Anda di halaman 1dari 62
BPJS Ketenagakerjaan a SALINAN PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR: PERDIR/22/082018 TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN, DIREKTUR UTAMA BPJS KETENAGAKERJAAN, p Menimbang bahwa kebijakan manajemen risiko di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan telah diatur dalam Peraturan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: PERDIR/27/092015, tentang Kebijakan Manajemen —Risiko BPJS. Ketenagakerjaan; b. bahwa sesuai dengan dinamika yang terjadi di BPJS Ketenagakerjaan dan dalam rangka mengharmonisasi peraturan yang berlaku di BPJS Ketenagakerjaan, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: PERDIR/27/092015; c. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Direksi; Mengingat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 2. Keputusan Presiden Nomor 25/P Tahun 2016 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi Badan Penyclenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Masa Jabatan Tahun 2016-2021; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN TENTANG. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN. Pasal 1 Menetapkan —Kebijakan Manajemen —Risiko — BPUS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan Direksi BPJS Ketenagakerjaan ini, Pasal 2 Maksud dan tujuan ditetapkannya Kebijakan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah sebagai pedoman dalam pengelolaan risiko BPJS Ketenagakerjaan dan risiko pengelolaan dana program jaminan sosial. Pasal 3 Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan Direksi BPUS Ketenagaker‘aan Nomor: PERDIR/27/092015 tentang Kebijakan Manajemen Risiko BPJS _ Ketenagakerjaan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 4 Peraturan Direksi BPJS Ketenagakerjaan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2018 DIREKTUR UTAMA BPJS KETENAGAKERJAAN, ttd AGUS SUSANTO Salinan sesuai dengan aslinya put Direktur Bidang Kepatuhan dan Hukum, ‘SALINAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR: PERDIR/22/082018 TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN BABI PENDAHULUAN Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor: 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Selanjutnya, ditetapkan Undang-Undang Nomor: No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, PT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan dan efektif beroperasi penuh tanggal 1 Juli 2015 untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun. Sejak 1 Januari 2014, PT Jamsostek (Persero) berubah status menjadi badan hukum publik, yang dalam perubahan namanya menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (“BPJS Ketenagakerjaan”). BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan nonprofit (nirlaba) yang diamanahkan mengelola program jaminan sosial tenaga kerja, dan tidak diperkenankan adanya subsidi silang antar program. Pemisahan pelaksanaan program ini dimulai sejak iuran diterima, penempatan investasi, dan sampai pada pembayaran klaim, Pendapatan BPJS Ketenagakerjaan berasal dari management fee program. Berdasarkan eksistensi BPJS Ketenagakerjaan tersebut, maka beberapa hal tentang kebijakan ini perlu ditegaskan, sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai