sering merasa sulit

menusatkan pikiran 20 orang (31,7%), tidak pernah cenderung lupa 26 orang

(41,3%), tidak pernah merasa kurang percaya diri 21 orang (33,3%), sangat sering

merasa cemas 21 orang (33,3%), sangat sering merasa sulit mengontrol sikap 19

orang (30,2%), tidak pernah tidak dapat tekun dalam bekerja 23 orang (36,5%), tidak

pernah merasa sakit kepala 22 orang (34,9%), pernah merasa kaku pada bahu 19

orang (30,2%), tidak pernah merasa nyeri di bagian punggung 30 orang (47,6%),

tidak pernah merasa sesak nafas 24 orang (38,1%), tidak pernah merasa ada yang

mengganjal di kelopak mata 19 orang (30,2%), tidak pernah anggota badan terasa

gemetar 32 orang (50,8%), tidak pernah merasa kurang sehat 28 orang (44,4%).

Penilaian kelelahan kerja perawat juga dilakukan berdasarkan pengukuran

dengan alat Reaction Timer yang dilakukan dua kali kepada masing-masing perawat

yaitu saat sebelum memulai pekerjaannya dan setelah selesai melakukan

pekerjaannya ditunjukkan dalam tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara


`

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kelelahan Kerja Perawat Berdasarkan


Pengukuran Reaction Timer di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara
Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Kelelahan n %
Normal 11 17,5
Ringan 23 36,5
Sedang 29 46,0
Berat 0 0
Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mengalami kelelahan kerja kategori sedang yaitu 29 orang (46,0%). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar perawat mempunyai kecenderungan mudah

mengalami kelelahan.

4.5 Hasil Bivariat

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada 63 perawat diketahui

bahwa semua perawat mengalami kelelahan dengan tingkat kelelahan yang berbeda-

beda. Selanjutnya dilakukan uji Chi Square untuk melihat apakah ada hubungan

beban kerja dengan kelelahan pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara

Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara


`

4.5.1 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat


Berdasarkan Pengukuran Reaction Timer di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Tabel 4.7 Distribusi Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada
Perawat Berdasarkan Pengukuran Reaction Timer di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Beban Kelelahan Kerja


Kerja
Perawat Normal Ringan Sedang Berat Total Sig (p)
n % n % n % n % n %
Ringan 5 7,9 2 3,2 1 1,6 0 0 8 12,7
Sedang 5 7,9 6 9,5 11 17,5 0 0 22 34,9 0,002
Berat 1 1,6 15 23,8 17 27,0 0 0 33 52,4
Total 11 17,5 23 36,5 29 46,0 0 0 63 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 8 orang (12,7%) responden

dengan beban kerja ringan mayoritas menunjukkan 5 orang (7,9%) mengalami

kelelahan kategori normal. Dari 22 orang (34,9%) responden dengan beban kerja

sedang mayoritas menunjukkan 11 orang (17,5%) mengalami kelelahan kategori

sedang. Dari 33 orang (52,4%) responden dengan beban kerja barat mayoritas

menunjukkan 17 orang (27,0%) mengalami kelelahan kategori sedang. Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada

perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I

BB dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05).

Universitas Sumatera Utara


`

3.10.1 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat


Berdasarkan Pengukuran Kuesioner di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Tabel 4.8 Distribusi Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat
Berdasarkan Pengukuran Kuesioner di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Kelelahan Kerja
Beban
Kerja Sangat Sig (p)
Perawat Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total
n % n % n % n % n %
Ringan 6 9,5 0 0 2 3,2 0 0 8 12,7
Sedang 3 4,8 10 15,9 9 14,3 0 0 22 34,9 0,003
Berat 5 7,9 12 19,0 16 25,4 0 0 33 52,4
Total 14 22,2 22 34,9 27 42,9 0 0 63 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 8 orang (12,7%) responden

yang dengan beban kerja ringan mayoritas merasakan kelelahan kategori rendah

sebanyak 6 orang (9,5%). Dari 22 orang (34,9%) responden dengan beban kerja

sedang mayoritas merasakan kelelahan kategori sedang sebanyak 10 orang (15,9%).

Dari 33 orang (52,4%) responden dengan beban kerja berat mayoritas merasakan

kelelahan kategori tinggi sebanyak 16 orang (25,4%) Hasil uji statistik menunjukkan

bahwa ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB dengan nilai p

= 0,003 (p < 0,05).

Universitas Sumatera Utara


`

5.5.1 Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB
Tahun 2016

Untuk mengetahui berapa jumlah responden yang mengalami kelelahan

berdasarkan shif pagi (jam 08.00 – 16.00 WIB) atau shift malam (16.00 – 08.00 WIB)

dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB
Tahun 2016

Kelelahan Kerja
Shift Kerja
Perawat Normal Ringan Sedang Berat Total
n % n % n % n % n %
Pagi (08.00 - 16.00) 4 6,3 11 17,5 11 17,5 0 0 26 41,3
Malam (16.00 -
08.00) 7 11,1 12 19,0 18 28,6 0 0 37 58,7

Total 11 17,5 23 36,5 29 46,0 0 0 63 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 26 orang (41,3%)

responden yang bertugas pada shift pagi menunjukkan sebanyak 4 orang (6,3%)

mengalami kelelahan kategori normal, 11 orang (17,5%) mengalami kelelahan

kategori ringan dan 11 orang (17,5%) mengalami kelelahan kategori sedang. Dari 37

orang (58,7%) responden yang bertugas pada shift malam menunjukkan sebanyak 7

orang (11,1%) mengalami kelelahan kategori normal, 12 orang (19,0%) mengalami

kelelahan kategori ringan dan 18 orang (28,6%) mengalami kelelahan kategori

sedang. Secara umum hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan respoden yang

bertugas pada shift pagi mengalami kelelahan kategori ringan dan sedang sebanyak

Universitas Sumatera Utara


`

11 orang dari 26 responden (42,3%). Sedangkan responden yang bertugas shift

malam kebanyakan mengalami kelelahan kategori sedang sebanyak 18 orang dari 37

responden (48, 6%).

Universitas Sumatera Utara


`

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja perawat di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 paling

banyak berada pada tingkat berat yaitu 33 orang (52,4%), sisanya berada pada tingkat

sedang yaitu 22 orang (34,9%) dan tingkat ringan yaitu 8 orang (12,7%).

Bila dikaitkan hubungan beban kerja dengan karakteristik responden dimana

sebanyak 33 orang perawat menyatakan bahwa beban kerja yang dialami dalam

kategori berat hal ini diungkapkan sebagian besar responden yaitu 28 orang (44,4%)

perempuan, 16 orang (25,4%) berumur dibawah 25 tahun, 18 orang (28,5%) dengan

tingkat pendidikan D-III, 26 orang (41,3%) mempunyai masa kerja dibawah 5 tahun,

25 orang (39,7%) dengan berat badan diatas 50 kilogram dan 15 orang (23,6%)

memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) normal.

Penelitian ini menggambarkan bahwa beban kerja perawat juga dipengaruhi

oleh jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, berat badan dan Indeks

Massa Tubuh (IMT). Jika dilihat dari jenis kelamin mayoritas responden dengan kerja

berat adalah perempuan disebabkan karena ukuran tubuh, kekuatan otot perempuan

relatif kurang dibanding laki-laki sehingga merasa cepat terbebani dalam

melaksanakan suatu pekerjaan.

83

Universitas Sumatera Utara


`

Kelompok umur terbanyak adalah dibawah 25 tahun, hal ini disebabkan

karena frekuensi responden terbanyak pada usia dibawah 25 tahun. Pada usia ini

merupakan usia produktif yang paling baik dimana responden melakukan aktifitas

yang beragam untuk menggali kemampuan dan pengalaman dalam bekerja. Hal ini

tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa umur dapat mempengaruhi beban

kerja. Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas

tertentu dan mencapai puncaknya sampai pada umur 25 tahun, semakin bertambah

umur kekuatan otot semakin menurun sehingga mempengaruhi persepsi terhadap

beban kerja.

Tingkat pendidikan terbanyak yang menyatakan beban kerja berat adalah D-

III, hal ini juga karena jumlah responden tingkat pendidikan ini paling banyak yaitu

39 orang (61,9%). Tingkat pendidikan responden menunjang kemampuan dan

kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas responden. Masa kerja terbanyak adalah

dibawah 5 tahun, karena selain jumlah responden dengan masa kerja ini terbanyak

juga menunjukkan bahwa responden masih memerlukan bimbingan dan pengalaman

di bidang asuhan keperawatan agar mampu beradaptasi dan tidak merasa terbebani

dari tugas-tugasnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan berat badan

diatas 50 kilogram dan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal merasakan beban kerja

berat. Hal ini belum menggambarkan kondisi sebenarnya karena frekuensi responden

tidak terdistribusi rata. Responden dengan berat badan lebih dan Indeks Massa Tubuh

(IMT) kategori gemuk kemungkinan besar akan merasa lebih cepat lelah dibanding

Universitas Sumatera Utara


`

dengan yang memiliki berat badan dan Indeks Massa Tubuh normal. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramayanti (2015) menunjukkan hubungan

status gizi dan beban kerja terhadap kelelahan kerja menjelaskan bahwa beban kerja

perawat di RSUD dr. Mohamad Soewandhie termasuk beban kerja kategori berat

Berdasarkan pengamatan peneliti, beban kerja perawat diperkirakan dengan

melihat beberapa komponen yaitu jumlah pasien yang dirawat, tingkat

ketergantungan pasien, jenis tindakan keperawatan dan rata-rata waktu untuk

melaksanakan tindakan keperawatan sebagaimana yang disampaikan Gillies (1994).

Secara umum, tugas perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara

Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB adalah memberikan pelayanan perawatan secara

langsung berdasarkan proses perawatan, melaksanakan tindakan perawatan dan

mengevaluasi sesuai masalah pasien, melaksanakan program-program medik dengan

penuh tanggung jawab antara lain pemberian obat, pemeriksaan labaratorium,

radiologi, dan persiapan pasien yang akan operasi, memperhatikan keseimbangan

kebutuhan fisik, mental, dan spiritual pasien antara lain mengurangi penderitaan

pasien, memberikan rasa aman, dan nyaman, serta melakukan komunikasi terapeutik,

melatih pasien untuk menolong dirinya sesuai kemampuannya yang tidak

bertentangan dengan pengobatannya, memberikan pertolongan segera kepada pasien

gawat atau saat akan meninggal, memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan

keindahan ruangan, mendampingi dokter visite dan mencatat program yang akan

dilaksanakan, melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan pasien baik secara lisan

maupun tulisan kepada dokter, membuat laporan harian, menciptakan dan

Universitas Sumatera Utara


`

memelihara hubungan baik dengan pasien, keluarga pasien, dokter, dan anggota tim

yang lain, melakukan serah-terima tanggung jawab secara lisan dan tulisan, dan

membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara administrasi.

Berbagai tugas tersebut menggambarkan banyaknya aktifitas kerja perawat di

Instalasi Rawat Inap yang menunjukkan bahwa perawat juga rentan terhadap beban

kerja fisik yang tinggi. Rata-rata pasien yang dirawat adalah pasien yang

membutuhkan bantuan perawatan secara langsung dimana dalam 1 hari rata-rata

pasien dengan sepenuhnya dibantu perawat sebanyak 1 orang disetiap ruangan.

