ABSTRAK
Longsoran lereng tambang terjadi di Pit South Tutupan PT Adaro Indonesia, salah satu penyebabnya adalah kegiatan
peledakan di sekitar lokasi. Peledakan memiliki beberapa dampak, salah satunya adalah getaran tanah (ground vibration).
Nilai getaran tanah yang melebihi standar dikhawatirkan dapat memicu runtuhnya lereng tambang baik itu lereng kerja
(working slope) ataupun lereng final (final slope). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kestabilan lereng Pseudostatik
untuk mengetahui pengaruh getaran tanah akibat peledakan terhadap kestabilan lereng kerja dan lereng akhir di Pit South
Tutupan, PT Adaro Indonesia. Pengamatan dan pengukuran terhadap getaran tanah akibat peledakan yang dilakukan dengan
Blastmate III menghasilkan variabel getaran tanah terdiri dari PPV, PPA, dan Displacement. PPA tidak dapat langsung
digunakan dalam perhitungan karena akan menghasilkan faktor keamanan yang tidak sesuai. Nilai percepatan sebagai faktor
seismik yang disebut dengan percepatan horizontal adalah percepatan ketika terjadi perpindahan maksium dan kecepatan
maksimum, didapat nilai percepatan minimum dari peledakan adalah 0,007265 dan nilai percepatan maksimum 0,19036.
Berdasarkan hasil perhitungan Faktor Keamanan (FK) lereng kerja yaitu lereng section 8 low wall dengan nilai percepatan
horizontal sebesar 0,007265 nilai FK turun dari 3,316 menjadi 3,225 bila diberi nilai percepatan horizontal 0,19036 FK
menjadi 1,877. FK lereng akhir yaitu lereng section 15 high wall apabila diberi nilai percepatan horizontal sebesar 0,007265
nilai FK turun dari 2,223 menjadi 1,579 bila diberi nilai percepatan horizontal sebesar 0,19036 menjadi 1,579.
ABSTRACT
The slope failure occurred in the Pit South Tutupan of PT Adaro Indonesia, the failure was allegedly due to blasting activities
around the location. Blasting activities caused several impacts, for example the ground vibration. Ground vibration’s value
that exceeds the standard might trigger the collapse of mine slope, whether it is the working slope or the final slope. This
research was conducted to analyse the pseudostatic slope stability to determine the effect of ground vibration due to
explosion to the working slope and final slope stability at Tutupan South Pit of PT Adaro Indonesia.. Observations and
measurements of ground vibrations due to blasting carried out with Blastmate III produced soil vibration variables
consisting of PPV, PPA, and Displacement. PPA cannot be directly used in the calculation because it will produce an
inappropriate security factor. Acceleration value as a seismic factor called horizontal acceleration is the acceleration when
there is calcium displacement and maximum speed, the minimum acceleration value of the blast is 0,007265 and the
maximum acceleration value is 0,19036. Based on the results of the calculation of the Safety Factor (SF) of the work slope,
namely the slope section 8 low wall with a horizontal acceleration value of 0.007265 SF dropped from 3.316 to 3.225 when
given a horizontal acceleration value of 0.19036 SF drops to 1.877. The final slope is the slope section 15 high wall when
given a horizontal acceleration value of 0.007265 then SF drops from 2,223 to 1,579 if given a horizontal acceleration value
of 0,19036 SF drops to 1,579.
Keywords: Ground vibration, explosion, slope
PENDAHULUAN
Getaran tanah sangat berpengaruh pada kestabilan lereng.
PT Adaro Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang Dalam memperkirakan nilai getaran tanah yang dihasilkan
bergerak dibidang pertambangan batubara. PT Adaro dari kegiatan peledakan, dapat dilakukan dengan
Indonesia memiliki 3 pit yaitu Tutupan, Paringin, dan Wara menghubungkan hasil pengukuran getaran tanah dengan
dengan produk batubara yang disebut “envirocoal”. parameter- parameter peledakan yang mempengaruhinya.
Envirocoal merupakan batubara dengan kadar sulfur dan abu Parameter-parameter peledakan tersebut adalah yaitu jarak
rendah. Longsoran lereng tambang terjadi pada awal bulan dari lokasi peledakan dan jumlah bahan peledak yang meledak
Maret 2018 di daerah low wall tepatnya di bawah Jalan bersamaan [2].
Sulawesi, longsoran tersebut mengakibatkan Jalan Sulawesi
harus ditutup dan kegiatan penambangan yang berada di Hubungan tersebut ditunjukkan oleh konsep PPV vs. Scaled
bawahnya harus dihentikan. Longsoran tersebut diduga Distance yang dinyatakan oleh US Bureau of Mines, dimana
disebabkan oleh kegiatan peledakan, karena daerah tersebut scaled distance merupakan faktor yang mempengaruhi
salah satu area front penambangan yang aktif. PT Adaro getaran tanah yang diperoleh dari jarak pengukuran dibagi
Indonesia menggunakan metode peledakan dalam kegiatan akar dari muatan bahan peledak per waktu tunda (Pers. 2 &
penambangan untuk melakukan penggalian dan pengupasan Pers. 3) [3].
overburden. Kegiatan peledakan sendiri memiliki beberapa
dampak, salah satunya adalah getaran tanah (ground 𝑅
Scaled Distance: (2)
√𝑊
vibration). Getaran tanah berdampak pada kestabilan lereng
karena getaran tanah dapat menambah gaya penggerak akibat 𝑅 −𝛼
percepatan horizontal. Apabila gaya penahan lebih kecil dari PPV = 𝑘 × ( ) = 𝑘 × (𝑆𝐷)−𝛼 (3)
√𝑊
gaya penggerak, maka lereng akan runtuh.
Keterangan:
Nilai getaran tanah yang melebihi standar dikhawatirkan PPV = Kecepatan Partikel Puncak atau Peak Particle
dapat memicu runtuhnya lereng tambang baik itu lereng Velocity (mm/s)
kerja (working slope) ataupun lereng final (final slope) k, α = Site-specific factor (k adalah koefisien peluruhan
sehingga dapat membahayakan para pekerja tambang dan getaran dan α adalah konstanta kondisi massa
mengganggu aktivitas pertambangan. Oleh karena itu batuan)
dilakukan analisa terkait getaran tanah akibat peledakan R = Jarak pengamatan getaran tanah dari lokasi
terhadap kestabilan lereng di PT Adaro Indonesia. peledakan (m)
Berdasarkan penjelasan diatas untuk menganalisis kestabilan W = Jumlah bahan peledak yang meledak bersamaan
lereng perlu terlebih dahulu diketahui sistim tegangan yang per delay (kg)
bekerja pada tanah atau batuan serta sifat fisik dan mekanik
dari tanah atau batuan tersebut. Tegangan di dalam massa Persamaan untuk hubungan antara PPA dengan scaled
batuan dalam keadaan alamiahnya adalah tegangan vertikal, distance serupa dengan persamaan PPV dengan scaled
tegangan horizontal, dan tekanan air pori. Sedangkan sifat distance yang dinyatakan sebagai Pers. (4) [4-6]:
mekanik yang mempengaruhi kestabilan suatu lereng adalah
kohesi, sudut geser dalam, dan bobot isi [1]. 𝑅 −𝛼
PPA = 𝑘 × ( ) = 𝑘 × (𝑆𝐷)−𝛼 (4)
√𝑊
Secara prinsipnya, pada suatu lereng berlaku dua macam
gaya, yaitu: Gaya yang membuat massa batuan bergerak (gaya Keterangan:
penggerak) dan Gaya yang menahan massa batuan tersebut PPA = Percepatan Partikel Puncak atau Peak Particle
(gaya penahan). Suatu lereng akan longsor jika gaya Acceleration (g)
penggeraknya lebih besar dari gaya penahannya. Secara
matematis, kestabilan suatu lereng dapat dinyatakan dalam Hubungan antara percepatan horizontal (a) sebagai respon
bentuk faktor keamanan (Pers. 1) getaran partikel puncak (PPA) dapat dinyatakan dalam Pers.
(5):
Gaya Penahan
FK = (1)
Gaya Penggerak a = K x PPA (5)
Keterangan: Keterangan:
Fk > 1, lereng dianggap stabil PPA = Percepatan Partikel Puncak atau Peak Particle
Fk = 1, lereng dalam keadaan setimbang tetapi akan segera Acceleration (g)
longsor jika mendapat sedikit gangguan. K = Koefisien yang diperoleh dari respon analisis
Fk < 1, lereng dianggap tidak stabil. a = Percepatan horizontal (g)
0.2
percepatan ketika terjadi perpindahan maksimum (PPD),
0.15
kecepatan partikel maksimum (PPV) pada saat waktu yang A vs PPA
sama. Dengan menggunakan bantuan software blastware 0.1
dapat dilihat hasil rekaman data dari hasil pengukuran dan 0.05 Linear (A vs
didapatkan nilai percepatan horizontal (Tabel 1) 0 PPA)
0 1 2 3
Tabel 1. Nilai PPA dan nilai percepatan horizontal PPA (g)
Tanggal
PPA (g) a (g) Gambar 3. Grafik hubungan a terhadap PPA
50m 150m 50m 150m
04-Apr-18 2,227 0,212 0,159167 0,03651 Berdasarkan Gambar 3. didapatkan persamaan antara PPA
05-Apr-18 2,651 0,186 0,17185 0,026513
dengan percepatan horizontal (Pers. 7):
07-Apr-18 4,931 0,133 0,09293 0,02651
09-Apr-18 2,386 0,106 0,19036 0,02651
10-Apr-18 3,447 0,437 0,08249 0,05326 a = 0,0829 x PPA (7)
11-Apr-18 1,538 0,106 0,12025 0,013256
12-Apr-18 0,583 0,186 0,056303 0,019256 Dari persamaan di atas didapatkan nilai koefisien seismik
14-Apr-18 0,636 0,199 0,06503 0,02106 yang mengontrol gaya pseudostatik di lereng lokasi penelitian
15-Apr-18 0,212 0,08 0,030897 0,007265 sebesar 0,0829. Persamaan ini juga menghubungkan antara
16-Apr-18 0,371 0,133 0,048384 0,0155 parameter-parameter yang berpengaruh terhadap tingkat
17-Apr-18 0,318 0,133 0,040897 0,0155 getaran tanah dengan nilai percepatan horizontal, sehingga
18-Apr-18 1,167 0,08 0,10303 0,00965
dapat diketahui berapa isian bahan peledak per delay yang
19-Apr-18 0,477 0,106 0,043089 0,026513
22-Apr-18 0,636 0,371 0,065303 0,033256
aman untuk lereng dengan jarak tertentu, atau sebaliknya.
23-Apr-18 0,636 0,53 0,053538 0,051326
25-Apr-18 1,007 0,345 0,10307 0,036513 3.4. Pengaruh percepatan horizontal terhadap nilai faktor
keamanan
PPA yang dihasilkan dari kegiatan peledakan tidak dapat Analisis kestabilan lereng pseudostatik menggunakan
langsung digunakan dalam perhitungan keamanan lereng, perangkat lunak Slide 6.0 dengan menambahkan nilai
menjadi 1,877.
2 Lereng Section
8 low wall
Lokasi penelitian lereng section 15 high wall dengan 0
ketinggian lereng 16 m dengan kemiringan 370, diketahui Lereng Section
bahwa lereng untuk kondisi tanpa pengaruh peledakan
0 0.5 1 15 high wall
adalah 2,223 dan dengan pengaruh getaran tanah maksimum Percepatan Horizontal
akibat peledakan sebesar 0,19036g nilai FK lereng menjadi
1,579. Berdasarkan hasil perhitungan nilai faktor keamanan
lereng, dapat dilihat pengaruh getaran tanah terhadap nilai Gambar 4. Pengaruh Percepatan Horizontal terhadap FK
faktor keamanan lereng. Semakin besar getaran tanah yang
dihasilkan maka nilai faktor keamanan lereng akan semakin Isian maksimum bahan peledak per delay dapat digunakan
turun. Nilai FK tersebut menunjukan bahwa lereng yang sebagai acuan atau patokan dalam pengisian lubang ledak.
terkena dampak getaran tanah dari kegiatan peledakan masih Isian maksimum dihitung berdasarkan pengaruh getaran yang
dalam kondisi stabil. dihasilkan terhadap kestabilan lereng, apabila kegiatan
peledakan menggunakan isian melebihi isian maksimum pada
Selain peledakan getaran tanah juga berasal dari lalu lintas daerah tertentu dapat menghasilkan getaran tanah yang dapat
kendaraan, peralatan, dan gempa bumi. Getaran dari lalu memicu kelongsoran lereng tambang. Perhitungan isian
lintas kendaraan sangat kecil dan pengaruhnya terhadap maksimum bahan peledak per delay menggunakan persamaan
lereng sedikit, sedangkan untuk mengetahui besaran getaran 4.2 dan 4.1, dan batas maksimum getaran tanah berdasarkan
Gambar 4.9. Hasil perhitungan Lereng cross section 15 bagian