Abstrak
Pendahuluan. Tes elektrolit merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan pada pasien yang dirawat di
rumah sakit untuk pemantauan homeostasis tubuh dan berperan penting menilai fungsi seluler dan
keseimbangan asam basa. Gangguan elektrolit sering ditemukan berbagai penyakit termasuk infark miokard
akut dan dapat membahayakan jiwa pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kadar elektrolit pada
pasien infark miokard akut saat masuk rumah sakit dan hubungannya dengan mortalitas selama perawatan.
Metode. Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan mengambil data sekunder dari rekam medik 69
pasien infark miokard akut yang dirawat di Unit Perawatan Jantung Intensif Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar periode Juli 2010 hingga Juni 2011. Kadar elektrolit yang diteliti diperoleh saat
pasien masuk rumah sakit. Uji statistik dilakukan dengan Uji Mann Whitney, T Test dan Chi-Square.
Hasil. Rerata kadar natrium pada penderita infark miokard akut yang survive dan meninggal selama
perawatan adalah 136,34+3,52 mmol/L dan 133,39+6,13 mmol/L (p=0,005), kadar kalium pada penderita
yang survive dan meninggal adalah 4,06+0,91 mmol/L dan 4,30+0,73 mmol/L (p=0,083), kadar klorida
pada penderita yang survive dan meninggal adalah 106,29+6,66 mmol/L dan 102,68+6,28 mmol/L (p=0,008).
Risiko relatif mortalitas pada hiponatremia sebesar 5,2 kali dibandingkan dengan normonatremia (interval
kepercayaan 95%, 1,79-15,09; p=0,002). Risiko relatif mortalitas pada hiperkalemia dan hipokalemia
masing-masing sebesar 1,6 kali (interval kepercayaan 95%, 0,363-7,122; p=0,530) dan 0,6 kali (interval
kepercayaan 95%, 0,212-1,752; p=0,356) dibandingkan dengan normokalemia. Risiko relatif mortalitas
pada hiperkloremia dan hipokloremia masing-masing sebesar 0,143 kali (interval kepercayaan 95%, 0,036-
0,560; p=0,003) dan 1,2 kali (interval kepercayaan 95%, 0,239-6,099; p=0,82) dibandingkan dengan
normokloremia.
Kesimpulan. Pasien dengan hiponatremia memiliki risiko mortalitas yang lebih tinggi daripada yang
normonatremia. Tidak ditemukan perbedaan risiko mortalitas yang bermakna pada gangguan kadar ka-
lium. Pasien dengan hiperkloremia memiliki risiko mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan
normokloremia.
Kata Kunci: Elektrolit, natrium, kalium, klorida, infark miokard, mortalitas
546 J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 12, Desember 2014
Analisis Kadar Elektrolit (Natrium, Kalium, Klorida) terhadap Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut
Abstract
Introduction. Electrolyte is a routine test performed on hospitalized patient for evaluating homeo-
stasis, cellular function and acid base balance. Electrolyte disturbances are often found in many
diseases including acute myocardial infarction and may cause life threatening condition. The aim
of this study was to evaluate admission electrolyte levels of acute myocardial infarction patients
and the impact with mortality during hospitalization.
Method. A retrospective study was performed using secondary data of 69 acute myocardial
infarction patients hospitalized in Intensive Cardiac Care Unit of Dr. Wahidin Sudirohusodo
Hospital Makassar from June 2010 to July 2011. Admission electrolyte levels and mortality
during hospitalization were then analyzed. Mann Whitney, T Test and Chi-Square were used in
statistic tests.
Results. The mean of admission sodium level in the in-hospital survived and non survived acute
myocardial infarction patients were 136.34+3.52 mmol/L and 133.39+6.13 mmol/L (p=0.005)
respectively, the potassium level in survived and non survived patients were 4.06+0.91 mmol/L
and 4.30+0.73 mmol/L (p=0.083) respectively, meanwhile the chloride level in survived and non
survived patients were 106.29+6.66 mmol/L and 102.68+6.28 mmol/L (p=0.008) respectively.
The relative risks of mortality in hyponatremia compared to normonatremia was 5.2 (CI 95%,
1.79-15.09; p=0.002). The relative risks of mortality in hyperkalemia and hypokalemia was 1.6
(CI 95%, 0.363-7.122; p=0.530) and 0.6 (CI 95%, 0.212-1.752; p=0.356) compared to
normokalemia. The relative risks of mortality in hyperchloremia and hypochloremia was 0.143
(CI 95%, 0.036-0.560; p=0.003) and 1.2 (CI 95%, 0.239-6.099; p=0.82) compared to
normochloremia.
Conclusions. Hyponatremia patients had higher mortality risk than normonatremia patients.
There were no significant difference of mortality risks in potassium disorders. Patients with
hyperchloremia had lower mortality risk than normochloremia patients.
Keywords: Electrolyte, sodium, potassium, chloride, myocardial infarction, mortality
Pendahuluan
Tes elektrolit merupakan pemeriksaan yang rutin gawat darurat menderita gangguan elektrolit. Analisis lebih
dilakukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit untuk lanjut menemukan gangguan kadar natrium dan kalium
pemantauan homeostasis tubuh dan berperan penting menilai merupakan faktor risiko independen mortalitas selama
fungsi seluler dan keseimbangan asam basa. Kadar natrium, perawatan di rumah sakit. Ahmad, et al4 menemukan sebagian
kalium klorida dan HCO3 pada plasma atau serum memberikan besar pasien infark miokard akut yang masuk ke unit gawat
informasi mengenai status osmotik, hidrasi dan pH tubuh. darurat mengalami hipomagnesemia dan pada pasien yang
Gangguan elektrolit sering ditemukan berbagai penyakit berumur lebih 60 tahun memiliki tendensi mengalami
termasuk infark miokard akut dan dapat membahayakan jiwa hipokalemia.
pasien.1 Pada penelitian ini dilakukan evaluasi kadar elektrolit
Balci, et al2 menemukan pada pasien yang masuk di (natrium, kalium dan klorida) saat masuk rumah sakit pada
unit gawat darurat, gangguan elektrolit yang tersering adalah pasien infark miokard yang survive maupun meninggal selama
hiponatremia. Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
72% masuk dengan hiponatremia dan 71% dengan perbedaan kadar elektrolit pada pasien yang survive maupun
normokalemia. Arampatzis, et al3 melaporkan penggunaan meninggal selama perawatan dan menilai risiko mortalitas
diuretik menyebabkan sebagian pasien yang masuk ke unit pada gangguan elektrolit.
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 12, Desember 2014 547
Analisis Kadar Elektrolit (Natrium, Kalium, Klorida) terhadap Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut
548 J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 12, Desember 2014
Analisis Kadar Elektrolit (Natrium, Kalium, Klorida) terhadap Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut
Tabel 4. Risiko Mortalitas Pasien Infark Miokard Selama Perawatan Pada Keadaan Hiper-
kalemia dan Hipokalemia Dibandingkan Dengan Normokalemia
Mortalitas
p=0,407* Survive Meninggal p OR(IK 95%)
n % n %
Keterangan:Uji Chi Square (Pada keseluruhan kelompok hiperkalemia, normokalemia dan hipokalemia)
Tabel 5. Risiko Mortalitas Pasien Infark Miokard Selama Perawatan Pada Keadaan Hiper-
kloremia dan Hipokloremia Dibandingkan Dengan Normokloremia
Mortalitas
p=0,008* Survive Meningg al p OR(IK 95%)
n % n %
Keterangan:Uji Chi Square (Pada keseluruhan kelompok hiperkloremia, normokloremia dan hipokloremia)
rumah sakit termasuk pada penderita infark miokard akut. pasien dengan kadar kalium kurang dari 3 mmol/L dan lebih
Pada penelitian ini ditemukan mayoritas pasien infark miokard dari 5 mmol/L, mortalitas terendah ditemukan pada pasien
akut masuk dengan hiponatremia (52,2%) dan normokalemia dengan kadar kalium 3,5-4,5 mmol/L. Pada penelitian ini tidak
(46,4%). Temuan ini sesuai dengan laporan balci, et al2 yang ditemukan perbedaan bermakna mortalitas pada pasien
melaporkan mayoritas penderita penyakit jantung koroner dengan hiperkalemia, normokalemia dan hipokalemia. Hal ini
masuk rumah sakit dengan hiponatremia (72%) dan dapat disebabkan jumlah sampel penelitian yang lebih kecil
normokalemia (71%). dibandingkan penelitian Goyal, et al8. Beratnya infark miokard
Risiko mortalitas selama perawatan pada pasien dengan yang dapat meningkatkan risiko mortalitas selain gangguan
hiponatremia lebih tinggi sebesar 5,2 kali dibandingkan elektrolit seperti skor Killip, lokasi dan luasnya infark serta
pasien dengan normonatremia. Goldberg, et al5 melaporkan faktor lainnya, tidak dianalisis pada penelitian ini karena data
risiko mortalitas selama 30 hari perawatan pada pasien infark pada rekam medis yang kurang lengkap sehingga dapat
miokard akut dengan hiponatremia saat masuk rumah sakit menjadi bias penelitian dan menjadi kekurangan penelitian
sebesar 2 kali dibandingkan pasien tanpa hiponatremia. ini.
Risiko mortalitas juga dilaporkan meningkat dengan beratnya Hiperkloremia ditemukan menjadi faktor protektif
hiponatremia. Pada penelitian lanjutan yang menilai terhadap mortalitas. Risiko mortalitas lebih rendah pada pasien
mortalitas (dengan durasi follow up 9 hingga 61 bulan) dengan hiperkloremia dibandingkan dengan normokloremia
setelah pasien keluar rumah sakit ditemukan risiko mortalitas dan hipokloremia. Tidak ditemukan penjelasan yang detail
pada pasien dengan hiponatremia pada saat masuk rumah mengenai hal tersebut sehingga penelitian lebih lanjut yang
sakit sebesar 2 kali dibandingkan yang tidak mengalami dapat menjelaskan patofisiologi kadar klorida dan penga-
hiponatremia dengan risiko mortalitas maupun gagal jantung ruhnya terhadap mortalitas perlu dilakukan.
sebesar 1,12 kali untuk setiap penurunan 1 mmol/L kadar
natrium.6 Kesimpulan
Hipokalemia menyebabkan peningkatan risiko aritmia Pasien dengan hiponatremia memiliki risiko mortalitas
ventrikuler dan sudden cardiac death. 7 Goyal, et al8 yang yang lebih tinggi daripada yang normonatremia. Tidak
melakukan penelitian pada 38.689 kasus melaporkan kejadian ditemukan perbedaan risiko mortalitas yang bermakna pada
fibrilasi ventrikel dan cardiac arrest pada pasien infark gangguan kadar kalium. Pasien dengan hiperkloremia memiliki
miokard akut selama perawatan terbanyak diderita pada risiko mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan
J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 12, Desember 2014 549
Analisis Kadar Elektrolit (Natrium, Kalium, Klorida) terhadap Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut
550 J Indon Med Assoc, Volum: 64, Nomor: 12, Desember 2014