Sementara jumlah perawat yang bertugas dalam shift pagi 5 orang dan shift malam 3

orang dengan jumlah pasien 17 sampai 26 orang dalam tiap ruangan, dengan

demikian 1 orang perawat menangani 6 sampai 9 pasien perhari. Ditambah lagi

dengan jumlah jam kerja yang berbeda antara shift pagi (08.00-16.00 WIB) dan shift

malam (16.00-08.00 WIB). Hal ini menyebabkan beban kerja yang dirasakan oleh

perawat yang bertugas pada shift pagi dan shift malam juga berbeda. Berdasarkan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.102/MEN/VI/2004 tentang

Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur, waktu lembur didefinisikan sebagai

waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja

dalam seminggu, atau 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam

seminggu. Diketahui berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Tenaga

Kerja, setiap pekerja berhak untuk mendapatkan waktu istirahat minimal ½ jam

setelah pekerja tersebut bekerja selama 4 jam, dimana waktu istirahat tersebut tidak

dihitung ke dalam jam kerja.

Universitas Sumatera Utara


`

5.2. Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk.
IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016

Hasil penelitian menunjukan bahwa kelelahan kerja perawat yang diukur

melalui Reaction Timer di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702

Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 yaitu 11 orang (17,5%) kategori normal, 23 orang

(36,5%) kategori ringan, 29 orang (46,0%) kategori sedang. Sementara pengukuran

berdasarkan kuesioner yaitu 14 orang (22,2%) kategori rendah, 22 orang (34,9%)

kategori sedang, 27 orang (42,9%) kategori tinggi. Hasil pengukuran kelelahan

melalui Reaction Timer mayoritas merasakan kelelahan kategori sedang dan hasil

pengukuran kelelahan melalui kuesioner mayoritas merasakan kelelahan kategori

tinggi. Perbedaan ini disebabkan karena alat ukur yang berbeda antara pemeriksaan

secara subjektif dengan kuesioner dan pemeriksaan objektif dengan Reaction Timer,

namun hasilnya sama-sama menunjukkan adanya kelelahan pada perawat.

Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan melalui Reaction Timer dikaitkan

dengan karakteristik responden dimana sebanyak 29 orang perawat menyatakan

mengalami kelelahan dalam kategori sedang, hal ini diungkapkan sebagian besar

responden perempuan yaitu 27 orang (42,9%), berumur antara 25 sampai 35 tahun

yaitu 14 orang (22,2%), tingkat pendidikan D-III yaitu 16 orang (25,4%),

mempunyai masa kerja dibawah 5 tahun yaitu 25 orang (39,7%) dengan berat badan

diatas 50 kilogram yaitu 27 orang (42,9%) dan memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)

gemuk tingkat ringan yaitu 11 orang (17,5%).

Universitas Sumatera Utara


`

Sedangkan pengukuran kelelahan melalui kuesioner bila dikaitkan dengan

karakteristik responden dimana sebanyak 27 orang perawat menyatakan mengalami

kelelahan dalam kategori tinggi, hal ini diungkapkan sebagian besar responden

perempuan yaitu 24 orang (38,1%), berumur antara 25 sampai 35 tahun yaitu 15

orang (23,8%), tingkat pendidikan S-1 yaitu 14 orang (22,2%), mempunyai masa

kerja dibawah 5 tahun yaitu 23 orang (36,5%) dengan berat badan diatas 50 kilogram

yaitu 24 orang (38,1%) dan memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) tingkat normal

yaitu 11 orang (17,5%).

Jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap sebanyak 63 orang terdistribusi

tidak merata di 5 ruangan rawat inap dengan jumlah tempat tidur 105 set.

Berdasarkan Metode Douglas jumlah kebutuhan perawat tiap ruangan dihitung

dengan melihat tingkat ketergantungan pasien yang dirawat yaitu ketergantungan

minimal, parsial dan total. Dari Metode Douglas diketahui jumlah kebutuhan perawat

di ruangan Anggrek 15 orang, Melati 15 orang, Mawar 14 orang, Bougenville/Teratai

11 orang, Flamboyan/Asoka 11 orang sehingga total kebutuhan perawat 66 orang,

sehingga kekurangan tenaga perawat dari jumlah yang ada hanya 3 orang. Tetapi

melihat perbandingan pasien dengan tenaga perawat yang bertugas tiap shift yaitu 3 –

5 orang perawat menangani rata-rata 20 pasien perhari, maka akan menjadi beban

kerja yang tinggi sehingga memungkinkan timbulnya kelelahan fisik dan psikis bagi

perawat dalam menjalankan pelayanan keperawatannya. Meskipun seorang perawat

yang memiliki intelektual dan pengalaman yang tinggi, apabila tidak sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara


`

perbandingan jumlah pasien dengan tenaga yang ada maka tidak akan bisa

memberikan pelayanan yang optimal dan segera mungkin dalam waktu yang pendek.

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

maupun mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan

kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas

atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Selain itu beban kerja

perawat akan mempengaruhi dampak kualitas pelayanan keperawatan sehingga dapat

mempengaruhi kepuasan pasien, seperti, perawat tidak segera datang ketika pasien

membutuhkan bantuan perawat, bahkan pelaksanaan tindakan pelayanan keperawatan

kemungkinan tidak mengikuti standar prosedur kerja karena mempertimbangan

pekerjaan yang lain. Beban kerja yang terlampau tinggi pada akhirnya akan memiliki

beberapa dampak yang buruk, misalnya kesalahan dalam pengerjaan pasien yang

nantinya akan berujung kepada kematian (Palestin, 2006).

Menurut Tarwaka (2010), bahwa kelelahan kerja juga dipengaruhi oleh tugas

fisik yang berkaitan dengan tata ruang, sarana kerja, kondisi beban kerja, cara angkat-

angkut, dan lain-lain mempengaruhi kelelahan kerja seseorang. Akumulasi beban

kerja fisik baik dari segi tugas fisik, beban kerja utama, dan beban kerja tambahan

dapat memperparah tingkat kelelahan kerja. Jika otot berkontraksi melebih 20% dari

kekuatan otot maksimun, maka peredaran darah ke otot terhambat. Terhambatnya

Universitas Sumatera Utara


`

peredaran darah ke otot mengakibatkan suplai oksigen berkurang, sehingga

metabolisme terhambat dan menyebabkan penimbunan asam laktat yang

menimbulkan rasa nyeri pada otot.

Menurut Suma‟mur (2009), bahwa jika bekerja terus-menerus tanpa

melakukan istirahat dapat memperparah tingkat kelelahan kerja. Kondisi ini jika

dibiarkan, maka kelelahan kerja akan terakumulasi dan dapat menurunkan derajat

kesehatan perawat, sehingga pihak rumah sakit perlu membuat kebijakan terkait

manajemen kelelahan kerja.

Menurut peneliti bahwa salah satu upaya untuk mencegah, menanggulangi

dan mengobati kelelahan kerja adalah melalui manajemen kelelahan kerja. Kelelahan

kerja dapat diatasi melalui tindakan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Manajemen

kelelahan kerja dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek dan panjang. yang dapat

diberikan terkait dengan manajemen kelelahan yaitu diharapkan melakukan

pendidikan dan pelatihan mengenai K3 secara berkala.

5.3. Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja Pada Perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB
Tahun 2016

Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui pengukuran beban kerja terhadap

kelelahan pada perawat dengan reaction timer dari 8 orang (12,7%) perawat yang

menjawab beban kerja ringan yaitu 5 orang (7,9%) mayoritas mengalami kelelahan

kategori normal yaitu 5 orang (7.9%). Dari 22 orang (34,9%) perawat menjawab

beban kerja sedang, mayoritas mengalami kelelahan kategori sedang yaitu 11 orang

Universitas Sumatera Utara


`

(17,5%). Dari 33 orang (52,4%) perawat menjawab beban kerja berat, mayoritas

mengalami kelelahan kategori sedang yaitu 17 orang (27,0%).

Sementara hasil penelitian pengukuran beban kerja terhadap kelelahan kerja

pada perawat melalui kuesioner dapat dilihat bahwa dari 8 orang (12,7%) perawat

yang menjawab beban kerja ringan mayoritas merasakan kelelahan kategori rendah

yaitu 6 orang (9,5%). Dari 22 orang (34,9%) perawat menjawab beban kerja sedang

terdapatmayoritas mengalami kelelahan kategori sedang yaitu 10 orang (15,9%).

Dari dari 33 orang (52,4%) perawat menjawab beban kerja berat mayoritas

merasakan kelelahan kategori tinggi yaitu 16 orang (25,4%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji Chi Square tentang

pengaruh beban kerja terhadap kelelahan perawat melalui alat reaction timer dimana

nilai p= 0,002 (p < 0,05), Sementara melalui kuesioner pengaruh beban kerja

terhadap kelelahan perawat memiliki nilai p= 0,003 (p < 0,05), artinya ada pengaruh

yang signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016.

Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Rahayu (2013) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang cukup berarti antara beban kerja fisik dan kelelahan kerja.

Hal tersebut disebabkan karena semakin berat beban kerja perawat yang

diberikan, maka semakin tinggi kelelahan yang dialami perawat. Menurut Tarwaka

(2010), bahwa salah satu penyebab kelelahan kerja adalah aktifitas kerja. Adanya

aktifitas kerja menyebabkan timbulnya beban kerja dari aktifitas yang dilakukan

tersebut. Beban kerja merupakan suatu beban atau tanggungan yang diperoleh dari

Universitas Sumatera Utara


`

aktifitas kerja yang dilakukan. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban

kerja mental. Pada beban kerja fisik melibatkan kerja otot atau mempengaruhi fungsi

faal tubuh manusia.

Bila dikaitkan karakteristik responden dengan beban kerja dan kelelahan kerja

yang diukur berdasarkan reaction timer menunjukkan bahwa dari 29 orang responden

dengan umur dibawah 25 tahun mayoritas merasakan beban kerja berat 16 orang

(25,4%), mengalami kelelahan kerja fisik ringan dan sedang sama banyak yaitu 12

orang (19,0%). Dengan demikian perawat dengan umur yang muda dan baru bekerja

sebagai perawat cenderung merasakan beban kerja yang berat sebagai perawat,

karena dalam proses pembelajaran dan adaptasi terhadap tugas-tugas sebagai perawat

di rumah sakit. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa umur

dapat mempengaruhi beban kerja. Semakin tua umur seseorang semakin besar resiko

kelelahannya. Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena

perubahan-perubahan pada organ-organ tubuh, sistem kardiovaskular dan hormonal

(Suma‟mur, 2009).

Dari 51 orang responden perempuan menunjukkan mayoritas merasakan

beban kerja berat 28 orang (52,4%) dan kelelahan kerja fisik sedang 27 orang

(42,9%). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perawat dengan jenis kelamin

perempuan cenderung lebih merasakan beban yang berat dalam melaksanakan

pelayanan keperawatan kepada pasien sehingga merasa cepat lelah. Hal ini sesuai

dengan teori tingkat kelelahan wanita lebih besar daripada laki-laki karena secara

biologis wanita mengalami siklus haid, kehamilan dan menopause juga secara sosial,

Universitas Sumatera Utara


`

kultural yaitu akibat sebagai ibu dalam rumah tangga dan tradisi sebagai pencerminan

kebudayaan (Suma‟mur, 2009).

Dari 39 orang berpendidikan D-III menunjukkan mayoritas merasakan beban

kerja berat 18 orang (28,5%), mengalami kelelahan fisik ringan dan sedang sama

banyak yaitu 16 orang (25,4%). Walaupun tingkat pendidikan tidak berpengaruh

secara langsung terhadap kelelahan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perawat dengan pendidikan D-III mayoritas merasakan beban kerja yang berat dan

kelelahan sedang. Dapat dikatakan bahwa latar belakang pendidikan mempengaruhi

kemampuan dan kompetensi perawat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga

mampu beradaptasi dengan masalah yang dihadapi dalam pekerjaannya dan

mengurangi resiko stress dan kelelahan. Dari 51 orang responden dengan masa kerja

dibawah 5 tahun menunjukkan mayoritas merasakan beban kerja berat 26 orang

(41,3%) dan mengalami kelelahan kerja fisik sedang 25 orang (39,7%). Masa kerja

perawat terkait dengan pemahaman tentang tugas-tugasnya sebagai perawat, sehingga

perawat dengan masa kerja yang kurang dari 5 tahun merasa terbebani dalam bekerja

karena masih perlu beradaptasi dengan pola kerja di rumah sakit.

Dari 51 orang dengan berat badan lebih dari 50 kilogram menunjukkan

mayoritas merasakan beban kerja berat 25 orang (39,7%) dan mengalami kelelahan

kerja fisik sedang 27 orang (46,0%). Dari 29 orang yang mempunyai Indeks Massa

Tubuh (IMT) normal menunjukkan mayoritas merasakan beban kerja berat 15 orang

(23,8%) dan mengalami kelelahan fisik ringan 13 orang (20,6%). Ketidaksesuaian

berat badan dan Indeks Massa Tubuh menyebabkan seseorang merasa terbebani

Universitas Sumatera Utara


`

dalam bekerja dan merasa cepat lelah, demikian juga dengan perawat yang kelebihan

berat badan akan merasa lebih cepat lelah dibandingkan perawat dengan berat badan

yang ideal.

Penurunan kerja otot ini dapat menyebabkan kelelahan kerja. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2013), bahwa terdapat hubungan

yang cukup berarti antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Selain itu, penelitian

yang dilakukan Hariyati (2011), bahwa terdapat pengaruh beban kerja terhadap

terjadinya kelelahan kerja. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wati dan

Haryono (2011), bahwa beban kerja memiliki hubungan bermakna dengan kelelahan

kerja pada tenaga kerja. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ramayanti (2015),

bahwa beban kerja dan kelelahan kerja memiliki hubungan berkategori berat dan

memiliki hubungan bermakna.

Menurut Nurmianto (2008), bahwa peningkatan beban kerja selaras dengan

peningkatan konsumsi oksigen. Saat mencapai titik maksimum maka konsumsi

oksigen mengalami penurunan dan bermanifestasi menyebabkan rasa lelah akibat

peningkatan asam laktat. Hal ini didukung oleh Nawawinetu (2012), bahwa salah satu

penyumbang terjadinya kelelahan kerja adalah peningkatan beban kerja fisik. Hal

tersebut berkaitan dengan peningkatan konsumsi oksigen atau kebutuhan oksigen.

Jika beban kerja fisik melebihi asupan oksigen maksimum, maka menyebabkan

penurunan suplai oksigen ke otot sehingga akan terjadi proses anaerob dalam

memecah glikogen otot menjadi energi dan asam laktat. Asam laktat bersama air

kemudian menumpuk di otot sehingga menjadikan otot bengkak dan akan sulit

Universitas Sumatera Utara


`

berkontraksi. Hal tersebut akan menimbulkan gejala rasa lelah. Selain itu,

berdasarkan penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki asupan

kalori kurang. Kurangnya asupan kalori menyebabkan tubuh kekurangan glukosa. Hal

ini menyebabkan tubuh memecah glikogen. Pemecahan glikogen menghasilkan asam

laktat, sehingga jika asupan kalori berkurang makan asam laktat di tubuh akan

menumpuk. Menurut Santoso (2014), bahwa penumpukan asam laktat tersebut

menimbulkan rasa lelah akibat otot sulit berkontraksi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

kelelahan kerja berdasarkan beban kerja. Adanya perbedaan tingkat kelelahan kerja

berdasarkan beban kerja disebabkan perawat memiliki aktifitas kerja yang berbeda

satu sama lain, misalnya pada satu waktu ada yang melakukan konsultasi dokter,

menemani dokter visite, melakukan injeksi, menyiapkan obat, memeriksa pasien,

edukasi keluarga pasien, dan lain-lain.

Selain itu, berdasarkan data kunjungan yang dimiliki oleh Rumah Sakit

Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB disetiap ruangan dimana jumlah pasien

cenderung meningkat setiap tahun sehingga diperkirakan jumlah pasien akan semakin

meningkat dalam tahun-tahun kedepannya, hal ini juga akan menambah beban kerja

perawat. Penambahan beban kerja bila tidak diimbangi dengan jumlah tenaga perawat

akan menimbulkan potensi kelelahan fisik perawat yang menyebabkan dampak

negatif bagi perawat dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, menilai kualitas kinerja dari

perawat yang diamati dengan memperhatikan semua kegiatan yang dilakukan oleh

Universitas Sumatera Utara


`

perawat. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari 63 orang responen.

Peneliti melihat kegiatan responden pada kedua shift kerja yaitu shift pagi dan malam,

dengan tujuan untuk melihat jenis pekerjaan yang menjadi beban kerja responden di

masing-masing waktu.

Berdasarkan pembagian waktu produktif dan non produktif yang telah

dijabarkan dalam hasil penelitian, diketahui bahwa beban kerja yang dimiliki oleh

perawat cenderung tinggi, terutama pada shift malam. Shift kerja di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB masih menggunakan

dua shift yaitu shift pagi (08.00 s.d 16.00 WIB) dan shift malam (16.00 s.d 08.00

WIB). Hal ini akan mempengaruhi beban kerja perawat melihat keberagaman tugas

yang dilakukan perawat dan jam kerja yang melewati waktu standar jam kerja harian

dan mingguan terutama pada shift malam selama 16 jam dengan rotasi jaga yang

tidak tetap.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 26 orang (41,3%)

responden yang bertugas pada shift pagi menunjukkan sebanyak 4 orang (6,3%)

mengalami kelelahan kategori normal, 11 orang (17,5%) mengalami kelelahan

kategori ringan dan 11 orang (17,5%) mengalami kelelahan kategori sedang. Dari 37

orang (58,7%) responden yang bertugas pada shift malam menunjukkan sebanyak 7

orang (11,1%) mengalami kelelahan kategori normal, 12 orang (19,0%) mengalami

kelelahan kategori ringan dan 18 orang (28,6%) mengalami kelelahan kategori

sedang. Secara umum hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan respoden yang

bertugas pada shift pagi mengalami kelelahan kategori ringan dan sedang sebanyak

Universitas Sumatera Utara


`

11 orang dari 26 responden (42,3%). Sedangkan responden yang bertugas shift

malam kebanyakan mengalami kelelahan kategori sedang sebanyak 18 orang dari 37

responden (48, 6%).

Perbedaan lama kerja juga menentukan tingkat kelelahan kerja. Menurut

Setyawati (2010), bahwa shift kerja dapat menimbulkan kelelahan kerja karena

kurangnya waktu tidur khususnya pada shift malam. Hasil diatas sejalan dengan

penelitian Anastasia (2015) dimana diperoleh melalui uji chi square antara shift kerja

dengan kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,0001 dimana p < 0,05, artinya ada

hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada perawat di Rumah Sakit

Malahayati Medan tahun 2015. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Hestya,

dkk (2012) juga menunjukkkan adanya pengaruh kerja shift terhadap kelelahan.

Jika dilihat dari sistem pengaturan shift dan jumlah jam kerja tiap-tiap shift

yang dibebankan kepada perawat di Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702

Binjai Kesdam I BB setiap perawat bertugas rata-rata 48 jam kerja dalam seminggu.

Hal ini telah melewati batas maksimum untuk pekerja dengan 6 hari kerja yaitu 40

jam kerja dalam seminggu.

Pekerja malam dituntut memiliki kreativitas yang lebih dari pada

kemampuannya supaya dapat bekerja lebih efektif. Pada malam hari, perawat juga

lebih dituntut memberikan pelayanan lebih banyak kepada pasien. Lebih sering

masuk ke ruangan pasien untuk memperhatikan kondisi pasien karena pada waktu

shift malam waktu pasien tertidur sehingga pelayanan lebih banyak diperhatikan. Di

samping itu adanya waktu luang digunakan oleh perawat shift malam mengevaluasi

Universitas Sumatera Utara


`

kegiatan dari shift pagi dan sore selanjutnya memberikan kebutuhan pasien yang

belum terlaksanakan dilakukan pada shift malam.

Shift malam juga menyebabkan waktu tidur malam pada perawat terganggu

karena mereka diwajibkan harus dalam keadaan siap dan tidak boleh lengah agar

dapat terus memantau pasien tersebut. Kewajiban tersebut yang membuat perawat

sangat sering merasa mengantuk dan ingin berbaring sehingga tingkat kelelahan yang

dirasakan lebih tinggi daripada siang hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

Suma‟ mur (2013) yang menyatakan bahwa kelelahan pada kerja malam relatif

sangat besar, salah satunya yaitu faktor faal dan metabolisme yang tak dapat

diserasikan dan sangat kuatnya kerja saraf parasimpatis dibanding dengan persyarafan

simpatis pada malam hari. Padahal seharusnya untuk bekerja, bekerjanya saraf

simpatis harus melebihi kekuatan parasimpatis.

Penyebab lain terjadinya kelelahan pada saat shift malam yaitu karena

terganggunya irama circadian tubuh. Menurut Swansburg 1999 menyatakan bahwa

bekerja pada malam hari dapat mengganggu pola tidur yang mengarah ke gangguan

irama circadian normal yang terjadi selama 24 jam dimana orang terjaga pada siang

hari dan tidur pada malam hari. Kegiatan selama malam hari ketika irama circadian

dikondisikan untuk tidur tetapi digunakan untuk beraktifitas dan siang hari digunakan

untuk tidur yang biasanya digunakan untuk melakukan aktifitas dapat menimbulkan

dampak negatif yang salah satunya kelelahan pada pekerja yang menjalani shift

malam. Gangguan irama circadian ini mengakibatkan perawat sering merasakan lelah

pada seluruh badan saat menjalani shift malam.

Universitas Sumatera Utara


`

Pengaruh shift kerja pada pekerja menurut Setyawati dan Imam (2008) adalah

: 1) Aspek fisiologis yaitu dengan adanya pengaruh siklus harian (circadian rhytme)

yang dapat mengganggu system syaraf, menimbulkan gangguan gastrointestinal,

gangguan pola tidur, mudah lelah serta gangguan kesehatan lain. 2) Aspek psikologis

yaitu adanya ketidakpuasan dalam bekerja dan iritatif sehingga mudah menimbulkan

kecelakaan kerja. 3) Aspek kinerja yaitu adanya peningkatan kesalahan dan ketelitian

dalam bekerja. 4) Aspek domestik dan sosial yaitu adanya dampak negatif pada shif

kerja mengingat kualitas dengan anggota keluarga yang terganggu.

Tanggung jawab yang harus dijalani pada malam hari juga menimbulkan

beban kerja yang berdampak pada timbulnya stress yang salah satu akibatnya dapat

menyebabkan terjadinya kelelahan karena perawat dituntut untuk selalu siaga untuk

melakukan penjagaan kepada pasien. Keadaan irama circadian yang terganggu pada

malam hari juga menjadi penyebab timbulnya kelelahan pada perawat karena fungsi

tubuh yang tidak sesuai dimana tubuh beraktifitas pada malam hari dan istirahat pada

siang hari. Irama circadian yang di maksud menurut (Ilyas, 2011) yang menjelaskan

bahwa selama 24 jam tubuh mempunya 2 fase, yaitu fase ergotrophic dimana pada

siang hari semua organ dan fungsi tubuh siap untuk melakukan suatu tindakan, serta

fase trophotropic dimana pada malam hari tubuh melakukan pembaharuan cadangan

energi atau penguatan kembali.

