Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

FORMULASI EKSTRAK KENIKIR (Tagetes erecta Linn.) SEBAGAI


BAHAN AKTIF PEMBUATAN HERBAL AROMATHERAPY

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :

Hikmah Satriani NIM. F1F1 13 019 (Angkatan 2013)


R.D Kartini Putri NIM. F1F1 13 045 (Angkatan 2013)
Amalia NIM. F1F1 15 005 (Angkatan 2015)
Arga Patria NIM. F1F1 15 010 (Angkatan 2015)
Fanny Rahmadany NIM. I1A1 16 009 (Angkatan 2016)

UNIVERSITAS HALU OLEO


KENDARI
2016

i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN EKSAKTA ........................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.4 Luaran ............................................................................................................. 2
1.5 Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2
2.1 Kenikir (Tagetes erecta Linn.) ........................................................................ 2
2.2 Minyak Atsiri .................................................................................................. 3
2.3 Aromatherapy.................................................................................................. 3
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................... 4
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 4
3.2 Desain Penelitian ............................................................................................. 4
3.3 Metode Penelitian............................................................................................ 4
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................... 6
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................... 6
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 7
LAMPIRAN .......................................................................................................... 9

iii
iv

RINGKASAN

Penggunaan tumbuhan obat di Indonesia semakin meningkat sejak 1998


berkat anjuran oleh Menteri Kesehatan F.A. Moeloek untuk menggunakan obat
tradisional dalam perawatan kesehatan. Perkembangan hal tersebut didukung
dengan adanya pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obat secara turun–
temurun serta kondisi Indonesia dengan sumber daya alam hayati yang melimpah.
Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, ±9.600 spesies di antaranya
diketahui sebagai tumbuhan obat. Di Sulawesi Tenggara sendiri terdapat tanaman
yang dapat dijadikan bahan obat alam yaitu kenikir (Tagetes erecta Linn.) karena
mengandung senyawa minyak atsiri, salah satu kandungan minyak atsiri atau
minyak esensial di dalam kenikir ini sendiri memiliki efek antidepresan,
antioksidan dan antimikroba (Gupta dan Neeru, 2012). Kenikir banyak
dikonsumsi sebagai sayuran, untuk obat penambah nafsu makan dan penguat
tulang (Dwiyanti dkk., 2014).
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan.
Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan
karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum,
kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat. Komponen aroma dari minyak
atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem
syaraf pusat dan langsung merangsang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini
akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks
serebral. Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu
bahan tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor.
Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan
aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabelitas membran
pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada
sistem syaraf pusat (Gilman,1991).
Aromahterapy adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan
minyak atsiri hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara
kerja aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi) sehingga
menimbulkan efek emosi tertentu. Biasanya efek yang dicari adalah
menenangkan, menyemangati, merilekskan. Sedangkan kegunaan minyak atsiri
secara topikal memiliki banyak manfaat farmakologis seperti melancarkan
peredaran darah, menghangatkan, anti-inflamasi, anti-konvulsan serta
antidepresan sehingga kenikir (Tagetes erecta Linn.) ini dapat dijadikan sebagai
bahan baku pembuatan herbal aromatherapy.

Kata kunci : Tagetes erecta Linn., Minyak atsiri, Aromatherapy.

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan tumbuhan obat di Indonesia semakin meningkat sejak 1998
berkat anjuran oleh Menteri Kesehatan F.A. Moeloek untuk menggunakan
obat tradisional dalam perawatan kesehatan. Perkembangan hal tersebut
didukung dengan adanya pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obat
secara turun serta kondisi Indonesia dengan sumber daya alam hayati yang
melimpah. Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan, ±9.600
spesies di antaranya diketahui sebagai tumbuhan obat (Dwiyanti dkk., 2014).
Beberapa jenis tanaman yang digunakan untuk bahan obat alami adalah
kenikir (Taretus erecta Linn.). Menurut Liliwirianis et al. (2011) Kenikir
(Cosmos caudatus) juga diketahui mengandung saponin (batang dan daun),
alkaloid (batang dan daun), steroid (batang dan daun), fenol (daun), flavonoid
(batang dan daun) dan terpenoid (daun) (Karimy dkk., 2013). 0). Studi
mengenai fitokimia daun kenikir yang diekstrak menggunakan etanol dan
pelarut lain menunjukkan adanya senyawa aktif flavonoid, saponin, terpenoid,
alkaloid, tanin dan minyak atsiri (Dwiyanti dkk., 2014).
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang (essential oil, volatil oil ) yang dihasilkan oleh tanaman. Diperoleh
dari akar, batang, daun, bunga tanaman. Minyak atsiri mempunyai sifat-sifat
mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau
tanamannya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Minyak atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum,
antiseptik, obat-obatan, “flavoring agent” dalam bahan pangan atau minuman
dan sebagai pencampur rokok kretek serta sebagai aromatheraphy (Setya
dkk. 2012). Kajian etnofarmakologi secara empirik tentang tumbuhan
aromaterapi menunjukan bahwa Indonesia memiliki 49 jenis tumbuhan
aromatik dari 22 jenis suku, 12 jenis di antaranya digunakan secara empirik
sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan menyegarkan tubuh
(Muchtaridi, 2013).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berinisiatif
mengembangkan suatu produk dengan memanfaatkan senyawa bioaktif yang
terkandung dalam buah kenikir (Tagetes erecta Linn.) yang banyak terdapat
di Sulawesi Tenggara dalam bentuk Aromatherapy alami yang ramah
lingkungan sehingga dapat berdampak pada peningkatan mutu kesehatan
serta perekonomian masyarakat Sulawesi Tenggara pada khususnya dan
Indonesia pada umumnya.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana efektivitas ekstrak kenikir (Tagetes erecta Linn.) sebagai
bahan aktif formulasi sediaan aromatherapy ?

1
2

b. Bagaimana memformulasi ekstrak bunga kenikir (Tagetes erecta Linn.)


yang mengandung minyak atsiri sebagai sebagai aromatherapy ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui efektivitas ekstrak bunga kenikir (Tagetes erecta Linn.)
sebagai bahan aktif formulasi sediaan aromatherapy.
b. Menghasilkan sediaan aromatherapy dari ekstrak bunga kenikir (Tagetes
erecta Linn.) yang mengandung minyak atsiri.
1.4 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Sediaan aromatherapy alami berbahan dasar kenikir (Tagetes erecta Linn.)
dapat digunakan sebagai aromaterapi yang aman digunakan pada
pemakaian inhalasi dan membantu organ-organ tubuh.
b. Publikasi ilmiah yang dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan buah
kenikir (Tagetes erecta Linn.) oleh masyarakat Sulawesi Tenggara dalam
industri farmasi dan yang berpotensi paten, sehingga dapat meningkatkan
taraf hidup, mutu kesehatan, dan ekonomi masyarakat.
1.5 Manfaat penelitian
1) Internal
a. Menambah keterampilan peneliti di bidang formulasi bahan obat alami.
b. Menambah wawasan keilmuan peneliti di bidang pengujian obat-
obatan.
2) Eksternal
a. Menghasilkan sediaan aromatherapy dengan bahan aktif ekstrak
kenikir (Tagetes erecta Linn.).
b. Meningkatkan nilai ekonomi kenikir (Tagetes erecta Linn.).
c. Memberikan informasi kepada masyarakat dan industri farmasi dalam
pemanfaatan dan diversifikasi sediaan farmasi berbahan dasar kenikir
(Tagetes erecta Linn).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kenikir (cosmos caudatus)
Klasifikasi cosmos caudatus adalah sebagai berikut (George, 2010) :
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Tagetes
Species : Tagetes erecta Linn.

