Anda di halaman 1dari 226

i

GAMBARAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE


DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan


Masyarakat (SKM)

Oleh:

Desty Pratiwi Marlisman

NIM : 1113101000031

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H /2017
ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Gambaran Mutu Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Ciputat Timur Tahun


2017
Desty Pratiwi Marlisman, NIM : 1113101000031

xvii + 166 halaman, 3 gambar, 37 tabel, 11 lampiran

ABSTRAK
Kualitas pelayanan antenatal (ANC) meningkatkan outcome kesehatan ibu dan
anak yang lebih baik. Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur belum memiliki sasaran
mutu pelayann ANC, pemeriksaan laboratorium sering tidak bisa dilakukan dan konseling
masih sulit diberikan kepada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan mutu pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2017

Jenis penelitian ini adalah mix metode (kuantitatif dan kualitatif). Informan
adalah 4 orang bidan, 1 kepala puskesmas dan 1 kepala staf tata usaha puskesmas.
Sampel adalah 32 orang ibu hamil yang telah dilakukan observasi pelayanan ANCnya.

Hasil penelitan menunjukan bahwa bidan, sarana prasaranan dan peralatan sudah
memenuhi standar pelayanan ANC. Suplemen zat besi dan asam folat belum memenuhi
standar ANC karena kosongnya stock dalam beberapa hari. Proses pelayanan ANC belum
memenuhi standar karena bidan tidak mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, skrining
status imunisasi TT, pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium, dan konseling ibu
hamil sehingga menyebabkan rendahnya kepatuhan bidan dalam proses pelayanan ANC.
Ibu hamil puas pada kualitas pelayanan ANC dengan kesesuaian dimensi Tangible
98,4%, Reliability 93,6%,Responsiveness 98,51%, Assurance 99,5%, dan Empathy 99,1%

Kualitas pelayanan ANC masih belum memenuhi standar. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas dalam meningkatkan kualitas
pelayanan ANC

Kata Kunci: Kualitas pelayanan, antenatal care, bidan, peralatan, kepatuhan, kepuasan
iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

MAJOR OF PUBLIC HEALTH

DEPARTMENT OF HEALTH CARE MANAGEMENT

The Quality Of Antenatal Care Services in Ciputat Timur Health Center

xvii+ 166 pages, 3 pictures, 37 tables, 11 attachments

ABSTRACT
Quality of antenatal care services (ANC) improve maternal and child health
outcome. ANC services in Ciputat Timur Health Center does not have the quality
objective, blood test could often not be done, and midwives difficulties for giving
counceling to the maternal. The objective of the study is to identify the quality of ANC
services in Ciputat Timur Health Center

This was a mix method study (qualitatif and quantitative). Informant were 4
midwives, 1 head of health center and 1 head of administration health center. Sample
were 32 pregnant women which has been observed on ANC

Results of this study show that midwive, facilities, infrastructure and equipment
have fullfill standard requirement of ANC. Iron suplements and folat acid supplements
does not fullfill the standard requirement because the stock was empty within a few days.
ANC process does not fullfill the standard requirement because midwive did not wash
hand, body temperature measurement, screening for tetanus immunization, Fe
suplementation, laboratory examination, and maternal counseling thus causing low
midwive compliance in the ANC service. Pregnant women were satisfied on the quality
of ANC service with Tangible dimensions of 98,4%, Reliability 93,6% ,Responsiveness
98,51%, Assurance 99,5%, and Empathy 99,1% .

ANC services in Ciputat Timur Health Center still unmeet the standar of quality
ANC. The result of this study can be used as a recomendation for Ciputat Timur Health
Center to improve the quality of ANC

Keywords: Service quality, antenatal care, midwive, eqiupment, compliance, satisfaction


iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE

PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017

DISUSUN OLEH

DESTY PRATIWI MARLISMAN

1113101000031

Telah disetujui, diperiksa dan untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 15 September 2017

Mengetahui,

Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN

NIP. 197612092006042003
v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 19 September 2017

Penguji I

NIP. 196809112003121001

Penguji II

Narila Mutia Nasir, S.KM,M.KM, PhD

NIP. 198006042003122017

Penguji III

NIP. 197304052002122004
vi

Dengan ini saya meyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 September 2017

Desty Pratiwi Marlisman


vii

RIWAYAT HIDUP

Name : Desty Pratiwi Marlisman

Gender : Female

Birthday : December 16th 1995

Religion : Islam

Nationality : Indonesia

Phone Number : 087771482884

Email : destymar@gmail.com

Formal Education

Syarif Hidayatulah State Islamic University Jakarta 2013-2017 (Expected)

(Public Health Major)


4 Public Senior High School 2010-2013

1 Rajeg Public Junior High School 2007-2010

Sukatani III Elementary School 2001-2007


viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “GAMBARAN

MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE PUSKESMAS CIPUTAT

TIMUR TAHUN 2017”. Atas dukungan yang di dapatkan dalam penulisan

laporan ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan seluruh nikmat dan hidayahnya

kepada penulis

2. Kedua orang tua penulis yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan

kasih sayang kepada penulis.

3. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbinganya dan waktunya

sehingga skripsi ini bisa disusun dengan baik.

5. Baequni, M.Kes, PhD, Narila Mutia Nasir, M.KM, PhD, dan dr Aprilia

Krisliana, M.KM sebagai penguji yang telah menguji dan memberikan

masukan dalam penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis sadar masih memiliki banyak kekurangan,

maka penulis mohon saran dan masukanya. Penulis berharap skripsi ini bisa

bermanfaat bagi semua pembaca dan semua orang yang terlibat di dalamnya
ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................... 7

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 7

1.3.2 Tujuan khusus ......................................................................................... 7

1.4 Manfaat penelitian ......................................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9

2.1 Pelayanan Antenatal ...................................................................................... 9


x

2.1.1 Pengertian Pelayanan Antenatal ............................................................. 9

2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal ................................................................. 10

2.1.3 Kualitas Pelayanan Antenatal ............................................................... 11

2.1.4 Standar Pelayanan Antenatal ................................................................ 15

2.1.5 Rekomendasi WHO dalam Pelayanan Antenatal Care ......................... 23

2.1.6 Jenis Pelayanan Antenatal .................................................................... 27

2.2 Puskesmas.................................................................................................... 37

2.2.1 Pengertian Puskesmas ........................................................................... 37

2.2.2 Fungsi Puskesmas ................................................................................. 38

2.2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ............................................ 39

2.3 Standar Asuhan Kebidanan ......................................................................... 40

2.4 Mutu Pelayanan Kesehatan ......................................................................... 44

2.4.1 Pengertian Mutu.................................................................................... 44

2.4.2 Dimensi Mutu Pelayanan ...................................................................... 46

2.4.3 Cara Mengukur Mutu............................................................................ 48

2.5 Kepuasan Pasien .......................................................................................... 53

2.6 Kerangka Teori ............................................................................................ 60

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 61

3.1 Kerangka Pikir ............................................................................................. 61

3.2 Definisi Istilah ............................................................................................. 62


xi

3.3 Definisi Operasional .................................................................................... 66

BAB IV METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 67

4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 67

4.1.1 Kualitatif ............................................................................................... 67

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 68

4.3 Populasi, Sampel, dan Informan .................................................................. 68

4.3.1 Populasi................................................................................................. 68

4.3.2 Sampel .................................................................................................. 68

4.3.3 Informan................................................................................................ 68

4.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 69

4.4.1 Kualitatif ............................................................................................... 69

4.4.2 Kuantitatif ............................................................................................. 70

4.5 Metode Pengumpula n Data ........................................................................ 70

4.5.1 Kualitatif ............................................................................................... 70

4.5.2 Kuantitatif ............................................................................................. 71

4.6 Triangulasi ................................................................................................... 71

4.7 Pengolahan Data ..................................................................................... 71

4.7.1 Kualitatif ......................................................................................... 71

4.7.2 Kuantitatif ....................................................................................... 72

4.8 Analisis Data .......................................................................................... 73


xii

4.8.1 Analisis Data Kualitatif ........................................................................ 73

4.8.2 Analisis Data Kuantitatif ..................................................................... 74

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 75

5.1 Gambaran Puskesmas Ciputat Timur .......................................................... 75

5.1.1 Letak Geografis..................................................................................... 75

5.1.2 Sumber Daya Manusia .......................................................................... 76

5.2 Gambaran Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ................. 76

5.2.1 Karakteristik Informan.......................................................................... 76

5.2.2 Kompetensi dan lisensi Bidan Pelayanan ANC .................................... 78

5.2.3 Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC ................................................. 80

5.3 Gambaran Proses Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur .................... 86

5.3.1 Pelayanan Trimester Pertama ............................................................... 87

5.3.2 Pelayanan Trimester Kedua ................................................................ 101

5.3.3 Pelayanan Trimester Ketiga ................................................................ 114

5.4 Gambaran Output Pelayanna ANC Puskesmas Ciputat Timur ................. 128

5.4.1 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar ................................................... 128

5.4.2 Kepuasan Pasien ..................................................................................... 130

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 140

6.1 Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ................................ 140

6.1.1 Kompetensi dan Lisensi Bidan Pelayanan ANC ................................ 140


xiii

6.1.2 Sarana dan Prasaranan Pelayanan ANC ............................................. 141

6.2 Proses Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur ................ 143

6.2.1 Trimester Pertama ............................................................................... 143

6.2.1 Trimester Kedua ................................................................................. 146

6.2.3 Trimester Ketiga ................................................................................. 148

6.3 Output Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ................................... 152

6.3.1 Kepatuhan terhadap Pelayanan Sesuai Standar .................................. 152

6.3.2 Kepuasan Pasien ................................................................................. 155

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 160

7.1 Simpulan ............................................................................................... 160

7.2 Saran......................................................................................................162

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Rekomendasi Pelayanan ANC WHO .................................................. 24

Tabel 2. 2 Riwayat Medis untuk Dilengkapi pada Kunjungan Pertama ............... 27

Tabel 2. 3 Jenis Pemeriksaan ANC Tiap Trimester Kehamilan ........................... 30

Tabel 2. 4 Penaganan dan Tindak Lanjut Kasus ................................................... 31

Tabel 2. 5 Materi KIE Efektif dalam Pelayanan Antenatal Terpadu .................... 35

Tabel 2. 6 Standar Pelayanan ISPA di Puskesmas ................................................ 51

Tabel 2. 7 Standar Layanan Makanan Biasa Pasien Dewasa Kelas III ................. 52

Tabel 5. 1 Karakteristik Informan Utama ............................................................. 77

Tabel 5. 2 Karakteristik Informan Triangulasi ...................................................... 77

Tabel 5. 3. Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Tanda Registrasi Bidan (STR)

Bidan Puskesmas Ciputat Timur ........................................................ 78

Tabel 5. 4. Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ..... 80

Tabel 5. 5 Peralatan Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Tiimur ........................ 82

Tabel 5. 6 Sarana Manajemen Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur.......... 84

Tabel 5. 7 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Pertama ................. 87

Tabel 5. 8 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester Pertama

............................................................................................................ 88

Tabel 5. 9. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan Pada Pelayanan

Antenatal Trimester Pertama .............................................................. 90

Tabel 5.10 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Pelayanan Antenatal Trimester

Pertama ............................................................................................... 93
xv

Tabel 5. 11 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal

Trimester Pertama .............................................................................. 95

Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan

Antenatal Trimester Pertama .............................................................. 98

Tabel 5. 13 Hasil Dokumentasi Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan Antenatal

Trimester Pertama ............................................................................ 100

Tabel 5. 14 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Kedua ................ 102

Tabel 5. 15 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester Kedua

.......................................................................................................... 103

Tabel 5. 16 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan PadaPelayanan

Antenatal Trimester Kedua .............................................................. 104

Tabel 5. 17 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan ......................................... 107

Tabel 5. 18 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal

Trimester Kedua ............................................................................... 108

Tabel 5. 19 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan

Antenatal Trimester Kedua ............................................................ 111

Tabel 5. 20 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan Antenatal

Trimester Kedua ............................................................................ 113

Tabel 5. 21 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Ketiga ................ 115

Tabel 5. 22 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester Ketiga

....................................................................................................... 116

Tabel 5. 23 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan PadaPelayanan

Antenatal Trimester Ketiga ............................................................ 117


xvi

Tabel 5. 24 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Trimester Ketiga ............. 121

Tabel 5. 25 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal

Trimester Ketiga ............................................................................ 122

Tabel 5. 26 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan

Antenatal Trimester Ketiga ............................................................ 124

Tabel 5. 27 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan Antenatal

Trimester Ketiga ............................................................................ 127

Tabel 5. 28 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar Pelayanan ANC ...................... 129


xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Framework Kualitas Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir oleh WHO

............................................................................................................................... 14

Gambar 2. 2 Kerangka Teori Pengukuran Mutu menurut Donabedian ................ 60

Gambar 3. 2 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................61


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas Pelayanan antenatal care yang buruk menjadi hambatan untuk

menurunkan kematian ibu dan anak untuk seluruh kelompok penduduk.

Cakupan tentang indikator yang terkait dengan kualitas pelayanan (misalnya

pelayanan antenatal yang berkualitas) lebih rendah daripada cakupan yang

terkait dengan kuantitas atau akses (misalnya empat kunjungan antenatal)

Studi oleh World Health Organisation (WHO) tahun 2007 di Tanzania

menunjukan bahwa penggunaan pelayanan antenatal adalah sebesar 87,8%

akan tetapi memberikan pelayanan antenatal yang komperhensif sulit untuk

dilakukan. Hanya sebesar 22,5% ibu menerima konseling persiapan kelahiran

dan 39,5% tidak diberikan informasi akan tanda- tanda bahaya kehamilan

(Kearns, A, Hurst 2014). Data tersebut menunjukan bahwa kuantitas

penggunaan pelayanan antenatal sudah cukup tinggi akan tetapi kualitas

pelayanan antenatal yang diberikan masih rendah.

Saat ini model kunjungan pelayanan antenatal berdasarkan WHO yaitu

empat kali kunjungan antenatal, fokus tujuanya telah berganti dari kuantitas

pelayanan kepada kualitas pelayanan dengan menyediakan pelayanan

1
2

konseling, penilaian, dan intervensi berdasarkan bukti yang ada dalam

pelayanan antenatal (Kearns & Caglia 2015)

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 diketahui bahwa

85% dan 45% perempuan hamil masing-masing telah diambil sampel darah

mereka dan diberitahu tentang tanda- tanda kehamilan. Akan tetapi hanya 20%

perempuan hamil mendapatkan lima intervensi pertama sesuai dengan standar

yang meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan tekanan

darah, tinggi fundus, pmberian tablet Fe, imunisasi TT, serta pemeriksaan

darah (Kemenkes RI 2011). Menurut Kajian Studi Kualitas Pelayanan

Kesehatan Ibu di Indonesia tahun 2012 yang dilakukan oleh Kementerian

Kesehatan dilaporkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan ibu (ANC) belum

memadai dari sisi provider baik rumah sakit maupun puskesmas

Pendapat Crosby menyatakan bahwa kualitas adalah kepatuhan

terhadap standar yang ditetapkan (Crosby 1980). Pelayanan antenatal yang

berkualitas adalah deteminan yang sangat penting pada kehamilan dan telah

didisain satu dari empat pilar dari upaya Safe Motherhood. Upaya ini

dilakukan untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinananya

dapat dilalui dengan sehat dan aman serta menghasilkan bayi yang sehat.

Empat pilar Safe Motherhood antara lain asuhan antenatal, pelayanan yang

bersih dan aman, pelayanan obstetric esensial dan keluarga berencana yang

dapat berkontribusi dalam mengurangi kematian ibu (Maternal Health and Safe

Motherhood Programes WHO 1996).


3

Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat

mencegah tingginya angka kematian ibu. Meskipun pelayanan antenatal tidak

langsung efektif dalam mengurangi kematian ibu, tetapi dapat menyediakan

pintu masuk untuk intervensi yang dapat memberikan petugas kesehatan untuk

mendeteksi kondisi beresiko pada ibu hamil, selain itu mengarahkan mereka

untuk management awal kehamilan untuk mendapatkan outcome kesehatan ibu

dan anak yang lebih baik (Tetui & Kiracho 2012)

Kualitas pelayanan antenatal care dapat diukur dengan kualifikasi

pemberi pelayanan dan jumlah kunjungan antenatal. Kualitas pelayanan

antenatal dapat juga di nilai melalui konten pelayanan yang diterima dan jenis

informasi yang diberikan kepada ibu selama pelayanan. Pelayanan ini

menimbulkan kesadaran dari tanda-tanda bahaya selama kehamilan,

melahirkan dan masa postnatal. Kualitas pelayanan antenatal yang baik juga

akan meningkatkan perilaku mencari pelayanan kesehatan, mengorientasikan

konsumen untuk persiapan masalah kehamilan, dan menyediakan pencegahan

dasar dan pelayanan terapetik (Tetui & Kiracho 2012).

Puskesmas Ciputat Timur adalah salah satu dari 6 (enam) puskesmas di

Kota Tangerang Selatan yang sedang melakukan peningkatan mutu melalui

ISO 9001 dan menuju proses akreditasi puskesmas (Ariyanti et al. 2017).

Penggunaan pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur sudah cukup

baik yaitu dapat dilihat dari kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2015 sebanyak

99,46% dan kunjungan K4 sebanyak 94,77% (Dinkes Kota Tangerang Selatan

2015)
4

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat

Timur diketahui bahwa Puskesmas Ciputat Timur belum memiliki sasaran

mutu pelayanan antenatal seperti waktu pelayanan kepada pasien. Selain itu

dalam pelaksanaan pelayanan antenatal, hambatan yang sering dialami oleh

bidan profesional yang sudah memiliki pengalam kerja kurang lebih 5 (lima)

tahun di puskesmas adalah manajemen waktu pelayanan, dimana dengan

standar waktu pelayanan yang biasa diberikan oleh bidan yang hanya 15

menit/pasien untuk pelayanan antenatal dirasa kurang dalam memenuhi

keseluruhan standar pelayanan, terutama dalam memberikan konseling kepada

ibu hamil yang membutuhkan waktu yang lama.

Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam waktu 15 menit tersebut

antara lain adalah anamnesa berdasarkan dokumen status di puskesmas dan

buku KIA kepada pasien yang membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit

untuk pasien baru dan 5-7 menit untuk pasien lama, pemeriksaan fisik diantara

lain tensi, timbang, ukur tinggi badan, lingkar lengan (LiLa), dan palpasi

kurang lebih 5-10 menit, dan konseling yang membutuhkan waktu 5- 10 menit

tergantung kebutuhan pasien. Selain itu kendala yang lain adalah pemeriksaan

ibu hamil di laboratorium yang membutuhkan waktu yang lama dan seringkali

tidak bisa dilakukan pemeriksaan laboratoriumnya di Puskesmas Ciputat

Timur. Sehingga dampaknya adalah pelayanan antenatal yang diberikan

menjadi tidak menyeluruh dalam satu kali kunjungan antenatal. Berdasarkan

hasil wawancara dengan bidan koordinator di Puskesmas Ciputat Timur,


5

Puskesmas Ciputat Timur belum memiliki dokumen sasaran mutu untuk

standar waktu pelayanan antenatal kepada pasien.

Penelitian Oleh Diah (2013) mengenai analisis kualitas pelayanan

antenatal oleh bidan di puskesmas di Kabupaten Purbalingga dengan melihat

variabel kompetensi teknis bidan, sarana dan prasarana, kepatuhan bidan

terhadap SOP terhadap kualitas pelayanan antenatal didapatkan hasil bahwa

dalam melaksanakan pelayanan antenatal ada beberapa bagian yang tidak

dilaksanakan oleh bidan antara lain tidak dilakukan mengukur panggul, patela

reflek, pemeriksaan laboratorium, penyuluhan, dan asuhan kebidanan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lisa (2016) di Puskesmas Sako, Sosial, Sei

Baung, dan Sei Selincah di Kota Palembang mengenai pelayanan antenatal

berkualitas dalam meningkatkan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh

tenaga kesehatan dengan melihat kompetensi teknis bidan dalam melakukan

pelayanan antenatal, sarana dan prasarana, pengetahuan bidan tentang deteksi

resiko, tempat pemeriksaan kehamilan, pengetahuan bidan tentang deteksi

risiko, dan informasi kunjungan antenatal didapatkan hasil bahwa belum semua

bidan memenuhi pelayanan antenatal sesuai standar terutama dalam anamnesis

dan konseling dikarenakan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu ada

pemeriksaan fisik yang sulit dilakukan dikarenakan alat yang rusak yaitu

pemeriksaan lingkar lengan (LiLa) dan denyut janutng menggunakan (Doppler

Portable). Selain itu bidan juga kesulitan dalam pencatatan dan pelaporan

dikarenakan banyak format pencatatan dan pelaporan yang harus diisi

(Marniyati, Lisa, Saleh 2016)


6

Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai kualitas

pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur . Oleh karena itu dalam hal

ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan

antenatal di Pukesmas Ciputat Timur. Penelitian sebelumnya hanya melihat

kualitas pelayanan antenatal dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan dan sarana dan prasarana yang mendukung, akan tetapi pada

penelitian ini juga akan melihat kualitas pelayanan yang diberikan dengan

melihat output pelayanan yaitu salah satunya adalah kepuasan pasien yang

menerima pelayanan antenatal. Selain itu karena Puskesmas Ciputat Timur

belum memiliki sasaran mutu pelayanan antenatal maka diharapakan dengan

adanya penelitian ini maka hasilnya bisa dijadikan masukan bagi Puskesmas

Ciputat Timur dalam menentukan sasaran mutu pelayanan antenatal.

1.2 Rumusan Masalah

Kunjungan ibu hamil pada pelayanan ANC di puskesmas ciputat timur

sudah cukup baik akan tetapi berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di

puskesmas tersebut diketahui bahwa pelayanan antenatal di puskesmas belum

sesuai dengan standar pelayanan antenatal diantaranya puskesmas belum

memiliki sasaran mutu pelayanan antenatal, pelayanan konseling masih sulit

diberikan oleh bidan, dan terbatasnya pemeriksaan laboratorium kepada ibu

hamil. Dampaknya adalah ibu hamil tidak bisa mendapatkan pelayanan ANC

yang sesuai dengan standard. Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian

mengenai kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur. Hal


7

tersebut mendorong keinginan peneliti untuk melakukan penelitian mengenai

kualitas pelayanan antenatal di Pukesmas Ciputat Timur.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas

Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2017

1.3.2 Tujuan khusus

1. Diketahuinya struktur (perizinan tenaga bidan, kompetensi bidan,

dan sarana prasarana) dalam pelayanan antenatal di Puskesmas

Ciputat Timur tahun 2017

2. Diketahuinya proses (Pelayanan Ibu hamil Trimester Pertama,

Trimester Kedua dan Trimester Ketiga) dalam pelayanan antenatal

di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2017

3. Diketahuinya outcome (kepatuhan bidan dan kepuasan pasien)

dalam pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur tahun

2017

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

Sebagai rekomendasi untuk mengetahui mutu pelayanan antenatal yang

dilakukan di puskesmas

2. Bagi Puskesmas Ciputat Timut


8

Memperoleh gambaran mengenai mutu pelayanan antenatal yang

dilakukan di puskesmas dan rekomendasi bagi puskesmas dalam

menentukan sasaran mutu pelayanan antenatal.

3. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai mutu pelayanan

antenatal di puskesmas

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian pada bulan Maret- April 2017

2. Lingkup Tempat

Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

3. Lingkup Materi

Materi dibatasi pada kualitas pelayanan antenatal


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Antenatal
2.1.1 Pengertian Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah salah satu dari empat pilar

keselamatan ibu, sebagai formulasi oleh program Safe Motherhood

(Maternal Health and Safe Motherhood Programes WHO 1996).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal

yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan,

pemeriksaan laboratorium atau indikasi tertentu serta indikasi dasar dan

khusus (Imbalo 2006). Selain itu aspek yang lain yaitu penyuluhan,

komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE), motivasi ibu hamil dan

rujukan.

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada ibu hamil oleh tenaga kesehatan untuk memastikan bahwa

kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan

penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat

sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal (Kemenkes

RI 2010).

9
10

Pelayanan antenatal diantaranya mencatat riwayat kesehatan,

penilaian kebutuhan individu, menyarankan dan membimbing selama

kehamilan dan pelayanan, tes skrining, pendidikan perawatan diri, dan

identifikasi kondisi yang mengganggu selama kehamilan, management

pada lini pertama dan rujukan saat dibutuhkan (Tetui & Kiracho 2012).

2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal

Tujuan pelayanan antenatal adalah memantau kemajuan

kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi,

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu

dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin selama kehamilan, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan

persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun

bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar

masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif,

mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal serta optimalisasi

kembalinya kesehatan reproduksi ibu secara wajar, mengurangi bayi

lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal (Depkes RI 2007).

Dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas

kementrian kesehatan memberikan pedoman pelayanan antenatal

terpadu. Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal

komperhensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.


11

Tujuan pelayanan antenatal terpadu adalah memenuhi hak setiap ibu

hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga

mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,

dan melahirkan bayi yang sehat (Kemenkes RI 2010)

Tujuan khusus pelayanan antenatal terpadu antara lain adalah:

1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan

berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,

konseling KB dan pemberias ASI

2. Menghilangkan “ missed opportunity” pada ibu hamil dalam

mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan

berkualitas

3. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita

ibu hamil

4. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada

ibu hamil sedini mungkin

5. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesaui

dengan sistem rujukan yang ada

2.1.3 Kualitas Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal yang bermutu adalah suatu pelayanan medik

dasar yang sangat strategi sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan

ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Selain akses kepada pelayanan,

kualitas pelayanan yang diberikanpun harus sealalu terjaga, sehingga


12

meningkatkan kesinambungan pemeriksaan antenatal yang pada

giliranya dapat terpelihara derajat kesehatan kehamilan dan

pendeteksian secara dini terhadap gangguan yang mungkin terjadi

selama proses kehamilan

Setiap kehamilan, dalam perkembanganya mempunyai risiko

mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan

antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk

pelayanan antenatal yang berkualitas

Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan

meliputi hal- hal sebagai berikut (Kemenkes RI 2010):

a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar

kehamilan berlangsung sehat

b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi

kehamilan

c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman

d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan

rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi

e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat

waktu bila diperlukan

f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga

kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan

bila terjadi penyulit/ komplikas


13

2.1.3.1 Kualitas Pelayanan Antenatal Menurut WHO

Kualitas pelayanan kepada ibu dan bayi baru lahir adalah

sejauh mana pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

(untuk individu dan populasi) meningkatkan kemungkinan

tepat waktu, perawatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang

diinginkan yang keduanya konsisten dengan pengetahuan

profesional saat ini dan memperhitungkan preferensi dan

aspirasi wanita dan keluarga mereka. Definisi ini

mempertimbangkan karakteristik kualitas perawatan dan dua

komponen penting dari perawatan: kualitas penyediaan

perawatan dan kualitas pelayanan seperti yang dialami oleh

perempuan, bayi baru lahir dan keluara mereka (WHO, 2016)

WHO membuat framework kualitas pelayanan antenatal.

Framework tersebut memiliki 8 domain kualitas pelayanan

didalam keseluruhan sistem kesehatan


14

Gambar 2. 1 Framework Kualitas Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir oleh
WHO

Sistem Kesehatan

Kualitas Pelayanan

Penyediaan perawatan Pengalaman pelayanan


1.Tindakan berdasarkan bukti 4. Komunikasi efekif
untuk pelayanan rutin dan
management komplikasi 5. Respect dan menjaga
martabat
2.Sistem informasi
ditindaklunjuti 6. dukungan emosional
3. Sistem rujukan

7. Kompeten, sumberdaya manusia yang termotivasi

8. sumberdaya fisik esensial tersedia

Outcome level individu dan fasilitas pelayanan

Fokus pasien Coverage of key practices

Outcome kesehatan

Kerangka kerja dari delapan domain kualitas pelayanan

untuk ibu hamil dan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan

meningkatkan kemungkinan outcome individu dan fasilitas

kesehatan yang akan dicapai. Pendekatan sistem kesehatan

menyediakan struktur untuk peningkatan kualitas di dalam dua

dimensi terakit dari penyedia pelayanan dan pengalaman

pelayanan. Penyediaan pelayanan termasuk penggunaan bukti

dalam melakukan tindakan untuk pelayanan rutin dan emergensi,

sistem informasi, memungkinkan review dan audit dan fungsi


15

sistem rujukan antara tingkat peawatan yang berbeda. Pengalaman

pelayanan termasuk komunikasi efektif dengan ibu dan

keluarganya mengenai pelayanan yang disediakan, harapan mereka

dan hak mereka, melayani dengan respect dan menjaga kehormatan

ibu, dan akses kepada dukungan sosial dan emosional. Domain

berikutnya di dalam kerangka kerja tersebut adalah ketersediaan

personel yang kompeten dan termotiavasi dan tersedianya

sumbedaya fisik yang esensial yang merupakan prasarat untuk

kualitas pelayanan yang baik di pelayanan kesehatan

Framework ini dapat digunakan untuk menilai karakteristik

atau dimensi kualitas pelayanan kesehatan di berbagai sektor,

berdasarkan perspektif dari pengguna pelayanan, penyedia

pelayanan dan manager.

2.1.4 Standar Pelayanan Antenatal

Dalam kebijakan program pelayanan antenatal, sebaiknya

kunjungan ibu hamil di pelayanan antenatal dilakukan paling sedikit 4

kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut

(Depkes RI 2007):

Indikator Pelayanan Antenatal

- Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1

- Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2

- Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga K3 & K4


16

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan

harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri

dari (Kemenkes RI 2010) (Kemenkes RI 2014b)

1. Timbang berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama

keahimilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulanya menunjukan

adanya gangguan pertumbuhan janin

2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran LilA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk

skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang

energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami

kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa

bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan

KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)

3. Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertemsi (tekanan dara e”

140/90mmHG) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi

disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)

4. Ukur tinggi fundus uteri


17

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan

umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah

kehamilan 24 minggu

5. Hitung denyut janutng janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya

setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit

atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukan adanya gawat

janin

6. Tentukan presentasi janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaskudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III

bagian bawah janin buka kepala, atau kepala janin beum masuk ke

panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada

masalah lain

7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT, pada saat kontak pertama, ibu hamil

diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada

ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini


18

8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setia ibu hamil harus mendapat

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak

kontak pertama

9. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:

a. Pemeriksaan golongan darah,

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu

diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan

minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada

trimeseter ketiga. Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mengetaui

ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi

proses tumbuh kembang janin dalam kandungan

c. Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin ibu hamil dilakukan pada

trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini

ditunjuukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu


19

hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya

pre eklampsia pada ibu hamil

d. Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Militus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilanya

minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester

kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada

trimester ketiga)

e. Pemeriksaan darah Malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak

pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan

pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi

f. Pemeriksaan tes Sifilis

Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko

tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaan Sifilis

sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan

g. Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi

kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai mnderita HIV. Ibu

hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi

kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusanya untuk

menjalani tes HIV


20

h. Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi

Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain

pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan

10. Tatalaksana/penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada

ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan

tenaga kesehatan. Kasus- kasus yang tidak dapat ditingani dirujuk

sesuai dengan sistem rujukan

11. KIE Efektif

KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang

meliputi

a. Kesehatan ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memerikasakan

kehamilanya secara rutin ke tenaga kesehatan dan

menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama

kehamilanya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja

berat.

b. Perilaku hidup bersih dan sehat


21

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan

selama kehamilan mislanya mencuci tangan sebelum makan,

mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok

gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan

olahraga ringan

c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga

terutama suami dalam kehamilanya. Suami, keluarga atau

masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan

bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini

penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan

nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan

d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda- tanda bahaya

baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya

perdarahan pada hamil muda maupun hami tua, keluar cairan

berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda- tanda

bahaya ini penting agar iu hamil segera mencari pertolongan

ke tenaga kesehatan

e. Asupan gizi seimbang


22

Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan

makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena

hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat

kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet

tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada

kehamilanya

f. Gejala penyakit memular dan tidak menular

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala- gejala penyakit

menular (misalnya penyakit IMS dan Tuberkulosis) dan

penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat

mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya

g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di

daerah tertentu (risiko tinggi)

Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari

pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan

penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya,

dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk

menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV

positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu

ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV

negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif

selama kehamilanya, menyusui dan seterusnya

h. Inisiasi Menyusi Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif


23

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada

bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI menganding zat

kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.

Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan

i. KB paska persalinan

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB

setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu

punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan

keluarga

j. Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus

neonatorum

k. Peningkatan kesehatan intelegensia bayi yang akan dilahirkan,

ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan

pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara

bersamaan pada periode kehamilan

2.1.5 Rekomendasi WHO dalam Pelayanan Antenatal Care

World Health Organization (WHO) memiliki visi di dunia dimana

setiap ibu hamil dan bayi baru lahir menerima pelayanan yang

berkualitas selama kehamilan, kelahiran dan periode postnatal melalui

pelayanan kesehatan reproduksi, antenatal care (ANC) yang


24

menyediakan fungsi pelayanan kesehatan termasuk promosi kesehatan,

skrining dan diagnosis, dan pencegahan penyakit.

WHO membuat rekomendasi atau guideline dalam setiap

kunjungan ANC untuk ibu hamil dan wanita usia subur. Tujuanya

rekomendasi ini adalah untuk melengkapi guidelines WHO yang ada

sebelumnya dalam manajemen khusus komplikasi kehamilan. Panduan

ini dimaksudkan untu menggambarkan dan merespon sifat kompleks

dari masalah selama pelayanan ANC dan untuk memprioritaskan

pelayanan berpusat pada pasien dan kesejahteraan, bukan hanya

pencegahan dari kematian dan penyakit , sesuai dengan pendekatan

berbasis hak asasi manusia (WHO, 2016)

Tabel 2. 1 Rekomendasi Pelayanan ANC WHO


A.Intervensi Gizi Rekomendasi
Intervensi Asupan Konseling makan sehat dan tetap melakukan aktivitsa fisik
selama kehamilan untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan
mencegah kelebihan berat badan pada ibu hamil
Pada populasi bergizi rendah, pendidikan gizi dalam
meningkatkan energi harian dan asupan protein
direkomendasikan untuk ibu hamil untuk mengurangi resiko
bayi berat lahir rendah
Pada populasi bergizi rendah, energi yang seimbang dan asupan
protein dirokomendasikan untuk ibu hamil dalam mengurangi
resiko lahir prematur dan kehmilan lahir belum cukup bulan
Pada populasi bergizi rendah, asupan tinggi protein tidak
direkomendasikan untuk ibu hamil untuk meningkatkan otcome
kehamilan dan perinatal
Suplemen zat besi dan Suplemen zat besi dan asam folat setiap hari dengan 30 mg-60
asam folat mg zat besi dan 0,4 mg asam folat direkomendasikan untuk ibu
hamil untuk mencegah anemia ibu hamil, puerperal sepsis, berat
lahir rendah dan kelahiran belum cukup bulan
Berselang- seling suplementasi zat besi dan asam folat, dengan
120 mg zat besi dan 2,8 mg asam folat seminggu
25

direkomendasikan untuk ibu hamil untuk meningkatkan outcome


kehamilan dan neonatal jika zat besi tidak menyebabkan efek
samping dan populasi dengan prevalensi anemia diantara ibu
hamil kurang dari 20%
Suplemen kalsium Dalam populasi dengan asupan kalsium rendah, suplemen
kalsium harian (1,5-2 gram kalsium direkomendasikan untuk ibu
hamil untuk mengurangi resiko pre eklampsia
Suplemen Vitamin A Suplementasi vit A hany direkomendasikan untuk ibu hamil di
area dengan kekurangan vit A untuk mencegah buta ayam
Suplemen Zinc Zuplementasi zinc untuk ibu hamil hanya direkomendasikan
dalam konteks penelitian yang ketat
Suplemen micronutrient Beberapa suplemen micronutrient tidak direkomendasikan untuk
ibu hamil dalam meningkatkan outcomes kehamilan dan
perinatal
Vit B6, E, C dan D Vit B6, E, C dan D tidak direkomendasikan untuk ibu hamil
dalam meningkatkan outcomes kehamilan dan perinatal
Asupan kafein Asupan renah kafein direkomendasikan selama kehamilan untuk
mengurangi
Penilaian kehamilan dan Rekomendasi
janin
Penilaian kehamilan
Anemia Pemerikasaan darah direkomendasikan untuk diagnosis anemia
selama kehamilan. Pengecekan kadar hemoglobin
direkomendasikan untuk megcek anemia pada kehamilan
Asymptomatic Pengecekkan air seni direkomendasikan untuk diagnosis
bacteiriuria (ASB) Asymptomatic bacteiriuria (ASB) selama kehamilan
Kekerasan terhadap Penyelidikan klinis tentang kemungkinan kekerasan terhadap
pasangan pasangan seharusnya diperhatikan selama kunjungan antenatal
Penilaian janin
Penghitungan gerakan Penghitungan gerakan harian janin dengan “count-to- ten” chart
harian janin tendangan hanya direkomendasikan dengan peneletian yang
ketat
Antenatal Antenatal cardiotography rutin tidak direkomendasikan untuk
cardiotocography ibu hmil dalam meningkatkan outcoumes kehamilan dan janin
USG Ultrasound scan sebelum 24 minggu kehamilan (ultrasound dini)
direkomnedasikan untuk ibu hamil untuk memperkirakan umur
kehamilan. Meningkatkan deteksi ketidaknormalan janin, dan
kehamilan berganda, mengurangi induksi kehamilan setelah
kehamilan, dan meningkatkan pengalaman kehamilan ibu hamil
USG Doppler dari USG Doppler rutin tidak direkomendasikan untuk ibu hamil
pembuluh darah janin dalam meningkatkan outcome kehmilan dan janin
Pengukuran pencegahan Rekomendasi
Antibiotic untuk Tujuh hari penggunaan antibiotic direkomendasikan untuk
26

bakteriuria asimtomatik seluruh kehamilan ibu dengan bakteriuria asimtomatik untuk


mencegah bakteri persistent, kelahiran awal dan berat badan
lahir rendah
Tetanus toxoid Vaksin tetanus toksoid direkomendasikan untuk semua ibu
hamil, tergantung dari keterpaparan vaksin tetanus sebelumnya,
untukmencegah kematian bayi dari tetanus
Intervensi untuk gejala Rekmoendasi
psikologikal
Mual dan muntah Jahe, kamomile, vit B6 dan akupuntur direkomendasikan untuk
meredakan mual selama kehamilan, tergantung dari pilihan ibu
Mulas Saran gaya hidup yang sehat direkomendasikan untuk mencegah
dan mengurangi mulas selama kehamilan
Keram kaki Magnesium, kalsium atau pengobatan non farmakologi dapat
digunakan untuk mengurangi keram kaki selama kehamilan
Nyeri pinggang dan Olahraga selama kehamilan direkomendasikan untuk mencegah
panggul nyeri pinggang dna panggul
Konstipasi Gandum atau asupan serat dapat digunakan untuk mengurangi
konstipasi selama kehamilan
Varises dan edema Stoking kompressi, elevasi kaki, dan air rendaman dapat
digunakan untuk menagament varises dan edema selama
kehamilan
Intervensi sistem Rekomendasi
kesehatan untuk
meningkatkan utilisasi
dan kualitas pelayanan
antenatal
Mengadakan buku Direkomendasikan setiap ib hamil membawa catatan kasus
catatan kasus selam akehamilan untuk meningkatkan keberlanjutan, kualitas
pelayanan dan pengalaman kehamilanya
Pengarahan pelayanan Pengarahan pelayanan berkelanjutan oleh bidan dalam
berkelanjutan oleh bidan mendukun wanita selama antenatal, intrapartum dan postnatal
direkomendasikan untuk ibu hamil dengan program kebidanan
yang berfungsi baik
Kelompok antenatal Kelompok antenatal care disediakan oleh pelayanna kesehatan
care profesional mungkin diminta sebagai alternatif untuk perawatan
antenatall individu
Intervensi berbasis Pelaksanaan mobilisasi masyarakat melalui partisipasi dan aksi
masyarakat untuk dengan kelompok perempuan direkomendasikan untuk
meningkatkan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir , khususnya di
komunikasi dna daerah pedesaan dengan rendahnya akses terhadap pelayanan
dukungan kesehatan
Pengalihan tugas Pengalihan tugas promosi kesehatan terkait perilaku ibu hamil
komponen dari dan kesehatan bayi baru lahir untuk berbagai kader, termasuk
27

pelayanan antenatal care pekerja kesehatan biasa, perawat, bidan dan dokter di
rekomendasikan
Rekrutmen dan Pembuat kebijakan seharusnya mempertimbangkan, pendidikan,
mempertahankan kebijakan, pendanaan dan personel dan intervensi dukungan
personel di rural dan profesional untuk merekrut dan mempertahankan tenaga
remote area kesehatan yang berkualifikasi di rural dan remote area
Jadwal kontak Model pelayanan antenatal dengan minimum 8 kali kontak
pelayanan antenatal direkomendasikan untuk mengurangi kematian ibu hamil dan
meningkatkan pengalaman ibu selama mendapatkan pelayanan
kehamilan

2.1.6 Jenis Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan

ketentuan yang berlaku (Kemenkes RI 2014b)

Pelayanan terpadu terdiri dari:

1. Anamnesa

Pada kunjungan petama, lengkapi riwayat medis ibu seperti tertera

pada tabel dibawah ini. Pada kunjungan beikutnya, selain

memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya, tanyakan keluhan

yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung.

Tabel 2. 2 Riwayat Medis untuk Dilengkapi pada Kunjungan Pertama

Identitas Riwayat Kehamilan Sekarang


 Nama  Hari pertama haid terahir, siklus
 Usia haid
 Nama suami (jika ada)  Tafsiran waktu persalinan
 Alamat  Perdarahan pervaginan
 No tlp  Keputihan
28

 Tahun menikah (jika sudah  Mual dan muntah


menikah)  Masalah/kelainan pada kehamilan
 Agama ini
 Suku  Pemakaian obat dan jamu- jamuan
 Keluhan lainya
Riwayat Kontrasepsi Riwayat Medis Lainya
 Riwayat kontrasepsi terdahulu  Penyakit jantung
 Riwayat kontrasepsi terahir  Hipertensi
sebeum kehamilan  Diabetes emlitus (DM)
Riwayat Obstetri Lalu  Penyakit hati seperti hepatitis
 Jumlah kehamilan  HIV (jika diketahui)
 Jumlah persalinan  Infeksi menular seksual (IMS)
 Jumlah persalinan cukup bulan  Tuberkulosis (TB)
 Jumlah persainan prematur  Alergi obat/ makanan
 Jumlah anak hidup, berat lahir,  Penyakit ginjal kronik
serta jenis kelamin  Talasemia dan gangguan
 Cara persalinan hematologi lain
 Jumlah keguguran  Malaria
 Jumlah aborsi  Asma
 Perdarahan pada kehamilan,  Epilepsi
persalinan, dan nifas terdahulu  Riwayat penyakit kejiwaan
 Riwayat berat bayi < 2,5 kg atau  Riwayat operasi
> 4 kg  Obat yang rutin dikonsumsi
 Riwayat kehamilan sungsang  Status imunisasi tetanus
 Riwayat kehamilan ganda  Riwayat transfusi darah
 Riwayat pertumbuhan janin  Golongan darah
terhambat  Riwayat penyakit di keluarga,
 Riwayat penyakit dan kemattian diabetes, hipertensi, kehamilan
perinatal, neonatal, dan ganda, dan kelainan kongenital
kematian janin
29

 Adanya masalah lain selama  Riwayat kecelakaan (trauma)


kehamilan, persalinan dan nifas
terdahulu
 Durasi menyusui ekslusif
Riwayat Sosial Ekonomi
 Usia ibu saat pertama menikah  Kebiasaan merokok,
 Statsu perkawinan, berapa kali menggunakan obat-obatan, dan
menikah dan lama pernikahan alkohol
 Respon ibu dan keluarga  Pekerjaan dan aktivitas sehari-
terhadap kehmilan dan kesiapan hari
persalinan  Pekerjaan pasangan
 Jumlah keluarga di rumah yang  Pendidikan
membantu  Penghasilan (bila mungkin)
 Siapa pembuat eputusan dalam  Kehidupan seksual dan riwayat
keluarga seksualpasangan
 Kebiasaan atau pola makan  Kekerasan dalam rumah tangga
minum  Pilihan tempat untuk meliharikan
 Kondisi rumah, sanitasi, listril,  Pilihan pemberian makanna bayi
dan alat masak
30

2. Pemeriksaan

Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai

jenis pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan

psikologis (kejiwaan) ibu hamil (Kemenkes RI 2014b)

Tabel 2. 3 Jenis Pemeriksaan ANC Tiap Trimester Kehamilan


No Jenis Pemeriksaan Trimester
I II III
1 Keadaan Umum   
2 Suhu Tubuh   
3 Tekanan darah   
4 Berat badan   
5 LiLA 
7 Tingg Fundus Uteri  
8 Presentasi Janin  
9 Denyut Jantung Janin  
10 Pemeriksaan Hb  
11 Golongan darah 
12 Protein urin * *
13 Gula darah/reduksi * * *
14 Darah Malaria  * * *
15 BTA * * *
16 IMS/Sifilis * * *
17 Serologi HIV √** * *
18 USG * * *
19 Skrining status TT dan vaksinasi

sesuai status
20 Zat besi dan asam folat   
21 Aspirin * * *
22 Kalsium * * *
23 KIE sesuai materi   
Keterangan:

 : Rutin : dilakukan pemeriksaan rutin


* : Khusus : dilakukan pemeriksaan atas indikasi
* : Pada daerah endemis akan menjadi pemeriksaan rutin
 ** : Pada daerah epidemic meluas dan terkonsentrasi atau ibuhamil dengan
IMS dan TB akan menjadi pemeriksaan rutin
31

Pemeriksaan laboratorium/penunjang dikerjakan sesuai tabel

diatas. Apabila di fasilitas tidak tersedia, maka tenaga kesehatan harus

merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

3. Penaganan dan Tindak Lanjut Kasus

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium/ penunjang lainya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau

diagnosa banding, sedangkan bidan/perawat dapat mengenali keadaan

normal dan keadaan bermasalah/tidak normal pada ibu hamil (Kemenkes

RI 2014b).

Tabel 2. 4 Penaganan dan Tindak Lanjut Kasus

No Hasil Pemeriksaan Penanganan dna Tindak Lanjut Kasus


1 Ibu hamil dengan perdarahan Keadaan emergensi, rujuk untuk
antepartum penanganan perdarahan sesuai standar
2 Ibu hamil dengan demam  Tangani demam sesuai standar
 Jika dalam 2 hari masih demam atau
keadaan umum memburuk, segera
rujuk
3 Ibu hamil dengan hipertensi  Tangani hipertensi sesuai standar
ringan (tekanan darah ≥  Periksa ulang dalam 2 hari, jika
140/90mmHg) tanpa tekanan darah meningkat, segera rujuk
proteinuria  Jika ada gangguan janin, segera rujuk
 Konseling gizi, diet makanan untuk
hipertensi dalam kehamilan
4 Ibu hamil dengan hipertensi Rujuk untuk penanganan hipertensi berat
berat (diastole ≥ 110 mmHg) sesuai standar
tanpa proteinuria
32

No Hasil Pemeriksaan Penanganan dna Tindak Lanjut Kasus


5 Ibu hamil dengan pre Keadaan emergensi, rujuk untuk
eklampsia, penaganan pre-eklampsia sesuai standar
 Hipertensi disertai
 Edema wajah atau tungkai
bahwah, dan atau
 Proteinuria (+)
6 Ibu hamil BB kurang (kenaikan Rujuk untuk penanganan ibu hamil risiko
BB < 1 Kg/bulan), atau Ibu KEK sesuai standar
hamil risiko KEK (LiLA <23,5
cm)
7 Ibu hamil BB Lebih (kenaikan Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut
BB > 2Kg/bulan)
8 Ibu hamil dengan status Rujuk untuk mendapatkan suntikan vaksin
imunisasi tetanus kurang dari TT sesaui status imunisasinya
T5
9 TFU tidak sesuai dengan umur Rujuk untuk penanganan gangguan
kehamilan pertumbuhan janin
10 Kelainan letak janin pada Rujuk untuk penanganan kehamilan
trimester III dengan kelainan letak janin
11 Gawat janin Rujuk untuk penanganan gawat janin
12 Ibu hamil dengan anemia  Rujuk untuk penanganan anemia sesuai
standar
 Konseling gizi, diet makanan kaya zat
besi dan protein
13 Ibu hamil dan diabetes melitus  Rujuk untuk penanganan DM sesuai
(DM) standar
 Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil DM
14 Ibu hamil dengan Malaria  Konseling tidur menggunakan kelambu
33

No Hasil Pemeriksaan Penanganan dna Tindak Lanjut Kasus


berinsektisida
 Memberikan pengobatan sesuai
kewenangan
 Rujuk untuk penanganan lebih lanjut
pada malaria dengan komplikasi
15 Ibu hamil dengan Tuberkulosis  Rujuk untuk penanganan TB sesuai
(TB) standar
 Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil TB
 Pemantauan minum obat TB
 Tawarkan Tes HIV
16 Ibu hami dengan IMS/Sifilis  Rujuk untuk penanganan IMS termasuk
Sifilis pada ibu hamil dan suami sesuai
standar
 Tawarkan tes HIV
17 Ibu hamil dengan HIV  Konseling rencana persalinan
 Rujuk untuk penaganna HIV sesuai
standar
 Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil HIV
 Konseling pemberian makan bayi yang
lahir dari ibu denan HIV
18 Ibu hamil kemungkinan ada  Rujuk untuk pelayanan kesehatan jiwa
masalah kejiwaan  Pantau hasil rujukan balik
 Kerjasam dengan fasilitas rujukan
selama kehamilan
19 Ibu hamil yang mengalami Rujuk ke rumah sakit yang memiliki
kekerasan dalam rumah tangga fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
terhadap korban kekerasan
34

Pada setiap kunjungan antenatal, semua pelayanan yang meliputi

anamnesa, pemeriksaaan dan penanganan yang diberikan serta rencana

tindak-lanjutnya harus diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya.

Jelaskan tanda- tanda bahaya dimana ibu hamil harus segera datang untuk

mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan

Apabila ditemukan kelainan atau keadaan tidaknormal pada

kunjungan antenatal, informasikan rencana tindak lanjut termasuk

perlunya rujukan untuk penanganan kasus, pemeriksaan

laboratorium/penunjang, USG, konsultasi atau perawatan, dan juga jadwal

kontrol berikutnya, apabila diharuskan datang lebih cepat

Ibu hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga adalah

ibu hamil yang mengalami segala bentuk tindak kekerasan yang berakibat,

atau mungkin berakibat menyakiti secara fisik, seksual, mental atau

penderitaaan; termasuk ancaman dari tindakan terjadi di lingkungan

tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-mena kebebasan, baik yang

di lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi

Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban kekerasan

merupakan tempat dilaksanakanya pelayanan kepada korban kekerasan

baik di rumah sakit umum pemerintah dan swasta termasuk sakit POLRI

secara komprehensif oleh mutidisipliner dibawah satu atap (one stop

services)
35

4. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal terpadu

Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar

pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan,

tenaga kesehatan wajib mencatat hasilnya pada rekam medis, Kartun Ibu

dan Buku KIA

Pada saat ini pencatatan hasil pemeriksaan antentanal masih sangat

lemah, sehingga data- datanya tidak dapat dianalisa untuk peningkatan

kualitas pelayanan antenatal

Dengan menerapkan pencatatan sebagai bagian dari standar

pelayanan, maka kualitas pelayanan antenatal dapat ditingkatkan

5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang efektif

KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari

pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk

membantu ibu hail dalam mengatasi masalahnya

Tabel 2. 5 Materi KIE Efektif dalam Pelayanan Antenatal Terpadu

No Materi KIE Isi Pesan


1 Persiapan persalianan dan kesiagaan  Tanda - tanda bahaya dalam kehamilan,
menghadapi komplikasi persalianan dan nifas
 Tabulin
 Tempat persalinan
 Tempat rujukan
 Transportasi rujukan
 Penolong persalinan
36

No Materi KIE Isi Pesan


 Calon donor darah
 Pendampingan persalinan
 Suami SIAGA (siap antar jaga)
2 Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif  Skin to skin contact untuk IMD
 Kolostrum
 Rawat gabung
 ASI saja 6 bulan
 Tidak diberi susu formula
 Keinginan untuk menyusui
 Penjelasan pentingnya ASI
 Perawatan puting susu
3 KB paska persalinan  Metode yang sessuai dalam masa nifas
4 Masalah gizi  Suplementasi tablet besi
 Mengkonsumsi garam beryodium
 Mengkonsumsi makanan padat kalori
dan kaya zat besi
 Pemberian makanan tambahan
5 Imunisasi TT pada ibu hamil  Pentingnya imunisasi TT pada ibu
hamil sebagai upaya pencegahan dan
perlindungan ibu dan bayi terhadap
tetanus
6 Masalah penaykit kronis dan penyakit  Upaya pencegahan
menular  Mengenali gejala penyakit
 Menerapkan PHBS
 Kepatuhan minum obat
7 Kelas ibu  Setiap ibu hamil menggunakan buku
KIA
 Bertukar pengalaman diantara ibu
37

No Materi KIE Isi Pesan


hamil
 Senam hamil
8 Brain booster  Berkomunikasi dengan janin
 Musik untuk menstimulasi janin
 Nutrisi gizi seimbang bagi ibu hamil
9 Informasi HIV/AIDS (PPIA/PMTCT)  Definisi HIV, AIDS dan IMS
dan IMS  Penularan HIV dan IMS
 Pentingnya tes HIV
10 Informasi KtP  Pengertian kekerasan terhadap
perempuan
 Bentuk- bentuk KtP
 Akibat KtP
 Pencegahn dan penagan KtP

2.2 Puskesmas

2.2.1 Pengertian Puskesmas


Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah pelayanan

kesehatan primer yang berperan sebagai ujung tombak sistem

pelayanan kesehatan di Indonesia. Puskesmas adalah suatu unit

pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan

kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan kegiatanya secara menyeluruh, terpadu yang

berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal

dalam suatu wilayah tertentu (Azrul 2010)


38

Upaya kesehatan yang dilakukan puskesmas terdiri dari upaya

kesehatan wajib dan pengembangan. Upaya kesehatan wajib yang harus

diselenggarakan oleh puskesmas yang ada di wilayah Indonesia, yang

meliputi Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan ,

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB, Upaya Perbaikan Gizi

Masayarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,

dan Upaya Pengobatan. Upaya pengembangan adalah program yang

sesuai permasalahan kesehatan masyrakat setempat atau sesuai tuntutan

masyarakat sebagai program inovatif dengan mempertimbangkan

ketersediaan dari kemampuan sumber daya yang tersedia serta

dukungan dari masayrakat

2.2.2 Fungsi Puskesmas

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2012

tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas

berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama

Puskesmas mempunyai fungsi anatara lain: sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masayarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Pelayanan

kesehatan pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi

pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat


39

2.2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Layanan kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan kesehatan

yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan

kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien/konsumen

ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat (Imbalo

2006)

Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang memberikan

rasa puas sebagai pernyataan subjektif pelanggan, dan menghasilkan

outcome sebagai bukti objektif dari mutu layanan yang diterima

pelanggan. Oleh karena itu puskesmas harus menetapkan indikator

mutu setiap pelayanan yang dilaksanakanya atau mengiktui standar

mutu pelayanan setiap program/pelayanan yang telah ditetapkan, yang

dikoordinasikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Kemenkes RI

2016)

Diperlukan dukungan sumber daya yang memadai baik dalam

jenis, jumlah maupun fungsi dan kompetensinya sesuai standar yang

ditetapkan, dan tersedia tepat waktu pada saat akan digunakan. Dalam

kondisi ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka sumber daya

yang tersedia dikelola dengan sebaik- baiknya, dapat tersedia saat akan

digunakan sehingga tidak menghambat jalanya pelayanan yang akan

dilaksanakan
40

2.3 Standar Asuhan Kebidanan

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi

penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan

memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,

berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan

dan pemberdayaan masyarakat bersama- sama dengan tenaga kesehatan

lainya.

Dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas diperlukan adanya

standar sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan kepada klien

disetiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu adanya standar

kebidanan yang diterapkan oleh Menteri Kesehatan

Tujuan standar kebidanan ini adalah mendukung terlaksananya asuhan

kebidanna yang berkualitas, parameter tingkat kualitas dan keberhasilan

asuhan yang diberikan bidan, dan perlindungan hukum bagi bidan dan pasien

Ruang lingkup asuhan kebidanan ini yaitu pada ibu hamil, ibu bersalin,

ibu nifas, dan masa antara, bayi, anak balita sehat, dan masa reproduksi

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenand

dan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai

dari perngkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan dasuhan kebidanan.

Standar tersebut antara lain :


41

a. Standar I : Pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relawan dan lengkap

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi lain.

Kriteria pengkajian :

1. Data tepat, akurat, dan lengkap

2. Teridiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa, biodata, keluhan utama,

riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakajan sosial budaya)

3. Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan

penunjang)

b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

mengimplementasikanya secara akurat dan logis untuk menegakan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat

Kriteria : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi , dan rujukan

c. Standar III : Perencanaan

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan doagnosa dan

masalah yang ditegakan

Kriteria : Perencanaan
42

1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara

komprehensif

2. Melibatkan klien pasien dan atau keluarga

3. Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya klien/ keluarga

4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhanklien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermenfaat untuk klien

5. Mempertimbangkan kebijakan dan pertauran yang berlaku,

sumberdaya serta fasilitas yang ada

d. Standar IV : Implementasi

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif ,

efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien,

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitaf. Dilaksanakan

secara mandiri, kolaboratif, dan rujukan

Kriteria : Implementasi

1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural

2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan

atau keluarganya (inform concent)

3. Memanfaatkan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan

5. Menjaga privacy klien/pasien


43

6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

7. Mengikuti perkembangan kondisi/klien secara berkesinambungan

8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

9. Melakukan tindakan sesuai standar

10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

e. Standar V : Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan

perubahan perkembangan kondisi klien

Kriteria : Evaluasi

1. Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klien

2. Hasil evaluasi dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga

3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

4. Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap. Akurat, singkat, dan jelas

mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan

Kriteria : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status pasien/buku KIA )

2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP


44

3. S adalah data subjektif, mencatatat hasil anamnesa

4. O adalah data objektof, mencatat hasil pemeriksaan

5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi /follow up dan rujukan

2.4 Mutu Pelayanan Kesehatan

Pelayanan yang bermutu saat ini menjadi tuntutan dan kebutuhan bagi

pelanggan. Kualitas didifinisikan berbeda- beda oleh beberapa organisasi

(Raleigh & Catherine 2010). Kualitas pelayanan kesehatan adalah sejauh mana

pelayanan kesehatan untuk individu dan populasi meningkatkan kemungkinan

dari outcome kesehatan yang diinginkan dan konsisten dengan pengetahuan

profesional saat ini (Rockville 2008). Institut of Medicine (IOM)

mendefinisikan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang aman,

efektif, berpusat pada pasien, efisien dalam waktu dan berkeadilan. (Rockville

2008)

2.4.1 Pengertian Mutu

Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan

(Crosby 1980).

Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari

barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuaskan


45

kebutuhan pelanggan baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun

kebutuhan yang tersirat (Supriyanto, 2011)

Hal ini sejalan dengan pernyataan Azwar dimana mutu pelayanan

kesehatan bahwa pelayanan kesehatan yang menunjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat

menimbulkan kepuasan kepada setiap pasien dengan tingkat kepuasan

rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggarananya

sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang teah

ditetapkan (Azwar 2010)

Mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari berbagai perspektif,

seperti perspektif pasien, pemberi pelayanan, penyandang dana, pemilik

sarana kesehatan, dan administrator layanan kesehatan. Pada perspektif

pasien pelayanan kesehatan yang bermutu memiliki dimensi efektifitas,

akses, hubungan antara manusia, kesinambungan, dan kenyamanan.

Pada perspektif pemberi pelayanan kesehatan akan terfokus pada

kompetensi teknis, efektifitas, dan keamanan pelayanan. Pada

penyandang dana, pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang

efisien dan efektif. Perspektif pemilik sarana kesehatan berpandangan

bahwa layanan kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan

yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya

operasional dan pemeliharaan, tetpi dengan tarif yang terjangkau oleh

masyarakat. Dan pada perspektif administrator layanan kesehatan, mutu

layanan kesehatan akan selalu menyangkut dua aspek, yaitu aspek


46

teknis penyediaan layanan dan aspek kemanusiaan yang timbul sebagai

akibat hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima layanan

2.4.2 Dimensi Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan kesehatan memiliki beberapa dimensi antara lain

(Imbalo 2006):

a. Dimensi Kompetensi Teknis

Dimensi ini terkait dengan keterampilan, kemampuan, dan

penampilan petugas, manajer dan staf pendukung. Kompetensi

teknis berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti

standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal dapat

dipertanggungjawabkan atau diandalkan . ketepatan, ketahanan uji,

dan konsistensi

b. Akses terhadap pelayanan

Pelayanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat tanpa

terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan

bahasa

c. Efektifitas

Bagaimana standar pelayanan kesehatan digunakan dengan tepat,

konsisten dan sesuai situasi dan tempat dan sangat berkaitan dengan

keterampilan dalam mengikuti prosedur yag terdapat dalam layanan

kesehatan

d. Hubungan antar manusia


47

Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan

kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga rahasia,

menghormati, responsif, dan memberikan perhatian.

e. Efisiensi

Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang oprimal

daripada memaksimalkan pelayanan yang terbaik dengan

sumberdaya yang dimiliki

f. Kesinambungan

Pasien harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhanya

g. Keamanan

Mengurangi resiko cidera, infeksi,efek samping, atau bahaya lain

yang berkaitan dengan pelayanan

h. Kenyamanan dan kenikmatan

Kenyamanan dapat menimbulkan kepercayaan pasien kepada

organisasi layanan kesehatan

i. Informasi

Mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,

dimana dan bagaiaman layana kesehatan akan dan telah

dilaksanakan

j. Ketepatan waktu

Untuk mendapatkan keberhasilan pelayanan maka pelayanan

kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat oleh
48

pemberi pelayanan yang tepat, dan menggunakan peralatan dan obat

yang tepat, serta biaya yang efisien

2.4.3 Cara Mengukur Mutu

Setiap pelayanan kesehatan ditemukan unsur adanya masukan

(input), lingkungan (environment), proses (Process), serta keluaran

(output). Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanna kesehatan, unsur

masukan, lingkungan, proses, serta keluaran haruslah dapat dipantau

dan dinilai yang apabila ditemukan penyimpaangan segera dilakukan

perbaikan (Azwar 1996). Unsur- unsur tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Unsur masukan

Unsur masukan adalah semua hal yang dibutuuhkan untuk

terselenggaranya pelayanan kesehatan antara lain tenaga, dana, dan

sarana. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan saranan

(kuantitats dan kualitas) tidak sesuai degan standar, maka sulit

diharapkan baiknya mutu pelayanan

b. Unsur Proses

Unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan. Unsur proses

dibagi atas dua macam yakni tindakan medis dan tindakan non

medis. Tindakan medis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang, tindakan medis, tindal lanjut. Tindakan

non medis meliputi informasi, penyaringan, konseling, dan rujukan

c. Unsur Lingkungan
49

Unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi

penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi

pelayanan kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah

kebijakan, organisasi, dan manajemen. ApabilA Kebijakan,

organisasi, dan manajamen tidak sesuai dengan standar maka

pelayana kesehatan yang bermutu sulit untuk didapatkan

d. Unsur Keluaran

Unsur keluaran adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang dilakukan. Unsur keluaran dapat

menunjuk pada tingkat kesempurnaan aspek medis pelayanan

kesehatan dan pada tingkat kesempurnaan aspek nin medis

pelayanan kesehatan

Donabedian (1980) mengusulkan tiga kategori penggolongan

layanan kesehatan yaitu struktur, proses dan outcome. Ketiga kategori

ini perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan suatu tingkat mutu

tertentu. Penggunaan pendekatan ini sangat penting untuk jaminan

mutu layanan kesehatan dan dapat membantu di dalam penilaian atau

pengukuran tingkat mutu layanan kesehatan yang multidimensi

(Imbalo 2006).

a. Standar struktur

Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan sistem,

kadang- kadang disebut juga sebagai masukan atau struktur.


50

Termasuk kedalamnya hubungan organisasi, misi organisasi,

kewenangan, komite- komite, personel, peralatan gedung, rekam

medik, keuangan, perbekalan obat dan fasilitas. Contoh dari

standar struktur adalah tenaga kesehatan yang kompeten, peralatan

pemeriksaan, obat, kamar pemeriksaan, pasien, waktu konsultasi

harus ditentukan

b. Standar proses

Standar proses adalah aktivitas yang menyertakan penyediaan dan

penerimaan pelayanan. Standar proses akan menjelaskan apa yang

harus dilakukan, bagaimana melakukanya dan bagaiamana sistem

bekerja. Contoh dari standar proses adalah petugas kesehatan yang

melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ditentukan

dalam standar pelayanan kesehatan. Semua hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik tersebut dicatat dengan lengkap dan akurat

dalam rekam medik

c. Standar keluaran

Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan

kesehatan. Standar keluaran akan menunjukan apakah layanan

kesehatan baerhasi atau gagaal. Pengukuran Quality of Life (QoL)

dan kepuasan pasien adalah salah satu outcome dari pelayanan

kesehatan yag diharapkan. Contoh dari standar keluaran adalah

klasifikasi dan pengobatan yang tepat, kepuasan dan pengetahuan


51

pasien, tingkat kematian kasus, dan rekam medik yang diisi

lengkap dan akurat

Salah satu contoh standar layanan kesehatan dasar yang

digunakan di puskesmas, yaitu standar layanan ISPA. Pada Tabel

2.8 Standar Pelayanan ISPA terlihat dengan jelas standar struktur

atau masukan, standar proses, dan standar keluaran. Selain itu

contoh lain dari standar pelayanan adalah standar layanan makanan

biasa pasien dewasa kelas III pada Tabel 2.9 (Imbalo 2006)

Tabel 2. 6 Standar Pelayanan ISPA di Puskesmas

Masukan Proses Keluaran


Semua petugas Semua petugas Semua balita yang
kesehatan telah kesehatan melakukan diperiksa akan
mengikuti pelatihan anamnesis sesuai diklasifikasikan dengan
penatalaksanaan kasus pertanyaan yang benar dan mendapat
ISPA WHO terdapat dalam obat yang tepat dan/atau
penatalaksanaan ISPA dirujuk tepat waktu dan
Semua petugas WHO tepat tempat
kesehatan telah
memiliki standar Semua petugas Semua ibu / pengantar
kompetensi pada akhir kesehatan melakukan mendapat penyuluhan
pelatihan pemeriksaan fisik untuk kesehatan tentang hal-
melihat dan mendengar hal yang penting
Antibiotika selalu tanda – tanda yang tentang ISPA
tersedia di Puskesmas terdapat dalam
penatalaksanaan kasus Semua ibu/ pengantar
Sound timer selalu ISPA mengerti bagaimana
tersedia di puskesmas merawat balita di rumah
52

Masukan Proses Keluaran


dan apa tanda- tanda
bahaya yang
mengharuskan ibu
segera membawa balita
untuk mendapat
perawatan darurat

90% rekam medik diisi


dengan lengkap dan
akurat

70% ibu/ pengantar


merasa puas atas
layanan kesehatan yang
diberikan

Kematian kasus ISPA


kurang dari 1%

Tabel 2. 7 Standar Layanan Makanan Biasa Pasien Dewasa Kelas III

Masukan Proses Keluaran


Tersedianya formulir Perawat membagikan Pasien menerima
order makanan biasa formulir order makanan formulir order makanan
yang berisi tiga pilihan biasa kepada pasien biasa dan membacanya
menu makanan biasa, setelah pasien masuk
pilihan waktu makan instalasi rawat inap Pasien mengerti apa
dan pilihan waktu snack yang akan diisi dalam
Perawat menjelaskan formulir dan menu apa
Tersedianya formulir apa yang akan diisi ke yang tersedia serta
53

Masukan Proses Keluaran


rekap order makanan dalam formulir dan waktu makan dan waktu
biasa pilihan menu apa yang snack yang akan dipilih.
tersedia Bagi pasien yang buta
Perawat instalasi/rawat huruf akan dibacakan
inap Perawat menjelaskan oleh perawat
kapan waktu sarapan
pagi, makan siang, Pasien menyerahkan
makan malam dan snack formulir yang telah diisi
Perawat mengumpulkan dengan pilihan menu
semua formulir yang dan pilihan waktu
telah terisi makan dan pilihan
waktu snack kepada
Perawat membuat rekap perawat instalasi rawat
order makanan biasa inap
lengkap dengan waktu
makan dan waktu snack Rekap order makanan
biasa diterima oleh
Perawat menyerahkan instalsi gizi
rekap order makanan
biasa ke instalasi gizi

2.5 Kepuasan Pasien

Perspektif pasien terhadap kualitas pelayanan adalah sangat penting

karena kepuasan pasien sering lebih cenderung dalam memenuhi pelayanan

dan penggunaan ulang dari pelayanan yang disediakan pelayanan kesehatan.

Kepuasan pasien adalah bentuk perasaan seseorang setelah

mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi


54

harapan (Gerson 2004). Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang

muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil

suatu produk atau jasa dan harapan- harapan (Kotler, 2007). Kepuasan adalah

tingkat perasaaan seseorang setelah membandingkan sesuatu hasil yang

dirasakan dengan harapanya. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa harapan dari

hasil yang dirasakan merupakan komponen pokok kepuasan konsumen

(Supranto 2006)

Jika suatu pelayanan kesehatan akan melakukan upaya peningkatan

mutu layanan kesehatan, pengukuran tingkat kepuasan pasien ini mutlak

diperlukan. Melalui pengukuran tersebut, dapat diketahui sejauh mana

dimensi- dimensi mutu layanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat

memenuhi harapan pasien (Imbalo 2006). Sangat penting dilakukan

pengukuran kepuasan pasien sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya

ketidakpuasan (Supranto 2006)

Penliaian kualitas pelayanan dikaitkan dengan berfokus pada aspek

fungsi dari proses pelayanan (Supranto, 2011)yaitu :

1. Tangibles (wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitas

fisik, yang mencakup kemutahiran peralatan yang digunakan, kondisi

sarana, kondisi SDM perusahaan dan kesearasan antara fasilitas fisik

dengan jenis jasa yang diberikan

2. Reliability (kepercayaan) adalah pelayanan yang disajikan dengan

segera dan memuaskan dam merupakan aspek – aspek keandalan


55

system pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi

kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan rencana, kepeduliaan

institusi kepada permasalahan yang dialami pasien, keandalan

penyampaia sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji

yang diberikan keakuratan penanganan

3. Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk membantu

dan menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi

kejelasan informasi waktu penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan

dalam pelayanan administrasi, kesediaan pegawai dalam membantu

konsumen, keluangan waktu pegawai dalam menanggapi perminataan

pasien dengan cepat

4. Assurance (jaminan) adalah adanya jaminan bahwa jasa yang

ditawarkan memberikan jaminan keamanan yang meliputi kemampuan

SDM, rasa aman selama berurusan dengan karyawan, kesabaran

karyawan, dukungan pimpinan terhadap staff.

