2016
Arlina
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/733
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA
PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TENTARA
TK.IV 010702 BINJAI KESDAM I BB TAHUN 2016
TESIS
Oleh
ARLINA
147032114/IKM
TESIS
Oleh
ARLINA
147032114/IKM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr.Dra. Ida Yustina, M.Si) (Prof. Dr.Dra. Ida Yustina, M.Si)
Telah Diuji
pada Tanggal : 10 Oktober 2016
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
ARLINA
147032114/IKM
ABSTRAK
Beban kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat
dalam memberikan pelayanan. Beragamnya tugas keperawatan yang harus dilakukan
dalam menangani pasien dengan berbagai macam penyakit dan tingkat
ketergantungannya diprediksi merupakan beban kerja yang berat bagi perawat.
Beban kerja perawat yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan kerja.
Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor penurun kinerja yang dapat menambah
tingkat kesalahan dalam bekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang
bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tingkat IV 010702 Binjai
Kesdam I BB dengan jumlah 63 orang yang merupakan total populasi.
Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat paling banyak berada pada
tingkat berat yaitu 33 orang (52,4%). Kelelahan kerja perawat yang diukur
berdasarkan kuesioner paling banyak dengan kategori tinggi 27 orang (42,9%), Hasil
uji statistik menunjukkan ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja perawat
berdasarkan kuesioner dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Sedangkan kelelahan kerja
perawat yang diukur berdasarkan Reaction Timer paling banyak dengan kategori
sedang 29 orang (46,0%). Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh beban kerja
terhadap kelelahan kerja perawat berdasarkan Reaction Timer dengan nilai p = 0,002
(p < 0,05).
Disarankan kepada pihak Rumah Sakit untuk mendistribusikan perawat dan
mengatur rotasi shift dengan baik sesuai dengan jam kerja standar, sehingga
menghasilkan produktifitas kerja yang lebih efektif dan efisien dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
ABSTRACT
The workload is one of the factors that affect the ability of nurses in providing
service. Various nursing tasks that should be performed in patients with various
diseases and predictable level of dependency is a heavy workload for nurses.
Excessive nursing workload can cause fatigue. Work fatigue is one factor that can
decrease the performance which can increase the level of errors in the work.
This research is quantitative research with cross sectional approach. The
sample in this study is the whole implementing nurse on duty at the Army Hospital
Inpatient level IV 010702 Binjai Kesdam I BB with a total of 63 people which is total
population. .
The results showed most nursing workload was heavy on the level that is 33
people (52,4%). Work fatigue of nurses measured by the questionnaire at the most
with a high category 27 (42.9%), Statistical analysis showed an influence of
workload to fatigue on nurses that based on questionnaire with a value of p = 0.003
(p <0.05). While work fatigue of nurses was measured based on Reaction Timer
showed most of them at moderate categories were 29 people (46.0%). Statistical
analysis showed an influence of workload on nurses' fatigue by Reaction Timer with a
value of p = 0.002 (p <0.05).
It is recommended to the hospital to distribute nurses and sets the rotational
shift properly in accordance with standard working hours, so that the labor
productivity is more effective and efficient in delivering health services.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016”. Tesis
Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan dan Ketua Program Studi S2 Ilmu
Utara.
3. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Pasca
4. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes. Selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
5. Ir. Kalsum, M.Kes. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah bersedia
6. Prof. Dr. Ir. Evawani, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
7. Ibu Masnelly Lubis, S.Kep.MARS. selaku Dosen Penguji yang juga telah
Sumatera Utara.
9. Dr. Darma Malem, Sp.THT selaku Direktur Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702
Binjai Kesdam I BB yang telah member izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
10. Seluruh responden dan staf Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I
FKM USU khususnya peminat studi Kesehatan Kerja yang saling memberi
pendidikan.
12. Seluruh keluarga tercinta yang selalu memberi motivasi dan do‟a kepada penulis
Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini.
Untuk itu penulis berharap masukan dan saran dari para pembaca untuk
Arlina
147032114/IKM
RIWAYAT HIDUP
anak ke 3 (tiga) dari pasangan H. Amiruddin dan Hj. Amsiar, beragama Islam,
bertempat tinggal di Jalan Gedung Arca Gg. Volly No. 7/8 Medan.
1984, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3 Medan tamat tahun 1987, lanjut ke
SMA Negeri 5 Medan tamat tahun 1990. Penulis melanjutkan pendidikan ke Fakultas
Penulis mulai bekerja sebagai PNS di Puskesmas Kota Binjai sejak tahun
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
memiliki tanggung jawab untuk memonitor pasien setiap hari dan manajemen
pelayanan bagi pasien (Hendrich, et.al., 2008). Sebanyak 40-75% pelayanan di rumah
sakit merupakan pelayanan keperawatan (Gillies, 1994). Tanggung jawab dan beban
keperawatan dengan baik. Beban kerja perawat rumah sakit biasanya berat, sering
membutuhkan shift panjang dan memaksakan tuntutan fisik. Salah satu studi terhadap
lebih dari 5.000 shift keperawatan melaporkan 40% dari shift kerja melebihi 12 jam,
hal ini menunjukkan bahwa perawat sering bekerja lebih lama dari yang dijadwalkan
dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan.
Bahwa beban kerja merupakan jumlah total waktu keperawatan baik secara langsung
atau tidak langsung dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diperlukan oleh
pasien dan jumlah perawat yang diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut
Beban kerja yang terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk
antara perawat dan pasien, kegagalan komunikasi antara perawat dan dokter,
tingginya drop out/turnover perawat, dan rasa ketidakpuasan kerja perawat. Beban
kerja yang tinggi akan menimbulkan kelelahan dan stres kerja. Kelelahan perawat
memberi dampak pada asuhan pelayanan yang diberikan tidak akan optimal (Tappen,
1998).
Pengukuran sumber daya keperawatan akan menjadi valid dan reliabel dengan
1997 dalam Kurniadi, 2013). Faktor-faktor yang dimaksud adalah kondisi pasien,
karakteristik pasien dan tindakan keperawatan yang diberikan serta lingkungan kerja.
diantisipasi, interupsi, kejadian yang berisik/gaduh. Perhitungan beban kerja tiap unit
tidaklah sama akan tetapi tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan (Kosim,
1995 dalam Kurniadi, 2013). Menurut Gillies (1999), ada beberapa alasan dilakukan
perhitungan beban kerja yaitu untuk mengkaji status kebutuhan perawatan pasien,
menentukan dan mengolah staf keperawatan, kondisi kerja serta kualitas asuhan
mudah. Manajer keperawatan harus mengerti tentang jumlah pasien yang dirawat
rata-rata hari perawatan, frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan pasien dan
bertugas di Instalasi Rawat Inap. Hal ini disebabkan karena di Instalasi Rawat Inap
perawat yang bertugas di instalasi lainnya. Tuntutan kerja yang tinggi tersebut
asam laktat. Pada saat bekerja tubuh membutuhkan energi. Energi tersebut diperoleh
dari hasil pemecahan glikogen. Selain energi, asam laktat merupakan salah satu hasil
dari pemecahan glikogen. Saat otot berkontraksi, maka akan terjadi penumpukan
asam laktat. Asam laktat ini menghambat kerja otot dan menyebabkan rasa lelah.
kelelahan fisik untuk melakukan kerja. Menurut Cameron (1973) dalam Setyawati
(2013), bahwa kelelahan kerja menyangkut penurunan kinerja fisik, adanya perasaan
(2009), bahwa kelelahan merupakan penurunan ketahanan dan daya tubuh untuk
melakukan pekerjaan. Menurut Setyawati (2013), bahwa kelelahan kerja tidak dapat
diketahui secara subjektif berdasarkan perasaan yang dialami tenaga kerja. Menurut
Suma‟mur (2009), bahwa kelelahan kerja tidak hanya terjadi pada akhir waktu kerja,
namun juga dapat terjadi sebelum bekerja. Kelelahan kerja tidak hanya dialami oleh
tenaga kerja yang bekerja di bidang industri, namun juga di bidang pelayanan
Menurut Tarwaka (2010), bahwa salah satu penyebab kelelahan kerja adalah
beban kerja fisik. Hal ini sejalan dengan penelitian Maharja (2015) bahwa sebagian
besar perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya mengalami beban kerja
tingkat sedang dengan kelelahan kerja kategori sedang. Penelitian lain juga dilakukan
oleh Dewi (2013) menunjukkan bahwa berdasarkan proporsi beban kerja sebagian
besar perawat di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Kota Surabaya mengalami
beban kerja yang cukup tinggi yaitu 38 orang (71,7%). Selain itu penelitian yang
dilakukan oleh Hayono, dkk (2009) menunjukkan hasil yaitu terdapat hubungan yang
signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan kerja dengan p value 0,000.
menyerang perawat, mengingat bahwa perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan lebih baik dengan bekerja 24 jam
selama 7 hari dengan sistem shift kerja. Selain itu, beban kerja perawat dapat semakin
bertambah jika perawat melakukan shift terusan, yaitu dalam sehari mengambil dua
kali shift. Selain menambah beban kerja fisik, hal tersebut juga dapat menyebabkan
Apabila kelelahan kerja tidak segera ditangani dan segera beristirahat, maka
akan terjadi akumulasi kelelahan dalam sehari, sehingga dapat berdampak lebih parah
terhadap kesehatan. Menurut Tarwaka (2010), bahwa risiko dari kelelahan kerja
yaitu: motivasi kerja menurun, performansi rendah, kualitas kerja rendah, banyak
terjadi kesalahan, produktivitas kerja rendah, stress akibat kerja, penyakit akibat
kerja, cedera, dan terjadi kecelakaan kerja. Sedangkan menurut Setyawati (2013),
bahwa dampak dari kelelahan kerja adalah prestasi kerja menurun, badan terasa tidak
kerugian bagi tempat kerja, baik dari segi biaya, waktu, produktivitas maupun tenaga.
Kelelahan kerja yang dialami perawat harus menjadi perhatian bagi pihak rumah
sakit. Hal itu disebabkan perawat memiliki peran penting bagi pasien rumah sakit.
dilaksanakan dan terintegrasi oleh seluruh pihak yang terkait. Hal ini dilakukan agar
pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan Instalasi Rawat Inap. Ruangan Instalasi
Rawat Inap terdiri dari Ruang Anggrek, Ruang Melati, Ruang Mawar, Ruang
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang dibuktikan dengan Bed Occupancy
tempat tidur. Angka BOR idealnya yaitu 60% - 80%. Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan, capaian BOR pada tahun 2014 dari Ruangan Anggrek 74,32%,
73,28%. Sementara pada tahun 2015 capaian BOR Ruangan Anggrek 75,73%,
73,54% data ini menunjukkan adanya peningkatan capaian BOR dilihat dari dua
tahun terakhir.
penggunaan layanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702
Binjai Kesdam I BB. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas kerja perawat di ruang
sebesar 78,57% responden dari perawat terbebani secara fisik dan sebanyak 71%
responden mengalami beban kerja subjektif kategori tinggi. Beban kerja subjektif
adalah beban kerja tambahan yang diperoleh perawat dari pekerjaan yang
Data dari Laporan Tahunan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV
010702 Binjai Kesdam I BB (2015), diperoleh jumlah kunjungan pasien rawat inap
dari bulan Januari sampai dengan April 2016 mencapai 1.173 pasien. Bed Occupancy
Rate (BOR) tahun 2016 di Instalasi Rawat Inap 87% memberikan gambaran bahwa
beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap semakin bertambah seiring dengan
orang dengan latar belakang pendidikan 2 orang SPK, 39 orang D-III dan 22 orang
Sarjana Keperawatan. Pembagian jam kerja perawat terdiri atas 2 shift kerja yaitu
shift pagi dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB (8 jam) dan shift malam dimulai dari
jam 16.00 – 08.00 WIB (16 jam) dengan jumlah perawat yang bertugas 5 orang shift
pagi dan 3 orang shift malam. Shift malam mempunyai jam kerja yang jauh lebih
panjang dengan jumlah perawat yang bertugas lebih sedikit dibanding shift pagi.
Dilihat dari jumlah tempat tidur di masing-masing ruang perawatan tidak jarang
seluruh tempat tidur terisi penuh dengan jumlah pasien 17 sampai 26 orang .
dan (Full Time Equivalent) FTE dan Depkes RI (2005) di Instalasi Rawat Inap
Sementara jumlah perawat yang ada di ruangan adalah ruangan Anggrek 11 orang,
orang dan Flamboyan/ Asoka 13 orang. Dari perhitungan kebutuhan tenaga perawat
ini menunjukkan kekurangan kira-kira 3 orang dari jumlah tenaga yang tersedia dari
beberapa keluhan kelelahan yang diutarakan oleh perawat. Dari segi keluhan fisik,
didapatkan beberapa keluhan seperti pusing atau sakit kepala, nyeri leher dan
punggung, kelelahan pada kaki, nyeri otot, susah tidur akibat pola tidur yang tidak
teratur, penurunan konsentrasi, pusing, sering menguap, mengantuk dan lelah seluruh
badan. Shift adalah solusi untuk pekerjaan yang terus menerus, walaupun sudah ada
libur yang cukup tetapi masih ada keluhan kelelahan yang dirasakan oleh perawat.
Kondisi ini yang mendasari peneliti untuk melihat pengaruh beban kerja terhadap
kelelahan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702
kompleks dan memberikan kontribusi yang paling besar bagi kesembuhan pasien
rawat inap. Perawat mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dan dituntut
dengan bertambahnya jumlah pasien yang di rawat otomatis menambah beban kerja
bagi perawat yang dapat menimbulkan kelelahan. Kelelahan kerja merupakan salah
satu faktor penurunan kinerja yang dapat menambah tingkat kesalahan dalam bekerja.
kerja yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan dalam bekerja. Sehingga suatu rumah
sakit wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat menimbulkan
permasalahan dalam bekerja yaitu antara lain kelelahan kerja yang dialami secara
kelelahan kerja perawat di Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB
Tahun 2016”.
1. Mengetahui beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk.
2. Mengetahui kelelahan kerja pada perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB.
1.4 Hipotesis
Ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB.
menghasilkan jumlah kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB sesuai dengan beban kerja. Penelitian ini
diharapkan akan bermanfaat bagi aspek teoritis dan aspek praktis keperawatan.