Kelelahan perawat pada shift pagi (08.00-16.00 WIB) ditunjukkan dari

pengakuan perawat kadang-kadang merasakan berat di kepala; lelah seluruh badan;

merasa berat di kaki; pikiran terasa kacau saat bekerja; merasa mengantuk; merasa

Universitas Sumatera Utara


`

ingin berbaring; merasa susah berpikir; merasa gugup; merasa tidak dapat

berkonsentrasi; merasa sulit memusatkan perhatian; cenderung lupa; kurang percaya

diri; sulit mengontrol sikap; sakit kepala; kaku pada bahu; nyeri bagian punggung;

haus; merasa pusing; menguap; mengantuk dan kurang sehat.

Kelelahan shift malam (16.00-08.00 WIB) perawat mengaku sering

merasakan berat di kepala, lelah pada seluruh badan, berat di kaki, sering menguap,

pikiran terasa kacau saat bekerja, mengantuk, beban pada mata, merasa ingin

berbaring, sakit kepala, nyeri bagian punggung, merasa haus, pusing, mengganjal di

kelopak mata. Selanjutnya perawat kadang-kadang merasakan gerakan kaku, tidak

stabil berdiri, susah berpikir, malas bicara, tidak dapat berkonsentrasi, sulit

memusatkan perhatian, cenderung lupa, cemas, sulit mengontrol sikap, kaku pada

bahu, anggota badan gemetar. Keadaan ini dapat terjadi karena masing-masing

pekerja mempunyai kemampuan tubuh ataupun respon yang berbeda-beda dalam

menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Meskipun perawat merasakan gejala-gejala yang dapat menimbulkan

kelelahan, tetapi hal tersebut diakui tidak mengganggu pekerjaan mereka sama sekali.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Suma„mur (2013) yang menjelaskan

tentang kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan pendekatan berbagai

cara yang di tujukan kepada aneka hal yang bersifat umum, misalnya menerapkan

jam kerja dan waktu istirahat sesuai ketentuan yang berlaku.

Pengaturan shift kerja sebaiknya dilakukan dengan waktu kerja sependek

mungkin, misalnya 2–3 hari sekali. Hal ini sudah sesuai dengan sistem shift kerja di

Universitas Sumatera Utara


`

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB yaitu

melakukan shift kerja dengan rotasi 2–3 hari. Beberapa hal yang harus diperhatikan

pada saat pengaturan shift kerja, salah satunya adalah tersedianya waktu libur akhir

pekan minimal 2 kali dalam sebulan agar perawat memiliki waktu berkumpul

bersama keluarga dan kehidupan sosial. Hal ini berhubungan dengan kondisi

psikologis perawat. Adanya waktu bercengkerama dengan keluarga diharapkan

mampu mengembalikan semangat dan kemauan serta motivasi kerja perawat.

Universitas Sumatera Utara


`

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian secara umum menggambarkan tentang pengaruh beban kerja

terhadap kelelahan kerja pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara Tk.

IV 010702 Binjai Kesdam I BB.

1. Beban kerja perawat sebagian besar berada pada tingkat berat yaitu 33 orang

(52,4%), tingkat sedang yaitu 22 orang (34,9%) dan paling sedikit berada pada

tingkat ringan yaitu 8 orang (12,7%).

2. Kelelahan kerja perawat yang diukur melalui Reaction Timer sebagian besar

berada pada kategori sedang yaitu 29 orang (46,0%), kategori ringan 23 orang

(36,5%) dan paling rendah berada pada kategori normal 11 orang (17,5%).

Sedangkan kelelahan kerja perawat yang diukur melalui kuesioner sebagian besar

berada pada kategori tinggi 27 orang (42,9%), kategori sedang 22 orang (34,9%),

kategori rendah 14 orang (22,2%).

3. Hasil analisis statistik dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016

berdasarkan alat ukur reaction timer dengan nilai p= 0,002 (p < 0,05) dan

berdasarkan kuesioner nilai p = 0,003 (p < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan

102

Universitas Sumatera Utara


`

bahwa semakin tinggi beban kerja fisik, maka semakin tinggi pula tingkat

kelelahan kerja yang akan dialami.

6.2. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

a. Perlu mengoptimalkan sistem pendistribusian tenaga perawat dalam rangka

mengefektifkan tenaga profesi perawat memberikan pelayanan kesehatan di

Instalasi Rawat Inap. Dalam hal ini rumah sakit diharapkan memperhatikan

distrubusi perawat pada unit atau ruangan dengan beban kerja yang paling

tinggi sehingga beban kerja perawat pada setiap ruangan jadi seimbang dan

menghasilkan produktifitas kerja yang efektif dan efisian dalam memberikan

pelayanan keperawatan kepada pasien dan kualitas pelayanan semakin

optimal.

b. Perlunya dibuat suatu kebijakan terkait dengan pelatihan dan pengembangan

karir perawat yang berdasarkan kompetensi dan kinerja perawat untuk

memberikan motivasi dalam bekerja walaupun dengan beban kerja yang

tinggi.

2. Bagi Bidang Keperawatan

a. Mengadakan evaluasi dan perencanaan kebutuhan tenaga perawat

disesuaikan dengan kondisi pelayanan di Rumah Sakit sehingga tidak

menimbulkan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga menyebabkan

kelelahan kerja dan memungkinkan kualitas pelayanan akan menurun.

Universitas Sumatera Utara


`

b. Memperhatikan rotasi shift kerja disesuaikan dengan standar jam kerja

menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan dengan rotasi 2–3 hari sehingga

para perawat mempunyai waktu yang cukup untuk beristirahat dan

menyesuaikan diri dengan irama circadian tubuh kembali normal.

c. Mengikutsertakan perawat dalam pelatihan atau seminar secara berkala

untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi dalam menjalankan tugas

keperawatannya terutama bagi perawat dengan masa kerja sedikit dan

tingkat pendidikan yang masih rendah.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Melanjutkan penelitian terkait dengan beban kinerja dan performa dari

perawat instalasi rawat inap menggunakan standard operational procedure

dalam asuhan keperawatan sebagai salah satu instrumen penilaian.

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia T., 2015. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di
Rumah Sakit Malahayati Medan Tahun 2015. Skrpsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara

Azhar, H. V., 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Dari Teori
Praktik, Rajawali Pers, Jakarta.

Budiono, A.M.S., 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Semarang:
Penerbit UNDIP

Chattopadhya, A., Ghosh, R., Maji, S., Ray, T.G., dan Lahiri, S.K., 2012. A Time
Motion Study In The Immunization Clinic Of A Tertiary Care Hospital Of
Kolkata, West Bengal. Indian Journal of Community Medicine, 37 (1).

Depkes RI, 1999. Buku Pedoman Tatanan Kerja di Sarana Pelayanan Kesehatan,
Jakarta.

Depkes RI,2007.”Ergonomi”. http://www.depkes.go.id/download/ergonomic. PDF,


diakses 15 April 2016.

Dewi, H.P.A., 2013. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja
pada Perawat Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Kota Surabaya.
http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdls1-2010-dewihening-11518
fkm171-b.pdf. Maret 2016

Dianasari, E., 2015. Perbedaan Keluhan Kelelehan pada Perawat Berdasarkan Unit
Kerja di RSU Kaliwates Jember (Studi Pada Unit Rawat Jalan, Unit Rawat
Inap, dan Unit Gawat Darurat).http://adln.lib. unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-
gdl-s1-2014-dianasarie-37114-7.-abstr-k.pdf (diakses 9 Maret 2015)

Doheny, M.O., C.B. Cook, dan M.C. Stopper, 1997. The Discipline of Nursing: An
Introduciton. 4th edition. Stamford, Conn: Appleton & Lange.

Eraliesa, 2009. Hubungan Faktor Individu dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU.

105
Universitas Sumatera Utara
`

Ernawati, N.A.K. Nursalam, dan Djuari, L., 2011. Kebutuhan Riil Tenaga Perawat
Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN), Jurnal Ners, 6 (1),
86-93.

Fajar dan Baginda, 2000. One Road to Turnover : An Examination of work


Exhaustion in Technology Professional, Jurnal elektronik, diakses 15 Maret
2016 ; hhtp;//bebas.vslm.org/Kuliah/Seminar-MIS/MISQMoore-slides,pdf

Gaffar, J. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC

Gillies, D. A. 1994. Nursing Management : A System Approach. Edisi Kedua.


Philadelpia: W.B. Sauders.

Hariyati, Hardjanto, Aliyani, 2011, Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja
Pada Pekerja Linting Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta,
Skripsi, Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.

Haryono, 2011. Hubungan Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja Dengan


Akibat Kelelahan Kerja Medika Hospital Cilegon, Tesis, Depok: Universitas
Indonesia.

Hendrich, A., Chow, M.P, Bafna, S., Choudhary, R., Heo, Y., and Skierczynski, B.A.
2008. Unit-Related Factors That Affect Nursing Time With Patients: Spatial
Analysis Of The Time And Motion Study. Health Environments Research &
Design Journal, 2 (2).

Hidayat, 2004. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep, Jakarta :


Salemba Medika.

Hidayat, A, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisia Data.


Jakarta : Salemba Medika.

Ilyas, Y. 2011. Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda Dan Formula, Jakarta:
Pusat Kajian Ilmu Kesehatan FKM-UI. CV Usaha Prima.

Indriana, N. 2009. Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja di Bagian


Human Resource Departement (HRD) Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor,
Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Irwandy. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Beban Kerja Perawat Di


Unit Rawat Inap RSJ Dadi Makassar Tahun 2005, Tesis. Magister
Administrasi Rumah Sakit. Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Hasanuddin.

Universitas Sumatera Utara


`

Kepmenakertrans R.I., 2004. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


No.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja
Lembur, Jakarta.

Kurniadi, A., 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Teori, Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Lisnawati, M., 2013. Pengaruh beban Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan di Instalasi
Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan, Tesis, Medan: Universitas Sumatera
Utara

Luwis dan Carini, 1984. Critical care Dependency Tool: Monitoring The Changes.
Aust Crit Care.

Maharja, R., 2015. Hubungan Beban Kerja Fisik, Shift Kerja, dan Asupan Kalori
dengan Kelelahan Kerja, Skripsi, Surabaya; Universitas Airlangga.

Manuaba. A., 2000. Ergonomi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Surabaya: PT.
Guna Widya.

Munandar, A.S., 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas


Indonesia Press.

Marquis, B.L. and Huston, C.J., 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Teori dan Aplikasi edisi 4. Jakarta: EGC.

Mildon, B.L, 2011. The Concept of Home Care Nursing Workload: Analysis and
Significance. University of Toronto

Nawawinetu, E.D., 2012. Thermal Stress, Surabaya: Departemen Kesehatan dan


Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
102 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 1
Jan-Jun 2015: 93–102

Nugraha, A., 2010.Kelelahan Pada Pekerja di Instalasi Gizi Rumah Sakit (Studi pada
Pekerja Instalasi Gizi RS. Pusdik Gasum Porong). http://adln.lib.unair.
ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2010-nugrahand- 10987 (Diakses 9 Maret
2015)

Nurhayati, V.T., 2006. Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Tingkat


Kelelahan Kerja Subjektif pada Perawat (Studi di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Unit Swadana Daerah Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Kab.

Universitas Sumatera Utara


`

Bojonegoro. http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdls1- 2006-


nurhayativ-2457 (Diakses 9 Maret 2015)

Nurmianto, E., 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: Guna
Widya.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan, Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional-Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Ogawa, K., 2008. Workload Of Home Health Care Nurses In Japan. All rights
reserved

Palestin, B., 2006. Fungsi Perawat Spesialis Agar Terhindar Dari Masalah Etik
Maupun Hukum. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 56


Tahun 2008 Tentang Sumber daya manusia Rumah Sakit. Diunduh dari
http://www.buk.kemkes.go.id pada 26 April 2016.

