Anda di halaman 1dari 26

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN

NY. U.P DENGAN DIAGNOSA SNH DI RUANG G3 BAWAH


RSUD PROF. Dr. H. ALOEI SABOE

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Manajemen

Disusun Oleh:
Kelompok III

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS OLAHRAGA KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERIGORONTALO
2019
RONDE KEPERAWATAN (NURSING ROUNDS)

A. PENDAHULUAN
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat
dan perkembangan eftik, maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model
asuhan pengembangan keperawatan profesional efektif dan efisien.
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan di mana salahsatu kegiatannya adalah ronde keperawatan,
yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah
keperawatan yang menjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat primer/Associate, konselor, kepala ruang dan
seluruh tim keperawatan yang melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus
kegiatan.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan secara berpikir kritis perawat akan
tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian
konsep teori kedalam praktik keperawatan.

B. PENGERTIAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat Primer atau Konselor, Kepala
Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh tim anggota
kesehatan (Nursalam, 2016).
Karateristik:
- Pasien dilibatkan secara langsung
- Pasien merupakan fokus kegiatan
- PA, PP, dan Konselor melakukan diskusi bersama
- Konselor memfasilitasi kreativitas
- konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.
2. Tujuan Khusus:
1. Menumbuhkan cara berpikir dan sistematis
2. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4. Menumbuhkan pemikiran tentang, tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien
5. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
6. Meningkatkan kemampuan justifikasi
7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

D. MANFAAT
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.

E. KRITERIA PASIEN
Pasien yang di pilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah di
lakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
F. METODE
Diskusi

G. ALAT BANTU
- Sarana diskusi: buku, pulpen
- Status/dokumentasi keperawatan pasien
- Materi yang di sampaikan secara lisan
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :

PP

Tahap Pra Ronde


Ny. U.P

Persiapan Pasien
- Informed Consent
- Hasil Pengkajian/Validasi Data

- Apa diagnosis keperawatan ?


Penyajian Masalah
- Apa data yang mendukung ?
- Bagaimana Intervensi yang
sudah dilakukan ?
- Apa hambatan yg ditemukan ?

Tahap Pelaksanaan Validasi Data

Di Nurse Station Ruang G3 Bawah

Diskusi PP, Konselor, KARU

Lanjutkan Diskusi di Nurse


Station

Kesimpulan dan
Rekomendasi Solusi Masalah
Tahap Pelaksanaan
Di Kamar Pasien Ruang C104
Keterangan
1. Pra-ronde
- Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langkah.
- Menentukan tim ronde
- Mencari sumber atau literatur
- Membuat proposal
- Mempersiapkan pasien: Informed consent dan pengkajian
- Diskusi: Apa diagnosis keperawatan?, dan apa hambatan yang ditemukan
selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
- Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
- Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang dilakukan.
3. Pasca-ronde
- Evaluasi, revisi, dan perbaikan
- Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi
keperawatan selanjutnya
Peran masing-masing anggota tim :
1. Peran perawat primer dan perawat Associate
- Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
- Menjelaskan diagnosis keperawatan.
- Menjelaskan intervensi yang di lakukan.
- Menjelaskan hasil yang di dapat.
- Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang di ambit.
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
2. Peran Perawat Konselor
- Memberikan justifikasi
- Memberikan reinforcement.
- Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
- Mengarahkan dan koreksi.
- Mengintergrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.
Kriteria Evaluasi
1. Struktur
- Persyaratan administratif (Informed, consent, alat dan lainnya).
- Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
- Persiapan di lakukan sebelumnya.
2. Proses
- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Hasil
- Pasien merasa puas dengan pelayanan
- Masalah pasien dapat teratasi
- Perawat dapat
 Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
 Menumbuhkan cara berpikir yang sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validitas kemampuan.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang.
berorientasi pada masalah pasien.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan hasil kerja.
A. KASUS
Rencana Pelaksanaan Ronde Keperawatan pada Pasien Ny. U.P .dengan
Masalah Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif, Gangguan perfusi
jaringan Serebral dan Gangguan Mobilitas Fisik
Topik : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif, Gangguan Mobilitas fisik,
Resiko perfusi cerebral tidak efektif
Sasaran : Pasien Ny. U.P
Hari / Tanggal : Kamis / 20 Juni 2019
Waktu : 60 Menit

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu gangguan perfusi
jaringan
2. Tujuan khusus
 Menjustifikasi masalah yang teratasi
 Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim
kesehatan yang lain.
 Menemukan alasan ilmiah terhadap, masalah pasien.
 Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.

C. SASARAN
Pasien Ny. U.P umur 70 tahun yang dirawat di Ruangan G3 Bawah kelas III
kamar C104

D. MATERI
1. Teori keperawatan pasien dengan diagnosa Stroke Non Haemoregic.
2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan diagnose Stroke Non
Haemoregic
E. METODE
Diskusi

F. MEDIA
1. Dokumen/status pasien
2. Sarana diskusi: leaflet
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
4. Alat – alat pendukung seperti buku, pena, dan peralatan pendukung lainnya.

G. TEMPAT
Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan ronde adalah ruangan Interna dan
nurse station interna
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat
Pra- Pra- Pra-ronde : Penanggung jawab Nurse Station
Ronde Ronde 1. Menentukan kasus dan
topik

2. Menentukan tim ronde

3. Menentukan literatur

4. Membuat proposal

5. Mempersiapkan pasien

6. Diskusi pelaksanaan

5 menit Ronde Pembukaan : Kepala Ruang, PP Nurse Station


1. Salam Pembukaan

2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menyampaikan
identitas dan masalah
pasien. Menjelaskan
tujuan ronde

30 Menit Penyampaian masalah : Karu, PP Ruangan pasien


1. Memberi salam dan
memperkenalkan
pasien dan keluarga
kepada tim ronde

2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien

3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas
yang perlu
didiskusikan.

Validasi Data :
1. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali
data yang telah
disampaikan.

2. Diskusi antar anggota


tim dan pasien tentang
masalah keperawatan
tersebut.

3. Pemberian justifikasi
oleh perawat primer
atau konselor atau
kepala ruang tentang
Nurse Station
masalah pasien tentang
serta rencana tindakan
yang akan dilakukan

4. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah ditetapkan.

10 Pasca 1. Evaluasi dan Karu,


menit ronde rekomendasi intervensi supervisor,
2. Penutup perawat
konselor,
pembimbing

KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
 Ronde keperawatan dilaksanakan Di ruangan G3 Bawah
 Peserta Ronde Keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
 Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
 Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
 Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah di tentukan.
3. Hasil
 Pasien puas dengan hasil kegiatan
 Masalah pasien dapat teratasi
 Perawat dapat:
1. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
2. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
4. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
PENGORGANISASIAN
1. Kepala ruangan : Mukhamad Tobroni, S.Kep
2. Katim 1 : Fitriah Nur, S.Kep
Katim 2 : Gustin Hunowu, S.Kep
PA 1 : Iin Ingka Putri, S.Kep
PA 2 : Jihan H. Modeong, S.Kep
PA 3 : Nur Indah Husain, S.kep
PA 4 : Fatima Baidi, S.Kep
3. Konselor : Ns. Ningsi Taha, S.Kep

4. Perseptor akademik
- Ns. Nur Ayun R. Yusuf, S.kep, M.Kep
- Ns . Nurdiana Djamaludin, S.kep, M.Kep
5. Perseptor Klinik
- Ns. Shanti Mohamad, S.kep
- Ns. Muriati Rokani, S.kep, M.Kep
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :

Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien :


Nama :
Umur :
Alamat :
Ruang :
No. RM. :
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Gorontalo,
Perawat yang menerangkan Penanggung jawab

………………………………………… …………………………………
Saksi-saksi : Tanda tangan :
1. …………………………………. ....................................
2. …………………………………. ...................................
3. ..................................................... ....................................
4. ..................................................... ....................................
5. ..................................................... ....................................
RESUME PASIEN PELAKSANAAN RONDE
I. Identitas
Nama : Ny. U.P
Umur : 70 tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gorontalo Utara Ds Tolongio
MRS : Jumat 14 juni 2019
Diagnosa
Stroke Non Hemoragik
I. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Keluhan utama : Batuk berlendir sudah 4 hari dan tidak bisa
menggerakkan kaki kanan
 Mulai timbul keluhan : Pada saat dilakukan pengkajian keluarga
mengatakan klien mengalami penurunan gula karena sudah tidak lagi
napsu makan, dan sudah beberapa hari tidak masuk makanan.
 Riwayat keluhan utama : Pada saat dilakukan pengkajian keluarga
mengatakan klien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus
tipe 2.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada saat dilakukan pengkajian keluarga mengatakan klien tidak perah
dirawat dirumah sakit, klien memiliki riwayat diabetes melitus dan pernah
melakukan pemerikasaan gula, hasilnya tinggi. Sebelum masuk rumah
sakit klien melakukan kontrol perawatan di puskesmas dan mendapatkan
obat dari puskesmas, klien tidak pernah di operasi dan tidak ada alergi
obat.
II. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada saat dilakukan pengkajia keluarga mengatakan tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit yang menular atau menurun/hipertensi & stroke
III.Keadaan Umum

