Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sindy Rimba Ayu Rahmatika

Nim : 20150610396
Kelas : A Hukum Perbankan
1.Jelaskan tentang arsitektur perbankan Indonesia!
Jawab :
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan
Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri
perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan
pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh
visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan
kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional. Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai
kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998,
maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu
kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan.
Peluncuran API tersebut tidak terlepas pula dari upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk
membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah
sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, dimana API menjadi salah satu program utama
dalam buku putih tersebut.
Bertitik tolak dari keinginan untuk memiliki fundamental perbankan yang lebih kuat dan
dengan memperhatikan masukan-masukan yang diperoleh dalam mengimplementasikan API
selama dua tahun terakhir, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menyempurnakan
program-program kegiatan yang tercantum dalam API. Penyempurnaan program-program
kegiatan API tersebut tidak terlepas pula dari perkembangan-perkembangan yang terjadi pada
perekonomian nasional maupun internasional. Penyempurnaan terhadap program-program
API tersebut antara lain mencakup strategi-strategi yang lebih spesifik mengenai
pengembangan perbankan syariah, BPR, dan UMKM ke depan sehingga API diharapkan
memiliki program kegiatan yang lebih lengkap dan komprehensif yang mencakup sistem
perbankan secara menyeluruh terkait Bank umum dan BPR, baik konvensional maupun
syariah, serta pengembangan UMKM.
Untuk mempermudah pencapaian API maka Bank Indonesia menetapkan enam sasaran yang
ingin dicapai yang dituangkan ke dalam enam pilar yang saling terkait satu sama lain, yaitu:
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
Sasaran : Penguatan permodalan dan peningkatan daya asing
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada
standar internasional.
Sasaran : Peningkatan Compliance terhadap 25 Basel Core Principles For
Effectiveness Bank Supervision dan peningkatan koordinasi antara lembaga
pengawas, penerapan Risk Based Supervision
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
Sasaran : Penerapan GCG,peningkatan kualitas manajemen risiko dan peningkatan
kemampuan operasional
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal
perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat.
Sasaran : Pembentukan Credit Bareau , optimalisasi credit rating agency
Salah satu kegiatan dalam dalam program API pilar ke-5 ini adalah rencana
pembentukan Credit Bureau yang kemudian diberi nama Biro Informasi Kredit
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Sasaran : Penyelesaian pengaduan nasabah , pembentukan lembaga mediasi
perbankan dan transparansi
2. Jelaskan prinsip-prinsip syariah!
Jawab :
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara Bank dengan pihak
lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah) , pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli
barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah). Atau dengan adanya kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak kita (ijarah waiqtina). hal itu berdasarkan UU No.10 tahun
1998 tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan. Prinsip perbankan syariah
yaitu :
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)
Mudharabah merupakan perjanjian kerjasama antara pemilik modal dengan
pengelola modal dimana keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang telah
ditentukan.
2. Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (Musyarakah)
Musyarakah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu usaha
dimana masing-masing pihak berhak atas keuntungan yang didapat sesuai dengan
porsi modal yang dikeluarkan
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah)
Murabahah adalah perjanjian jual beli antara pihak Bank dan pihak nasabah
dimana pihak Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah lalu menjual
ke nasabah dengan adnya penambahan keuntungan sebesar yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak diawal perjanjian
4. Pembiayaan dengan kepemilikan atasbarang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak kita (Ijarah Wa Iqtina)
Ijarah Wa Iqtina adalah adalah perjanjian pemindahan hak guna atasobjekatau jasa
dengan adanya pembayaran upah sewa beli, yang diikuti dengan pemindahan
kepemilikan pada waktu yang telah disepakati diawal perjanjian
5. Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
Ijarah adalah perjanjian pemindahan hak guna atasobjek atau jasa dengan adanya
biaya sewatanpa adanya pemindahan kepemilikan dari objek tersebut
Prinsip-prinsip Bank Syariah dalam melaksanakan kegiatannya tidak mengenal unsur
MAGRIB. MAGRIB yaitu :
a. Maysir adalah judi. Secara teknis,maysir adalah setiap permainan yang di dalamnya
disyaratkan sesuatu berupa materi yang diambil dari pihak yang kalah untuk pihak
yang menang.
b. Gharar adalah ketidakpastian. Maksud ketidapastian dalam transaksi muamalah
adalah “ada sesuatu yang ingin disembunyikan oleh sebelah pihak dan hanya boleh
menimbulkan rasa ketidakadilan serta penganiayaan kepada pihak yang lain.”
c. Riba adalah ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba berarti
tumbuh dan membesar (Saeed, 1996). Menurut Abu hanifah, riba adalah melebihkan
harta dalam suatu transaksi tanpa pengganti atau imbalan. Maksudnya, tambahan
terhadap barang atau uang yang timbul dari suatu transaksi utang piutang yang harus
diberikan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang berpiutang pada saat jatuh
tempo.
d. Zalim
e. Haram
3. Jelaskan tentang prinsip GCG (Good Corporate Governance)!
Jawab :
GCG (Good Corporate Governance) adalah konsep untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dengan tujuan untuk menjamin agar tujuan rumah sakit tercapai dengan
penggunaan sumberdaya seefisien mungkin.GCG secara definitive merupakan sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added)
untuk semua stakeholder. Konsep GCG di Indonesia dapat diartikan sebagai konsep
pengelolaan perusahaan yang baik. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini. Pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan
tepat waktunya. Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure)
secara akurat, tepat waktu dan trasnparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikann dan stakeholder.
Penerapan GCG dalam suatu perusahaan sendiri mempunyai tujuan-tujuan strategis. Tujuan-
tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai perusahaan.
b. Untuk dapat mengelola sumber daya dan resiko secara lebih efektif dan efisien.
c. Untuk dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dari organ perusahaan
demi menjaga kepentingan para shareholder dan stakeholder perusahaan.
d. Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan (khusunya perusahaan-perusahaan
pemerintah) terhadap perekonomian nasional.
e. Meningkatkan investasi nasional; dan
f. Mensukseskan program privat-isasi perusahaan-perusahaan pemerintah.
Adapun Prinsip-prinsip good corporate governance dalam hal ini meliputi:
a. Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil
dan relevan mengenai perusahaan.
b. Kemandirian (Independecy), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif.
d. Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat
e. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang
berlaku.
Manfaat GCG sebagai berikut :
a. Berdasarka survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company
menunjukkan bahwa para investor institusional lebih menaruh kepercayaan
terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.
b. Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya
krisis financial dan krisis berkepanjangan di Asia denngan lemahnya tata kelola
perusahaan.
c. Internasionalisasi pasar – termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar modal
menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG.
d. Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat menjadi
dasar bagi beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai dengan lanskap
bisnis yang kini telah banyak berubah.
e. Secara teoris, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Mas
Ahmad Daniri (2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan
Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat
memberikan manfaat antara lain: (1) mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya
yang harus ditanggung oleh pemegang saham akibat pendelegasian wewenang
kepada pihak manajemen; (2) mengurangi biaya modal (Cost of Capital); (3)
meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang; (4)
menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap
keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai