OLEH:
185140028
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan di Wisma Dahlia Panti Sosial
Tresna Werda Budi Mulia 1 tahun 2018.
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan Ners di Universitas Respati Indonesia Jakarta Timur. Selama menyusun tugas ini
kami banyak mengalami berbagai hambatan, namun berkat bimbingan dan pengarahan serta
doa dan semangat dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan
ini kami dengan rasa hormat mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. ALLAH subhanahu wa ta’ala atas berkat dan rahmatnya.
2. Keluarga tercinta dan orang terdekat yang sudah memberikan motivasi, do’a serta dukungan
sehingga skripsi ini dapat selesai.
3. Ns. Fajar Susanti, M.Kep, Sp. Kep. Kom selaku koordinator.
4. Ns. Samsuni, M.Kep, Sp. Kep. Kom selaku pembimbing akademik.
5. Ns. Iif fitriah, S.Kep selaku pembimbing akademik.
6. Teman – teman Ners Universitas Respati Indonesia yang telah memberikan motivasi
sehingga skripsi ini dapat selesai.
7. Lansia di wisma Anggrek Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulia .
Kami menyadari bahwa dalam menyusun tugas ini masih banyak kekurangan baik pada tekhnik
penulisan maupun materi, mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan tugas di masa
yang akan datang, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i Universitas Respati
Indonesia, khususnya di bidang Ilmu Keperawatan Geriatri.
Penulis
DAFTAR ISI
1.1 Hasi Itervensi Gout Artritis Dengan Tindakan Non Farmakologi .................... 35
1.2 Pengkajian ..................................................................................................... 36
1.3 Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 37
1.4 Rencana Keperawatan ...................................................................................... 37
1.5 Implementasi Keperawatan .............................................................................. 37
1.6 Evaluasi ..................................................................................................... 37
Indonesia saat ini masuk ke dalam negara berstruktur penduduk tua (ageing
population) karena memiliki proporsi lanjut usia (Lansia) (60 tahun keatas) yang besar (di
atas 7%). Hal tersebut dapat ditunjukkan dari data Susenas tahun 2015, bahwa jumlah
Lansia sebanyak 21,5 juta jiwa atau sekitar 8,43% dari seluruh penduduk Indonesia pada
tahun 2015. Dari data penduduk tersebut menunjukkan populasi lansia cenderung
meningkat setiap tahunnya, sehingga akan diikuti pula meningkatnya masalah lansia
(BKKBN, 2017). Berdasarkan hasil survey dari Susenas (2013) menyatakan bahwa lansia
yang tinggal didaerah perkotaan sebanyak 9,26% juta orang atau 7,49%.
A. KONSEP LANSIA
1. Pengertian Lanjut Usia (Lansia)
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006).
1.1 Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
1.2 WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan
bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah
suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
1.3 Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari
dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).
2. Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/ biologis
menjadi 4 kelompok yaitu :
2.1. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59
2.2. Lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun
2.3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
2.4. Usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
3. Karakteristik Lansia
Beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui keberadaan
masalah kesehatan lansia adalah:
3.1 Jenis kelamin
Lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah
kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan perempuan. Misalnya lansia
laki-laki sibuk dengan hipertropi prostat, maka perempuan mungkin menghadapi
osteoporosis.
3.2 Status perkawinan
Status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda atau duda akan
mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis.
3.3 Living arrangement:
misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama instri, anak atau
kekuarga lainnya.
3.4 Kondisi kesehatan
3.4.1 Kondisi umum: Kemampuan umum untuk tidak tergantung kepada orang
lain dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, buang air besar dan kecil.
3.4.2 Frekuensi sakit: Frekuensi sakit yang tinggi menyebabkan menjadi tidak
produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada orang lain.
e. Keadaan ekonomi
1).Sumber pendapatan resmi: Pensiunan ditambah sumber pendapatan lain kalau
masih bisa aktif.
2).Sumber pendapatan keluarga: Ada bahkan tidaknya bantuan keuangan dari anak
atau keluarga lainnya atau bahkan masih ada anggota keluarga yang tergantung
padanya.
3).kemampuan pendapatan: Lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara
pendapatan semakin menurun. Status ekonomi sangat terancam, sehinga cukup
beralasan untuk melakukann berbagai perubahan besar dalam kehidupan,
menentukan kondisi hidup yang dengan perubahan status ekonomi dan kondisi
fisik
a. Perubahan Fisik
1. Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh karena
hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti
kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
2. Sistem Intergumen:
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan berkerut. Kulit
akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit
disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen
berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
3 .Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai berikut: Jaringan
penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai pendukung utama kulit,
tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi
bentangan yang tidak teratur.