1. Aspek Teoritis
daya manusia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan
atau sebagai penunjang dari teori-teori yang sudah ada, tentang beban kerja perawat.
2. Aspek Praktis
praktisi keperawatan
pihak manajemen rumah sakit terutama Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)
tenaga keperawatan.
b. Manajemen Keperawatan
untuk melakukan evaluasi kembali sebaran tenaga perawat yang sudah ada di
masing-masing ruangan.
c. Peneliti
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Munandar (2001), beban kerja adalah suatu kondisi dari pekerjaan
dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan pada batas waktu tertentu. Beban
kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi
dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat
sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang
Menurut Irwandy (2007), beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari
masing-masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban
kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan
fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang perawat menderita gangguan
atau penyakit akibat kerja. Beban kerja berkaitan erat dengan produktifitas tenaga
kesehatan, di mana 53,2% waktu yang benar-benar produktif yang digunakan untuk
penunjang.
12
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan
oleh seorang perawat selama bertugas disuatu unit pelayanan keperawatan (Marquish
dan Marquish, 2010). Beban kerja (workload) biasanya diartikan sebagai patient days
yang merujuk pada sejumlah prosedur, pemeriksaan, kunjungan (visite) pada pasien,
injeksi dan sebagainya. Pengertian beban kerja secara umum adalah upaya merinci
komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan hasil tertentu
(Kurniadi, 2013).
Peraturan Pemerintah RI No. 97 tahun 2000 pasal 4 ayat (2) huruf C, tentang
formasi Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa beban kerja adalah frekuensi rata-
rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dimana dalam
perawat pelaksana di ruang rawat merupakan bagian yang sangat penting untuk
diketahui oleh pimpinan atau manajemen sebagai sebuah organisasi dalam hal ini
rumah sakit, paling tidak diketahui oleh manajer keperawatan dan kepala ruangan, ini
berkaitan erat dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang rawat sebagai
sebuah asuhan agar lebih optimal dan berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit
lebih baik.
dalam mengelola sumber daya yang ada baik itu manusia, waktu maupun materi
senantiasa dituntut untuk efisien dan efektif. Layanan keperawatan dapat diberikan
secara optimal, manakala ada keseimbangan antara beberapa aspek seperti kesesuaian
antara beban kerja, jumlah pasien, dan jumlah tenaga dalam hal ini perawat yang
perawat, dipengaruhi oleh sarana dan jumlah tenaga yang tersedia. Beban kerja dalam
perawat terhadap pasien dalam waktu dan satuan hasil. Gillies (1994), menyatakan
beban kerja dapat diperkirakan dengan melihat beberapa komponen antara lain :
Pelayanan di rumah sakit dapat terjadi oleh karena adanya pengguna jasa
atau pasien. Jumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam pelayanan di
sebuah rumah sakit, ditentukan juga oleh jumlah pasien yang datang sebagai
daya manusia terbanyak yang berada di rumah sakit terlebih di ruang rawat inap,
dan jumlah pasien yang dirawat dihitung berdasarkan Bed Ocuppation Rate
(BOR) baik dihitung harian, bulanan bahkan tahunan. Perhitungan ini dapat
keseluruhan rumah sakit itu sendiri. Ilyas (2011) menunjukkan bahwa untuk
melayani pasien dan berapa lama waktu untuk menyelesaikan tugas dapat
besarnya beban kerja perawat. Beban kerja tersebut dapat dihitung yaitu waktu
kategori, yaitu :
(1) kegiatan makan, minum dilakukan sendiri atau dengan sedikit bantuan,
(2) keadaan umum baik, masuk rumah sakit untuk check up atau bedah
minor,
(4 ) pengobatan dan tindakan tidak ada atau hanya tindakan dan pengobatan
sederhana
(1) kegiatan sehari-hari, persiapan makan dan minum dibantu oleh perawat,
masih dapat makan dan minum sendiri, merapikan diri perlu sedikit
bantuan,
(2) keadaan umum tampak sakit ringan, perlu observasi tanda vital,
menit per shift, sedikit bingung atau agitasi, tapi dapat terkendali dengan
obat,
(4) pengobatan dan tindakan: perlu 20-30 menit per shift, sering evaluasi
(1) aktifitas makan dan minum disuapi, masih dapat mengunyah dan
perawat,
(2) keadaan umum : gejala akut dapat hilang timbul, perlu observasi fisik
dan emosi tiap 2-4 jam. Pasien terpasang infus, dimonitor setiap 1 jam,
obat,
(4) pengobatan dan tindakan : perlu 30-60 menit per shift, perlu sering
(1) kegiatan makan, minum tidak bisa mengunyah dan menelan makanan,
eliminasi sering ngompol lebih dari dua kali per shift, kenyamanan
(2) keadaan umum : tampak sakit berat, dapat kehilangan cairan atau darah,
(3) kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi : perlu lebih dari
dengan obat,
(4) pengobatan dan tindakan : perlu lebih dari 60 menit per shift, perlu
ini memerlukan tindakan dan pengawasan intensif atau terus menerus dan
diurus/dibantu perawat.
Kurniadi, 2013) aktifitas keperawatan dibagi tiga jenis bentuk kegiatan yaitu :
minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti :
pemasangan oksigen.
keperawatan, diskusi antar sesama perawat atau dengan atasan maupun tim
rumah sakit.
pribadi perawat atau tidak ada hubungannya dengan pasien. Kegiatan ini
tidur, menerima dan menelpon untuk urasan pribadi, membaca koran dan
majalah, menerima tamu pribadi, datang terlambat dan pulang lebih cepat
dari waktu jam kerja selesai. Serta kegiatan pribadi, terkait aktifitas sehari-
sembayang.
akan dilakukan memerlukan lama waktu yang bervariasi atau berbeda antara
masing-masing pasien tergantung kondisi dari pasien itu sendiri. Contoh tindakan
infus karena pemberian obat akan berbeda deangan pasien pemasangan infus
2007).
Beban berlebih secara fisik ataupun mental akibat terlalu banyak melakukan
menimbulkan beban berlebih kuantitatif ialah desakan waktu, yaitu setiap tugas
(Munandar, 2001).
pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton. Kebosanan dalam
kerja rutin sehari-hari, sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus
membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan
darurat.
dikerjakan secara manual oleh manusia/tenaga kerja diambil alih oleh mesin-
mesin atau robot, sehingga pekerjaan manusia beralih titik beratnya pada
seorang tenaga kerja dapat dengan mudah berkembang menjadi beban berlebih
Beban terlalu sedikit kualitatif merupakan keadaan di mana tenaga kerja tidak
yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa tidak berdaya untuk
sebagai berikut:
a. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
(1) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti tata ruang, tempat
kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas
(2) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,
b. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari
reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain
dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi
faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi
kepuasan).
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
atau mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan
dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit di mana
pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa
monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang
potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat
pengukuran beban kerja adalah teknik mendapatkan informasi tentang efisiensi dan
efektivitas kerja unit organisasi atau pemegang jabatan yang dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan atau teknik analisis beban
kerja. Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja yang
pelaksanaan kerja, proses kerja maupun hasil kerja serta menentukan kebutuhan
pegawai untuk suatu unit organisasi yang telah berjalan selama ini dengan tujuan :
parameter beban kerja, karena tolok ukur tersebut akan menggambarkan prinsip
rasional, efektif, efisien, realistik dan operasional secara nyata. Target kegiatan di
kualitatif dan kompetensinya pada suatu unit kerja sebagai bahan kajian
perumusan formasi dan rasio kebutuhan pegawai untuk keperluan pra penataan
kelembagaan.
dibentuk secara lebih proporsional maupun tata hubungan sistem yang ingin
4. Jumlah pasien yang ditangani dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat yang
ada (bertugas).
5. Pekerjaan lain di luar tugas pokok dan fungsi perawat yang dilakukan perawat
kesehatan,
(6) rata-rata waktu perawatan langsung, perawatan tidak langsung, dan pendidikan
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
Work sampling merupakan suatu teknik hitung beban kerja yang digunakan
untuk menghitung besarnya beban kerja yang didapatkan dalam suatu unit, bidang
atau instalasi tertentu. Menurut Ilyas (2011) dalam Kurniadi (2013) metode work
2) kaitan aktifitas tenaga kesehatan berkaitan dengan fungsi dan tugasnya dalam
3) proporsi waktu kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan produktif dan
tidak produktif,
4) pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja.
diakukan pada aktifitas atau kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan perawat
kegiatan produktif dan tidak produktif atau kegiatan langsung dan tidak
Peneliti :
Ruangan :
Tanggal :
Dinas Pagi/Dinas Sore/Dinas Malam*
pada lima menit ketiga observer mengamati kegiatan perawat C, pada lima
(Kurniadi, 2013).
Untuk meningkatkan akurasi penelitian, interval yang lebih pendek lebih baik
banyak jumlah pengamat, maka akan semakin rendah kemungkinan lost of attention
dari sampel. Biasanya dilakukan selama 7 hari kerja terus menerus dengan waktu
sampel menggunakan work sampling : jika kita mengamati kegiatan 5 perawat setiap
shift dengan interval pengamtaan 5 menit selama 24 jam (3 shift) dalam 7 hari kerja,
mengkombinasikan studi waktu kerja (time study work) oleh Frederick Winslow
Taylor dengan studi gerak kerja (motion study work) oleh Frank dan Lilian Gilberth,
yang merupakan bagian utama dari manajemen ilmiah (Taylorism) (Anand dan
Gupta, 1983 dalam Chattopadhya et.al, 2012). Teknik time and motion study
digunakan untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
fungsi kerja atau mekanisme proses. Teknik time and motion study telah diterapkan
secara luas untuk mengukur pola kerja dalam pengaturan pelayanan keperawatan di
berbagai fasilitas kesehatan (Ernawati, Nursalam, dan Djuari, 2011; Hendrich et.al,
2008).
kinerja, metode ini dilakukan secara terus menerus dan pengamatan mandiri
(independent observations) terhadap pekerjaan klinis dan hasil dari metode time and
motion study lebih dapat diandalkan daripada work sampling, self-reporting, atau
kuesioner untuk proses dokumentasi. Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti
dengan cermat tentang kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang kita amati
(Nursalam, 2007).
Kelebihan dari teknik ini adalah kita mampu sekaligus menilai kualitas kinerja
dari sampel sambil menghitung beban kerjanya. Metode time and motion study
1) sampel berupa satu orang perawat mahir yang dipilih berdasarkan purposive
sampling. Jumlah perawat yang dinilai mahir dan diamati kegiatannya dapat
kualitas perawat,
kegiatan produktif dan non produktif serta waktu yang digunakan untuk
melakukan kegiatan tersebut, \dapat pula diamati kegiatan langsung dan tidak
terkait dengan profesi kompetensi dan fungsi sampel yang diamati dan
tersebut diantisipasi dengan semakin lama waktu pengamatan, maka akan semakin
baik untuk menghindari bias. Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat
digunakan untuk melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan
yang bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu
metode yang ditetapkan secara baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit
(Nursalam, 2007).
belum jelas kualitas tahapannya sebagai penilaian holistik. Selain itu, teknik ini baik
antara work sampling dengan time and motion study (Tabel 2.2).
Tabel 2.2 Perbedaan Work Sampling dengan Time And Motion Study
Menurut Nursalam (2007), dari metode work sampling dan time and motion
2) pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori tenaga atau
4) kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi perhatian karena akan menentukan
kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki oleh personel yang diamati.
Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana dari
sendiri kegiatan dan waktu yang dihabiskan dalam melakukan pekerjaannya. Metode
ini sangat bergantung kepada kerja sama dan kejujuran personel yang diamati.
Sebagai tahapan, peneliti membuat terlebih dahulu pedoman dan formulir isian yang
dapat dipelajari sendiri oleh informan. Penjelasan dasar mengenai cara pengisian
formulir harus dilakukan oleh peneliti terlebih dahulu sebelum subjek personel yang
sedangkan informasi personel tetap menjadi rahasia dan tidak akan dicantumkan pada
laporan penelitian. Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu yang diperlukan
merupakan kunci keberhasilan dari pengamatan daily log. Data yang telah didapatkan
dari para sampel kemudian diolah untuk menghasilkan analisa mengenai beban kerja
tertinggi dan jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu terbanyak (Nursalam, 2007).
yang dibutuhkan bagi pekerja yang telah memenuhi syarat atas kemampuan untuk
ditetapkan. Adapun waktu yang digunakan dalam pengukuran kerja antara lain :
1. Waktu standar
kelonggaran (misalnya keterlambatan) dan waktu kosong yang mungkin saja terjadi
selama proses pengerjaan (International Labour Office, 1983 dalam Indriana, 2009).
Dalam ketentuan yang diatur Departemen Tenaga Kerja (2003), Undang-undang No.
13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja (terutama dalam pasal 77), hari kerja yang
dibebankan pekerja dengan memiliki jam kerja 7 jam dalam sehari dan 40 jam dalam
seminggu adalah 6 hari kerja, sedangkan bagi pekerja yang dengan jam kerja 8 jam
2. Waktu Produktif
Perbandingan antara waktu produktif dan waktu tidak produktif dalam satu
hari kerja adalah 80% : 20% karena tidak mungkin tenaga manusia mampu bekerja
100% (Ilyas, 2011). Menurut International Labour Office (ILO) dalam Indriana
(2009), disebutkan bahwa ruang lingkup waktu produktif dan tidak produktif adalah
sebagai berikut:
a. Waktu produktif terbagi menjadi 2, yaitu (1) waktu kerja dasar, yaitu waktu
kegiatan/produk jasa, dan (2) waktu kerja tambahan, yaitu waktu kerja yang
melebihi waktu kerja dasar yang timbul akibat kinerja yang tidak efisien,
produktivitas akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh (1) kegagalan pihak
manusia yang lalai dan meninggalkan pekerjaannya tanpa alasan yang jelas
(terlambat/bolos/malas).
1. Kelelahan kerja adalah suatu keadaan yang ditandai oleh adanya penurunan
komulatif dari beberapa faktor seperti intensitas dan durasi kerja fisik dan
Setyawati, 2013).