. Kenikir termasuk keluarga Asteraceae. Tumbuhan ini termasuk


tumbuhan herbal semusim dengan tinggi antara 0,5 – 1,5 m. Batang tegak

2
3

beralur, dan mempunyai banyak percabangan serta berwarna hijau terang


keunguan. Daunnya lembut dan tajam. Daun majemuk berbentuk lanset
dengan ujung yang meruncing dan berarna hijau dengan tepi bergerigi. Bunga
majemuk mempunyai tangkai bunga berbentuk seperti cawan berwarna
kuning. Setiap bagian bawah bunga terdapat daun pembalut berwarna hijau
berbentuk lonceng. Buahnya keras berbentuk jarum dan ujungnya berambut.
Biji keras, berbentuk jarum dengan panjang 1 cm serta berwarna hitam
(Hassan, 2006)
Beberapa kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan kenikir antara
lain flaonoid dan polifenol. Tes fitokimia pendahuluan melalui screening juga
menyebutkan bahwa pada daun kenikir mengandung terpenoid (minyak atsiri,
alkaloid, dan saponin) (Harbone, 1998 ; Liwirianis, 2011)
2.2 Minyak Atsiri
Minyak yang terdapat di alam dibagi menjadi 3 golongan, yaitu minyak
mineral (mineral oil), minyak nabati, dan minyak hewani yang dapat dimakan
(edible fat), dan minyak atsiri (essential oil). Minyak atsiri yang dikenal juga
dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil),
dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar
tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungget taste), berbau
wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam
pelarut organic dan tidak larutdalam air. (Ketaren, 1985)
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan.
Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan
karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum,
kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat (Muchtaridi, 2013). Minyak
atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum,
antiseptik, obat-obatan, “flavoring agent” dalam bahan pangan atau minuman
dan sebagai pencampur rokok kretek serta sebagai aromatheraphy (Suhirman
dan Shinta, 2009).
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup,
senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung
merangsang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini akan menstimulasi
syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral. Senyawa-
senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu bahan
tumbuhan telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor
(Buchbauer, 1991).
2.3 Aromatherapy
Aromaterapi adalah praktek terapi menggunakan minyak atsiri yang
diekstrak dari tanaman, pohon, bunga dan herbs. Aromaterapi organik
dikembangkan dari praktek kuno menggunakan berbagai jenis esensi
tumbuhan alami untuk mempromosikan seseorang, kesehatan dan juga
kesejahteraan. Aromaterapi dikatakan mampu memicu respons biokimia

3
4

tertentu di otak yang pada gilirannya mengaktifkan fungsi tertentu dari tubuh
dan pikiran untuk memberikan rasa kesejahteraan (Gunther, 1987).

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan. Proses ekstraksi, formulasi,
dan pengujian aromatherapy dilakukan di Laboratorium Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Halu Oleo Kendari.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pengujian efektivitas
minyak atsiri dari ekstrak bunga kenikir (cosmos caudatus), lalu formulasi
aromatherapy ekstrak ekstrak bunga kenikir serta evaluasi sediaan
aromatherapy. Tahapan penelitian ini disajikan pada bagan berikut :

Pengambilan sampel Preparasi Ekstraksi

Pengujian dan
Evaluasi sediaan Formulasi
aromatherapy analisa minyak atsiri
aromatherapy

Gambar 1.Tahapan Kegiatan Penelitian


3.3 Metode Penelitian
a. Pengambilan dan Penyiapan Sampel
Bunga kenikir (cosmos caudatus) diambil di Kelurahan,
Kecamatan, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Sampel kemudian dicuci
dengan air mengalir, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari. Bunga
kenikir yang sudah kering diblender sampai menjadi serbuk kasar.
b. Ekstraksi (Enfleurasi)
Mengoleskan lemak sebanyak 120 gr secara merata diatas
permukaan bingkai kaca atau chassis. Chasis yang digunakan sebanyak 3
buah dengan masing-masing lemak tiap chassis sebanyak 40 gr.
Permukaan lemak digores untuk memperluas permukaan lemak. Bunga
kenikir yang telah disortasi diletakkan diatas chassis yang telah dilumuri
lemak. Chassis kemudian ditutup dan dibiarkan pada suhu ruang. Chassis
dibuka dan bunga melati dikeluarkan dan diganti setiap 24 jam selama 7
hari. Selanjutnya dilakukan pengambilan lemak dari chassis dan ditimbang
beratnya. Lemak hasil enfleurasi disebut dengan pomade. Pomade
dilarutkan dalam etanol teknis 96% dengan perbandingan 1 (lemak) : 2
(pelarut). Mendinginkan pomade dan etanol dalam lemari pendingin atau
freezer pada suhu -15 oC. Pomade dipisahkan dari etanol menggunakan
kertas saring dan hasilnya merupakan ekstrait (mengandung minyak

4
5

kenikir). Ekstrait kemudian dievaporasi dengan menggunakan rotary


vacuum evaporator pada suhu 45oC dan tekanan 550 mmHg. Minyak
kenikir yang dihasilkan kemudian dianalisa meliputi rendemen, berat jenis,
indeks bias dan analisa GCMS (Sani dkk. 2012).
c. Pengujian dan Analisa Minyak Atsiri
Pengujian yang penting adalah penentuan sifat fisika kimia dari
minyak yang dihasilkan. Penentuan bobot jenis, putaran optik, kelarutan
dalam alkohol, dan indeks bias. Uji khusus lainnya dapat pula dilakukan
(misalnya kadar eter, penentuan total alkohol, titik beku, residu
penguapan) dan hal ini tergantung pada jenis bahan. Dengan cara
membandingkan hasil analisis dengan data pustaka maka ahli kimia dapat
memperoleh gambaran tentang kemurnian dan kualitas minyak
(Muchtaridi, 2013).
d. Formulasi Sediaan Aromatherapy
Tabel 1.Rancangan formula dan penimbangan bahan