4.Kartilago
jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya
permukaan sendi menjadi rata, kemudian kemampuan kartilago untuk regenerasi
berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif, konsekuensinya
kartilago pada persendiaan menjadi rentan terhadap gesekan.
5. Tulang
berkurangnya kepadatan tualng setelah di obserfasi adalah bagian dari penuaan
fisiologi akan mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut mengakibatkan nyeri,
deformitas dan fraktur.
1. Otot
perubahan struktur otot pada penuaan sangat berfariasi, penurunan jumlah dan
ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot
mengakibatkan efek negatif.
2. Sendi
pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia
mengalami penuaan elastisitas.
3. Sistem kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan
peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan
penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa nude dan jaringan konduksi berubah
menjadi jaringan ikat.
4. Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetap, tetapi
volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi paru,
udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi
torak mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan peregangan
toraks berkurang.
5. Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi
sebagai kemunduran fungsi yang nyata :
a). Kehilangan gigi,
b). Indra pengecap menurun,
c). Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun),
d).Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah
11. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi yang
mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh
ginjal.
12. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif pada
serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan
dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
b. Perubahan Kognitif
1). Memory (Daya ingat, Ingatan)
2). IQ (Intellegent Quocient)
3). Kemampuan Belajar (Learning)
4). Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5). Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6). Pengambilan Keputusan (Decission Making)
7). Kebijaksanaan (Wisdom)
8). Kinerja (Performance)
9). Motivasi
c. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1).Pertama- tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
2). Kesehatan umum
3). Tingkat pendidikan
4). Keturunan (hereditas)
5). Lingkungan
6). Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7). Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8). Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
9). Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
B. PENGERTIAN HIPERTENSI
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang pertama
menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh darah
ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung. Angka yang
kedua di sebut diastolic yaitu angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang
dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali ke dalam
jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan diastolic
diukur ketika jantung mengendur (relaksasi). Kedua angka ini sama pentingnya
dalam mengindikasikan kesehatan kita, namun dalam prakteknya, terutama buat
orang yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun, yang lebih riskan adalah jika
angka diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg (Adib, 2009).
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial (primer)
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan
karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi
yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya
dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat
berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi,
merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan
menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong
terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok
(M.Adib,2009).
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu: Sakit
kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah,
sering buang air kecil terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), vertigo,
mual, muntah, gelisah (Ruhyanudin, 2007).
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu
: gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung
F. PATHWAYS
Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan fungsi
Feokromositoma
garam berlebih raga tahun ginjal
HIPERTENSI
Retensi
natrium
Oedem
Gangguan
keseimbangan
volume cairan
Sumber :
Tjokronegoro & Utama, 2001; Smeltzer & Bare, 2002; John, 2003;
Sodoyo, 2006; Ruhyanuddin, 2007.
G. PENATALAKSANAAN
c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung.
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang kita
duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara
otomatis seperti; suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur
gerakannya.
b. Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya
menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg (inderal, farmadral),
atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).
c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh
darah.
e. Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5 & 10 mg (adalat,
codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser, farmabes).
g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) sehingga
volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001; Adib,
2009; Muttaqin, 2009).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : 1) Frekuensi jantung meningkat
2) Perubahan irama jantung
3) Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit serebrovaskuler.
Tanda: 1) Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan
untuk diagnosis.
2) Nadi: Denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis.
3) Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi
perifer), pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi)
4) Kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia),
kemerahan.
c. Integritas ego
Gejala: 1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral)
e. Makanan/Cairan
Gejala: 1) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju,
telur), gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
2) Mual, muntah
3) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/menurun)
4) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: 1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya oedema
f. Neurosensori
Gejala: 1) Keluhan pening/pusing
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
BAB III
TINJAUAN KASUS I
keterangan:
: perempuan : laki-laki. : hubungan darah
Alergi (catatanagendanreaksispesifik)
Penyakit yang diderita : Ny. E mengeluh terkadang terasa pegal pada pundak, lemas,
dan pusing
Persepsi
Konsep diri : Ny. E mengatakan suka dengan seluruh tubuhnya dan Ny. E
merasa puas dengan perannya sebagai perempuan
Emosi : Ny. E selalu terlihat ceria
Tetapi terdangang tidak lemas
Adaptasi : mengatakan berinteraksi dengan orang-orang
Mekanisme pertahanan diri :Ny. E sering berinteraksi dengan teman- temannya
resiko tinggi
penurunan curah
jantung
DS: Kurangnya
terpapar informasi
- Klen mengatakan
masalah yang di
Kurang mampu
hadapi
mengingat
- Klein
Defisit Pengetahuan
mengatakan tidak
Defisit tentang (Spesifikasi)
tau tentang
pengetahuan
penyakit darah
tinggi
- Klien
mengatakan
belum begitu
paham tentang
pantangan
makanan
DO:
- Klein tanpak
bertanya tentang
penyakitnya
- Klien tampak
makan
tempe,tahu dan
sayuran yg
berwarna hijau
- Klien bertanya-
tanya tentang
makanan yang
dapat di
komsumsi dan di
hindari
- Klain terlihat
belum
mengetahui
tentang diit yang
tepat untuk
hipertensi
3.14 Diangnosa
3.15 IntervensiKeperawatan
1. Nyeri pada Ny. E Setelah diberikan intervensi - Kaji tipe/ lokasi nyeri. - Berguna dalam membedakan
keperawatan selama 3x24 Perhatikan intensitas pada ketidaknyamanan.
jam,diharapkan skala nyeri (1-10) - Berguna dalam memantau
Memperlihatkan tingkat nyeri, - Kaji TTV tanda- tanda terjadinya
yang dibuktikan oleh indicator - Berikan informasi infeksi, dan hubungan antara
nyeri hilang atau berkurang ketidaknyamanan yang di tingkat keparahan nyeri
(skala nyeri 0) dengan kriteria antisipasi dan intervensi pasien.
hasil: penghilangan.
- Ajarkan tekhnik relaksasi
- Ekspresi wajah rileks - Mengetahui apa yang
tarik nafas dalam dan berikan
- Ny.E tidak Gelisah atau diharapkan dapat mencegah
massage dan kompres
tenang ansietas.
- Skala nyeri berkurang - berikan kompres air hangat
- mampu mengontrol nyeri pada daerah yang nyeri
nya - Ketika memberikan
- mempertahankan selera penyuluhan mengenai - Meningkatkan relaksasi otot
makan yang baik medikasi, ulangi informasi dan memfokuskan kembali
sesering mungkin perhatian.
7 Nov 2018 Nyeri - menanyakan pada Ny. E lokasi nyeri S = Ny. E mengatakan nyeri masih
dan skala nyeri (1-10) terasa, bila bangun tidur kaku, bila
Rs: Ny. E mengatakan nyeri dibawa bejalan terasa pusing dan nyeri
P: saat bangun dari duduk dan tidur terus menerus lebih sering saat bangun
Q: Kaku duduk kurang lebih 30 menit. skala
R: dibagian leher nyeri 4
S: skala 5 (skala 1-10) O = Td: 140/70 mmHg, N:96x/mnt, S
T: - ± 30 menit 36.9, rr 23 x/mnt
- nyeri hilang timbul tampak rileks saat melakukan TND,
mengerti saat diberi penjelasan.
- mengukur tanda-tanda vital A = Masalah belum teratasi
P = Ukur TTV/sore
Ro: TD: : 150/80 mmHg, nadi : 94
Beri kompres dingin setiap hari
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
sekali
suhu : 36,7oC
Anjurkan TND bila nyeri terasa
- mengajarkan tekhnik relaksasi tarik
nafas dalam
Ro: Ny. E dapat melakukan teknik
nafas dalam yang diajarkan dan tampak
tidak gelisah (rileks).
- memberikan pendidikan mengenai
pengobatan dan diit tentang
hipertensi, Ro: Ny.E tampak
menganggukan kepala dan tampak
mengerti dapat mengulangi makanan
yang harus dikurangi.
- Memberikan kompres air hangat pada
leher pasien. Ro : klien mengatakan
tampak rileks dan enak.
7 Nov 2018 Resiko tinggi - Observasi tanda- tanda vital S = Ny. E mengatakan jika beraktifitas
penurunan masih terasa lelah, pegal dan kadang
Ro: TD: : 150/80 mmHg, nadi : 94
curah jantung juga terjadi sesak
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
O = Td: 140/70 mmHg, N:96x/mnt, S
suhu : 36,7oC
36.9, rr 23 x/mnt , tampak kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien setelah melakukan aktivitas,
Ro : pasien tampak mengikuti aktivitas A = Masalah belum teratasi
- Atur periode latihan dan istirahat untuk P = Ukur TTv/pagi
menghindari kelelahan
Ro : pasien tampak mengerti akan Anjurkan untuk megurangi aktivitas
pengaturan jadwal pasien yang berat
- Anjurkan pasien untuk menghindari Anjurkan untuk istirahat yang cukup
stres
Ro : pasien tampak mengerti tentang
menghindari stres dan mengurari
pikiran yang tidak perlu
- Minimalkan stres lingkungan
Ro: klien tampak mau mnegikuti
bersih- bersih ruangan
- Evaluasi adanya nyeri dada
Ro : tidak adanya tanda- tanda nyeri
pada dada pasien
- Memberikan pasien jus
belimbing
Ro: klien tampak meminum jus
belimbing dan mengatakn segar.
7 Non 2018 Kurang - Kaji tingkat mengetahuan klien S : klien mengatakan mengerti
pengetahuan Ro : klien tampak tidak bisa menegerti tentang penyakit hipertensi
menjelaskan tentang hipertensi ysng telah dijelaskan
- Menjelaskan tentang O : klien tampak : menjelaskan kembali
pengertian,penyebab,tanda dan apa yang telah dijelaskan oleh perawat,
gejala,pantangan makan tampak mengerti
Ro: klien tampak mau mengikuti
A : masalah keperawtan teratasi
penjelasan perawat
sebagian
- Evaluasi tingkat pengetahuan klein
Ro: klien tampak mampu P: tindakan keperawatan dilanjutkan
memberikan pengertian ulang apa itu
- Kaji ulang pengetahuan tentang
hipertensi
hipertensi
- Anjurkan pasien megikuti diit yang
dianjurkan, Ro : klien tampak mau
mengikuti anjuran perawat
- Anjurkan pasien rutin untuk
mengontrol kesehatannya pada daerah
yang nyeri
Ro : klien mengatakan mau
memeriksakan kesehatannya di klinik
8 Nov 2018 Nyeri - menanyakan pada Ny. E lokasi nyeri S = Ny.E mengatakan nyeri masih terasa
dan skala nyeri (1-10) sedikit, bila bangun tidur leher masih
Ro: Ny. E mengatakan nyeri tegagng sedikit, bila berjalan
P: saat bangun dari duduk dan tidur terkadang pusing sampai ke kepala
Q: pegal- pegal saat bangun tidur kurang lebih 30
R: dibagian leher menit. skala nyeri 3
S: skala (skala 1-10) O = Td: 140/70 mmHg, N:86x/mnt, rr
T: - ± 30 menit 22x/mnt, s 36.7C, tampak rileks saat
- nyeri hilang timbul melakukan TND,. tampak mengerti
- mengukur tanda-tanda vital saat diberi penjelasan.
A = Masalah belum teratasi
Ro: TD: : 140/80 mmHg, nadi : 84
P = Ukur TTv/pagi
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
Beri kompres hangat setiap hari
suhu : 36,7oC
sekali
- mengulagi kembali tekhnik relaksasi Anjurkan TND bila nyeri terasa
tarik nafas dalam
Ro: Ny. E dapat melakukan ulang
teknik nafas dalam yang diajarkan dan
tampak tidak gelisah (rileks).
- memberikan pendidikan mengenai
pengobatan dan diit tentang
hipertensi, Ro: Ny.E tampak
menganggukan kepala dan tampak
mengerti dapat mengulangi makanan
yang harus dikurangi..
- Memberikan kompres air hangat
pada leher pasien. Ro : klien
mengatakan tampak rileks dan enak.
8 Nov 2018 Resiko - Observasi tanda- tanda vital S = pasien mengatakan : badan masih
gangguan tersa cepat lelah ketika berktivitas, agak
Ro TD: : 140/80 mmHg, nadi : 84
penurunan sesak juga saat aktivitas berlebih, tetapi
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
curah jantung sudah tidak terlalu di rasakan
suhu : 36,7oC
O = klien tampak : k/u lsedang kes cm,
- Monitor toleransi aktivitas pasien
letih h saat abis senam, tampak sedikit
Ro : pasien tampak mengikuti aktivitas
rileks dengan pengaturan jadwal
di panti yaitu senam
aktivitas, obs ttv td 130/ 80 mmhg, n
- Atur periode latihan dan istirahat untuk
89x/ mnt, rr 23x/ mnt s 36.
