Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
Disusun oleh :
Soraya Candra Meistatika
22020117220068
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa di mana seorang wanita membawa
embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi
sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300
hari (43 minggu) (Kuswanti, 2014). Kehamilan dan persalinan merupakan
kejadian fisiologis yang normal yang terjadi dalam kehidupan, tetapi juga
bisa terjadi komplikasi. Secara umum, persalinan berlangsung alamiah
tetapi tetap diperlukan pemantauan khusus karena setiap ibu memiliki
kondisi kesehatan yang berbeda-beda, sehingga dapat mengurangi resiko
kematian ibu dan janin pada saat persalinan. Selain itu, selama kehamilan
ataupun persalinan dapat terjadi komplikasi yang mungkin dapat terjadi
karena kesalahan penolong dalam persalinan (Sondakh, 2013).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang dapat
hidup dari dalam uterus dan keluar melalui vagina secara spontan pada
kehamilan cukup bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi
pada ibu ataupun pada janin dengan presentasi belakang kepala
berlangsung dalam kurang dari 24 jam. Pada akhir kehamilan ibu dan janin
mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh
dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan di luar
rahim. Dalam proses keluarnya janin terdapat teori persalinan yaitu
penurunan kadar progseteron, teori oksitosin, ketegangan otot-otot,
pengaruh janin dan teori prostaglandin Varney (Varney, 2007).
Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung
dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam
penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.
Persalinan pada manusia dibagi menjadi empat tahap penting dan
kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap tersebut (Manuaba,
2009). Kala 1 : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10 cm). Proses ini dibagi dalam 2 fase yaitu fase laten(8jam)
serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6 jam) serviks membuka
dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebh kuat dan serinh selama fase aktif.
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida, dan 0,5 jam pada multipara.
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai dengan lahirnya plasenta.
Kala IV dimulai saat lahirynya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum
(Manuaba, 2009). Proses persalinan terjadi perubahan-perubahan fisik
yaitu ibu dan akan merasa sakit pinggang dan perut, merasa kurang
enak,capai, lesu, tidak nyaman badan, tidak bias tidur enak, sering
mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan perubahan-perubahan psikis
yaitu merasa ketakutan sehubungan dengan dirinya sendiri, takut kalau
terjadi bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan anaknya, takut yang dihubungan dengan
pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada
persalinan yang lalu (Varney, 2007).
Persalinan kadang menimbulkan berbagai masalah. Berdasarkan
National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40
juta orang berusia < 20 tahun mengalami gangguan kecemasan menjelang
persalinan. Adanya rasa takut dan kecemasan atau ansietas terjadi pada
90% ibu melahirkan (multigravida atau primigravida) (Kennedy, 2013).
Sebuah penelitiannya terhadap 2.700 parturien di 121 pusat obstetrik dari
36 negara menemukan bahwa hanya 15% persalinan yang berlangsung
tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35% persalinan disertai nyeri sedang, 30%
persalinan disertai nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri yang
sangat hebat (Lestari, 2012).
Menurut World Health Organisation (WHO), angka kematian ibu
(AKI) 13.778 orang setiap tahun, itu berarti setiap dua jam ada dua ibu
hamil, bersalin, dan nifas yang meninggal dunia. Kejadian kematian ibu
sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang. Di tingkat ASEAN,
Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu tertinggi (WHO,
2015).
Persalinan dapat berlanjut 24 jam sebelum keterlambatan
terdiagnosis. Persalinan harus dinyatakn lama jika terjadi keterlambatan 2-
3 jam dibelakang partogram normal (Llu, 2014).Partus lama itu sendiri
dapat merugikan. Apabila panggul sempit dan juga terjadi ketuban pecah
lama serta infeksi intrauterus, resiko janin dan ibu akan muncul. Infeksi
intrapartum bukan saja merupakan penyulit yang serius pada ibu, tetapi
juga merupakan penyebab penting kematian janin dan neonates.Hal ini
disebabkan bakteri di dalam cairan amnion menembus selaput amnion dan
menginvasi desidua serta pembuluh korion, sehingga terjadi bakterimia
pada ibu dan janin. Pneumonia janin, akibat aspirasi cairan amnion yang
terinfeksi, adalah konsekuensi serius lainnya (Mose & Alamsyah dikutip
dalam Prawirahardjo, 2009). Pasien dalam situasi demikian mengharapkan
kompetensi perawat untuk mengatasi masalah tersebut. Perawat perlu
mengetahui proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien saat
persalinan. Maka dari itu laporan ini disusun untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada pasien ibu bersalin sesuai dengan aplikasi Nanda, NIC
dan NOC.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada ibu dalam proses persalinan
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap ibu dalam proses persalinan
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap ibu pada proses
persalinan
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada ibu saat melakukan
proses persalinan
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada ibu saat proses
persalinan
e. Dapat melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada ibu dalam
proses persalinan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Persalinan
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka
dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks (Damayanti, dkk, 2015). Persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2009). Persalinan adalah serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Harianto, 2010). Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan
lahir yang diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
utuh.
B. Jenis-Jenis Persalinan
Jenis jenis persalinan (Ruqiyah, dkk, 2012). Berdasarkan usia kehamilan,
terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
a. Persalinan aterm : yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat
janin di atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus : persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu,
berat janin kurang dari 2.499 gr.
c. Persalinan serotinus : persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu,
pada janin terdapat tanda postmaturitas
d. Peralinan presipitatus : persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3
jam.
E. Fase Persalinan
Fase persalinan (Sondakh, 2013) :
a.Kala I
Disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks
membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir
yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu
pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam,bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
o Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar
8 jam.
o Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsungsekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
o Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
o Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9
cm. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+10 cm). Perbedaan proses pematangan dan pembukaan
serviks (cervical effacement ) pada primigravida dan multipara :
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu
sebelum
terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah
lunak akibat
persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan
pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu
daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti lingkarankecil di tengah), sedangkan pada
multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis
lebar).
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam)
dibandingkan multipara (8 jam) karena pematangan dan
pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30
detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo
terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai
60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik.
Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
b. Kala II
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada
saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat,
lebih sering,dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah
pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk
keseluruhan proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara
± 0,5 jam.
Sifat His : Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks
mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah
janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan
rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot
dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi
c. Kala III
Dimulai pada saat bayi lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding
uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi atau marginal. Jika tidak
disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan
marginal
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding
uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah
lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.
Sifat His : Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi
berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari
aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan
memerlukan tindakan aktif (manual aid).
d. Kala IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 2 jam
setelahnya. Hal
penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
F. Patofisiologi
Risiko kekurangan
volume cairan
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
PADA Ny. I G5P3A1 35 TAHUN USIA KEHAMILAN 33 MINGGU DENGAN
PARTUS SPONTAN PREMATURUS IMINENS
DI RUANG BERSALIN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
I. DATA UMUM
4. Obat-obatan
a. Selama dirumah
Klien mengkonsumsi obat Fe (zat besi) dari puskesmas sebagai
program penambah darah. Klien juga mengkonsumsi obat lainnya
berupa vitamin dan kalsium.
b. Selama persalinan dirumah sakit
5. Alergi (Obat/Makanan)
Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, bulu binatang,
debu maupun cuaca ekstrem.
6. Diet khusus
Klien mengatakan tidak melakukan diet khusus, tidak ada makanan yang
dihindari. Klien menyukai segala jenis makanan
7. Menggunakan : (gigi tiruan/kaca mata/lensa kontak/alat dengar*)
Klien mengatakan tidak menggunakan gigi tiruan, kacamata, kontak lensa
dan alat dengan. Semua alat indra normal dan berfungsi dengan baik.
8. Lain-lain, sebutkan : Tidak ada
9. BAK
10. BAB
c. Head to Toe
1) Kepala dan Leher
a) Inspeksi
Distribusi rambut merata, rambut warna hitam, panjang dan
lurus, rambut bersih, tidak ada lesi di kepala, tidak ada eritema
dan oedema di wajah, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
telinga simetris, tidak ada pengeluaran cairan dari telinga,
hidung simetris, tidak ada pengeluaran sekret dari hidung,
mukosa bibir tampak kering, tidak ada sariawan, tidak nampak
pembesaran kelenjar limfe dan tiroid dan tidak ada distensi vena
jugularis.
b) Palpasi
Tidak ada massa di kepala, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan pembesaran kelenjar tiroid.
2) Mata
a) Inspeksi
Mata simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, pupil isokor, refleks mata terhadap cahaya normal
dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan, gerakan bola
mata tidak ada nistakmus.
b) Palpasi
Tidak ada pembesaran massa dan tidak terdapat nyeri tekan.
3) Hidung
a) Inspeksi
Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, pelebaran nares hidung
simetris, tidak ada perdarahan dari hidung, penciuman normal,
dan tidak ada cuping hidung.
b) Palpasi
Tidak ada benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan.
4) Telinga
a) Inspeksi
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran dan tidak ada lesi.
b) Palpasi
Tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan.
5) Mulut dan gigi
a) Inspeksi
Bentuk bibir simetris, warna bibir klien pucat, tidak ada lesi,
mukosa bibir kering, tidak menggunakan gigi palsu, tidak
terdapat bau mulut.
b) Palpasi
Tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan.
6) Leher
a) Inspeksi
Bentuk leher normal, tidak ada lesi, reflex menelan baik, tidak
ada nyeri saat menelan, tidak terdapat benjolan.
b) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan dan tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
7) Dada dan paru
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi dan persebaran warna kulit
merata.
b) Palpasi
Pengembangan dada simetris, tidak terdapat benjolan, tidak
terdapat nyeri tekan dan taktil fremitus kedua sisi sama.
c) Perkusi
Terdengar bunyi sonor di seluruh lapang paru.
d) Auskultasi
Terdengar suara napas vesikuler
8) Jantung
a) Inspeksi
Ictus cordis tak tampak
b) Palpasi
Ictus cordis teraba di ICS V
c) Perkusi
Terdengar pekak pada perkusi batas jantung di
- Batas jantung kanan atas : IC II Linea Parasternalis Dextra
- Batas jantung kanan bawah : IC IV Linea parasternalis
Dextra
- Batas jantung kiri atas : IC II Linea Parasternalis Sinistra
- Batas jantung kiri bawah : IC IV Linea Medio Clavicularis
Sinistra
d) Auskultasi
Saat diauskultasi terdapat bunyi S1 dan S2 reguler, serta tidak
terdapat mur-mur atau gallop
9) Payudara
a) Inspeksi
Bentuk simetris, hiperpigmentasi di areola, bentuk puting susu
menonjol dan kolostrum belum keluar.
b) Palpasi
Payudara terasa kencang, tidak ada massa
10) Abdomen
a) Inspeksi
Terdapat striae gravidarum dan linea nigra, tidak ada lesi dan
tidak ada luka maupun jaringan parut dan perut membuncit.
b) Auskultasi
Bising usus 8 x/menit
c) Palpasi
Leopod I Teraba 1 bagian bulat, keras, melenting, kepala dan
TFU 25 cm
12) Ekstremitas
a) Ekstremitas Atas
Inspeksi : Kulit klien lembab, tidak ada lesi, tidak ada
edema, tidak ada sianosis, turgor kulit elastis, kuku tampak
bersih. Klien terpasang infus di ekstremitas sebelah kiri.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, kekuatan
otot 5/5, capilary refill 2 detik.
b) Ekstremitas Bawah
- Inspeksi : Kulit klien lembab, tidak ada lesi dan tidak ada
jaringan parut, tidak ada edema, tidak ada sianosis, turgor
kulit elastis, kuku tampak bersih.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5/5, capilary
refill 2 detik.
- Reflek patella : +/+
13) Urogenetalia
a) Inspeksi
Terdapat lendir cairan di vulva, tidak terdapat lesi dan jaringan
parut, tidak ada trauma pada mukosa vulva.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan massa pada vulva
5. Pemerikasaan dalam
a. Pukul 08.00 WIB Tanggal 28 Agustus 2018
Pemeriksaan dalam atau Vaginal Toucher (VT) menunjukan portio
anterior pembukaan 2, bagian bawah kepala turun (Hodge I), air
ketuban belum pecah.
6. Ketuban sudah pecah pada tanggal 28 Agustus 2018 pukul 12.00 WIB
I. PENGKAJIAN AWAL
1. Tanggal : 28 Agustus 2018
Jam : 12.10 WIB
a. Tanda – tanda vital
TD = 110/80 mmHg
Suhu = 36,50C
Nadi = 88 x/menit
RR = 20 x/menit
b. Pemeriksaan palpasi abdomen
Leopold IV Divergen
2. Kala persalinan
1. KALA I
a. Mulai persalinan : 28 Agustus 2018 pukul 08.30 kala 1
b. Tanda dan gejala : klien mengatakan mulas dan kecang-kencang
sejak semalam dan belum keluar lender darah.
c. Tanda – tanda vital
TD = 120/70 mmHg
Suhu = 370C
Nadi = 84 x/menit
RR = 22 x/menit
d. Lama kala I : 3 jam 40 menit
e. Keadaan psikososial
Klien mengatakan siap dengan persalinannya karena ini
merupakan perssalinan yang keempat dan operasi SC yang akan
dijalaninya merupakan pengalaman kedua sehingga sudah pernah
merasakan persalinan demikian. Klien mengatakan kesakitan,
berkeringat dan kontraksi hilang timbul. Klien menahan rasa
nyeri di perut.
Pengkajian nyeri PQRST
P : nyeri terjadi karena kencang – kencang dan kontraksi pada
abdomen
Q : nyeri seperti diremas – remas dan terasa mulas
R : nyeri pada seluruh bagian perut
S : skala nyeri 7 (skala 1 – 10)
T : nyeri hilang timbul ketika kencang-kencang
f. Kebutuhan khusus :
- Oksigenasi untuk neonates
g. Tindakan
- Kolaborasi dengan SpOG untuk partum SC atau persiapan
pervaginam bila terjadi hal yang tidak diinginkan pada tidak
dapat dilakukan SC
- Pengawasan inpartu kala I
- Klien mengatakan ketika kontraksi klien istirahat dan
melakukan napas dalam
h. Pengobatan :-
2. KALA II
a. Kala II mulai : tanggal 28 Agustus 2018 pukul 12.10 WIB
b. Lama kala II : 5 menit
c. Tanda dan gejala : klien ingin merasa kencang-kencang semakin
0 1 2 Tanda- 1 5 10
tanda menit Menit menit
Tdk ada < 100 > 100 Denyut 2 2 2
jantung
Tdk ada Tdk Baik Pernafasan 1 2 2
teratur
Lemah Sedang Baik Tonus otot 1 1 1
Tdk ada Meringis Mena Peka 2 2 2
ngis rangsang
Biru/putih Merah Merah Warna 1 1 2
jambu, jambu
ujung
biru
Total 7 8 9
f. Pengobatan
- Bayi mendapatkan tetes mata
- Bayi mendapatka injeksi vitamin K 0,1 cc/ IM
4. KALA III
a. Kala III mulai : 28 Agustus 2018 pukul 12.15 WIB
b. Tanda dan gejala : uterus globuler, tali pusat memanjang, terdapat
semburan darah dari vagina dan kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
diatas pusat.
c. Plasenta lahir jam : 12.20 WIB
d. Cara lahir plasenta
Manajemen aktif kala III (MAK III) yaitu setelah dipastikan tidak
ada janin ke 2 kemudian diberikan injeksi oksitosin 10 IU,
peregangan tali pusat terkendali (PTT) dan setelah bayi lahir
dilakukan massase fundus uteri setelah plasenta lahir.
e. Karakteristik plasenta
Ukuran : 10 x 10 x 2 cm, berat 350 gram
Panjang tali pusat : 40 cm
Pembuluh darah : 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis
Kelainan : tidak ada, plasenta lahir lengkap
f. Perdarahan : volume 100 ml karakteristik merah segar
g. Keadaan psikososial
Klien merasa lega bayinya lahir dengan selamat. Klien
mengatakan nyeri pada perineum
P : nyeri karena kontraksi uterus
Q : nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : semua region abdomen, vulva dan perineum
S : skala nyeri 5
T : saat kontraksi uterus, nyeri vulva dan perineum
h. Kebutuhan khusus klien : penjahitan robekan perineum
i. Tindakan pengobatan :
- Massase fundus uteri
- Methergin 1A/ IM (setelah plasenta lahir)
- Oksitosin 10 IU/ IM (setelah bayi lahir)
5. KALA IV
a. Mulai jam : 14.25 – 16.25 (2 jam)
b. Tanda – tanda vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 20x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 370C
c. Keadaan uterus : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat, uterus
teraba keras
d. Perdarahan : 100 cc karakteristik lokhea rubra (berwarna merah)
e. Bonding ibu dan bayi
Klien mengatakan setelah dibersihkan, klien merasa sedih tidak
dapat bertemu dengan bayinya karena bayinya harus pemantauan
dan mendapat penanganan khusus di infant warmer. Klien
mengeluh ASI belum keluar.
f. Keadaan psikososial
Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaan bayinya apalagi
bayi akan dioperasi untuk pembenaran gastroschisis. Klien
mengatakan cemas akan keadaan bayi yang dilahirkan spontan
paadahal seharusnya SC. Klien tidak bisa melihat bayinya karena
bayinya harus dipantau itu membuat klien menjadi takut. Klien
terlihat gelisah dan terus menanyakan kondisi bayinya pada suami
dan perawat
g. Tindakan
- Anjurkan klien untuk makan dan minum
- Anjurkan klien untuk istirahat jika merasa lelah
- Monitor TTV
- Memposisikan ibu dengan posisi yang nyaman
- Dorong keluarga untuk terus menemani klien dan memberi
motivasi dan dzikir bersama suami
- Instruksikan klien menggunakan teknik relaksasi: massase
(Swedish massage) dan guided imagery.
6. BAYI
a. Bayi lahir tanggal/ jam : 28 Agustus 2018 jam 12.15 WIB
b. Jenis kelamin : perempuan
c. Nilai APGAR : 7-8-9
d. BB/PB bayi : 1800 gram/ 40 cm
e. Karakteristik bayi : pernapasan pada menit pertama
f. Lingkar kepala : 29 cm
g. Kaput suksedanum : tidak ada, cephal hematoma: tidak
ada
h. Suhu : 36,50C
i. Anus : berlubang
j. Perawatan tali pusat :
Perawatan tali pusat bayi yaitu tali pusat diklem, dibersihkan
kemudian dipakaikan baju dan dibedong
k. Perawatan mata : iya, menggunakan obat Gentamicin
untuk profilaksis dan mendapatkan injeksi vitamin K 0,1 cc/ I
II. ANALISA DATA
A. Kala 1
a. Nyeri persalinan (00256) berhubungan dengan kontraksi uterus
b. Ketidakefektifan koping individu (00069) berhubungan dengan menghadapi proses persalinan
B. Kala II
a. Nyeri persalinan (00256) berhubungan dengan kontraksi uterus dan tekanan mekanik pada vulva dan perineum
C. Kala III
a. Nyeri persalinan (00256) berhubungan dengan kontraksi uterus, pelepasan plasenta dan laserasi perineum
b. Kala IV
a. Ansietas (00146) berhubungan dengan status kesehatan bayi baru lahir dalam kondisi kritis
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri (00214) berhubungan dengan luka robek laserasi perineum grade 1
c. Resiko kekurangan volume cairan (00028) berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
d. Risiko Infeksi (00004) berhubungan dengan prosedur invasive
IV. RENCANA KEPERAWATAN
KALA II
3. Nyeri persalinan (00256) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 Pain Management (1400)
berhubungan dengan kontraksi x 15 menit masalah nyeri persalinan klien 1. Instruksikan klien untuk nafas dalam sebelum
uterus dan tekanan mekanik pada teratasi dengan kriteria hasil sebagai meneran
vulva dan perineum berikut: 2. Intruksikan klien untuk meneran dengan baik
1. Klien melakukan nafas dalam sebelum
meneran
2. Klien mengejan pada saat kontraksi
KALA III
4. Nyeri persalinan (00256) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 Pain Management (1400)
berhubungan dengan kontraksi x 15 menit klien masalah nyeri persalinan 1. Lakukan pengkajian nyeri dengan PQRST
uterus, pelepasan plasenta dan teratasi dengan kriteria hasil : 2. Kaji TD, HR, suhu, dan perdarahan.
laserasi perineum 1. Klien mampu melakukan kontrol nyeri 3. Observasi respon nonverbal
dengan nafas dalam. 4. Ajurkan kepada klien untuk mengatasi nyeri
2. Klien mampu mengikuti intruksi secara nonfarmakologi : teknik relaksasi
penolong persalinan nafas dalam
5. Anjurkan klien relaks dan tidak
mengejan
KALA IV
5. Ansietas (00146) berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 Anxiety Reduction (5820)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
dengan status kesehatan bayi x 3 jam kecemasan klien berkurang dengan 1. Bina hubungan saling percaya (BHSP)
baru lahir dalam kondisi kritis kriteria hasil sebagai berikut : 2. Temani klien untuk memberikan
a. Klien tampak tenang, ketegangan keamanan dan mengurangi takut
berkurang. 3. Dorong keluarga untuk menemani klien
b. Klien dapat berkomunikasi secara efektif 4. Instruksikan klien menggunakan teknik
dengan perawat.
relaksasi: massase (Swedish massage)
c. Klien dapat mendemonstrasikan teknik
Swedish massage saat kecemasan dan guided imagery
datang. Teaching: Disease Process (5602)
1. Edukasi klien dan keluarga tentang
proses penyakit bayi dan penanganan
mandiri yang perlu dilakukan
2. Informasikan kepada klien dan keluarga
tentang tujuan dan prosedur ketika akan
diberikan tindakan pada bayi
3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa depan dan proses
pengontrolan penyakit bayi
6. Gangguan rasa nyaman : nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain Management (1400)
(00214) berhubungan dengan selama 1 x 2 jam gangguan rasa nyaman 1. Lakukan pengkajian nyeri dengan PQRST
luka robek laserasi perineum klien teratasi dengan kriteria hasil : dan TTV klien
grade 1 1. Klien melakukan latihan duduk 2. Observasi respon nonverbal
2. Klien mampu berkomunikasi dengan 3. Ajurkan kepada klien untuk mengatasi nyeri
baik secara nonfarmakologi : teknik relaksasi
nafas dalam
4. Anjurkan klien untuk latihan duduk
5. Ajarkan mengenai diet tinggi protein untuk
penyembuhan luka
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
7. Resiko kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fluid Management (4130)
cairan (00028) berhubungan selama 1 x 2 jam resiko kekurangan 1. Pertahankan catatan intake dan output yang
dengan kehilangan volume volume cairan klien teratasi dengan kriteria akurat
hasil : 2. Kolaborasi pemberian cairan IV
cairan aktif
1. Klien terhindar dari tanda – tanda 3. Monitor vital sign
dehidrasi (elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan)
5. 08.40 1 Mengajarkan klien mengantisipasi S : Klien mengatakan akan melakukan nafas dalam Soray
nyeri dengan nafas dalam bila timbul setiap kali nyeri a
kontraksi. O:
Klien dapat mempraktikkan nafas dalam dengan baik.
Suami turut membantu klien memandu nafas dalam.
6. 08.45 2 Menganjurkan keluarga mendampingi S: Suami klien mengatakan akan selalu menemani klien Soray
klien sampai nanti persalinan a
O: Suami klien terus menami dan mendengarkan
keluhan klien
7. 08.46 2 Menganjurkan klien tenang S: Suami klien mengatakan akan membantu Soray
menenangkan klien a
O: Klien lebih tenang dengan suaminya
8. 09.00 1 Melakukan DJJ S: Soray
Klien mengatakan perutnya sakit dan kenceng-kenceng. a
O:
DJJ : 154x/m
9. 09.30 1 Menjelaskan penyebab nyerinya S: Soray
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada kehamilan a
ini tidak seperti kehamilan sebelumnya
O:
Klien nampak mengerti dan paham dengan penjelasan
yang telah diberikan
10. 10.00 1 Melakukan DJJ S: Soray
O: a
DJJ : 150x/m
11. 2 Mengajarkan klien dalam cara dan S: Klien mengatakan sekarang menjadi tahu kalau Soray
posisi meneran yang baik saat meneran yang baik difokuskan ke bagian perut bawah, a
persalinan tidak di muka atau leher.
O: Klien dapat mempraktikkan cara dan posisi meneran
yang baik untuk persalinannya nanti
12. 11.00 2 Menganjurkan klien untuk tidak S: Soray
mengejan saat kontraksi Klien mengatakan meneran bawaan dari kontraksinya. a
O:
Terkadang klien masih terlihat meneran saat kontraksi
13. 11.30 2 Menganjurkan klien untuk mengubah S: Soray
posisi menjadi posisi lateral kiri O: a
Posisi klien lateral kiri
14. 11.40 1 Mengkaji tingkat intensitas nyeri klien S : Soray
Klien mengatakan ketika kenceng-kenceng rasanya a
ingin meneran dan ingin buang air besar.
Klien mengatakan kenceng-kenceng menjalar ke
punggung
O:
P : nyeri terjadi karena kontraksi pada abdomen
Q : nyeri seperti diremas-remas dan terasa mules dan
ingin buang air besar
R : nyeri pada seluruh bagian perut menjalar sampai
ke punggung dan vulva.
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang timbul
15. 11.45 1 Mengajarkan teknik relaksasi nafas S: Soray
dalam O: a
Klien mempraktikan teknik relaksasi nafas dalam
16. 11.46 2 Menganjurkan keluarga klien untuk S: Soray
mendampingi klien dan mengingatkan Keluarga mengatakan bersedia mengingatkan klien a
klien untuk melakukan teknik relaksasiuntuk relaksasi nafas dalam ketika cemas
nafas dalam ketika nyeri saat kontraksi
O:
1. Kooperatif
2. Koheren
17. 11.50 1 Mengkaji, TD, suhu, dan pembukaan S : Soray
serviks O: a
TD : 110/80 mmHg
VT: Portio posterior, pembukaan 8, Kulit ketuban (-),
bagian bawah kepala turun hodge II, LD (+).
18. 12.00 1 Melakukan pemeriksaan TTV, DJJ, S : Soray
dan observasi pembukaan serviks O: a
- portio posterior
- pembukaan lengkap
- bagian bawah kepala turun Hodge III
- DJJ 155x/m
- TD : 110 / 70 mmHg
KALA II
19. 12.10 3 Mengajarkan klien cara meneran yang S: Soray
benar, menganjurkan klien mengambil O: a
nafas dalam dan panjang kemuudian Klien meneranan tidak sesuai instruksi yang diberikan
mengeluarkan dari perut (Observasi) Klien meneran dengan tekanan pada leher dan kepala
20. 12.10 3 Membantu klien memposisikan dorsal S : - Soray
recumbant O: a
Klien dapat memposisikan dorsal recumbant dengan
sempurna
21. 12.11 3 Memberikan terapi oksitoksin 10 IU S: Soray
IM O: a
Diberikan Oksitoksin 10 IU IM
22. 12.11 3 Melakukan pengkajian nyeri S: Soray
P : Kontraksi uterus serta penekanan mekanik pada a
vulva dan perineum
Q: Nyeri seperti di remas-remas dan ditusuk benda
tajam
R: Nyeri diseluruh regio abdomen, vulva, perineum
dan menjalar ke punggung.
S: Skala nyeri 8
T: Nyeri dirasakan ketika kontraksi muncul
O:
Klien terlihat meringis kesakitan
23. 12.12 3 Menginstrusikan klien untuk meneran S: Soray
O: a
Klien sudah mampu meneran untuk meneran dengan
baik
24. 12.15 3 Menginformasikan bayi klien lahir S: Soray
Klien mengatakan lega bayinya sudah keluar. a
O:
Bayi lahir pukul 12.15 WIB
25. 12.15 3 Memotong tali pusat S: Soray
O: a
Tali pusat terpotong
26. 12.20 3 Memberikan rangsang taktil fundus S: Soray
O: a
Plasenta lahir (12.20 WIB)
27. 14.16 3 Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, S: Soray
TFU, kontraksi uterus, kandung kemih O: a
dan perdarahan TD: 120/80 mmHg
HR: 90 kali/menit
Suhu: 370C
TFU: 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus: kuat
Kandung kemih: kosong
Perdarahan : 50 cc
KALA III
28. Pukul 14.17 4 Melakukan pengkajian nyeri dengan S: Soray
PQRST dan mengobservasi respon - P : nyeri karena kontraksi uterus a
nonverbal klien - Q : nyeri seperti ditusuk – tusuk
- R : semua region abdomen, vulva dan perineum
- S : skala nyeri 6
- T : saat kontraksi uterus, nyeri vulva dan perineum
O:
- Klien terlihat gelisah
- Klien melokalisasi nyeri
- Klien terlihat kesakitan saat pelepasan plasenta
38. 13.05 8 Mencuci tangan sebelum dan sesudah S: Klien menyatakan paham dengan prosedur cuci Soray
melakukan tindakan tangan yang dilakuakn oleh tenaga medis dalam a
menanganinya, klien juga mengatakan lebih segar
setelah dicuci tangannya dan dimandikan.
O: tenanga kesehatan mencuci tangan setelah dan
sebelum dilakukan tindakan kepada klien.
39. 13.30 5 Menginstruksikan klien S: Soray
menggunakan teknik relaksasi: Klien mengatakan lebih semangat dan percaya a
massase (Swedish massage) dan menyerahkan kepada Allah akan kesehatan bayinya
guided imagery O:
Ibu memejamkan mata dengan tenang dan nafas teratur.
40. 13.50 5 Mengedukasi klien dan keluarga S: Klien mengatakan paham dengan penanganan yang Soray
tentang proses penyakit bayi dan perlu dilakukan a
penanganan mandiri yang perlu O: Klien dapat menjelaskan kembali penanganan
dilakukan mandiri pada bayi sesuai kondisi bayi
41. 13.55 5 Memberi informasikan kepada S: Klien mengatakan lebih tenang jika diberi informasi Soray
klien dan keluarga tentang tujuan akan apa saja yang akan dilakukan kepada bayinya a
dan prosedur ketika akan diberikan O; Klien mendengarkan informasai dengan seksama
tindakan pada bayi
42. 13.57 5 Mendiskusikan perubahan gaya S: Klien mengatakan akan lebih merawat bayinya lebih Soray
hidup yang mungkin diperlukan baik daripada anak-anaknya sebelumnya karena bayi a
untuk mencegah komplikasi di sekarang membutuhkan perawatan khusus
masa depan dan proses O: Klien dan suami berdiskusi aktif
pengontrolan penyakit bayi
43. 14.00 6 Melakukan pengkajian nyeri dengan S: Soray
PQRST dan mengobservasi respon - P: Klien mengatakan nyeri dirasakan setelah a
nonverbal persalinan
- Q: Klien menyatakan nyeri timbul seperti di tusuk-
tusuk benda tajam
- R: Klien mengatakan nyeri di sekitar perineum dan
vulva
- S: Skala nyeri 3
- T: Klien mengatakan nyeri terus menerus
O:
- Klien beberapa kali meringis dan tangan klien
melokalisasi nyeri
- Distensi kandung kemih
44. 14.02 6 Menganjurkan kepada klien untuk S: Klien lebih lega dengan nafas dalam Soray
mengatasi nyeri secara nonfarmakologi O: Klien dapat mempraktikkan nafas dalam dengan a
: teknik relaksasi nafas dalam baik
45. 14.10 6 Menganjurkan klien untuk latihan S: Klien mengatakan akan latihan duduk Soray
duduk O: Klien perlahan latihan duduk dibantu suami dan a
bertahap altihan mandiri
46. 14.15 6 Mengajarkan mengenai diet tinggi S: Klien mengatakan menjadi tahu makanan yang baik Soray
protein untuk penyembuhan luka untuk ibu setelah persalinan a
O: Klien mendengarkan dengan seksama edukasi yang
diberikan oleh perawat
47. 14.30 7 Pertahankan catatan intake dan output S: Soray
yang akurat Klien mengatakan dalam sehari ini sudah minum a
sebanyak 2 gelas (400 cc) dan makan roti 1 iris sedang
(20 cc)
Klien mengatakan belum buang air kecil
O:
Klien terpasang infus RL 500 cc (125 cc/2 jam)
IWL 71,25 cc/2 jam
Perdarahan 10 cc/ 2 jam
Input 420 dan
output 206 cc
Balace cairan 420-206= +214 cc
VI. EVALUASI
No Tanggal/Jam DX Evaluasi TTD
KALA I
1. 28 Agustus / Nyeri S: Soraya
12.00 WIB persalinan - Klien mengatakan ingin meneran
(00256) - Klien mengatakan akan berusaha untuk tidak mengejan terlebih dahulu
berhubungan sebelum pembukaan lengkap
- Klien mengatakan rasa sakit yang ia rasakan saat ini tidak seperti rasa sakit
dengan
yang dirasakan ketika kehamilan sebelumnya yaitu sekarang lebih bisa
kontraksi dikontrol
uterus O:
- Klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam ketika kontraksi muncul
- Pembukaan serviks 10 cm
A:
Masalah teratasi
P:
Posisikan klien posisi lateral kiri
2. Ketidakefektif S: Soraya
an koping - Klien mengatakan siap untuk dilakukan operasi SC dan spontan apabila SC
individu tidak jadi dilakukan SC.
(00069) - Klien mengatakan bersedia toileting di tempat tidur menggunakan pispot.
O:
berhubungan
- Klien mulai memperhatikan lingkungan sekitar dan memperhatikan
dengan kehamilan untuk persiapan persalinan.
menghadapi A:
proses Masalah teratasi
persalinan P:
Anjurkan keluarga untuk terus menemani klien.
KALA II
3. 28 Agustus Nyeri S: Soraya
2018/ 12.15 persalinan - Klien mengeluh sakit dan mengerang ketika mengejan
WIB (00256) - VAS skala 6
berhubungan O:
- Klien melakukan nafas dalam sebelum meneran
dengan
- Klien mengejan pada saat kontraksi
kontraksi - Tidak ada tremor femur
uterus dan - Klien tampak lelah
tekanan A:
mekanik pada Masalah teratasi
vulva dan P:
perineum Pertahankan nafas dalam ketika sebelum meneran
KALA III
4. 28 Agustus Nyeri S: Soraya
2018/ 12.20 persalinan - Klien mengatakan massase punggung mengurangi nyeri yang klien rasakan
WIB (00256) - Klien mengatakan skala nyeri 4
berhubungan O:
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. I G5P3A1 adalah
Kala I : Nyeri persalinan (00256) berhubungan dengan kontraksi uterus
dan Ketidakefektifan koping individu (00069) berhubungan dengan
menghadapi proses persalinan, Kala II : Nyeri persalinan (00256)
berhubungan dengan kontraksi uterus dan tekanan mekanik pada vulva
dan perineum, Kala III : Nyeri persalinan (00256) berhubungan dengan
kontraksi uterus, pelepasan plasenta dan laserasi perineum , Kala IV :
Ansietas (00146) berhubungan dengan status kesehatan bayi baru lahir
dalam kondisi kritis, Gangguan rasa nyaman : nyeri (00214) berhubungan
dengan luka robek laserasi perineum grade 1, Resiko kekurangan volume
cairan (00028) berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif,
Risiko Infeksi (00004) berhubungan dengan prosedur invasive. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan persalinan Ny. I telah
terselesaikan semua dengan evaluasi bayi dan ibu sehat, dalam keadaan
baik.
B. Saran
Mahasiswa sebaiknya mempelajari teori-teori yang ada sebagai
dasar ilmu serta menerapkan hasil penelitian terbaru dalam melakukan
intervensi dan pertolongan persalinan supaya tercipta keselamatan pada
ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, I.P, dkk. 2015. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar kebidanan II.
Yogyakarta : Deepublish
Fakriyah & Siska P.A. 2017. Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi
Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD
Idaman Banjarbaru. (1). 19- 23.
Lestari, Indah, et. al. (2012). Pengaruh Deep Back MassageTerhadap Penurunan
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif dan Kecepatan Pembukaan Pada
Ibu Bersalin.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, 2009. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta, EGC.
Mender. 2013. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC
The Indonesian Journal Of Public Health. Universitas Airlangga Surabaya
Helen Varney.etall. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono
Rukiyah, Ai Yeyeh,dkk et al. 2012. Asuhan Kebidanan .Jakarta: CV. Trans Info
Media
Sondakh, Jeny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2012. Buku Ajar Medikal Bedah,Edisi 8 Volume 2.
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC
Sondakh, Jeny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
Sunarsih & Ernawati. 2017. Perbedaan Terapi Massage Dan Terapi Relaksasi
Dalam Mengurangi Nyeri Persalinan Di Bidan Praktik Swasta (Bps)
Ernawati Kecamatan Banyumas. 3 (1).8-12.