2. Kelelahan juga dapat diartikan sebagai suatu mekanisme perlindungan tubuh agar
tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah
suatu keadaan sistemik saraf sentral, akibat yang berkepanjangan dan secara
fundamental dikontrol oleh aktifitas berlawanan antara sistem aktifitas dan sistem
Inhibisi pada batang otak oleh Grandjean dan Kogi dalam Setyawati (2013).
4. Kelelahan kerja adalah respon total individu terhadap stress psikososial yang
dialami dalam satu periode waktu tertentu dan kelelahan kerja itu cenderung
bersifat fisik dan psikis saja tapi lebih banyak kaitannya dengan adanya
a. Kelelahan otot
aktifitas, ditandai dengan tremor atau rasa nyeri yang terdapat pada otot.
b. Kelelahan umum
a. Kelelahan akut yaitu terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh
b. Kelelahan kronis yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang
b. Kelelahan non fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor non fisik seperti adanya
masyarakat di lingkungannya.
Menurut Depkes RI (2007) kelelahan ada tiga jenis yaitu antara lain :
1. Kelelahan Fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi
dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-
yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat
kerja.
zat ini juga berada dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan
penurunan kerja otot-otot dan kemungkinan faktor saraf tepi dan sentral berpengaruh
Dalam stadium pemulihan terjadi proses yang mengubah sebagian asam laktat
Bila beban kerja otot tidak terlampau besar maka otot dapat mempertahankan
keseimbangan, asam laktat yang berlebih tidak terakumulasi dan otot tidak
mengalami “oxygen debt” sehingga kapasitas kerja otot kembali normal, tidak
kesiagaan dan perhatian, penurunan dari hambatan persepsi, cara berfikir atau
perbuatan anti sosial, tidak cocok dengan lingkungan, depresi, kurang tenaga
b. Gejala umum yang sering menyertai gejala di atas adalah sakit kepala, vertigo,
gangguan fungsi paru dan jantung, kehilangan nafsu makan serta gangguan
pencernaan.
Grandjean dalam Setyawati (2013) bahwa gejala kelelahan kerja ada dua
macam yaitu gejala subjektif dan gejala obyektif. Secara umum gejala kelelahan
dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai persaan yang sangat melelahkan.
Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila rata-rata beban
kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik maksimal oleh Astrand, Rodahl dan Pulat
Menurut Suma‟mur (2009) ada beberapa gejala atau tanda yang ada
hubungannya dengan kelelahan yaitu : perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh
badan, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk, merasa berat
pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, merasa
susah berfikir, lelah bicara, gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat
diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam
merasa pernafasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, spasme kelopak
Menurut Fajar dan Baginda (2000) kelelahan kerja disebabkan oleh beberapa
2. Kekurangan Waktu
Batas waktu yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan terkadang tidak
masuk akal. Pada saat karyawan hendak mendiskusikan masalah tersebut dengan
3. Konflik Peranan
Konflik peranan biasanya terjadi antar karyawan dengan jenjang posisi yang
berbeda dan biasanya disebabkan oleh otoritas yang dimiliki oleh peranan atau
jabatan tersebut.
4. Ambigu Peranan
Tidak jelasnya deskripsi tugas yang harus dikerjakan seringkali membuat para
karyawan tersebut kalau dilihat dari sisi keahlian maupun posisi pekerjaan.
keinginan untuk turnover (keluar). Intensitas dan lamanya upaya fisik dan psikis
dalam bekerja dengan melakukan gerakan yang sama dapat menyebabkan waktu
putaran menjadi lebih pendek, sehingga pekerja sering melakukan gerakan yang
sama secara berulang -ulang ditunjukkan oleh Astanti dalam Budiono (2003).
berakumulasi menjadi rasa bosan, dimana rasa bosan dikategorikan sebagai kelelahan
tetapi mereka merasa lelah sebab adanya tanggung jawab, kecemasan dan konflik
(Suma‟mur, 2009).
Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, akan tetapi ada faktor-faktor yang
adalah :
1) Faktor internal :
a. Umur.
(Suma‟mur, 2009). Tenaga kerja yang berumur 40-50 tahun akan lebih cepat
menderita kelelahan dibanding dengan tenaga kerja yang relative lebih muda.
Selain itu tenaga kerja yang berumur tua akan mengalami penurunan kekuatan
otot yang terjadi karena akumulasi asam laktat dalam otot ( Setyawati, 2010)
b. Jenis Kelamin
Suatu identitas seseorang, laki-laki atau wanita. Pada tenaga kerja wanita akan
akan mempengaruhi turunnya kondisi fisik maupun psikisnya. Hal ini akan
c. Status Gizi
Menurut Astanti dalam Budiono (2003), keadaan gizi yang baik merupakan
salah satu ciri kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif
tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya. Pada keadaan gizi
buruk, dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan
melalui nilai IMT (Indeks Massa Tubuh). IMT dihitung dengan rumus berat
badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter
d. Masa Kerja
Masa kerja adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun pertama bekerja
hingga saat penelitian dilakukan dihitung dalam tahun. Semakin lama masa
kerja seseorang maka semakin tinggi juga tingkat kelelahan, karena semakin
Secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi 3 (Depkes RI,
1999), yaitu :
e. Riwayat Penyakit.
1. Penyakit Jantung.
suplai darah yang dipompa dari jantung, berakibat berkurang pula jumlah
f. Keadaan Psikologi
Faktor psikologi memainkan peran besar, karena penyakit dan kelelahan itu
2) Faktor Eksternal
a. Kebisingan
sementara. Pada saat ini terjadi kelelahan yang akan pulih kembali secara
lambat, dan akan semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan
b. Getaran
getaran ini sampai ke tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak
diinginkan pada tubuh kita. Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran
c. Iklim Kerja
Efisiensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam daerah nikmat kerja,
jadi tidak dingin dan kepanasan. Untuk ukuran suhu nikmat bagi orang
Menurut Astrand dan Rodahl dalam Tarwaka (2010) bahwa penilaian beban
kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode
oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak
untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal.
e. Sikap kerja.
Sikap tubuh dalam bekerja adalah sikap yang ergonomi sehingga dicapai
nyaman dalam bekerja. Apabila sikap tubuh salah dalam melakukan pekerjaan
faktor yang berpengaruh secara negatif pada kelelahan kerja dan meningkatkan
kerja, sikap kerja dan alat kerja diupayakan berciri ergonomis, serta pemberian
i. Metode Blink.
j. Ekresi katekolamin.
k. Stroop test.
objektif dan subjektif. Metode objektif menggunakan alat waktu reaksi (reaction
timer) dengan tujuan untuk menentukan waktu yang diperlukan antara pemberian
rangsang sampai timbulnya respon terhadap rangsang tersebut, dalam hal ini dipilih
rangsang suara (dengan mendengar suara) dan atau rangsang cahaya (dengan melihat
sinar) yang ditampilkan secara digital pada alat pemeriksaan, sedangkan Metode
yang tidak menyenangkan pada pekerja yang mengalami kelelahan kerja. Gejala
subjektif adalah perasaan kelelahan kerja pada pekerja yang mengalami kelelahan
kerja, sedangkan gejala objektif adalah keadaan kelelahan secara fisiologis yang
Waktu reaksi adalah waktu yang terjadi antara pemberian rangsang tunggal
sampai timbulnya respons terhadap rangsang tersebut (Suma‟mur, 2009). Lebih lanjut
dikemukakan bahwa waktu reaksi ini dipengaruhi oleh faktor rangsangnya sendiri,
juga dapat dipengaruhi oleh motivasi kerja, jenis kelamin, usia, kesempatan dan
Untuk mengetahui kelelahan kerja pada tenaga kerja maka hal berikut ini
perlu dilakukan :
hampir selesai.
kelelahan.
c. Tenaga kerja diberitahukan cara penggunaan atau respon yang harus diberikan
objektif adalah Reaction Timer. Prinsip kerja Reaction timer adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan reaksi yang diberikan oleh tenaga kerja
Kelemahan dari metode ini adalah penempatan bola lampu atau rangsangan
cahaya serta frekuensi dan intensitas rangsangan bunyi yang diberikan mungkin tidak
sesuai dengan intensitas dan frekwensi yang mungkin masih dapat didengar oleh
tenaga kerja. Serta ada periode dimana tenaga kerja belum begitu mengenal cara
penggunaan alat dan pada akhir pemeriksaan ada kesiagaan yang berlebihan dari
rangsangan, hal ini dikoreksi dengan mengabaikan hasil pengukuran pada lima kali
pengukuran di awal dan lima pengukuran di akhir. Pengukuran dilakukan 2 kali pada
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kelelahan kerja objektif
sebagai berikut :
subjektif digunakan untuk menilai tingkat kelelahan individu dalam kelompok kerja
yang cukup banyak atau sekelompok sampel yang dapat mempresentasikan populasi
secara keseluruhan (Tarwaka, 2010). Jika metode ini dilakukan untuk beberapa orang
pekerja di dalam kelompok maka hasilnya tidak akan valid dan reliabel.
desain penilaian dengan skoring (misalnya 4 skala Likert). Apabila digunakan skoring
dengan skala Likert maka setiap skor atau nilai haruslah mempunyai nilai definisi
(1,2,3 dan 4) dari ke-30 pernyataan yang diajukan dan menjumlahkannya menjadi
total skor individu. Pengukuran kelelahan kerja subjektif berdasarkan kuesioner ini
dilakukan pada satu waktu saja yaitu sesudah responden selesai bekerja.
sebagai berikut :
Bahwa semakin berat beban kerja maka akan semakin banyak energi dan
nutrisi yang diperlukan atau dikonsumsi, sehingga kondisi fisik pekerja menurun dan
kebutuhan akan oksigen meningkat. Ketika pekerja melakukan aktifitas dengan beban
kerja yang berat, jantung dirangsang sehingga kecepatan denyut jantung dan kekuatan
menyebabkan dada sakit (Soeharto, 2004). Jika terus menerus kekurangan oksigen,
maka akan terjadi akumulasi yang selanjutnya metabolisme anaerobik dimana akan
menghasilkan asam laktat yang mempercepat kelelahan (Santoso, 2004). Denyut nadi
akan berubah seirama dengan perubahan pembebanan. Berat ringannya beban kerja
yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk menentukan berapa
lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktifitas pekerjaanya sesuai dengan
manual, termasuk mengangkat beban, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan
lebih cepat menimbulkan kelelahan otot pada bagian tubuh tertentu (Tarwaka, 2010)
2.3. Perawat
Ellis dan Hartley (1984) dalam Gaffar (1999), menjelaskan pengertian dasar,
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan.
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual yang bersifat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri peran
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga, dalam
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
3. Peran edukator
4. Peran koordinator
5. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim. Peran disini
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
6. Peran pembaharu.
1. Fungsi independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
aktualisasi diri.
2. Fungsi dependen
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
3. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan
informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang
menunjukan bahwa faktor individu dalam hal ini antara lain umur, masa kerja, status
Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor penurunan kinerja yang dapat
signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan pada pekerja. Kesimpulan ini
diperoleh dari data pengukuran denyut nadi dengan pulsemeter untuk melihat beban
kerja yang dialami pekerja dan penggunaan alat Reaction Timer untuk mengukur
kelelahan pekerja.
kerja berhubungan terhadap kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit dr. FL.
Tobing Sibolga. Beban kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
yang diteliti, yaitu pengaruh beban kerja sebagai variabel independen (bebas)
terhadap kelelahan kerja sebagai variabel dependen (terikat) yang digambarkan dalam
BAB 3
METODE PENELITIAN
korelasi (non eksperimental) dengan desain cross sectional. Dalam metode survei,
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
(Siswanto dkk., 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu pengaruh beban kerja terhadap kelelahan
kerja perawat di Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB.
Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan mulai dari bulan
Februari sampai September 2016, yang dimulai dengan pengajuan judul, survei awal,
55
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat sebanyak 63 orang yang bekerja di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai Kesdam I BB.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian
ini adalah total populasi karena jumlah sampel yang sedikit, yaitu semua perawat
yang bertugas di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai
Kesdam I BB sebanyak 63 orang dimana jumlah perawat dalam instalasi rawat inap
dengan jenis kasus Penyakit Dalam, Penyakit Anak, Penyakit Bedah, Kebidanan dan
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder dan data
primer dimana :
Data primer adalah data yang langsung diambil dari objek peneliti yaitu
berupa data hasil pengamatan tugas-tugas yang dilakukan perawat pada shift pagi
(08.00 – 16.00 WIB) dan malam (16.00 – 08.00 WIB). Pengukuran beban kerja
Kemudian kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan dicek kelengkapannya oleh
pengukuran waktu reaksi rangsang cahaya menggunakan alat Reaction Timer L77
Lakassidaya yang dibantu oleh tehnisi dari Balai K3 yang sudah mempunyai
sertifikat dalam pengukuran ini disertai dengan pengisian kuesioner untuk menilai
pemeriksaan dengan alat ukur Reaction Timer pengukuran dilakukan sebanyak dua
kali kepada masing-masing responden yaitu sebelum dan setelah selesai bekerja.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Rumah Sakit Tentara TK.IV
010702 Binjai Kesdam I BB dan Kepala Keperawatan dalam melihat jumlah perawat,
Utara dan selanjutnya menyampaikan surat ijin tersebut ke Rumah Sakit yang diteliti.
tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian dan cara pengisian kuesioner. Peneliti
kuesioner.
3.5.1. Variabel
ini adalah beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap yang ada di Rumah
bebas. Variabel yang terikat dalam penelitian ini adalah Kelelahan Kerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai
Kesdam I BB.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, dimana
atau dengan kata lain kuesioner merupakan daftar pertanyaan (Nursalam, 2007).
yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda, jika jawaban dari
tidak pernah, 2 = pernah, 3 = sering dan 4 = sangat sering. Maka beban kerja perawat
fisik. Pertanyaan yang memiliki bobot dari setiap alternatif jawaban yang berbeda,
jika jawaban dari pertanyaan dengan alternatif jawaban menggunakan skala Likert 4
dan 4 = sangat sering merasakan. Menurut Tarwaka (2010), tabel tingkat kelelahan
1. Editing yaitu melakukan pengecekan termasuk kelengkapan dan kejelasan isi dari
kesioner.
4. Entry yaitu memasukkan data hasil kuesioner ke dalam program komputer, yaitu
menggunakan SPSS.
5. Cleaning yaitu kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dientry apakah
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara
mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel beban kerja
menggunakan rumus korelasi Pearson product moment (r), dengan ketentuan jika r
Item kuesioner beban kerja dikatakan valid jika nilai r hitung > dari nilai r
tabelnya r tabel dapat dilihat pada tabel r statistik, dimana pengujian kuesioner
Populasi dalam melakukan uji validitas kuesioner ini adalah seluruh tenaga
perawat pelaksana di ruangan Tulip dan Lidah Buaya Rawat Inap Rumah Sakit
Bangkatan Binjai yaitu 10 orang perawat. Pengambilan sampel dalam uji validitas
kuesioner ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu,
perawat pelaksana yang memiliki pengalaman > 1 tahun. Purposive atau judgement
sampling sering juga disebut selected sampling, yaitu suatu sampling dimana
pertimbangan yang tidak acak dan peneliti memutuskan untuk memilih orang-orang
yang dinilai sesuai dengan masalah yang diteliti (Polit and Beck, 2012).
kuantitatif (sampel) merupakan waktu dalam satuan menit yang dibutuhkan untuk
melakukan seluruh kegiatan oleh 10 orang perawat Rumah Sakit Bangkatan Binjai
dalam shift kerjanya masing-masing. disini peneliti menggunakan N=10 dan jika
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat menunjukkan kesahihan alat ukur dengan indikator nilai Cronbach’s
Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dengan ketentuan jika nilai r alpha > r
pada variabel beban kerja dan kelelahan valid dan reliabel untuk digunakan pada
penelitian ini.
independen (beban kerja) dan dependen (kelelahan kerja) menggunakan uji Chi
Square dengan membandingkan nilai a sebesar 0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Jika
P value < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen
(beban kerja) dengan variabel dependen (kelelahan). Jika P value > 0,05 artinya tidak
ada pengaruh yang bermakna antara variabel independen (beban kerja) dengan
Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan yang tidak
atau informasi yang diberikan tidak akan dipergunakan untuk hal-hal yang bisa
Subjek berhak memutuskan untuk ikut atau tidak ikut menjadi subjek dalam
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan
yaitu bulan Juni tahun 2016 di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702
Binjai Kesdam I BB. Peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan pokok bahasan
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan serta memiliki peran penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan bagi personel TNI, PNS dan keluarganya serta
karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu yaitu
dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan rumah sakit dengan tingkat kepuasan
menyelenggarakan fungsi utama dan fungsi organik. Fungsi utama adalah fungsi
65
Universitas Sumatera Utara
`
Instalasi Rawat Inap yaitu ruang Anggrek, ruang Melati, ruang Mawar, ruang
ruangan rawat inap sebanyak 105 tempat tidur dengan rata-rata pemakaian tempat
tidur (BOR) sebanyak 74,51% pada tahun 2015 dengan jumlah pasien dari Januari
2015 sampai Desember 2015 yaitu 6.718 orang. Total jumlah perawat yang bertugas
di ruang rawat inap 63 orang dengan tingkat pendidikan yaitu 2 orang SPK, 39 orang
URMED UR TU UD
ESELON PELAYANAN
menjadi 2 kategori yaitu perempuan dan laki-laki. Umur di bagi menjadi 3 kategori
yaitu < 25 tahun, 25-35 tahun dan > 35 tahun. Tingkat pendidikan dibagi menjadi 3
kategori yaitu SPK, D-III dan S-1 Keperawatan. Masa kerja dibagi dalam 3 katgori
yang didapatkan yaitu < 5 tahun, 5 – 20 tahun dan > 20. Berat Badan dibagi menjadi
2 kategori berdasarkan median yang didapat < 50 kg dam > 50 kg dan Indeks Massa
Tubuh (IMT) dibagi menjadi 4 kategori yaitu kurus, normal, gemuk tingkat ringan
dan gemuk tingkat berat. Maka karakteristik responden pada perawat Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut :
Jumlah
Karakteristik Responden
n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 19,0
Perempuan 51 81,0
Jumlah 63 100
Umur
< 25 tahun 29 46,0
25 – 35 tahun 25 39,7
> 35tahun 9 14,3
Jumlah 63 100
Pendidikan
SPK 2 3,1
D-III 39 61,9
S-1 Keperawatan 22 35,0
Jumlah 63 100
Jumlah
Karakteristik Responden
n %
Masa Kerja
< 5 tahun 51 81,0
5 – 20 tahun 8 12,7
> 20 tahun 4 6,3
Jumlah 63 100
Berat Badan
< 50 Kg 12 19,0
> 50 Kg 51 81,0
Jumlah 63 100
Indeks Massa Tubuh
Kurus 0 0
Normal 29 46,0
Gemuk tingkat ringan 20 31,8
Gemuk tingkat berat 14 22,2
Jumlah 63 100
terbanyak adalah dibawah 25 tahun yaitu 29 orang (46,0%). Pada Umur tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia produktif dan siap
menjalani pekerjaan baik secara fisik maupun psikologi. Dari jenjang pendidikan
dapat diketahui bahwa kelompok pendidikan responden terbanyak adalah D-III yaitu
39 orang (61,9%) hal ini menggambarkan pengetahuan yang cukup memadai dari
(81,0%) menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih baru bekerja dan
kebanyakan masih berstatus pegawai honor, hal ini akan mempengaruhi minat dan
dari perawat yang lebih senior. Responden memiliki berat badan terbanyak lebih dari
50 kg yaitu 51 orang (81,0%) dan sebagian besar memiliki Indeks Massa Tubuh
(IMT) kategori normal yaitu 29 orang (46,0%) menandakan bahwa komposisi zat
gizi dan kalori responden dalam keadaan baik dan sesuai kadarnya sehingga tidak
Beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa beban kerja perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016
mayoritas berada pada kategori berat yaitu 33 orang (52,4%). Persentase tertinggi
beban kerja perawat pada kategori berat karena secara keseluruhan pertanyaan
tentang beban kerja lebih banyak dijawab responden dengan „sangat sering‟ yang
Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
1 Komunikasi pada
pasien 6 9,5 10 15,9 23 36,5 24 38,1 63 100
2 Memberikan obat
obatan yang
11 17,5 6 9,5 27 42,9 19 30,1 63 100
didelegasikan
oleh dokter
3 Memberi makan
10 15,9 8 12,7 22 34,9 23 36,5 63 100
minum pasien
4 Memperhatikan
dan membantu
16 25,4 8 12,7 9 14,3 30 47,6 63 100
dalam kebersihan
diri pasien
5 Serah terima
pasien dari luar 11 17,5 9 14,3 23 36,5 20 31,7 63 100
ruangan
6 Mengukur /
mengobservasi /
9 14,3 10 15,9 21 33,3 23 36,5 63 100
mengawasi tanda
tanda vital pasien
7 Perawatan luka
6 9,5 9 14,3 22 34,9 26 41,3 63 100
pada pasien
8 Mempersiapkan
kebutuhan
10 15,9 7 11,1 12 19,0 34 54,0 63 100
sebelum operasi
pasien
9 Mengobservasi
dan pemasangan 7 11,1 7 11,1 24 38,1 25 39,7 63 100
infus pada pasien
10 Melakukan
pemasangan dan
mengontrol
6 9,5 9 14,3 19 30,2 29 46,0 63 100
kebutuhan
oksigen pada
pasien
Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
11 Melakukan
Administrasi 5 7,9 8 12,7 19 30,2 31 49,2 63 100
pasien
12 Menyiapkan
kebutuhan obat-
7 11,1 6 9,5 23 36,5 27 42,9 63 100
obatan untuk
pasien
13 Menyiapkan alat-
alat penunjang 6 9,5 8 12,7 18 28,6 31 49,2 63 100
kesehatan
14 Melakukan
koordinasi dan
konsultasi demi 10 15,9 9 14,3 20 31,7 24 38,1 63 100
kepentingan
pasien
15 Melakukan
kegiatan kurir
yang berkaitan
11 17,5 9 14,3 20 31,7 23 36,5 63 100
dengan
kepentingan dan
kebutuhan pasien
16 Melakukan dan
mendapatkan
kegiatan
17 27,0 17 27,0 12 19,0 17 27,0 63 100
pengembangan
dan pelatihan
keperawatan
17 Melakukan
diskusi antar 15 23,8 20 31,8 13 20,6 15 23,8 63 100
sesama perawat
18 Melakukan
kegiatan
pengembangan 8 12,7 10 15,9 26 41,3 19 30,2 63 100
organisasi rumah
sakit
19 Istirahat pada saat
11 17,5 12 19,0 17 27,0 23 36,5 63 100
jam kerja
20 Menonton televisi
pada saat jam 11 17,5 13 20,6 13 20,6 26 41,3 63 100
kerja
21 Tidur pada saat
12 19,0 7 11,1 19 30,2 25 39,7 63 100
jam kerja
22 Menerima dan
menelpon untuk
9 14,3 14 22,2 19 30,2 21 33,3 63 100
urusan pribadi
pada saat jam
Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
kerja
23 Membaca koran
dan majalah pada 11 17,5 16 25,4 16 25,4 20 31,7 63 100
saat jam kerja
24 Menerima tamu
pribadi pada saat 15 23,8 12 19,0 17 27,0 19 30,2 63 100
jam kerja
25 Datang terlambat
pada saat jam
32 50,8 31 49,2 0 0 0 0 63 100
kerja telah
berlangsung
26 Pulang lebih cepat
37
dari waktu jam 26 41,3 58,7 0 0 0 0 63 100
,
selesai kerja
27 Melakukan
kegiatan pribadi
10 15,9 10 15,9 26 41,2 17 27,0 63 100
terkait aktifitas
sehari hari
Penilaian beban kerja berdasarkan kuesioner yang diisi oleh responden dengan
langsung dan 9 pertanyaan tentang kegiatan lainnya terkait dengan kegiatan pribadi.
Dari uraian tugas dalam tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
orang (36,5%), sangat sering memperhatikan dan membantu dalam kebersihan diri
pasien sebanyak 30 orang (47,6%), sering melakukan serah terima pasien dari luar
mengawasi tanda tanda vital pasien sebanyak 23 (36,5%), sangat sering melakukan
sangat sering mengobservasi dan pemasangan infus pada pasien sebanyak 25 orang
(39,7), sangat sering melakukan pemasangan dan mengontrol kebutuhan oksigen pada
job description yang utama dari perawat di rumah sakit atau disebut kegiatan
perawatan langsung.
sebanyak 24 orang (38,1%), sangat sering melakukan kegiatan kurir yang berkaitan
dengan kepentingan dan kebutuhan pasien sebanyak 23 orang (36,5%), sangat sering
persentasi kegiatan keperawatan tidak langsung yang menjadi beban kerja perawat.
Dari jawaban pertanyaan diatas bisa juga menggambarkan produktifitas kerja tenaga
perawat dimana 80% waktu yang benar-benar produktif yang digunakan untuk
pelayanan kesehatan langsung dan kegiatan penunjang; sisanya 20% digunakan untuk
sering beristirahat pada saat jam kerja sebanyak 23 orang (36,5%) terutama perawat
shift malam, sangat sering menonton televisi pada saat jam kerja sebanyak 26 orang
(41,3%), sangat sering tidur pada saat jam kerja sebanyak 25 orang (39,7%)
dilakukan secara bergantian oleh perawat shift malam, sangat sering menerima dan
menelpon untuk urusan pribadi pada saat jam kerja sebanyak 21 orang (33,3%),
sangat sering membaca koran dan majalah pada saat jam kerja sebanyak 20 orang
(31,7%), sangat sering menerima tamu pribadi pada saat jam kerja sebanyak 19 orang
(30,2%), tidak pernah datang terlambat pada saat jam kerja telah berlangsung
sebanyak 32 orang (50,8%), pernah pulang lebih cepat dari waktu jam selesai kerja
sebanyak 37 orang (58,7%), sering melakukan kegiatan pribadi terkait aktifitas sehari
Kelelahan kerja perawat yang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk.
IV 010702 Binjai tahun 2016 dinilai dari keluhan yang dirasakan perawat setelah
Kelelahan n %
Rendah 14 22,2
Sedang 22 34,9
Tinggi 27 42,9
Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 63 100
Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
1 Merasa berat di
20 31,7 12 19,0 16 25,4 15 23,8 63 100
kepala
2 Merasa lelah di
21 33,3 6 9,5 14 22,2 22 34,9 63 100
seluruh badan
3 Merasa berat di
20 31,7 8 12,7 18 28,6 17 27,0 63 100
kaki
4 Sering menguap
13 20,6 17 27,0 15 23,8 18 28,6 63 100
pada saat bekerja
5 Pikiran terasa kacau
18 28,6 10 15,9 20 31,7 15 23,8 63 100
saat bekerja
6 Merasa mengantuk
21 33,3 13 20,6 10 15,9 19 30,2 63 100
saat bekerja
7 Merasakan beban
15 23,8 16 25,4 13 20,6 19 30,2 63 100
berat pada mata
8 Terasa kaku pada
20 31,7 17 27,0 9 14,3 17 27,0 63 100
saat bergerak
9 Merasa tidak stabil
20 31,7 10 15,9 13 20,6 20 31,7 63 100
pada saat berdiri
10 Merasa ingin
19 30,2 9 14,3 11 17,5 24 38,1 63 100
berbaring
Alternatif Jawaban
No Pernyataan Total %
TP % P % S % SS %
11 Merasa susah
28 44,4 6 9,5 14 22,2 15 23,8 63 100
berpikir
12 Merasa malas untuk
21 33,3 11 17,5 11 17,5 20 31,7 63 100
bicara
13 Merasa gugup 16 25,4 17 27,0 13 20,6 17 27,0 63 100
14 Merasa tidak dapat
19 30,2 12 19,0 12 19,0 20 31,7 63 100
berkonsentrasi
15 Merasa sulit
memusatkan 18 28,6 7 11,1 18 28,6 20 31,7 63 100
perhatian
16 Cenderung lupa 26 41,3 11 17,5 12 19,0 14 22,2 63 100
17 Merasa kurang
21 33,3 10 15,9 13 20,6 19 30,2 63 100
percaya diri
18 Merasa cemas 14 22,2 11 17,5 17 27,0 21 33,3 63 100
19 Merasa sulit
15 23,8 13 20,6 16 25,4 19 30,2 63 100
mengontrol sikap
20 Tidak dapat tekun
23 36,5 8 12,7 12 19,0 20 31,7 63 100
dalam bekerja
21 Merasa sakit kepala 22 34,9 8 12,7 17 27,0 16 25,4 63 100
22 Merasa kaku pada
16 25,4 19 30,2 13 20,6 15 23,8 63 100
bahu
23 Merasa nyeri di
30 47,6 6 9,5 19 30,2 8 12,7 63 100
bagian punggung
24 Merasa sesak nafas 24 38,1 18 28,6 7 11,1 14 22,2 63 100
25 Merasa haus 22 34,9 16 25,4 8 12,7 17 27,0 63 100
26 Suara terasa serak 26 41,3 18 28,6 6 9,5 13 20,6 63 100
27 Merasa pusing 23 36,5 11 17,5 14 22,2 15 23,8 63 100
28 Merasa ada yang
mengganjal di 19 30,2 15 23,8 14 22,2 15 23,8 63 100
kelopak mata
29 Anggota badan
32 50,8 11 17,5 9 14,3 11 17,5 63 100
terasa gemetar
30 Merasa kurang
28 44,4 8 12,7 11 17,5 16 25,4 63 100
sehat
responden seperti pada tabel di atas dimana sebagian besar responden tidak pernah
merasakan berat di kepala 20 orang (32,7%), sangat sering merasa lelah di seluruh
badan 22 orang (34,9%), tidak pernah merasa berat di kaki 20 orang (31,7%), sangat
sering menguap pada kerja 18 orang (28,6%), sering pikiran kacau saat bekerja 20
orang (31,7%), tidak pernah merasa mengantuk saat bekerja 21 orang (33,3%),
sangat sering merasakan beban berat saat bekerja 19 orang (30,2%), tidak pernah
terasa kaku saat bergerak 20 orang (31,7%), sangat sering merasa tidak stabil saat
berdiri 20 orang (31,7%), sangat sering merasa ingin berbaring 24 orang (38,1%),
tidak pernah merasa susah berfikir 28 orang (44,4%), tidak pernah merasa malas
untuk berbicara 28 orang (33,3%), pernah merasa gugup 17 orang (27,0%), sangat
sering tidak dapat berkonsentrasi 20 orang (31,7%), sangat sering merasa sulit
(41,3%), tidak pernah merasa kurang percaya diri 21 orang (33,3%), sangat sering
merasa cemas 21 orang (33,3%), sangat sering merasa sulit mengontrol sikap 19
orang (30,2%), tidak pernah tidak dapat tekun dalam bekerja 23 orang (36,5%), tidak
pernah merasa sakit kepala 22 orang (34,9%), pernah merasa kaku pada bahu 19
orang (30,2%), tidak pernah merasa nyeri di bagian punggung 30 orang (47,6%),
tidak pernah merasa sesak nafas 24 orang (38,1%), tidak pernah merasa ada yang
mengganjal di kelopak mata 19 orang (30,2%), tidak pernah anggota badan terasa
gemetar 32 orang (50,8%), tidak pernah merasa kurang sehat 28 orang (44,4%).
dengan alat Reaction Timer yang dilakukan dua kali kepada masing-masing perawat
Kelelahan n %
Normal 11 17,5
Ringan 23 36,5
Sedang 29 46,0
Berat 0 0
Jumlah 63 100
mengalami kelelahan kerja kategori sedang yaitu 29 orang (46,0%). Hal ini
mengalami kelelahan.
bahwa semua perawat mengalami kelelahan dengan tingkat kelelahan yang berbeda-
beda. Selanjutnya dilakukan uji Chi Square untuk melihat apakah ada hubungan
beban kerja dengan kelelahan pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara
Tabel 4.7 Distribusi Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada
Perawat Berdasarkan Pengukuran Reaction Timer di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 8 orang (12,7%) responden
kelelahan kategori normal. Dari 22 orang (34,9%) responden dengan beban kerja
sedang. Dari 33 orang (52,4%) responden dengan beban kerja barat mayoritas
statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I
Tabel 4.8 Distribusi Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat
Berdasarkan Pengukuran Kuesioner di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016
Kelelahan Kerja
Beban
Kerja Sangat Sig (p)
Perawat Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total
n % n % n % n % n %
Ringan 6 9,5 0 0 2 3,2 0 0 8 12,7
Sedang 3 4,8 10 15,9 9 14,3 0 0 22 34,9 0,003
Berat 5 7,9 12 19,0 16 25,4 0 0 33 52,4
Total 14 22,2 22 34,9 27 42,9 0 0 63 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 8 orang (12,7%) responden
yang dengan beban kerja ringan mayoritas merasakan kelelahan kategori rendah
sebanyak 6 orang (9,5%). Dari 22 orang (34,9%) responden dengan beban kerja
Dari 33 orang (52,4%) responden dengan beban kerja berat mayoritas merasakan
kelelahan kategori tinggi sebanyak 16 orang (25,4%) Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB dengan nilai p
5.5.1 Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB
Tahun 2016
berdasarkan shif pagi (jam 08.00 – 16.00 WIB) atau shift malam (16.00 – 08.00 WIB)
Tabel 4.9 Distribusi Shift Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB
Tahun 2016
Kelelahan Kerja
Shift Kerja
Perawat Normal Ringan Sedang Berat Total
n % n % n % n % n %
Pagi (08.00 - 16.00) 4 6,3 11 17,5 11 17,5 0 0 26 41,3
Malam (16.00 -
08.00) 7 11,1 12 19,0 18 28,6 0 0 37 58,7
responden yang bertugas pada shift pagi menunjukkan sebanyak 4 orang (6,3%)
kategori ringan dan 11 orang (17,5%) mengalami kelelahan kategori sedang. Dari 37
orang (58,7%) responden yang bertugas pada shift malam menunjukkan sebanyak 7
sedang. Secara umum hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan respoden yang
bertugas pada shift pagi mengalami kelelahan kategori ringan dan sedang sebanyak
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV
010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016
Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 paling
banyak berada pada tingkat berat yaitu 33 orang (52,4%), sisanya berada pada tingkat
sedang yaitu 22 orang (34,9%) dan tingkat ringan yaitu 8 orang (12,7%).
sebanyak 33 orang perawat menyatakan bahwa beban kerja yang dialami dalam
kategori berat hal ini diungkapkan sebagian besar responden yaitu 28 orang (44,4%)
tingkat pendidikan D-III, 26 orang (41,3%) mempunyai masa kerja dibawah 5 tahun,
25 orang (39,7%) dengan berat badan diatas 50 kilogram dan 15 orang (23,6%)
oleh jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, berat badan dan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Jika dilihat dari jenis kelamin mayoritas responden dengan kerja
berat adalah perempuan disebabkan karena ukuran tubuh, kekuatan otot perempuan
83
karena frekuensi responden terbanyak pada usia dibawah 25 tahun. Pada usia ini
merupakan usia produktif yang paling baik dimana responden melakukan aktifitas
yang beragam untuk menggali kemampuan dan pengalaman dalam bekerja. Hal ini
tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa umur dapat mempengaruhi beban
kerja. Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas
tertentu dan mencapai puncaknya sampai pada umur 25 tahun, semakin bertambah
beban kerja.
III, hal ini juga karena jumlah responden tingkat pendidikan ini paling banyak yaitu
dibawah 5 tahun, karena selain jumlah responden dengan masa kerja ini terbanyak
di bidang asuhan keperawatan agar mampu beradaptasi dan tidak merasa terbebani
dari tugas-tugasnya.
diatas 50 kilogram dan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal merasakan beban kerja
berat. Hal ini belum menggambarkan kondisi sebenarnya karena frekuensi responden
tidak terdistribusi rata. Responden dengan berat badan lebih dan Indeks Massa Tubuh
(IMT) kategori gemuk kemungkinan besar akan merasa lebih cepat lelah dibanding
dengan yang memiliki berat badan dan Indeks Massa Tubuh normal. Hal ini sesuai
status gizi dan beban kerja terhadap kelelahan kerja menjelaskan bahwa beban kerja
perawat di RSUD dr. Mohamad Soewandhie termasuk beban kerja kategori berat
Secara umum, tugas perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tentara
kebutuhan fisik, mental, dan spiritual pasien antara lain mengurangi penderitaan
pasien, memberikan rasa aman, dan nyaman, serta melakukan komunikasi terapeutik,
gawat atau saat akan meninggal, memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan, mendampingi dokter visite dan mencatat program yang akan
dilaksanakan, melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan pasien baik secara lisan
memelihara hubungan baik dengan pasien, keluarga pasien, dokter, dan anggota tim
yang lain, melakukan serah-terima tanggung jawab secara lisan dan tulisan, dan
Instalasi Rawat Inap yang menunjukkan bahwa perawat juga rentan terhadap beban
kerja fisik yang tinggi. Rata-rata pasien yang dirawat adalah pasien yang
Sementara jumlah perawat yang bertugas dalam shift pagi 5 orang dan shift malam 3
orang dengan jumlah pasien 17 sampai 26 orang dalam tiap ruangan, dengan
dengan jumlah jam kerja yang berbeda antara shift pagi (08.00-16.00 WIB) dan shift
malam (16.00-08.00 WIB). Hal ini menyebabkan beban kerja yang dirasakan oleh
perawat yang bertugas pada shift pagi dan shift malam juga berbeda. Berdasarkan
Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur, waktu lembur didefinisikan sebagai
waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja
dalam seminggu, atau 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam
Kerja, setiap pekerja berhak untuk mendapatkan waktu istirahat minimal ½ jam
setelah pekerja tersebut bekerja selama 4 jam, dimana waktu istirahat tersebut tidak
5.2. Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk.
IV 010702 Binjai Kesdam I BB Tahun 2016
melalui Reaction Timer di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702
Binjai Kesdam I BB Tahun 2016 yaitu 11 orang (17,5%) kategori normal, 23 orang
melalui Reaction Timer mayoritas merasakan kelelahan kategori sedang dan hasil
tinggi. Perbedaan ini disebabkan karena alat ukur yang berbeda antara pemeriksaan
secara subjektif dengan kuesioner dan pemeriksaan objektif dengan Reaction Timer,
mengalami kelelahan dalam kategori sedang, hal ini diungkapkan sebagian besar
mempunyai masa kerja dibawah 5 tahun yaitu 25 orang (39,7%) dengan berat badan
diatas 50 kilogram yaitu 27 orang (42,9%) dan memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)
kelelahan dalam kategori tinggi, hal ini diungkapkan sebagian besar responden
orang (23,8%), tingkat pendidikan S-1 yaitu 14 orang (22,2%), mempunyai masa
kerja dibawah 5 tahun yaitu 23 orang (36,5%) dengan berat badan diatas 50 kilogram
yaitu 24 orang (38,1%) dan memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) tingkat normal
tidak merata di 5 ruangan rawat inap dengan jumlah tempat tidur 105 set.
minimal, parsial dan total. Dari Metode Douglas diketahui jumlah kebutuhan perawat
sehingga kekurangan tenaga perawat dari jumlah yang ada hanya 3 orang. Tetapi
melihat perbandingan pasien dengan tenaga perawat yang bertugas tiap shift yaitu 3 –
5 orang perawat menangani rata-rata 20 pasien perhari, maka akan menjadi beban
kerja yang tinggi sehingga memungkinkan timbulnya kelelahan fisik dan psikis bagi
yang memiliki intelektual dan pengalaman yang tinggi, apabila tidak sesuai dengan
perbandingan jumlah pasien dengan tenaga yang ada maka tidak akan bisa
memberikan pelayanan yang optimal dan segera mungkin dalam waktu yang pendek.
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas
pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Selain itu beban kerja
mempengaruhi kepuasan pasien, seperti, perawat tidak segera datang ketika pasien
pekerjaan yang lain. Beban kerja yang terlampau tinggi pada akhirnya akan memiliki
beberapa dampak yang buruk, misalnya kesalahan dalam pengerjaan pasien yang
Menurut Tarwaka (2010), bahwa kelelahan kerja juga dipengaruhi oleh tugas
fisik yang berkaitan dengan tata ruang, sarana kerja, kondisi beban kerja, cara angkat-
kerja fisik baik dari segi tugas fisik, beban kerja utama, dan beban kerja tambahan
dapat memperparah tingkat kelelahan kerja. Jika otot berkontraksi melebih 20% dari
melakukan istirahat dapat memperparah tingkat kelelahan kerja. Kondisi ini jika
dibiarkan, maka kelelahan kerja akan terakumulasi dan dapat menurunkan derajat
kesehatan perawat, sehingga pihak rumah sakit perlu membuat kebijakan terkait
dan mengobati kelelahan kerja adalah melalui manajemen kelelahan kerja. Kelelahan
kerja dapat diatasi melalui tindakan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Manajemen
kelelahan kerja dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek dan panjang. yang dapat
5.3. Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja Pada Perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB
Tahun 2016
kelelahan pada perawat dengan reaction timer dari 8 orang (12,7%) perawat yang
menjawab beban kerja ringan yaitu 5 orang (7,9%) mayoritas mengalami kelelahan
kategori normal yaitu 5 orang (7.9%). Dari 22 orang (34,9%) perawat menjawab
beban kerja sedang, mayoritas mengalami kelelahan kategori sedang yaitu 11 orang
(17,5%). Dari 33 orang (52,4%) perawat menjawab beban kerja berat, mayoritas
pada perawat melalui kuesioner dapat dilihat bahwa dari 8 orang (12,7%) perawat
yang menjawab beban kerja ringan mayoritas merasakan kelelahan kategori rendah
yaitu 6 orang (9,5%). Dari 22 orang (34,9%) perawat menjawab beban kerja sedang
Dari dari 33 orang (52,4%) perawat menjawab beban kerja berat mayoritas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji Chi Square tentang
pengaruh beban kerja terhadap kelelahan perawat melalui alat reaction timer dimana
nilai p= 0,002 (p < 0,05), Sementara melalui kuesioner pengaruh beban kerja
terhadap kelelahan perawat memiliki nilai p= 0,003 (p < 0,05), artinya ada pengaruh
yang signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016.
Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Rahayu (2013) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang cukup berarti antara beban kerja fisik dan kelelahan kerja.
Hal tersebut disebabkan karena semakin berat beban kerja perawat yang
diberikan, maka semakin tinggi kelelahan yang dialami perawat. Menurut Tarwaka
(2010), bahwa salah satu penyebab kelelahan kerja adalah aktifitas kerja. Adanya
aktifitas kerja menyebabkan timbulnya beban kerja dari aktifitas yang dilakukan
tersebut. Beban kerja merupakan suatu beban atau tanggungan yang diperoleh dari
aktifitas kerja yang dilakukan. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban
kerja mental. Pada beban kerja fisik melibatkan kerja otot atau mempengaruhi fungsi
Bila dikaitkan karakteristik responden dengan beban kerja dan kelelahan kerja
yang diukur berdasarkan reaction timer menunjukkan bahwa dari 29 orang responden
dengan umur dibawah 25 tahun mayoritas merasakan beban kerja berat 16 orang
(25,4%), mengalami kelelahan kerja fisik ringan dan sedang sama banyak yaitu 12
orang (19,0%). Dengan demikian perawat dengan umur yang muda dan baru bekerja
sebagai perawat cenderung merasakan beban kerja yang berat sebagai perawat,
karena dalam proses pembelajaran dan adaptasi terhadap tugas-tugas sebagai perawat
di rumah sakit. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa umur
dapat mempengaruhi beban kerja. Semakin tua umur seseorang semakin besar resiko
kelelahannya. Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena
(Suma‟mur, 2009).
beban kerja berat 28 orang (52,4%) dan kelelahan kerja fisik sedang 27 orang
(42,9%). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perawat dengan jenis kelamin
pelayanan keperawatan kepada pasien sehingga merasa cepat lelah. Hal ini sesuai
dengan teori tingkat kelelahan wanita lebih besar daripada laki-laki karena secara
biologis wanita mengalami siklus haid, kehamilan dan menopause juga secara sosial,
kultural yaitu akibat sebagai ibu dalam rumah tangga dan tradisi sebagai pencerminan
kerja berat 18 orang (28,5%), mengalami kelelahan fisik ringan dan sedang sama
secara langsung terhadap kelelahan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perawat dengan pendidikan D-III mayoritas merasakan beban kerja yang berat dan
mengurangi resiko stress dan kelelahan. Dari 51 orang responden dengan masa kerja
(41,3%) dan mengalami kelelahan kerja fisik sedang 25 orang (39,7%). Masa kerja
perawat dengan masa kerja yang kurang dari 5 tahun merasa terbebani dalam bekerja
mayoritas merasakan beban kerja berat 25 orang (39,7%) dan mengalami kelelahan
kerja fisik sedang 27 orang (46,0%). Dari 29 orang yang mempunyai Indeks Massa
Tubuh (IMT) normal menunjukkan mayoritas merasakan beban kerja berat 15 orang
berat badan dan Indeks Massa Tubuh menyebabkan seseorang merasa terbebani
dalam bekerja dan merasa cepat lelah, demikian juga dengan perawat yang kelebihan
berat badan akan merasa lebih cepat lelah dibandingkan perawat dengan berat badan
yang ideal.
Penurunan kerja otot ini dapat menyebabkan kelelahan kerja. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2013), bahwa terdapat hubungan
yang cukup berarti antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Selain itu, penelitian
yang dilakukan Hariyati (2011), bahwa terdapat pengaruh beban kerja terhadap
terjadinya kelelahan kerja. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wati dan
Haryono (2011), bahwa beban kerja memiliki hubungan bermakna dengan kelelahan
kerja pada tenaga kerja. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ramayanti (2015),
bahwa beban kerja dan kelelahan kerja memiliki hubungan berkategori berat dan
peningkatan asam laktat. Hal ini didukung oleh Nawawinetu (2012), bahwa salah satu
penyumbang terjadinya kelelahan kerja adalah peningkatan beban kerja fisik. Hal
Jika beban kerja fisik melebihi asupan oksigen maksimum, maka menyebabkan
penurunan suplai oksigen ke otot sehingga akan terjadi proses anaerob dalam
memecah glikogen otot menjadi energi dan asam laktat. Asam laktat bersama air
kemudian menumpuk di otot sehingga menjadikan otot bengkak dan akan sulit
berkontraksi. Hal tersebut akan menimbulkan gejala rasa lelah. Selain itu,
kalori kurang. Kurangnya asupan kalori menyebabkan tubuh kekurangan glukosa. Hal
laktat, sehingga jika asupan kalori berkurang makan asam laktat di tubuh akan
kelelahan kerja berdasarkan beban kerja. Adanya perbedaan tingkat kelelahan kerja
berdasarkan beban kerja disebabkan perawat memiliki aktifitas kerja yang berbeda
satu sama lain, misalnya pada satu waktu ada yang melakukan konsultasi dokter,
Selain itu, berdasarkan data kunjungan yang dimiliki oleh Rumah Sakit
Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB disetiap ruangan dimana jumlah pasien
cenderung meningkat setiap tahun sehingga diperkirakan jumlah pasien akan semakin
meningkat dalam tahun-tahun kedepannya, hal ini juga akan menambah beban kerja
perawat. Penambahan beban kerja bila tidak diimbangi dengan jumlah tenaga perawat
perawat yang diamati dengan memperhatikan semua kegiatan yang dilakukan oleh
perawat. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari 63 orang responen.
Peneliti melihat kegiatan responden pada kedua shift kerja yaitu shift pagi dan malam,
dengan tujuan untuk melihat jenis pekerjaan yang menjadi beban kerja responden di
masing-masing waktu.
dijabarkan dalam hasil penelitian, diketahui bahwa beban kerja yang dimiliki oleh
perawat cenderung tinggi, terutama pada shift malam. Shift kerja di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB masih menggunakan
dua shift yaitu shift pagi (08.00 s.d 16.00 WIB) dan shift malam (16.00 s.d 08.00
WIB). Hal ini akan mempengaruhi beban kerja perawat melihat keberagaman tugas
yang dilakukan perawat dan jam kerja yang melewati waktu standar jam kerja harian
dan mingguan terutama pada shift malam selama 16 jam dengan rotasi jaga yang
tidak tetap.
responden yang bertugas pada shift pagi menunjukkan sebanyak 4 orang (6,3%)
kategori ringan dan 11 orang (17,5%) mengalami kelelahan kategori sedang. Dari 37
orang (58,7%) responden yang bertugas pada shift malam menunjukkan sebanyak 7
sedang. Secara umum hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan respoden yang
bertugas pada shift pagi mengalami kelelahan kategori ringan dan sedang sebanyak
Setyawati (2010), bahwa shift kerja dapat menimbulkan kelelahan kerja karena
kurangnya waktu tidur khususnya pada shift malam. Hasil diatas sejalan dengan
penelitian Anastasia (2015) dimana diperoleh melalui uji chi square antara shift kerja
dengan kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,0001 dimana p < 0,05, artinya ada
hubungan shift kerja dengan terjadinya kelelahan pada perawat di Rumah Sakit
Malahayati Medan tahun 2015. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Hestya,
dkk (2012) juga menunjukkkan adanya pengaruh kerja shift terhadap kelelahan.
Jika dilihat dari sistem pengaturan shift dan jumlah jam kerja tiap-tiap shift
yang dibebankan kepada perawat di Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702
Binjai Kesdam I BB setiap perawat bertugas rata-rata 48 jam kerja dalam seminggu.
Hal ini telah melewati batas maksimum untuk pekerja dengan 6 hari kerja yaitu 40
kemampuannya supaya dapat bekerja lebih efektif. Pada malam hari, perawat juga
lebih dituntut memberikan pelayanan lebih banyak kepada pasien. Lebih sering
masuk ke ruangan pasien untuk memperhatikan kondisi pasien karena pada waktu
shift malam waktu pasien tertidur sehingga pelayanan lebih banyak diperhatikan. Di
samping itu adanya waktu luang digunakan oleh perawat shift malam mengevaluasi
kegiatan dari shift pagi dan sore selanjutnya memberikan kebutuhan pasien yang
Shift malam juga menyebabkan waktu tidur malam pada perawat terganggu
karena mereka diwajibkan harus dalam keadaan siap dan tidak boleh lengah agar
dapat terus memantau pasien tersebut. Kewajiban tersebut yang membuat perawat
sangat sering merasa mengantuk dan ingin berbaring sehingga tingkat kelelahan yang
dirasakan lebih tinggi daripada siang hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Suma‟ mur (2013) yang menyatakan bahwa kelelahan pada kerja malam relatif
sangat besar, salah satunya yaitu faktor faal dan metabolisme yang tak dapat
diserasikan dan sangat kuatnya kerja saraf parasimpatis dibanding dengan persyarafan
simpatis pada malam hari. Padahal seharusnya untuk bekerja, bekerjanya saraf
Penyebab lain terjadinya kelelahan pada saat shift malam yaitu karena
bekerja pada malam hari dapat mengganggu pola tidur yang mengarah ke gangguan
irama circadian normal yang terjadi selama 24 jam dimana orang terjaga pada siang
hari dan tidur pada malam hari. Kegiatan selama malam hari ketika irama circadian
dikondisikan untuk tidur tetapi digunakan untuk beraktifitas dan siang hari digunakan
untuk tidur yang biasanya digunakan untuk melakukan aktifitas dapat menimbulkan
dampak negatif yang salah satunya kelelahan pada pekerja yang menjalani shift
malam. Gangguan irama circadian ini mengakibatkan perawat sering merasakan lelah
Pengaruh shift kerja pada pekerja menurut Setyawati dan Imam (2008) adalah
: 1) Aspek fisiologis yaitu dengan adanya pengaruh siklus harian (circadian rhytme)
gangguan pola tidur, mudah lelah serta gangguan kesehatan lain. 2) Aspek psikologis
yaitu adanya ketidakpuasan dalam bekerja dan iritatif sehingga mudah menimbulkan
kecelakaan kerja. 3) Aspek kinerja yaitu adanya peningkatan kesalahan dan ketelitian
dalam bekerja. 4) Aspek domestik dan sosial yaitu adanya dampak negatif pada shif
Tanggung jawab yang harus dijalani pada malam hari juga menimbulkan
beban kerja yang berdampak pada timbulnya stress yang salah satu akibatnya dapat
menyebabkan terjadinya kelelahan karena perawat dituntut untuk selalu siaga untuk
melakukan penjagaan kepada pasien. Keadaan irama circadian yang terganggu pada
malam hari juga menjadi penyebab timbulnya kelelahan pada perawat karena fungsi
tubuh yang tidak sesuai dimana tubuh beraktifitas pada malam hari dan istirahat pada
siang hari. Irama circadian yang di maksud menurut (Ilyas, 2011) yang menjelaskan
bahwa selama 24 jam tubuh mempunya 2 fase, yaitu fase ergotrophic dimana pada
siang hari semua organ dan fungsi tubuh siap untuk melakukan suatu tindakan, serta
fase trophotropic dimana pada malam hari tubuh melakukan pembaharuan cadangan
merasa berat di kaki; pikiran terasa kacau saat bekerja; merasa mengantuk; merasa
ingin berbaring; merasa susah berpikir; merasa gugup; merasa tidak dapat
diri; sulit mengontrol sikap; sakit kepala; kaku pada bahu; nyeri bagian punggung;
merasakan berat di kepala, lelah pada seluruh badan, berat di kaki, sering menguap,
pikiran terasa kacau saat bekerja, mengantuk, beban pada mata, merasa ingin
berbaring, sakit kepala, nyeri bagian punggung, merasa haus, pusing, mengganjal di
stabil berdiri, susah berpikir, malas bicara, tidak dapat berkonsentrasi, sulit
memusatkan perhatian, cenderung lupa, cemas, sulit mengontrol sikap, kaku pada
bahu, anggota badan gemetar. Keadaan ini dapat terjadi karena masing-masing
kelelahan, tetapi hal tersebut diakui tidak mengganggu pekerjaan mereka sama sekali.
cara yang di tujukan kepada aneka hal yang bersifat umum, misalnya menerapkan
mungkin, misalnya 2–3 hari sekali. Hal ini sudah sesuai dengan sistem shift kerja di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB yaitu
melakukan shift kerja dengan rotasi 2–3 hari. Beberapa hal yang harus diperhatikan
pada saat pengaturan shift kerja, salah satunya adalah tersedianya waktu libur akhir
pekan minimal 2 kali dalam sebulan agar perawat memiliki waktu berkumpul
bersama keluarga dan kehidupan sosial. Hal ini berhubungan dengan kondisi
BAB 6
6.1. Kesimpulan
terhadap kelelahan kerja pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Tentara Tk.
1. Beban kerja perawat sebagian besar berada pada tingkat berat yaitu 33 orang
(52,4%), tingkat sedang yaitu 22 orang (34,9%) dan paling sedikit berada pada
2. Kelelahan kerja perawat yang diukur melalui Reaction Timer sebagian besar
berada pada kategori sedang yaitu 29 orang (46,0%), kategori ringan 23 orang
(36,5%) dan paling rendah berada pada kategori normal 11 orang (17,5%).
Sedangkan kelelahan kerja perawat yang diukur melalui kuesioner sebagian besar
berada pada kategori tinggi 27 orang (42,9%), kategori sedang 22 orang (34,9%),
3. Hasil analisis statistik dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Tk. IV 010702 Binjai Kesdam I BB tahun 2016
berdasarkan alat ukur reaction timer dengan nilai p= 0,002 (p < 0,05) dan
berdasarkan kuesioner nilai p = 0,003 (p < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan
102
bahwa semakin tinggi beban kerja fisik, maka semakin tinggi pula tingkat
6.2. Saran
Instalasi Rawat Inap. Dalam hal ini rumah sakit diharapkan memperhatikan
distrubusi perawat pada unit atau ruangan dengan beban kerja yang paling
tinggi sehingga beban kerja perawat pada setiap ruangan jadi seimbang dan
optimal.