Pada saat dilakukan pengkajian, keadaan umum lemah, kesadaran


composmentis, GCS 15 ( E4, M6, V5), Td 140/90 mmHg, frekuensi nafas
24 x/i, frekuensi nadi 84 x/i, Sb 36o C, TB 148 cm, BB 53 Kg

II. Pernafasan
Pada saat dilakukan pengkajian klien memakai alat antu nafas nasal
kanul, klien memiliki sekret yang tertimbun didalam leher.
III. Sirkulasi / Cairan
Pada saat dilakukan pengkajian kliem tidak takikardi atau bradikardi,
akral teraba hangat, pengisian kapiler lebih dari 3 detik ( CRT > 3 detik),
tidak ada edema, bunyi jantung reguler.
IV. Nyeri
Pada saat dilakukan pengkajian klien tidak mengeluh nyeri pada
bagian tubuhnya
V. Nutrisi
Pada saat dilakukan pengkajian keluarga mengatakan napsu makan
klien baik, klien diberikan makan bubur saring dalam 1x makan klien bisa
menghabiskan bubur saring yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
VI. Neuro – Sensori
 Fungsi penglihatan
Pada saat dilakukan pengkajian penglihatan mata kanan klien buram,
kelarga mengatakan klien tidak menggunakan kacamata.
 Fungsi pendengaran
Pada saat dilakukan penkajian klien masih dapat mendengar tanpa
menggunakan alat bantu.
 Fungsi penciuman
Pada saat dilakukan pengkajian klien masih mengenali bau yang di
hirupkan kepada klien
 Fungsi pengecapan
Pada saat dilakukan pengkajian klien masih bisa mengenali rasa apa
yang masuk didalam mulut
 Fungsi perabaan
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengalami hemiparesi dibagian
kaki kanan
VII. Aktivitas / Istirahat
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengalami susah tidur pada malam
hari Tangan Kiri Skala 5 Bisa melawan grafitasi dan dapat menahan atau
melawan tahanan pemeriksa, Tangan kanan Skala 1 Tidak ada gerakan,
teraba/ terlihat adanya kontraksi otot, kaki kiri : 5 dapat menahan tahanan
pemeriksa dengan kekuatan maksimal, kaki kanan : 2 adanya geraka pada
sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi ( hanya bergeser)
VIII. Elimnasi
Pada saat dilakukan pengkajian klien belum pernah BAB selama 4
hari di rumah sakit , klien terapasang kateter urine, warna urine kuning.
IX. Integritas Ego / Seksualitas
Pada saat dilakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan
integritas ego atau seksualitas, klien sudah tidak melakukan ibadah selama
di rawat dirumah sakit
X. Integritas Kulit
Pada saat dilakukan pengkajian klien tidak ada kemerahan,
memar/laseral, tidak ada peteki, kulit tidak lepuh
XI. Hygiene
Pada saat dilakukan pengkajian rambut kepala klien bersih, telinga
bersih, oral bersih, kuku bersih, klien selalu di bersihkan oleh keluarga
selama di rumah sakit, klien sudah tidak memiliki gigi.
XII. Kebutuhan Belajar
Pada saat dilakukan pengkajian, klien masih dalam kontrol perawatan
dan pengobatan.

DATA PENUNJANG
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP MEDIK
A. Pengertian
Stroke adalah terjadinya kerusakan pada jaringan yang disebabkan
berkurangnya aliran darah ke otak/retaknya pembuluh darah yang menyuplai
darah ke otak dengan berbagai sebab yang ditandai dengan kelumpuhan sensorik
atau motorik tubuh sampai dengan terjadinya penurunan kesadaran.
Stroke Iskemik (penyumbatan pembuluh darah) adalah stroke yang terjadi
apabila salah satu cabang dari pembuluh darah otak mengalami penyumbatan,
sehingga bagian otak yang seharusnya mendapat suplai darah dari cabang
pembuluh darah tersebut, akan mati karena tidak mendapatkan suplai oksigen dan
aliran darah sebagaimana seharusnya.
B. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan oleh :
1. Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher)
2. Embolisme Serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke
otak dari bagian tubuh yang lain)
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
4. Hemoragi Serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan
pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak)
C. Tanda dan Gejala
1. Gejala stroke sementara (sembuh dalam beberapa menit/jam)
Sakit kepala secara tiba-tiba, pusing, bingung
Penglihatan kabur atau kehilangnya ketajaman penglihatan pada
satu atau kedua mata
Kehilangan keseimbangan (limbung), lemah
Rasa kebal atau kesemutan pada sisi tubuh
2. Gejala stroke ringan
Mengalami beberapa atau semua gejala stroke sementara
Kelemahan/kelumpuhan tangan/kaki
Bicara tidak jelas
3. Gejala stroke berat (sembuh/mengalami perbaikan dalam beberapa
bulan/tahun, atau tidak bisa sembuh sama sekali)
Mengalami beberapa atau semua gejala stroke sementara dan
ringan
Koma jangka pendek (kehilangan kesadaran)
Kelemahan/kelumpuhan tangan/kaki
Bicara tidak jelas/hilangnya kemampuan bicara
Sukar menelan
Kehilangan kontrol terhadap pengeluaran air seni dan fases
Kahilangan daya ingat dan konsentrasi
Terjadi perubahan perilaku misalnya : bicara tidak menentu, mudah
marah, tingkah laku seperti anak kecil, dan lain-lain.
D. Manifestasi Klinik
1. Defisit motorik yang umum
a. Hemiparesis atau hemiplegia
b. Disartria
c. Disfagia
2. Defisit sensori yang umum
a. Defisit fisual
b. Hilang respon terhadap sensasi superfisial
c. Hilang respon terhadap propriresepsi
d. Defisit perseptual
3. Defisit bahasa
4. Defisit Intelektual
5. Defisit Emosional
6. Disfungsi kandung kemih
7. Disfungsi usus
E. Komplikasi
Ada 3 komplikasi utama:
1. Vasospasme
2. Hidrosefalus
3. Disritmia
F. Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi :
1. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat
maksimum 3-5 hari setelah infark serebral
2. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/memberatnya
trimbosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler
3. Medikasi anti trombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan
peran sangat penting dalam pembentukan trombus dan embolisasi
4. Memberikan obat tertentu yang berfungsi menghancurkan bekuan darah
(misal: striptokinase atau plasminogen jaringan) diberikan dalam waktu 3
jam setelah timbulnya stroke, hal ini dapat mencegah dan memulihkan
kelumpuhan dan gejala lainnya
5. Monitol atau kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan
didalam otak pada penderita stroke akut
6. Respirator diberikan pada penderita stroke yang sangat berat untuk
mempertahankan pernapasan yang adekuat
7. Terapi psikis atau obat-obatan diberikan setelah serangan stroke yang
biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi)
G. Pencegahan
Pencegahan stroke iskemik adalah memungkinkan pendekatan yang paling
baik. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah stroke antara lain :
1. Pengendalian hipertensi
2. Mencegah kolesterol tinggi
3. Mengendalikan dan mengatur makan dan minum
4. Jangan mengkonsumsi alkohol
5. Hindari memakai obat-obatan terlarang (kokain)
6. Hidari merokok
7. Hindari kontrasepsi oral
8. Kurangi makan-makanan yang berlemak, kolentrol, dan terlalu manis
9. Hindari kontrasepsi oral (khususnya disertai hipertensi, merokok dan kadar
estrogen tinggi)

H. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan infark
dengan pendarahan.
2. Sken resonasi magnetik (MRI) lebih sensitif dari CT Scan dalam
mendeteksi infark serebri dini dan infark batang otak
3. Ekokardiografi untuk mendeteksi adanya sumber emboli dari jantung. Pada
pasien, ekokardiografi transtorakal sudah memadai. Ekokardiografi
transesofageal memberikan hasil yang lebih mendetail, terutama kondisi
atrium kiri dan arkus aorta, serta lebih sensitif untuk mendeteksi trombus
mural atau vegetasi katup.
4. Ultrasonografi Doppler Karotis diperlukan untuk menyingkirkan stenosis
karotis yang simtomatis serta lebih dari 70% yang merupakan indikasi untuk
enarterektomi karotis.
5. Ultrasonografi Doppler Transkranial dapat dipakai untuk mendiagnosis
oklusi atau stenosis arteri intrakranial besar. Gelombang intrakanial yang
abnormal dan pola aliran kolateral dapat juga dipakai untuk menentukan
apakan suatu stenosis pada leher menimbulkan gangguan hemodinamik
yang bermakna.
6. Angiografi resonansi magnetik dapat dipakai untuk mendiagnosis stenosis
atau oklusi arteri ekstrakranial atau intrakranial.
7. Pemantauan Holter dapat dipakai untuk mendeteksi fibrilasi atrium
intermiten.
I. Prognosis
Prognosis penyakit tergantung tingkat keparahan lesi pada otak. Semakin
parah dan luas kerusakan, semakin jelek prognosisnya. Pada stroke terdapat
fenomena plastisitas otak, dimana bagian otak yang tidak terkena serangan
dapat berperan menggantikan fungsi bagian otak yang rusak. Namun begitu,
fungsi tersebut tidak sesempurna fungsi pada bagian aslinya.

KONSEP KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Data dasar yang dikaji pada klien dengan gangguan system persy arafan
Stroke Haemorrhagic adalah :
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,
kehilangan sensasi atau paralisis ( hemiplegia ), Merasa mudah
lelah, susah untuk beristirahat ( nyeri/kejang otot ).
Tanda : Gangguan tonus otot ( flaksid, spastis ), paralitik ( hemiplegia )
dan terjadi kelemahan umum, Gangguan penglihatan, Gangguan
tingkat kesadaran.
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi posturnal.
Tanda : Hipertensi Arterial sehubungan dengan adanya embolisme/
malformasi vaskular.
Nadi : frekuensi dapat bervariasi.
Disritmia, perubahan EKG
Desiran pada waktu karotis, femoralis dan arteri iliaka/aorta yang
abnormal.
3. Integritas ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.
Tanda : Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan
gembira.
Kesulitan untuk mengekspresikan diri.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih, seperti : inkontinensia urine, anuria.
Distensi abdomen, bising usus negatif.
5. Makanan/ Cairan
Gejala : Nafsu makan hilang.
Mual muntah selama fase akut ( peningkatan TIK ).
Kehilangan sensasi ( rasa kecap ) pada lidah, pipi dan tengkorak.
Disfagia.
Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.
Tanda : Kesulitan menelan.

6. Neurosensori
Gejala : Sinkope/ pusing.
Sakit kepala
Kelemahan/kesemutan/kebas.
Penglihatan menurun.
Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralateral pada
ekstremitas dan kadang-kadang pada ipsilateral.
Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : Status mental/tingkat kesadaran : koma ( haemorrhagic ), tetap
sadar ( non haemorrhagic ) gangguan tingkah laku, gangguan
fungsi kognitif (penurunan memori, pemecahan masalah).
Ekstremitas : kelemahan/ paralisis.
Pada wajah terjadi paralisis atau parese.
Afasia.
Kehilangan kemampuan untuk mengenali/menghayati masuknya
rangsang visual, pendengaran, taktil ( agnosia ), seperti gangguan
kesadaran terhadap citra tubuh, kewaspadaan, kelalaian terhadap
bagian tubuh yang terkena, gangguan persepsi.
Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin
menggerakkannya.
Ukuran/ reaksi pupil tidak sama, dilatasi atau miosis pupil
ipsilateral.
Kekakuan nukal.
Kejang.
7. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada
otot/fasia.
8. Pernafasan
Gejala : Merokok ( faktor resiko ).
Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas.
Timbulnya pernafasan sulit dan tidak teratur.
Suara nafas terdengar/ ronki ( aspirasi sekresi ).

9. Keamanan
Gejala : Motorik/ Sensorik : masalah dengan penglihatan
Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh (stroke
kanan),kesulitan untuk melihat objek dari sisi kiri.
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata dan wajah yang
pernah dikenalnya dengan baik.
Gangguan berespon terhadap panas dan dengan dingin/ gangguan
regulasi suhu tubuh.
Kesulitan dalam menelan, tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi sendiri.
Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap
keamanan, tidak sabar/ kurang kesadaran diri ( stroke kanan ).
10. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
11. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke ( faktor risiko );
pemakaian kontrasepsi oral, kecanduan alkohol ( faktor risiko ).
12. Pertimbangan Rencana Pemulangan
DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 7,3 hari.
Mungkin memerlukan obat/ penanganan terapeutik. Bantuan dalam hal
transportasi, penyiapan makanan, perawatan diri dan tugas-tugas rumah,
mempertahankan kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai