Disusun oleh
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. K DENGAN GAGAL JANTUNG
DI RUANG ICVCU
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. K
Alamat : Karang waru
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : karang waru
Hubungan dengan klien : Suami
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Dadanya terasa nyeri sangat tajam
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan klien sempat tidak sadarkan diri dirumah, lalu keluarga
klien membawa klien ke RS dengan menggunakan mobil, klien tiba di RS pukul 17.22 WIB
langsung dibawa ke IGD. Saat pengkajian di IGD didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD:
170/100 mmHg, N: 75x/menit, RR: 19x/menit, S: 36,70C, keluarga klien mengatakan klien
sempat tidak sadarkan diri dirumah, kaki tidak bisa digerakan, lemas, mual, muntah, lalu
perawat IGD memasangkan infus ditangan kanan klien dengan cairan RL 20 Tpm, dan
memasangkan O2 Masker, memasangkan DC dan mendapatkan terapi obat omeprazol,
ondansentron, citicolin, mecobalamin dan ceftriaxone. Pukul 17.30 WIB klien sempat kejang
2x lama kejang 30 detik kemudian apneu didapatkan TTV TD: 60/40 mmHg, N: 120x/menit,
RR: 28x/Menit, S: 34,70C, klien dipindahkan ke ruang resusitasi lalu dilakukan tindakan RJP
dan Bagging selama 3 siklus didaptkan RR: 18x/Menit, N: 70x/Menit, TD: 109/70 mmHg,
klien kembali sadar.
Keluarga mengatakan sebelumnya klien memang sudah sering keluar masuk RS,tetapi
sebelumnya klien belum pernah sampai kejang, klien juga mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi/hipertensi dan penyakit ginjal (CVD).
Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular
melainkan penyakit menurun yaitu hipertensi yang di alami oleh almarhumah ibu klien.
keluarga klien mengatakan hidup di lingkungan yang sejuk,air bersih dan nyaman.
- Airway:
terdapat sekret dan ada suara nafas tambahan snoring
- Breathing:
Spontan
RR: 28X/mnt
Whezing: mengi
Spo2:120
Dispnea
- Circulation:
Nadi:120xmnt
Kulit:pucat,tidak ada pengeasan kulit
Warna kulit:sawo matang
Turgor:elastis
IRT:<3 detik
- Disability:
GCS : E=1 V=1 M=1
Kesadaran : coma
Pupil : isokor
Reflek cahaya : ada.
Klien mengatakan jika merasa sakit segera berobat ke puskesmas. Klien mengatakan tidak
tahu jika penyakitnya merupakan penyakit vertigo, klien hanya mengetahui jika
penyakitnya sakit biasa karena kelelahan.
b. Selama sakit
1) Frekuensi : 3 kali sehari
3. Pola eliminasi
a. BAB
1) Sebelum sakit
a) Frekuensi : Sehari satu kali
b) Konsistensi : Lunak
2) Selama sakit
a) Frekuensi : Dua hari sekali
b) Konsistensi : Lunak
b. BAK
1) Sebelum sakit
a) Frekuensi : 6 – 8 kali sehari
2) Selama sakit
a) Frekuensi : 3-5 kali sehari
c) Warna : Kuning
0 : Mandiri
4 : Tergantung total
a. Sebelum sakit :
Sebelum sakit klien tidur ± 8 jam / hari
b. Selama sakit :
Selama sakit klien hanya tidur ± 4 jam / hari
6. Pola kognitif – perseptual
a. Sebelum sakit :
Sebelum sakit klien dapat berbicara dengan lancar, indera pendengaran,
penglihatan, penciuman normal, dan dapat beraktivitas dengan lancar.
b. Selama sakit :
Selama sakit klien dapat berbicara dengan lancar, indera pendengaran, penglihatan,
penciuman normal, akan tetapi tidak dapat beraktivitas dengan lancar.
7. Pola persepsi konsep diri
a. Sebelum sakit
b. Sesudah sakit
Klien mengatakan selama sakit dia harus tetap bersyukur karena dengan saat ini klien
dapat lebih menjaga kesehatannya karena sehat itu mahal harganya.
b. Selama sakit
Klien mengatakan hubungan dengan klien lain juga baik, dan tampak juga
tetangganya yang datang menjenguk.
9. Pola seksualitas reproduksi
a. Sebelum sakit
b. Selama sakit
Klien mengatakan selama sakit tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang
kepala rumah tangga.
Klien mengatakan selama sakit dirawat dirumah sakit klien tidak dapat
menjalankan kewajibannya secara tertib.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan / penampilan umum
a. Kesadaran : composmentis
2) Nadi
a) Frekuensi : 88 X / menit
b) Irama : Cepat
c) Kekuatan : Kuat
3) Pernafasan
a) Frekuensi : 24 X / menit
b) Irama : Cepat
4) Suhu : 36 ºC
2. Kepala
a. Bentuk kepala : Mesochepal
c. Rambut : Beruban
3. Muka
a. Mata
1) Palpebra : Tidak ada oedema
2) Konjungtiva : anemis
3) Sclera : Ikterik
4) Pupil : isokor
a. Paru – paru
Perkusi : Pekak
Auskultasi: Vesikuler
b. Jantung
Perkusi : Sonor
6. Abdomen
Perkusi : Timpani
8. Rektum : Bersih
9. Ekstermitas
a. Atas
1) Kekuatan otot kanan dan kiri : ka 5 / ki 5
c. Pemeriksaan Penunjang :-
E. PATOFISIOLOGI
Kegagalan jantung memompakan darah ke seluruh tubuh dapat terjadi pada sistol dan
diastol akibat komplikasi serius beberapa kondisi. Kegagalan sistol atau pengaliraan darah dapat
disebabakan oleh kardiomiopati yang menyababkan burukanya kontraktilitas, atau obat-obatan
yang menurunkan kerja otot jantung sehingga terjadi penurunan afterload (jumlah darah ayang
akan keluar jantung). Sedangkan kegagalan diastol (pengisian jantung) dapat diakibatkan oleh
kardiomiopati hipertrofik, regurgitasi mitral, tamponade jantung, fibrosis perikardium, dan aritmia
yang menyebabkan buruknya preload (jumlah darah yang masuk ke jantung). Jika kondisi ini
terus berlangsung pada akhirnya akan menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ vital salah
satunya jantung itu sendiri. Aliran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke
jantung menurun dan semakin memperburuk kemampuan jantung untuk memompa darah.
Penurunan kontraktilitas jantung mengurangi curah jantung dan meningkatkan volume dan
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri, hingga mengakibatkan kongesti paru-paru dan edema.
Dengan menurunnya tekanan arteria, maka terjadi perangsangan terhadap baroreseptor pada aorta
dan sinus karotikus. Perangsangan simpato adrenal menimbulkan refleks vasokonstriksi,
takikardia, dan meningkatkan kontraktilitas untuk menambah curah jantung dan menstabilkan
tekanan darah.
Kontraktilitas akan terus meningkat sesuai dengan hukum Starling melalui retensi natrium
dan air. Jadi, menurunnya kontraktilitas pada syok kardiogenik akan memulai respon
kompensatorik, yang meningkatkan beban akhir dan beban awal. Meskipun mekanisme protektif
ini pada mulanya akan meningkatkan tekanan arteria darah dan perfusi jaringan, namun efeknya
terhadap miokardium justru buruk karena meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan
miokardium akan oksigen.
Karena aliran darah koroner tidak memadai, terbukti dengan adanya infark, maka
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen terhadap miokardium semakin
meningkat. Gangguan miokardium juga terjadi akibat iskemia dan nekrosis fokal, yang akan
memperberat lingkaran setan dari kerusakan miokardium. Dengan bertambah buruknya kinerja
ventrikel kiri, keadaan syok berkembang dengan cepat sampai akhirnya terjadi gangguan sirkulasi
hebat yang mengganggu sistem organ-organ penting.
Beberapa organ terserang lebih cepat dan berat daripada yang lain. Seperti telah diketahui,
miokardium akan menderita kerusakan yang paling dini pada keadaan syok. Selain dari
bertambahnya kerja miokardium dan kebutuhannya terhadap oksigen, beberapa perubahan lain
juga terjadi. Karena metabolisme anaerobik dimulai pada keadaan syok, maka miokardium tidak
dapat memperthankan cadangan fosfat berenergi tinggi dalam kadar normal, dan kontraktilitas
ventrikel akan makin terganggu. Hipoksia dan asidosis menghambat pembentukan energi dan
mendorong terjadinya kerusakan lebih lanjut dari sel-sel miokardium. Kedua faktor ini juga
menggeser kurva fungsi ventrikel ke bawah dan ke kanan yang akan semakin menekan
kontraktilitas.
PATHWAY
Kerusakan jantung
miokardium
miokardium dan
↑ enzim hati: Oliguria
Cedera usus kebutuhan O2 Ggn kesadaran
besar
- SGOT
Na ↓
sejalan
- SGPT dengan Metabolisme Risiko cedera / trauma
↓GFR
Penimbunan
reseptor nyeri
↓ kontraktilitas jantung
Merangsang
baroreseptor
Sindrom distres
Vasokonstriksi
pernapasan
dan takikardia
- Takipnea
- Dispinea
- Ronki
Hari/ T
N
Tgl/ Data Fokus Problem Etiologi Symptom T
o.
Jam D
1 Sabtu, DS: Nyeri Agen HR :
23 Pasien mengatakan akut cidera 120x/menit
nyeri dada - TD : 60/40
nove (00132) biologis
P : nyeri muncu saat mmHg
mber beraktivitas dan - GCS : eye 1,
2018 berkurang saat motorik 1,
beristirahat verbal 1, ROM
Q : nyeri seperti terbatas
tertusuk-tusuk benda - akral dingin
tajam - diaforesis
R : nyeri pada dada (mandi
S : skala nyeri 6 keringat)
T : nyeri muncul - klien nampak
terus menerus sesak nafas
- RR : 28
DO : x/menit
- HR : 120x/menit
- TD : 60/40 mmHg
- GCS : eye 1,
motorik 1, verbal 1,
ROM terbatas
- akral dingin
- diaforesis (mandi
keringat)
- klien nampak sesak
nafas
- RR : 28 x/menit
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
H. RENCANA KEPERAWATAN
I. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl / No.
Implementasi Respon TTD
Jam Dx
Sabtu,23 1 memonitor status S : pasien mengatakan
November pernafasan dan mau dimonitor status
2o18 oksigenasi pernafasan
sebagaimana mestinya O : status pernafasan
dimonitor dengan baik