Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Tujuan
Tujuan dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus
dalam PSAK lain. PSAK 19: Aset Tak Berwujud mensyaratkan entitas untuk
mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi.
PSAK 19: Aset Tak Berwujud juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat
dari aset tak berwujud dan menentuka pengungkapan yang disyaratkan
tentang aset tak berwujud.

1.2.Ruang Lingkup
PSAK 19: Aset Tak Berwujud diterapkan dalam akuntansi untuk aset
tak berwujud, kecuali:
a. aset tak berwujud yang diatur oleh pernyataan lain;
b. aset keuangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen
Keuangan: Penyajian;
c. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (lihat PSAK 64:
Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya
Mineral); dan
d. pengeluaran atas pengembangan dan ekstrasi mineral, minyak, gas alam,
dan sumber daya tidak dapat diperbarui lain.
Jika pernyataan lain telah mengatur jenis aset tak berwujud spesifik,
maka entitas menerapkan pernyataan tersebut, sebagai contoh:
a. aset tak berwujud yang dimiliki untuk dijual oleh entitas dalam kegiatan
usaha normal (PSAK 14: Persediaan dan PSAK 34: Kontrak Konstruksi);
b. aset pajak tangguhan (PSAK 46: Pajak Penghasilan);
c. sewa (PSAK 30: Sewa);
d. aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja);
e. aset keuangan (PSAK 50: Instrumen Keuangan Penyajian);
f. goodwill (PSAK 22: Kombinasi Bisnis);

1
g. biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset tak berwujud yang timbul dari
hak kontraktual asuradur berdasaarkan kontrak asuransi yang tercakup
dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.
Beberapa jenis aset tak berwujud dapat dimuat dalam atau pada
sesuatu yang bersifat fisik, seperti:
a. compact disk, dalam kasus piranti lunak komputer;
b. dokumentasi hukum, dalam kasus lisensi atau paten; atau
c. film.
PSAK 19: Aset Tak Berwujud dapat diterapkan pula pada, antara lain,
pengeluaran iklan, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan pengembangan,
dan sewa pembiayaan. Pengecualian dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud
adalah transaksi atau aktivitas yang bersifat sedemikian khususnya sehinggaa
menimbulkan masalah akuntansi yang perlu cara penyelesaian berbeda,
sebagai contoh akuntansi pengeluaran eksplorasi untuk (atau pengembangan
dan penambangan dari) kandungan minyak, gas, dan mineral dalam industri
pertambangan dan dalam kasus kontrak asuransi.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1.Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 19:
Aset Tak Berwujud:
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak
berwujud selama umur manfaatnya.
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai
akibat peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut diperkirakan mengalir ke entitas.
Aset moneter adalah kas yang dimiliki dan aset yang akan diterima
dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tak berwujud adalah aset non moneter teridentifikasi tanpa
wujud fisik.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada
saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang
diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan
tertentu dalam PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain
yangmerupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan
posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
Nilai residu dari aset tak berwujud adalah jumlah estimasian yang
dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi biaya
estimasian pelepasan aset, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang
diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan
entitas akan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari

3
pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau yang diharapkan
terjadi saat penyelesaian liabilitas.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68:
Pengukuran Nilai Wajar).
Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan
lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk,
proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan
substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan
dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis
atas ilmu yang baru.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih
lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkan.
Umur manfaat adalah:
a. periode suatu aset yang diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau
b. jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh dari
suatu aset oleh entitas.

2.2.Aset Tak Berwujud


Untuk dapat disebut sebagai aset tak berwujud, aset harus dapat
memenuhi kriteria antara lain:
 Keteridentifikasian,
 Pengendalian atas sumber daya, dan
 Adanya manfaat ekonomik di masa depan.

2.3.Keteridentifikasian
Goodwill dalam suatu kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang
merepresentasikan manfaat ekonomik masa depan yang muncul dari asset lain
yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak diidentifikasikan
secara individual dan diakui secara terpisah.

4
Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika dapat dipisahkan, yaitu dapat
dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan,dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan
kontrak terkait, aset teridentifikasi atau liabilitas teridentifikasi, terlepas
apakah entitas memiliki intensi untuk melakukan hal tersebut; atau timbul
dari hak kontraktural atau hak hokum lain, terlepas apakah hak tersebut dapat
dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lain.

2.4.Pengendalian
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk
memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset dan dapat
membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomik tersebut.
Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomik masa depan
dari suatu aset tak berwujud biasanya timbul dari hak hokum yang dapat
dipaksakan dalam pengandilan.

2.5.Manfaat Ekonomik Masa Depan


Manfaat ekonomik masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas
pasar atau pengetahuan teknis. Manfaat ekonomik masa depan yang timbul
dari aset tak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang
atau jasa, atau manfaaf lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas.

2.6.Pengakuan dan Pengukuran


Pengakuan suatu pos sebagai aset tak berwujud mensyaratkan entitas
untuk menunjukan bahwa pos tersebut memenuhi definisi aset tak berwujud;
dan kriteria pengakuan. Persyaratan ini diterapkan pada biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset tak
berwujud dan biaya yang terjadi selanjutnya untuk menambah, mengganti
sebagian, atau memperbaiki aset tersebut.
Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika kemungkinan besar
entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut;
dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomik masa depan,
entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang
5
merepresentasikan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomik yang
berlaku sepanjang umur manfaat aset tersebut.

2.6.1. Perolehan Terpisah


Harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah
aset tak berwujud akan mencerminkan probabilitas manfaat ekonomik
masa depan aset yang akan diperoleh entitas. Entitas memperkirakan
adanya arus kas masuk manfaat ekonomik, bahkan jika ada
ketidakpastian tentang waktu dan jumlah arus masuk tersebut. Biaya
aset tak berwujud yang diperoleh secara terpisah biasanya dapat diukur
secara andal.
Biaya perolehan aset tak berwujud terdiri dari harga beli,
termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat direstitusi,
setelah dikurangi diskon dan rabat; dan seluruh biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset untuk
digunakan sesuai dengan intensinya.
Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
adalah biaya imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja) yang timbul
secara langsung ketika membawa aset dalam kondisi siap digunakan,
fee profesional yang muncul secara langsung untuk membawa aset
pada kondisi siap digunakan, dan biaya untuk menguji apakah aset
tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Contoh dari pengeluaran yang tidak ternasuk biaya aset tak
berwujud adalah biaya pengenalan produk atas jasa baru (termasuk
biaya iklan dan kegiatan promosi), biaya penyelenggaraan bisnis di
lokasi atau pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan karyawan), dan
biaya administrasi dan biaya overhead umum lain.
Pengakuan biaya perolehan dalam jumlah tercatat aset tak
berwujud dihentikan pada saat aset tersebut siap digunakan dengan
cara yang diintesikan oleh manajemen. Oleh karena itu, biaya yang
terjadi dalam menggunakan atau mengembangkan kembali aset tak
berwujud tidak termasuk dalam jumlah tercatat aset.
Biaya berikut ini tidak termasuk dalam jumlah tercatat dari aset
tak berwujud biaya yang dikeluarkan saat aset sudah dapat digunakan
6
sesuai dengan cara yang diintensikan manajemen tetapi aset tersebut
belum digunakan, dan kerugian operasi awal, seperti halnya biaya yang
timbul ketika permintaan atas output dari aset meningkat.

2.6.2. Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis


Sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis, jika aset tak
berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, maka biaya perolehan aset
tak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akuisisi. Pihak
pengakuisisi mengakui pada tanggal akuisisi, aset tak berwujud pihak
diakuisisi secara terpisah dari goodwill, terlepas apakah aset telah
diakui atau tidak diakui oleh pihak diakuisisi sebelum kombinasi
bisnis. Ini berarti pihak pengakuisisi mengakui aset yang terpisah dari
goodwill jika terdapat proyek penelitian dan pengembangan yang
sedang dilakukan oleh pihak diakuisisi pada saat diakuisisi jika proyek
tersebut memenuhi definisi aset tak berwujud. Proyek penelitian dan
pengembangan yang sedang dalam proses dari pihak diakuisisi
memenuhi kriteria aset tak berwujud jika memenuhi definisi aset, dan
teridentifikasi, yaitu dapat dipisahkan atau timbul dari hak kontraktual
atau hak hukum lain.

2.6.3. Aset Tak Berwujud yang Diperoleh dalam Kombinasi Bisnis


Jika aset tak berwujud diperoleh dari kombinasi bisnis dapat
dipisahkan atau timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, maka
tersedia informasi yang memadai untuk mengukur nilai wajar aset
secara andal. Aset tak berwujud yang diperoleh dari kombinasi bisnis
mungkin dapat dipisahkan, namun hanya dapat dipisahkan bersama
dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi.
Pihak yang memperoleh aset dapat mengakui kelompok aset
tak berwujud komplementer sebagai aset tunggal sepanjang setiap aset
secara individu memiliki umur manfaat yang serupa.

2.6.3.1.Pengeluaran Selanjutnya atas Proyek Penelitian dan


Pengembangan yang sedang dalam Proses

7
Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang terkait
dengan proyek pemelitian dan pengembangan yang sedang
dalam proses yang diperoleh secara terpisah atau dalam
kombinasi bisnis dan diakui sebagai aset tak berwujud dan
terjadi setelah akuisisi proyek tersebut.
Pengeluaran selanjutnya atas proyek penelitian dan atau
pengembangan dalam proses yang diperoleh terpisah, atau dari
kombinasi bisnis, dan proyek tersebut diakui sebagai aset tak
berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya jika
merupakan pengeluaran penelitian, diakui sebagai beban pada
saat terjadinya jika merupakan pengeluaran pengembangan
yang tidak memenuhi kriteria pengakuan, dan ditambahkan
pada jumlah tercatat proyek penelitian atau proyek
pengembangan dalam proses yang diperoleh jika merupakan
biaya pengembangan yang memenuhi kriteria pengakuan.

2.6.4. Akuisisi melalui Hibah Pemerintah


Dalam beberapa kasus, aset tak berwujud dapat diperoleh
dengan cuma–cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah
pemerintah. Entitas dapat mengakui hibah pemerintah tersebut sebesar
nilai wajar atau nilai nominal bantuan ditambah pengeluaran tambahan
yang berhubungan langsung dengan penyiapan aset tersebut.

2.6.5. Pertukaran Aset


Satu atau lebih aset tak berwujud mungkin diperoleh dari
pertukaran aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau
kombinasi dari aset moneter dan aset non-moneter. Biaya perolehan
dari aset tak berwujud diukur dengan nilai wajar kecuali:
a. Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki substansi komersial;
b. Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan dapat
diukur dengan andal. Jika aset yang diperoleh tidak di ukur dengan
nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur sesuai dengan jumlah
tercatat aset yang dilepaskan.

8
Nilai wajar aset tak berwjud dapat diukur secara andal jika
Keadaan bervariasi dalam rentang pengukuran nilai wajar yang
rasional untuk aset tersebut tidak signifikan, kemungkinan dari
beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional
dan digunakan dalam mengukur nilai wajar.

2.6.6. Goodwill yang Dihasilkan secara Internal


Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui
sebagai aset tak berwujud karena goodwill tersebut bukan merupakan
suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak
timbul dari kontrak atau hak legal) yang dikendalikan oleh entitas dan
bisa diukur secara andal menurut biaya perolehannya.

2.6.7. Aset Tak berwujud yang Dihasilkan Secara Internal


Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tak
berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk
diakui. Kesulitan tersebut, antara lain, dalam menentukan apakah telah
timbul, dan saat timbulnya, aset yang dapat diidentifikasi yang akan
menghasilkan manfaat ekonomis masa depan dan menentukan biaya
perolehan aset tersebut secara andal. Biaya untuk menghasilkan aset
tak berwujud tidak dapat dibedakan dengan biayauntuk memelihara
atau meningkatkan goodwill yang dihasilkan secara internal atau biaya
menjalankan operasi sehari-hari.

2.6.7.1.Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian, Entitas tidak boleh mengakui aset
tak berwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahapan
riset pada proyek internal) karena entitas tidak dapat
menunjukan bahwa aset takberwujud yang ada akan
memberikan manfaat dimasa mendatang. Pengeluaran untuk
penelitian (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui
sebagai beban pada saat terjadinya.
Contoh–contoh kegiatan penelitian adalah:

9
a. Kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan
baru;
b. Pencarian (evaluasi dan seleksi final) untuk penerapan atas
penemuan riset atau pengetahuan lainnya;
c. Pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses,
sistem atau jasa; dan
d. Perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi final berbagai
kemungkinan alternatif bahan baku, peralatan, produk,
proses, sistem atau jasa yang baru atau ditingkatkan.

