Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan penyelaman didasar laut tentunya, sebagai
peselam terlebih dahulu harus memperhatikan kondisi tubuh kita. Jangan
sampai ketika kita akan melakukan kegiatan tersebut, kondisi tubuh tidak
dalam keadaan fit. Hal ini akan mengakibatkan kefatalan bagi diri kita
sendiri bahkan bisa membahayakan nyawa kita. Maka dari itu diperlukan
pengetahuan yang relevan terkait hal tersebut. Pada makalah ini akan
dibahas tentang fisiologi penyelaman. Struktur tubuh manusia telah dibagi
beberapa sistem, seperti sistem pendengaran, penglihatan, dan sistem
pernapasan akan tetapi yang lebih diutamakan dalam penyelaman adalah
sistem pernapasan. Khusus sistem ini terdiri atas inspirasi dan ekspirasi.
Dada mengembang selama inspirasi. Akibat pergerakan diafragma dan
otot-otot intercosta selama inspirasi,ia menjadi datar dan lebih rendah dan
panjang rongga torasik meningkat. Otot-otot intercosta external, pada saat
kontraksi, mengangkat tulamg rusuk dan menariknya keluar meningkatkan
kedalaman rongga torak. Saat dinding dada bergerak keatas dan keluar dari
pleura parietalis, yang melekat dengan baik pada dinding dada, pleura
tersebut juga ikut terangkat. Pleura viselaris mengikuti pleura parietalis
dan volume interior torak terangkat. Paru-paru mengembang untuk
mengisi ruang tersebut dan udara dihisab kedalam bronkiolus.
Ekspirasi selama pernafasan tenang bersifat pasif. Diafragma rileks
dan kembali kebentuk aslinya,yang bebentuk kubah. Otot-otot interkosta
rileks dan tulang rusuk kembali keposisi semula. Paru dan udara di
keluarkan melalui cabang-cabang bronkiolus. Pada ekspirasi kuat, otot
interkosta internal berkontraksi secara aktif untuk menurunkan tulang
rusuk. Otot pernafasan tambahan kemungkinan di gunakan selama nafas
dalam atau ketika jalan nafas terhambat. Selama inspirasi,otot-otot
sternokleidomasterdeus mengangkat sternum dan meningkatkan diameter
torak dari depan ke belakang. Seratus anterior dan pektoralis mayor

1
menarik tulang rawan ke arah luar saat lengan dirapatkan. Lantasimus
dorsi dan otot-otot dinding abdomen anterior membantu menekan toraks
selama ekspirasi kuat. Sehingga pada saat bernafas didalam air semua alat
yang berhubungan dengan pernapasan ikut melakukan kerjanya. Kesalahan
dalam penyelaman maka, akan mempengaruhi kerja alat-alat finansial
tersebut dan akan menyebabkan kerusakan organ yang kita miliki.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
ditelaah dalam fisika penyelaman adalah bagaimana kita bias.

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui dengan adanya fisiologi penyelaman maka,
akan menjadi standardisasi dalam melakukan penyelaman..
b. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui Pengertian fisika penyelaman
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui Tekanan
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui Hukum-hukum gas
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui Daya apung
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui Suhu
f. Agar mahasiswa dapat mengetahui Penglihatan dan cahaya
g. Agar mahasiswa dapat mengetahui Suara
h. Agar mahasiswa dapat mengetahui Efisiensi gerak

1.4 Manfaat

a. Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi data bagi


Stikes Hang Tuah Tanjung Pinang
b. Hasil makalah ini diharapkan menjadi salah satu masukan bagi
instansi kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanana
kesehatan di masa mendatang
c. Hasil makalah ini diharapkan menjadi salah satu data awal bagi
penelitian selanjutnya.

2
1.5 Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan Makalah Fisika dan Penyelaman ini
terdiri dari 3 bab, yang mana dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab yang memberikan gambaran awal dari Fisika dan
Penyelaman berisikan : Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Manfaat, Sistematika Penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Bab yang berisi tentang isi dari makalah yang terdiri dari :
Pengertian fisika penyelaman, Tekanan, Hukum-hukum gas,
Daya apung, Suhu, Penglihatan dan cahaya, suara dan efisiensi
gerak.

BAB III : PENUTUP

Bab yang berisi tentang :

1. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada
akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil
dari suatu pembicaraan.
2. Saran
Pendapat, usul, Anjuran yang dikemukakan untuk
dipertimbangkan. Saran dikemukakan agar terjadi perbaikan
atau peningkatan dari keadaan semula.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fisika Penyelaman

Pengetahuan-pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang


berhubungan dengan penyelaman adalah persyaratan penting bagi teknik
penyelaman secara langsung diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh fisiologi
dari hokum tersebut terhadap manusia.Suatu ikhtisar dari hokum-hukum
fisika yang penting yang berkenaan dengan kegunaan pengobatan secara
klinis perlu diketahui untuk menjamin pengertian selanjutnya.

B. Tekanan
Tekanan udara pada permukaan laut pada suhu 0o C, pada dasarnya
adalah tekanan yang disebabkan oleh berat asmofir diatasnya. Tekanan ini
konstan yaitu sekitar 760 mmHg (14,7 psi) dan dijadikan dasar hukum
atmosfir (1 ATA).
1 Atmosfir : 10,07 (10) meter air laut
: 33,05 (33) feet air laut
: 33,93 (34) feet air tawar
: 14,696 (14,&) Lbs/ins (psi)
: 760 mmHg (milimeter air raksa)
: 760 Torr
: 1,033 kg/cm2
: 1,013 bars
: 101 kilo pascals
Berdasarkan hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan yang
terdapat pada permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara
merata dan tidak berkurang. Pada setiap tempat di bawah permukaan air
tekanan akan meningkat sebesar 760 mmHg (1 Atmosfir) untuk setiap
kedalaman 10 meter. Dengan demikian penambahan tekanan air

4
permukaan dengan tekanan kedalaman air disebut tekanan Atmosfir
Absolut (ATA).

C. Hukum-Hukum Gas
Udara yang dihirup manusia adalah udara biasa yang terdiri dari
komponen-komponen sebagai berikut:

 78 % Nitrogen (N2)
 21 % Oksigen (O2)
 0,93 % Argon (Ar)
 0,04 % Karbondioksida (CO2)
 Sisanya gas-gas mulia (He, Ne,dll)

5
Dalam penyelaman maka hukum-hukum gas berlaku karena tekanan
dan volume gas yang keluar masuk tubuh manusia berubah sesuai
keadaan. Ada beberapa hukum gas yang harus dipahami antara lain:
1. Hukum Boyle
Hukum yang menegaskan hubungan antara tekanan dan volume.
Volume dan suatu kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan
absolut.
V = k/P
P.V= k atau P1.V1=P2.V2

Dimana P : Tekanan Absolut


V : Volume
K : Konstanta

Hal ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, maka volume


dari suatu kumpulan gas akan berkurang.

6
 Aplikasi

Seorang penyelam yang bernafas penuh (6 liter) pada kedalaman 10


meter (2 ATA), dengan menahan napas lalu naik kepermukaan (1 ATA),
maka udara di dalam paru-parunya akan berlipat ganda menjadi 12 liter.
Hal ini mengingatkan agar tidak menahan napas saat muncul kepermukaan
bila memakai alat selam scuba. Hukum ini berlaku terhadap rongga yang
ada pada tubuh manusia, dimana penyelam akan mendapat tekanan
langsung saat menyelam.

 Hukum boyle pada penyelaman tahan nafas

Seorang penyelam yang menghirup nafas penuh dipermukaan akan


merasakan paru-parunya semakin lama tertekan oleh air disekelilingnya
sewaktu ia turun.

Contoh : Jika seorang penyelam SCUBA menghirup nafas penuh (6


liter) pada kedalaman 10 meter (2ATA), menahan nafasnya lalu naik ke
permukaan (1 ATA), maka udara didalam dadanya akan melipat gandakan
menjadi 12 liter.Ia harus menghembuskan 6 liter udara selagi naik untuk
menghindarkan agar paru-parunya jangan meledak.

P1.V1 = P2.V2

P1 = 2 ATA

P2 = 1 ATA

V1 = 6 LITER

V2 =…….?

V2 = P1.V1

V2

7
V2 = 6 x 2

V2 = 12 Liter

Jadi 6 liter yang tadi dihirup pada kedalaman 10 meter,sekarang


menjadi 12 liter.

Semua rongga yang ada dalam tubuh akan terpengaruh hubungan


volume dan tekanan ini.Mengenai telinga bagian tengah, tekanan air yang
berperan didalam tubuh,akan dihantarkan oleh cairan-cairan tubuh
kerongga udara didalam telinga tengah. Selama tekanan meningkat, maka
volume akan berkurang,karena telinga bagian tengah didalam rongga
tulang kaku,rongga yang sebelumnya terisi udara akan diisi lagi oleh
jaringan-jaringan yang membengkak,berdarah dan menonjol kedalam
gendang telinga. Rangkaian-rangkaian kejadian yang menjurus pada
perusakan jaringan dapat dicegah dengan menyeimbangkan tekanan
(equalizing). Udara ditiupkan kedalam saluran Eustachius dari
tenggorokan untuk menjaga agar volume gas yang ada ditelinga bagian
tengah tetap konstan, sehingga tekananya menyamai tekanan air. Proses
serupa dapat terjadi dengan sendirinya (self equalizing) dalam keadaan
normal,karena rongga sinus mempunyai hubungan terbuka dengan rongga
hidung.

Perubahan terbesar volume gas yang mengikuti perubahan-


perubahan air terjadi dekat permukaan.

Contoh :

Satu liter gas dipermukaan akan menyusut sampai ½ liter pada kedalaman
10 meter (dari 1 ATA ke 2 ATA),sedangkan perubahan volume antara 30
meter sampai 40 meter (dari 4 ATA ke 5 ATA) hanya berubah sebesar
20% yaitu dari ¼ liter 1/5. Ini menerangkan kenapa tidak mungkin
menghindari resiko-resiko pada penyelaman dangkal.

8
2. HUKUM DALTON
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran adalah
jumlah dari tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb.
Di permukaan laut maka tekanan masing-masing gas penyusun
atmosfer yaitu:

Total 1 Atm

Nitrogen 0,78 Atm

Oksigen 0,21 Atm

Lain-lain 0,1 Atm

Maka pada kedalaman 40 meter maka tekanan masing-masing


gas yaitu:

Total 5 Atm

Nitrogen 3,9 Atm

Oksigen 1 Atm

Lain-lain 0,1 Atm

Hal ini berarti oksigen yang kita hirup pada kedalaman 40


meter sama dengan menghirup oksigen murni di permukaan. Nitrogen
yang dihirup juga semakin banyak hampir 5 kali lipat daripada berada
di permukaan laut.

 Aplikasi

Hal ini berkaitan dengan aspek medis yaitu apabila kita


menghirup oksigen yang banyak maka akan terjadi keracunan
oksigen. Banyaknya oksigen akan mendepresi pusat pernapasan
sehingga kontrol pernapasan di otak terganggu dan terjadi
penumpukan karbondioksida dalam tubuh yang menyebabkan
kematian.

9
Banyaknya nitrogen yang dihirup akan menurunkan kerja sistem
saraf pusat, sehingga kewaspadaan penyelam menurun.

Tekanan partial dari campuran gas: Hukum ini menyatakan


bahwa jumlah tekanan dari suatu campuran gas-gas adalah jumlah
tekanan partial dari tiap gas yang membentuk campuran tersebut, jika
gas itu secara sendiri menempati seluruh ruang (volume). Selama
tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial dari tiap-tiap
gas pun akan meningkat.

Udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih


80%-N2 dan 20%-02, di permukaan laut tekanan N2 adalah sebesar:

N2 = 80% dari 1 ATA (760 mmHg)

= 0,8 ATA (608 mmHg) 02

= 20% dari 1 ATA

= 0,2 ATA (152 mmHg)

Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh


dengan mengalikan prosentase gas dengan tekanan total pada tekanan
kedalamannya. Peningkatan tekanan partial didalam air terjadi sebagai
berikut :

Permukaan = (1 ATA)

= 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02 (PP02 = 20% x I ATA)

10 meter = (2 ATA)

= 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA 02 (PP02= 20% x 2 ATA)

20 meter = (3 ATA)

= 2,4 ATA N2 + 0,6 ATA 02 (PP02 = 20% x 3 ATA)

10
40 meter = (5 ATA)

= 4,0 ATA N2 + 1,0 A-rA 02 (PP02 = 20% x 5 ATA)

Dari keterangan diatas terlihat bahwa pada kedalaman 40 meter


(tekanan 5 ATA), penyelam yang bernafas dengan udara biasa akan
menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (1 ATA) seperti
bila ia sedang menghirup 100% 02 di permukaan air. Pemahaman
hukum ini penting untuk mengetahui efek toksik gas pernafasan pada
kedalaman, penyakit dekompresi dan penggunaan oksigen maupun
campuran gas untuk tujuan pengobatan. Sebagai contoh, seorang
penyelam yang menghirup suatu campuran gas 60%-O2 dan 40%-N2
resikonya menderita keracunan O2 pada kedalaman sekitar 30 meter
(4 ATA).

3. HUKUM HENRY
Larutan Gas dan Cairan: Ini berhubungan dengan penyerapan
gas didalam cairan. Dinyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas
yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan
partial dari gas tersebut diatas cairan. Bila seorang penyelam turun
sampai kedalaman 10 meter (2 ATA), tekanan partial dari Nitrogen
yang dihirup menjadi 2 kali lipat dibandingkan dengan dipermukaan
dan akhirnya Nitrogen yang terlarut dalam jaringan juga akan dua kali
lipat.
Waktu terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut gas
di dalam jaringan dan kecepatan suplai gas ke jaringan oleh darah.
Pengaruh fisiologi dari hukum ini terhadap seorang penyelam berlaku
untuk penyakit dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas
lembam (inert gas narcocis).
Bilamana tekanan yang terdapat dalam larutan terlalu cepat
berkurang, gas keluar dari larutan dalam bentuk gelembung-
gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan gelembung-gelembung ini
dapat menyumbat pembuluh darah atau merusak jaringan tubuh dan

11
menyebabkan berbagai pengaruh dari penyakit dekompresi atau
bends. Penyelam dapat melihat pengaruh yang sama pada CO2 di
dalam larutan. Bila ia membuka botol bir dengan tiba-tiba, maka akan
terlihat gelembung-gelembung gas yang naik ke permukaan botol.

4. HUKUM CHARLES
Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume, dan
tekanan. Dinyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan, volume dari
sejumlah gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut.
Hukum ini sangat erat hubungannya dengan sifat kompresi dan
dekompresi dari gas-gas yang juga berkaitan dengan gas-gas dalam
aliran darah berwujud cair di tubuh manusia yang dapat menjadi lewat
jenuh saat menyelam dengan udara tekan (tabung).

5. HUKUM ARCHIMEDES

Hukum Archimedes manyatakan bahwa : Setiap benda yang


dibenamkan sebagian atau keseluruhan kedalam cairan,maka ia akan
mendapat gaya tekanan ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan.
Jadi semakin padat cairan itu,maka semakin besar daya
apungnya.Dengan demikian ,penyelam-penyelam dan kapal-kapal
mengapung lebih tunggi dilaut daripada di air tawar.

Dengan paru-paru mengembang sepenuhnya, biasanya orang


akan mengambang diatas permukaan air laut yaitu ia mempunyai daya
apung positif. Daya apung positif yaitu bila seseorang cenderung
untuk mengambang,sedangkan daya apung negative yaitu apabila
seseorang yang cenderung tenggelam dan daya apung netral maka
seseorang cenderung melayang.

12
Tingkat daya apung seorang penyelam dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
 Beratnya alat-alat yang dipakai oleh seorang penyelam dapat
mengakibatkan ia tenggelam. Tabung yang berisi udara tekan akan
lebih terapung bila dipindahkan, hingga menjadikannya lebih ringan.
 Pakaian selam (wet suit) yang berisikan sel-sel karet busa berisikan
udara.Bila kedalaman bertambah, maka volume udara dalam sel-sel
tersebut akan berkurang, dengan demikian akan mengurangi daya
apungnya.
 Rompi-rompi yang dapat mengambang (buoyancy compensator)dapat
diisi udara untuk menembah daya apung positif. Bila sipenyelam
menghirup nafas, volume diudara akan meningkat yang cenderung
membuatnya mangapung. Jika ia menghembuskan nafas ia akan
cenderung tenggelam, penyelam-penyelam sering menghembuskan
nafasnya selagi mereka meninggalkan permukaan untuk
memanfaatkan pengaruh tersebut dan membantunya untuk turun.