Penimbangan
No Nama bahan Fungsi
A B C D
Ekstrak metanol 1,5
1 - 1 gram 2 gram Zat aktif
E. cottonii gram
0,5 0,5 0,5 0,5
Carbopol 940 Basis gel
2 gram gram gram gram
Alkalizing
TEA 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes
3 Agent
0,2 0,2 0,2 0,2
Metil Paraben Pengawet
4 gram gram gram gram
5 PG 10 ml 10 ml 10 ml 10 ml Humektan
Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
6 Akuades Pelarut
ml ml ml ml
Cara kerja :
Karbopol ditimbang lalu didispersikan dalam air hangat menggunakan
pengaduk elektrik sampai homogen di atas penangas air. Setelah busa hilang,
ditambahkan trietanolamin dan diaduk lagi sampai terbentuk masa gel. Larutan
metilparaben dalam propilen glikol, dimasukkan dalam massa gel dan terus
diaduk dengan pengaduk elektrik sampai homogen. Ekstrak Eucheuma cottonii
dimasukkan saat campuran telah homogen sesuai dengan konsentrasi yang telah
ditentukan. Sisa air ditambahkan sambil terus diaduk hingga gel homogen,
kemudian diisi ke dalam pot-pot plastik untuk dilakukan evaluasi sediaan.

 Carbopol 940 ditimbang lalu ditaburkan di atas akuades di dalam


mortar kemudian diaduk dan ditambah TEA, diaduk sampai
membentuk massa gel;

5
6

 Metil paraben ditimbang lalu dilarutkan dalam alkohol 5 ml,


ditambahkan gliserin, kemudian dimasukkan ke dalam mortar berisi
campuran Carbopol 940, Akuades, dan TEA, diaduk hingga homogen;
 Ekstrak metanol rumput laut ditimbang kemudian dilarutkan ke dalam
alkohol 55 ml sambil diaduk sampai larut, dimasukkan dalam mortar
berisi campuran sebelumnya, diaduk hingga homogen lalu
dipindahkan ke beaker glass yang sudah dikalibrasi, ditambahkan
aquades sampai 100 ml, diaduk sampai homogen hingga terbentuk
sediaan gel.
e. Evaluasi sediaan aromatherapy ekstrak kenikir (cosmos caudatus)
Evaluasi sediaan antara lain, uji organoleptis untuk mengetahui
bentuk, warna, dan bau yang sesuai dengan yang diharapkan.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Adapun rancangan biaya penelitian selama lima bulan kerja adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)
1. Bahan Habis Pakai (terlampir) 4.130.000,-
2. Peralatan Penunjang (terlampir) 2.950.000,-
4. Biaya Perjalanan (terlampir) 2.950.000,-
5. Biaya Pengaluaran lain-lain (terlampir) 1.770.000,-
Total 11.800.000,-
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Bulan ke-


Jenis kegiatan I 2 3 4 5
Pengambilan dan
1 preparasi sampel
Penyiapan alat/
2 bahan
Pembuatan
3 Ekstrak
Pengujian dan
analisa minyak
4 atsiri
Pembuatan sediaan
5 aromatherapy
Evaluasi
Sediaan
6 aromatherapy
Pembuatan
7 Laporan

6
7

DAFTAR PUSTAKA

7
8

8
9

9
10

10
11

11
12

12
13

13
14

14
15

Lampiran 3.3 Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian Satuan
(Rp)
Kipas angin Pengering sampel 1 buah 250.000,- 250.000,-

Blender Preparasi sampel 1 buah 574.000,- 574.000,-


Pot kaca Tempat maserasi 2 buah 60.000,- 120.000,-
Cawan petri Wadah uji aktivitas 5buah Lab Lab
antibakteri
Mistar Pengukur diameter 1 buah 5.000,- 5.000,-
zona bening
Mortar dan Penggerus bahan 1 set Lab Lab
alu yang diformulasi
Pot kosmetik Wadah sediaan gel 10 buah 14.000,- 140.000,-
(kemasan)
Kawat Memindahkan 2 buah Lab Lab
inokulasi/ose bakteri ke cawan
petri
Aluminium Penutup 2 gulung 10.000,- 20.000,-
foil Erlenmeyer tempat
Medium NA
Kertas saring Penyaring ekstrak 7 lembar 4.000,- 28.000,-
Toples kecil Wadah 1 buah 10.000,- 10.000,-
pnyimpanan
sampel
Toples besar Wadah 1 buah 25.000,- 25.000,-
pnyimpanan
sampel
Baskom Wadah sampel 1 buah 12.000,- 12.000,-