2.6.7.2.Tahap Pengembangan
Suatu aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan
(atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek internal)
diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua
hal berikut ini:
a. Kelayakan teknis penyelesaian sehingga aset tersebut dapat
digunakan atau dijual.
b. Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya.
c. Kemampuan menggunakan atau menjual.
d. Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa
depan.
e. Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber
daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau
menjualnya.
f. Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait
aset tersebut.

Contoh–contoh kegiatan pengembangan adalah:


a. desain, konstruksi, serta pengujian prototipe dan model
sebelum produksi atau sebelum digunakan.
b. desain, peralatan, cetakan, dan pewarnaan yang melibatkan
teknologi baru.
c. desain, konstruksi, dan operasi, pabrik percontohan, yang
skalanya tidak ekonomis, untuk produksi komersial.
10
d. desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku,
peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa, yang baru atau
yang diperbaiki.

2.6.7.3.Biaya Perolehan Aset Tak Berwujud yang Dihasilkan


secara Internal
Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara
internal terdiri atas seluruh biaya terkait langsung
yangdibutuhkan untuk membuat, menghasilkan dan
mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan
sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen.
Contoh-contoh dari biaya yang dapat diatribusikan adalah:
a. biaya bahan baku dan jasa yang digunakan atau dikonsumsi
dalam menghasilkan aset tak berwujud;
b. biaya perolehan imbalan kerja (seperti yang diungkapkan dalam
PSAK 24(revisi 2004): Imbalan Kerja) yang timbul dalam
menghasilkan aset tak berwujud tersebut;
c. biaya untuk mendaftarkan hak legal; dan
d. amortisasi paten dan lisensi yang digunakan untuk
menghasilkan aset tak berwujud tersebut.
Berikut adalah komponen yang tidak termasuk dalam
komponen biaya aset tak berwujud yang dihasilkan secara
internal:
a. biaya penjualan, biaya administrasi, dan biaya overhead umum
lain, kecuali, jika biaya dapat diatribusikan secara langsung
untuk menyiapkan aset tersebut untuk digunakan;
b. inefisiensi yang teridentifikasi dan kerugian operasi awal yang
muncul sebelum aset memenuhi kriteria yang direncanakan; dan
c. pengeluaran unruk pelatihan karyawan yang mengoperasikan
aset.

2.7. Pengakuan Beban


Pengeluaran atas aset tak berwujud diakui sebagai beban pada saat
terjadinya, kecuali pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan
11
aset tak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan atau sesuatu yang tak
berwujud tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis dan tidak dapat
diakui sebagai aset tak berwujud. Jika demikian kasusnya, maka pengeluaran
tersebut merupakan bagian dai goodwill pada tanggal akuisisi (PSAK 22:
Kombinasi Bisnis).
Contoh lain dari pengeluaran yang diakui sebagai beban pada saat
terjadinya adalah:
a. Pengeluaran untuk kegiatan perintisan;
b. Pengeluaran untuk kegiatan pelatihan;
c. Pengeluaran untuk kegiatan iklan dan promosi;
d. Pengeluaran dalam rangka relokasi dan reorganisasi sebagian atau seluruh
entitas.

2.8. Pengukuran setelah Pengakuan


2.8.1. Model Biaya
2.8.2. Model Revaluasi
2.9. Umur Manfaat
2.10. Aset Tak Berwujud dengan Umur Manfaat Terbatas
2.10.1. Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
2.10.2. Nilai Residu
2.10.3. Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
2.11. Aset Tak Berwujud dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas
2.11.1. Penelahaan Penilaian Umur Manfaat

2.12. Keterpulihan Jumlah Tercatat – Rugi Penurunan Nilai


Untuk menentukan apakah aset tak berwujud mengalami
penurunan nilai, maka entitas menerapkam PSAK 48: Penurunan Nilai
Aset, yang menjelaskan kapan dan bagaimana entitas menelaah jumlah
tercatat aset, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset, dan
kapan entitas mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

2.13. Penghentian dan Pelepasan


Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika:
a. dilepas; atau
12
b. ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian muncul dari penghentian pengakuan
aset tak berwujud ditentukan sebagai selisih antara hasil neto pelepasan
(jika ada) dan jumlah tercatat aset. Keuntungan atau kerugian diakui
dalam laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali
PSAK 30: Sewa mensyaratkan sebaliknya dalam jual dan sewa-balik).
Keuntungan tidak diakui sebagai pendapatan.
Pelepasan aset tak berwujud dapat dilakukan dengan berbagai cara
(contohnya, melalui penjualan, sewa pembiayaan, atau disumbangkan).
Dalam menentukan tanggal pelepasan aset seperti itu, entitas menerapkan
kriteria dalam PSAK 23: Pendapatan untuk mengakui pendapatan dari
penjualan barang. PSAK 30: Sewa diterapkan untuk pelepasan dengan
cara transaksi jual dan sewa-balik.
Sesuai dengan prinsip pengakuan, jika entitas mengakui biaya
penggantian sebagian dari aset tak berwujud ke dalam jumlah tercatat aset
tak berwujudnya, maka entitas juga menghentikan pengakuan jumlah
tercatat dari bagian yang diganti. Jika tidak praktis bagi entitas untuk
menentukan nilai wajar bagian aset tak berwujud yang diganti tersebut,
maka entitas dapat menggunakan biaya penggantian sebagai suatu
indikasi berapa biaya perolehan dari bagian yang diganti pada saat
penggantian tersebut diperoleh atau dihasilkan secara internal.
Piutang imbalan pada pelepasan aset tak berwujud diakui awalnya
dengan nilai wajarnya. Jika pembayaran untuk aset tak berwujud tersebut
ditangguhkan, maka piutang imbalan tersebut diakui setara harga
tunainya. Perbedaan antara jumlah nominal imbalan dan harga tunai
diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23: Pendapatan
yang mencerminkan hasil efektif atas piutang tersebut.
Amortisasi aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas tidak
berakhir ketika aset tersebut tidak lagi digunakan, kecuali aset tersebut
sudah disusutkan seluruhnya atau diklasifikasikan sebagai aset yang
dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang
diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk di jual) sesuai dengan PSAK

13
58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.

2.14. Pengungkapan
2.14.1. Umum
Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelas aset tak
berwujud, dipisahkan antara aset tak berwujud yang dihasilkan
secara internal dan aset tak berwujud lain:
a. umur manfaat tidak terbatas atau terbatas, dan jika umur
manfaat terbatas, umur manfaat atau tarif amortisasi yang
digunakan;
b. metode amortisasi yang digunakan untuk aset tak berwujud
dengan umur manfaat terbatas;
c. jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (secara
gabungan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal
dan akhir periode;
d. pos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain yang mana amortisasi aset tak berwujud termasuk di
dalamnya;
e. rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan:
i. penambahan, yang secara terpisah mengindikasikan aset
tak berwujud dari pengembangan internal, diperoleh
secara terpisah, dan diperoleh melalui kombinasi bisnis;
ii. aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual
atau termasuk dalam kelompok aset lepasan dan
dikelompokan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan
penghapusan lainnya;
iii. peningkatan atau penurunan selama periode yang
berasal dari revaluasi dan dari pengakuan rugi
penurunan nilai atau pembalikan dalam penghasilan
komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48:
14
Penurunan Nilai Aset (jika ada);
iv. rugi penurunan nilai yang diakui dalam rugi laba selama
periode sesuai dengan PSAK 48 (jika ada);
v. rugi penurunan nilai yang dibalik dalam rugi laba
selama periode sesuai dengan PSAK 48 (jika ada);
vi. setiap amortisasi yang diakui selama periode;
vii. selisih kurs neto yang timbul dari nilai penjabaran
laporan keuangan ke mata uang penyajian, dan
penjabaran operasi luar negeri ke mata uang penyajian
yang digunakan entitas; dan
viii. perubahaan lain pada jumlah tercatat aset tersebut
selama periode.

Suatu kelas aset tak berwujud adalah


pengelompokan aset yang memiliki sifat dan digunakan yang
serupa dalam kegiatan operasi entitas. Contoh dari kelas terpisah
mencskup:
a. nama merek;
b. kepala surat kabar dan judul publisitas;
c. piranti lunak komputer;
d. lisensi dan waralaba;
e. hak cipta, paten dan hak kekayaan intelektual industri lain,
hak operasional dan penyediaan jasa lain;
f. resep, formula, model, desain, dan purwarupa; serta
g. aset tak berwujud dalam pengembangan.
Kelas-kelas yang disebut di atas dapat dipisah (atau
digabung) menjadi kelas lebih kecil (atau lebih besar) jika hal
tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan bagi pengguna
laporan keuangan.

PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi


Akuntansi, dan Kesalahan mensyaratkan entitas untuk
mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi
15
akuntansi yang memiliki pengaruh material pada periode saat ini
atau diharapkan memiliki pengaruh material pada periode
selanjutnya. Pengungkapan tersebut mungkin timbul akibat dari
perubahan dalam:
a. penilaian umur manfaat aset tak berwujud;
b. metode amortisasi; atau
c. nilai residu.

Entitas juga mengungkapkan:


a. untuk aset tak berwujud yang dinilai dengan umur manfaat
tidak terbatas, jumlah tercatat aset dan alasan yang
mendukung penilaian umur manfaat tidak terbatas tersebut.
Dalam memberikan alasan, entitas mendeskripsikan faktor
signifikan dalam menentukan aset yang memiliki umur
manfaat tidak terbatas.
b. deskripsi, jumlah tercatat, dan sisa periode amortisasi dari
setiap aset tak berwujud yang material terhadap laporan
keuangan entitas.
c. Untuk aset tak berwujud yang diperoleh melalui hibah
pemerintah dan awalnya diakui pada nilai wajar:
i. Nilai wajar pada pengakuan awal atas aset tersebut;
ii. Jumlah tercatatnya; dan
iii. Setelah pengakuan awal aset tersebut diukur dengan
model biaya atau model revaluasi.
d. Keberadaan dan jumlah tercatat aset tak berwujud yang
kepemilikannya dibatasi dan jumlah tercatat aset tak
berwujud yang menjadi jaminan untuk liabilitas.
e. Nilai komitmen kontraktual untuk akuisisi aset tak
berwujud.

2.14.2. Aset Tak Berwujud yang Menggunakan Model Revaluasi


Setelah Pengakuan Awal
Jika aset tak berwujud dicatat pada jumlah revaluasian,
entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut:
16
a. berdasarkan kelas aset tak berwujud:
i. tanggal efektif revaluasi;
ii. jumlah tercatat aset tak berwujud yang direvaluasi; dan
iii. jumlah tercatat yang akan diakui bila aset tak berwujud
diukur dengan model biaya setelah pengakuan awal;
b. jumlah surplus revaluasi aset tak berwujud pada awal dan
akhir periode, mengindikasikan perubahan selama periode
dan pembatasan apapun dalam pendistribusian saldo
(surplus) kepada pemegang saham.

2.14.3. Pengeluaran Penelitan dan Pengembangan


Entitas mengungkapkan nilai gabungan dari pengeluaran
penelitian dan pengembangan yang diakui sebagai beban selama
periode.

2.14.4. Informasi Lain


Entitas dianjurkan, namun tidak disyaratkan, untuk
mengungkapkan informasi berikut ini:
a. deskripsi mengenai aset tak berwujud yang telah diamortisasi
seluruhnya namun masih digunakan; dan
b. deskripsi mengenai aset tak berwujud signifikan yang
dikendalikan entitas namun tidak diakui sebagai aset karena
tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini
atau karena aset tersebut diperoleh atau dihasilkan sebelum
PSAK 19: Aset Tak Berwujud diberlakukan.

2.15. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi


Entitas menerapkan PSAK 19: Aset Tak Berwujud secara
prospektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2011. Oleh sebab itu, entitas tidak menyesuaikan jumlah
tercatat aset tak berwujud yang diakui pada tanggal tersebut tetapi pada
tanggal tersebut entitas menilai kembali umur manfaat aset tak berwujud.

2.16. Pertukaran Aset Serupa


17
Jika aset diukur sebelum tanggal efektif berdasarkan jumlah
tercatat aset yang diserahkan, maka entitas tidak perlu meyajikan kembali
jumlah tercatat aset yang diperoleh untuk mencerminkan nilai wajar aset
tersebut pada tanggal perolehan.

18
BAB 3
KESIMPULAN

Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat
peristiwa masa lalu, manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut
diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang
akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tidak berwujud dapat didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang
dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika dapat dipisahkan, disewakan
atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait,
aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk
melakukan hal tersebut atau timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas
dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari
hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya

19
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia.2015.Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.Jakarta: Salemba


Empat.

20

Anda mungkin juga menyukai