A. PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang sampai saat ini belum ditanggulangi dengan baik,
menyebabkan semakin banyaknya keluarga miskin dan menurunnya daya beli
terhadap pangan sehingga ketersediaan bahan makanan dalam keluarga
menjadi terbatas dan pada akhirnya berpotensi terjadinya gizi kurang, gizi buruk
pada bayi dan balita serta kurang energy kronis (KEK) dan anemia gizi
kekurangan zat besi pada ibu hamil.
Masalah gangguan gizipada balita dan ibu hamil merupakan masalah yang
perlu ditanggulangi secara serius, karena kedua masalah ini menjadi bagian dari
target RPJMN 2014 dan MDGs 2015.
Balita merupakan generasi penerus yang perlu perhatian, karena awal
kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan. Sehingga
masa ini disebut juga sebagai “masa emas” (golden period) atau masa kritis
(critical period). Berhubung masa ini tidak berlangsung lama, maka anak harus
mendapat perhatian yang serius pada awal kehidupannya yaitu: gizi yang baik,
stimulasi yang memadai, pelayanan kesehatan secara terpadu, juga deteksi dan
intervensi dini terhadap penyimpangan tumbuh kembang.
B. LATAR BELAKANG
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Selain balita, ibu hamil juga
merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Gizi
kurang pada ibu hamil akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin
yang berisiko kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Hasil Riskesdas
2010 menunjukkan prevalensi BBLR sebesar 11,1%, balita gizi kurang sebesar
17,9% dan balita pendek sebesar 35,6%. Angka prevalensi risiko. KEK pada
Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia sebesar 13,6 % (Riskesdas, 2007)
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita gizi
kurang dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) perlu diselenggarakan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan bagi anak
usia 6 – 59 bulan dan bagi ibu hamil dimaksudkan sebagai tambahan, bukan
sebagai pengganti makanan utama sehari-hari. PMT dimaksud berbasis
bahan makanan lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mempersiapkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita Girang dan
Ibu Hamil KEK/ Anemia
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya kesepakatan tentang waktu distribusi dari catering ke
kader sebagai ibu asuh
b. Diperolehnya kesepakatan waktu pengambilan sasaran penerima PMT
ke rumah kader sebagai ibu asuh
2. Lintas Sektoral
Lintas Sektoral Peran
Kelurahan Penentu kebijakan dan pemanku wilayah
sebagai pembuat surat tugas
Kader Kesehatan/ ibu asuh Sasaran program
H. SASARAN
Sasaran kegiatan Pertemuan Persiapan PMT adalah 25 ibu asuh, 1 pemilik
katering dan 4orang petugas Puskesmas