Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN PENGARUH GETARAN


TANAH AKIBAT PELEDAKAN OVERBURDEN DI PIT SOUTH
TUTUPAN PT ADARO INDONESIA

M. Irvan1, MT. Toha2 dan Bochori3


1-3
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32, Indralaya, Sumatera Selatan, 30662, Indonesia
E-mail: irvan777@yahoo.com

ABSTRAK
Longsoran lereng tambang terjadi di Pit South Tutupan PT Adaro Indonesia, salah satu penyebabnya adalah kegiatan
peledakan di sekitar lokasi. Peledakan memiliki beberapa dampak, salah satunya adalah getaran tanah (ground vibration).
Nilai getaran tanah yang melebihi standar dikhawatirkan dapat memicu runtuhnya lereng tambang baik itu lereng kerja
(working slope) ataupun lereng final (final slope). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kestabilan lereng Pseudostatik
untuk mengetahui pengaruh getaran tanah akibat peledakan terhadap kestabilan lereng kerja dan lereng akhir di Pit South
Tutupan, PT Adaro Indonesia. Pengamatan dan pengukuran terhadap getaran tanah akibat peledakan yang dilakukan dengan
Blastmate III menghasilkan variabel getaran tanah terdiri dari PPV, PPA, dan Displacement. PPA tidak dapat langsung
digunakan dalam perhitungan karena akan menghasilkan faktor keamanan yang tidak sesuai. Nilai percepatan sebagai faktor
seismik yang disebut dengan percepatan horizontal adalah percepatan ketika terjadi perpindahan maksium dan kecepatan
maksimum, didapat nilai percepatan minimum dari peledakan adalah 0,007265 dan nilai percepatan maksimum 0,19036.
Berdasarkan hasil perhitungan Faktor Keamanan (FK) lereng kerja yaitu lereng section 8 low wall dengan nilai percepatan
horizontal sebesar 0,007265 nilai FK turun dari 3,316 menjadi 3,225 bila diberi nilai percepatan horizontal 0,19036 FK
menjadi 1,877. FK lereng akhir yaitu lereng section 15 high wall apabila diberi nilai percepatan horizontal sebesar 0,007265
nilai FK turun dari 2,223 menjadi 1,579 bila diberi nilai percepatan horizontal sebesar 0,19036 menjadi 1,579.

Kata-kata kunci: getaran tanah, peledakan, lereng.

ABSTRACT

The slope failure occurred in the Pit South Tutupan of PT Adaro Indonesia, the failure was allegedly due to blasting activities
around the location. Blasting activities caused several impacts, for example the ground vibration. Ground vibration’s value
that exceeds the standard might trigger the collapse of mine slope, whether it is the working slope or the final slope. This
research was conducted to analyse the pseudostatic slope stability to determine the effect of ground vibration due to
explosion to the working slope and final slope stability at Tutupan South Pit of PT Adaro Indonesia.. Observations and
measurements of ground vibrations due to blasting carried out with Blastmate III produced soil vibration variables
consisting of PPV, PPA, and Displacement. PPA cannot be directly used in the calculation because it will produce an
inappropriate security factor. Acceleration value as a seismic factor called horizontal acceleration is the acceleration when
there is calcium displacement and maximum speed, the minimum acceleration value of the blast is 0,007265 and the
maximum acceleration value is 0,19036. Based on the results of the calculation of the Safety Factor (SF) of the work slope,
namely the slope section 8 low wall with a horizontal acceleration value of 0.007265 SF dropped from 3.316 to 3.225 when
given a horizontal acceleration value of 0.19036 SF drops to 1.877. The final slope is the slope section 15 high wall when
given a horizontal acceleration value of 0.007265 then SF drops from 2,223 to 1,579 if given a horizontal acceleration value
of 0,19036 SF drops to 1,579.
Keywords: Ground vibration, explosion, slope

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

PENDAHULUAN
Getaran tanah sangat berpengaruh pada kestabilan lereng.
PT Adaro Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang Dalam memperkirakan nilai getaran tanah yang dihasilkan
bergerak dibidang pertambangan batubara. PT Adaro dari kegiatan peledakan, dapat dilakukan dengan
Indonesia memiliki 3 pit yaitu Tutupan, Paringin, dan Wara menghubungkan hasil pengukuran getaran tanah dengan
dengan produk batubara yang disebut “envirocoal”. parameter- parameter peledakan yang mempengaruhinya.
Envirocoal merupakan batubara dengan kadar sulfur dan abu Parameter-parameter peledakan tersebut adalah yaitu jarak
rendah. Longsoran lereng tambang terjadi pada awal bulan dari lokasi peledakan dan jumlah bahan peledak yang meledak
Maret 2018 di daerah low wall tepatnya di bawah Jalan bersamaan [2].
Sulawesi, longsoran tersebut mengakibatkan Jalan Sulawesi
harus ditutup dan kegiatan penambangan yang berada di Hubungan tersebut ditunjukkan oleh konsep PPV vs. Scaled
bawahnya harus dihentikan. Longsoran tersebut diduga Distance yang dinyatakan oleh US Bureau of Mines, dimana
disebabkan oleh kegiatan peledakan, karena daerah tersebut scaled distance merupakan faktor yang mempengaruhi
salah satu area front penambangan yang aktif. PT Adaro getaran tanah yang diperoleh dari jarak pengukuran dibagi
Indonesia menggunakan metode peledakan dalam kegiatan akar dari muatan bahan peledak per waktu tunda (Pers. 2 &
penambangan untuk melakukan penggalian dan pengupasan Pers. 3) [3].
overburden. Kegiatan peledakan sendiri memiliki beberapa
dampak, salah satunya adalah getaran tanah (ground 𝑅
Scaled Distance: (2)
√𝑊
vibration). Getaran tanah berdampak pada kestabilan lereng
karena getaran tanah dapat menambah gaya penggerak akibat 𝑅 −𝛼
percepatan horizontal. Apabila gaya penahan lebih kecil dari PPV = 𝑘 × ( ) = 𝑘 × (𝑆𝐷)−𝛼 (3)
√𝑊
gaya penggerak, maka lereng akan runtuh.
Keterangan:
Nilai getaran tanah yang melebihi standar dikhawatirkan PPV = Kecepatan Partikel Puncak atau Peak Particle
dapat memicu runtuhnya lereng tambang baik itu lereng Velocity (mm/s)
kerja (working slope) ataupun lereng final (final slope) k, α = Site-specific factor (k adalah koefisien peluruhan
sehingga dapat membahayakan para pekerja tambang dan getaran dan α adalah konstanta kondisi massa
mengganggu aktivitas pertambangan. Oleh karena itu batuan)
dilakukan analisa terkait getaran tanah akibat peledakan R = Jarak pengamatan getaran tanah dari lokasi
terhadap kestabilan lereng di PT Adaro Indonesia. peledakan (m)
Berdasarkan penjelasan diatas untuk menganalisis kestabilan W = Jumlah bahan peledak yang meledak bersamaan
lereng perlu terlebih dahulu diketahui sistim tegangan yang per delay (kg)
bekerja pada tanah atau batuan serta sifat fisik dan mekanik
dari tanah atau batuan tersebut. Tegangan di dalam massa Persamaan untuk hubungan antara PPA dengan scaled
batuan dalam keadaan alamiahnya adalah tegangan vertikal, distance serupa dengan persamaan PPV dengan scaled
tegangan horizontal, dan tekanan air pori. Sedangkan sifat distance yang dinyatakan sebagai Pers. (4) [4-6]:
mekanik yang mempengaruhi kestabilan suatu lereng adalah
kohesi, sudut geser dalam, dan bobot isi [1]. 𝑅 −𝛼
PPA = 𝑘 × ( ) = 𝑘 × (𝑆𝐷)−𝛼 (4)
√𝑊
Secara prinsipnya, pada suatu lereng berlaku dua macam
gaya, yaitu: Gaya yang membuat massa batuan bergerak (gaya Keterangan:
penggerak) dan Gaya yang menahan massa batuan tersebut PPA = Percepatan Partikel Puncak atau Peak Particle
(gaya penahan). Suatu lereng akan longsor jika gaya Acceleration (g)
penggeraknya lebih besar dari gaya penahannya. Secara
matematis, kestabilan suatu lereng dapat dinyatakan dalam Hubungan antara percepatan horizontal (a) sebagai respon
bentuk faktor keamanan (Pers. 1) getaran partikel puncak (PPA) dapat dinyatakan dalam Pers.
(5):
Gaya Penahan
FK = (1)
Gaya Penggerak a = K x PPA (5)
Keterangan: Keterangan:
Fk > 1, lereng dianggap stabil PPA = Percepatan Partikel Puncak atau Peak Particle
Fk = 1, lereng dalam keadaan setimbang tetapi akan segera Acceleration (g)
longsor jika mendapat sedikit gangguan. K = Koefisien yang diperoleh dari respon analisis
Fk < 1, lereng dianggap tidak stabil. a = Percepatan horizontal (g)