Perwitasari, D.A., 2014. Development the Validation of Indonesian Version of SF-36


Questionairre in Cancer Disease. Indonesian J. Pharm. 23(4): 248- 253.
Available from: ttp://indonesianjpharm.farmasi.ugm.ac.id/index.php/ 3/article/
view/690/556 [Accessed 23 April 2016]

Pandey, A.A., Chandel, S., 2013. Human Resources Assessment Of A District


Hospital Applying WISN Method: Role Of Laboratory Technicians.
International Journal of Medicine and Public Health, 3 (4).

Polit, D. F., and Beck, C. T., 2012. Nursing: Generating And Assessing Evidence For
Nursing Practice. Ninth Edition.

Rahayu, 2014, Hubungan Beban Kerja Perawat Pelaksanan dalam Mengevaluasi


Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap RSU. Prof. dr R.D. Kandou
Manado. Tesis, Magister Keperawatan, Universitas Indonesia

Ramayanti, R., 2015. Hubungan Status Gizi dan Beban Kerja terhadap Kelelahan
Kerja (Studi Pada Tenaga Kerja PT. Hikmah Sejahtera Bagian Catering
Hikmah Food Surabaya, Skripsi, Surabaya; Universitas Airlangga.

Universitas Sumatera Utara


`

Riyanto, H., 2010. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Pemantauan Status
Gizi Orang Dewasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), Jurnal Nutrisi. Vol ;
2, no; 87: 801-809.

Rizky, 2009. Analisis Beban Kerja Perawat Berdasarkan Tingkat Kelelahan Terhadap
Ketergantungan Pasien Studi Menggunakan Time and Motion Study di
Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya, Jurnal elektronik, Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga, Surabaya (fkm@unair.ac.id).
(diakses pada 26 April 2016)

Santoso, G., 2014. Ergonomi: Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

Sari, A.R., 2014.Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Asupan Kalori dengan
Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Wanita di PT Meermaid Textile (Mertex)
Mojokerto.http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2014-sariastinr-
33589 (diakses 9 Maret 2015)

Setyawati, 2013, Selintas Tentang Kelelahan Kerja, Yogyakarta, Cetakan keempat:


Amara Books.

Suma‟mur, P.K., 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : PT.
Gunung Agung.

Siswanto, A., 1991. Ergonomi. Surabaya: Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Jawa Timur Departemen Tenaga.

Siswanto, Susila dan Suyanto, 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan dan


Kedokteran, Yogyakarta : Bursa Ilmu.

Soeharto, 2004. Serangan Jantung dan Stroke, Hubungannya dengan Lemak dan
Kolesterol. Edisi 2. Jakarta:PT. gramedia Pustaka Utama.pp. 120-30, 206-15.

Swansburg, 1999. Nursing personnel planning for rural hospitals in Burdwan District,
West Bengal, India: Using workload indicators of staffing needs. J Health
Popul Nutr; 32(4), 658-664.

Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri: Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi


di Tempat Kerja, Solo : Harapan Press.

Tappen, R.M., Weis, S.A and Whithead, D.K, 1998. Essential of nursing leadership,
Philadelphia: E.A. Davis Company.

Universitas Sumatera Utara


`

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta : Biro Hukum


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Utami, A.R.D. Hubungan Antara Beban Kerja dan Intensitas Kebisingan dengan
Kelelahan pada Tenaga Kerja Pemeliharaan Jalan Cisalak Kota Serayu Indah
Cilacap. ht tp: / /www. l ib.unnes .ac.id/18232/1/6450406011.pdf (diakses 4
Maret 2015)

Wati, M. dan Haryono, W./Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja
Karyawan Laundry di Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota
Yogyakarta.http://download.portalgaruda.
org/article.php?article=123547&val=5543 (diakses 4 Maret 2015)

Widayanti, 2010, Analisis Kelelahan Kerja Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi


Rawat Inap di IRNA RSUD Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2, 105-115.

Wignjosoebroto, S., 2003, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja, Surabaya : Guna Widya.

World Health Organization, 2010. Workload Indicators Of Staffing Need : User‟s


Manual. Geneva : WHO Press. Tersedia: http://www.who.int/resources
/wisn_user_manual/en/.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-
gdl-hendraguna-6152-2-bab2he-a.pdf

Zuliana, N., 2013. Hubungan Karakteristik Individu dan Faktor Pekerjaan terhadap
Tingkat Perasaan Kelelahan Kerja Perawat Rawat Inap RSUD Dr. Iskak
Tulungagung.http//adln.lib.ac.id/ go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2013-zuliananim-
26993 (diakses 9 Maret 2015)

Universitas Sumatera Utara


`

Lampiran 1.

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : ………………………………………………….
Umur : ………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………….

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini maka saya menyatakan

bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

saudari Arlina mengenai “Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja

Pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai

Kesdam I BB Tahun 2016”

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini sangat bermanfaat untuk

kepentingan ilmiah. Indentitas responden digunakan hanya untuk keperluan penelitian

dan akan dijaga kerahasiaannya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak

manapun agar dapat dipergunakan sesuai keperluan.

Medan, 2016
Peneliti Yang membuat pernyataan

Arlina

Universitas Sumatera Utara


`

Lampiran 2.
KUESIONER
Hubungan Beban Kerja Terhadap Kelelahan

Nama : ARLINA
NIM : 147032114
Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakat USU

KUESIONER PENELITIAN
A. Pengantar
1. Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara/i membaca dengan teliti dan pahami maksud dari
setiap butir pertanyaan dan seluruh pilihan alternatif jawaban yang ada. Jawaban
diisi menurut keyakinan Bapak/Ibu/Saudara/i, kuesioner ini tidak mempengaruhi
posisi atau jabatan Bapak/Ibu/Saudara/i dan kerahasiaan tetap terjaga.
2. Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah membantu penelitian
untuk menjawab kuesioner ini.

B. Identitas Responden
1. No. Responden : ..............................
2. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
3. Umur : ............................. Tahun
4. Pendidikan : □ SPK □ Diploma □ Sarjana
5. Masa Kerja : ............................. Tahun

C. Petunjuk Pengisian
1. Alternatif jawaban tersedia adalah :
TP = Tidak Pernah
P = Pernah
S = Sering
SS = Sering sekali

Universitas Sumatera Utara


`

KUESIONER KELELAHAN KERJA

Jawablah setiap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada
saat satu alternatif jawaban yang disediakan.

Alternatif jawaban
No Pernyataan
TP P S SS
1 Apakah saudara merasa berat di kepala?
2 Apakah saudara merasa lelah di seluruh badan?
3 Apakah saudara merasa berat di kaki?
4 Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja?
5 Apakah pikiran saudara terasa kacau saat bekerja?
6 Apakahsaudaramerasamengantuk?
7 Apakahsaudaramerasakanbebanpadamata?
8 Apakahgerakansaudaraterasakakupadasaatbergerak?
9 Apakahsaudaramerasatidakstabilpadasaatberdiri?
10 Apakah saudara merasa ingin berbaring?
11 Apakah saudara merasa susah berpikir?
12 Apakah saudara merasa malas untuk bicara?
13 Apakah saudara merasa gugup?
14 Apakah saudara merasa tidak dapat berkonsentrasi?
15 Apakah saudara merasa sulit memusatkan perhatian?
16 Apakah saudara cenderung lupa?
17 Apakah saudara merasa kurang percaya diri?
18 Apakah saudara cemas?
19 Apakah saudara merasa sulit mengontrolsikap?
20 Apakah saudara merasa tidak dapat tekun dalam
bekerja?
21 Apakah saudara merasa sakit kepala?
22 Apakah saudara merasa kaku pada bahu?
23 Apakah saudara merasa nyeri di bagian punggung?
24 Apakah saudara merasa sesak nafas?
25 Apakah saudara merasa haus?
26 Apakah suara saudara terasa serak?
27 Apakah saudara merasa pusing?
28 Apakah saudara merasa ada yang mengganjal di
kelopak mata?
29 Apakah anggota badan saudara terasa gemetar?
30 Apakah saudara merasa kurang sehat?
Sumber : Tarwaka (2010)

Universitas Sumatera Utara


`

KUESIONER BEBAN KERJA

Alternatif jawaban tersedia adalah :


TP = Tidak Pernah
P = Pernah
S = Sering
SS = Sering sekali
Jawablah setiap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada
saat satu alternatif jawaban yang disediakan.

Alternatif jawaban
No Pernyataan
TP P S SS
A Kegiatan perawatan langsung - - - -
1 Saya melakukan Komunikasi pada pasien
2 Saya melakukan pemberian obat obatan yang
didelegasikan oleh dokter
3 Saya melakukan pemberian makan minum
4 Saya sangat memperhatikan dan membantu
dalam kebersihan diri pasien
5 Saya melakukan serah terima pasien dari luar
ruangan
6 Saya mengukur / mengobservasi / mengawasi
tanda tanda vital pasien
7 Saya melakukan perawatan luka pada pasien
8 Saya mempersiapkan kebutuhan sebelum
operasi pasien
9 Saya melakukan observasi dan pemasangan
infus pada pasien
10 Saya melakukan pemasangan dan mengontrol
kebutuhan oksigen pada pasien
B Kegiatan keperawatan tidak langsung
11 Saya melakukan Administrasi pasien pada saat
jam kerja
12 Saya menyiapkan kebutuhan obat obatan untuk
pasien
13 Saya menyiapkan alat alat penunjang kesehatan
untuk pasien
14 Saya melakukan koordinasi dan konsultasi
demi kepentingan pasien
15 Saya melakukan kegiatan kurir yang berkaitan
dengan kepentingan dan kebutuhan pasien

Universitas Sumatera Utara


`

16
Saya melakukan dan mendapatkan kegiatan
pengembangan dan pelatihan keperawatan
misalnya, membaca buku keperawatan dan
lainnya
17 Saya melakukan diskusi antar sesama perawat
atau dengan atasan maupun dengan tim
kesehatan lain terhadap perkembangan kondisi
pasien
18 Saya melakukan kegiatan pengembangan
organisasi rumah sakit seperti pertemuan
dengan pimpinan rumah sakit dan lainnya pada
saat jam kerja
C Kegiatan lainnya - - - -
19 Saya istirahat pada saat jam kerja
20 Saya menonton televisi pada saat jam kerja
21 Saya tidur pada saat jam kerja
22 Saya menerima dan menelpon untuk urusan
pribadi pada saat jam kerja
23 Saya membaca koran dan majalah pada saat
jam kerja
24 Saya menerima tamu pribadi pada saat jam
kerja
25 Saya datang terlambat pada saat jam kerja telah
berlangsung
26 Saya pulang lebih cepat dari waktu jam selesai
kerja
27 Saya melakukan kegiatan pribadi terkait
aktifitas sehari hari misalnya: Makan dan
minum, ke kamar mandi, ganti pakaian dan
sembahyang pada saat jam kerja
Sumber : Ogawa, (2008), Mildon, (2011)

Universitas Sumatera Utara


MASTER DATA

No Shift Kode BB Kode TB Kode BMI Kode Umur Kode L/P Kode Masa Kode Rangsang Kode Keterangan
(Kg) (m) Kerja (Milidetik)
(Th) (Th)
1 Pagi 1.00 83 2 1,72 2 28,06 3 22 1 L 1 1 1 255,4 2 Kelelahan Ringan
2 Pagi 1.00 56 2 1,55 2 23,31 3 26 2 P 2 2 1 420,1 3 Kelelahan Sedang
3 Pagi 1.00 60 2 1,56 2 24,65 3 26 2 P 2 1,5 1 423,3 3 Kelelahan Sedang
4 Malam 2.00 40 1 1,49 1 18,02 2 22 1 P 2 1 1 242,7 2 Kelelahan Ringan
5 Malam 2.00 65 2 1,65 2 23,88 3 49 3 L 1 30 3 239,2 1 Normal
6 Malam 2.00 60 2 1,5 1 26,67 3 27 2 P 2 1 1 421,6 3 Kelelahan Sedang

7 Malam 2.00 61 2 1,78 2 19,25 2 23 1 L 1 1 1 252,8 2 Kelelahan Ringan

8 Malam 2.00 60 2 1,63 2 22,58 2 26 2 L 1 1 1 419,5 3 Kelelahan Sedang

9 Pagi 1.00 48 1 1,53 2 20,5 2 25 2 P 2 1,5 1 242 2 Kelelahan Ringan

10 Malam 2.00 70 2 1,58 2 28,04 4 25 2 L 1 2 1 419,8 3 Kelelahan Sedang

11 Malam 2.00 45 1 1,48 1 20,54 2 23 1 P 2 2 1 240,5 2 Kelelahan Ringan

12 Malam 1.00 48 1 1,56 2 19,72 2 35 2 P 2 3 1 243,6 2 Kelelahan Ringan

13 Pagi 1.00 51 2 1,55 2 20,81 2 22 1 P 2 1 1 239,3 1 Normal

14 Pagi 1.00 60 2 1,6 2 23,44 3 48 3 P 2 28 3 243,6 2 Kelelahan Ringan

15 Malam 2.00 64 2 1,55 2 26,64 3 51 3 P 2 35 3 425,2 3 Kelelahan Sedang

16 Malam 2.00 68 2 1,56 2 27,94 4 33 2 P 2 1 1 422,1 3 Kelelahan Sedang

17 Pagi 1.00 50 1 1,56 2 20,55 2 22 1 P 2 2 1 239,9 1 Normal

18 Pagi 1.00 57 2 1,55 2 23,73 3 25 2 P 2 2 1 420,1 3 Kelelahan Sedang

19 Malam 2.00 53 2 1,57 2 21,5 2 23 1 P 2 2 1 422,9 3 Kelelahan Sedang

20 Malam 2.00 55 2 1,57 2 22,31 2 23 1 P 2 1 1 238,6 1 Normal

21 Malam 2.00 40 1 1,47 1 18,51 2 24 1 P 2 1 1 302 2 Kelelahan Ringan

Universitas Sumatera Utara


`

22 Malam 2.00 78 2 1,68 2 27,64 4 22 1 L 1 1 1 421,2 3 Kelelahan Sedang

23 Malam 2.00 55 2 1,65 2 20,2 2 25 2 L 1 1 1 249,5 2 Kelelahan Ringan

24 Malam 2.00 57 2 1,48 1 26,02 3 29 2 P 2 1 1 418,6 3 Kelelahan Sedang

25 Malam 2.00 85 2 1,75 2 27,76 4 23 1 L 1 1 1 243,3 2 Kelelahan Ringan


26 Pagi 1.00 45 1 1,55 2 18,73 2 22 1 P 2 1 1 238,5 1 Normal
27 Pagi 1.00 69 2 1,62 2 26,29 3 36 3 P 2 12 2 423,4 3 Kelelahan Sedang
28 Malam 2.00 44 1 1,5 1 19,56 2 24 1 P 2 1,6 1 243,2 2 Kelelahan Ringan
29 Pagi 1.00 51 2 1,59 2 20,17 2 26 2 P 2 2 1 3 Kelelahan Sedang
438,2
30 Malam 2.00 40 1 1,49 1 18,02 2 24 1 P 2 2 1 245,3 2 Kelelahan Ringan
31 Pagi 1.00 55 2 1,64 2 20,45 2 23 1 L 1 1 1 239,5 1 Normal
32 Malam 2.00 85 2 1,55 2 35,38 4 32 2 P 2 10 2 422,1 3 Kelelahan Sedang
33 Malam 2.00 70 2 1,67 2 25,1 3 22 1 P 2 1 1 415,6 3 Kelelahan Sedang
34 Malam 2.00 51 1 1,58 2 20,43 2 27 2 P 2 2 1 239 1 Normal
35 Pagi 1.00 78 2 1,53 2 33,32 4 22 1 P 2 1 1 417,8 3 Kelelahan Sedang
36 Pagi 1.00 66 2 1,65 2 24,24 3 25 2 P 2 2 1 241,9 2 Kelelahan Ringan
37 Malam 2.00 62 2 1,65 2 22,77 2 31 2 L 1 1 1 241,5 2 Kelelahan Ringan
38 Pagi 1.00 55 2 1,58 2 22,03 2 23 1 P 2 1 1 239,4 1 Normal
39 Malam 2.00 63 2 1,55 2 26,22 3 38 3 P 2 16 2 423,2 3 Kelelahan Sedang
40 Malam 2.00 58 2 1,59 2 22,94 2 23 1 P 2 1 1 244,3 2 Kelelahan Ringan
41 Malam 2.00 58 2 1,56 2 23,83 2 23 1 P 2 1 1 241,6 2 Kelelahan Ringan
42 Malam 2.00 60 2 1,55 2 24,97 2 23 1 P 2 1 1 239,6 1 Normal
43 Malam 2.00 48 1 1,52 2 20,78 2 26 2 P 2 1 1 240,6 2 Kelelahan Ringan
44 Pagi 1.00 41 1 1,5 1 18,22 2 23 1 P 2 1 1 241,4 2 Kelelahan Ringan
45 Pagi 1.00 74 2 1,68 2 26,22 3 27 2 P 2 1 1 412,1 3 Kelelahan Sedang
46 Malam 2.00 56 2 1,52 2 24,24 3 26 2 P 2 1,5 1 421,9 3 Kelelahan Sedang

Universitas Sumatera Utara


`

47 Pagi 1.00 56 2 1,65 2 20,57 2 24 1 P 2 1 1 339,6 2 Kelelahan Ringan


48 Pagi 1.00 80 2 1,65 2 29,38 4 38 3 P 2 13 2 422,3 3 Kelelahan Sedang
49 Pagi 1.00 51 2 1,65 2 18,73 2 24 1 P 2 1 1 238,9 1 Normal
50 Malam 2.00 55 2 1,6 2 21,48 2 23 1 P 2 1 1 438,7 3 Kelelahan Sedang
51 Malam 2.00 51 2 1,57 2 20,69 2 24 1 P 2 3 1 421,8 3 Kelelahan Sedang
52 Pagi 1.00 55 2 1,54 2 23,19 3 26 2 P 2 5 2 242,9 2 Kelelahan Ringan
53 Pagi 1.00 70 2 1,6 2 27,34 4 26 2 L 1 2,5 1 242,5 2 Kelelahan Ringan
54 Malam 2.00 54 2 1,53 2 23,07 3 28 2 P 2 1,5 1 424,5 3 Kelelahan Sedang
55 Pagi 1.00 70 2 1,68 2 24,8 3 42 3 L 1 10 2 239 1 Normal
56 Malam 2.00 70 2 1,55 2 29,14 4 32 2 P 2 5 2 269 2 Kelelahan Ringan
57 Malam 2.00 63 2 1,56 2 25,89 3 37 3 P 2 10 2 244,5 2 Kelelahan Ringan
58 Malam 2.00 56 2 1,53 2 23,92 3 45 3 P 2 16 3 428,1 3 Kelelahan Sedang
59 Pagi 1.00 81 2 1,6 2 31,64 4 29 2 P 2 1,5 1 425,2 3 Kelelahan Sedang
60 Pagi 1.00 80 2 1,65 2 29,38 4 24 1 P 2 2,5 1 429,3 3 Kelelahan Sedang
61 Pagi 1.00 71 2 1,53 2 30,33 4 24 1 P 2 2,5 1 429,5 3 Kelelahan Sedang
62 Malam 2.00 70 2 1,5 1 31,11 4 27 2 P 2 2,5 1 429,6 3 Kelelahan Sedang
63 Malam 2.00 67 2 1,55 2 27,89 4 24 1 P 2 1,5 1 429,1 3 Kelelahan Sedang

Universitas Sumatera Utara


`

LANJUTAN ) MASTER DATA

Beban Kerja

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 Jlh Kategori Kode

3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 1 3 4 3 1 2 3 85 Berat 3

4 2 2 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 1 4 87 Berat 3

4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 3 98 Berat 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 2 4 2 4 1 2 1 4 89 Berat 3

3 4 4 1 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 2 1 2 2 1 4 1 4 1 2 2 2 3 73 Sedang 2

2 3 1 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 1 3 1 4 3 2 1 1 1 4 73 Sedang 2

4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 1 4 1 2 3 88 Berat 3

3 1 3 1 3 3 4 1 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 1 2 1 4 71 Sedang 2

2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 1 3 91 Berat 3

3 1 4 1 4 1 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 1 4 4 4 2 4 1 1 1 2 4 74 Sedang 2

4 2 2 4 1 4 1 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 1 4 3 1 3 4 2 1 1 3 75 Sedang 4

4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 3 4 2 4 1 2 2 91 Berat 3

2 1 2 1 2 1 2 1 4 2 2 3 4 1 2 3 1 3 1 2 1 1 3 4 1 1 2 53 Ringan 2

3 3 2 4 1 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 1 4 2 3 1 3 1 4 3 2 2 3 73 Sedang 1

4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 2 2 2 1 4 83 Berat 3

4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 2 2 3 2 2 3 88 Berat 3

Universitas Sumatera Utara


`

1 3 1 4 2 3 3 4 3 2 3 1 3 4 1 3 2 1 4 4 1 2 4 1 2 2 4 68 Sedang 2

4 3 3 4 4 1 4 2 4 1 4 4 3 2 3 2 4 3 2 1 2 4 2 3 1 2 3 75 Sedang 2

3 4 2 1 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 4 3 3 4 2 1 4 81 Berat 3

2 1 3 2 1 4 3 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 2 1 3 1 2 1 2 3 65 Sedang 2

2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 2 2 2 4 1 2 2 3 81 Berat 3

4 3 1 4 3 3 1 4 1 2 3 4 2 4 1 4 1 3 2 4 4 3 2 3 1 2 3 72 Sedang 2

1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 4 3 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 4 50 Ringan 1

1 3 2 1 2 1 4 1 3 1 2 3 4 3 1 1 3 3 2 1 1 1 3 2 1 1 1 52 Ringan 1

4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 1 2 1 2 83 Berat 3

4 1 3 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 4 1 2 1 3 4 1 1 2 1 1 1 2 3 49 Ringan 1

3 1 4 1 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 1 3 1 1 3 2 1 2 1 66 Sedang 2

4 3 4 4 2 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 1 4 2 3 4 4 1 2 2 83 Berat 3

4 1 4 2 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 1 4 4 1 4 1 2 2 2 78 Sedang 2

4 3 3 4 3 4 2 1 4 4 3 4 3 1 4 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 1 4 82 Berat 3

3 3 4 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 1 3 1 3 1 3 1 1 1 1 3 1 1 4 68 Sedang 2

4 3 4 4 1 4 4 4 1 4 4 2 1 4 3 4 2 4 3 1 4 3 4 4 2 1 3 82 Berat 3

3 3 1 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 3 81 Berat 3

3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 4 1 3 2 1 4 2 4 3 4 2 4 1 1 1 72 Sedang 1

3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 4 1 2 3 81 Berat 3

Universitas Sumatera Utara


`

2 1 3 4 3 2 4 1 2 4 1 4 4 1 4 1 2 4 1 3 1 3 3 2 1 2 1 62 Sedang 2

4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 1 2 4 81 Berat 3

4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 1 4 1 2 4 2 1 1 2 80 Berat 3

4 2 1 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 1 4 4 3 2 1 3 84 Berat 3

1 3 3 1 1 3 1 4 1 1 4 1 4 1 1 1 1 3 2 4 1 2 1 1 1 1 2 50 Ringan 1

3 1 2 1 2 1 1 3 3 3 1 2 4 1 2 4 2 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 52 Ringan 2

4 4 2 2 4 4 2 4 3 3 3 3 1 4 3 2 1 3 4 2 4 3 2 4 1 2 3 77 Sedang 2

3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 1 1 2 4 86 Berat 3

3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 1 2 4 4 2 1 4 3 3 2 1 3 83 Berat 3

4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 1 4 2 2 1 2 2 2 4 81 Berat 3

4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 1 4 3 2 2 4 2 4 3 1 2 2 81 Berat 3

3 3 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 1 2 4 4 2 2 3 84 Berat 3

3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 1 3 3 2 1 3 4 4 1 2 3 81 Berat 3

2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 36 Berat 3

3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 3 3 2 1 2 84 Berat 3

2 2 1 3 3 2 1 4 1 2 1 3 1 2 2 1 4 1 3 1 1 2 1 3 1 1 3 52 Ringan 1

3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 1 2 4 1 1 3 4 2 2 4 84 Berat 3

1 2 3 1 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 1 4 4 4 4 1 4 2 3 2 2 4 74 Sedang 2

4 4 3 4 3 1 4 1 3 4 2 1 3 4 1 4 1 4 4 1 4 4 3 4 2 1 4 78 Sedang 2

Universitas Sumatera Utara


`

2 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 1 3 4 4 2 2 3 83 Berat 3

3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 1 4 2 1 3 1 3 3 1 2 3 1 1 1 69 Sedang 2

3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 1 2 3 3 4 4 4 4 3 1 2 3 82 Berat 3

3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 1 2 4 4 1 4 3 1 2 1 2 1 67 Sedang 2

2 3 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 82 Berat 3

4 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 4 4 4 3 2 2 3 4 1 2 4 2 3 2 2 1 71 Sedang 2

3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 1 83 Berat 3

3 3 3 3 3 1 1 3 4 4 2 1 2 1 2 2 2 3 4 3 1 4 4 4 1 2 3 69 Sedang 2

1 3 1 3 2 2 2 1 2 1 4 1 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 52 Ringan 1

Universitas Sumatera Utara


`

(LANJUTAN ) MASTER DATA

Kelelahan Kerja
Jlh Kategori Kode
K K K K K K K K K K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
3 3 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 1 4 3 4 3 4 2 1 4 4 3 1 1 4 1 3 1 2 86 Tinggi 3

2 1 1 4 1 4 4 3 2 4 4 2 4 2 1 2 1 2 1 3 1 3 2 4 1 2 2 4 1 2 70 Sedang 2

1 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 2 1 4 4 3 4 1 2 4 4 2 4 95 Tinggi 3
4 1 3 1 1 2 1 4 1 1 2 4 2 2 2 2 1 3 4 4 1 4 1 1 2 1 4 4 1 1 65 Sedang 2

4 4 3 3 4 4 2 2 1 4 1 2 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1 2 4 1 2 1 1 4 67 Sedang 2

4 2 4 4 3 1 1 4 1 3 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 2 4 1 2 3 4 4 3 72 Sedang 2
1 1 1 3 2 4 4 2 2 4 4 2 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 1 2 1 3 2 1 1 4 63 Sedang 2

1 1 1 1 3 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 3 1 4 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 48 Rendah 1

1 4 1 4 1 1 2 1 4 4 1 1 3 4 3 2 1 4 3 3 2 2 2 3 4 1 1 1 1 1 66 Sedang 2
3 3 4 2 4 2 4 4 2 4 1 4 2 4 3 3 4 4 4 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 80 Tinggi 3

3 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 4 1 50 Rendah 1

1 2 3 1 1 2 1 3 2 1 1 4 1 4 4 1 4 1 3 3 1 4 1 3 3 2 1 4 2 4 68 Sedang 2

3 3 1 3 3 1 2 3 4 3 1 1 2 1 1 1 3 2 4 3 3 1 3 4 1 2 3 1 3 1 67 Sedang 2

1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 44 Rendah 1

2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 2 4 50 Rendah 1

4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 1 2 4 3 4 2 4 2 1 4 3 1 1 2 4 2 3 1 1 1 81 Tinggi 3

4 1 1 4 1 3 3 2 1 4 2 4 4 1 4 1 1 1 2 4 3 2 1 1 2 2 4 2 1 4 70 Sedang 2

3 2 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 2 1 4 2 1 2 1 2 3 4 2 3 1 1 81 Tinggi 3

3 1 1 1 3 1 1 3 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 46 Rendah 1

1 1 4 3 3 1 3 1 4 3 2 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 1 1 1 3 2 4 1 3 1 74 Sedang 2

2 1 3 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 50 Rendah 1

1 1 3 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 1 3 4 2 3 4 72 Sedang 2

1 1 1 2 1 2 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 1 3 1 3 2 3 1 51 Rendah 1
3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 98 Tinggi 3
2 1 3 1 1 1 1 1 4 1 4 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 4 1 1 1 1 1 1 49 Rendah 1

2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 48 Rendah 1

Universitas Sumatera Utara


`

1 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 1 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 2 2 1 2 1 1 70 Sedang 2

3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 1 1 4 3 4 4 4 3 1 2 1 4 3 1 1 88 Tinggi 3

4 4 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 2 1 1 4 4 4 3 4 4 4 1 2 1 4 1 1 1 1 81 Tinggi 3

2 4 3 3 3 1 3 3 3 4 4 1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2 1 1 4 1 1 3 1 3 83 Tinggi 3

1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 4 1 3 2 2 2 2 50 Rendah 1

1 4 3 3 1 4 4 4 1 4 1 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 1 4 1 3 4 4 4 3 3 93 Tinggi 3

2 3 4 4 3 1 2 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 2 2 1 4 1 1 1 85 Tinggi 3
1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 42 Rendah 1

3 1 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 3 1 45 Rendah 1

4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 1 2 4 2 4 4 1 4 4 4 98 Tinggi 3
3 3 4 1 4 1 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 1 4 1 4 1 1 1 4 1 3 82 Tinggi 3

1 4 2 2 4 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 2 3 3 4 1 4 3 3 3 1 4 72 Sedang 2

3 3 4 2 1 4 1 1 2 1 1 4 3 4 4 3 4 1 4 1 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 68 Sedang 2
4 3 4 1 3 3 3 4 1 4 3 4 1 3 3 2 4 4 3 4 4 2 4 3 1 4 4 3 1 3 90 Tinggi 3

3 3 1 2 4 2 4 4 1 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 1 3 96 Tinggi 3

4 2 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 95 Tinggi 3

3 4 3 3 4 1 4 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 4 4 1 4 2 3 2 3 2 3 4 4 3 91 Tinggi 3

1 4 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 3 3 4 1 2 4 2 1 4 4 3 2 4 1 2 4 2 1 69 Sedang 2

2 4 4 2 4 3 1 4 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 3 4 2 4 1 3 2 4 3 89 Tinggi 3

3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 2 1 3 3 1 2 1 3 1 1 1 84 Tinggi 3

4 4 3 4 3 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 1 2 3 3 1 3 1 1 1 1 2 4 1 1 1 78 Tinggi 3

2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 1 4 4 4 3 4 2 3 94 Tinggi 3

1 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 1 4 2 3 1 1 2 1 4 1 2 1 81 Tinggi 3

4 4 1 3 4 2 4 1 3 2 4 3 4 2 3 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 96 Tinggi 3

1 1 1 3 3 1 2 1 3 1 1 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 48 Rendah 1
1 1 1 1 4 2 1 2 1 2 1 2 4 2 4 1 4 4 2 4 1 2 3 1 2 2 2 1 2 4 64 Sedang 2

2 4 2 3 2 4 3 2 1 1 4 2 1 1 4 2 2 2 4 1 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 72 Sedang 2

3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 3 4 4 4 1 1 3 2 1 2 3 2 3 4 2 4 2 2 2 2 71 Sedang 2
1 4 1 2 2 4 2 4 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 4 1 3 3 3 3 2 1 1 4 4 4 70 Sedang 2

4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 4 4 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 84 Tinggi 3

1 1 2 1 3 3 4 2 4 1 1 3 1 1 1 4 1 3 1 1 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 58 Sedang 2

Universitas Sumatera Utara


`

2 3 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 1 4 1 4 4 3 4 4 1 4 92 Tinggi 3

4 4 2 4 4 4 4 1 1 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 2 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 97 Tinggi 3

4 4 1 2 4 4 1 4 4 1 2 4 1 2 4 2 2 2 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 66 Sedang 2

4 4 2 4 2 1 1 4 1 3 4 1 1 3 4 4 3 3 1 2 1 3 1 3 1 1 1 1 4 1 69 Sedang 2

3 3 3 2 1 1 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 97 Tinggi 3

2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 2 1 48 Rendah 1

Universitas Sumatera Utara


Frequencies

Notes

Output Created 08-Sep-2016 09:58:23

Comments

Input Data D:\Arlina Ujian Hasil\SPSS Arlina.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 63

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=BB TB BMI


Um Jen Mas pen Kel Kele Beb Shift
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.009

Statistics

Kelelahan
Kelelahan
Indeks Kerja
Berat Tinggi Jenis Masa Kerja Beban
massa Umur Pendidikan Berdasarkan shift
Badan Badan Kelamin Kerja Berdasarkan Kerja
Tubuh Reaction
Kuesioner
Timer

N Valid 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


Frequency Table

Berat Badan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 50 Kg 12 19.0 19.0 19.0

> 50 Kg 51 81.0 81.0 100.0

Total 63 100.0 100.0

Tinggi Badan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 150 cm 9 14.3 14.3 14.3

>. 150 cm 54 85.7 85.7 100.0

Total 63 100.0 100.0

Indeks Massa Tubuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Normal 29 46.0 46.0 46.0

Gemuk tingkat 20 31.7 31.7 77.8


ringan

Gemuk tingkat 14 22.2 22.2 100.0


berat

Total 63 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 25 tahun 29 46.0 46.0 46.0

25 -35 tahun 25 39.7 39.7 85.7

> 35 tahun 9 14.3 14.3 100.0

Total 63 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 12 19.0 19.0 19.0

Perempuan 51 81.0 81.0 100.0

Total 63 100.0 100.0

Masa Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 5 tahun 51 81.0 81.0 81.0

5 - 20 tahun 8 12.7 12.7 93.7

> 20 tahun 4 6.3 6.3 100.0

Total 63 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SPK 2 3.2 3.2 3.2

D-III 39 61.9 61.9 65.1

S-1 22 35,0 35,0 100.0

Total 63 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 14 22.2 22.2 22.2

Sedang 22 34.9 34.9 57.1

Tinggi 27 42.9 42.9 100.0

Total 63 100.0 100.0

Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Normal 11 17.5 17.5 17.5

Ringan 23 36.5 36.5 54.0

Sedang 29 46.0 46.0 100.0

Total 63 100.0 100.0

Beban Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ringan 8 12.7 12.7 12.7

Sedang 22 34.9 34.9 47.6

Berat 33 52.4 52.4 100.0

Total 63 100.0 100.0

shift

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Pagi (08.00 - 16.00) WIB 26 41.3 41.3 41.3

Malam (16.00 - 08.00) WIB 37 58.7 58.7 100.0

Total 63 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs

Notes

Output Created 08-Sep-2016 09:59:45

Comments

Input Data D:\Arlina Ujian Hasil\SPSS Arlina.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 63

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=Shift BY Kele
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.015

Elapsed Time 0:00:00.010

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Universitas Sumatera Utara


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

shift * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

shift * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

shift Pagi (08.00 - 16.00) Count 4 11 11 26


WIB
% of Total 6.3% 17.5% 17.5% 41.3%

Malam (16.00 - Count 7 12 18 37


08.00) WIB
% of Total 11.1% 19.0% 28.6% 58.7%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs

Notes

Output Created 08-Sep-2016 10:01:24

Comments

Input Data D:\Arlina Ujian Hasil\SPSS Arlina.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 63

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=Beb BY Kele Kel
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.008

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Universitas Sumatera Utara


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Beban Kerja * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

Beban Kerja * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Kuesioner

Beban Kerja * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer

Crosstab

Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Beban Kerja Ringan Count 5 2 1 8

% of Total 7.9% 3.2% 1.6% 12.7%

Sedang Count 5 6 11 22

% of Total 7.9% 9.5% 17.5% 34.9%

Berat Count 1 15 17 33

% of Total 1.6% 23.8% 27.0% 52.4%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 17.352 4 .002

Likelihood Ratio 16.486 4 .002

Linear-by-Linear Association 9.461 1 .002

N of Valid Cases 63

Beban Kerja * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner


Crosstab

Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Beban Kerja Ringan Count 6 0 2 8

% of Total 9.5% .0% 3.2% 12.7%

Sedang Count 3 10 9 22

% of Total 4.8% 15.9% 14.3% 34.9%

Berat Count 5 12 16 33

% of Total 7.9% 19.0% 25.4% 52.4%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 34.9% 42.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 15.871 4 .003

Likelihood Ratio 15.036 4 .005

Linear-by-Linear Association 5.042 1 .025

N of Valid Cases 63

a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5.


The minimum expected count is 1,78.

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs
Notes

Output Created 17-Agt-2016 16:59:48

Comments

Input Data D:\Arlina\SPSS Arlina.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 63

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based


on all the cases with valid data in
the specified range(s) for all
variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=BB TB BMI Um Jen Mas
pen BY Beb
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.045

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Universitas Sumatera Utara


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Berat Badan * Beban Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Tinggi Badan * Beban Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Indeks Massa Tubuh * Beban Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Umur * Beban Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Jenis Kelamin * Beban Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Masa Kerja * Beban Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Pendidikan * Beban Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%

Berat Badan * Beban Kerja Crosstabulation

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat Total

Berat Badan < 50 Kg Count 2 2 8 12

% of Total 3.2% 3.2% 12.7% 19.0%

> 50 Kg Count 6 20 25 51

% of Total 9.5% 31.7% 39.7% 81.0%

Total Count 8 22 33 63

% of Total 12.7% 34.9% 52.4% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Tinggi Badan * Beban Kerja Crosstabulation

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat Total

Tinggi Badan < 150 cm Count 1 3 5 9

% of Total 1.6% 4.8% 7.9% 14.3%

>. 150 cm Count 7 19 28 54

% of Total 11.1% 30.2% 44.4% 85.7%

Total Count 8 22 33 63

% of Total 12.7% 34.9% 52.4% 100.0%

Indeks Massa Tubuh * Beban Kerja Crosstabulation

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat Total

Indeks Massa Tubuh Normal Count 5 9 15 29

% of Total 7.9% 14.3% 23.8% 46.0%

Gemuk Tingkat Count 2 7 11 20


Ringan
% of Total 3.2% 11.1% 17.5% 31.7%

Gemuk Tingkat Count 1 6 7 14


Berat
% of Total 1.6% 9.5% 11.1% 22.2%

Total Count 8 22 33 63

% of Total 12.7% 34.9% 52.4% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Umur * Beban Kerja Crosstabulation

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat Total

Umur < 25 tahun Count 4 9 16 29

% of Total 6.3% 14.3% 25.4% 46.0%

25 -35 tahun Count 3 10 12 25

% of Total 4.8% 15.9% 19.0% 39.7%

> 35 tahun Count 1 3 5 9

% of Total 1.6% 4.8% 7.9% 14.3%

Total Count 8 22 33 63

% of Total 12.7% 34.9% 52.4% 100.0%

Jenis Kelamin * Beban Kerja Crosstabulation

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat Total

Jenis Kelamin Laki-Laki Count 1 6 5 12

% of Total 1.6% 9.5% 7.9% 19.0%

Perempuan Count 7 16 28 51

% of Total 11.1% 25.4% 44.4% 81.0%

Total Count 8 22 33 63

% of Total 12.7% 34.9% 52.4% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Masa Kerja * Beban Kerja Crosstabulation

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat Total

Masa Kerja < 5 tahun Count 7 18 26 51

% of Total 11.1% 28.6% 41.3% 81.0%

5 - 20 tahun Count 0 2 6 8

% of Total .0% 3.2% 9.5% 12.7%

> 20 tahun Count 1 2 1 4

% of Total 1.6% 3.2% 1.6% 6.3%

Total Count 8 22 33 63

% of Total 12.7% 34.9% 52.4% 100.0%

Pendidikan * Beban Kerja Crosstabulation

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat Total

Pendidikan SPK Count 0 1 1 2

% of Total .0% 1.6% 1.6% 3.1%

D-III Count 4 17 18 39

% of Total 6.4% 27.0% 28.5% 61.9%

S-1 Keperawatan Count 4 4 14 22

% of Total 6,4% 6.4% 22,2% 35,0%

Total Count 8 22 33 63

% of Total 12.7% 35,0% 52.3% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs
Notes

Output Created 20-Sep-2016 17:01:46

Comments

Input Data D:\Arlina Ujian Hasil\SPSS Arlina.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 63

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on


all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables in
each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=BB TB BMI Um Jen Mas
pen BY Kel
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.016

Elapsed Time 0:00:00.014

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Universitas Sumatera Utara


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Berat Badan * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Kuesioner

Tinggi Badan * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Kuesioner

Body Mass Index * Kelelahan 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Kerja Berdasarkan Kuesioner

Umur * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Kuesioner

Jenis Kelamin * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Kuesioner

Masa Kerja * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Kuesioner

Pendidikan * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Kuesioner

Berat Badan * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Berat Badan < 50 Kg Count 4 5 3 12

% of Total 6.3% 7.9% 4.8% 19.0%

> 50 Kg Count 10 17 24 51

% of Total 15.9% 27.0% 38.1% 81.0%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 34.9% 42.9% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Tinggi Badan * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Tinggi Badan < 150 cm Count 2 3 4 9

% of Total 3.2% 4.8% 6.3% 14.3%

>. 150 cm Count 12 19 23 54

% of Total 19.0% 30.2% 36.5% 85.7%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 34.9% 42.9% 100.0%

Indeks Massa Tubuh * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Indeks Massa Tubuh Normal Count 9 9 11 29

% of Total 14.3% 14.3% 17.5% 46.0%

Gemuk Tingkat Count 2 9 9 20


Ringan
% of Total 3.2% 14.3% 14.3% 31.7%

Gemuk Tingkat Count 3 4 7 14


Berat
% of Total 4.8% 6.3% 11.1% 22.2%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 34.9% 42.9% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Umur * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Umur < 25 tahun Count 9 10 10 29

% of Total 14.3% 15.9% 15.9% 46.0%

25 -35 tahun Count 3 7 15 25

% of Total 4.8% 11.1% 23.8% 39.7%

> 35 tahun Count 2 5 2 9

% of Total 3.2% 7.9% 3.2% 14.3%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 34.9% 42.9% 100.0%

Jenis Kelamin * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Jenis Kelamin Laki-Laki Count 4 5 3 12

% of Total 6.3% 7.9% 4.8% 19.0%

Perempuan Count 10 17 24 51

% of Total 15.9% 27.0% 38.1% 81.0%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 34.9% 42.9% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Masa Kerja * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Masa Kerja < 5 tahun Count 12 16 23 51

% of Total 19.0% 25.4% 36.5% 81.0%

5 - 20 tahun Count 0 5 3 8

% of Total .0% 7.9% 4.8% 12.7%

> 20 tahun Count 2 1 1 4

% of Total 3.2% 1.6% 1.6% 6.3%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 34.9% 42.9% 100.0%

Pendidikan * Kelelahan Kerja Berdasarkan Kuesioner Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Kuesioner

Rendah Sedang Tinggi Total

Pendidikan SPK Count 0 2 0 2

% of Total .0% 3.1% .0% 3.1%

D-III Count 10 16 13 39

% of Total 15.9% 25.4% 20.6% 61.9%

S-1 Keperawatan Count 4 4 14 22

% of Total 6,4% 6,4% 22,2% 35,0%

Total Count 14 22 27 63

% of Total 22.2% 35,0% 42.8% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs
Notes

Output Created 20-Sep-2016 17:02:03

Comments

Input Data D:\Arlina Ujian Hasil\SPSS


Arlina.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 63

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based


on all the cases with valid data in
the specified range(s) for all
variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=BB TB BMI Um Jen Mas
pen BY Kele
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.024

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Universitas Sumatera Utara


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Berat Badan * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

Tinggi Badan * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

Indeks Massa Tubuh * Kelelahan 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Kerja Berdasarkan Reaction
Timer

Umur * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

Jenis Kelamin * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

Masa Kerja * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

Pendidikan * Kelelahan Kerja 63 100.0% 0 .0% 63 100.0%


Berdasarkan Reaction Timer

Berat Badan * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Berat Badan < 50 Kg Count 2 8 2 12

% of Total 3.2% 12.7% 3.2% 19.0%

> 50 Kg Count 9 15 27 51

% of Total 14.3% 23.8% 42.9% 81.0%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Tinggi Badan * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Tinggi Badan < 150 cm Count 0 6 3 9

% of Total .0% 9.5% 4.8% 14.3%

>. 150 cm Count 11 17 26 54

% of Total 17.5% 27.0% 41.3% 85.7%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

Indeks Massa Tubuh * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Indeks Massa Normal Count 8 13 8 29


Tubuh
% of Total 12.7% 20.6% 12.7% 46.0%

Gemuk Tingkat Count 2 7 11 20


Ringan
% of Total 3.2% 11.1% 17.5% 31.7%

Gemuk Tingkat Count 1 3 10 14


Berat
% of Total 1.6% 4.8% 15.9% 22.2%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Umur * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Umur < 25 tahun Count 5 12 12 29

% of Total 7.9% 19.0% 19.0% 46.0%

25 -35 tahun Count 4 7 14 25

% of Total 6.3% 11.1% 22.2% 39.7%

> 35 tahun Count 2 4 3 9

% of Total 3.2% 6.3% 4.8% 14.3%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

Jenis Kelamin * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Jenis Laki-Laki Count 4 6 2 12


Kelamin
% of Total 6.3% 9.5% 3.2% 19.0%

Perempuan Count 7 17 27 51

% of Total 11.1% 27.0% 42.9% 81.0%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


Masa Kerja * Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Masa Kerja < 5 tahun Count 9 17 25 51

% of Total 14.3% 27.0% 39.7% 81.0%

5 - 20 tahun Count 0 5 3 8

% of Total .0% 7.9% 4.8% 12.7%

> 20 tahun Count 2 1 1 4

% of Total 3.2% 1.6% 1.6% 6.3%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36.5% 46.0% 100.0%

* Kelelahan Kerja Berdasarkan Reaction Timer Crosstabulation

Kelelahan Kerja Berdasarkan


Reaction Timer

Normal Ringan Sedang Total

Pendidikan SPK Count 0 2 0 2

% of Total .0% 3.2% .0% 3.2%

D-III Count 7 16 16 39

% of Total 11.1% 25.4% 25.4% 61.9%

S-1 Keperawatan Count 4 5 13 22

% of Total 6.4% 7.9% 20,6% 35,0%

Total Count 11 23 29 63

% of Total 17.5% 36,5% 46,0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara


DOKUMENTASI

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai