Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap kelainan tumbuh kembang dan

status kesehatan balita sehingga dapat


Tabel 1 segera
Distribusi frekuensi umur yang mengikuti di tentukan intervensi lebih lanjut.
Posyandu di kelurahan Dwikora Tabel 2
NO UMUR FREKUENSI % Distribusi frekuensi jenis kelamin balita
1 2-13.
48 24%
bulan Yang mengikuti psyandu di kelurahan
2 14-25 Dwikora
37 19%
bulan
3 26-37 JENIS
52 26% NO KELAMIN FREKUENSI %
bulan
4 38-49 1 LAKI-LAKI 108 54
38 19% 2 PEREMPUAN 89 46
bulan
5 50-61 TOTAL 197 100
19 10%
bulan
6 62-98 Tabel 2 diketahui bahwa dari 197 balita
3 2%
bulan yang mengikuti posyandu di kelurahan
TOTAL 197 100% Dwikora, yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 108 (54%) balita.Sedangkan
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa yang berjenis kelamin perempuan
dari sebanyak 89 (46%) balita.

197 balita mayoritas berumur 2- 13 bulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
dan balita yang berjenis kelamin laki-laki lebih
banyak yang mengikuti posyandu daripada
minoritas berumur 62- 98 bulan. balita yang berjenis kelamin perempuan.
Anak balita masih rentan terhadap
penularan
Tabel 3
Penyakit karena daya tahan tubuh yang
Distribusi berat badan balita yang
masih rendah.Posyandu merupakan salah
Mengikuti posyandu di kelurahan Dwikora
satu bentuk pelayanan dan pemantauan
NO BERAT BADAN FREKUENSI %
kesehatan yang di laksanakan secara 1 3 2
2 4 1
terpadu, untuk memonitoring tumbuh
3 5 2
kembang dan status gizi balita serta deteksi 4 6 9
dini 5 7 10
6 7,5 1
7 8 18
8 9 24 Distribusi frekuensi tinggi badan balita
9 10 25 yang mengikuti posyandu di kelurahan
10 11 24
Dwikora
11 12 16
12 12,9 1 NO TB (cm) FREKUENSI %
13 13 20 1 46-56 7
14 14 12 2 57-62 7
15 15 13 3 63-67 13
16 16 7 4 68-72 24
17 17 5 5 73-77 20
18 18 3 6 78-82 16
19 19 3 7 83-87 29
20 55 1 8 88-92 22
TOTAL 197 100 9 97-97 31
10 97,5-101 24
11 102-111 10
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa
TOTAL 197 100
dari 197 balita yang mengikuti posyandu
di kelurahan Dwikora, berat badan balita Berdasarkan tabel dari 197 balita, tinggi
yang terendah adalah 3 kg sedangkan berat badan terendah adalah 46 cm sedangkan
badan balita yang paling tinggi adalah 55 tinggi badan tertinggi adalah 111 cm.
kg. Adapun manfaat posyandu salah satu Sangat penting bagi ibu untuk menghitung
mendukung perbaikan perilaku, keadaan berat badan ideal anak. Dengan
mengetahui berat anak yang tidak
gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
seharusnya, bisa jadi peringatan awal
Keluarga menimbang balitanya setiap apabila anak mengalami gangguan
bulan agar terpantau pertumbuhannya. kesehatan atau kelaianan yang lain.
Bayi umur 0-11 bulan memperoleh
Tabel 5
imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Distribusi frekuensi lingkar kepala balita
Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali. yang mengikuti posyandu di kelurahan
Dwikora
Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul
vitamin A warna biru (100.000 SI)
LINGKAR
NO FREKUENSI %
Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul KEPALA
vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 1 33 1
2 34 1
6 bulan (Februari dan Agustus).
3 36 4
4 37 2
Tabel 4 5 39 1
6 40 5
7 41 4
8 42 5
9 43 12 TIDAK IKUT
10 44 11 1 POSYANDU 42 19
11 45 22 2 IKUT POSYANDU 159 72
12 46 26 201
13 47 21 MISSING TOTAL 19 9
14 48 27 220 100
15 48,5 2
16 49 31
Dari hasil penelitian dari 220 sample,
17 50 11
sebanyak 42 balita yang mengikuti
18 51 6
posyandu, sedangkan yang tidak mengikuti
19 52 1
posyandu sebanyak 159 balita, dan yang
20 53 2
tidak terdaftar sebanyak 19 balita. Dari
21 54 1
tabel terlihat jelas bahwa masih sangat
Total 196
banyak balita yang tidak mengikuti
posyandu, Salah satu faktor yang
Berdasarkan tabel 5, balita yang mengikuti
mendorong penurunan pemantauan
posyandu di kelurahan Dwikora, balita
pertumbuhan balita di posyandu adalah
yang mempunyai lingkar kepala terkecil
karena ketidak tahuan ibu terhadap
adalah 33 cm, sedangkan lingkar kepala
manfaat menimbangkan anaknya di
terbesar adalah 54 cm. ukuran lingkar
posyandu (Poedji, Hastuti. 2007). Oleh
kepala juga merupakan parameter
sebab itu pemerintah Republik Indonesia
pertumbuhan yang penting dan perlu selalu
menghimbau untuk segera menghidupkan
dipantau perkembangannya untuk melihat
posyandu kembali sampai kedesa, karena
apakah otak bayi tumbuh dan berkembang
posyandu merupakan garda terdepan
dengan normal atau tidak. Dengan
dalam memonitor pertumbuhan balita
memantau ukuran lingkar kepala bayi,
(Cessnasari. 2006).
maka kelainan-kelainan yang mungkin saja
Menurut data Dinas Kesehatan Jawa
terjadi pada otak bayi dapat segera
Timur menyebutkan jumlah posyandu
dideteksi dan ditangani. Misalnya,
pada tahun 2005 di Jawa Timur sebanyak
mikrosefali yaitu ukuran lingkar kepala
43.672 buah dan pada tahun 2006 jumlah
lebih kecil dari ukuran lingkar kepala
posyandu 44.355 buah (Dinas Kesehatan
normal, makrosefali yaitu ukuran lingkar
Jawa Timur. 2007). Keberhasilan
kepala lebih besar daripada ukuran lingkar
posyandu tergambar melalui cakupan
kepala normal, atau bahkan hidrosefalus
SKDN dimana (S) merupakan seluruh
yaitu terjadi pembesaran pada kepala bayi
jumlah balita di wilayah kerja posyandu,
jauh melebihi ukuran normal.
(K) jumlah semua balita yang memiliki
KMS, (D) balita yang ditimbang, (N)
Tabel 6
balita yang berat badannya naik. Dari data
D/S tergambar baik atau kurangnya peran
Distribusi presentase keikutsertaan
serta masyarakat dalam penggunaan
posyandu di kelurahan Dwikora
posyandu (Dinas Kesehatan Jawa Timur.
2004). Pertumbuhan balita yang baik
NO KEIKUTSERTAAN
FREKUENSI %apabila beratnya naik tiap bulan. Menurut
POSYANDU
data dari Indonesia family life survey atau
IFLS menunjukkan keaktifan masyarakat
dalam melakukan monitoring
perkembangan balita mengalami PEKERJAAN FREKUENS
NO %
ORANG TUA I
penurunan dimana terjadi penurunan
1 TIDAK BEKERJA 17 8
sebesar 12% terhadap penggunaan
PEGAWAI
posyandu dalam rentang tahun 1997-2007. 2 SWASTA 173 79
Dari data Dinas Kesehatan Jawa Timur 3 PNS 8 3
pada tahun 2006 diperoleh cakupan 198
penimbangan balita (D/S) sebesar TOTAL 22 10
66,36%.Untuk Kabupaten Kediri jumlah MIS
220 100
D/S pada tahun 2005 sebesar 67,86%
(Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.
2005)sedangkan bulan Januari sampai Berdasarkan tabel 7 Sebanyak 17 KK yang
bulan Maret 2009 D/S sebesar 71,70% mengikuti posyandu tidak bekerja, 173 KK
(Dinas Kesehatan kabupaten Kediri. 2009, adalah pegawai swasta, dan 8 KK adalah
Untuk kecamatan Pagu cakupan D/S pada PNS. Pekerjaan orang tua sangat erat
bulan februari sebesar 83,17% dan hubungannya dengan pengetahuan orang
mengalami penurunan pada bulan Maret tua tentang posyandu, dan ini juga di
2009 menjadi 76,19% dan untuk desa pengaruhi karena pendidikan orang tua.
Wonosari D/S bulan Februari sebesar Semakin tinggi pendidikan orang tua,
72,4% dan untuk bulan maret mengalami maka pekerjaan nya akan lebih baik,
penurunan menjadi 57,87%.Partisipasi sehingga pengetahuan orang tua pun akan
masyarakat sangat penting agar posyandu lebih luas.
dapat melaksanakan fungsi dasarnya
sebagai unit pemantau tumbuh kembang
anak, serta menyampaikan pesan kepada
ibu sebagai agen pembaharuan dan
anggota keluarga yang memiliki bayi dan
balita dengan mengupayakan bagaimana
memelihara anak secara baik yang
mendukung tumbuh kembang anak sesuai
potensinya (Kinasih, Sekar. 2006).
Dari uraian di atas tercermin adanya
partisipasi masyarakat untuk
memanfaatkan posyandu masih kurang.

Tabel 7

Distribusi presentase jenis pekerjaan orang


tua balita yang mengikuti posyandu di
kelurahan Dwikora

Anda mungkin juga menyukai