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia T., 2015. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di
Rumah Sakit Malahayati Medan Tahun 2015. Skrpsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Azhar, H. V., 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Dari Teori
Praktik, Rajawali Pers, Jakarta.
Budiono, A.M.S., 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Semarang:
Penerbit UNDIP
Chattopadhya, A., Ghosh, R., Maji, S., Ray, T.G., dan Lahiri, S.K., 2012. A Time
Motion Study In The Immunization Clinic Of A Tertiary Care Hospital Of
Kolkata, West Bengal. Indian Journal of Community Medicine, 37 (1).
Depkes RI, 1999. Buku Pedoman Tatanan Kerja di Sarana Pelayanan Kesehatan,
Jakarta.
Dewi, H.P.A., 2013. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja
pada Perawat Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Kota Surabaya.
http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdls1-2010-dewihening-11518
fkm171-b.pdf. Maret 2016
Dianasari, E., 2015. Perbedaan Keluhan Kelelehan pada Perawat Berdasarkan Unit
Kerja di RSU Kaliwates Jember (Studi Pada Unit Rawat Jalan, Unit Rawat
Inap, dan Unit Gawat Darurat).http://adln.lib. unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-
gdl-s1-2014-dianasarie-37114-7.-abstr-k.pdf (diakses 9 Maret 2015)
Doheny, M.O., C.B. Cook, dan M.C. Stopper, 1997. The Discipline of Nursing: An
Introduciton. 4th edition. Stamford, Conn: Appleton & Lange.
Eraliesa, 2009. Hubungan Faktor Individu dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tapaktuan Kecamatan Tapaktuan
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU.
105
Universitas Sumatera Utara
`
Ernawati, N.A.K. Nursalam, dan Djuari, L., 2011. Kebutuhan Riil Tenaga Perawat
Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN), Jurnal Ners, 6 (1),
86-93.
Hariyati, Hardjanto, Aliyani, 2011, Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja
Pada Pekerja Linting Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta,
Skripsi, Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
Hendrich, A., Chow, M.P, Bafna, S., Choudhary, R., Heo, Y., and Skierczynski, B.A.
2008. Unit-Related Factors That Affect Nursing Time With Patients: Spatial
Analysis Of The Time And Motion Study. Health Environments Research &
Design Journal, 2 (2).
Ilyas, Y. 2011. Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda Dan Formula, Jakarta:
Pusat Kajian Ilmu Kesehatan FKM-UI. CV Usaha Prima.
Kurniadi, A., 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Teori, Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Lisnawati, M., 2013. Pengaruh beban Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan di Instalasi
Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan, Tesis, Medan: Universitas Sumatera
Utara
Luwis dan Carini, 1984. Critical care Dependency Tool: Monitoring The Changes.
Aust Crit Care.
Maharja, R., 2015. Hubungan Beban Kerja Fisik, Shift Kerja, dan Asupan Kalori
dengan Kelelahan Kerja, Skripsi, Surabaya; Universitas Airlangga.
Manuaba. A., 2000. Ergonomi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Surabaya: PT.
Guna Widya.
Marquis, B.L. and Huston, C.J., 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Teori dan Aplikasi edisi 4. Jakarta: EGC.
Mildon, B.L, 2011. The Concept of Home Care Nursing Workload: Analysis and
Significance. University of Toronto
Nugraha, A., 2010.Kelelahan Pada Pekerja di Instalasi Gizi Rumah Sakit (Studi pada
Pekerja Instalasi Gizi RS. Pusdik Gasum Porong). http://adln.lib.unair.
ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2010-nugrahand- 10987 (Diakses 9 Maret
2015)
Nurmianto, E., 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: Guna
Widya.
Ogawa, K., 2008. Workload Of Home Health Care Nurses In Japan. All rights
reserved
Palestin, B., 2006. Fungsi Perawat Spesialis Agar Terhindar Dari Masalah Etik
Maupun Hukum. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan.
Polit, D. F., and Beck, C. T., 2012. Nursing: Generating And Assessing Evidence For
Nursing Practice. Ninth Edition.
Ramayanti, R., 2015. Hubungan Status Gizi dan Beban Kerja terhadap Kelelahan
Kerja (Studi Pada Tenaga Kerja PT. Hikmah Sejahtera Bagian Catering
Hikmah Food Surabaya, Skripsi, Surabaya; Universitas Airlangga.
Riyanto, H., 2010. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Pemantauan Status
Gizi Orang Dewasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), Jurnal Nutrisi. Vol ;
2, no; 87: 801-809.
Rizky, 2009. Analisis Beban Kerja Perawat Berdasarkan Tingkat Kelelahan Terhadap
Ketergantungan Pasien Studi Menggunakan Time and Motion Study di
Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya, Jurnal elektronik, Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga, Surabaya (fkm@unair.ac.id).
(diakses pada 26 April 2016)
Santoso, G., 2014. Ergonomi: Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Sari, A.R., 2014.Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Asupan Kalori dengan
Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja Wanita di PT Meermaid Textile (Mertex)
Mojokerto.http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2014-sariastinr-
33589 (diakses 9 Maret 2015)
Suma‟mur, P.K., 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : PT.
Gunung Agung.
Siswanto, A., 1991. Ergonomi. Surabaya: Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Jawa Timur Departemen Tenaga.
Soeharto, 2004. Serangan Jantung dan Stroke, Hubungannya dengan Lemak dan
Kolesterol. Edisi 2. Jakarta:PT. gramedia Pustaka Utama.pp. 120-30, 206-15.
Swansburg, 1999. Nursing personnel planning for rural hospitals in Burdwan District,
West Bengal, India: Using workload indicators of staffing needs. J Health
Popul Nutr; 32(4), 658-664.
Tappen, R.M., Weis, S.A and Whithead, D.K, 1998. Essential of nursing leadership,
Philadelphia: E.A. Davis Company.
Utami, A.R.D. Hubungan Antara Beban Kerja dan Intensitas Kebisingan dengan
Kelelahan pada Tenaga Kerja Pemeliharaan Jalan Cisalak Kota Serayu Indah
Cilacap. ht tp: / /www. l ib.unnes .ac.id/18232/1/6450406011.pdf (diakses 4
Maret 2015)
Wati, M. dan Haryono, W./Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja
Karyawan Laundry di Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota
Yogyakarta.http://download.portalgaruda.
org/article.php?article=123547&val=5543 (diakses 4 Maret 2015)
Wignjosoebroto, S., 2003, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja, Surabaya : Guna Widya.
Zuliana, N., 2013. Hubungan Karakteristik Individu dan Faktor Pekerjaan terhadap
Tingkat Perasaan Kelelahan Kerja Perawat Rawat Inap RSUD Dr. Iskak
Tulungagung.http//adln.lib.ac.id/ go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2013-zuliananim-
26993 (diakses 9 Maret 2015)
Lampiran 1.
bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
Pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK.IV 010702 Binjai
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
Medan, 2016
Peneliti Yang membuat pernyataan
Arlina
Lampiran 2.
KUESIONER
Hubungan Beban Kerja Terhadap Kelelahan
Nama : ARLINA
NIM : 147032114
Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakat USU
KUESIONER PENELITIAN
A. Pengantar
1. Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara/i membaca dengan teliti dan pahami maksud dari
setiap butir pertanyaan dan seluruh pilihan alternatif jawaban yang ada. Jawaban
diisi menurut keyakinan Bapak/Ibu/Saudara/i, kuesioner ini tidak mempengaruhi
posisi atau jabatan Bapak/Ibu/Saudara/i dan kerahasiaan tetap terjaga.
2. Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah membantu penelitian
untuk menjawab kuesioner ini.
B. Identitas Responden
1. No. Responden : ..............................
2. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
3. Umur : ............................. Tahun
4. Pendidikan : □ SPK □ Diploma □ Sarjana
5. Masa Kerja : ............................. Tahun
C. Petunjuk Pengisian
1. Alternatif jawaban tersedia adalah :
TP = Tidak Pernah
P = Pernah
S = Sering
SS = Sering sekali
Jawablah setiap pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada
saat satu alternatif jawaban yang disediakan.
Alternatif jawaban
No Pernyataan
TP P S SS
1 Apakah saudara merasa berat di kepala?
2 Apakah saudara merasa lelah di seluruh badan?
3 Apakah saudara merasa berat di kaki?
4 Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja?
5 Apakah pikiran saudara terasa kacau saat bekerja?
6 Apakahsaudaramerasamengantuk?
7 Apakahsaudaramerasakanbebanpadamata?
8 Apakahgerakansaudaraterasakakupadasaatbergerak?
9 Apakahsaudaramerasatidakstabilpadasaatberdiri?
10 Apakah saudara merasa ingin berbaring?
11 Apakah saudara merasa susah berpikir?
12 Apakah saudara merasa malas untuk bicara?
13 Apakah saudara merasa gugup?
14 Apakah saudara merasa tidak dapat berkonsentrasi?
15 Apakah saudara merasa sulit memusatkan perhatian?
16 Apakah saudara cenderung lupa?
17 Apakah saudara merasa kurang percaya diri?
18 Apakah saudara cemas?
19 Apakah saudara merasa sulit mengontrolsikap?
20 Apakah saudara merasa tidak dapat tekun dalam
bekerja?
21 Apakah saudara merasa sakit kepala?
22 Apakah saudara merasa kaku pada bahu?
23 Apakah saudara merasa nyeri di bagian punggung?
24 Apakah saudara merasa sesak nafas?
25 Apakah saudara merasa haus?
26 Apakah suara saudara terasa serak?
27 Apakah saudara merasa pusing?
28 Apakah saudara merasa ada yang mengganjal di
kelopak mata?
29 Apakah anggota badan saudara terasa gemetar?
30 Apakah saudara merasa kurang sehat?
Sumber : Tarwaka (2010)
Alternatif jawaban
No Pernyataan
TP P S SS
A Kegiatan perawatan langsung - - - -
1 Saya melakukan Komunikasi pada pasien
2 Saya melakukan pemberian obat obatan yang
didelegasikan oleh dokter
3 Saya melakukan pemberian makan minum
4 Saya sangat memperhatikan dan membantu
dalam kebersihan diri pasien
5 Saya melakukan serah terima pasien dari luar
ruangan
6 Saya mengukur / mengobservasi / mengawasi
tanda tanda vital pasien
7 Saya melakukan perawatan luka pada pasien
8 Saya mempersiapkan kebutuhan sebelum
operasi pasien
9 Saya melakukan observasi dan pemasangan
infus pada pasien
10 Saya melakukan pemasangan dan mengontrol
kebutuhan oksigen pada pasien
B Kegiatan keperawatan tidak langsung
11 Saya melakukan Administrasi pasien pada saat
jam kerja
12 Saya menyiapkan kebutuhan obat obatan untuk
pasien
13 Saya menyiapkan alat alat penunjang kesehatan
untuk pasien
14 Saya melakukan koordinasi dan konsultasi
demi kepentingan pasien
15 Saya melakukan kegiatan kurir yang berkaitan
dengan kepentingan dan kebutuhan pasien
16
Saya melakukan dan mendapatkan kegiatan
pengembangan dan pelatihan keperawatan
misalnya, membaca buku keperawatan dan
lainnya
17 Saya melakukan diskusi antar sesama perawat
atau dengan atasan maupun dengan tim
kesehatan lain terhadap perkembangan kondisi
pasien
18 Saya melakukan kegiatan pengembangan
organisasi rumah sakit seperti pertemuan
dengan pimpinan rumah sakit dan lainnya pada
saat jam kerja
C Kegiatan lainnya - - - -
19 Saya istirahat pada saat jam kerja
20 Saya menonton televisi pada saat jam kerja
21 Saya tidur pada saat jam kerja
22 Saya menerima dan menelpon untuk urusan
pribadi pada saat jam kerja
23 Saya membaca koran dan majalah pada saat
jam kerja
24 Saya menerima tamu pribadi pada saat jam
kerja
25 Saya datang terlambat pada saat jam kerja telah
berlangsung
26 Saya pulang lebih cepat dari waktu jam selesai
kerja
27 Saya melakukan kegiatan pribadi terkait
aktifitas sehari hari misalnya: Makan dan
minum, ke kamar mandi, ganti pakaian dan
sembahyang pada saat jam kerja
Sumber : Ogawa, (2008), Mildon, (2011)
No Shift Kode BB Kode TB Kode BMI Kode Umur Kode L/P Kode Masa Kode Rangsang Kode Keterangan
(Kg) (m) Kerja (Milidetik)
(Th) (Th)
1 Pagi 1.00 83 2 1,72 2 28,06 3 22 1 L 1 1 1 255,4 2 Kelelahan Ringan
2 Pagi 1.00 56 2 1,55 2 23,31 3 26 2 P 2 2 1 420,1 3 Kelelahan Sedang
3 Pagi 1.00 60 2 1,56 2 24,65 3 26 2 P 2 1,5 1 423,3 3 Kelelahan Sedang
4 Malam 2.00 40 1 1,49 1 18,02 2 22 1 P 2 1 1 242,7 2 Kelelahan Ringan
5 Malam 2.00 65 2 1,65 2 23,88 3 49 3 L 1 30 3 239,2 1 Normal
6 Malam 2.00 60 2 1,5 1 26,67 3 27 2 P 2 1 1 421,6 3 Kelelahan Sedang
Beban Kerja
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 Jlh Kategori Kode
3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 1 3 4 3 1 2 3 85 Berat 3
4 2 2 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 1 4 87 Berat 3
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 3 98 Berat 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 2 4 2 4 1 2 1 4 89 Berat 3
3 4 4 1 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 2 1 2 2 1 4 1 4 1 2 2 2 3 73 Sedang 2
2 3 1 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 1 3 1 4 3 2 1 1 1 4 73 Sedang 2
4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 1 4 1 2 3 88 Berat 3
3 1 3 1 3 3 4 1 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 1 2 1 4 71 Sedang 2
2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 1 3 91 Berat 3
3 1 4 1 4 1 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 1 4 4 4 2 4 1 1 1 2 4 74 Sedang 2
4 2 2 4 1 4 1 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 1 4 3 1 3 4 2 1 1 3 75 Sedang 4
4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 3 4 2 4 1 2 2 91 Berat 3
2 1 2 1 2 1 2 1 4 2 2 3 4 1 2 3 1 3 1 2 1 1 3 4 1 1 2 53 Ringan 2
3 3 2 4 1 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 1 4 2 3 1 3 1 4 3 2 2 3 73 Sedang 1
4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 2 2 2 1 4 83 Berat 3
4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 2 2 3 2 2 3 88 Berat 3
1 3 1 4 2 3 3 4 3 2 3 1 3 4 1 3 2 1 4 4 1 2 4 1 2 2 4 68 Sedang 2
4 3 3 4 4 1 4 2 4 1 4 4 3 2 3 2 4 3 2 1 2 4 2 3 1 2 3 75 Sedang 2
3 4 2 1 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 4 3 3 4 2 1 4 81 Berat 3
2 1 3 2 1 4 3 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 2 1 3 1 2 1 2 3 65 Sedang 2
2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 2 2 2 4 1 2 2 3 81 Berat 3
4 3 1 4 3 3 1 4 1 2 3 4 2 4 1 4 1 3 2 4 4 3 2 3 1 2 3 72 Sedang 2
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 4 3 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 4 50 Ringan 1
1 3 2 1 2 1 4 1 3 1 2 3 4 3 1 1 3 3 2 1 1 1 3 2 1 1 1 52 Ringan 1
4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 1 2 1 2 83 Berat 3
4 1 3 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 4 1 2 1 3 4 1 1 2 1 1 1 2 3 49 Ringan 1
3 1 4 1 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 1 3 1 1 3 2 1 2 1 66 Sedang 2
4 3 4 4 2 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 1 4 1 4 2 3 4 4 1 2 2 83 Berat 3
4 1 4 2 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 1 4 4 1 4 1 2 2 2 78 Sedang 2
4 3 3 4 3 4 2 1 4 4 3 4 3 1 4 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 1 4 82 Berat 3
3 3 4 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 1 3 1 3 1 3 1 1 1 1 3 1 1 4 68 Sedang 2
4 3 4 4 1 4 4 4 1 4 4 2 1 4 3 4 2 4 3 1 4 3 4 4 2 1 3 82 Berat 3
3 3 1 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 3 81 Berat 3
3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 4 1 3 2 1 4 2 4 3 4 2 4 1 1 1 72 Sedang 1
3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 4 1 2 3 81 Berat 3
2 1 3 4 3 2 4 1 2 4 1 4 4 1 4 1 2 4 1 3 1 3 3 2 1 2 1 62 Sedang 2
4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 1 2 4 81 Berat 3
4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 1 4 1 2 4 2 1 1 2 80 Berat 3
4 2 1 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 1 4 4 3 2 1 3 84 Berat 3
1 3 3 1 1 3 1 4 1 1 4 1 4 1 1 1 1 3 2 4 1 2 1 1 1 1 2 50 Ringan 1
3 1 2 1 2 1 1 3 3 3 1 2 4 1 2 4 2 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 52 Ringan 2
4 4 2 2 4 4 2 4 3 3 3 3 1 4 3 2 1 3 4 2 4 3 2 4 1 2 3 77 Sedang 2
3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 1 1 2 4 86 Berat 3
3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 1 2 4 4 2 1 4 3 3 2 1 3 83 Berat 3
4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 1 4 2 2 1 2 2 2 4 81 Berat 3
4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 1 4 3 2 2 4 2 4 3 1 2 2 81 Berat 3
3 3 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 1 2 4 4 2 2 3 84 Berat 3
3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 1 3 3 2 1 3 4 4 1 2 3 81 Berat 3
2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 36 Berat 3
3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 3 3 2 1 2 84 Berat 3
2 2 1 3 3 2 1 4 1 2 1 3 1 2 2 1 4 1 3 1 1 2 1 3 1 1 3 52 Ringan 1
3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 1 2 4 1 1 3 4 2 2 4 84 Berat 3
1 2 3 1 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 1 4 4 4 4 1 4 2 3 2 2 4 74 Sedang 2
4 4 3 4 3 1 4 1 3 4 2 1 3 4 1 4 1 4 4 1 4 4 3 4 2 1 4 78 Sedang 2
2 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 1 3 4 4 2 2 3 83 Berat 3
3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 1 4 2 1 3 1 3 3 1 2 3 1 1 1 69 Sedang 2
3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 1 2 3 3 4 4 4 4 3 1 2 3 82 Berat 3
3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 1 2 4 4 1 4 3 1 2 1 2 1 67 Sedang 2
2 3 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 82 Berat 3
4 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 4 4 4 3 2 2 3 4 1 2 4 2 3 2 2 1 71 Sedang 2
3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 1 83 Berat 3
3 3 3 3 3 1 1 3 4 4 2 1 2 1 2 2 2 3 4 3 1 4 4 4 1 2 3 69 Sedang 2
1 3 1 3 2 2 2 1 2 1 4 1 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 52 Ringan 1
Kelelahan Kerja
Jlh Kategori Kode
K K K K K K K K K K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
3 3 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 1 4 3 4 3 4 2 1 4 4 3 1 1 4 1 3 1 2 86 Tinggi 3
2 1 1 4 1 4 4 3 2 4 4 2 4 2 1 2 1 2 1 3 1 3 2 4 1 2 2 4 1 2 70 Sedang 2
1 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 2 1 4 4 3 4 1 2 4 4 2 4 95 Tinggi 3
4 1 3 1 1 2 1 4 1 1 2 4 2 2 2 2 1 3 4 4 1 4 1 1 2 1 4 4 1 1 65 Sedang 2
4 4 3 3 4 4 2 2 1 4 1 2 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1 2 4 1 2 1 1 4 67 Sedang 2
4 2 4 4 3 1 1 4 1 3 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 2 4 1 2 3 4 4 3 72 Sedang 2
1 1 1 3 2 4 4 2 2 4 4 2 1 1 2 1 1 2 4 2 3 1 1 2 1 3 2 1 1 4 63 Sedang 2
1 1 1 1 3 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 3 1 4 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 48 Rendah 1
1 4 1 4 1 1 2 1 4 4 1 1 3 4 3 2 1 4 3 3 2 2 2 3 4 1 1 1 1 1 66 Sedang 2
3 3 4 2 4 2 4 4 2 4 1 4 2 4 3 3 4 4 4 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 80 Tinggi 3
3 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 4 1 50 Rendah 1
1 2 3 1 1 2 1 3 2 1 1 4 1 4 4 1 4 1 3 3 1 4 1 3 3 2 1 4 2 4 68 Sedang 2
3 3 1 3 3 1 2 3 4 3 1 1 2 1 1 1 3 2 4 3 3 1 3 4 1 2 3 1 3 1 67 Sedang 2
1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 44 Rendah 1
2 1 3 1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 2 4 50 Rendah 1
4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 1 2 4 3 4 2 4 2 1 4 3 1 1 2 4 2 3 1 1 1 81 Tinggi 3
4 1 1 4 1 3 3 2 1 4 2 4 4 1 4 1 1 1 2 4 3 2 1 1 2 2 4 2 1 4 70 Sedang 2
3 2 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 2 1 4 2 1 2 1 2 3 4 2 3 1 1 81 Tinggi 3
3 1 1 1 3 1 1 3 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 46 Rendah 1
1 1 4 3 3 1 3 1 4 3 2 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 1 1 1 3 2 4 1 3 1 74 Sedang 2
2 1 3 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 50 Rendah 1
1 1 3 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 1 3 4 2 3 4 72 Sedang 2
1 1 1 2 1 2 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 1 3 1 3 2 3 1 51 Rendah 1
3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 98 Tinggi 3
2 1 3 1 1 1 1 1 4 1 4 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 3 4 1 1 1 1 1 1 49 Rendah 1
2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 48 Rendah 1
1 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 1 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 2 2 1 2 1 1 70 Sedang 2
3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 1 1 4 3 4 4 4 3 1 2 1 4 3 1 1 88 Tinggi 3
4 4 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 2 1 1 4 4 4 3 4 4 4 1 2 1 4 1 1 1 1 81 Tinggi 3
2 4 3 3 3 1 3 3 3 4 4 1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 2 1 1 4 1 1 3 1 3 83 Tinggi 3
1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 4 1 3 2 2 2 2 50 Rendah 1
1 4 3 3 1 4 4 4 1 4 1 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 1 4 1 3 4 4 4 3 3 93 Tinggi 3
2 3 4 4 3 1 2 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 2 2 1 4 1 1 1 85 Tinggi 3
1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 42 Rendah 1
3 1 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 3 1 45 Rendah 1
4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 1 2 4 2 4 4 1 4 4 4 98 Tinggi 3
3 3 4 1 4 1 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 1 4 1 4 1 1 1 4 1 3 82 Tinggi 3
1 4 2 2 4 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 2 3 3 4 1 4 3 3 3 1 4 72 Sedang 2
3 3 4 2 1 4 1 1 2 1 1 4 3 4 4 3 4 1 4 1 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 68 Sedang 2
4 3 4 1 3 3 3 4 1 4 3 4 1 3 3 2 4 4 3 4 4 2 4 3 1 4 4 3 1 3 90 Tinggi 3
3 3 1 2 4 2 4 4 1 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 1 3 96 Tinggi 3
4 2 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 95 Tinggi 3
3 4 3 3 4 1 4 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 4 4 1 4 2 3 2 3 2 3 4 4 3 91 Tinggi 3
1 4 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 3 3 4 1 2 4 2 1 4 4 3 2 4 1 2 4 2 1 69 Sedang 2
2 4 4 2 4 3 1 4 4 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 3 4 2 4 1 3 2 4 3 89 Tinggi 3
3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 2 1 3 3 1 2 1 3 1 1 1 84 Tinggi 3
4 4 3 4 3 1 3 4 3 4 4 4 4 3 4 1 2 3 3 1 3 1 1 1 1 2 4 1 1 1 78 Tinggi 3
2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 1 4 4 4 3 4 2 3 94 Tinggi 3
1 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 1 4 2 3 1 1 2 1 4 1 2 1 81 Tinggi 3
4 4 1 3 4 2 4 1 3 2 4 3 4 2 3 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 96 Tinggi 3
1 1 1 3 3 1 2 1 3 1 1 1 3 2 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 48 Rendah 1
1 1 1 1 4 2 1 2 1 2 1 2 4 2 4 1 4 4 2 4 1 2 3 1 2 2 2 1 2 4 64 Sedang 2
2 4 2 3 2 4 3 2 1 1 4 2 1 1 4 2 2 2 4 1 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 72 Sedang 2
3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 3 4 4 4 1 1 3 2 1 2 3 2 3 4 2 4 2 2 2 2 71 Sedang 2
1 4 1 2 2 4 2 4 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 4 1 3 3 3 3 2 1 1 4 4 4 70 Sedang 2
4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 4 4 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 84 Tinggi 3
1 1 2 1 3 3 4 2 4 1 1 3 1 1 1 4 1 3 1 1 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 58 Sedang 2
2 3 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 1 4 1 4 4 3 4 4 1 4 92 Tinggi 3
4 4 2 4 4 4 4 1 1 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 2 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 97 Tinggi 3
4 4 1 2 4 4 1 4 4 1 2 4 1 2 4 2 2 2 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 66 Sedang 2
4 4 2 4 2 1 1 4 1 3 4 1 1 3 4 4 3 3 1 2 1 3 1 3 1 1 1 1 4 1 69 Sedang 2
3 3 3 2 1 1 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 97 Tinggi 3
2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 2 1 48 Rendah 1
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Statistics
Kelelahan
Kelelahan
Indeks Kerja
Berat Tinggi Jenis Masa Kerja Beban
massa Umur Pendidikan Berdasarkan shift
Badan Badan Kelamin Kerja Berdasarkan Kerja
Tubuh Reaction
Kuesioner
Timer
N Valid 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Berat Badan
Tinggi Badan
Jenis Kelamin
Masa Kerja
Tingkat Pendidikan
Beban Kerja
shift
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Shift BY Kele
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
Cases
Total Count 11 23 29 63
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Beb BY Kele Kel
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
Cases
Crosstab
Sedang Count 5 6 11 22
Berat Count 1 15 17 33
Total Count 11 23 29 63
N of Valid Cases 63
Sedang Count 3 10 9 22
Berat Count 5 12 16 33
Total Count 14 22 27 63
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 63
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CROSSTABS
/TABLES=BB TB BMI Um Jen Mas
pen BY Beb
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
Cases
Beban Kerja
> 50 Kg Count 6 20 25 51
Total Count 8 22 33 63
Beban Kerja
Total Count 8 22 33 63
Beban Kerja
Total Count 8 22 33 63
Beban Kerja
Total Count 8 22 33 63
Beban Kerja
Perempuan Count 7 16 28 51
Total Count 8 22 33 63
Beban Kerja
5 - 20 tahun Count 0 2 6 8
Total Count 8 22 33 63
Beban Kerja
D-III Count 4 17 18 39
Total Count 8 22 33 63
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CROSSTABS
/TABLES=BB TB BMI Um Jen Mas
pen BY Kel
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
Cases
> 50 Kg Count 10 17 24 51
Total Count 14 22 27 63
Total Count 14 22 27 63
Total Count 14 22 27 63
Total Count 14 22 27 63
Perempuan Count 10 17 24 51
Total Count 14 22 27 63
5 - 20 tahun Count 0 5 3 8
Total Count 14 22 27 63
D-III Count 10 16 13 39
Total Count 14 22 27 63
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CROSSTABS
/TABLES=BB TB BMI Um Jen Mas
pen BY Kele
/FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
Cases
> 50 Kg Count 9 15 27 51
Total Count 11 23 29 63
Total Count 11 23 29 63
Total Count 11 23 29 63
Total Count 11 23 29 63
Perempuan Count 7 17 27 51
Total Count 11 23 29 63
5 - 20 tahun Count 0 5 3 8
Total Count 11 23 29 63
D-III Count 7 16 16 39
Total Count 11 23 29 63