PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Tujuan dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus
dalam PSAK lain. PSAK 19: Aset Tak Berwujud mensyaratkan entitas untuk
mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi.
PSAK 19: Aset Tak Berwujud juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat
dari aset tak berwujud dan menentuka pengungkapan yang disyaratkan
tentang aset tak berwujud.
1.2.Ruang Lingkup
PSAK 19: Aset Tak Berwujud diterapkan dalam akuntansi untuk aset
tak berwujud, kecuali:
a. aset tak berwujud yang diatur oleh pernyataan lain;
b. aset keuangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50: Instrumen
Keuangan: Penyajian;
c. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (lihat PSAK 64:
Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya
Mineral); dan
d. pengeluaran atas pengembangan dan ekstrasi mineral, minyak, gas alam,
dan sumber daya tidak dapat diperbarui lain.
Jika pernyataan lain telah mengatur jenis aset tak berwujud spesifik,
maka entitas menerapkan pernyataan tersebut, sebagai contoh:
a. aset tak berwujud yang dimiliki untuk dijual oleh entitas dalam kegiatan
usaha normal (PSAK 14: Persediaan dan PSAK 34: Kontrak Konstruksi);
b. aset pajak tangguhan (PSAK 46: Pajak Penghasilan);
c. sewa (PSAK 30: Sewa);
d. aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja);
e. aset keuangan (PSAK 50: Instrumen Keuangan Penyajian);
f. goodwill (PSAK 22: Kombinasi Bisnis);
1
g. biaya akuisisi yang ditangguhkan dan aset tak berwujud yang timbul dari
hak kontraktual asuradur berdasaarkan kontrak asuransi yang tercakup
dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.
Beberapa jenis aset tak berwujud dapat dimuat dalam atau pada
sesuatu yang bersifat fisik, seperti:
a. compact disk, dalam kasus piranti lunak komputer;
b. dokumentasi hukum, dalam kasus lisensi atau paten; atau
c. film.
PSAK 19: Aset Tak Berwujud dapat diterapkan pula pada, antara lain,
pengeluaran iklan, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan pengembangan,
dan sewa pembiayaan. Pengecualian dari PSAK 19: Aset Tak Berwujud
adalah transaksi atau aktivitas yang bersifat sedemikian khususnya sehinggaa
menimbulkan masalah akuntansi yang perlu cara penyelesaian berbeda,
sebagai contoh akuntansi pengeluaran eksplorasi untuk (atau pengembangan
dan penambangan dari) kandungan minyak, gas, dan mineral dalam industri
pertambangan dan dalam kasus kontrak asuransi.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 19:
Aset Tak Berwujud:
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak
berwujud selama umur manfaatnya.
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai
akibat peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut diperkirakan mengalir ke entitas.
Aset moneter adalah kas yang dimiliki dan aset yang akan diterima
dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tak berwujud adalah aset non moneter teridentifikasi tanpa
wujud fisik.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada
saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang
diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan
tertentu dalam PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain
yangmerupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan
posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
Nilai residu dari aset tak berwujud adalah jumlah estimasian yang
dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi biaya
estimasian pelepasan aset, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang
diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diharapkan
entitas akan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari
3
pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau yang diharapkan
terjadi saat penyelesaian liabilitas.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68:
Pengukuran Nilai Wajar).
Pengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan
lain pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk,
proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang mengalami perbaikan
substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Penelitian adalah penyelidikan asli dan terencana yang dilaksanakan
dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis
atas ilmu yang baru.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih
lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkan.
Umur manfaat adalah:
a. periode suatu aset yang diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau
b. jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh dari
suatu aset oleh entitas.
2.3.Keteridentifikasian
Goodwill dalam suatu kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang
merepresentasikan manfaat ekonomik masa depan yang muncul dari asset lain
yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak diidentifikasikan
secara individual dan diakui secara terpisah.
4
Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika dapat dipisahkan, yaitu dapat
dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan,dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan
kontrak terkait, aset teridentifikasi atau liabilitas teridentifikasi, terlepas
apakah entitas memiliki intensi untuk melakukan hal tersebut; atau timbul
dari hak kontraktural atau hak hokum lain, terlepas apakah hak tersebut dapat
dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lain.
2.4.Pengendalian
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk
memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset dan dapat
membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomik tersebut.
Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomik masa depan
dari suatu aset tak berwujud biasanya timbul dari hak hokum yang dapat
dipaksakan dalam pengandilan.
7
Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang terkait
dengan proyek pemelitian dan pengembangan yang sedang
dalam proses yang diperoleh secara terpisah atau dalam
kombinasi bisnis dan diakui sebagai aset tak berwujud dan
terjadi setelah akuisisi proyek tersebut.
Pengeluaran selanjutnya atas proyek penelitian dan atau
pengembangan dalam proses yang diperoleh terpisah, atau dari
kombinasi bisnis, dan proyek tersebut diakui sebagai aset tak
berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya jika
merupakan pengeluaran penelitian, diakui sebagai beban pada
saat terjadinya jika merupakan pengeluaran pengembangan
yang tidak memenuhi kriteria pengakuan, dan ditambahkan
pada jumlah tercatat proyek penelitian atau proyek
pengembangan dalam proses yang diperoleh jika merupakan
biaya pengembangan yang memenuhi kriteria pengakuan.
8
Nilai wajar aset tak berwjud dapat diukur secara andal jika
Keadaan bervariasi dalam rentang pengukuran nilai wajar yang
rasional untuk aset tersebut tidak signifikan, kemungkinan dari
beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional
dan digunakan dalam mengukur nilai wajar.
2.6.7.1.Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian, Entitas tidak boleh mengakui aset
tak berwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahapan
riset pada proyek internal) karena entitas tidak dapat
menunjukan bahwa aset takberwujud yang ada akan
memberikan manfaat dimasa mendatang. Pengeluaran untuk
penelitian (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui
sebagai beban pada saat terjadinya.
Contoh–contoh kegiatan penelitian adalah:
9
a. Kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan
baru;
b. Pencarian (evaluasi dan seleksi final) untuk penerapan atas
penemuan riset atau pengetahuan lainnya;
c. Pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses,
sistem atau jasa; dan
d. Perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi final berbagai
kemungkinan alternatif bahan baku, peralatan, produk,
proses, sistem atau jasa yang baru atau ditingkatkan.
2.6.7.2.Tahap Pengembangan
Suatu aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan
(atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek internal)
diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua
hal berikut ini:
a. Kelayakan teknis penyelesaian sehingga aset tersebut dapat
digunakan atau dijual.
b. Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya.
c. Kemampuan menggunakan atau menjual.
d. Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa
depan.
e. Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber
daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau
menjualnya.
f. Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait
aset tersebut.
13
58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.
2.14. Pengungkapan
2.14.1. Umum
Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelas aset tak
berwujud, dipisahkan antara aset tak berwujud yang dihasilkan
secara internal dan aset tak berwujud lain:
a. umur manfaat tidak terbatas atau terbatas, dan jika umur
manfaat terbatas, umur manfaat atau tarif amortisasi yang
digunakan;
b. metode amortisasi yang digunakan untuk aset tak berwujud
dengan umur manfaat terbatas;
c. jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (secara
gabungan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal
dan akhir periode;
d. pos dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain yang mana amortisasi aset tak berwujud termasuk di
dalamnya;
e. rekonsiliasi atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan:
i. penambahan, yang secara terpisah mengindikasikan aset
tak berwujud dari pengembangan internal, diperoleh
secara terpisah, dan diperoleh melalui kombinasi bisnis;
ii. aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual
atau termasuk dalam kelompok aset lepasan dan
dikelompokan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan
penghapusan lainnya;
iii. peningkatan atau penurunan selama periode yang
berasal dari revaluasi dan dari pengakuan rugi
penurunan nilai atau pembalikan dalam penghasilan
komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48:
14
Penurunan Nilai Aset (jika ada);
iv. rugi penurunan nilai yang diakui dalam rugi laba selama
periode sesuai dengan PSAK 48 (jika ada);
v. rugi penurunan nilai yang dibalik dalam rugi laba
selama periode sesuai dengan PSAK 48 (jika ada);
vi. setiap amortisasi yang diakui selama periode;
vii. selisih kurs neto yang timbul dari nilai penjabaran
laporan keuangan ke mata uang penyajian, dan
penjabaran operasi luar negeri ke mata uang penyajian
yang digunakan entitas; dan
viii. perubahaan lain pada jumlah tercatat aset tersebut
selama periode.
18
BAB 3
KESIMPULAN
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat
peristiwa masa lalu, manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut
diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang
akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tidak berwujud dapat didefinisikan sebagai aset nonmoneter yang
dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika dapat dipisahkan, disewakan
atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait,
aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk
melakukan hal tersebut atau timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas
dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari
hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya
19
DAFTAR PUSTAKA
20