5. Empathy (empati) adalah berkaitan dengan memberikan perhatian

penuh kepada konsumen, perhatian staf secara pribadi kepada

konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen, perhatian terhadap

kepentingan konsumen, kesesuain waktu pelayanan dengan kebutuhan

konsumen

Menurut Budiastuti (Budiastuti 2002) mengemukakan bahwa pasien

dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima

mengacu pada beberapa faktor, yaitu:


56

1. Komunikasi

Tata cara informasi yang diberikan oleh penyedia jasa pelayanan

dan keluhan- keluhan dari pasien. Bagaiamana keluhan- keluhan

dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa dalam

memberikan bantuan terhadap keluhan pasien. Komunikasi dalam

hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan

petugas, serta kemudahan mendapatkkan informasi dan

komunikasi menduduki peringkat yang tinggi dalam persepsi

kepuasan paisen

2. Pelayanan

Pelayanan dapat dilihat pada keramahan petugas, kecepatan dalam

pelayanan. Pusat pelayanan kesehatan dianggap baik apabila dalam

memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien

maupun orang lain yang berkunjung. Kepuasan muncul dari kesan

pertama masuk pasien terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan. Dapat dijabarkan dengan pertanyaan yang menyangkut

keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat

komunikasi, responsif, suport, seberapa tanggap tenaga pelayanan

kesehatan, dan farmasi

3. Lokasi

Lokasi meliputi letak pusat kesehatan, letak ruangan dan

lingkunganya. Merupakan salah satu aspek yang menentukan

pertimbangan dalam memilih pusat kesehatan. Akses menuju lokasi


57

yang mudah dijangkau mempengaruhi kepuasan klien dalam

memanfaatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit maupun jasa

kesehatan lainya. Umumnya semakin dekat pusat kesehatan dengan

pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi

dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien

yang membutuhkan pusat pelayanan kesehatan tersebut

4. Fasilitas

Tersedianya fasilitas yang lengkap di pelayanan kesehatan maka

akan memparuhi kepuasan pasien. Fasilitas pelayanan tersebut antara

lain sarana dan prasarana, ruang tunggu yang nyaman,dan ruang

rawat.

5. Biaya

Harga suatu pelayanan menjadi aspek yang diperhatikan oleh pasien.

Harga yang dimaksud disini adalah harga produk atau jasa

pelayanan. Dalam hal ini biaya biaya jasa pelayanan mempengaruhi

pasien dari biaya yang harus pasien keluarkan, semakin mahal harga

perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Biaya

dapat dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan

komponen biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan pelayanan

kesehatan sejenis lainya, tingkat masyarakat yang berobat, ada

tidaknya keinginan bagi masyarakat miskin, dan sebagaianya.

Efisiensi dan efektifitas biaya dapat dilihat dengan pelayananya yang


58

murah, tepat guna, tidak ada diagnosa dan terapi yang berlebihan

juga menjadi pertimbangan dalam menetapkan biaya perawatan

2.5.1 Pengukuran Kepuasan Pasien

Menurut Kotler terdapat 4 metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, yaitu sebagai betikut (Supranto 2006):

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan

(customer-oriented) perlu memberikan kesempatan yang luas

kepada pada pelangganya untuk menyampaikan saran, pendapat dan

keluhan mereka

2. Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai

kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang

(gost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau

pembeli potensial produk perusahaan dan persaing

3. Lost Customer Analysis

Perusahaan seyogyanyan menghubungi para pelanggan

yang telah berhenti membeli atau yang telah berpindah pemasok

agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat

mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya


59

4. Survei Kepuasaan Pelanggan

Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan

umpan balik (feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga

memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh

perhatian terhadap para pelangganya

Selain itu terdapat beberapa cara untuk mengukur kepuasan pasien.

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengukur kepuasan pasien

berdasarkan konsep harapan- kinerja. Pengukuran harapan kinerja dapat

dilakukan dengan membuat kuesioner yang berisi aspek- aspek layanan

kesehatan yang dianggap penting oleh pasien. Kemudian pasien diminta

menilai setiap aspek

Penilaian pasien terhadap kinerja layanan dilakukan dengan

menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala pengukuran yang

dugunakan untuk mengukur sikap, pemdapat, dan persepsi seseorang

tentang fenomena sosial. Dalam skala ini, jawaban tiap item instrmen

mempunyai graduasi dari sangat positif sampai sangat negatif

(Sugiyono 2012) . Skala likert dengan interval empat (afour-point likert

scale) yaitu, 4=sangat setuju (SS), 3=setuju (S), 2= kurang setuju (TS),

dan 1= tidak setuju (STS)


60

2.6 Kerangka Teori

STRUKTUR PROSES KELUARAN

 Sumber daya  Anamnesis  Tingkat kepatuhan


manusia  Pemeriksaan Fisik meningkat
 Perbekalan  Pemeriksaan  Tingkat Kesembuhan
 Peralatan Penunjang medik meningkat
 Bahan  Peresepan obat  Tingkat kematian
 Fasilitas  Penyuluhan menurun
 Standar kesehatan  Tingkat kesakitan
 Merujuk pasien menurun
 Kepuasan meningkat

Gambar 2. 2 Kerangka Teori Pengukuran Mutu menurut Donabedian


Pengukuran mutu menurut Donabedian (1980) dikategorikan menjadi tiga

yaitu, pertama standar struktur yang mennetukan tingkat sumber daya yang

diperlukan agar standar layanan kesehatan dapat dicapai, contohnya personel,

peralatan, bahan, fasilitas, dan standar. Kedua standar prosess menentukan

kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar layanan kesehatan dapat dicapai,

contohnya tindakan anamnesis pasien, pemeriksaan fisik, penunjang medik,

peresepan obat, penyuluhan kesehatan dan merujuk pasien. Ketiga standar

keluaran (outcome) atau hasi layanan ialah hasil layanan yang telah dilaksanakan

sesuai standar layanan kesehata, contohnya kepatuhan terhadap standar ,

kesembuhan, kematian, kesakitan, dan kepuasan pasien


BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Pikir


Variabel penelitian ini mencangkup tiga kategori layanan kesehatan

menurut Donabedian (1980) yang terdiri dari standar struktur, proses dan

outcome. Karena keterbatasan peneliti dan waktu penelitian maka pada

penelitian ini variabel yang diteliti pada struktur berfokus pada tenaga bidan

yaitu dengan melihat perizinan atau licensure dan kompetensi bidan sebagai

tenaga medis yang melakukan pelayanan antenatal langsung kepada pasien

dan ketersediaan sarana dan prasarana dasar yang dibutuhkan pelayanan

antenatal. Proses adalah pelayanan antenatal pada trimester pertama, kedua,

dan ketiga . Pada outcome akan dilihat kepatuhan bidan dalam memenuhi

standar pelayanan dan kepuasan pasien setelah diberikan pelayanan sesuai

standar oleh bidan. Pengukuran menurunya angka kesakitan dan kematian,

meningkatnya kesembuhan pasien tidak dilakukan mngingat adanya

keterbatasan waktu penelitian yang hanya dilakukan dalam kurun waktu 1

bulan
STRUKTUR PROSES OUTCOUME

 Lisensi tenaga bidan  Pelayanan Kehamilan  Kepatuhan


 Kompetensi bidan Trimester Pertama terhadap standar
 Ketersediaan sarana  Pelayanan Kehamilan  Kepuasan
dan prasarana dasar Trimester Kedua Pasien
dan yang dibutuhkan  Pelayanan Kehamilan
pelayanan antenatal Trimester Ketiga

Gambar 3. 1 Kerangka Pikir Penelitian

61
62

3.2 Definisi Istilah

1. Lisensi bidan

Lisensi bidan merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu

layanan kesehatan. SIKB (Surat Izin Kerja Bidan) adalah bukti tertulis

yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi pesyaratan untuk

bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Kompetensi bidan

Kompetensi bidan adalah bagaimana pengetahuan bidan terhadap standar

pelayanan antenatal dan bagaimana bidan mengikuti standar pelayanan

antenatal. Selain itu kompetensi bidan dibuktikan dengan dimilikinya STR

(Surat Tanda Registrasi). STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh

pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki

sertifikat kompetensi.

3. Sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu

yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Sarana

dan prasarana merupakan faktor yang mendukung untuk melaksanakan

tindakan atau kegiatan. Prasarana meliputi ruangan tunggu, ruang

pendaftaran, ruang pemeriksaan ibu hamil, dan kamar mandi atau WC

yang memenuhi standar kesehatan yaitu tersedianya air bersih yang

memenuhi syarat fisik, kimia dan bakteriologik, pencahayaan yang cukup,

ventilasi yang cukup serta terjamin keamananya (Kemenkes RI 2014a).


63

Fasilitas suatu alat atau sarana untuk mendukung melaksanakan tindakan/

kegiatan dalam pemeriksaan dan pencatatan dan pelaporan baik dalam segi

jenis dan jumlahnya sesuai dengan pelayanan kesehatan ibu yang diatur

dalam peraturan menteri kesehatan No 75 tahun 2014

4. Pelayanan Kehamilan Trimester Pertama

Pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil trimester pertama yang

meliputi:

1. Persiapan penolong (mencuci tangan) oleh bidan

2. Anamnesis pasien (identitias ibu hamil, riwayat kehamilan sekarang,

riwayat kontrasepsi, riwayat medis lainya, dan riwayat sosial ekonomi

lalu, serta bertanya mengenai keluhan ibu)

3. Pemeriksaan umum dan kehamilan (pemeriksaan keadaan umum,

tinggi badan, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, LiLA,

Pemeriksaan Laboratorium (darah dan urin)

4. Menetapkan diagnosa kebidanan (penentuan umur kehamilan, tafsiran

persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain)

5. Intervensi dan Implementasi (skrining imunisasai TT dan pemberian

imunisasai TT bila perlu, pemberian suplemen gizi, pemberian terapi

atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi

kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu

harus melakukan kunjungan ulang)

6. Informasi dan Konseling (KIE) (Persiapan persalinan dan kesiagaan

menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif, KB


64

paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada ibu hami l, masalah

penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu, Brain booster,

Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan terhadap

Perempuan) )

7. Dokumentasi Kebidanan (pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan

diagnosa, dan intevensi dan implementasi yang dilakukan oleh bidan)

5. Pelayanan Kehamilan Trimester Kedua

Pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil trimester pertama yang

meliputi:

1. Persiapan penolong (mencuci tangan) oleh bidan

2. Anamnesis pasien (memperhatikan catatan sebelumnya dan bertanya

keluhan pasien )

3. Pemeriksaan umum dan kehamilan (pemeriksaan keadaan umum, suhu

tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin,

dan denyut jantung janin

4. Menetapkan diagnosa kebidanan (penentuan umur kehamilan, tafsiran

persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain)

5. Intervensi dan Implementasi (pemberian suplemen gizi, pemberian

terapi atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian

informasi kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi

kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang)

6. Informasi dan Konseling (KIE) (Persiapan persalinan dan kesiagaan

menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif, KB


65

paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada ibu hami l, masalah

penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu, Brain booster,

Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan terhadap

Perempuan) )

7. Dokumentasi Kebidanan (pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan

diagnosa, dan intevensi dan implementasi yang dilakukan oleh bidan)

6. Pelayanan Kehamilan Trimester Ketiga

Pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil trimester pertama yang

meliputi:

1. Persiapan penolong (mencuci tangan) oleh bidan

2. Anamnesis pasien (memperhatikan catatan sebelumnya dan bertanya

keluhan pasien )

3. Pemeriksaan umum dan kehamilan (pemeriksaan keadaan umum, suhu

tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin,

dan denyut jantung janin, dan pemeriksaan laboratorium)

4. Menetapkan diagnosa kebidanan (penentuan umur kehamilan, tafsiran

persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain)

5. Intervensi dan Implementasi (pemberian suplemen gizi, pemberian

terapi atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian

informasi kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi

kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang)

6. Informasi dan Konseling (KIE) (Persiapan persalinan dan kesiagaan

menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif, KB


66

paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada ibu hami l, masalah

penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu, Brain booster,

Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan terhadap

Perempuan) )

7. Dokumentasi Kebidanan (pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan

diagnosa, dan intevensi dan implementasi yang dilakukan oleh bidan)

7. Kepatuhan bidan

Kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care yang ada pada

tiap trimester kehamilan

3.3 Definisi Operasional


1. Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien adalah kesesuaian antara harapan pasien akan pelayanan

antenatal dengan pelayanan antenatal yang telah didapatkan oleh pasien

Alat Ukur : Kuesioner kepuasan pasien

Hasil Ukur :

1. Puas, Jika nilai kesesuaian ≥90%

2. Kurang Puas, Jika nilai kesesuaian <90%


BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method (kualitatif dan

kuantitatif). Peneltian kombinasi adalah pendekatan peneltian yang

mengkombinasikan anatara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif

(Creswell 2010). Penelitian kombinasi yang dipakai pada penelitian ini adalah

embedded design, yaitu mencakup pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif

namun salah satu dari tipe data berperan sebagai pendukung didalam keseluruhan

desain (Creswell & Clark 2007). Pada penelitian ini data kuantitatif yang berperan

sebagai data pendukung

4.1.1 Kualitatif

Pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali lebih mendalam

lisensi dan kompetensi bidan, sarana dan prasarana pelayanan antenatal

sebagai input, proses pelayanan ANC trimester 1, 2 dan 3 sebagai

proses dan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan sebagai output.

4.1.2 Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur kepuasan pasien

sebagai ouput

67
68

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian

akan dilakukan pada bulan Maret- April 2017

4.3 Populasi, Sampel, dan Informan


4.3.1 Populasi
Seluruh Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC di

Puskesmas Ciputat Timur

4.3.2 Sampel

Sampel untuk mengukur kepuasan ibu hamil adalah seluruh ibu

hamil yang diamati saat proses observasi pelayanan ANC

4.3.3 Informan

Informan penelitian kualitatif dipilih berdasarkan teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini

misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi yang diteliti (Sugiyono

2012) .

Informan dalam penelitian ini adalah bidan. Bidan yang dipilih

adalah bidan yang berstatus kepegawaian PNS dan masa kerja lebih

dari 3 tahun sejak menjadi bidan dan bekerja di Puskesmas Ciputat

Timur yaitu sebanyak 4 orang bidan. Status kepegawaian PNS dipilih

karena Puskesmas Ciputat Timur adalah institusi pemerintah dan bidan


69

pegawai negeri sipil adalah bidan yang secara administrasi memenuhi

syarat- syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas

dalam suatu jabatan. Sedangkan masa kerja lebih dari 3 tahun

dikarenakan ingin memilih bidan yang memiliki pengalaman kerja yang

lebih lama . Penelitian yang dilakukan oleh Lamere (2013) membagi

kategori masa kerja bidan menjadi masa kerja cukup lama >3 tahun dan

kurang lama < 3 tahun (Lamere 2013).

Informan lain dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas

Ciputat Timur dan Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur

4.4 Instrumen Penelitian


4.4.1 Kualitatif
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan

pedoman observasi/ check list sesuai standar untuk mengetahui

kepemilikin SIKB (Surat Izin Kerja Bidan) sebagai lisensi dan STR

(Surat Tanda Registrasi Bidan) sebagai bukti kompetensi bidan, sarana

dan prasarana pelayanan ANC, dan proses pelayanan ibu hamil

trimester pertama, kedua, dan ketiga. Selain itu digunakan pula

pedoman wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam mengenai

ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan ANC, proses pelayanan

ANC, dan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan ANC. Alat

bantu yang digunakan adalah alat perekam dan buku catatan


70

4.4.2 Kuantitatif

Instrumen penelitian berupa kuesioner kepuasan pasien yang

digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien pada ibu hamil yang

telah diobservasi selama proses pelayanan ANCnya. Kuesioner yang

digunakan sudah dilakukan uji validitas dan reliabiltas. Pada uji

validitas didapatkan korelasi (r-hitung) yang diperoleh pada item

kuesioner trimester pertama berkisar antara 0,714- 0,999 , lebih dari (r-

tabel) 0,707, dan item kuesioner kedua dan ketiga 0,733- 0,999, lebih

dari (r- tabel) 0,707, sehingga semua item pertanyaan dinyatakan valid.

Demikian pula dengan hasil pengujian reliabilitas dengan nilai

cronbachs’s alpha kuesioner trimester pertama pada tingkat harapan,

0,766 dan pada tingkat hasil pelayanan 0,764 dan kuesioner trimester

kedua dan ketiga pada tingkat harapan, 0,766 dan pada tingkat hasil

pelayanan 0,764. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga kuesioner

dinyatakan reliabel. Dengan demikian kuesioner layak untuk dijadikan

instrumen dalam mendapatkan data penelitian

4.5 Metode Pengumpula n Data


4.5.1 Kualitatif
Untuk mendampatkan data kualitatif, peneliti menggunakan

beberapa teknik dalam pengumpulan data. Teknik yang digunakan

antara lain observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen.

Observasi dilakukan kepada bidan sebanyak 8 kali pada masing-

masing bidan. Jumlah bidan yang diobservasi sebanyak 4 orang, oleh

karena itu jumlah ibu hamil yang diamati proses pelayanan antenatal
71

sebanyak 32 orang yang terbagi atas ibu hamil trimester pertama, 8

orang, ibu hamil trimester kedua 12 orang, dan ibu hamil trimester

ketiga 12 orang.

4.5.2 Kuantitatif

Untuk mendapatkan data kuantitaif menggunakan data primer yang

didapatkan dengan menyebar kuesioner kepuasan pasien kepada ibu

hamil.

4.6 Triangulasi

Validasi akan mempergunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi

metode.

1. Triangulasi sumber, didapat dari bidan pelaksana dan bidan koordinator

ANC untuk mengetaui sarana dan prasarana pelayanan ANC, proses

pelayanan ANC kepada ibu hamil, serta kepatuhan bidan pada standar

pelayanan ANC. Sumber lain yaitu kepala puskesmas dan kepala staf tata

usaha untuk mengetahui sarana dan prasaranan pelayanan ANC, bukti

kompetensi dan lisensi bidan dalam pelayanan ANC, dan kepatuhan bidan

terhadap standar pelayanan ANC

2. Triangulasi metode dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi

dan telaah dokumen dan data

4.7 Pengolahan Data


4.7.1 Kualitatif
Pengolahan data kualitatif pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :
72

1. Reduksi

` Informasi yang didapatkan disusun dalam bentuk transkrip.

Laporan disusun berdasarkan data yang didapatkan kemudia

direduksi, dirangkum, dipilih hal- hal yang pokok, difokuskan pada

hal- hal yang penting

2. Display

Data dibuat dalam betuk matriks untuk memudahkan peneiliti

dalam melihat pola- pola hubungan suatu data dengan data lainya

3. Verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah proses perumusan makna dari

hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat singkat, padat

dan mudah dipahami

4.7.2 Kuantitatif

1. Editing

Editing adalah pengecekan data kuesioner kepuasan ibu hamil yang

telah terkumpul untuk melihat adanya kemungkinan data tidak sesuai

atau meragukan. Dilakukan pengecekan isian kuesioner untuk

mengetahui kelengkapan jawaban dari responden

2. Entry

Entry adalah memasukan data yang diperoleh ke dalan komputer

untuk diolah dan dianalisis

3. Cleaning
73

Cleaning adalah kegiatan pemeriksaan dan pengecekan kembali data

yang sudah dimasukan untuk melihat apakah ada kesalahan atau tidak.

4. Skoring

Skoring yaitu memberikan skor terhadap jawaban yang menyangkut

kepuasan pasien. Nilai 1 diberikan untuk jawaban STS (Sangat Tidak

Setuju), 2 untuk jawaban TS (Tidak Setuju), 3 untuk jawaban S

(Setuju), dan 4 untuk jawaban SS (Sangat Setuju). Total nilai hasil

pelayanan dibandingkan dengan total nilai harapan dan dibuat

presentasenya. Semakin besar nilai presentase maka kepuasan juga

semakin besar

4.8 Analisis Data

4.8.1 Analisis Data Kualitatif

1. Wawancara mendalam

Teknik yang digunakan adalah teknik analisis isi (Contets Analisys).

Contets Analysis berhubungan dengan isi komunikasi, yaitu teknik

penelitian untuk membuat informasi- informasi yang dapat ditiru.

Teknik ini digunakan untuk analisis hasil wawancara mendalam

dengan bidan, kepala puskesmas, dan kepala poli Pelayanan KIA.

Hasil analisis selanjutnya dideskripsikan dalam draft laporan

penelitian.
74

2. Observasi/daftar tilik

Dalam daftar tilik ini pengamat harus mengisi “Ya” apabila kegiatan

tersebut dilakukan, “Tidak” apabila kegiatan itu tidak dikerjakan

Skor Jumlah Ya x 100%

Jumlah (Ya + Tidak)

4.8.2 Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis univariat untuk

mengetahui kepuasan responden


BAB V

HASIL PENELITIAN

Dalam mengukur mutu pelayanan kesehatan dapat digunakan teori

pengukuran mutu Donabedian. Donabedian (1980) mengusulkan tiga kategori

penggolongan layanan kesehatan yaitu struktur, proses dan outcome. Ketiga

kategori ini perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan suatu tingkat mutu tertentu

(Imbalo 2006).

5.1 Gambaran Puskesmas Ciputat Timur

5.1.1 Letak Geografis

Puskesmas Ciputat Timur sebelah utara berbatasan dengan DKI

Jakarta, sebelah selatan bebatasan dengan Puskesmas Ciputat, sebelah

barat berbatasan dengan Puskesmas Rengas dan DKI Jakarta, dan

sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas Pisangan. Puskesmas

Ciputat Timur terletak +8 km sebelah Utara Kota Tangerang Selatan.

Puskesmas ini terletak di Jalan Anggur 1 Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten.

Menempati tanah seluas 600m2 dengan luas bangunan 1000m2 yang

terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan berada pada lantai 2 dan lantai

1. Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2 kelurahan

yaitu Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih

75
76

5.1.2 Sumber Daya Manusia

Puskesmas Ciputat Timur memiliki tenaga kesehatan yang

berjumlah 42 orang. Tenaga tersebut terbagi atas Kepala Puskesmas,

Subag TU, Dokter Umum , Dokter Gigi , Kesehatan Masyarakat, bidan,

perawat, perawat gigi, analisis laboratorium , tenaga pelaksana gizi,

fisioterapis, petugas loket, juru masak, supir ambulance, security,

cleaning service.

Adapun untuk sumber daya dalam pemberian pelayanan KIA

adalah tenaga bidan. Bidan di Puskesmas Ciputat Timur berjumlah 9

orang yang terdiri dari 4 orng bidan PNS, 2 orang bidan PTT, dan 3

orang bidan Honore

5.2 Gambaran Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur

5.2.1 Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ini adalah bidan PNS di Puskesmas

Ciputat Timur yang berjumlah 4 orang. Informan triangulasi pada

penelitian ini antara lain: Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur

dan Kepa Puskesmas Ciputa Timur. Adapun karakteristik Informanya

adalah sebaga berikut:


77

Tabel 5. 1 Karakteristik Informan Utama

Masa
Kode Umur
No Jabatan Pendidikan Kerja
Responden (th)
(th)

1 R-3a 46 Bidan Koordinator Diploma IV 8

Puskesmas Ciputat Timur Kebidanan

2 R-3b 37 Bidan Puskesmas Ciputat Diploma III 8

Timur Kebidanan

3 R-3c 32 Bidan Puskesmas Ciputat Diploma III 7

Timur Kebidanan

4 R-3d 29 Bidan Puskesmas Ciputat Diploma III 4

Timur Kebidanan

Tabel 5. 2 Karakteristik Informan Triangulasi

Masa
Kode Umur
No Jabatan Pendidikan Kerja
Responden (th)
(th)

1 R-1 44 Kepala Puskesmas Ciputat Strata II 17

Timur Kesehatan

Masyarakat

2 R-2 Kepala Tata Usaha Strata II 27

Puskesmas Ciputat Timur Kesehatan

Masyarakat
78

5.2.2 Kompetensi dan lisensi Bidan Pelayanan ANC

Tenaga bidan di poli KIA Puskesmas Ciputat Timur berjumlah 9

orang yang terdiri dari 4 orng bidan PNS, 2 orang bidan PTT, dan 3

orang bidan Honorer. Pada penelitian ini bidan yang dijadikan informan

adalah bidan yang berstatus kepegawaian Pegawai Negeri Sipil (PNS)

yang berjumlah 4 orang.

Tabel 5. 3. Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Tanda Registrasi

Bidan (STR) Bidan Puskesmas Ciputat Timur

Surat Tanda Regstrasi


Kode Surat Izin Kerja Bidan
No Bidan
Responden
No SIKB No Registrasi

1. R-3a √ 446.4/003/02/12/SIKB/Dinkes/20 √ 12 02 5 2 1 12-

15 0680967

2. R-3b √ 446.4/0188/01/01/SIKB/Dinkes/2 √ STR diperbaharui

015

3. R-3c √ 446.4/0190/01/01/SIKB/Dinkes/2 √ 11 02 5 2 1 12-

015 0043724

4. R-3d √ 446.4/0050/02/08/SIKB/Dinkes/2 √ 11 02 5 2 1 16-

016 1105305
79

Kompetensi tenaga bidan dilihat dengan dimilikinya STRB (Surat

Tanda Registrasi Bidan). Pada penelitian ini, tiga dari empat orang

bidan memiliki Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB) yang masih

berlaku pada tahun 2017. Akan tetapi satu orang bidan STR nya sedang

dalam proses diperbaharui. Hal ini berarti bidan sudah memiliki

kompetensi dalam melakukan pelayanan

Lisensi tenaga bidan dilihat dengan dimilikinya SIKB (Surat Ijin

Kerja Bidan). Pada penelitian ini bidan Puskesmas Ciputat Timur

memiliki Surat Izin kerja Bidan (SIKB) yang terdaftar pada Dinas

Kesehatan dan masih berlaku pada tahun 2017.

Selain itu dalam meningkatkan kemampuan bidan dalam

melakukan pelayanan dibutuhkan pelatihan tenaga bidan. Dalam

penelitian ini diketahui bahwa semua bidan Puskesmas Ciputat Timur

belum pernah mengikuti pelatihan pelayanan ANC. Seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3a) “Kalau Pelatihan antenatal tidak ya,

setau saya pelatihan antenatal belum ada” dan bidan (R-3c) “Kalau

ANC Belum pernah. Pelatihanya setau saya belum ada, setau saya

kalau di kebidanan adanya APN untuk persalinan sama KB” . Hal

tersebut juga diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Ciputat Timur

“....pelatihan khusus antenatal setau saya si ga ada ya, belum ada” dan

Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur “....kalau untuk pelatihan

yang formil engga semuanya dapet, tapi memang kan seharusnya


80

setelah dia tamat terus pas udah prajabatan kalau PNS harus udah siap

pakai....”

5.2.3 Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC

Berdasarkan hasil pengamatan sarana dan prasarana yang ada di

puskesmas dalam menunjang pelayanna ANC dapat dilihat pada Tabel

5.4, Tabel 5.5, dan Tabel 5.6 mengenai gambaran saranan dan prasarana

ANC di Pukesmas Ciputat Timur

Berikut hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti :

Tabel 5. 4. Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur

Kriteria Cara Verifikasi Ceklist

Tempat 1. Gedung terbuat dari tembok √


praktek
2. Lantai dari ubin/plesetr √
memadai
1. Ada tempat penerimaan dan pendaftaran klien √
Tersedia area
2. Ada ventilasi udara yang cukup (sirkulasi udara baik) √
tempat
pendaftaran 3. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup untuk √
membaca/menulis
1. Tersedia tempat tunggu bagi klien √

2. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup √


Tersedia area
tempat tunggu 3. Tempat tersebut terlindung dari matahari/hujan √

4. Tersedia cukup tempat duduk √

1. Pintu kamar kecil dapat dikunci √

Tersedia 2. Terdapat air mengalir (ada kran) √


kamar kecil
yang 3. Tersedia handuk bersih atau tissue -
berfungsi
4. Tersedia jamban dengan air mengalir (penyemprot atau √
gayung)
81

5. Ada tempat sampah

1. Ada tempat untuk melakukan konseling yang dapat menjaga -


kerahasiaan klien( pintu dapat ditutup atau ruangan diatur
sehingga suara tidak terdengar dari luar)
2. Ada sebuah meja √

3. Ada tempat duduk untuk √


a.Klien
b.Pengantar
Tersedia c.bidan
tempat 4. Ruang pemeriksaan dapat memberi privasi dengan adanya √
pelayanan a.Pintu yang dapat ditutup
yang memadai b.Dari luar tidak dapat melihat ke dalam ruang pemeriksaan
5. Ada meja periksa √

6. Ada sumber cahaya √

7. Tersedia tempat sampah dengan kantung plastik untuk √


sampah terkontaminasi
8. Tersedia fasilitas cuci tangan √

Tersedia 1. Kering √
tempat
penyimpanan 2. Bersih √
obat, alat
3. Memiliki ventilasi udara √
medis dan
alkon sesuai 4. Dapat dikunci √
standar
Jumlah (%) 96%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana

yang ada di Puskesmas Ciputat Timur dalam mendukung pelayanan

ANC sudah baik. Kriterian sarana dan prasarana sudah 96% yang

terpenuhi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan pelayanan ANC di

Puskesmas Ciputat Timur diketahui bahwa masih terdapat sarana dan

prasarana pelayanan ANC yang belum memadai yaitu ruangan

pelayanan ANC, seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-


82

3a)“Ruanganya harusnya memadai ya, harusnya terpisah dengan

ruang KB.....”. Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Kepala

Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur “sarana dan prasarnanya sudah

cukup semua si.....”.

Selama ini sarana dan prasarana pelayanan ANC di Puskesmas

Ciputat Timur disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan sehingga puskesmas menggunakan sarana dan prsarana yang

didapatkan dari dinas kesehatan, seperti yang diungkapkan oleh Kepala

Puskesmas Ciputat Timur “.....kalau sarana dan prasarana kan kita

dikasih dari dinas, jadi kita pake yang ada aja si ya”

Untuk mengatasi ruang pelayanan ANC yang belum memadai

maka bidan bekerja fleksibel dengan keadaan ruangan. Seperti yanng

diungkapkan oleh bidan (R-3c) “Bidan kerjanya fleksibel dengan

keadaan ruangan....” dan bidan (R-3a) “ mengerjakan pelayanan

dengan seadanya karena memang ruanganya masih belum memadai

ya”

Tabel 5. 5 Peralatan Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Tiimur

Kriteria Cara Verifikasi Ceklist


Tersedia peralatan berupa:
1. Sphygmomanometer √
(Tensimeter)
Perlatan Dasar Tersedia 2. Termometer √
3. Stetoskop √
4. Fetoskop -
5. Reflek Hamer √
6. Timbangan dewasa √
83

7. Hb meter √
8. Doppler √
9. Metline/meteran √
10. Alat periksa urine √
(protein + reduksi)
Jumlah (%) 90%

Berdasarkan hasil observasi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa

peralatan pelayanan ANC yang ada di Puskesmas Ciputat Timur dalam

mendukung pelayanan ANC sudah baik. Kriteria peralatan pelayanan

ANC sudah 90% terpenuhi. Peralatan pelayanan ANC yang tidak

dimiliki puskesmas adalah fetoskop. Fetoskop ini adalah kombinasi

antara stetoskop dan pinard horn yaitu alat untuk mendengarkan suara

jantung janin dalam kandungan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan pelayanan ANC di

Puskesmas Ciputat Timur diketahui bahwa masih terdapat peralatan

pelayanan ANC yang belum memadai jumlahnya yaitu, timbangan,

stetoskop, reflek hammer, dan metilen (pita ukur TFU) masih belum

memadai jumlahnya sehingga harus meminjam dari ruangan lain seperti

yang diungkapkan oleh bidan (R-3d) “....alat- alat kurang, contohnya

kita ga punya termometer digital, terus timbanganya cuma satu, terus

stetoskop kurang”dan yang diungkapkan oleh bidan (R-3b) “....alat-

alat suka ilang, terus apa namanya metilen padahal sepele ya suka

rebutan sama pk (tempat bersalin) jadi rada rebutan disitu”. Hal ini

tidak sama dengan yang diungkapkan oleh kepala TU “sarana dan


84

prasarnanya sudah cukup semua si..... yang penting mah ada alat tensi,

terus buku register, semua udah ada...”

Untuk mengatasi kekurangan peralatan pelayanan ANC maka

bidan akan menggunakan alat seadanya, meminjam peralatan kepada

unit lain, selain itu akan diajukan peralatan yang tidak ada. Seperti

yang diungkapkan oleh bidan (R-3c) “.....Penggunaan peralatan juga

seadanya aja”, dan bidan(R-3d) “Pertama mengajukan, kedua minjem

.”

Tabel 5. 6 Sarana Manajemen Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur

Cara Verifikasi Ceklist


Ada prosedur tetap tertulis yang muda terlihat untuk
kegiatan berikut:
Tersedia prosedur tetap tertulis 1. Penanganan shok anafilaktik di ruang KIA √
untuk pelayanan KIA 2. Pencegahan infeksi √
3. Tanda bahaya Kehamilan √
4. SOP ANC √
Tersedia buku- buku standar 1. Buku Standar Pelayanan Kebidanan √
pelayanan yang mutakhir (versi 2. Buku Panduan Praktis Pelayanan √
terbaru) Kesehatan Maternal & Neonatal
3. Buku Pencegahan Infeksi √
Tersedia catatan medik tentang 1. Buku KIA √
pelayanan yang diberikan dalam 2. Buku Kohort Ibu hamil
jumlah yang cukup
Tersedia suatu sistem pengissian Terdapat sistem pencatatan rekam medik teratur, √
rekam medik lengkap dan berurutan (misalnya diurut secara
abjad dan/atau bernomor)
Tersedia formulir yang berkaitan 1. Istirahat √
dengan pelayanan dalam jumlah 2. Surat keteragan cuti hamil
yang cukup 3. Surat keternagan kematian
4. Informed Consent
5. Surat Rujukan
6. Surat Penolakan Rujukan/ Tindakan medis
Tersedia buku administrasi 1. Buku register pasien √
Membuat & mengirim laporan Ada arsip /bukti pengiriman laporan √
bulanan sesuai aturan bulanan/tahunan ke Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan
Penyimpanan obat dan vaksin 1. Vaksin disimpan pada suhu yang √
85

sesuai aturan dianjurkan


2. Obat- obatan tidak ada yang kadaluwarsa
3. Obat disimpan dalam lemari terkunci, tidak
di lantai dan terlindung dari panas/ banjir
Jumlah (%) 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana manajemen

pelayanan ANC yang ada di Puskesmas Ciputat Timur dalam

mendukung pelayanan ANC sudah baik. Kriteria peralatan pelayanan

ANC sudah 100% terpenuhi. Akan tetapi selama proses pengamatan

pelayanan berlangsung diketahui bahwa stok obat-obatan dan suplemen

dalam mendukung pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur sempat

kosong sehingga ibu hamil tidak mendapatkan suplemen tablet besi dari

puskesmas

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa suplemen dan obat

– obatan sempat kosong di puskesmas ,akan tetapi saat ini stoknya diasa

cukup. Hal in diungkapkan oleh bidan (R-3b) “Cukup si, untuk suplmen

mah, tapi emang pernah sempet ga ada, kalsium dulu beli diluar, kalsium

sama tablet tambah darah ya sempet dulu ga ada,tapi ga terlalu lama

ko..” dan bidan (R-3d) “.. kadang ada kadang engga, yang suka ga ada

itu tablet tambah darah sama kalsium” . Sedangkan cukupnya stok obat

saat ini diungkapkan oleh kepala puskesmas “obat- obatan sudah cukup

ya”. Selain itu menurut kepala tata usaha, obat- obatan dan suplemen

yang ada di Puskesmas Ciputat Timur didapatkan dari dinas kesehatan

oleh karena itu kekosongan stock obat biasanya disebabkan oleh tidak
86

adanya stock obat di dinas kesehatan dan tidak adanya anggaran dana di

puskesmas untuk membeli “.......karena kita di suplai dari dinas, kalau

dinas ga ada kebetulan kitanya juga kan engga nganggarin, ya jadi

terpaksa obat habis......”.

Cara mengatasi kekurangan stok obat- obatan adalah dengan

mengajukan ke bagian farmasi di dinas kesehatan, selain itu bidan akan

meresepkan obat yang kosong untuk dibeli oleh pasien di luar

puskesmas, dan apabila stok obat di dinas kesehatan masih kosong maka

puskesmas dapat membeli obat- obatan dan suplemen dengan

menggunakan dana JKN, seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3d)

“Cara mengatasinya itu pertama pengajuan ke dinas bagian farmasi.

Kalau misal dari mereka belum ada juga kita beli pake JKN terus kalau

ga bisa juga yaudah kita respkan keluar…..” dan bidan (R-3a) “Ya kita

beli obat, pakai dana JKN. Kalau misal belum ada juga maka kita

resepin keluar”. Hal ini didukung oleh pernyataan kepala tata usaha

Puskesmas Ciputat Timur “…. kalau memang ada yang dianggarin, kita

bisa beli pakai dana JKN, bisa beli juga tapi belinya yang ga ada di

dinas, jadi kita beli obat sesuai pronasnya, kalau Fe ka nada tuh, nah

nanti paling disuruh beli diluar dulu pasienya…..”

5.3 Gambaran Proses Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur

Untuk mengetahui proses pelayanan maka dilakukan pengamatan

terhadap proses pelayaan ANC kepada ibu hamil yang diberikan oleh bidan.

Pada pengamatan ini kasus yang diamati sebanyak 8 kasus ibu hamil pada
87

trimester pertama, dan 12 kasus ibu hamil pada masing- masing trimester

kedua dan ketiga , dengan jumlah kasus yang diamati sebanyak 32 ibu hamil

(kasus). Pelayanan yang diamati antara lain persiapan penolong, anamnesis,

pemeriksaan umum dan kehamilan, diagnosis, intervensi dan pelaksanaan

kegiatan, dan dokumentasi kebidanan

5.3.1 Pelayanan Trimester Pertama

A. Persiapan Penolong

Item ini adalah item persiapan penolong yang dilakukan oleh bidan

dalam memberikan pelayanan ANC. Persiapan penolong yang diamati

adalah kegiatan bidan dalam mencuci tangan setiap pemeriksaan kepada

ibu hamil. Berikut gambaran persiapan penolong yang dilakukan bidan

kepada ibu hami

Tabel 5. 7 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Pertama


Persiapan Penolong Hasil Pengamatan

R-3a R-3b R-3c R-3d


Mencuci Tangan - - - - - - - -
Jumlah Total (item) 0 0 0 0 0 0 0 0
Persentase (%) 0 0 0 0 0 0 0 0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan tidak mencuci

tangan sebelum dan sesudah bekerja pada kegiatan persiapan penolong

dalam melakukan pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa

prosedur mencuci tangan ada pada SOP pelayanan ANC akan tetapi
88

bidan tidak mencuci tangan dikarenakan lupa dan jumlah pasien yang

banyak, seperti yang diungkapkan bidan (R-3a) “......kita ga kerjain

alesanya karena udah banyak pasien nunggu jadi kita lupa....” dan

bidan R(-3d) “......kita takut pasien mengantri terlalu lama nanti ada

komplain, kalau di SOP si harusnya ada.....”

B. Anamnesa

Anamnesa yang dilakukan oleh bidan pada trimester pertama

meliputi : identitias ibu hamil, riwayat kehamilan sekarang, riwayat

kontrasepsi, riwayat medis lainya, dan riwayat sosial ekonomi lalu,

serta bertanya mengenai keluhan ibu. Berikut gambaran anamnesa pada

trimester pertama

Tabel 5. 8 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester


Pertama

Hasil Pengamatan
Anamnesa
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Identitas ibu √ √ √ √ √ √ √ √
hamil
2. Riwayat √ √ √ √ √ √ √ √
kehamilan sekarang
3. Riwayat √ √ √ √ √ √ √ √
kontrasepsi
4. Riwayat medis √ √ √ √ √ √ √ √
lain
5. Riwayat sosial √ √ √ √ √ √ √ √
ekonomi
6. Bertanya keluhan √ √ √ √ √ √ √ √
89

Jumlah Total (item) 6 6 6 6 6 6 6 6


Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase rata- rata

pelayanan anamnesa pada trimester pertama sebesar 100%. Semua item

anamnesa sudah dilakukan oleh bidan sesuai dengan anamnesa pasien

trimester pertama yaitu bidan mengisi lengkap form anamnesa pasien

pada trimester pertama yang meliputi identitas ibu hamil, riwayat

kehamilan sekranag, riwayat kontrasepsi, riwayat medis lain, riwayar

sosial ekonomi, dan bertanya keluhan pasien.

Dalam melakukan anamnesa pasien trimester pertamam bidan

memerlukan waktu minimum 3 menit, maksimum 10 menit dan rata-

rata 5 menit.

Waktu Anamnesa Trimester Pertama

12
10 10
8
6 6
5 5 5 5 waktu
4 4
3
2
0
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2

C. Pemeriksaan Umum dan Kehamilan

Pemeriksaan umum dan kehamilan diberikan oleh bidan kepada

ibu hamil setiap kunjungan kehamilanya. Pemeriksaan trimester


90

pertama meliputi meliputi pemeriksaan keadaan umum, tinggi badan,

suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, LiLA, Pemeriksaan

Laboratorium (darah dan urin)

Berikut gambaran pemeriksaan umum yang dilakukan bidan

kepada ibu hamill

Tabel 5. 9. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan


Pada Pelayanan Antenatal Trimester Pertama
Pemeriksaan Umum Hasil Pengamatan Rata-
dan Kehamilan Rata
R-3a R-3b R-3c R-3d
(%)
1. keadaan umum √ √ √ √ √ √ √ √
2. Tinggi badan √ √ √ √ √ √ √ √
3. Suhu tubuh - - - - - - - -
4. Tekanan darah √ √ √ √ √ √ √ √
5. Berat Badan √ √ √ √ √ √ √ √
6. LilA √ √ √ √ √ √ √ √
7. Cek Laboratorium √ √ √ - - - √ -
Jumlah Total (item) 6 6 6 5 5 5 6 5
Persentase (%) 85,7 85,7 85,7 71,4 71,4 71,4 85,7 71,4 78,55

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester pertama

kehamilan, bidan hanya melakukan 5-6 item pemeriksaan dari 7 item

pemeriksaan pada trimester pertama. Skor presentase rata- rata

pemeriksaan kepada ibu hamil di trimester pertama adalah 78,55 %,

skor terendah 71,4%, dan skor tertinggi 85,7%. Pemeriksaan yang tidak

dilakukan kepada ibu hamil di trimester pertama antara lain

pengukuruan suhu tubuh dan pemeriksaan laboratorium.


91

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan, bidan memberikan

pelayanan ANC pada trimester pertama mengacu pada standar

pelayanan yang ada, seperti yang diungkapkan bidan (R-3a) “.....Kalau

pemeriksaan fisik sama kita palpasi tinggi badan, berat badan, tensi, 10

standar tadi kita kerjain....” dan bidan (R-3b) “ ..... Kalau trimester

pertama biasa tensi timbang terus apalagi ya, ukur tinggi badan, LiLA,

kalau TFU belum ya, cuma mungkin HPHT, mungkin pemeriksaan LAB

ya....”. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi masih terdapat beberapa

pelayanan yang tidak diberikan oleh bidan kepada ibu hamil

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa masih terdapat ibu

hamil yang tidak mendapatkan pemeriksaan lab pada kunjungan ANC

nya karena labnya tidak bias beroprasi sampai siang hari. Berdasarkan

hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa semua ibu hamil

disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium pada trimester

pertama dan ketiga akan tetapi tidak setiap kunjungan ibu hamil selalu

dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti yang diungkapkan bidan

(R-3c) “kalau setiap kunjungan, engga semua periksa lab karena kan

kita lihat dulu ya kaya trimester satu kan untuk hemoglobin ya terus

sama kalau dia belum tahu golongan darah maka kita periksa LAB ,

terus sama trimester ketiga…..”. dan bidan (R-3d) “......Jadi kalau

dibilang setiap ibu dateng di periksa LAB engga, tapi kalau semua ibu

hamil wajib periksa LAB, wajib. Jadi ga setiap dateng dia harus cek

lagi cek lagi.....”


92

Bidan juga tidak melakukan pengukuran suhu tubuh ibu hamil,

padahal pemeriksaan suhu sebenarnya ada di dalam SOP (Standar

Operasional Prosedur). Pemeriksaan suhu tidak dilakukan oleh bidan

karena bidan lupa dan tidak ada keluhan dari pasien, seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3c) “....Kalau SOP nya si kita ada harus

periksa suhu kepada ibu hamil, Kalau aku jarang banget periksa suhu,

karena kalau untuk suhu kita biasanya kalau tensi kan teraba...” dan

bidan (R-3a) “Iya harusnya dilakukan ya, tapi iya itu satu lagi kita

lupa......”

Dalam melakukan pemeriksaan kehamilan pasien trimester

pertama, bidan memerlukan waktu minimum 3 menit, maksimum 6

menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 6 menit.

Waktu Pemeriksaan Keamilan Trimester


Pertama di Poli KIA
8
6 6
5 5 5 5
4 4
3 3 waktu
2
0
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2

D. Menetapkan Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan ini meliputi penentuan umur kehamilan,

tafsiran persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain.


93

Berikut gambaran penetapan diagnosa kebidanan yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil

Tabel 5. 10 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Pelayanan Antenatal


Trimester Pertama

Hasil Pengamatan

R-3a R-3b R-3c R-3d


1. Umur √ √ √ √ √ √ √ √
Kehamilan
2. Tafsiran √ √ √ √ √ √ √ √
persalinan
3. Resiko yang √ √ √ √ √ √ √ √
ditemukan
4. Penyakit- √ √ √ √ √ √ √ √
penyakit lain
Jumlah Total (item) 4 4 4 4 4 4 4 4
Persentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100

Berdasarkan tabel hasil pengamatan diagnosa kebidanan diatas,

didapatkan hasil bahwa pada pelayanan ibu hamil trimester pertama

bidan telah melakukan 4 dari 4 item atau semua item pada diagnosa

kebidanan diantara lain menentukan umur kehamilan ibu, menafsirkan

kelahiran, dan melihat apakah ada resiko atau penyakit yang ditemukan.

Dalam melakukan penetapan diagnosa kebidanan pada pasien

trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,

maksimum 2 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.


94

Waktu Menetapkan Diagnosa Kebidanan Trimester I

2,5
2 2 2 2 2
1,5
1 1 1 1 1 waktu
0,5
0
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2

E. Intervensi dan Implementasi

Intervensi dan implementasi yang diberikan pada ibu hamil

trimeseter pertama meliputi, skrining imunisasai TT dan pemberian

imunisasai TT bila perlu, pemberian suplemen gizi, pemberian terapi

atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi

kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu harus

melakukan kunjungan ulang.