D. Daya Apung
Hukum Archimedes berbunyi bahwa jika suatu benda masuk ke
dalam suatu cairan maka benda tersebut mendapat daya apung yang
sebanding dengan jumlah cairan yang dipindahkan.
Untuk mengetahui apakah suatu benda terapung atau tidak maka kita
harus mengetahui berat jenis (berat/volume) benda tersebut. Jika berat
jenis benda lebih kecil daripada air maka benda tersebut akan mengapung,
begitu pula sebaliknya.
Semakin padat suatu cairan maka semakin besar daya apungnya
karena memiliki berat jenis yang besar. Hal ini berhubungan dengan air
tawar dan air laut, dimana mempunyai kepadatan yang berbeda. Air laut
lebih padat daripada air tawar, sehingga penyelam-penyelam dan kapal-
kapal mengapung lebih tinggi dari air laut daripada air tawar.

13
Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:
 Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
 Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
 Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.

Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam


penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus
mempertahankan posisi neutral bouyancy.
Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa
faktor, berat alat-alat yang dipakai dapat menyebabkan penyelam
tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan menjadi lebih terapung bila
udara dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet suit) yang
terdiri dari sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah,
volume udara di dalam sel-sel tersebut berkurang dengan demikian
mengurangi daya apung. Rompi-rompi yang dapat mengembang
(Buoyancy Compensator's) dapat diisi udara untuk mendapat daya apung
positif. Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat,
yang cenderung membuatnya mengapung, sedang bila ia menghembuskan
akan cenderung tenggelam. Maka sering seorang penyelam
menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan permukaan untuk
memanfaatkan pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun.
Dengan pengetahuan tersebut diatas, diaharapkan seorang penyelam
akan dapat menentukan daya apungnya sendiri sesuai kebutuhan dan dapat
memperkirakan peralatan selam yang akan dipakainya, sehingga seorang
penyelam akan mampu untuk mengatur daya apungnya untuk kenyamanan
serta keamanan penyelaman.

E. Suhu
Suhu air yang berada di sekeliling penyelam menentukan
kenyamanan dan lamanya penyelaman secara maksimal. Hampir semua
perairan lebih dingin dibandingkan suhu tubuh manusia yang normal,

14
karena itu seorang penyelam akan kehilangan panas tubuh terhadap air.
Pada penyelaman saturasi, pemeliharaan suhu tubuh penyelam menjadi
suatu kebutuhan utama, suhu air akan makin turun secara nyata bersamaan
dengan bertambahnya kedalaman.
Perubahan suhu terbesar terjadi pada 10 meter pertama, dikarenakan
hilangnya sebagian besar panas matahari pada kedalaman yang lebih
dalam. Air yang dingin dapat menyebabkan gangguan fisiologi seperti
vertigo dan sakit kepala. Untuk itu dibituhkan pakaian selam sesuai
kebutuhan.
Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa
cara :
 Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke molekul.
Air mempunyai kapasitas konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi
kecepatan hilangnya panas di air 25 x lebih cepat dari pada di
udara.
 Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan arus air.
 Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran tanpa adanya
zat perantara.
 Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru
menyebabkan hilangnya panas dari badan secara signifikan.
Bila seoseorang menyelam sangat dalam dengan menggunakan
Helium-Oxygen (Heliox), hilangnya panas badan dapat menimbulkan
hypothermia klinis yang serius. Pada penyelaman sangat dalam dengan gas
campuran heliox, gas pernafasan ini dipanaskan untuk menghindari
hypothermia.

F. Penglihatan dan cahaya


Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus dilengkapi
peralatan untuk melihat sejelas mungkin. Mata manusia memerlukan sinar
untuk melihat sesuatu. Apapun yang dilihat manusia adalah suatu
gambaran yang diciptakan oleh pantulan sinar dari benda yang sedang
dilihat. Sinar di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat

15
langsung mempengaruhi kemampuan melihat seorang penyelam dan
menginterpretasikan apa yang dilihatnya.
Faktor-faktor utama tsb adalah :
 Kekeruhan air.
 Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel.
 Absorpsi : kemampuan untuk merubah warna dan intensitas
cahaya.
 Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari satu media ke media
yang lain.
 Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang mengenai
permukaan air; akan direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada
sudutnya pada saat mengenai air.
Penglihatan dibawah air sangat buruk diakibatkan oleh perbedaan-
perbedaan dalam pembiasan sinar di bawah air. Masalah ini sebagian dapat
diatasi dengan pemakaian masker, dimana terdapat suatu lapisan udara
antara mata dan air, meskipun memperbaiki penglihatan di bawah air
tetapi dapat mengakibatkan kesan palsu akan jarak dan menjadikan benda-
benda yang terlihat jauh akan terlihat dekat (¡¾ 3/4nya) dan yang kecil
akan terlihat lebih besar (¡¾ 1,5 kalinya). Udara mempunyai indeks bias 1,
kaca masker berindeks bias 1,5-1,8, sedangkan air berindeks bias 1,33.

16
Lensa yang dapat memperbaiki penglihatan (corrective lens) dapat
dipasang pada mask untuk mereka yang memakai kacamata. Pemakaian
lensa kontak (contact lens) di bawah air telah berhasil baik untuk
digunakan pada face mask maupun pemakaian langsung.
Ketajaman penglihatan di bawah air rendah disebabkan penyebaran
cahaya yang membentuk bayang-bayang dari benda halus yang
mengambang di dalam air. Di bawah air juga berpengaruh terhadap warna
dimana tidak tampak sama dengan permukaan. Hal ini disebabkan adanya
penyerapan (absorpsi) terhadap panjang gelombang warna yang tidak sama
besar.
Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari 1650 ft, meskipun di
air yang sangat jernih. Di udara, kecepatan sinar adalah 186.000 mil/detik,
di dalam air kecepatan berkurang menjadi 135 mil/detik. Pada kedalaman,
sinar matahari merupakan kombinasi warna-warna merah, orange, kuning,
hijau, biru, dan ungu akan terlihat sebagai warna biru tua. Karena
penyerapan tersebut dapat berpengaruh terhadap warna benda di dalam air.

17
Penyerapan air terhadap sinar matahari adalah sebagai berikut:

G. Suara
Suara dibawah air sangat dipengaruhi oleh penghantarannya oleh
media cairan. Kecepatan suara di bawah air lebih cepat 4 kali daripada
udara, tapi akan lebih cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke
dalam air. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila
dipancarkan ke dalam air, dengan demikian di dalam air akan sukar
mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air.
Telinga manusia diciptakan untuk melokalisir arah suara diudara.
Pendengaran penyelam di bawah air akan berkurang akibat pengaruh air
terhadap gendang telinga, sehingga sulit bagi penyelam untuk melokalisir
arah suara di dalam air. Di bawah air suara akan dihantarkan ke organ
pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada gendang telinga.
Memakai penutup kepala akan lebih mengurangi ambang
pendengaran, akanlah sukar bagi penyelam melokalisir arah suara di dalam
air.
Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik sedangkan di dalam
air rata-rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh pemukulan tabung
baja scuba dengan benda logam (misalnya dengan pisau selam) dapat
didengar pada jarak yang cukup jauh oleh penyelam lain.

18
H. Efisiensi Gerak
Karena kerapatan air lebih besar dari pada udara, makatahanan yang
dialami oleh tubuh pada saat bergerak akan menjadi lebih besar pula.
Maka gerakan kita di air menjadi lebih lamban. Pergerakan yang tidak
teratur hanya akan menghabiskan energi saja. Saat bergerak di dalam air
sebaiknya bergerak secara perlahan dan stabil. Bergerak secara horisontal
akan mengurangi tahanan & kita akan dapat bergerak lebih cepat.

19

Anda mungkin juga menyukai