Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP

BERAT BADAN BAYI UMUR 4 – 6 BULAN


(Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

H. Miftahul Munir
STIKES NU TUBAN

ABSTRAK
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu
sebagai makanan utama dan terbaik untuk bayi karena di dalam ASI terkandung zat-zat kekebalan, anti infeksi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk
tumbuh kembang serta mengontrol terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas. ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi tanpa
makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai umur 4-6 bulan
Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia, namun praktek pemberian ASI masih buruk terutama dalam
pemberian ASI Eksklusif. Buruknya pemberian ASI ini dipicu oleh promosi susu formula dan MP-ASI di berbagai media dan SPK, serta kurangnya
pengetahuan ibu akan pentingnya ASI bagi kecerdasan dan kesehatan bayi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adakah
pengaruh antara pemberian ASI Eksklusif dengan berat badan bayi umur 4-6 bulan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan desain penelitian One-shot Case Study, dimana pengambilan sampel
dilakukan secara probability sampling dengan tipe Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar
observasi untuk mengidentifikasi bayi yang diberi ASI Ekslusif, berat badan bayi umur 4-6 bulan, serta pengaruh antara kedua variabel tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 32 sampel, terdapat 16 bayi (50%) diberikan ASI Eksklusif dan 16 bayi (50%)
diberi MP-ASI. Bayi yang diberi ASI Eksklusif secara keseluruhan memiliki berat badan normal, sedangkan bayi yang diberi MP-ASI sebanyak 14
bayi (87,50%) memiliki berat badan normal dan sebanyak 2 bayi (12,50%) mengalami kegemukan. Dari hasil uji t berpasangan disimpulkan bahwa
ada pengaruh antara pemberian ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi umur 4-6 bulan.
Melihat pentingnya pemberian ASI, maka hendaknya ASI Eksklusif diberikan pada bayi hingga umur 4-6 bulan demi tercapainya berat
badan normal.

Kata kunci : ASI Eksklusif, berat badan


PENDAHULUAN Maka untuk mengatasi hal tersebut dan untuk
mencapai tumbuh kembang bayi secara optimal, WHO
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, tidak atau UNICEF menetapkan “Global Strategy for Infant
dapat digantikan dengan makanan lainnya dan tidak ada and Young Child Feeding” yang di Indonesia ditindak
satu makanan pun yang dapat menyamai ASI, baik lanjuti dengan penyusunan Strategi Nasional pemberian
dalam kandungan gizinya, enzim, hormon maupun makanan bayi dan anak yang disesuaikan dengan UU
kandungan imunologik dan anti infeksi (Junior, 2003). No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang
Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya mengacu pada Convention On the Right Of The Child
Indonesia, namun praktek pemberian ASI masih buruk, yaitu dengan memberikan ASI dalam 30 menit setelah
terutama dalam pemberian ASI Eksklusif, yaitu kelahiran, memberikan ASI Ekslusif sejak lahir sampai 6
pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi bulan, memberikan MP-ASI yang bermutu sejak bayi
berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain umur 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai
(Hubertin, 2004:5). Buruknya pemberian ASI ini dipicu umur 2 tahun. (Junior, 2003).
oleh promosi susu formula dan MP-ASI di berbagai Berdasarkan LB3 Gizi Puskesmas Kabupaten
media dan Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) (Junior, Tuban diketahui bahwa cakupan pemberian ASI
2003). Serta kurangnya pengetahuan ibu akan Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Plumpang tahun
pentingnya ASI bagi kecerdasan dan kesehatan bayi, 2006 tergolong rendah, yaitu sebesar 46% dari target
dimana di dalam ASI terkandung zat-zat kekebalan, anti sebesar 60%. Adapun daerah yang cakupan pemberian
infeksi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh ASI Eksklusif masih tergolong rendah berdasarkan
kembang serta mengontrol terjadinya kelebihan berat survei awal yang dilakukan peneliti dalam Kegiatan
badan atau obesitas (IBI Johnson, 1994:46). Praktek Kerja Lapangan (PKL) tanggal 8 – 20 Januari
Menurut Azrul (2003), berdasarkan hasil penelitian 2007, dalam 5 tahun terakhir meliputi Desa
tentang tumbuh kembang balita di Indonesia, Sumberagung, Magersari, Ngrayung, Kepohagung,
menjelaskan bahwa pemberian MP-ASI bagi balita Jatimulyo, Penidon dan Trutup, yaitu + 15,4229% dari
penting, karena selain mencukupi kekurangan gizi sejak 402 balita. Selain itu, wilayah kerja Puskesmas
janin dalam kandungan, ketidaktaatan sang ibu bayi Plumpang menduduki peringkat kedelapan bayi yang
memberikan ASI Eksklusif, MP-ASI juga dapat mengalami kenaikan berat badan, yaitu sebesar 418 bayi
mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang pada dari 818 bayi yang ada di wilayah Kerja Puskesmas
balita, apabila diberikan pada bayi cukup bulan atau 6 Plumpang Kabupaten Tuban.
bulan ke atas. Akan tetapi dalam kenyataannya Melihat rendahnya pemberian ASI Ekslusif di
pemberian MP-ASI yang terlalu dini terhadap bayi wilayah kerja Puskesmas Plumpang dan tingginya
sering ditemukan dalam kehidupan masyarakat jumlah bayi yang mengalami kenaikan berat badan maka
Indonesia, seperti pemberian makanan berupa pisang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah
madu, air tajin, air gula, susu formula dan makanan lain tentang pengaruh pemberian ASI Eksklusif terhadap
sebelum bayi berumur 4 bulan. berat badan bayi umur 4 - 6 bulan di Wilayah Kerja
Buruknya pemberian ASI Eksklusif, terbatasnya Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban.
persediaan pangan di tingkat rumah tangga serta
terbatasnya akses balita sakit terhadap pelayanan METODE PENELITIAN
kesehatan yang berkualitas menyebabkan lima juta bayi
menderita gizi kurang. Padahal kekurangan gizi yang Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
terjadi pada bayi akan berdampak pada gangguan ini adalah One- shot Case Study yaitu denganmelakukan
psikomotor, kognitif dan sosial serta secara klinis terjadi intervensi atau tindakan pada satu kelompok kemudian
gangguan pertumbuhan bahkan kematian. Menurut diobservasi pada variabel dependen setelah dilakukan
WHO, sekitar 132 bayi meninggal setiap tahunnya intervensi. (Nursalam, 2003 : 87). Populasi dalam
sebelum usia satu tahun, dimana lebih dari setengahnya penelitian ini adalah seluruh bayi umur 4-6 bulan di
terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk serta penyakit wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban.
infeksi. (Junior, 2003). Besar populasi di estimasi pada bulan April sampai Mei
Bukti-bukti penurunan penggunaan air susu ibu di 2007 adalah sebanyak 63 bayi. Sampel yang peneliti
negara-negara yang telah maju telah banyak gunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah bayi umur 4-
dikemukakan, antara lain di Amerika, pada permulaan 6 bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Dengan
abad ke-20, kira-kira 71% bayi mendapat air susu ibu menggunakan teknik Simple Random Sampling diperoleh
sampai umur kurang lebih 6 bulan, sedangkan tahun jumlah sampel sebanyak 32 responden (bayi) yang terdiri
1971, angka ini menurun menjadi 25% pada ibu-ibu dari 2 kelompok yaitu 16 bayi dilakukan intervensi dan
dengan sosio ekonomi sedang dan 5% pada ibu-ibu 16 bayi yang lain tidak dilakukan intervensi.
dengan sosio ekonomi baik. Di Singapura pada tahun HASIL PENELITIAN
1951, pada ibu-ibu dengan sosio ekonomi sedang dan
baik, 48% bayi mendapatkan air susu ibu, sedangkan 1. Data Umum
pada golongan sosio ekonomi rendah 71%. Pada tahun Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di
1961, angka tersebut merosot menjadi masing-masing wilayah kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban,
8% dan 42% (Soetjiningsih, 1997:16). diperoleh data sebagai berikut :
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7 % bayi yang 1.1 Umur
memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di
pemberian ASI pada bayi umur kurang dari 2 bulan Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten
sebesar 64 %, antara 2 sampai 3 bulan sebesar 45,5 %, Tuban pada Bulan April sampai Mei 2007
antara 4 sampai 5 bulan sebesar 13,9 %, dan antara 6
sampai 7 bulan sebesar 7,8 %. Sementara itu cakupan Sumber : Tabulasi data hasil penelitian pemberian ASI
pemberian susu formula dan MP-ASI meningkat 3 kali Eksklusif pada bayi umur 4-6 bulan di Wilayah Kerja
lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban pada bulan
menjadi 32,4% pada tahun 2002. (Junior, 2003). April sampai Mei 2007
Jumlah ( Σ )
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa No Umur Persentase (%)
mayoritas responden berusia 4 bulan, yaitu sebanyak 26
bayi (81,25%). 1 4 bulan 26 81,25
2 5 bulan 4 12,5
1.2 Jenis Kelamin 3 6 bulan 2 6,25
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Jumlah 32 100
Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang 2 MP-ASI - - - - 14 87,50 2 12,5 16 100
Kabupaten Tuban pada Bulan April sampai Mei 2007
Sumber : Tabulasi data hasil penelitian pemberian ASI Jumluh
No Jenis Kelamin Persentase (%)
Eksklusif pada bayi umur 4-6 bulan di Wilayah Kerja (Σ )
Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban pada bulan 1 Laki-laki 18 56,25
April sampai Mei 2007 2 Perempuan 14 43,75
Jumlah 32 100
Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa
Jumlah - - - - 30 93,75 2 6,25 32 100
mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu
sebanyak 18 bayi (56,25%). Sumber : Tabulasi data hasil penelitian pemberian ASI
Eksklusif pada bayi umur 4-6 bulan di Wilayah Kerja
2. Data Khusus Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban pada bulan
2.1 Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 4-6 Bulan April sampai Mei 2007
Tabel 3 Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 4-6
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa bayi berumur
Kabupaten Tuban pada Bulan April sampai Mei 2007 4–6 bulan yang diberi ASI Eksklusif 100% memiliki
Pemberian ASI Jumlah Persentase berat badan normal yaitu sebanyak 16 bayi.
No
Eksklusif (Σ ) (%)
1 ASI Eksklusif 16 50 ANALISIS HASIL PENELITIAN
2 MP-ASI 16 50
Berdasarkan analisis dengan uji t berpasangan
(Paired t Test), α = 0,05, df = 15 ditetapkan t hitung =
Jumlah 32 100
Sumber : Tabulasi data hasil penelitian pemberian ASI -2,162 dan t tabel = + 2,131. Dengan interpretasi jika
Eksklusif pada bayi umur 4-6 bulan di Wilayah Kerja nilai t hitung berada di luar nilai t tabel maka Ho
Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban pada bulan diterima dan H1 ditolak, artinya “Tidak ada pengaruh
April sampai Mei 2007 yang signifikan” dan jika nilai t hitung berada di luar
nilai t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya
Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui bahwa dari 32 “Ada pengaruh yang signifikan.”
bayi umur 4-6 bulan, bayi yang diberi ASI Eksklusif dan Dari hasil perhitungan didapatkan nilai t hitung
MP-ASI memiliki persentase yang sama yaitu sebanyak berada di luar nilai t tabel, maka Ho ditolak dan H1
16 bayi (50%). diterima, artinya “Ada pengaruh antara pemberian ASI
Eksklusif terhadap berat badan bayi umur 4-6 bulan di
2.2 Berat Badan Bayi Umur 4-6 Bulan. wilayah kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban.”
Tabel 4 Berat Badan Bayi Umur 4-6 Bulan di Wilayah
Kerja Pukesmas Plumpang Kabupaten Tuban Pada Bulan PEMBAHASAN
April sampai Mei 2007
Berat badan Jumlah 1. Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Umur 4 - 6
No terhadap tinggi N % Bulan
badan Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 63 bayi
1 Kurus sekali - - umur 4 - 6 bulan, diberi ASI Eksklusif adalah sebanyak
2 Kurus - - 16 bayi (50%) dan bayi yang diberi MP-ASI sebanyak
3 Normal 30 93,75 16 bayi (50%). Dari data diatas jelas terlihat bahwa
4 Gemuk 2 6,25 pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI pada bayi umur 4-
Jumlah 32 100 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Plumpang
Sumber : Tabulasi data hasil penelitian pemberian Kabupaten Tuban memiliki persentase yang sama.
ASI Eksklusif pada bayi umur 4-6 bulan di Wilayah Tingginya pemberian ASI Eksklusif tersebut
Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban pada disebabkan karena pemerintah terus memberikan
bulan April sampai Mei 2007 motivasi kepada tenaga kesehatan dalam penerapan
praktek pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa bayi umur 4-6 Umum, Rumah Sakit Swasta, Bidan Praktek Swasta, dan
bulan sebanyak 30 bayi (93,75%) memiliki berat badan masyarakat. Salah satunya adalah di Rumah Bersalin
normal. Tritunggal Jakarta, dimana sejak tahun 1998 secara
konsisten dilakukan berbagai langkah dan upaya
Tabel 5 Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap mengenai penerapan konsep ASI Eksklusif pada praktisi
Berat Badan Bayi Umur 4-6 Bulan di Wilayah Kerja bidang kebidanan secara khusus dan masyarakat umum
Pukesmas Plumpang Kabupaten Tuban Pada Bulan mengenai manfaat terbesar ASI. Dalam observasi pada
April sampai Mei 2007 praktek ini diketahui bahwa dengan penatalaksanaan
Berat Badan yang tepat, 99% ibu mampu memberikan ASI dan bahwa
Pemberia Jumlah dengan memberi ASI saja sudah cukup tanpa harus
Kurus memberi tambahan susu lain kepada bayi. (Hubertin,
No n ASI Kurus Normal Gemuk
Sekali 2004 : 1)
Eksklusif
N % N %N % N % N % Selain faktor di atas, rendahnya pemberian ASI
Eksklusif pada bayi umur 4-6 bulan di wilayah kerja
1 ASI Eksklusif - - - - 16 100 - - 16 100 Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban ini mungkin
disebabkan oleh beberapa faktor. Kemungkinan faktor
penyebab tersebut diantaranya ialah pengaruh orang lain usia 6 bulan, menunjukkan kecepatan pertumbuhan bayi
yang lebih dominan, misalnya orang tua, suami, yang sama. Teori tersebut didukung oleh Riordan (2000 :
tetangga, teman atau petugas kesehatan sendiri yang 59), bahwa berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif
kurang tepat memberikan nasehat mengenai ASI dan dan diberi susu buatan (MP-ASI) kira-kira sama dalam
menyusui, pengaruh iklan susu buatan dan makanan perubahan berat dan tinggi badan sampai usia 3–4 bulan.
pendamping ASI, motivasi ibu berkurang karena Akan tetapi pada literatur lain menyebutkan bahwa
kesibukan atau kerja dan sebagainya. di negara maju, bayi yang menyusu secara murni (ASI
Eksklusif) sampai usia 4-6 bulan memiliki pertumbuhan
2. Identifikasi Berat Badan Bayi Umur 4-6 Bulan yang optimal (normal), dan justru pemberian makanan
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa bayi umur pendamping ASI yang terlalu awal dapat menyebabkan
4-6 bulan sebanyak 30 bayi (93,75%) memiliki berat obesitas. (Modul Manajemen Laktasi 9, 1994 : 1).
badan normal, sedangkan sebanyak 2 bayi (6,25%) Berdasarkan teori tersebut ternyata benar bahwa
mengalami kegemukan. Dari data di atas terlihat jelas pemberian ASI Eksklusif berpengaruh terhadap berat
bahwa bayi di wilayah kerja Puskesmas Plumpang badan bayi, dimana bayi yang diberi ASI Eksklusif
kabupaten Tuban umur 4-6 bulan mayoritas memiliki 100% memiliki berat badan normal, sedangkan bayi
berat badan normal. yang diberi MP-ASI mayoritas memiliki berat badan
Perbedaan kedua kondisi tersebut bisa disebabkan normal sebesar 68,09% dan 23,81% mengalami
karena bayi memperoleh jenis makanan yang berbeda kegemukan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
untuk dikonsmsi satu sama lain. Bayi yang mendapat kurangnya pengetahuan dan informasi ibu akan
makanan lain, misalnya nasi lumat atau pisang hanya pentingnya ASI bagi kecerdasan dan kesehatan bayi,
akan mendapat banyak karbohidrat sehingga zat gizi tradisi masyarakat di negara berkembang yang
yang masuk tidak seimbang yang pada akhirnya akan cenderung memberikan MP-ASI dini, tingginya promosi
menyebabkan kegemukan. Atau bisa juga disebabkan susu formula dan MP-ASI diberbagai media dan Sarana
karena lemak yang terkandung di dalam ASI mudah Pelayanan Kesehatan (SPK) serta faktor genetik atau
dicerna dan diserap oleh bayi sehingga tidak terjadi bawaan, misalnya jenis kelamin, suku bangsa atau RAS,
penimbunan lemak yang berlebihan pada bayi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan (BB).
diberi ASI Eksklusif. (Hubertin, 2004 : 18) Berdasarkan analisis dengan uji t berpasangan
Selain faktor di atas, perbedaan berat badan yang (Paired t Test), α = 0,05, df = 15 ditetapkan t hitung = -
diberi ASI Eksklusif dan yang diberi MP-ASI pada bayi 2,162 dan t tabel = + 2,131. Dari hasil perhitungan
umur 4-6 bulan ini mungkin disebabkan oleh beberapa didapatkan nilai t hitung berada di luar nilai t tabel, maka
faktor lain. Kemungkinan faktor tersebut adalah faktor Ho ditolak dan H1 diterima, artinya Ada pengaruh antara
genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik pemberian ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir umur 4-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Plumpang
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik Kabupaten Tuban.
yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, Bayi yang diberi ASI Eksklusif secara keseluruhan
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. memiliki berat badan normal, dan tidak ada yang
Faktor genetik tersebut diantaranya adalah berbagai mengalami kegemukan (obesitas) bahkan kurang gizi.
faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, Sehingga ASI merupakan makanan utama, terbaik dan
suku bangsa atau bangsa. Sedangkan faktor lingkungan alami pertama untuk bayi yang diberikan tanpa makanan
bisa disebabkan oleh gizi ibu pada waktu hamil, hormon, tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4 bulan dan
fungsi metabolisme, perawatan payudara dan lain-lain. jika mungkin sampai usia 6 bulan. Karena di dalam ASI
terkandung zat-zat kekebalan, anti infeksi dan nutrisi
3. Pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembang secara
berat badan bayi umur 4-6 bulan optimal (normal) serta mengontrol terjadinya kelebihan
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa bayi berat badan atau obesitas.
berumur 4–6 bulan yang diberi ASI Eksklusif 100%
memiliki berat badan normal sebanyak 16 bayi (100%). KESIMPULAN
Sedangkan bayi yang diberi MP-ASI sebanyak 14 bayi
(87,50%) memiliki berat badan normal dan 2 bayi Sesuai dengan tujuan, maka dalam penelitian ini
(12,50%) mengalami kegemukan. secara umum dapat disimpulkan antara lain :
Perbedaan kedua kondisi tersebut bisa disebabkan 1. Pemberian ASI Eksklusif dan MP – ASI pada bayi
karena kandungan nutrisi ASI berbeda dengan MP-ASI. umur 4-6 di wilayah kerja Puskesmas Plumpang
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Lemak Kabupaten Tuban memiliki persentase yang sama.
ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI 2. Berat badan bayi umur 4-6 bulan yang diberi ASI
mengandung enzim lipase yang mencerna lemak Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Plumpang
trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit sekali Kabupaten Tuban secara keseluruhan adalah normal
lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi. 3. Ada pengaruh antara pemberian ASI Eksklusif
Sedangkan susu formula (MP-ASI) tidak mengandung terhadap berat badan bayi umur 4-6 bulan di wilayah
enzim karena enzim akan rusak bila dipanaskan. Itu kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban.
sebabnya, bayi akan sulit menyerap lemak susu formula
dan menyebabkan bayi menjadi diare serta menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
penimbunan lemak yang pada akhirnya akan berakibat
kegemukan (obesitas) pada bayi. Selain itu, bayi yang Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
mendapat makanan lain, misalnya nasi lumat atau pisang Rineka Cipta : Jakarta.
hanya akan mendapat banyak karbohidrat sehingga zat Azrul. (2003). Peningkatan Gizi Balita Melalui MP-ASI. Senin, 31
Maret 2003. http://www.google.co.id.
gizi yang masuk tidak seimbang. Terlalu banyak Budiarto, Eko. (2001). Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan
karbohidrat menyebabkan anak lebih mudah menderita Masyarakat. EGC : Jakarta.
kegemukan dengan segala akibatnya. Departement of Nutrition. (2003). Pemberian MT Makanan Untuk
Menurut Depkes RI (1994) menyebutkan bahwa di Anak Menyusu. EGC : Jakarta.
Depkes RI. (1994). Bahan Bacaan Modul Manajemen Laktasi. Depkes
negara berkembang pemberian ASI Eksklusif dibanding RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
susu formula (MP-ASI) pada bayi cukup bulan sampai
Depkes RI. (2002). Pemantauan Pertumbuhan Balita. Depkes :
Jakarta.
Depkes RI. (2003). Spesifikasi dan pedoman Pengelolaan MP-ASI
Instan untuk Bayi Umur 6-11 Bulan. Depkes : Jakarta.
Depkes. RI. (2003). Buku KIA. Bakti Husada : Jakarta.
Depkes. RI. (2005). Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan
Perkembangan pada Balita dan Anak Prasekolah. EGC :
Jakarta.
IBI, Johnson. (1994). Panduan Kehamilan dan Masa Awal Menjadi
Orang Tua. Johnson : Jakarta.
Junior. (2003). Hanya 3,7% Bayi Memperoleh ASI,
http://www.google.co.id
Nazir, Moch. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Ghalia
Indonesia : Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
Riordan, Kathleen G. (2000). Buku Saku Menyusui dan Laktasi. EGC :
Jakarta.
Sari Husada. (1998). KMS Sari Husada. Sari Husada : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai