Anda di halaman 1dari 9

1

ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK PSIKOMOTOR BERBASIS


PROYEK

Dina Dwi Kusuma


Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang
Email: dinadwikusuma@gmail.com

ABSTRAK: Penilaian dalam Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian autentik. Penilaian
Autentik Psikomotor adalah penilaian yang dilakukan secara nyata mulai dari masukan, proses dan
keluaran dengan menggunakan berbagai macam teknik dan instrumen penilaian yang pencapaian
hasil belajarnya berbentuk keterampilan. Penilaian ini berbasis proyek dengan pemberian tugas
yang dikerjakan secara individu maupun kelompok dengan waktu yang telah ditentukan. Penilaian
proyek dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian proyek berupa daftar check list atau
rating scale. Tujuan dengan adanya penilaian ini yaitu guru dapat melakukan penilaian aspek
psikomotor secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa.

Kata kunci: Penilaian dalam Kurikulum 2013, Penilaian Autentik Psikomotor, Proyek

ABSTRACT: Curriculum 2013 emphasizes authentic assessment. Psychomotor authentic


assessment is a real assessment start from input, process, and output using various kinds of
assessment techniques and instruments that making the student’s skills as the learning outcomes.
This assessment is project-based by assigning tasks that are done individually or in groups with
predetermined time. Project appraisal is done by using the project assessment sheet in the form of
a check list or rating scale list. The purpose of this assessment is, teachers can assess psychomotor
aspects according to students' abilities objectively.

Keywords: Assessment in 2013 Curriculum, Psychomotor Authentic Assessment, Project

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan ujung tombak bagi peradaban suatu bangsa. Peningkatan
mutu pendidikan dijadikan pemerintah sebagai salah satu upaya strategis untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan yaitu
dengan cara penerapan suatu kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda serta
perkembangan ilmu dan teknologi. Kurikulum yang sedang diterapkan di Indonesia saat
ini, yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mengalami edisi revisi, yang tujuannya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kedepannya. Penilaian dalam Kurikulum 2013 dan
Kurikulum 2013 Edisi Revisi mencangkup 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Perbedaan penilaian Kurikulum 2013 dan Kurikilum 2013 Edisi Revisi terletak pada
penilaian aspek afektif. Penilaian aspek afektif dalam Kurikulum 2013 dilaksanakan oleh
guru masing-masing mata pelajaran, sedangkan dalam Kurikulum 2013 Edisi Revisi
penilaian aspek afektif dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran PPKN dan Agama. Namun
kenyataanya, penilaan aspek kognitif sudah dilaksanakan secara maksimal melalui kuis,
penilaian harian, penilaian akhir semester, dan penilaian akhir tahun, sedangkan penilaian
aspek psikomotor belum dapat dilakukan secara maksimal karena belum adanya kriteria
penilaian aspek psikomotor secara terstruktur. Majid & Rochman (2015: 1) menyatakan
2

bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat


proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan pendapat Ikhsan (2017: 194)
menyatakan bahwa didalam Kurikulum 2013 salah satu pilar penilaiannya adalah penilaian
autentik, guru menilai kompetensi dan hasil belajar berdasarkan dengan apa yang sudah
dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran. Pada penilaian autentik, terdapat beberapa
teknik penilaian yang dapat dilakukan, salah satunya adalah penilaian proyek.

PEMBAHASAN
A. Penilaian dalam Kurikulum 2013
Majid & Rochman (2015: 1) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian
autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sejalan
menurut Gantini & Suhendar (2017: 62) menyatakan bahwa penilaian autentik memiliki
relevansi terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran, sehingga sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013. Penilaian ini mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Demikian dapat disimpulkan bahwa
penilaian kurikulum 2013 lebih menekankan pada penilaian autentik. Menurut Sunarti &
Rahmawati (2014: 4-5) menyatakan bahwa karakteristik penilaian kurikulum 2013, sebagai
berikut:
1. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang telah ditentukan. Peserta didik
harus mendapat bantuan yang tepat dan diberikan waktu sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk mencapai kompetensi yang ditentukan (John B. Carrol dalam Sunarti dan
Rahmawati, 2014:4). Peserta didik yang lambat harus diberikan waktu lebih lama untuk
materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. Kompetensi pada kategori
pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4), peserta didik tidak diperbolehkan
mengerjakan kompetensi selanjutnya, sebelum mampu mengerjakan kompetensi sesuai
dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2. Penilaian Autentik
Penilaian autentik ini dikelompokkan menjadi 5, yaitu:
a. Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling berkaitan.
b. Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
c. Menggunakan sebagian cara dan kriteria penilaian.
d. Holistik (kompetensi utuh merefleksi pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
e. Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan peserta didik.
3. Penilaian Kesinambungan
Penilaian yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui perkembangan
hasil peserta didik.
4. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi.
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian berdasarkan acuan kriteria artinya penilaian harus pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan
3

kelompoknya, tetapi dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, misalnya


ketuntasan belajar minimum (KKM).

B. Penilaian Autentik Psikomotor


1. Penilaian Autentik
Ikhsan (2017: 194) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang
dilakukan guru untuk menilai secara nyata yang telah dilakukan peserta didik baik proses
maupun hasil dengan menggunakan berbagai macam teknik dan instrumen penilaian yang
valid sehingga dapat membuktikan bahwa kompetensi yang ditetapkan bener-benar telah
dikuasai peserta didik. Sedangkan menurut Majid & Rochman (2015: 7) menyatakan
bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan, penilaian pengetahuan melalui tes lisan, tertulis dan penugasan,
serta penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan
oleh guru untuk menilai secara nyata yang telah dilakukan oleh peserta didik mulai dari
masukan (input), proses, dan keluaran (output) dengan menggunakan berbagai macam
teknik dan instrumen penilaian yang valid sehingga dapat membuktikan bahwa kompetensi
yang ditetapkan bener-benar telah dikuasai peserta didik. Sani (2016: 28) menyatakan
beberapa karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik.
b. Merupakan bagian terintegrasi dari proses belajar mengajar.
c. Bersifat kontekstual dan bergantung pada konten pembelajaran.
d. Merefleksikan kompleksitas belajar.
e. Menggunakan metode/prosedur yang bervariasi.
f. Menginfokan cara pembelajaran atau program pengembangan yang seharusnya
dilakukan.
g. Bersifat kualitatif.
Sani (2016: 75) menyatakan beberapa prinsip khusus yang harus dipenuhi dalam
penilaian autentik untuk digunakan dalam kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum .
b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
d. Berbasis kinerja peserta didik.
e. Memotivasi belajar peserta didik.
f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
k. Menghendaki balikan yang segera dan terus-menerus.
l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
m. Terkait dengan dunia kerja.
n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
4

2. Ranah Psikomotor
Widoyoko (2014: 45) menyatakan bahwa aspek keterampilan atau psikomotor
merupakan hasil belajar yang pencapaiannya melibatkan otot dan kekuatan fisik.
Keterampilan ini menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam melaksanakan suatu
tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Hasil belajar dalam ranah psikomotor tampak dalam
bentuk keterampilan-keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak individu.
Muslich (2011: 48) menyatakan bahwa ada enam aspek ranah psikomotor yaitu
sebagai berikut:
a. Gerakan refleks atau keterampilan pada gerakan yang tidak sadar.
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan
auditif, dan motoris.
d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
yang kompleks, dan
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-dekursif, seperti gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Leighbody dan Kidd (dalam Basuki & Hariyanto, 2015: 217-218) menyatakan
penilaian hasil belajar psikomotor meliputi sebagai berikut:
a. Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja.
b. Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutan pengerjaan.
c. Kecepatan mengerjakan tugas.
d. Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau kriteria yang telah ditentukan.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui berbagai teknik, antara lain penilaian
kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio (Gantini & Suhendar, 2017: 33). Teknik
penilaian keterampilan yang akan digunakan dapat dipilih sesuai dengan karakteristik
kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan.

C. Penilaian Berbasis Proyek


1. Penilaian Proyek
Menurut Gantini & Suhendar (2017: 65) menyatakan bahwa penilaian proyek
(project assessment) merupakan kegiatan penilaian atas tugas yang harus diselesaikan oleh
peserta didik dalam periode waktu tertentu. Sejalan dengan menurut Wijayanti (2014: 103)
bahwa penilaian proyek atau penugasan merupakan penilaian yang menyeluruh tentang
kemampuan mahasiswa melalui tugas yang mengandung investigasi dan harus
terselesaikan dalam waktu tertentu. Penyelesaian tugas yang dimaksud biasanya meliputi
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian
data. Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian proyek adalah kegiatan penilaian atas tugas
secara menyeluruh tentang kemampuan peserta didik yang harus diselesaikan dalam
periode waktu tertentu. Menurut Majid (2014: 63) menyatakan bahwa hal-hal yang harus
diperhatikan guru saat penilaian proyek adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari, dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh dan
menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
5

c. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau


dihasilkan oleh peserta didik.