menghindari kelelahan
Ro : pasien tampak mengerti akan A = Masalah teratasi sebagian
pengaturan jadwal pasien, tidak terlalu
P = lanjutkan intervensi
aktivitas berat
- Anjurkan pasien untuk menghindari - Anjurkan latihan periode
stres istirahat,
Ro : pasien mengatakan sudah terasa
- Obs ttv
rileks
- Minimalkan stres lingkungan
Ro: klien tampak mau mnegikuti saran
perawat
- Evaluasi adanya nyeri dada
Ro : tidak adanya tanda- tanda nyeri
pada dada pasien
- Memberikan pasien jus
belimbing
- Ro: klien tampak meminum jus
belimbing dan mengatakn segar
8 Nov 2018 Kurang - mengKaji ulang tingkat mengetahuan S: klien mengatakan sduah mengerti apa
pengetahuan klien itu hipertensi dan penyebab serta tanda
Ro : klien tampak sudah bisa dan gejalanya
menjelaskan tentang hipertensi
O : klien tampak mengerti apa yang
- Menjelaskan ulang tentang
pernah di jelaskan oleh perawat, tampak
pengertian,penyebab,tanda dan
muali menerapkan anjuran yang di
gejala,pantangan makan
berikan oleh perawat.
Ro: klien tampak mau mengikuti
penjelasan perawat A: masalah keperawatan teratasi
- Evaluasi tingkat pengetahuan klein
P tindakan keperawatan di hentikan
Ro: klien tampak mampu
memberikan pengertian ulang apa itu
hipertensi
- Anjurkan pasien megikuti diit yang
dianjurkan, Ro : klien tampak mau
mengikuti anjuran perawat
- Anjurkan pasien rutin untuk
mengontrol kesehatannya pada daerah
yang nyeri
- Ro : klien mengatakan mau
memeriksakan kesehatannya di klinik
nanti
9 Nov 2018 Nyeri - menanyakan pada Ny. E lokasi S = Ny E mengatakan nyeri berkurang
nyeri dan skala nyeri (1-10) setelah dilakukan kompres air hangat
Ro: Ny. E mengatakan nyeri dan melakukan teknik relaksasi
P: saat bangun dari duduk dan tidur dengan skala nyeri 3.
Q: pegal- pegal
O = klien tampak : rileks, tampak
R: dibagian leher
nyaman dengan dilakukan kompres air
S: skala 3 (skala 1-10)
hangat, dan tampak melakukan teknik
T: - ± 30 menit
relaksasi yang sudah diajarkan
- nyeri hilang timbul
- mengukur tanda-tanda vital A = Masalah teratasi sebagian
keterangan:
: perempuan : laki-laki. : hubungan darah
Obat-obatan :
4. Amlodipine 1x 10 mg
5. Captopril 3x25mg
6. Vit B.Complek 3x1
Alergi (catatanagendanreaksispesifik)
Penyakit yang diderita : Ny. Er mengeluh terkadang terasa pegal pada pundak, lemas,
dan cepat lelah
3.29 Diangnosa
3.15 IntervensiKeperawatan
7 Nov 2018 Nyeri - menanyakan pada Ny. Er lokasi nyeri S = Ny. E mengatakan nyeri masih
dan skala nyeri (1-10) terasa, bila bangun tidur kaku, bila
Rs: Ny. Er mengatakan nyeri dibawa bejalan terasa pusing dan nyeri
P: pada saat aktivitas terus menerus lebih sering saat bangun
Q: nyeri terasa tertekan duduk kurang lebih 15 menit. skala
R: nyeri dibagian leher dan nyeri 3
punggung. O = Td: 150/70 mmHg, N:96x/mnt, S
S: skala 6 (skala 1-10) 36.0, rr 23 x/mnt
T:- ± 15 menit tampak rileks saat melakukan TND,
- Nyeri hilang timbul mengerti saat diberi penjelasan.
- mengukur tanda-tanda vital A = Masalah belum teratasi
P = Ukur TTV
Ro: TD: : 160/70 mmHg, nadi : 95
Beri kompres dingin setiap hari
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
sekali
suhu : 36,2oC
Anjurkan TND bila nyeri terasa
- mengajarkan tekhnik relaksasi tarik Kompren bagia nyeri dengan air
nafas dalam hangat
Ro: Ny. Er dapat melakukan teknik
nafas dalam yang diajarkan dan tampak
tidak gelisah (rileks).
- memberikan pendidikan mengenai
pengobatan dan diit tentang
hipertensi, Ro: Ny.E tampak
menganggukan kepala dan tampak
mengerti dapat mengulangi makanan
yang harus dikurangi.
- Memberikan kompres air hangat pada
leher pasien. Ro : klien mengatakan
tampak rileks dan enak.
7 Nov 2018 Resiko tinggi - Observasi tanda- tanda vital S = Ny. Er mengatakan jika beraktifitas
penurunan masih terasa lelah, pegal dan kadang
Ro: TD: : 150/70 mmHg, nadi : 94
curah jantung juga terjadi sesak
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
O = Td: 140/70 mmHg, N:96x/mnt, S
suhu : 36,7oC
36.9, rr 23 x/mnt , tampak kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien setelah melakukan aktivitas,
Ro : pasien tampak mengikuti aktivitas A = Masalah belum teratasi
- Atur periode latihan dan istirahat untuk P = Ukur TTv/pagi
menghindari kelelahan
Ro : pasien tampak mengerti akan Anjurkan untuk megurangi aktivitas
pengaturan jadwal pasien yang berat
- Anjurkan pasien untuk menghindari Anjurkan untuk istirahat yang cukup
stres
Ro : pasien tampak mengerti tentang
menghindari stres dan mengurari
pikiran yang tidak perlu
- Minimalkan stres lingkungan
Ro: klien tampak mau mnegikuti
bersih- bersih ruangan
- Evaluasi adanya nyeri dada
Ro : tidak adanya tanda- tanda nyeri
pada dada pasien
- Memberikan pasien jus
belimbing
Ro: klien tampak meminum jus
belimbing dan mengatakn segar.
7 Non 2018 Gangguan pola - melakukan pengkajian masalah S : klien mengatakan akan mengikuti
tidur gangguan tidur klien, karakteristik dan yang di ajarkan poerawat dan mulai
penyebab kurang tidur terbiasa tidur
Ro: klien mengataka tidak bisa tidur O : klien tampak : mengikuti anjuran
karena memikirkan dirinya sendiri perawat dengan seksama
tidak ada siapa-siapa lagi
A : masalah keperawtan teratasi
- melakukan persiapan untuk tidur
sebagian
malam seperti pada jam 9 malam
sesuai dengan pola tidur klien. P: tindakan keperawatan dilanjutkan
Ro : klien tampak mengerti
- Kaji ulang tentang masalah tidur
- melakukan mandi air hangat
pasien
Ro: klien tampak mau mengikuti
- menganjurkan makan yang cukup satu - Anjurkan makan yang cukup
jam sebelum tidur satu jam sebelum tidur
Ro: klien tampak mau mengikuti
- Anjurkan madi air hangat
anjuran dan mulai melakukannya
- merapikan dan bersihkan tempat tidur
yang nyaman.
8 Nov 2018 Nyeri - menanyakan pada Ny. Er lokasi S = Ny.Er mengatakan nyeri masih
nyeri dan skala nyeri (1-10) terasa sedikit, bila bangun tidur leher
Ro: Ny. Er mengatakan nyeri masih tegagng sedikit, bila berjalan
P: saat bangun dari duduk dan tidur terkadang pusing sampai ke kepala
Q: pegal- pegal saat bangun tidur kurang lebih 30
R: dibagian leher dan punggung menit. skala nyeri 3
S: skala 5 (skala 1-10) O = Td: 140/70 mmHg, N:89x/mnt, rr
T: - ± 30 menit 22x/mnt, s 36.3C, tampak rileks saat
- nyeri hilang timbul melakukan TND,. tampak mengerti
- mengukur tanda-tanda vital saat diberi penjelasan.
A = Masalah belum teratasi
Ro: TD: : 150/80 mmHg, nadi : 89
P = Ukur TTv/pagi
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
Beri kompres hangat setiap hari
suhu : 36,3oC
sekali
- mengulagi kembali tekhnik relaksasi Anjurkan TND bila nyeri terasa
tarik nafas dalam
Ro: Ny. Er dapat melakukan ulang
teknik nafas dalam yang diajarkan dan
tampak tidak gelisah (rileks).
- memberikan pendidikan mengenai
pengobatan dan diit tentang
hipertensi, Ro: Ny.Er tampak
menganggukan kepala dan tampak
mengerti dapat mengulangi makanan
yang harus dikurangi..
- Memberikan kompres air hangat
pada leher pasien. Ro : klien
mengatakan tampak rileks dan enak.
8 Nov 2018 Resiko - Observasi tanda- tanda vital S = pasien mengatakan : badan masih
gangguan tersa cepat lelah ketika berktivitas, agak
Ro TD: : 150/80 mmHg, nadi : 89
penurunan sesak juga saat aktivitas berlebih, tetapi
kali/menit pernapasan : 24 kali/menit,
curah jantung sudah tidak terlalu di rasakan
suhu : 36,3oC
O = klien tampak : k/u lsedang kes cm,
- Monitor toleransi aktivitas pasien
letih h saat abis senam, tampak sedikit
Ro : pasien tampak mengikuti aktivitas
rileks dengan pengaturan jadwal
di panti yaitu senam dan pengajian
aktivitas, obs ttv td 130/ 80 mmhg, n
- Atur periode latihan dan istirahat untuk
89x/ mnt, rr 23x/ mnt s 36.
menghindari kelelahan
Ro : pasien tampak mengerti akan A = Masalah teratasi sebagian
pengaturan jadwal pasien, tidak terlalu
P = lanjutkan intervensi
aktivitas berat
- Anjurkan pasien untuk menghindari - Anjurkan latihan periode
stres istirahat,
Ro : pasien mengatakan sudah terasa
- Obs ttv
rileks
- Minimalkan stres lingkungan
Ro: klien tampak mau mnegikuti saran
perawat
- Evaluasi adanya nyeri dada
Ro : tidak adanya tanda- tanda nyeri
pada dada pasien
- Memberikan pasien jus
belimbing
- Ro: klien tampak meminum jus
belimbing dan mengatakn segar
8 Nov 2018 Gangguan pola - Melakukan pengkajian masalah S = Ny.Er mengatakan badannya hangat
tidur gangguan tidur klien, karakteristik dan setelah diberi minyak kayu putih dan
penyebab kurang tidur lebih nyaman.
- Melakukan persiapan untuk tidur
O = Ny.Er tampak beristirahat, tengah
malam seperti pada jam 9 malam
malam bangun untuk mengaji, mandi
sesuai dengan pola tidur klien.
2x/hari, makan sebelum tidur.
- Melakukan mandi air hangat
- Menganjurkan makan yang cukup satu A = Masalah teratasi sebagian
jam sebelum tidur
P = lanjutkan intervensi
- Merapikan dan bersihkan tempat tidur
yang nyaman.
Melakukan masase pada daerah
belakang
9 Nov 2018 Nyeri - menanyakan pada Ny. Er lokasi S = Ny E mengatakan nyeri berkurang
nyeri dan skala nyeri (1-10) setelah dilakukan kompres air hangat
Ro: Ny. Er mengatakan nyeri dan melakukan teknik relaksasi
P: saat bangun dari duduk dan tidur dengan skala nyeri 3.
Q: pegal- pegal
O = klien tampak : rileks, tampak
R: dibagian leher
nyaman dengan dilakukan kompres air
S: skala 4 (skala 1-10)
hangat, dan tampak melakukan teknik
T: - ± 30 menit
relaksasi yang sudah diajarkan
- nyeri hilang timbul
- mengukur tanda-tanda vital A = Masalah teratasi sebagian
9 Nov 2018 Gangguan pola - Melakukan persiapan untuk tidur -S = ny Er mengatakan sudah dapat
tidur sesuai dengan pola tidur klien. tidur lumayan namun masih merasa
- Melakukan mandi air hangat nyeri bila berjalan.
- Menganjurkan makan yang cukup satu
O = ny.Er tampak lesu, lemas dan
jam sebelum tidur
mengatuk
Merapikan dan bersihkan tempat tidur
yang nyaman. A = Masalah belum teratasi
4.1 Pengkajian
Dari data yang telah dikumpulkan selama pengkajian ternyata tidak ditemukan
kesenjangan antara data hasil pengkajian dengan tanda dan gejala yang ada dalam
teoritis. Pada pengkajian secara teoritis dikatakan pada klien dengan hipertensi
mengatakan dari kedua kasus adanya nyeri pada leher dan punggung
Pada tahap perencanaan, rencana yang terdapat dalam teori belum disusun sesuai
prioritas masalah yang ada, namun pada asuhan keperawatan yang nyata, penulis
membuat rencana sesuai prioritas diagnosa yang muncul berdasarkan yang penulis
dapatkan selama 2 minggu dan dari hasil pengakajian keperawatan. Tidak semua rencana
tindakan penulis masukan kedalam rencana tindakan pada asuhan keperawatan secara
nyata, hal ini karena penulis ingin merencanakan rencana tindakan dengan keadaan klien
saat itu.
Rencana tindakan keperawatan pada proses ini diperoleh kesepakatan dengan ny E dan
ny.Er yang dikelola yang meliputi waktu, tempat, dan penanggung jawab kegiatan yang
akan dilaksanakan. kegiatan yang akan direncanakan untuk mengatasi masalah yang
muncul antara lain : upaya peningkatan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan
(penyuluhan) , TAK, dan intervensi mandiri yang diberikan .
Tahap implementasi merupakan tahap realita dari rencana tindakan yang telah dibuat
sebelumnya, tidak semua implementasi dapat dilakukan dengan baik, dikarenakan ada
keterbatasan waktu dan masalah- masalah tekhnis lainnya.
Tahap Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai perkembangan pada lansia khususnya pada Ny.E dan ny er yang menderita
hipertensi, untuk mengetahui apakah masalah klien teratasi atau tidak jika masalah belum
teratasi berarti intervensi dilanjutkan atau perlu rencana tindakan yang baru jika masalah
teratasi maka intervensi dihentikan.
Hasil tindakan keperawatan yang dilakukan selama 2 minggu Nyeri berkurang dan
adanya penurunan tekanan darah hal ini menunjukan bahwa masalah Nyeri teratasi dan
intervensi dihentikan, sedangan pada diagnosa gangguan istirahat teratasi sebagian
dikarenakan lingkungan yang terkadang kurang kondusif sehingga harus selalu
pertahankan intervensi yang telah di lakukan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. E dan ny Er di Ruang Anggrek Tresna Werdha
Ciracas Jakarta Timur saya menemukan beberapa masalah kesehatan , antara lain:
hipertensi.
Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain adalah
pendkes remautoid Artritis, diit, Kompres hangat dan relaksasi. Pada dasarnya tindakan
yang telah dilakukan pada Kakek S telah disetujui oleh Kakek S dan petugas ruangan.
Setelah dilakukan kompres hangat dan relaksasi pada Kakek S selama dua minggu
terdapat perubahan dan Kakek S sudah mulai mandiri saat melakukan dan tidak
mengeluh nyeri.
5.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan di atas maka disarankan untuk :
5.2.1 Lansia
Lansia dapat melatih dirinya untuk meningkatkan kemampuan dalam
menganalisis tanda hipertensi, dan setelah mahasiswa tidak praktek diharapkan
lansia tetap melatih apayang di ajarkan.
5.2.2 Mahasiswa
Diharapkan Mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal
tentang konsep keperawatan lansia, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dalam
melakukan praktek klinik keperawatan lansia. Mahasiswa diharapkan
mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian dengan berbagai
alternatif pendekatan sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktek
klinik di masyarakat.
5.2.3 Panti
Diharapkan perawat dan petugas Sasana Tresna Werdha Ciracas dapat
meningkatkan kemampuan dan mengembangkan konsep keperawatan lansia
dengan tindakan Non Farmakologi, Agar dapat mengurangi konsumsi obat-
obatan kimia pada lansia karena obat-obatan kimia yang dkonsumsi terus
menerus dapat menimbulkan efek samping pada lansia tersebut.
Daftar pustaka
Adib, M. (2009). Cara mudah memahami dan mengenali hipertensi, jantung dan Stroke. Edisi
I. Yogyakarta : CV. Dianloka
Doengoes, Marilyn E 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, Jakarta, Penerbit buku kedokteran : EGC
Jhonson, M., et all. 2000. Nursing outcomes claasification (NOC) second Edition. New Jersey
: Upper saddle River.
Mc Closkey, C J., et all. 1996. Nursing intervention Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey : upper saddle River
KEMENKES RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Di akses pada Senin
16 Maret 2015 jam 14.49 wib.
http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Lansia.pdf
Santosa, Budi. 2007. Panduan diagnosa keperawatan nanda 2005-2006. Jakarta : Prima Medika
Saraswati, sylvia .2009. Diet Sehat Buat Penyakit Asam Urat Diabetes Hipertensi & Stroke.
Yogyakarta : A Plus