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining


lereng. Bahan peledak yang digunakan adalah ANFO
METODE PENELITIAN (Ammonium Nitrat Fuel Oil) dan Emulsi. Perbandingan
campuran bahan peledak adalah 30% AN dan 70% emulsi,
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada 1 Maret 2018 dan dengan densitas 1,20 gr/cc. Rata-rata besarnya powder factor
berakhir pada 1 Juni 2018. Penelitian dilakukan di PT Adaro (PF) untuk peledakan produksi adalah 0,19-0,25 kg/bcm,
Indonesia yang terletak di daerah Tanjung, Kabupaten sedangkan untuk peledakan lereng akhir 0,15 – 0,23 kg/bcm.
Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Penyelesaian
penelitian dilakukan secara studi literatur, pengambilan Pola peledakan yang digunakan di pit South Tutupan yaitu v
data, pengolahan data serta analisis data. Penyelesaian cut dan echelon cut atau corner cut dengan peledakan hole by
masalah diselesaikan dengan studi literatur hole. Pola v cut dan echelon cut digunakan untuk mengurangi
yaitumengumpulkan tinjauan pustaka dari laporan-laporan getaran tanah, mengurangi overbreak, mengurangi lemparan
penelitian, jurnal, dan buku yang berkaitan dengan ground batuan (fly rock), mengontrol arah pelemparan batuan,
vibration yang dihasilkan dari aktivitas peledakan, mengurangi airblast dan suara (noise). Pola peledakan
kestabilan lereng pada proses peledakan, dll. Selain studi echelon cut digunakan untuk lokasi yang memiliki 2 bidang
literatur dilakukan juga penelitian di lapangan untuk bebas (free face), sedangkan digunakan v cut untuk lokasi
mengambil data-data terkait yaitu getaran tanah yang yang memiliki 3 bidang bebas (free face).
dihasilkan dari kegiatan peledakan overburden pada jarak
50m dan 150m menggunakan Blastmate III. Pengolahan 3.2. Hasil Pengukuran dan Analisis terhadap Getaran Tanah
data dilakukan dengan menggunakan software pendukung Pengukuran getaran tanah menggunakan Blastmate III
seperti Blastware 10 dan Slide 6.0. menghasilkan beberapa variabel yaitu PPV, PPA, dan PPD.
Untuk analisis kestabilan lereng dengan pengaruh getaran
HASIL DAN PEMBAHASAN tanah akibat peledakan variabel getaran tanah yang digunakan
adalah percepatan partikel puncak (PPA)
Observasi lapangan dan pengambilan data di lakukan di Pit
South Tutupan PT Adaro Indonesia pada tanggal 4 April Parameter-parameter yang mempengaruhi hasil pengukuran
sampai dengan 30 April 2018. Kegiatan peledakan getaran tanah adalah jarak dari lokasi peledakan, jumlah isian
overburden yang dilakukan di low wall dan high wall menjadi bahan peledak per delay, dan kondisi geologi. Besar kecilnya
fokus area dalam kegiatan observasi dan pengambilan data nilai getaran tanah akibat peledakan dipengaruhi oleh
(lokasi penelitian). Lokasi peledakan tersebut berdekatan parameter tersebut, semakin besar getaran tanah maka
dengan garis cross section geoteknik yaitu section 8 dan pengaruhnya ke kestabilan lereng akan semakin besar.
section 15 (Gambar 1). Garis cross section geoteknik tersebut
akan digunakan dalam analisis kestabilan lereng akibat Analisis hubungan parameter peledakan terhadap nilai
getaran tanah dari kegiatan peledakan. Percepatan Partikel Puncak yang diperoleh dari hasil
pengukuran getaran tanah akibat peledakan dilakukan dengan
analisis regresi non linier yaitu regresi power (Gambar 2),
menghasilkan Pers. (6);

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

3.1. Kegiatan Pengeboran dan Peledakan


Pola pengeboran yang digunakan di Pit South Tutupan adalah
pola stagerred/ zig-zag. Pola ini dipakai untuk mendapatkan
distribusi energi ledakan yang optimal pada saat peledakan.
Arah pengeboran yang diterapkan adalah pengeboran tegak,
peledakan final slope menggunakan pola pengeboran dan
jarak burden beserta spacing yang sama namun terdapat Gambar 2. Grafik hubungan PPA terhadap Scaled Distance
tambahan yaitu adanya line drill dan buffer row di dekat
PPA = 27,88 x (SD)-1,287 (5)

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining


dari hubungan terhadap PPA dan percepatan dapat diketahui
3.3. Hubungan parameter peledakan terhadap nilai a sebagai koefisien yang mengontrol gaya pseudostatik yang bekerja
koefisien seismik pada tanah. Jika material lereng diasumsikan dalam kondisi
Dalam melakukan analisis kestabilan lereng dengan pengaruh rigid maka gaya inersia (gaya pseudostatik) akan sama besar
getaran tanah akibat peledakan digunakan metode dengan percepatan horizontal gempanya. Namun pada
pseudostatik. Metode pseudostatik ini adalah yang paling kenyataannya, kondisi material lereng tidak rigid sehingga
sederhana dalam penggunaannya, di dalam analisis ini diperlukan nilai koefisien yang bernilai lebih kecil dari
dimodelkan beban seismik dari getaran tanah akibat Percepatan Partikel Puncak (PPA) sehingga didapatkan nilai
peledakan sebagai gaya statis horizontal yang bekerja pada percepatan horizontal (a).
setiap irisan di lereng. Sehingga gaya statis tersebut Untuk mengetahui nilai koefisien tersebut dari
menambah gaya penggerak yang bekerja pada setiap irisan hubungan antara a dan PPA maka dilakukan analisis
dan mengubah kesetimbangan gaya. Gaya statis horizontal statistik. Variabel a adalah variable terikat sedangkan
tersebut berupa nilai percepatan getaran sebagai faktor variable PPA sebagai variable bebas, analisis statistik yang
seismik yang disebut dengan percepatan horizontal (a) nilai dilakukan adalah regresi linier sederhana. Dari 32 data
percepatan getaran tersebut berhubungan dengan nilai pengukuran (Tabel 4.3), terdapat 3 data yang tidak
percepatan partikel puncak (PPA). digunakan karena nilai dari PPA yang terlalu besar (2.651 –
4.931 g). Nilai PPA yang besar namun terjadi dalam interval
Nilai PPA dari hasil pengukuran tidak dapat langsung waktu yang singkat tidak menghasilkan kerusakan yang
digunakan sebagai nilai percepatan horizontal (a). Apabila signifikan dibandingkan dengan PPA yang besar dengan
nilai PPA langsung digunakan sebagai nilai percepatan interval waktu yang lama, selain itu secara kaidah statistik
horizontal maka akan menghasilkan nilai faktor keamanan apabila data tersebut dimasukan menyebabkan
yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Sebagai contoh ketidakmampuan model menerangkan dengan baik seluruh
apabila nilai PPA sebesar 2,227g dari hasil pengukuran data. Berdasarkan hasil regresi linier sederhana antara a
langsung digunakan sebagai percepatan horizontal maka nilai dengan PPA diperoleh persamaan sebagai berikut (Gambar
faktor keamanan lereng akan sangat rendah, padahal menurut 3)
kondisi lapangan lereng tersebut masih stabil.
Kurva Percepatan Horizontal Terhadap PPA
Oleh karena itu nilai percepatan horizontal tidak sama dengan 0.25
percepatan partikel puncak (PPA) melainkan dari nilai a = 0,0829 x PPA
Percepatan Horizontal (g)

0.2
percepatan ketika terjadi perpindahan maksimum (PPD),
0.15
kecepatan partikel maksimum (PPV) pada saat waktu yang A vs PPA
sama. Dengan menggunakan bantuan software blastware 0.1
dapat dilihat hasil rekaman data dari hasil pengukuran dan 0.05 Linear (A vs
didapatkan nilai percepatan horizontal (Tabel 1) 0 PPA)
0 1 2 3
Tabel 1. Nilai PPA dan nilai percepatan horizontal PPA (g)

Tanggal
PPA (g) a (g) Gambar 3. Grafik hubungan a terhadap PPA
50m 150m 50m 150m
04-Apr-18 2,227 0,212 0,159167 0,03651 Berdasarkan Gambar 3. didapatkan persamaan antara PPA
05-Apr-18 2,651 0,186 0,17185 0,026513
dengan percepatan horizontal (Pers. 7):
07-Apr-18 4,931 0,133 0,09293 0,02651
09-Apr-18 2,386 0,106 0,19036 0,02651
10-Apr-18 3,447 0,437 0,08249 0,05326 a = 0,0829 x PPA (7)
11-Apr-18 1,538 0,106 0,12025 0,013256
12-Apr-18 0,583 0,186 0,056303 0,019256 Dari persamaan di atas didapatkan nilai koefisien seismik
14-Apr-18 0,636 0,199 0,06503 0,02106 yang mengontrol gaya pseudostatik di lereng lokasi penelitian
15-Apr-18 0,212 0,08 0,030897 0,007265 sebesar 0,0829. Persamaan ini juga menghubungkan antara
16-Apr-18 0,371 0,133 0,048384 0,0155 parameter-parameter yang berpengaruh terhadap tingkat
17-Apr-18 0,318 0,133 0,040897 0,0155 getaran tanah dengan nilai percepatan horizontal, sehingga
18-Apr-18 1,167 0,08 0,10303 0,00965
dapat diketahui berapa isian bahan peledak per delay yang
19-Apr-18 0,477 0,106 0,043089 0,026513
22-Apr-18 0,636 0,371 0,065303 0,033256
aman untuk lereng dengan jarak tertentu, atau sebaliknya.
23-Apr-18 0,636 0,53 0,053538 0,051326
25-Apr-18 1,007 0,345 0,10307 0,036513 3.4. Pengaruh percepatan horizontal terhadap nilai faktor
keamanan
PPA yang dihasilkan dari kegiatan peledakan tidak dapat Analisis kestabilan lereng pseudostatik menggunakan
langsung digunakan dalam perhitungan keamanan lereng, perangkat lunak Slide 6.0 dengan menambahkan nilai

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining


percepatan horizontal (a) sebagai nilai getaran tanah yang dari gempa bumi dengan menggunakan peta zonasi gempa.
dihasilkan dari peledakan di dekat lereng. Metode analisis Berdasarkan peta zonasi gempa, percepatan tanah puncak
yang digunakan adalah metode Bishop, dengan bidang yang dapat dihasilkan dari gempa di lokasi penelitian
gelincir berbentuk busur. Analisis kestabilan lereng dilakukan sebesar 0,1 – 0,15g. Dengan menggunakan koefisien
pada lereng section 15 high wall dan section 8 low wall. Data seismik yang telah didapat dari hubungan antara percepatan
yang dibutuhkan adalah karakteristik fisik dan mekanik horizontal dan PPA (Pers. 7), maka didapatkan nilai
material atau batuan penyusun lereng (material properties). percepatan horizontal di lereng penelitian sebesar 0,012435.
Batuan yang akan digunakan dalam analisis adalah claystone
(UMEF) dengan densitas 2,34 ton/ m3 dan nilai kuat tekan Berdasarkan perhitungan diketahui nilai FK Lereng section
1,34 MPa, dan sandstone (LS1B) dengan densitas 2,22 ton/ 8 low wall apabila diberi beban gempa menjadi 3,163 dan
m3 dan nilai kuat tekan 3,3 Mpa. hasil perhitungan keamanan FK lereng section 15 high wall menjadi 2,168. Getaran tanah
lereng Section 8 dan Section 15 dengan pengaruh getaran yang berasal dari kegiatan peledakan lebih besar daripada
tanah akibat kegiatan peledakan (Tabel 2). getaran tanah yang dihasilkan dari gempa bumi, selain itu
intensitas gempa di daerah penelitian termasuk jarang dan
Tabel 2. Faktor Keamanan lereng section 8 dan section 15 terletak cukup jauh dari patahan aktif, sehingga pengaruh
getaran tanah dari gempa bumi terhadap kestabilan lereng
Persentase tambang masih lebih kecil apabila dibandingkan dengan
FK FK
Penurunan FK getaran tanah yang dihasilkan dari kegiatan peledakan
Percepatan Lereng Lereng overburden terhadap kestabilan lereng tambang.
No Lereng Lereng
Horizontal Section Section
Section Section
8 15
8 15 3.5. Nilai Percepatan Kritis Dan Isian Bahan Peledak
1 0 3,316 2,223 - - Maksimum Per Delay
2 0,001 3,303 2,218 0,39 0,22 Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan yang telah
3 0,007265 3,225 2,1898 2,74 1,49 dilakukan pada sub-sub bab sebelumnya, penurunan nilai
4 0,01 3,192 2,179 3,74 1,98 FK lereng penelitian dengan pengaruh getaran tanah dapat
5 0,1 2,374 1,844 28,4 17,05 digambarkan menjadi sebuah kurva (Gambar 4). Nilai
6 0,19036 1,877 1,579 43,39 28,97 maksimum percepatan horizontal terhadap lereng section 8
low wall sebesar 0,40 dengan nilai FK yang dihasilkan
Lokasi penelitian lereng section 8 dengan ketinggian rata- sebesar 1,234. Lereng section 15 highwall nilai maksimum
rata 8-10 m, dengan kemiringan sebesar 200, diketahui percepatan horizontalnya sebesar 0,35 dengan nilai FK yang
bahwa lereng untuk kondisi tanpa pengaruh peledakan dan dihasilkan sebesar 1,233.
dengan pengaruh peledakan dalam kondisi stabil. Hal ini
ditunjukan oleh nilai Faktor Keamanan (FK) untuk lokasi Kurva Pengaruh Percepatan Horizontal
penelitian lereng section 8 low wall sebesar 3,316 pada Terhadap FK
kondisi awal, dengan adanya penambahan getaran tanah
maksium akibat peledakan yaitu 0,19036g maka FK lereng 4
Faktor Keamanan

menjadi 1,877.
2 Lereng Section
8 low wall
Lokasi penelitian lereng section 15 high wall dengan 0
ketinggian lereng 16 m dengan kemiringan 370, diketahui Lereng Section
bahwa lereng untuk kondisi tanpa pengaruh peledakan
0 0.5 1 15 high wall
adalah 2,223 dan dengan pengaruh getaran tanah maksimum Percepatan Horizontal
akibat peledakan sebesar 0,19036g nilai FK lereng menjadi
1,579. Berdasarkan hasil perhitungan nilai faktor keamanan
lereng, dapat dilihat pengaruh getaran tanah terhadap nilai Gambar 4. Pengaruh Percepatan Horizontal terhadap FK
faktor keamanan lereng. Semakin besar getaran tanah yang
dihasilkan maka nilai faktor keamanan lereng akan semakin Isian maksimum bahan peledak per delay dapat digunakan
turun. Nilai FK tersebut menunjukan bahwa lereng yang sebagai acuan atau patokan dalam pengisian lubang ledak.
terkena dampak getaran tanah dari kegiatan peledakan masih Isian maksimum dihitung berdasarkan pengaruh getaran yang
dalam kondisi stabil. dihasilkan terhadap kestabilan lereng, apabila kegiatan
peledakan menggunakan isian melebihi isian maksimum pada
Selain peledakan getaran tanah juga berasal dari lalu lintas daerah tertentu dapat menghasilkan getaran tanah yang dapat
kendaraan, peralatan, dan gempa bumi. Getaran dari lalu memicu kelongsoran lereng tambang. Perhitungan isian
lintas kendaraan sangat kecil dan pengaruhnya terhadap maksimum bahan peledak per delay menggunakan persamaan
lereng sedikit, sedangkan untuk mengetahui besaran getaran 4.2 dan 4.1, dan batas maksimum getaran tanah berdasarkan
Gambar 4.9. Hasil perhitungan Lereng cross section 15 bagian

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining


highwall isian maksimumnya adalah sebesar 216 kg/delay Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya, bapak ibu
untuk satu lubang (interval waktu antar lubang meledak dosen di Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
adalah 8 ms) pada lereng yang berjarak 50 m dari lokasi Sriwijaya, dan semua pihak yang telah membantu baik
peledakan, sedangkan lereng cross section 8 bagian low wall secara langsung maupun tak langsung dalam penyelesaian
adalah 265,7 kg/delay untuk satu lubang pada lereng yang jurnal ilmiah ini.
berjarak 50 m dari lokasi peledakan.
DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN [1] Arif, I. (2016). Geoteknik Tambang. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian yang telah [2] Fitri, D. A. (2014). Evaluasi Perimeter Blasting terhadap
dilakukan adalah sebagai berikut: Tingkat Getaran Tanah (Ground Vibration) pada
Pre Bench Pit Air Laya PT Bukit Asam (Persero),
1. Hasil pengukuran getaran tanah menggunakan Blastmate Tbk. Jurnal Ilmu Teknik, 2(5).
III menghasilkan variabel getaran yaitu PPV, PPA dan [3] Kuzu, C., & Hudaverdi, T. (2005). Evaluation of Blast-
PPD. Variabel getaran tanah yang digunakan dalam induced Vibrations. International Journal of
analisis kestabilan lereng adalah PPA. Parameter- Brighton Conference Proceedings, 34(4), 203-206.
parameter yang mempengaruhi besaran PPA adalah jarak [4] Basuki, S. (2011). Analisis Kestabilan Lereng Section 10
dari lokasi peledakan, jumlah isian bahan peledak per Akibat Pengaruh Getaran Peledakan dan Air
delay, dan kondisi geologi. Hubungan parameter tersebut Tanah Pada PT Pama Persada Nusantara Job Site
terhadap besar PPA ditunjukan melalui analisis regresi PT Adaro Indonesia. Tesis, Fakultas Teknik
power yang menghasilkan persamaan PPA (g) = 27,88 x Pertambangan dan Perminyakan: Institut
(SD)-1,287 dengan nilai koefisien determinasi 0,506. Teknologi Bandung.
2. Penggunaan nilai PPA secara langsung untuk [5] Nadi, B., Askari, F., & Farzaneh, O. (2014). Seismic
perhitungan kestabilan lereng akan menghasilkan nilai Performance of Slopes in Pseudo-Static Designs
yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan, oleh karena with Different Safety Factor. IJS, Transactions of
itu digunakan percepatan horizontal. Faktor Keamanan Civil Engineering, 38(C2), 465-483.
(FK) lereng kerja yaitu lereng section 8 low wall nilai FK [6] Wong, H.N., & Pang, P.L.R. (1995). Assesment of
turun dari 3,316 menjadi 1,877 dan FK lereng akhir yaitu Stability of Slopes Subjected to Blasting Vibration
lereng section 15 high wall turun dari 2,223 menjadi Geo Report No.15. Laporan penelitian, The
1,579. Pengaruh getaran tanah terhadap kestabilan lereng Government of the Hong Kong Special
adalah semakin besar getaran tanah maka nilai FK akan Administrative Region. Hong Kong.
semakin kecil. [7] Kramer, S. L. (1996). Geotechnical Earthquake
3. Nilai percepatan horizontal kritis terhadap lereng section Engineering. New Jersey: Prentice Hall.
8 low wall sebesar 0,40 dan lereng section 15 highwall [8] Srbulov, M. (2008). Geotechnical Earthquake
nilai percepatan horizontalnya kritis sebesar 0,35. Engineering “Simplified Analyses with Case
Berdasarkan nilai maksimum tersebut dapat ditentukan Studies and Examples”. London: Springer
isian bahan peledak maksium per delay untuk satu lubang Science.
ledak yaitu pada lereng cross section 15 bagian highwall [9] Melo, C, & Shunil, S. 2004. Seismic Coefficients for
isian maksimumnya adalah sebesar 216 kg/delay dengan Pseudostatic Slope Analysis. 13th World
jarak 50 m dari lokasi peledakan, Lereng cross section 8 Conference Proceedings on Earthquake
bagian low wall adalah 265,7 kg/delay untuk satu lubang Engineering. Canada.
dengan jarak 50 m dari lokasi peledakan. [10] Hynes-Griffin, M.E. & Franklin, A.G. (1984).
Rationalizing The Seismic Coefficient Method.
UCAPAN TERIMA KASIH Laporan penelitian, Misc. Paper No. GL-84-13.
Vicksburg: U.S. Army Engineer.
Ungkapan terima kasih, puji dan syukur diucapkan kepada
Allah SWT atas rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga jurnal ini
dapat diselesaikan yang mana jurnal ini merupakan salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Jurusan Teknik
Pertambangan, Universitas Sriwijaya.

Ungkapan terima kasih juga diucapkan kepada Prof. Dr. Ir.


H. M. Taufik Toha, DEA. selaku pembimbing pertama dan
Bochori, S.T., M.T. selaku pembimbing kedua. Dr. Hj. Rr.
Harminuke Eko Handayani, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..


Jurnal Pertambangan

ISSN 2549-1008 https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining

JP. Vol.. No..Bulan..Tahun..

Anda mungkin juga menyukai