Ujian Nasional telah usai, saatnya pembukaan penerimaan siswa baru atau PPDB.
Melalui sistim PPDB yang baru menggunakan sistim zonasi. Tentunya banyak pro dan
kontra yang menyertai dengan sistim zonasi baru ini. Namun banyak hal selain
kekecewaan mengenai tidak bisa sekolah ke sekolah favorit. Diantaranya ialah ; 1) Dari
segi ekonimi lebih ekonomis, 2) Banyak keadaan yang dapat menghemat waktu untuk
menyelesaikan waktu tempuh ke sekolah, 3) menghemat tenaga untuk berangkat dan
pulang sekolah, 4) urusan apa pun cepat terselesaikan dengan kondisi geografis yang
telah dihafal murid, 5) tidak harus datang terlalu awal ke sekolah supaya tidak terlambat,
6) tidak merisaukan apa bila pulang malam karena ada kegiatan di sekolah, 7) lebih
memahami karakter wilayah sendiri, 8) mendapatkan perhatian dari sekolah untuk para
murid, 9) semua siswa dari berbagai golongan berhak mendapatkan kesempatan dalam
bersekolah, dll.
Bila dikaitkan dengan kekecewaan mengenai sistim zonasi akan banyak tumbuh
uneg-uneg dan pengaduan yang masuk ke dinas pendidikan. Mengapa mesti ada sistim
zonasi? Seperti ibaratkan menggaruk yang tidak gatal. Hal ini menjadi polemik untuk para
wali murid yang belum dapat menerima sistim baru zonasi. Perlunya sosialisasi dengan
tepat kepada masyarakat akan dapat diterima dengan baik tentunya. Sebab sebuah
perencanaan yang matang ialah melalui pengenalan serta diperkenalkan dengan baik
dan benar. Kan tidak juga wali murid harus mendaftar cepat-cepat agar untuk diterima di
sekolah yang diinginkan.
Disini, peran pemerintah terlihat jelas lantaran menerapkan sistim zonasi telah
disosialisasikan ke masyarakat. Terungkap niat dan tujuan yang baik dari pemerintah.
Sehingga masyarakat mengenal dan menyerap sistim baru dengan pemahaman yang
dimiliki. Keterlihatan lain dari pemerintah yakni dengan mendorong percepatan
pendidikan ke seluruh lapisan berdasarkan hak-hak yang dimiliki setiap siswa.
Diantaranya ialah hak memperoleh pendidikan, serta perlindungan terhadap
keberlangsungan pendidikan wajib dua belas tahun. Ini memudhakan para siswa dalam
memperoleh haknya sebagai pelajar untuk belajar.
Berdasarkan data yang valid sistim diterapkan sehingga wali murid tidak dapat
melalukan kecurangan data atau menulis data berdasarkan dua alamat. Semisal saja,
warga dengan alamat ganda belum dapat dikatakan dapat memilih dengan leluasa
sekolah yang diminati. Diminta keterangan mengenai tempat tinggal yang telah didiami
selama kurang lebih satu tahun. Atau tidak dapat menuliskan alamat aspal di dalam data
calon siswa baru. Karena apa pemerintah memang mengutarakan hal yang baik melalui
program sistim zonasi. Sitim zonasi lebih banyak asyiknya dari pada angan-angan tinggi
ke sekolah favorit yang belum dapat tercapai.#Ap
Pengirim : Anike Prarista Putri
No.Hp : 085735915920.