2. Langkah-Langkah Penilaian Proyek


Menurut Ermawan (2015) prosedur langkah-langkah dalam penilaian proyek adalah
sebagai berikut:
a. Tentukan berbagai jenis proyek dalam waktu yang ditentukan.
b. Untuk masing-masing proyek, buat jadwal kapan proyek dimulai, kapan masing-
masing bagian dari proyek harus diselesaikan, kapan draf awal dikumpulkan.
c. Tunjukkan kepada peserta didik beberapa sampel proyek yang telah selesai.
d. Upayakan siswa dapat mengembangkan kriteria untuk menilai kualitas sejumlah
proyek yang telah selesai dari segi penampilan, temuan, atau informasi.
e. Upayakan siswa belajar bagaimana menggunakan rubrik yang telah kita berikan
sebelumnya.
f. Upayakan siswa dapat menyelesaikan proyek dengan bantuan pihak sekolah.
g. Upayakan siswa menyajikan proyek yang telah selesai.
h. Siswa menyerahkan proyek untuk dinilai.

3. Kriteria Rubrik Penilaian Proyek


Menurut Majid (2014: 104) menyatakan bahwa rubrik adalah perangkat pemberian
skor yang secara eksplisit menyatakan kinerja yang diharapkan bagi tugas-tugas yang
diberikan terhadap suatu hasil karya siswa. Suatu rubrik memberikan deskripsi yang jelas
dan karakteristik hasil karya yang terkait dengan masing-masing komponen tugas
pembelajaran pada berbagai tingkatan penguasaan siswa terhadap tugas yang diberikan.
Menurut Sani (2016: 265) menyatakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah
rubrik untuk menilai proyek adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengukur kompetensi sesuai target kompetensi yang akan diukur.
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Rubrik dapat digunakan untuk memetakan kemampuan peserta didik.
d. Rubrik penilaian terkait dengan aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
e. Deskriptor menunjukkan kemampuan yang dapat diobservasi dan diukur.

Tabel 1 Contoh Format Rubrik Penilaian Proyek


No Indikator Rubrik
1. Kemampuan Perencanaan 2= Perencanaan bahan, cara kerja, dan hasil disajikan
secara lengkap dan rinci.
1= Perencanaan kurang lengkap.
0= Tidak ada perencanaan.
2. Kemampuan menggambar 2= Menggambar dan melabeli secara tepat sesuai yang
sel secara tepat terlihat pada mikroskop.
berdasarkan hasil 1= Menggambar dengan tepat tetapi salah melabeli,
pengamatan pada atau sebaliknya.
mikroskop 0= Gambar dan label tidak tepat.
6

Lanjutan Tabel 1 Contoh Format Rubrik Penilaian Proyek


No Indikator Rubrik
3. Kemampuan 4= Menggambar dan melabeli bagian-bagian sel secara
menggambarkan sel tepat dan lengkap.
berdasarkan referensi dan 3= Menggambar dan melabeli bagian-bagian sel secara
melabeli bagian-bagian sel tepat, tetapi tidak lengkap.
2= Menggambar secara tepat, tetapi keliru melabeli
bagian-bagian sel.
1= Menggambar dan melabeli bagian-bagian sel secara
tidak tepat.
0= Tidak ada gambar.
4. Kemampuan menjelaskan 4= Menjelaskan bagian-bagian sel secara tepat,
fungsi bagian sel melalui lengkap, dan runtut.
presentasi 3= Menjelaskan bagian-bagian sel secara tepat,
lengkap, tetapi kurang runtut.
2= Menjelaskan bagian- bagian sel secara tepat, tetapi
kurang lengkap, dan kurang runtut.
1= Menjelaskan bagian-bagian sel secara kurang tepat,
kurang lengkap dan kurang runtut.
0= Tidak melakukan presentasi
(Sumber: Gantini & Suhendar, 2017: 40)\

4. Instrumen Penilaian Proyek


Penilaian proyek dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian proyek berupa
daftar check list atau rating scale. Sani (2016: 267-268) menyatakan bahwa beberapa
langkah yang harus dipenuhi oleh guru dalam perencanaan instrumen penilaian proyek
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui pembuatan proyek.
b. Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi.
c. Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan
pengerjaan proyek.
d. Merencanakan apakah tugas dikerjakan secara individual atau berkelompok.
e. Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individu untuk tugas yang dikerjakan
secara kelompok.
f. Menyusun rubrik penilaian sesuai dengan tahapan pengerjaan proyek.
7

Tabel 2 Contoh Instrumen Proyek dengan check list


No. Aspek Kategori
Baik Tidak Baik
1. Persiapan:
Perumusan Tema
Pengumpulan materi/ informasi
2. Pelaksanaan:
Kerincian analisis data
Ketepatan penarikan kesimpulan
3. Presentasi laporan
Sistematis laporan diskusi
Penampilan dalam presentasi
(Sumber: Sunarti & Rahmawati, 2014:64)

Tabel 3 Contoh Instrumen dengan Menggunakan Rating Scale


No Aspek Skor
1 2 3
1. Persiapan
Tema
Kekinian masalah
2. Pelaksanaan
Kualitas data
Kerincian analisis data
Ketepatan penarikan
kesimpulan
3. Presentasi laporan proyek
Penampilan
Penugasan materi
(Sumber: Sunarti & Rahmawati, 2014: 64)
Keterangan:
3= baik 2= cukup 1= kurang

KESIMPULAN
Penilaian Autentik Psikomotor adalah penilaian yang dilakukan secara nyata mulai
dari masukan, proses dan keluaran dengan menggunakan berbagai macam teknik dan
instrumen penilaian yang pencapaian hasil belajarnya berbentuk keterampilan. Penilaian
ini berbasis proyek dengan pemberian tugas yang dikerjakan secara individu maupun
kelompok dengan waktu yang telah ditentukan. Penyelesaian tugas meliputi perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
Tujuan dengan adanya penilaian ini yaitu guru dapat melakukan penilaian aspek
psikomotor secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa. Penilaian ini dilakukan untuk
mengaplikasikan pengetahuan siswa dalam bentuk keterampilan/psikomotor.
8

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, I & Hariyanto. 2015. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Chong, E.J.M., Lim, J.S.W., Liu, Y., Lau, Y.Y.L., & Wu, V.X. 2016. Improvement of
Learning Domains of Nursing Students with the use of Authentic Assessment
Pedagogy in Clinical Practice. Nurse Education in Practice, 20(4), 125-130. Dari
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1471595316300646.
Ermawan, A. 2015. Penilaian Proyek (Assessment Pembelajaran). (Online), (http
://ariermawan. blogspot.co.id/2012/05/proyek.html), diakses 14 November 2018.
Gantini, P & Suhendar, D. 2017. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Erlangga.
Glodzinski, E. 2018. Project Assessment Framework: Multidimensional Efficiency
Approach Applicable for Project-Driven Organizations. Procedia Computer
Science, 138(3), 731-738. Dari https: //www .sciencedirect .com/science /article
/pii/S1877050918317435.
Ikhsan, M, H. 2017. Pengembangan Penilaian Autentik. Ar-Risalah, 15(2):193-200.
(Online), (http://ejournal. iaiibrahimy. ac. id/index. php/ arrisalah/ article/
view/181), diakses tanggal 29 September 2018.
Majid, A & Rochman, C. 2015. Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Majid, A. 2014. Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muslich, M. 2011. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sani, R, A. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sunarti & Rahmawati, S. 2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013: Membantu Guru dan
Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Widoyoko, E, P. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek Dengan
Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,3(2):102-108. (Online),
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/3107/3124), diakses
pada 14 Oktober 2018.
Wu, X.V., Heng, M.A., & Wang, W. 2015.Nursing Student’s Experiences with the use of
Authentic Assessment Rubric and Case Approach in the Clinical Laboratories.
9

Nurse Education, 35(4), 549-555. Dari https: //www.sciencedirect .com/ science/


article/pii/S0260691714004043.

Anda mungkin juga menyukai