Log book Buku Catatan 1 buah 10.000,- 10.000,-


harian
Gunting Perajang sampel 1 buah 8.000,- 8.000,-
besar
Gunting kcil Perajang sampel 2 buah 7.000,- 14.000,-
Gelas blender Preparasi sampel 1 buah 55.000,- 55.000,-
SUB TOTAL(Rp) 1.271.000,-
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Rumput laut Sampel 20 kg 13.000,- 260.000,-
Metanol Pelarut 5 liter 28.000,- 140.000,-

15
16

Nutrient agar Medium bakteri 5,6 gram Lab Lab


Staphylococcus Bakteri uji 1 biakan 300.000,- 300.000,-
areus
Paper disk Alat uji aktivitas Lab Lab
antibakteri
Escherichia Bakteri uji 1 biakan 300.000,- 300.000,-
coli
Carbopol 940 Basis gel 5g 25.000,- 125.000,-
Akuades Pelarut 10 liter 7.000,- 70.000,-
TEA Alkalizing Agent 20 ml 100.000
Metil paraben Pengawet 5g 15.000,- 75.000,-
Propilen Glikol Emmolient 100 ml Lab lab
Tisu Alat pembersih alat 3 gulung 8.000,- 24.000,-
SUB TOTAL(Rp) 1.354.000,-
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Sewa Pengambilan 3 kali 70.000,- 210.000,-
Pengiriman sampel di pengiriman
bahan Wakatobi + 3 kali
hingga pengambilan
pengiriman sampel di
bahan ke lokasi
Kendari
menggnakan
transportasi
kapal laut
pengambilan
sampel di
lokasi
Pengambilan Pembelian 2 orang 90.000,- 180.000,-
alat alat di kota
Kendari
SUB TOTAL(Rp)390.000,-
4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuan Harga Jumlah (Rp)
Pemakaian titas Satuan (Rp)
Administrasi penggunaan 1 lab 150.000,- 150.000,-
laboratorium laboratorium
Dokumentasi Pembuatan proposal, 300.000,- 300.000,-
laporan,
penggandaan, dan
Penjilidan,publikasi
Biaya tak terduga Kenaikan harga 600.000,- 600.000,-

16
17

bahan, alat, sewa


perjalanan, dll.
SUB TOTAL(Rp) 1.050.000.-
Total (Keseluruhan) 4.065.000,-

17
18

Lampiran 3.4 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


1. Susunan Organisasi Tim Kegiatan

Pembimbing
Ketua Tim Peneliti Feri Indradewi
Arga Patria Armadani, S.Si.,
M.Si., Apt.

Team manager
R.D Kartini Putri

Koordinator preparasi bahan Koordinator Teknis Koordinator


Akomodasi
Hikmah Satriani Amalia
Fanny Rahmadany

2. Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Arga patria/ Farmasi Farmasi 50 jam / Mengkoordinasi kegiatan,
O1A115010 minggu mempimpin rapat, penanggung
jawab pelaksanaan, serta
Preparasi kegiatan.
2 R.D Kartini Farmasi Farmasi 5 jam / Formulator, sekretaris tim
Putri/ minggu peneliti, penanggung jawab
F1F113045 keuangan, bertanggung jawab
langsung kepada ketua tim
peneliti.
3 Amalia/ Farmasi Farmasi 50 jam / Koordinator teknis :
O1A115005 minggu Mempersiapkan dan
memantapkan metode kerja serta
peralatan yang dibutuhkan pada
tiap kegiatan.
4 Fanny Farmasi Farmasi 8 jam / Koordinator akomodasi :
Rahmadany/ minggu mempersiapkan dan menyediakan
O1A115009 peralatan yang dibutuhkan dalam
kegiatan penelitian.
5 Hikmah Farmasi Farmasi 8 jam / Koordinator preparasi bahan :
Satriani/ minggu preparasi bahan penelitian.
F1F113019

18
19

19

Anda mungkin juga menyukai