Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

FASIES BATUGAMPING

4.1. Pola Fasies Dasar

Pola fasies yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan Wilson
(1975). Dasar pembagian fasies ini memperhatikan beberapa faktor antara lain:
litologi, hubungan stratigrafi, paleontologi, struktur organik dan sedimentasi, variasi
warna, tekstur dan partikel dalam mikrofasies, observasi diagenetik, dan analisisi
mineralogi dan geokimia. Berikut adalah pola fasies yang diusulkan Wilson (1975)
yang digambarkan posisinya pada Gambar 4.1:

1. Basin Facies

Kolom air sangat dalam dan gelap untuk pembentukan karbonat


bentonik, dan pengendapan bergantung pada jumlah influx dari argilik dan
silisius halus, juga jatuhan dari plankton.

2. Shelf Facies

Kolom air dengan kedalaman puluhan hingga ratusan meter, pada


umumnya oxygenated, memiliki salinitas normal dan sirkulasi arus baik.
Cukup dalam di bawah dasar gelombang normal namun terkadang pengaruh
badai mempengaruhi dasar sedimen.

Terbentuk di bagian bawah lereng (toe of slope), dari paparan


karbonat. Kedalaman, kondisi dasar gelombang, dan tingkat oksigen mirip
dengan fasies 2.

3. Foreslope facies of Carbonate Platform.

Umumnya, lereng terletak di atas batas oxygenated water, dari atas


hingga bagian bawah dasar gelombang. Material berupa endapan debris pada
lereng yang berinklinasi sebesar 30˚.

4. Organic reef of platform top

Keanekaragaman ekologi di fasises ini dipengaruhi oleh kuat arus,


kecuraman lereng, produktifitas organik, jumlah pembentukan organik,
kekerapan tersingkap dipermukaan, sementasi, dan lain-lain.
34
Gambar 4. 1. Pola Ideal Sabuk Fasies (Wilson, 1975)

35
5. Winnowed platform edge sands

Berbentuk dangkalan, pantai, offshore tidal bar, atau dune island.


Kedalaman dari pasir tepian ini berkisar antara 5-10 m di atas permukaan
laut. Kondisi lingkungan kaya oksigen namun kurang layak untuk kehidupan
laut.

6. Open marine platform facies

Berada pada lingkungan yang kecil, laguna, di belakang ujung


paparan terluar. Kedalaman kolom air pada umumnya dangkal, dapat
mencapai puluhan meter. Salinitas normal, namun dapat juga beragam.
Sirkulasi air pada lingkungan ini relatif sedang.

7. Facies of restricted circulation on marine platform

Termasuk fasies sedimen halus yang berada di tempat dangkal, lagun,


sedimen kasar berada di tidal channel, pantai, dan tidal flat. Kondisi sangat
beragam dan membentuk lingkungan yang menekan untuk makhluk hidup.
Kadar garam terlarut di lingkungan ini dapat hipersalin hingga fresh.
Material terigen yang dibawa angin hadir secara signifikan.

8. Platform evaporite facies

Lingkungan supratidal dan inland pond dari paparan laut terbatas


yang berada di iklim panas dengan penguapan tinggi. Suhu di lingkungan ini
tinggi, setidaknya dapat berlangsung musiman. Genangan laut menyebar
tidak teratur (sporadis). Terbentuk gipsum akibat penguapan yang terjadi di
lingkungan ini.

Pola ideal ini dihasilkan dari kombinasi pengaruh lereng, umur geologi, kuat
arus gelombang, iklim, influx material terigen dan lainnya. Oleh karena itu, dalam
satu pola pengendapan karbonat dapat tidak mengandung lengkap kesembilan fasies
tersebut.

36
4.2. Fasies Batugamping, Asosiasi Fasies, dan Distribusi Fasies di Daerah
Penelitian

Asosiasi Fasises yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kumpulan-


kumpulan fasies yang ditemukan di daerah penelitian. Penamaan asosiasi fasies ini
berdasarkan pola fasies yang diusulkan Wilson (1975). Litofasies sebagai penyusun
asosiasi fasies ditentukan berdasarkan berdasarkan tekstur pengendapan, jenis butir,
dan struktur sedimen.

Berdasarkan observasi di lapangan dan analisa sayatan tipis petrografi,


didapatkan tiga asosiasi fasies. Asosiasi fasies yang pertama adalah Paparan Sirkulasi
Terbatas-Pembatas Tepi Paparan (Oligosen Awal), dengan lingkungan
pengendendapan berupa laguna hingga bar (contoh: coastal spit, offshore bar, dan
lainnya). Asosiasi fasies ini tersingkap di daerah Labuhan Pinang dan hadir sebagai
penanda awal pengendapan karbonat. Asosiasi fasies yang kedua adalah Paparan
Sirkulasi Terbuka (Oligosen Awal-Akhir), diendapkan di lingkungan paparan
karbonat dengan sirkulasi yang baik dan terdapat local patch reef yang berkembang
pada lingkungan ini. Asosiasi fasies diinterpretasi sebagai kelanjutan perkembangan
asosiasi fasies yang pertama akibat terjadinya transgresi.

Gambar 4. 2. Empat asosiasi fasies yang terdapat pada daerah penelitian. Asosiasi
Fasies Paparan Sirkulasi Terbatas-Pembatas Tepi Paparan (Oligosen Awal) berada
pada kotak kuning. Asosiasi fasies yang kedua adalah Paparan Sirkulasi Terbuka
(Oligosen Awal-Akhir) berada pada kotak berwarna merah. Asosiasi Fasies
Foreslope-Toe of Slope (Miosen Awal-Tengah) berada pada kotak warna biru.
Asosiasi Fasies Paparan terletak pada kotak warna hijau muda.

37
Asosiasi fasies yang berikutnya adalah Asosiasi Fasies Foreslope-Toe of
Slope (Miosen Awal-Tengah). Asosiasi Fasies yang terakhir adalah Paparan Dalam
(Miosen Tengah-Pliosen). Perubahan dari lingkungan pengendapan karbonat dangkal
ke dalam menandakan adanya fase backstepping pada paparan karbonat. Dua
Asosiasi fasies terakhir ini berada di utara dan selatan daerah penelitian, terpisah oleh
struktur lipatan dan sesar naik yang berada di tengah daerah penelitian. Kedua
asoasiasi fasies ini merupakan bagian yang dalam dari pola fasies yang berkembang
di umur Miosen dengan daerah Teluk Sumbang dan Batu Putih yang berada barat
laut daerah penelitian (~8-12 km) sebagai daerah paparan karbonat. Pada saat Miosen
Tengah kedua daerah itu merupakan daerah paparan karbonat dengan kompleks
patch reef (Wilson dan Evans, 2002).

4.2.1. Asosiasi Fasies Paparan Sirkulasi Terbatas-Pembatas Tepi Paparan

Fasies ini diendapkan dilingkungan laut dangkal, dengan sirkulasi air laut
yang terbatas dan terbuka. Asosiasi fasies ini terdiri dari fasies Floatstone Moluska
dan Packstone-Grainstone Bioklastik Kuarsa. Kedua litofasies ini ditemukan menjari
dengan batupasir arenit, yang diduga diendapkan di daerah yang teragitasi,
dapatberada di bawah kolom air yang dangkal, dengan pengaruh gelombang laut
kuat, sirkulasi baik, dan menjadi batas atau penghalang sirkulasi air laut untuk
pengendapan fasies Packstone Kuarsa Miliolid yang memiliki foram miliolid
sebanyak 15% dari total 30% fragmen skeletal. Daerah yang teragitasi tersebut dapat
berupa spit, tidal bar, atau yang lain yang menjadi penghalang arus laut yang datang
sehingga membentuk daerah dengan sirkulasi laut yang terbatas (restricted) yang
tersingkap di daerah penelitian. Fasies pada lingkungan yang terbatas diduga tidak
tersingkap di daerah penelitian. Umur asosiasi fasies ini berdasarkan analisis
foraminifera besar pada sayatan AR-P-131 adalah Td (Oligosen Awal) (Lampiran
A).

4.2.1.1. Fasies Floatstone Moluska

Litofasies ini berwarna abu-abu, mengandung moluska sebagai penyusun


utamanya, kadang ditemukan berlapis dengan Pack-Grainstone Bioklastik Kuarsa
yang berukuran lebih halus. Moluska berupa gastropoda dan pelecypoda, berukuran
2-5 cm, kondisi utuh sampai pecah.

38
Pada sayatan tipis dapat diidentifikasi biota lain berupa alga merah, alga
hijau, foraminifera kecil, foraminifera besar, echinoid, dan sponge. Biota-biota ini
dilingkupi oleh mikrit akibat proses diagenesis awal. Pelet hadir sebagai butiran non
skeletal berukuran 0.2-1 mm, berbentuk membundar. Butiran kuarsa berukuran
sedang-halus berbentuk menyudut hadir dalam jumlah 10-20%. Butiran-butiran
tersebut tertanam dalam masa dasar lumpur karbonatan yang terubah sebagian
menjadi mikrospar. Semen berupa sparry kalsit yang mengisi rongga cangkang dan
mengikat antar butiran. Pemilahan pada fasies ini buruk-sedang, kemas terbuka,
porositas berkembang adalah moldic, vuggy, dan fractured. Fasies ini tersingkap di
stasiun pengamatan D-24, D-25, P-134, P-142.

C
A

Gambar 4. 3. (A) Singkpan AR-D-25,


singkapan Floatstone Moluska yang
berlapis dengan Pack-Grainstone
Bioklastik Kuarsa (B) Fragemn
cangkang moluska yang tertanam dalam
massa karbonat (C) Cangkang moluska
pada sayatan tipis AR-D-25, tertanam
dalam matriks lupur karbonat yang
B terubah menjadi mikrospar. Butir kuarsa
monokristalis menyudut hadir dalam
jumlah 10-20% pada fasies ini.

Struktur sedimen yang berkembang adalah perlapisan sejajr, dengan


litofasies Packstone-Grainstone Bioklastik Kuarsa (Gambar 4.3), dengan tebal
perlapisan sekitar 20-50 cm. Adanya kumpulan fosil seperti alga merah, sponge,

39
echinoid, moluska, dan Halimeda sp. yang melimpah mengindikasikan daerah
pengendapan adalah di backreef. Perlapisan dengan batupasir arenit (clean
sandstnone) dan detritus kuarsa menyudut yang melimpah di litofasies ini
mengindikasikan adanya arus laut yang kuat yang membawa endapan darat ke
litofasies ini. Berdasarkan bukti-bukti di atas pengendapan litofasies ini diinterpretasi
berada di bagian pembatas di suatu daerah transisi, yang dapat berupa spit, bar,
ataupun tidal bar.

4.2.1.2. Fasies Pack-Grainstone Bioklastik Kuarsa

Litofasies ini berwarna abu-abu, dicirikan dengan keanekaragaman


kandungan biotanya dengan perbandingan beragam. Detritus kuarsa menyudut
monokristalin dan polikristalin berukuran sedang-kasar hadir dalam jumlah 10-20%.
Kenampakan disingkapan mirip dengan litofasies Floatstone Moluska namun dapat
dibedakan dari jumlah kandungan fosil moluska yang lebih sedikit dan ukuran butir
yang lebih halus.

Fasies ini ditemukan di singkapan D-25, D-27, P-131, P-136, P-142, dan N-
108 (Lampiran D-2). Analisis sayatan tipis yang dilakukan pada singkapan D-25, P-
131, dan N-108 (Lampiran A) menunjukkan kandungnan biota pada litofasies ini
adalah foraminifera besar, moluska (gastrpoda dan pelecypoda), foraminifera kecil
(dominan bentik dan miliolid), alga merah dan alga hijau dengan kondisi utuh sampai
pecah.

Fasies ini memiliki pemilahan sedang dan porositas yang berkembang


pelarutan, intergranular, dan rekahan. Matriks berupa lumpur karbonatan berwarna
keruh yang terubah sebagian menjadi mikrospar. Semen berupa blocky dan sparry
kalsit yang hadir mengisi rongga dan mengikat butiran.

Alga hijau yang terlihat pada sayatan tipis fasies ini merupakan Halimeda sp.
yaitu alga bertipe dasycladacean yang hidup pada air dengan temperatur hangat,
salinitas beragam, dengan kedalaman 3-5 m di bawah muka air (Grinsburg dkk.,
1995 dalam Wilson, 1975). Kandungan fosil tidak jauh berbeda dengan fasies
sebelumnya, analisis paleontologi pada fasies ini menunjukkan umur Oligosen Awal
dengan ditemukannya foraminifera besar Numulites sp dan Lepidocyclina sp.
Lingkungan pengendapan untuk fasies ini dapat berupa bar, tidal bar, atau coastal
spit, yang menjadi penahan arus laut sebelum sampai ke darat.
40
A C

B Gambar 4. 4. (A) Singkapan dengan


Packstone-Grainstone Bioklastik
Kuarsa pada lokasi P-131. (B) Sayatan
tipis pada P-131, menunjukkan dominasi
biota foraminifera besar. Terlihat
Lepidocyclina sp dan Operculina sp. (C)
Alga hijau pada sayatan N-108 tertanam
pad matriks lumpur karbonat dan
terdapat banyak detritus kuarsa
menyudut.

4.2.1.3. Fasies Packstone Foraminifera Milliolid

Butiran terdiri dari butiran skeletal berupa foram kecil, alga hijau, cangkang
moluska. Butiran detritus sekitar 20% terdiri dari kuarsa dan k-feldspar berbentuk
menyudut tanggung dengan ukuran 0,1-0,2 mm. Matriks terdiri dari lumpur karbonat
sebagian terubah menjadi mikrit. Semen sparry kalsit. Porositas 5% berupa porositas
interpartikel dan intrapartikel. Pemilahan baik. Mudsupported. Kemas terbuka.

Fosil terdiri dari 20%, hadir sebagai butiran skeletal berupa cangkang
moluska, alga merah, foram kecil. kondisi utuh sampai pecah. Ukuran. Tersemenkan
oleh mikrospary kalsit. Mineral opak (5%) hadir sebagai butiran detritus. berbentuk
anhedral, ukuran ~0.05 mm, terubah menjadi oksida besi. Kuarsa 15%, hadir sebagai
butiran detritus. Membundar sampai menyudut tanggung. Ukuran ~0,05mm. K-
Feldspar2%, hadir sebagai butiran detritus, menyudut tanggung. Ukuran 0,02-0,05
mm. Semen 5%, terdiri dari sparry kalsit dan mikrospar, hasil ubahan dari mikrit.
Semen mengisi pori-pori dan menyemenkan fosil. Matriks 50%, lumpur karbonatan,
mulai terekrestalisasi menjadi mikrit. Porositas 5%, terdiri dari porositas interpartikel

41
dan intrapartikel. Kandungan foraminifera miliolid di fasies ini dominan daripada
biota yang lain yang dapat berasosiasi dengan daerah laguna.

4.2.2. Asosiasi Fasies Paparan Sirkulasi Terbuka

Asosiasi Fasies ini merupakan kumpulan fasies yang diendapkan di


lingkungan kompleks shelf platform dengan local patch reef yang tumbuh di shelf
platform ini. Fasies yang ditemukan dalam asosiasi fasies ini adalah Rudstone Koral,
Rudstone Monomik Wackestone, Rudstone Polimik Litoklastik, Grainstone
Bioklastik, Napal Foraminifera Planktonik. Penyebaran Rudstone Terumbu dan
Rudstone Monomik Wackestone berhubungan dengan pembentukan terumbu dan
paparan yang lebih dangkal, dan fragmen pecahannya akan jatuh ke bagian yang
lebih dalam membentuk litofasies ini. Diduga berhubungan dengan pembentukan
patch reef secara lokal yang juga ditemukan di utara daerah penelitian (daerah
Batulobang), oleh Wilson dan Evans (2002).

Wilson (1975) telah mengidentifikasi 7 sekuen fasies yang terdapat pada


mound (Gambar 4.5). Dua diantara tujuh sekuen fasies tersebut tersingkap di daerah
penelitian (Lampiran D-4 dan Gambar 4.6). Fasies Rudstone Koral, Rudstone
Monomik Wackestone, dan Rudstone Polimik Litoklastik merupakan Fasies Talus
pada model yang diusulkan Wilson (1975). Fasies Talus terdiri dari endapan debris
dari litoklastik dan bioklastik. Sedangkan dua fasies lainnya Grainstone Bioklastik
dan Napal Foraminifera Planktonik, merupakan sekuen fasies Flanking Bed. Fasies
Talus dan Flanking Bed memiliki hubungan saling menjari. Asosiasi fasies ini
terlipatkan dan terpotong oleh sesar naik sehingga sekuen fasies mound lainnya tidak
ditemukan atau memang tidak terbentuk semua di daerah penelitian.

Gambar 4. 5. Model pengendapan ideal dari mound karbonat (Wilson, 1975)

42
4.2.2.1. Rudstone Koral

Fasies ini ditemukan di bukit km 6-8 Jalan Sandaran-Landas. Singkapannya


dijumpai di kerukan di pinggir-pinggir jalan. Rudstone di fasies ini memiliki fragmen
koral, maupun bongkah framestone, berukuran 15-25 cm, dengan jumlah dominan.
Fragmen lain yang hadir berupa mudstone dan grainstone berukuran 2-5 cm. Kondisi
singkapan kurang begitu baik, sehingga menyulitkan observasi lebih detil. Fragmen-
fragmen tersebut tertanam dalam mikrit dan tersemenkan kuat oleh sparry kalsit
(Gambar 4.6)

A C

B D

Gambar 4. 6. Singkapan Rudstone Terumbu (A) Singkapan di AR-B-08 di daerah


bukit km 6. (B) Singkapan fasies Rudstone Terumbu didaerah km 8 menuju
Sandaran. (C dan D) Fragmen terumbu yang terdapt pada fasies ini.

Fasies ini memiliki tekstur chalky, diinterpretasikan sebagai akibat pernah


munculnya singkapan di permukaan. Kenampakan fasies ini di lapangan masif, tidak
menunjukkan adanya perlapisan, fragmen menyudut, sortasi buruk-sedang, kemas

43
terbuka, clast-supported, point-long contact, sangat kompak, sangat keras, dan
porositas buruk.

Koral yang diproduksi berada di tengah-tengah patch reef karena pengaruh


arus dan gravitasi dapat tertransport di bagian terluar dari patch reef tersebut,
terakumulasi membentuk fasies Rudstone Terumbu. Fasies Framestone tidak
ditemukan di daerah penelitian yang bisa disebabkan tertutup oleh vegetasi atau
sudah tererosi.

Fasies ini memiliki tekstur chalky, karena pengaruh munculnya singkapan di


permukaan. Masif, tidak menunjukkan adanya perlapisan. Fragmen menyudut,
sortasi buruk-sedang, kemas terbuka, clast-supported, point-long contact, sangat
kompak dan sangat keras. Porositas buruk.

Lingkungan pengendapan fasies ini berada di bagian luar proximal patch reef.
Koral yang diproduksi berada di tengah-tengah patch reef karena pengaruh arus
dapat tertransport di bagian terluar dari patch reef tersebut, terakumulasi membentuk
fasies Rudstone Terumbu. Fasies Framestone tidak ditemukan di daerah penelitian
yang bisa disebabkan tertutup oleh vegetasi atau sudah tererosi.

4.2.2.2. Rudstone Monomik Wackestone

Fasies ini tersingkap di kaki bukit yang berada di tengah daerah penelitian.
Fasies ini memiliki pecahan mudstone sebagai fragmen penyusun utamanya,
berwarna putih, ukurannya sebesar 1-10 cm, menyudut. Butir lain berupa
foraminifera besar dan alga merah dengan ukuran yang lebih kecil. Fasies ini
memiliki kemas tertutup-terbuka, kontak antar butiran suture, point-long contact, dan
floating, clastsupported, sangat kompak dan keras, dan porositas buruk.Matriks
berupa mikrit dan sparry kalsit. Beberapa singkapan menunjukkan kenampakan
berlapis dengan ketebalan sekitar 50-70 cm, sementara disingkapan lain nampak
masif.

44
A C

B D

Gambar 4. 7 Singkapan Rudstone Monomik Wackestone. (A) Singkapan


Rudstone Monomik Wackestone di AR-R-156. (B dan D) Singkapan Rudstone
Monomik Wackestone di stasiun AR-K-90. (C) Singkapan fasies Rudstone Monomik
Wackestone di AR-R-160.

Mudstone yang menjadi fragmen dalam fasies Rudstone Monomik


Wackestone terbentuk di lingkungan yang berenergi rendah, salah satunya dapat
berada di antara koral-koral yang tumbuh. Mudstone tersebut kemudian mengalami
transport dan terbawa ke lingkungan lain oleh arus membentuk fasies Rudstone
Monomik Wackestone yang berada di sekitar patch reef (Gambar 4.7).

4.2.2.3. Rudstone Litoklastik

Litologi fasies ini berwarna putih, pada umumnya berlapis dengan variasi
ukuran butir. Butiran penyusun utama terdiri dari pecahan mudstone dan
batulempung, berukuran 2-5 cm. Berbentuk membulat tanggung. Allcohem berupa
foraminifera besar. Matriks berupa pasir karbonatan, pemilahan sedang, kemas
tertutup, point-long contact, clast supported. Membentuk pola normal graded

45
bedding, porositas baik-sedang. Butir terigen lainnya berupa kuarsa menyudut
berukuran sedang-kasar.

A B

Gambar 4. 8. Gambar singkapan dan handspecimen dari fasies Rudstone


Litoklastik. (A) Rudstone Litoklastik pada lokasi AR-D-32 menunjukkan struktur
sedimen perlapisan sejajar (B) handspecimen dari fasies Rudstone Litoklastik, butir
berwarna hijau merupakan fragmen batulempung. (C) Rudstone Litoklastik pada
lokasi AR-A-3 menunjukkan struktur sedimen perlapisan sejajar

Fasies ini juga ditemukan berlapis dengan fasies Packestone-Grainstone


Bioklastik dan Napal Foraminifera Planktonik. Ketebalan lapisan rudstone antara 50-
75 cm sedangkan lapisan dari fasiesnya lainnya antara 10-40 cm. Lingkungan
pengendapan dari fasies ini diperkirakan berada di bagian yang lebih dalam, jauh dari
pengaruh patch reef karena tidak dijumpai kandungan fragmen koral. Perselingan
dengan fasies lainnya yang lebih halus yang berulang-ulang, mengindikasikan
pengendapan fasies ini dengan energi yang tidak konstan.

46
4.2.2.4. Grainstone Bioklastik

A C

Gambar 4. 9 (A) Kenampakan


singkapan fasies grainstone bioklastik.
(B) Sayatan tipis C-18, foraminifera
besar menunjukkan kesejajaran, terdapat
Heterostegina sp, Lepidocyclina sp, dan
Cyclocypeus sp. (C) Borelis sp. pada
sayatan C-16.

Kenampakan di singkapan berlapis hingga masif. Ketebalan 10-15 cm,


ditemukan berlapis dengan napal dan Rudstone Litoklastik dengan kontak tegas.
Kandungan biota pada fasies ini beragam, terdiri dari foraminifera besar,
foraminifera kecil, dan alga merah yang dilingkupi mikrit. Foraminifera
menunjukkan kesejajaran. Fosil-fosil yang ditemukan pada sayatan tipis di fasies ini
relatif utuh, mengindikasikan bahwa ia diendapkan insitu. Fasies ini memiliki tekstur
klastik, grain-mudsupported, pemilahan sedang, kontak butiran floating, concavo
convex, point-long contact. Porositas sekunder kurang berkembang pada fasies ini.

Biota-biota yang hadir membutuhkan oksigen dan cahaya matahari yang baik
untuk dapat tumbuh dan berkembang. Pengendapan fasies ini diduga pada kedalaman
yang sedang, antara 20-150 m. Umur pada fasies ini diketahui pada analisis

47
foraminifera besar, diketahui umur Td-Te4 (Oligosen Awal-Oligosen Akhir)
(Lampiran A).

4.2.2.5. Napal Foraminifera Planktonik 1

Gambar 4. 10. Singkapan pada AR-D-32 batugamping rudstone berlapis dengan


napal.
Napal berwarna abu-abu kehijauan ditemukan masif dan terkadang berlapis
dengan fasies Rudstone Litoklas dan Pack-Grainstone Bioklastik. Ketebalan lapisan
berkisar 40-60 cm dengan kontak antar lapisan tegas (Gambar 4.10). Mekanisme
pengendapan fasies in dengan arus suspensi sehingga diendapkan fasies batuan
dengan butir halus.

Analisis lingkungan pengendapan dan umur berdasarkan foraminifera kecil.


Umur fasies adalah Oligosen Akhir (N1-N3) dan lingkungan pengendapan mulai dari
transisi hingga innershelf (laut dangkal) (Lampiran A).

4.2.3. Asosiasi Fasies Foreslope-Toe of slope

Asosiasi fasies ini terdiri dari dua fasies yaitu Gradded Bedding Rudstone
Litoklas dan Perselingan Grainstone-Napal. Fasies ini diduga diendapkan pada
48
lingkungan foreslope hingga toe of slope (Gambar 4.2). Struktur sedimen yang
berkembang adalah gradded bedding dan perlapisan flysch. Mekanisme pengendapan
fasies ini diinterpretasi merupakan turbidit di lingkungan foreslope hingga toe of
slope dari suatu paparan karbonat.

4.2.3.1. Gradded Bedding Rudstone Litoklast

Fasies ini ditemukan di tiga singkapan AR-E-38, AR-L-95, dan AR-Q-149


(Lihat Peta Lintasan, Lampiran D-2). Fasies ini ditemukan berlapis dengan fasies
Perselingan Grainstone-Napal dengan kontak lapisan tegas erosional. Fragmen pada
fasies ini berukuran bongkah ukuran 5-30 cm, menyudut, clastsupported, dan
memiliki porositas buruk. Struktur sedimen utama yang teramati adalah gradded
bedding (Gambar 4.11). Fragmen berupa batulempung, batugamping grainstone,
rudstone, packstone, dan wackestone.

Lingkungan pengendapan fasies ini berada pada bagian toe of slope.


Bongkah-bongkah berukuran besar dari batugamping dan batulempung jatuh dan
diendapkan di lingkungan ini dengan pengaruh gravitasi. Pengendapan fasies ini
berupa turbidit ditunjukkan dengan struktur sedimen dari gradded bedding dan
laminasi paralel pada bagian atasnya.

49
Gambar 4. 11. (Atas) Singkapan Gradded Bedding Rudstone Litoklast dengan tebal
~20m. (Bawah) Kontak grainstone dengan paralel bedding grainstone-napal
(ditunjukkan dengan anak panah).

50
4.2.3.2. Fasies Perselingan Grainstone-Napal

Fasies ini dicirikan dengan perulangan grainstone-napal yang monoton.


Perselingan semacam ini dapat disebut struktur sedimen perlapisan flysch yang dapat
terbentuk pada slope environment (Wilson, 1975). Fasies ini semakin ke atas
semakin didominasi oleh napal dan membentuk Asosiasi Fasies Paparan Laut Dalam.
Grainstone memiliki kandungan biota yang beragam, terdiri dari foraminifera besar,
foraminifera kecil, pecahan koral, dan alga merah, dengan presentase foraminifera
besar dan alga merah yang lebih banyak. Kontak antar butiran berupa point-long
contact dan concavo-convex contact. Porositas sebesar 6% berupa porositas
intergranular dan intragranular.

Analisis umur untuk fasies ini sekitar Miosen Awal dengan hadirnya
foraminifera Spiroclypeus spp. dan Lepidocylina spp. Hadirnya Spiroclypeus dan
Cylcocypeus menandakan fasies ini diendapkan di lingkungan forereef. Analisis
umur yang dilakukan pada napal di bagian atasnya menghasilkan umur Miosen Awal
hingga Tengah dan lingkungan pengendapan diketahui mulai dari middle shelf
hingga outer shelf (Lampiran A).

Gambar 4. 12. Fasies Perselingan Grainstone-Napal yang membentuk struktur flysh


bedding pada singkapan AR-L-96

4.2.3.3. Mikrobreksia Grainstone-Rudstone Coated Bioklastik

Fasies ini merupakan fasies grainstone-rudstone dengan butir berupa fragmen


fosil maupun detritus lain dengan kondisi pecah, menyudut, acak, dilingkupi mikrit
atau semen lain (Gambar 4.11). Geopetal yang diamati dari sayatan tipis pada fasies
ini juga menunjukkan orientasi yang terkesan acak. Biota berupa Lepidocylcina spp.,
Miogypsina sp., Myogypsinoides sp., yang menunjukkan umur Miosen Awal (Te5).

51
Pengambilan sampel berdasarkan biota pada fasies ini dilakukan dengan hati-hati
karena fragmen pada fasies ini adalah rombakan (reworked) dari daerah lain yang
lebih dangkal. Biota-biota dan fragmen lainnya ditemukan dengan kondisi pecah-
pecah. Fasies ini bersama kedua fasies sebelumnya diendapakan di bagian slope
environment dengan mekanisme turbidit. Kenampakan di lapangan pada litofasies ini
berwarna lebih cokelat, sortasi buruk hingga sedang, dan acak, tidak menunjukkan
suatu orientasi butir.

A B

Gambar 4. 13. (A) sayatan tipis pada AR-Q-154 menunjukkan biota yang pecah-
pecah tersortasi buruk dan terlingkupi oleh semen lingkungan pengendapan
sebelumnya (kuning cokelat). (B) Sayatan tipis pada AR-E-40 foraminifera besar
yang tersusun acak dan terlingkupi oleh semen atau matriks sebelumnya. (C)
singkapan AR-E-40, batugamping pada fasies ini memiliki warna yang lebih cokelat.

52
4.2.4. Asosiasi Fasies Paparan Dalam

Asosiasi Fasies diendapkan di bagian paparan dalam. Sedimen karbonat yang


dijumpai berukuran lebih halus dibandingkan dengan fasies-fasies lainnya. Biota
yang berada pada fasies ini didominasi oleh foraminifera planktonik ditemukan baik
dari sayatan tipis maupun pencucian fosil yang dilakukan untuk penetuan umur.

4.2.4.1. Fasies Planktonik Foraminifera Grainstone

Gambar 4. 14. (Atas) Sayatan tipis P1 pada singkapan AR-J-76 (Bawah) Singkapan
napal-grainstone foraminifera planktonik yang saling berlapis.

Kenampakan lapangan pada fasies ini berlapis dengan napal dengan ketebalan
lapisan 10 cm. Ketebalan napal dua kali hingga tiga kali lebih tebal daripada tebal
grainstone (Gambar 4.12). Butiran terdiri dari foraminifera plangkonik, ukuran 0,02-
0,04 mm. Matriks 5% berupa lumpur karbonat, sebagian kecil terubah menjadi
mikrospar. Fosil hadir sebagai butiran skeletal berupa foraminifera planktonik,

53
kondisi utuh, tersementasi oleh mikrit. Semen sparry kalsit berbentuk blocky, isopach
yang mengisi pori dan fosil.. Porositas interpartikel dan intrapartikel.

4.2.4.2. Fasies Napal Planktonik Foraminifera 2

Fasies ini berwarna abu-abu kehijauan, memiliki kandungan foraminifera


planktonik yang dominan. Kenampakan lapangannya terkadang masif dan ada yang
berlapis dengan Fasies Grainstone Foraminifera Planktonik. Persebaran fasies ini
berada di bagian tengah barat dan selatan daerah penelitian, terpisahkan oleh struktur
antiklin dan sesar naik. Di bagian tengah barat, pada beberapa singkapan dijumpai
napal memiliki ciri lumpuran (muddy). Analisis umur dengan menggunakan
foraminifera kecil pada fasies ini menunjukkan umur Miosen Tengah hingga Pliosen.
Mekanisme pengendapan satuan ini berupa suspensi dengan energi yang rendah.
Berdasarkan analisis menggunakan foraminifera bentonik, fasies ini diendapkan di
lingkungan middle-outer neritic.

Gambar 4. 15. Singkapan Napal pada lokasi AR-J-76-2

54

Anda mungkin juga menyukai