Pada tabel 5.11 dapat dilihat bahwa pada trimester pertama rata-

rata bidan hanya melakukan 4 item dari 5 item pelayanan. Pada

trimester pertama, item yang tidak dilakukan oleh bidan yaitu skrining

status TT (Tetanus Toksoid) dan imunisasi TT bila perlu serta tidak

diberikanya tablet Fe. Presentase rata-rata intevensi dan implementasi

adalah 87,5%, skor terendah 80, dan skor tertinggi 100%


95

Tabel 5. 11 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan


Antenatal Trimester Pertama

Intervensi dan Implementasi Rata


Hasil Pengamatan 2
(%)
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Skrining status TT dan
- √ - √ - √ √ √
imunisasi bila perlu
2. Suplemen gizi √ - √ - √ √ √ √
3. Terapi dan tatalaksanan kasus
√ √ √ √ √ √ √ √
sesuai pemeriksaan
4. Informasi hasil pemeriksaan √ √ √ √ √ √ √ √
5. Informasi waktu kunjungan
√ √ √ √ √ √ √ √
ulang
Jumlah Total (item) 4 5 5 5 4 4 4 5
Presentase (%) 80 80 80 80 80 100 100 100 87,5

Pada pelayanan ANC, 3 dari 4 bidan ada yang tidak melakukan

skrining imunisasi TT kepada ibu hamil. Berdasarkan hasil wawancara

dengan bidan didapatkan hasil bahwa sebenarnya bidan mengetahui

bahwa skrining imunisasi TT harusnya diberikan pada trimester

pertama seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3d) “.....trimeter

pertama untuk ya 10 T, tensi timbang, tinggi badan, konseling, periksa

hamilnya head to toe, terus lab, skrining penyakit, skrining suntuk TT,

riwayat penyakit...” dan yang diungkapkan oleh bidan (R-3b)

“......harus di skrining dulu dari awal pada trimester pertama tadi,

kalau apa namanya, kalau dulu kan memang harus di suntik kalau
96

sekarang engga, kalau sekarang di skrining dulu. Kalau dia dari bayi

udah, terus sd udah yaudah engga usah lagi udah TT lengkap....”.

Selain itu menurut Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur yang

juga berpengalaman dalam pelayanan ANC kepada ibu hamil, skrining

imunisasi TT ini sering tidak dilakukan oleh bidan dalam pelayanan

ANC seperti yang diungkapkan sebagai berikut “ …tapi ada yang

belum menyadari semua, contohnya imunisasi TT. Imunisasi TT kan

harusnya kita skriing sebenernya, nah dia tuh ada status imuniasinya

harus berapa tuh, nah kadang itu sering tidak dilakukan, alasanya

macem- macem, rada ribet nanyanya, pasienya ga koperati……”

Pemberian tablet Fe tidak dilakukan oleh bidan dikarenakan stok

tablet Fe di puskesmas kosong seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-

3b) “ .... emang pernah sempet ga ada, kalsium dulu beli diluar,

kalsium sama tablet tambah darah ya sempet dulu ga ada,tapi ga

terlalu lama ko......”

Dalam melakukan intervensi dan implementasi pada pasien

trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 2 menit,

maksimum 3 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.


97

Waktu Intervensi Dan Implementasi Trimester I


4
3 3 3
2 2 2 2 2 2 2
waktu
1
0
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2

F. Hasil Observasi Informasi dan Konseling

Informasi dan konseling (KIE) yang diberikan bidan kepada ibu

hamil merupakan bagian pelayanan anenatal terpadu yang diberikan

sejak kontak pertama kehamilan untuk membantu ibu mengatasi

masalahanya.

Adapun materi KIE yang harus dberikan antara lain: Persiapan

persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini

dan ASI eksklusif, KB paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT

pada ibu hamil, masalah penyakit kronis dan penyakit menular, kelas

ibu, Brain booster, Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP

(Kekerasan terhadap Perempuan)

Berikut gambaran informasi dan konseling yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil


98

Tabel 5. 12 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan


Antenatal Trimester Pertama

Konseling dan Informasi Rata


Hasil Pengamatan 2
(%)
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Persiapan persalinan dan - √ √ √ - √ - -
kesiagaan menghadapi komplikasi
2. Inisasi menyusu dini dan ASI - - - - - - - -
ekslusif
3. KB paska salin - √ √ √ - - - -
4. Gizi ibu hamil √ √ √ √ √ √ -
5. Imunisasi TT - - √ - - - - -
6. Penyakit kronis dan menular - - - - √ - - -
7. Kelas Ibu - - √ - - - - -
8. Brain Booster - - √ - - - - -
9. Hiv.AIDS dan IMS - - - - - - - -
10.Kekerasan terhadap Perempuan - - - - - - - -
Jumlah Total (item) 0 3 5 3 2 2 1 0
Presentase 0 30 50 30 20 20 10 0 20

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan hanya

memberikan beberapa item pelayanan konseling kepada ibu hamil.

Presentase rata- rata pelayanan konseling adalah 20%, skor terendah

adalah 0%, dan tertinggi 60%. Pada trimester pertama, bidan yang

melakukan pelayanan konseling hanya memberikan 1-5 item dari 10

item pelayanan konseling dan informasi. Selain itu pada trimester

pertama ditemukan 2 dari 4 orang bidan tidak memberikan item

pelayanan konseling dan informasi. Pada trimester pertama, item


99

konseling yang diberikan oleh bidan antara lain informasi dan konseling

gizi ibu hamil, KB paska salin dan persiapan persalinan dan kesiagaan

menghadapi komplikasi, masalah penyakit kronis, dan HIV

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa hanya

beberapa materi konseling yang diberikan oleh bidan kepada ibu hamil

karena konseling diberikan berdasarkan keluhan pasien seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3c) “ ....kita kasih konseling sesuai dengan

keluhan....” dan bidan (R-3a) “......konseling berdasarkan keluhan

pasien, kaya tadi keluhan ibunya kan batuk, kemudian ga bisa tidur,

kemudian berat badanya tidak naik maka kita kasih konseling zat gizi.

Terus misal ibunya Hb nya rendah maka kita motivasi dia untuk

konsumsi buah beet untuk naikin hemoglobinya, kemudian pola

makanya, zat gizinya terus misal kalau dia ada keluhan lain ya perlu

rujukan kita konsulkan ke dokter....”

Selain itu pada trimester pertama materi konseling yang biasanya

selalu diberikan oleh bidan adalah materi KB paska salin seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3d) “…..Kalau kb paska salin kita udah di

kasih dari trimeseter pertama….” dan responden (R-3b) “…..Kb paska

salin biasanya diberikan di awal karena disini kan memprioritaskan kb

paska salin, jadi setelah persalianan langsung pasang…..”

Dalam melakukan pelayanan konseling dan Informasi pada pasien

trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,

maksimum 5 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 3 menit.


100

Waktu Konseling dan Informasi Trimester I


6
5 5
4
3
2 2 2 waktu
1 1
0 0
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2

G. Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi atau pencatatan yang dilakukan oleh bidan meliputi

pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan diagnosa, dan intevensi

dan implementasi yang dilakukan oleh bidan.

Berikut gambaran dokumentasi kebidanan yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil

Tabel 5. 13 Hasil Dokumentasi Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan


Antenatal Trimester Pertama

Dokumentasi Kebidanan Rata2


Hasil Pengamatan
(%)
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Data subjektif √ √ √ √ √ √ √ √
2. Data Obyektif √ √ √ √ √ √ √ √
3. Rumusan Diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √
4. Intervensi dan √ √ √ √ √ √ √ √
Implementasi
Jumlah Total (item) 4 4 4 4 4 4 4 4 100
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
101

Berdasarkan tabel hasil pengamatan dokumentasi kebidanan dalam

pelayanan antenatal dapat dilihat bahwa bidan telah melakukan 4 item

dari 4 item dokuemntasi kebidanan antara lain, pencatatan data

subyektif dan objektif pasien, rumusan diagnosa dan intervensi dan

implementasi yang bidan berikan selama pelayanan berlangsung.

Presentase dokumentasi kebidanan sebesar 100%

Dalam melakukan pelayanan dokumentasi kebidanan pada pasien

trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,

maksimum 5 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 3 menit.

Waktu Dokumentasi Kebidanan Trimester I


6
5 5
4
waktu
2 2 2 2 2
1 1
0
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2

5.3.2 Pelayanan Trimester Kedua

A. Persiapan Penolong

Item ini adalah item persiapan penolong yang dilakukan oleh bidan

dalam memberikan pelayanan ANC. Persiapan penolong yang diamati

adalah kegiatan bidan dalam mencuci tangan setiap pemeriksaan kepada

ibu hamil. Berikut gambaran persiapan penolong yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil pada trimester kedua


102

Tabel 5. 14 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Kedua

Persiapan Hasil Pengamatan Rata


Penolong R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
(%)
1.Mencuci - - - - - - - - - - - -
Tangan

Jumlah Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(item)
Presentase (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan juga tidak

mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja pada trimester kedua

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa

prosedur mencuci tangan ada pada SOP pelayanan ANC akan tetapi

bidan tidak mencuci tangan dikarenakan lupa dan pasien yang banyak

seperti yang diungkapkan bidan (R-3a) “......kita ga kerjain alesanya

karena udah banyak pasien nunggu jadi kita lupa....” dan bidan R(-3d)

“......hehe tidak ya. Harusnya si dilakukan ya. Alesanya kadang lupa

ya, kebiasaan jelek kali ya.....”

B. Anamnesa

Anamnesa yang dilakukan oleh bidan pada trimester kedua

meliputi : memperhatikan catatan yang sebelumnya dan lebih banyak

bertanya mengenai keluhan ibu hamil. Berikut gambaran anamnesa

pada trimester kedua


103

Tabel 5. 15 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester


Kedua

Pemeriksaan Umum Hasil Pengamatan Rata


dan Kehamilan R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
(%)
1.Memperhatikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
catatan sebelumnya
2.Bertanya Keluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Jumlah Total (item) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item anamnesa sudah

dilakukan oleh bidan sesuai dengan anamnesa pasien trimester kedua.

Pada trimester kedua dan ketiga bidan memperhatikan catatan

kunjungan sebelumnya dan lebih banyak bertanya tentang keluhan yang

dialami pasien. Sehingga didapatkan presentase pelayanan anamnesa

pada trimester kedua sudah mencapai 100%

Dalam melakukan anamnesa pasien trimester kedua, bidan

memerlukan waktu minimum 1 menit, maksimum 4 menit dan rata- rata

2 menit
104

Waktu Anamnesa Trimester Kedua

6
5
4 4

2 2 Waktu
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0

C. Pemeriksaan Umum dan Kehamilan

Pemeriksaan umum dan kehamilan diberikan oleh bidan kepada ibu

hamil setiap kunjungan kehamilanya. Pemeriksaan trimester kedua

meliputi pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat

badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, dan denyut jantung janin

Berikut gambaran pemeriksaan umum yang dilakukan bidan

kepada ibu hamill pada trimester kedua

Tabel 5. 16 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan


PadaPelayanan Antenatal Trimester Kedua
Pemeriksaan Hasil Pengamatan Rata
Umum dan R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
Kehamilan (%)
1. Keadaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
umum
2. Suhu tubuh - - - - - - - - - - - -
3. Tekanan darah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Berat Badan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Tinggi Fundus √ √ √ √ √ √ √ - √ - √ √
105

Uteri (TFU)

6. Presentasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Janin
7. Denyut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jantung Janin
(DJJ)
Jumlah Total 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 6
(item)
Presentase (%) 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 71,4 85,7 71,4 85,7 85,7 83,3

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester kedua rata-

rata bidan melakukan 5-6 item dari 7 item pemeriksaan. Presentae rata-

rata 83,3%, skor presentase terendah 71,4%, skor tertinggi 85,7%.Pada

trimester kedua item yang tidak dilakukan oleh bidan antara lain

pemeriksaan suhu dan pengukuran tinggi fundus uteri

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan, pemeriksaan

kehamilan yang dilakukan pada trimester kedua hampir sama dengan

trimester pertama akan tetapi sudah mulai dilakukan pemeriksaan

kondisi janin, seperti yang diungkapkan bidan (R-3b) “.....sama aja ya

kalau trimester kedua TFU udah diperiksa, terus apalagi ya tensi terus

ehmm terus ehmm yang buat temu wicara buat penyakit menular

seksual ya, terus denyut jantung janin ya....”dan bidan (R-3d) “ .....

Trimester kedua itu sama aja aya trimester pertama cuma kalau di

trimester kedua tinggi badan ga kita lakuin lagi, lab ga kita lakuin lagi

skrining TT ga kita lakuin lagi kecuali dia baru dateng di trimester


106

kedua, pasien baru...”. Selain menurut bidan meskipun pemeriksaan

suhu ada di dalam SOP akan tetapi pemeriksaan suhu tidak dilakukan

oleh bidan karena bidan lupa dan tidak ada keluhan dari pasien, seperti

yang diungkapkan oleh bidan (R-3c) “....Kalau SOP nya si kita ada

harus periksa suhu kepada ibu hamil, Kalau aku jarang banget periksa

suhu, karena kalau untuk suhu kita biasanya kalau tensi kan teraba...”

dan bidan (R-3a) “Iya harusnya dilakukan ya, tapi iya itu satu lagi kita

lupa......”

Dalam melakukan pemeriksana kehamilan pasien trimester kedua,

bidan memerlukan waktu minimum 5menit, maksimum 15 menit dan

rata- rata waktu yang diperlukan 6 menit.

Waktu Pmeriksaa Kehamilan Trimester Kedua


di Poli KIA
20
15 15
10 10
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 waktu
0

D. Menetapkan Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan ini meliputi penentuan umur kehamilan,

tafsiran persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain

Berikut gambaran penetapan diagnosa kebidanan yang dilakukan

bidan kepada ibu hamil:


107

Tabel 5. 17 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan

Menetapkan Hasil Pengamatan Rata


Diagnosa R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
Kebidanan (%)
1. Umur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kehamilan
2. Tafsiran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
persalinan
3. Resiko yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ditemukan
4. Penyakit- √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penyakit lain
Jumlah Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
(item)
100
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Berdasarkan tabel hasil pengamatan diagnosa kebidanan diatas,

didapatkan hasil bahwa pada pelayanan ibu hamil trimester kedua

bidan telah melakukan 4 dari 4 item atau semua item pada diagnosa

kebidanan diantara lain menentukan umur kehamilan ibu, menafsirkan

kelahiran, dan melihat apakah ada resiko atau penyakit yang ditemukan.

Dalam melakukan penetapan diagnosa kebidanan pada pasien

trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,

maksimum 2 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit


108

Waktu Menetapkan Diagnosa Kebidanan


Trimester II

3
2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 Waktu
0

E. Intervensi dan Implementasi

Intervensi dan implementasi yang diberikan pada ibu hamil

trimeseter kedua meliputi: pemberian suplemen gizi, pemberian terapi

atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi

kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu harus

melakukan kunjungan ulang. Berikut gambaran intervensi dan

implementasi yang dilakukan bidan kepada ibu hamil

Tabel 5. 18 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan


Antenatal Trimester Kedua

Intervensi dan Hasil Pengamatan Rata


Implementasi R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
(%)
1. Suplemen gizi √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Terapi dan √ √ √ √ √ √
tatalaksanan
√ √ √ √ √ √
kasus sesuai
pemeriksaan
3. Informasi hasil √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
pemeriksaan
4. Informasi waktu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
109

kunjungan
ulang
Jumlah Total 4 4 4 4 4 4 4 98,3
4 3 4 4 4
(item)

Presentase (%) 100 80 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester kedua

presentase rata- rata pelayanan yang diberika oleh bidan sebesar 98,3%,

skor tertinggi 100%, dan skor terendah 80%. Pelayanan yang tidak

dilakukan oleh bdan pada trimester kedua adalah tidak diberikanya

tablet Fe kepada ibu hamil

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa

pemberian tablet Fe tidak dilakukan oleh bidan dikarenakan stok tablet

Fe di puskesmas kosong seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3b) “

.... emang pernah sempet ga ada, kalsium dulu beli diluar, kalsium

sama tablet tambah darah ya sempet dulu ga ada,tapi ga terlalu lama

ko......”

Dalam melakukan intervensi dan implementasi pada pasien

trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 2 menit,

maksimum 3 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.


110

Waktu Intevensi dan Implementasi Trimester II


3,5
3 3
2,5
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1,5 Waktu Intevensi dan
1 Implementasi
0,5 Trimester II
0

F. Informasi dan Konseling


Informasi dan konseling (KIE) yang diberikan bidan kepada ibu

hamil merupakan bagian peayanan antenatal terpadu yang diberikan

sejak kontak pertama kehamilan untuk membantu ibu mengatasi

masalahanya.

Adapun mater KIE yang harus dberikan antara lain: Persiapan

persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini

dan ASI eksklusif, KB paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada

ibu hami l, masalah penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu,

Brain booster, Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan

terhadap Perempuan)

Berikut gambaran informasi dan konseling yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil


111

Tabel 5. 19 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan


Antenatal Trimester Kedua

Intervensi dan Hasil Pengamatan Rata


Implementasi Rata
R-3a R-3b R-3c R-3d
(%)
1. Persiapan √ - √ √ √ - √ √ - √ - -
persalinan dan
kesiagaan
menghadapi
komplikasi
2. Inisasi menyusu - - - √ - - - - - - - -
dini dan ASI
ekslusif
3. KB paska salin - - - - - - - - - - - -
4. Gizi ibu hamil √ √ - √ √ √ - - - √ √
5. Imunisasi TT - - √ - - - - - - - - -

6. Penyakit kronis √ - - - - - - - - - - -
dan menular
7. Kelas Ibu - - - - - - - - - - - -
8. Brain Booster - - - - - - - - - - - -
9. Hiv.AIDS dan - - - - - - - - - - - -
IMS
10.Kekerasan - - - - - - - - - - - -
terhadap Perempuan
Jumlah Total (item) 3 0 3 3 2 1 2 1 0 1 1 1
Presentase 30 0 30 30 20 10 20 10 0 10 10 10 15

Berdasarkan tabel diata dapat dilihat bahwa bidan hanya

memberikan beberapa item pelayanan konseling kepada ibu hamil.

Presentase rata- rata pelayanan konseling adalah 15%, skor terendah


112

adalah 0%, dan tertinggi 30%. Pada trimester kedua, bidan yang

melakukan pelayanan konseling hanya memberikan 1-3 item dari 10 item

pelayanan konseling dan informasi. Selain itu pada trimester kedua

ditemukan 2 dari 4 orang bidan tidak memberikan item pelayanan

konseling dan informasi. Pada trimester kedua, item konseling yang

diberikan oleh bidan antara lain informasi dan konseling gizi ibu hamil,

persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, Inisiasi

menyusu dini dan ASI, imunisasi TT, dan penyaki kronis

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa pada

pelayanan konseling trimester kedua tidak jauh berbeda dengan

pelayanan konseling trimester pertama yaitu hanya beberapa materi

konseling yang diberikan oleh bida kepada ibu hamil karena konseling

diberikan berdasarkan keluhan pasien

Materi konseling mengenai kelas ibu, brain booster, HIV/AIDS,

dan kekerasan terhadap perempuan tidak diberikan oleh bidan saat

konseling dikarenakan tidak ada keluhan dari ibu hamil seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3a) “…..Kalau brain booster kita juga lupa

ngasih tu ya. Kalau IMS ada beberapa kasus juga, tapi ya kalau ibunya

ada keluhan ya. Kalau informasi kekerasan terhadap perempuan, jarang

ya karena kalau ga ada kasus ga kita berikan konseling” Selain itu

banyanknya pasien juga menjadi alasan bidan hanya menyampaikan

beberapa materi konseling, seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3b)

“… jadi kalau dibahas itu yang dia minta, jadi dia ada keluhan apa nanti
113

kita kasih saran dan masukan. Kalau penyakit menular itu ga kita kasih

karena pasienya udah terlalu banyak ya. …”

Dalam melakukan pelayanan konseling dan Informasi pada pasien

trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit, maksimum

15 menit. Waktu rata- rata yang diperlukan bidan adalah 4 menit

Waktu Konseling dan Informasi Trimester II


20
15 15
10 10
waktu
5
2 3 2 3
0 0 1 0 1 1 1

G. Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi atau pencatatan yang dilakukan oleh bidan meliputi

pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan diagnosa, dan intevensi

dan implementasi yang dilakukan oleh bidan.

Berikut gambaran dokumentasi kebidanan yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil

Tabel 5. 20 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan


Antenatal Trimester Kedua

Dokumentasi Hasil Pengamatan Rata


Kebidanan Rata
R-3a R-3b R-3c R-3d
(%)
1. Data subjektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Data Obyektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
114

3. Rumusan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Diagnosa
4. Intervensi dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Implementasi
Jumlah Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
(item)
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Berdasarkan tabel hasil pengamatan dokumentasi kebidanan dalam

pelayanan antenatal dapat dilihat bahwa bidan telah melakukan 4 item

dari 4 item dokuemntasi kebidanan antara lain, pencatatan data

subyektif dan objektif pasien, rumusan diagnosa dan interbensi dan

implementasi yang bidan berikan selama pelayanan berlangsung.

Presentase dokumentasi kebidanan sebesar 100%

Dalam melakukan pelayanan dokumentasi kebidanan pada pasien

trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,

maksimum 2 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.

Waktu Dokumentasi Kebidanan Trimester II


3
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1
waktu
0

5.3.3 Pelayanan Trimester Ketiga

A. Persiapan Penolong

Item ini adalah item persiapan penolong yang dilakukan oleh bidan

dalam memberikan pelayanan ANC. Persiapan penolong yang diamati


115

adalah kegiatan bidan dalam mencuci tangan setiap pemeriksaan kepada

ibu hamil. Berikut gambaran persiapan penolong yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil pada trimester ketiga

Tabel 5. 21 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Ketiga

Persiapan Hasil Pengamatan Rata


Penolong R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
(%)
1.Mencuci - - - - - - - - - - - -
Tangan
Jumlah Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(item) 0
Presentase (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan juga tidak

mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja pada trimester ketiga

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa setiap

kontak dengan pasien bidan diharuskan mencuci tangan akan tetapi bidan

sering mengeluh lupa dan antrian pasienya banyak, seperti yang

diungkapkan bidan (R-3c) “….harusnya setiap kontak dengan pasien

cuci tangan. Kadang aku ga lakuin ya alesanya suka lupa ya saya juga

jadi setelah pasien yang saya tangani selesai terus langsung panggil

pasien yang berikutnya” selain itu keterbatasan waktu pelayanan juga

menjadi alasan bidan tidak mencuci tangan seperti yang diungkapkan

bidan (R-3d) “….Engga,, jujur engga. Karena waktunya terbatas,

antrian pasien yang banyak….”


116

B. Anamnesa

Anamnesa yang dilakukan oleh bidan pada trimester ketiga

meliputi: memperhatikan catatan yang sebelumnya dan lebih banyak

bertanya mengenai keluhan ibu hamil. Berikut gambaran anamnesa

pada trimester ketiga

Tabel 5. 22 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester


Ketiga

Anamnesa Hasil Pengamatan Rata


Pasien R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
(%)
1.Memperhatika √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
n catatan
sebelumnya
2.Bertanya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keluhan
Jumlah Total 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
100
(item)
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item anamnesa sudah

dilakukan oleh bidan sesuai dengan anamnsa pasien trimester ketiga.

Pada trimester ketiga bidan memperhatikan catatan kunjungan

sebelumnya dan lebih banyak bertanya tentang keluhan yang dialami

pasien. Sehingga didapatkan presentase pelayanan anamnesa pada

trimester kedua sudah mencapai 100%


117

Dalam melakukan anamnesa pasien trimester ketiga, bidan

memerlukan waktu minimum 1 menit, maksimum 3 menit dan rata- rata

2 menit

Waktu Anamnesa Trimester Ketiga

4
3 3
2 2 2 2 2
Waktu
1 1 1 1 1 1 1 1
0

C. Pemeriksaan Umum dan Kehamilan


Pemeriksaan umum dan kehamilan diberikan oleh bidan kepada

ibu hamil setiap kunjungan kehamilanya. Pemeriksaan trimester ketiga

meliputi pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat

badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, dan denyut jantung janin,

dan pemeriksaan laboratorium

Berikut gambaran pemeriksaan umum yang dilakukan bidan

kepada ibu hamill

Tabel 5. 23 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan


PadaPelayanan Antenatal Trimester Ketiga
Pemeriksaan Hasil Pengamatan Rata
Umum dan R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
Kehamilan (%)
1. Keadaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
umum
118

2. Suhu tubuh - - - - - - - - - - - -
3. Tekanan darah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Berat Badan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Tinggi Fundus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Uteri (TFU)
6. Presentasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Janin
7. Denyut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jantung Janin
(DJJ)
8. Pemeriksaan - - - √ - √ - √ √ - √ -
laboratorium
Jumlah Total 6 6 6 7 6 7 6 7 7 6 7 6
(item)
Presentase (%) 75 75 75 87,5 75 87,5 75 87,5 87,5 75 87,5 75 80,3

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester ketiga

rata- rata bidan melakukan 6-7 item dari 8 item pemeriksaan. Presentae

rata- rata 80,3%, skor presentase terendah 75%, skor tertinggi 87,5%.

Pada trimester ketiga item pemeriksaan yang tidak dilakukan oleh bidan

antara lain pengukuran suhu tubuh dan pemeriksaan laboratorium

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan, pemeriksaan

kehamilan yang dilakukan pada trimester ketiga hampir sama dengan

trimester kedua, bedanya pada trimester ketiga dilakukan pemeriksaan

laboratorium untuk persiapan menjelang persalinan, seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3c) “Kalau trimester ketiga sama aja ya

pemeriksaan fisik kaya tensi, palpasi terus periksa DJJ, posisi

terbawah, terus Lab lagi karena mau mendekati persalinan jadi kita cek
119

lagi” dan bidan (R-3d)“….. tapi lab saya lakuin kan sempet stop di

trimeste kedua, nah di trimester ketiga kita lakuin lagi buat evaluasi.

Bedanya pemeriksaan LAB di trimester satu sama trimester ketiga itu,

kalau trimester satu lab yaang harus diperiksa banyak, cek golongan

darah, Hb, Hbsag,HIV. Tapi kalau di trimester ketiga cukup Hb sama

protein urin”

Pada beberapa ibu hamil trimester ketiga tidak dilakukan

pemeriksaan laboratorium. Menurut bidan pemeriksaan laboratorium

tidak harus selalu dilakukan setiap kunjungan ibu hamil, selain itu

apabila pemeriksaan labnya sudah lengkap maka tidak perlu dilakukan

pemeriksaan lab kembali pada kunjungan berikutnya. Seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3c) “…..Karena memang kan kita lihat dulu

kebutuhan ibunya jadi ga semua periksa LAB. Kalau ibu pemeriksaan

LAB sudah lengkap itu biasanya di usia kehamilan 40 – 41 minggu ya,

Kalau pemeriksaan LAB nya sudah lengkap ga kita periksa lagi. …..”

Dalam melakukan pemeriksana kehamilan pasien trimester

ketiga, bidan memerlukan waktu minimum 3 menit, maksimum 10

menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 7 menit.


120

Waktu Pemeriksaan Kehamilan Trimester Ketiga


di Poli KIA
12
10 10
8 8
7
6 6
5 5 5 5
4 waktu
3 3 3 3
2
0

Dalam melakukan pemeriksaan laboratorium per pasien (ibu

hamil) memerlukan waktu minimum 15 menit, maksimum 90 menit dan

rata- rata waktu yag diperlukan 45 menit

Waktu Pemeriksaan Laboratorium


100
90
80
75 75

60 60 60 60
47 waktu
40 40
30 30 30 30 33 30
20 20 20 20
15

D. Menetapkan Diagnosa Kebidanan


Diagnosa kebidanan ini meliputi penentuan umur kehamilan, tafsiran

persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain

Berikut gambaran penetapan diagnosa kebidanan yang dilakukan

bidan kepada ibu hamil:


121

Tabel 5. 24 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Trimester Ketiga

Menetapkan Hasil Pengamatan Rata


Diagnosa R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
Kebidanan (%)
1. Umur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kehamilan
2. Tafsiran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
persalinan
3. Resiko yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ditemukan
4. Penyakit- √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penyakit lain
Jumlah Total (item) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

Berdasarkan tabel hasil pengamatan diagnosa kebidanan diatas,

didapatkan hasil bahwa pada pelayanan ibu hamil trimester kedua

bidan telah melakukan 4 dari 4 item atau semua item pada diagnosa

kebidanan diantara lain menentukan umur kehamilan ibu, menafsirkan

kelahiran, dan melihat apakah ada resiko atau penyakit yang ditemukan.
122

Dalam melakukan penetapan diagnosa kebidanan pada pasien

trimester ketiga, bidan memerlukan waktu 2 menit.

Waktu Menetapkan Diganosa Kebidanan Trimester


III
4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 waktu

E. Intervensi dan Implementasi


Intervensi dan implementasi yang diberikan pada ibu hamil

trimeseter ketiga meliputi: pemberian suplemen gizi, pemberian terapi

atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi

kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu harus

melakukan kunjungan ulang. Berikut gambaran intervensi dan

implementasi yang dilakukan bidan kepada ibu hamil:

Tabel 5. 25 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan


Antenatal Trimester Ketiga

Intervensi dan Hasil Pengamatan Rata


Implementasi R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
(%)
1. Suplemen gizi - √ √ - - - √ √ √ √ √ √
2. Terapi dan
tatalaksanan kasus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai pemeriksaan
3. Informasi hasil
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pemeriksaan
4. Informasi waktu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
123

kunjungan ulang
Jumlah Total (item) 3
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

Presentase (%) 80 100 100 80 80 80 100 100 100 100 100 100
93,33

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester ketiga

beberapa bidan hanya melakukan 3 dari 4 item pelayanan. Pada

trimester ketiga, item yang tidak dilakukan oleh bidan yaitu pemberian

tablet tablet Fe. Presentase rata-rata intevensi dan implementasi adalah

93,33%, skor terendah 80, dan skor tertinggi 100%

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemberian tablet Fe tidak

dialkukan oleh bidan dikarenakan stok tablet Fe di puskesmas kosong

seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3b) “ .... emang pernah sempet

ga ada, kalsium dulu beli diluar, kalsium sama tablet tambah darah ya

sempet dulu ga ada,tapi ga terlalu lama ko......”

Untuk mengatasi hal tersebut maka bidan biasanya meresepkan

obat atau suplemen untuk ibu hamil beli diluar puskesmas, seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3c) “Kalau misalkan stock kosong maka

kita meresepkan obat yang tidak ada……” dan bidan (R-3b) “……jadi

diresepin diluar, jadi disuruh beli diluar, jadi ga kita kasih disini…..”

Dalam melakukan intervensi dan implementasi pada pasien

trimester ketiga, bidan memerlukan waktu rata- rata 2 menit


124

Waktu Intervensi dan Implementasi Trimester III


2,5
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1,5
1
waktu
0,5
0

F. Informasi dan Konseling


Informasi dan konseling (KIE) yang diberikan bidan kepada ibu

hamil merupakan bagian peayanan anenatal terpadu yang diberikan sejak

kontak pertama kehamilan untuk membantu ibu mengatasi masalahanya.

Adapun materi KIE yang harus dberikan antara lain: Persiapan

persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini

dan ASI eksklusif, KB paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada

ibu hami l, masalah penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu,

Brain booster, Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan

terhadap Perempuan)

Berikut gambaran informasi dan konseling yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil pada trimester ketiga

Tabel 5. 26 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan


Antenatal Trimester Ketiga

Intervensi dan Hasil Pengamatan Rata


Implementasi Rata
R-3a R-3b R-3c R-3d
(%)
1. Persiapan persalinan √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ -
dan kesiagaan
menghadapi komplikasi
125

2. Inisasi menyusu dini dan - - - - - - - - - - - -


ASI ekslusif
3. KB paska salin - - - - - - - - - - √ -
4. Gizi ibu hamil √ √ √ √ √ - - - √ - - -
5. Imunisasi TT - - - - - - - - - - - -
6. Penyakit kronis dan - - - - - √ - - - - - -
menular
7. Kelas Ibu - - - - - - - - - - - -
8. Brain Booster - - - - - - - - - - - -
9. Hiv.AIDS dan IMS - - - - - - - - - - - -
10.Kekerasan terhadap - - - - - - - - - - - -
Perempuan
Jumlah Total (item) 2 2 1 1 2 1 0 1 2 1 2 0
Presentase 20 20 10 10 20 10 0 10 20 10 20 10 13,3

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan hanya

memberikan beberapa item pelayanan konseling kepada ibu hamil.

Presentase rata- rata pelayanan konseling adalah 13,3%, skor terendah

adalah 0%, dan tertinggi 20%. Pada trimester ketiga, bidan yang

melakukan pelayanan konseling hanya memberikan 1-2 item dari 10

item pelayanan konseling dan informasi. Selain itu pada trimester

ketiga ditemukan 1 dari 4 orang bidan tidak memberikan item

pelayanan konseling dan informasi. Pada trimester ketiga, item

konseling yang diberikan oleh bidan antara lain informasi dan konseling

gizi ibu hamil dan program persiapan persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K). Meskipun demikian pada materi (P4K), materi

konseling yang paling sering diberikan bidan kepada ibu hamil adaah
126

materi mengenai persiapan persalinan dengan memiliki jaminan

asuransi pemerintah yaitu ibu hamil sebaiknya memiliki kartu BPJS

(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sedangakan materi mengenai

pencegahan komplikasi masih rendah diberikan oleh bidan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa pada

pelayanan konseling trimester ketiga hanya beberapa materi konseling

yang diberikan oleh bida kepada ibu hamil karena konseling diberikan

berdasarkan keluhan pasien. Materi konseling yang biasanya diberikan

oleh bidan pada trimester ketiga adalah materi mengenai persiapan

persalinan, inisiasi menyusu dini dan ASI Ekslusif, seperti yang

diungkapkan oleh bidan (R-3d) “Kalau inisasiasi menyusu dini dan asi

ekslusif kita kasih di trimester ketiga. Kan kalau di trimester ketiga kita

kasih konseling asi ekslusif terus perispan persalinan, sama perawatan

tali pusar …..“. Hal ini sebenarnya berbeda dengan hasil observasi

kepada bidan, pada pelayanan antenatal bidan bidan juga tidak

memberikan konseling mengenai inisiasi menyusu dini dan ASI

ekslusif

Dalam melakukan pelayanan konseling dan Informasi pada pasien

trimester ketiga, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,

maksimum 6 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 4 menit.


127

Waktu Konseling dan Informasi Trimester III


8
6 6
5
4 4 4 4
3 3 waktu
2 2 2
1 1
0 0

G. Hasil Observasi Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi atau pencatatan yang dilakukan oleh bidan meliputi

pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan diagnosa, dan intevensi

dan implementasi yang dilakukan oleh bidan.

Berikut gambaran dokumentasi kebidanan yang dilakukan bidan

kepada ibu hamil

Tabel 5. 27 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan


Antenatal Trimester Ketiga

Dokumentasi Hasil Pengamatan Rata


Kebidanan R-3b R-3c R-3d Rata
R-3a
(%)
5. Data subjektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Data Obyektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Rumusan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Diagnosa
8. Intervensi dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Implementasi
Jumlah Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
(item)
100
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
128

Berdasarkan tabel hasil pengamatan dokumentasi kebidanan dalam

pelayanan antenatal dapat dilihat bahwa bidan telah melakukan 4 item

dari 4 item dokuemntasi kebidanan antara lain, pencatatan data

subyektif dan objektif pasien, rumusan diagnosa dan interbensi dan

implementasi yang bidan berikan selama pelayanan berlangsung.

Presentase dokumentasi kebidanan sebesar 100%

Dalam melakukan pelayanan dokumentasi kebidanan pada pasien

trimester ketiga, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,

maksimum 5 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.

Waktu Dokumentasi Kebidanan Trimester III


6
5
4
3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 waktu
1
0

5.4 Gambaran Output Pelayanna ANC Puskesmas Ciputat Timur

5.4.1 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar

Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang sesuai dengan

standar pelayanan yang ada. Oleh karena itu pada penelitian ini akan

digambarkan kepatuhan bidan terhadap pelayanan ANC melipui persiapan

penolong, anamnesa, pemeriksaan umum dan kehamilan, menetapkan

diagnose kebidanan, observasi da implementasi, informasi dan konseling, dan

dokumentasi kebidanan.
129

Berikut gambaran kepatuhan bidan dalam melakukan pelayanan ANC

pada trimester pertama, kedua, dan ketiga di Puskesmas Ciputat Timur :

Tabel 5. 28 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar Pelayanan ANC


Kepatuhan Terhadap Standar
(%)
Pelayanan ANC Rata- Rata
Trimester Trimester Trimester
(%)
Pertama Kedua Ketiga
Persiapan Penolong 0 0 0 0
(mencuci tangan)

Anamnesa 100 100 100 100

Pemeriksaan Umum dan 78,55 83,3 80,3 80,71


Kehamilan

Menetapkan Diagnosa 100 100 100 100


Kebidanan

Observasi dan 87,5 98,3 93,3 93,03


Implementasi
Informasi dan Konseling 20 15 13,3 16,1

Dokumentasi Kebidanan 100 100 100 100

Dalam melakukan pelayanan ANC, kepatuhan bidan terhadap

standar yang sudah baik yaitu pada pelayanan anamnesa, menetapkan

diagnose kebidanan, dokumentasi kebidanan dan observasi dan

implementasi dengan presentase rata2 >90%. Kepatuhan bidan yang

masih rendah adalah pada pelayanan persiapan penolong sebesar 0%,

pemeriksaan umum dan kehamilan 78,83%, dan pelayanan konseling

sebesar 16,1%
130

5.4.2 Kepuasan Pasien

Pengukuran kepuasan pasien dilakukan kepada ibu hamil pada

trimester pertama, kedua dan ketiga yang sebelumnya telah diobservasi

terlebih dahulu pelayanan ANCnya di dalam poli KIA .

Item Nilai Pelayanan Nilai Harapan Kesesuaian Kesesuaian


(rata-rata) (rata-rata) (%) rata-rata
Ῡ (%)

Tangible

1. Puskesmas Ciputat Timur 3,09 3,12 99,01


memiliki kenyamanan di
ruang pelayanan dan ruang
tunggu
2. Petugas KIA (bidan) 3,12 3,12 100
berpenampil rapi, sopan dan 98,40
keserasian seragam dalam
menjalankn tugasnya
3. Puskesmas Ciputat Timur 3,03 3,12 97,1
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
4. Peralatan medis yang 3,12 3,2 97,5
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih

Item Nilai Pelayanan Nilai Harapan Kesesuaian Kesesuaian


(rata-rata) (rata-rata) (%) rata-rata
Ῡ (%)

Reliability Pasien Trimester 1

1. Prosedur Pelayanan 3,25 3,25 100


Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit

2. Bidan mencuci tangan 2,25 3,25 69,2


91,1
sebelum melakukan pelayanan

3. Bidan menanyakan identitas, 3,25 3,25 100


riwayat kehamilan,
kontrasepsi, medis, obstetri
dan sosial ekonomi ibu
131

4. Bidan melakukan pengukuran 3,13 3,13 100


tinggi badan

5. Bidan melakukan pengukuran 2 3,13 63,9


suhu tubuh

6. Bidan melakukan 3,13 3,13 100


penimbangan berat badan
kepada ibu
7. Bidan melakukan pengukuran 3,13 3,13 100
tekanan darah kepada ibu
8. Bidan melakukan pengukuran 2,75 3,13 87,86
lingkar lengan kepada ibu
9. Dilakukan pemeriksaan 2,5 3 83,3
laboratorium kepada ibu oleh
petugas laboratorium
10. Ibu diberikan tablet tambah 2,5 3 83,3
darah (zat besi)
11. Dilakukan skrining status TT 2,75 3 87,86
(Tetanus Toxoid) dan
diberikan vaksinasi TT
12. Bidan memberikan informasi 3,25 3,25 100
dan konseling kepada ibu
hamil
13. Kegiatan administrasi rapi dan 3,25 3,25 100
teratur
14. Petugas KIA (Bidan) 3,25 3,25 100
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
132

Item Nilai Pelayanan Nilai Harapan Kesesuaian Kesesuaian


(rata-rata) (rata-rata) (%) rata-rata
Ῡ (%)

Reliability Pasien Trimester 2

1. Prosedur Pelayanan 3,17 3,17 100


Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit

2. Bidan mencuci tangan 2.33 3,25 71,69


sebelum melakukan pelayanan

3. Bidan menanyakan keluhan 3,08 3,08 100


yang ibu alami selama
kehamilan

4. Bidan melakukan pengukuran 2,25 3 75


suhu tubuh
95,5

5. Bidan melakukan 3,08 3,08 100


penimbangan berat badan
kepada ibu
6. Bidan melakukan pengukuran 3,08 3,08 100
tekanan darah kepada ibu
7. Bidan melakukan pengukuran 3,08 3,08 100
tinggi perut (fundus uteri)
8. Bidan melakukan pemeriksaan 3,08 3,08 100
posisi bayi (janin)
9. Bidan melakukan pemeriksaan 3,08 3,08 100
denyut jantung bayi (janin)
10. Ibu diberikan tablet tambah 2,92 3 97,33
darah (zat besi)
11. Bidan atau petugas kesehatan 3 3,08 97,33
di puskesmas ini memberikan
informasi dan konseling
kepada ibu hamil
12. Kegiatan administrasi rapi dan 3,08 3,08 100
teratur
13. Petugas KIA (Bidan) 3,08 3,08 100
memberikan pelayanan ANC
133

yang memuaskan sesuai


dengan kebutuhan pasien

Item Nilai Pelayanan Nilai Harapan Kesesuaian Keseuaian


(rata-rata) (rata-rata) (%) rata –rata
Ῡ (%)

Reliability Pasien Trimester 3


1. Prosedur Pelayanan 3,17 3,25 97,54
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit

2. Bidan mencuci tangan 2.16 3,08 70,13


sebelum melakukan pelayanan

3. Bidan menanyakan keluhan 3,17 3,17 100


yang ibu alami selama
kehamilan

4. Bidan melakukan pengukuran 2,08 3 69,33


suhu tubuh 94,3

5. Bidan melakukan 3,08 3,08 100


penimbangan berat badan
kepada ibu
6. Bidan melakukan 3,08 3,08 100
penimbangan berat badan
kepada ibu
7. Bidan melakukan pengukuran 3 3,08 97,40
tinggi perut (fundus uteri)
8. Bidan melakukan pemeriksaan 3,08 3,08 100
posisi bayi (janin)
9. Bidan melakukan pemeriksaan 3,08 3,08 100
denyut jantung bayi (janin)
10. Dilakukan pemeriksaan 3,08 3,08 100
laboratorium kepada ibu oleh
petugas laboratorium
11. Ibu diberikan tablet tambah 2,75 2,91 94,50
darah (zat besi)
134

12. Bidan atau petugas kesehatan 3 3,08 97


di puskesmas ini memberikan
informasi dan konseling
kepada ibu hamil
13. Kegiatan administrasi rapi dan 3,08 3,17 97,16
teratur
14. Petugas KIA (Bidan) 3,08 3,17 97,16
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien

Item Nilai Pelayanan Nilai Harapan Kesesuaian Kesesuaian


(rata-rata) (rata-rata) (%) rata –rata
Ῡ (%)

Responsiveness
1. Pelayanan dimulai tepat 3 3,19 94,04
waktu

2. Petugas KIA (Bidan) 3,19 3,19 100


memberi tanggapan yang 98,51
baik dan cepat terhadap
keluhan pasien
3. Prosedur penyampaian 3,13 3,13 100
informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
4. Petugas KIA (Bidan) 3,09 3,09 100
selalu ada sesuai jadwal
135

Item Nilai Pelayanan Nilai Harapan Kesesuaian Kesesuaian


(rata-rata) (rata-rata) (%) rata –rata
Ῡ (%)

Assurance
1. Puskesmas Ciputat Timur 3,06 3,09 99
memberikan jaminan
apabila terjadi kesalahan
pada hasil kinerja Petugas
KIA (Bidan) 99,5
2. Petugas KIA (Bidan) 3,09 3,09 100
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan
dapat dipercaya
3. Penarikan tarif biaya 3,16 3,16 100
sesuai dengan kualitas
pelayanan yang diterima
4. Petugas KIA (Bidan) 3,09 3,12 99
Puskesmas memiliki
kemampuan,
pengetahuan yang luas
dan kecakapan dalam
menjalankan tugasnya

Item Nilai Pelayanan Nilai Harapan Kesesuaian Kesesuaian


(rata-rata) (rata-rata) (%) rata- rata
Ῡ (%)

Empathy
1. Puskesmas Ciputat 3,13 3,09 101,3
Timur memberikan
kemudahan pelayanan
ANC 99,1
136

2. Petugas KIA (Bidan) 2,94 3,09 95,06


tidak memberikan
pasien menunggu
antrian terlalu lama
3. Petugas KIA (Bidan) 3,09 3,09 100
memberikan perhatian
yang baik kepada pasien
4. Komunikasi pasien 3,09 3,09 100
dengan petugas KIA
(Bidan) berjalan baik
dan lancar

Pada penelitian ini, analisis kepuasan ibu hamil pada pelayanan antenatal

yang diberikan oleh Ciputat Timur dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Tangible

Tangible merupakan tanggapan pasien terhadap fasilitas fisik

yang ada, seperti perlatan, perlengkapan, dan fasilitas kesehatan.

Berdasarkan tabel, dimensi tangible memiliki kesesuaian (98,4%).

Pada dimensi tangible, item yang memiliki nilai kesesuain (tingkat

kepuasan) terbesar adalah item No 2 (100%) yaitu petugas KIA

(bidan) berpenampilan rapi, sopan dan keserasian seragam dalam

menjalankan tugasnya. Sedangkan item yang memiliki nilai keseuaian

(tingkat kepuasan terendah adalah item no 3 (97,1%) yaitu Puskesmas

Ciputat Timur memiliki fisik yang memadai seperti gedung, tempat

parkir dan toilet


137

b. Reliability

Reliability merupakan tanggapan pasien terhadap keandalan

kinerja karyawan (petugas KIA Bidan) . Berdasarkan tabel, dimensi

reliability pada pasien trimester pertama memilki nilai kesesuaian

(91,1%), item yang memiliki nilai terbesar adalah item No

1,3,4,6,7,8,12,13, dan 14 (100%) yaitu prosedur pelayanan Puskesmas

Ciputat Timur tidak berbelit belit, bidan menanyakan identitas, riwayat

kehamilan, kontrasepsi, medis, obstetri,dan sosial ekonomi pasien, dan

bidan melakukan tinggi badan, penimbangan berat badan, bidan

melakukan pengukuran tekanan darah kepada ibu, bidan memberikan

informasi dan konseling kepada ibu hamil, kegiatan administrasi rapi

dan teratur, dan bidan memberikan pelayana ANC yang memuaskan

sesuai dengan kebutuhan pasien. Item yang memiliki nilai kesesuaian

yang renda >90% yaitu (83,3%) dilakukan pemeriksaan laboratorium

kepad aibu hamil, (83,3%) ibu hamil diberikan tablet tambah darah,

(87,6%) dilakukan skrining status imunisasi TT, (69,2%) bidan

mencuci tangan, dan terendah (63,9%) yaitu bidan melakukan

pengukuran suhu tubuh.

Dimensi Reliability pada trimester ke dua memiliki kesesuaian

(95,5%), item yang memiliki nilai terbesar yaitu pada item No

1,3,5,6,7,8,9,12, dan 13 (100%) yaitu prosedur pelayanan Puskesmas

Ciputat Timur tidak berbelit belit, bidan menanyakan keluhan pasien,

bidan melakukan penimbangan berat badan, bidan melakukan


138

pengukuran tekanan darah kepada ibu, bidan melakukan pengukuran

tinggi perut (Fundus Uteri), bidan melakukan pemeriksaan posisi bayi,

bidan melakukan pemeriksaan denyut jantung bayi, bidan memberikan

informasi dan konseling kepada ibu hamil, kegiatan administrasi rapi

dan teratur, dan bidan memberikan pelayana ANC yang memuaskan

sesuai dengan kebutuhan pasien. Sedangkan item yang memiliki nilai

kesesuaian rendah yaitu pada item bidan mencuci tangan (71,69%) dan

bidan melakukan pengukuran suhu tubuh (75%)

Dimensi Reliability pada trimester ketiga memiliki nilai

kesesuaian (94,3%), item yang memiliki nilai terbesar yaitu pada item

No 3,5,6,7,8,9,10 (100%) yaitu bidan menanyakan keluhan pasien,

bidan melakukan penimbangan berat badan, bidan melakukan

pengukuran tekanan darah kepada ibu, bidan melakukan pengukuran

tinggi perut (Fundus Uteri), bidan melakukan pemeriksaan posisi bayi,

bidan melakukan pemeriksaan denyut jantung bayi, dilakukan

pemeriksaan laboratorum kepada ibu. Sedangkan item yang memiliki

nilai kesesuaian rendah yaitu bidan mencuci tangan (70,13%) dan

bidan melakukan pengukuran suhu tubuh (69,33%)

c. Responsiveness

Responsiveness merupakan tanggapan pasien terhadap

kesediaan para staf membantu pasien dan memberikan pelayanan

secara tanggap. Dimensi responsiveness memiliki nilai kesesuaian


139

(98,5%), item yang memiliki nilai kesesuaian terbesar adalah pada

item No 2,3, dan 4 (100%) yaitu petugas KIA (bidan) memberi

tanggapan yang baik dan cepat terhadap keluhan pasien, prosedur

penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti, dan petigas KIA

(bidan) selalu ada sesuai jadwal. Item dengan nilai keseusuai terendah

adalah pada item no 1 (94,04%) yaitu pelayanan dimulai tepat waktu

d. Assurance

Assurance merupakan tanggapan pasien terhadap kapabilitas

pengetahuan petugas kesehatan yang ada sehingga dapat merasa yakin

dalam berobat. Dimensi assurance memiliki kesesuaian (99,5%), item

yang memiliki nilai keseuaian terbesar adalan item No 2 dan 3 (100%)

yaitu Petugas KIA (Bidan) Puskesmas memiliki sifat sopan, ramah,

jujur dan dapat dipercaya dan penarikan tarif biaya sesuai dengan

kualitas pelayanan yang diterima.

e. Empathy

Dimensi Empathy merupakan tanggapan pasien terhadap

perhatian secara personal yang diberikan oleh petugas kesehatan yang

ada. Dimensi empathy yang memiliki nilai kesesuaian (99,5%), item

yang memiliki nilai keseuaian besar adalah item No 1(101,3%) yaitu

Puskesmas Ciputat Timur memberikan kemudahan dalam pelayanan

ANC. Item dengan nilai terendah yaitu pada item No 2 (95,6%), bidan

tidak memberikan pasien menunggu antrian terlalu lama,


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur


6.1.1 Kompetensi dan Lisensi Bidan Pelayanan ANC

Di dalam PMK (Peraturan Menteri Kesehatan) No 97 tahun 2014

pasal 13 ayat 2 disebutkan pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan

(Kemenkes RI 2014b).

Pelayanan masa hamil di Puskesmas Ciputat Timur dilakukan oleh

tenaga bidan. Bidan di Puskesmas Ciputat Timur sudah memiliki lisensi

dalam memberikan pelayanan antenatal dengan adanya SIKB (Surat

Izin Kerja Bidan). Selain itu bidan di Puskesmas Ciputat Timur juga

sudah memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai bukti tertulis

bahwa bidan sudah memiliki kompetensi. Akan tetapi selama ini bidan

tidak pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal. untuk

meningkatkan kompetensi yang dimiliki.

Adanya sumber daya manusia yang berkompeten ini sangat penting

dalam mendukung terciptanya pelayanan ibu hamil yang berkualitas.

Berdasarkan Framework Kualitas Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir

oleh WHO disebutkan bahwa dalam mendukung pelayanan yang

berkualitas salah satu domain kualitas pelayanan yang

direkomendasikan oleh WHO yaitu tersedianya sumberdaya manusia

140
141

yang kompeten dan termotivasi dalam memberikan pelayanan

kesehatan(WHO, 2016)

Pada rekomendasi WHO dalam pelayanan antenatal untuk

pengalaman kehamilan yang baik disebutkan bahwa untuk

meningkatkan kualitas pelayanan antenatal dibutuhkan model tenaga

bidan dalam memberikan pelayanan yang berkelanjutan dalam

mendukung para wanita dalam pelayanan antenatal, intrapartum dan

periode postnatal untuk mengfasilitasi kehamilan dan kelahiran yang

sehat, dan praktek pengasuhan anak yang sehat. Model Tenaga bidan

dalam pelayanan berkelanjutan ini memerlukan tenaga bidan yang

terlatih dalam jumlah yang memadai. Kebutuhan pelatihan tambahan

satu kali atau lanjutan dan pendidikan harus dinilai, dan harus

disediakan disaat diperlukan (WHO 2016)

6.1.2 Sarana dan Prasaranan Pelayanan ANC

Sarana dan prasarana pelayanan antenatal yang ada di Puskesmas

Ciputat Timur disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan antenatal di

Puskesmas Ciputat Timur sudah 96% yang terpenuhi, selain itu

peralatan pelayanan antenatal sudah 90% terpenuhi, dan ketersediaan

saranan manajemen sudah 100% terpenuhi.

Pada permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas (Pusat

Kesehatan Masayrakat) ruangan Kesehatan Ibu memang terintegrasi

dengan ruangan KB oleh karena itu ruangan pelayanan ibu hamil yang
142

menyatu dengan ruangan KB bukan menjadi masalah dalam

pemenuhan standar pelayanan ibu hamil. Selain itu pelayanan di poli

KIA selain untuk melayani pelayanan ANC juga dapat digunakan untuk

melayani pelayanan kontrasepsi (Kemenkes RI 2014a)

Untuk peralatan pelayanan antenatal, Puskesmas Ciputat Timur

tidak memiliki fetoskop. Fetoskop ini berfungsi untuk mendengarkan

denyut jantung janin pada kehamilan diatas >16 minggu. Unuk

mendengarkan denyut jantung janin bidan di Puskesmas Ciputat Timur

menggunakan dopler. Penggunaan doppler ini fungsinya sama dengan

fetoskop untuk mendengarkan denyut jantung janin diatas kehamilan

>16 minggu.

Dalam mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada maka

akan dilakukan pengajuan ke dinas kesehatan. Akan tetapi apabila

sarana dan prasarana belum terpenuhi juga dari dinas kesehatan maka

bidan akan memberikan pelayanan dengan sarana dan prasrana

seadanya. Ketersediaan alat- alat pemeriksaan yang memadai baik

dalam segi jenis maupun jumlah ini sangat penting dalam mendukung

efektifitas pelayanan antenatal care yang dilakukan oleh bidan

Obat- obatan dan suplemen untuk ibu hamil di Puskesmas Ciputat

Timur sempat mengalami kekurangan stok. Suplemen tablet kalisum

dan tablet tambah darah sempat kosong di apotek Puskesmas Ciputat

Timur. Akan tetapi menurut bidan stok obat- obatan tersebut sudah

memadai saat ini. Menurut bidan apabila stok obat dan suplemen di
143

Puskesmas Ciputat Timur kosong maka hal tersebut tidak akan

berlangsung lama. Dalam mengatasi kekurangan stok obat dan

suplemen maka bidan akan meresepkan obat dan suplemen tersebut

untuk dibeli oleh pasien di apotek luar untuk sementara waktu,

selanjutnya pihak puskesmas akan mengajukan obat dan suplemen yang

kosong kepada dinas kesehatan dan apabila stock obat dan suplemen di

dinas kesehatan juga kosong maka puskesmas dapat membeli obat-

obatan esensial dengan dana JKN

Adanya sumber daya fisik esensial ini sangat penting dalam

mendukung terciptanya pelayanan antenatal yang berkualitas.

Berdasarkan Framework Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Baru Lahir oleh WHO disebutkan bahwa dalam mendukung pelayanan

antenatal yang berkualitas salah satu domain kualitas pelayanan yang

direkomendasikan oleh WHO yaitu tersedianya sumber daya fisik

esensial dalam memberikan pelayanan antenatal (World Health

Organization 2016)

6.2 Proses Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur

6.2.1 Trimester Pertama

Pada trimester pertama bidan tidak mencuci tangan selama proses

pelayanan antenatal. Sebenarnya kegiatan mencuci tangan ini sangat

penting untuk dilakukan tenaga kesehatan sebagai upaya pencegahan

infeksi dalam pelayanan kesehatan. Dalam buku saku pelayanan kesehatan

ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, kegiatan mencuci tangan


144

sangat penting diperhatikan oleh tenaga kesehatan untuk mencegah

penularan penyakit dari atau kepada pasien di fasilitas kesehatan

(Kemenkes RI 2013).

Pada pemeriksaan kehamilan, bidan tidak melakukan pengukuran

suhu tubuh kepada ibu hamil. Pada pemeriksaan fisik umum ibu hamil,

pengukuran suhu badan ibu hamil adalah salah satu pemeriksaan tanda

vital yang harus dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil pada trimester

pertama, dan pada kunjungan berikutnya. Pemeriksaan tanda vital ini

bertujuan untuk mendeteksi gangguan, kelainan atau perubahan pada

sistem penunjang kehidupan. Tanda vital juga bermanfaat dalam

menegakan diagnosa penyakit dan menemukan perencanaan medis yang

tepat

Pemeriksaan laboratorium juga tidak dilakukan kepada beberapa

orang ibu hamil di trimester pertama dikarenakan terbatasnya waktu

pelayanan dan petugas laboratorium. Padahal pemeriksaan laboratorium

ini penting untuk dilakukan mengingat kasus perdarahan dan

preeklamasi/eklamasi merupakan penyebab utama kematian ibu, maka

diperlukan pemeriksaan dengan menggunakan alat deteksi risiko ibu hamil

oleh bidan meliputi alat pemeriksaan laboratorium rutin (golongan darah,

Hb), alat pemeriksaan laboratorium khusus (gluko-protein urin), dan tes

hamil (Kemenkes RI 2014b)

Pada trimester pertama beberapa orang bidan tidak melakukan

skrining imunisasi TT (Tetanus Toksoid), selain itu berdasarkan hasil


145

telaah dokumen dari kartu pemeriksaan ibu juga tidak terdapat status

imunisasinya. Skrining status tetanus toksoid penting untuk dilakukan

untuk mengetahui status imunisasi TT ibu hamil. Vaksin tetanus toksoid

direkomendasikan untuk semua ibu hamil, tergantung dari keterpaparan

vaksin tetanus sebelumnya, untuk mencegah kematian bayi dari

tetanus(WHO, 2016)

Pemberian Tablet Fe juga tidak diberikan kepada ibu hamil

dikarenakan kosongnya stock suplemen tersebut dipuskesmas. Oleh karena

itu bidan meresepkan tablet Fe atau suplmen yang kosong untuk dibeli

sendiri oleh pasien diluar. Suplementasi zat besi dan asam folat sangat

direkomedasikan oleh WHO dalam pel ayanan antenatal. Suplemen zat

besi dan asam folat direkomendasikan untuk ibu hamil untuk mencegah

anemia ibu hamil, peurperal sepsis, berat lahir rendah dan kelahiran belum

cukup bulan (WHO, 2016)

Pada pelayanan KIE beberapa materi tidak diberikan bidan kepada

ibu hamil. Materi yang tidak diberikan oleh bidan adalah Inisiasi menyusu

dini (IMD) dan ASI ekslusif, Kelas ibu, Pemberian materi konseling IMD

(Inisiasi Menyusu Dini) dan pemberian ASI ekslusif ini penting untuk

dilakukan karena setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI

kepada bayinya segera setelah lahir. Materi kelas ibu hamil diberikan

untuk memberitahu ibu hamil untuk selalu menggunakan buku KIAnya

untuk mendapatkan informasi kehamilan, selain itu ibu hamil diberikan

informasi mengenai senam hamil. Penelitian yang dilakukan oleh Baequni


146

(2012) ditemukan bahwa ibu hamil yang menggunakan buku KIA selama

kehamilan memiliki level pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan ibu yang tidka menggunakan buku KIA, ibu juga akan lebih aman

dilayani oleh petugas persalinan yang terampil dan melahirkan di fasilitas

kesehatan. Buku KIA juga memiliki dampak pada pengetahuan ibu dalam

merawat kesehatan anak. Oleh karena itu apabila ibu hamil idak diberikan

materi mengenai pentingnya informasi kehamilan yang terdapat di dalam

buku KIA dikhawatirkan pengetahuan ibu menenai kehamilanya juga

rendah (Baequni & Nakamura 2012).

Materi KIE yang juga rendah diberikan oleh bidan adalah materi

mengenai HIV, AIDS, IMS, dan kekerasan terhadap perempuan.Informasi

HIV dan AIDS penting diberikan kepada ibu hamil dan ibu hamil

seharusnya ditawarkan melakukan tes HIV dan diberikan informasi

mengenai resiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Materi KIE yang

juga penting untuk disampaikan adalah informasi mengenai kekerasan

terhadap perempuan agar ibu hamil memahami kekerasan terhadap

perempuan, bentuk- bentuknya akibatnya dan dapat melakukan

pencegahan dan penangananya

6.2.1 Trimester Kedua

Pada trimester kedua bidan juga tidak mencuci tangan selama

proses pelayanan antenatal. Kegiatan mencuci tangan ini penting

dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan ibu hamil pada tiap

trimester. Sarana cuci tangan juga sudah tersedia di dalam poli KIA,
147

bidan beralasan cuci tangan tidak dilakukan dikarenakan lupa dan antrian

pasien yang banyak. Penelitian yang dilakukan oleh Diah (2013), bahwa

perilaku mencuci tangan pada bidan masih rendah, hal tersebut

diakibatkan tidak adanya sarana cuci tangan di ruang pelayanan KIA

(Farida 2010)

Pada pemeriksaan kehamilan, pengukuran suhu tubuh juga tidak

dilakukan oleh bidan. Selain itu beberapa bidan tidak mengukur tinggi

fundus uteri ibu hamil. Berdasarkan permenkes 97 tahun 2014 tentang

pelayanan kehamilan, pemeriksaan suhu dan pengukuran tinggi fundus

uteri ibu hamil termasuk salah satu pemeriksaan rutin yang harus

dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil pada trimester kedua. Pengukuran

tinggi fundus uteri setiap kali kunjungan antenatal ini berguna untuk

mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.

Jika tinggi fundus tidak sesuai maka kemungkinan ada gangguan

pertumbuhan janin. Standar pengukuran tinggi fundus uteri ini

menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu (Kemenkes RI

2014b).

Pada trimester kedua terdapat satu orang ibu hamil yang tidak

mendapatkan tablet Fe di puskesmas karena stok yang kosong di

puskesmas. Setiap ibu hamil seharusnya mendapatkan tablet tambah

darah selama kehamilan untuk mencegah anemia gizi besi

Pada pelayanan KIE trimester kedua bidan tidak memberikan

materi mengenai Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif, KB paska salin,
148

Imunisasi TT, Penyakit Kronis dan menular, Kelas ibu, brain booster,

HIV, AIDS dan IMS, dan kekerasan terhadap perempuan. Temu wicara

(konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:

Kesehatan ibu, Perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami/keluarga

dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada

kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,

asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular,

penawaran untuk melakukan tes HIV, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan

pemberian ASI eksusif, KB Paska salin, dan imunisasi. Apabila bidan

tidak memberikan konseling tersebut maka dihawatirkan pengetahuan ibu

hamil mengenai materi- mater tersebut rendah. Oleh karena itu dalam hal

ini tenaga kesehatan terutama bidan memiliki peran pentig dalam

memberikan materi tersebut kepada ibu hamil.Selain itu pada PMK No

97 tentang pelayanan kesehatan kehamilan diketahui pelayanan antenatal

yang komprehensif dan berkualtas dilakukan melalui pemberian

pelayanan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan gizi agar

kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan cerdas

6.2.3 Trimester Ketiga

Pada pelayanan ibu hamil di trimester ketiga bidan juga tidak

mencuci tangan setiap saat akan melakukan pemeriksaan kehamilan dan

setelah melakukan pemeriksaan kehamilan. Perilaku mencuci tangan ini

penting dilakukan oleh bidan setiap kontak dengan pasien


149

Pada pemeriksaan kehamilan trimester ketiga, pemeriksaan yang

tidak dilakukan oleh bidan juga sama dengan trimester pertama dan

kedua yaitu tidak diukurnya suhu badan ibu hamil. Berdasarkan

permenkes no 97 tahun 2014 mengenai pelayanan ibu hamil,

pemeriksaan suhu tubuh ibu hamil adalah salah satu pemeriksaan yang

rutin dilakukan pada trimester pertama, kedua dan trimester ketiga

(Kemenkes RI 2014b)

Selain tidak diukurnya suhu ibu hamil, tidak semua ibu hamil

diperiksa laboratorium. Menurut PMK no 97 tahun 2014 disebutkan

bahwa pemeriksaan laboratorium rutin yaitu pemeriksaan Hb dilakukan

pada trimesetr pertama dan trimester ketiga (Kemenkes RI 2014b). Akan

tetapi menurut bidan pada kehamilan 40-41 minggu biasanya

pemeriksaan labnya sudah lengkap sehingga tidak perlu dilakukan

pemeriksaan lab kembali, selain itu pemeriksaan lab tidak selalu harus

dilakukan setiap kunjungan.

Pada trimester ketiga beberapa orang ibu hamil juga tidak

mendapatkan tablet Fe dari puskesmas dikarenakan stok tablet tersebut

yang kosong di bagian farmasi puskesmas Ciputat Timur. Pemberian

tablet Fe ini sangat penting untuk dilakukan, apalagi pada ibu hamil yang

berada pada trimester ketiga kehamilan.

Pada pelayanan konseling dan informasi ibu hamil trimester ketiga,

hanya beberapa materi konseling yang diberikan bidan kepada ibu hamil.
150

Beberapa ibu hamil tidak mendapatkan konseling kelas ibu hamil.

Penelitian yang dilakukan oleh Narila (2017) menunjukan bahwa kelas

ibu hamil dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan anak (KIA)

meningkatkan pengetahuan dan perilaku perawatan bayi baru lahir dan

memperkuat interaksi diantara ibu dan petugas kesehatan (Nasir et al.

2017)

Materi persiapan pesalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) juga

masih rendah diberikan oleh bidan, terutama materi pencegahan

komplikasi selama kehamilan. Bidan lebih banyak memberikan informasi

mengenai perencanaan persalinan dengan menyarakan ibu memiliki

jaminan asuransi kesehatan pemerintah (Kartu BPJS). Informasi

pencegahan komplikasi ini sebenarnya sangat penting untuk diberikan

kepada ibu hamil trimester ketiga dalam membantu ibu hamil

mempersiapkan persalinan yang aman, sehat dan selamat. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika (2014) bahwa komponen temu

wicara termasuk kelas ibu hamil dan P4K merupakan komponen

pemeriksaan terendah dalam pelayanan antenatal care (Saptarini &

Suparmi 2016).

Materi mengenai inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif juga tidak

diberikan oleh bidan kepada ibu hamil. Meskipun bidan mengetahui

bahwa materi ini harusnya diberikan pada ibu hamil trimester ketiga,

akan tetapi pada pelaksanaanya, konseling ASI ekslusif ini masih belum

diberikan. Apabila informasi mengenai ASI ekslusif ini tidak diketahui


151

oleh ibu hamil maka dikhawatrikan pengetahuan ibu tentang pentingnya

inisasi menyusu dini dan ASI ekslusif rendah dan bayi tidak

mendapatkan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ria (2013) diketahui bahwa konseling

inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif yang intensif meningkatkan

perilaku pemberian inisiasi menyeusu dini dan pemberian ASI ekslusif

kepada ibu hamil (Ambarwati et al. 2013)

Beberapa informasi lain seperti KB paska salin. Konseling KB

paska salin ini sangat penting untuk diberikan terutama pada ibu hamil

trimester ketiga. Hasil penelitian Vita (2015) menunjukan bahwa

konseling KB pada ibu hamil trimester III berpengaruh terhadap

keikutsertaan KB pasca persalinan (Khusnul 2015)

Waktu pelayanan yang terbatas dan antrian pasien yang banyak

menjadi alasan bidan tidak dapat memberikan seluruh informasi kepada

ibu hamil dalam satu kali pelayanan ANC. Hal ini sama seperti penelitian

sebelumnya yaang dilakukan oleh Diah (2013) dalam melakukan

pelayanan antenatal bidan belum patuh terhadap standar pelayanan

antenatal salah satunya yaitu penyuluhan dengan alasan waktu pelayanan

yang terbatas dan antrian pasien yang banyak (Farida 2010)


152

6.3 Output Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur

6.3.1 Kepatuhan terhadap Pelayanan Sesuai Standar

Mutu pelayanan kesehatan adalah bahwa pelayanan kesehatan

yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di

satu pihak dapat menimbulkan kepuasan kepada setiap pasien dengan

tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara

penyelenggarananya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan

profesi yang teah ditetapkan (Azwar 2010)

Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan

(Crosby 1980). Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan cara

mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengukur indikator-

indikator. Dalam memberikan pelayanaan antenatal care perlu dilakukan

pelayanan sesuai dengan standar. Standar pelayanan dapat digunakan

dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan. Dengan adanya standar pelayanan, maka

dapat dibandingkan pelayanan yang diperoleh dengan standar yang ada

sehingga masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap

terhadap pelaksana pelayanan (IBI 2000)

Di dalam PMK (Peraturan Menteri Kesehatan) No 97 tahun 2014

disebutkan bahwa dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga

kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesaui standar.

Selain itu pelayanan antenatal terpadu yang diberikan oleh tenaga


153

kesehatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang terdiri dari

pelayanna anamnesa, pemeriksaan fisik tiap trimester (trimetser pertama,

kedua dan ketiga), penanganan dan tindak lanjut kasus, pencatatan hasil

pemeriksaan antenatal terpadu serta pemberian komunikasi, informasi

dan edukasi (KIE) yang efektif. Selain itu di dalam buku saku pelayanan

kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan disebutkan bahwa

dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu terdapat langkah

pencegahan infeksi yang perlu dilakukan oleh bidan yaitu salah satunya

adalah menjaga kebersihan tangan saat melakukan pelayanan

Beberapa pelayanan antenatal sudah sesuai standar di Puskesmas

Ciputat Timur, presentase kepatuhan pelayanan >90%. Kepatuhan bidan

pada pelayanan pelayanan anamnesa, penetapan diagnosa kebidanan, dan

pencatatan (dokumentasi) pelayanan pada pasien trimester pertama,

kedua dan ketiga mencapai kepatuhan 100%. Pada pelayanan intervensi

dan impelementasi memiliki presentase kepatuhan 93,03%,

Pelayanan antenatal yang belum sesuai standar di Puskesmas

Ciputat Timur diantaranya persiapan penolong dengan presentase rata-

rata 0%, pemeriksaan umum dan kehamilan dengan rata- rata 80,71%.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Diah (2013) dimana persiapan

penolong bidan memiliki rata- rata skor nilai kepatuhan 0%. Meskipun

demikian pemeriksaan umum dan pemeriksaan kehamilan di puskesmas

ciputat timur masih lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian diah

yaitu hanya 60,69% (Farida 2010)


154

Kepatuhan bidan dalam pemberian konseling dan informasi (KIE)

memiliki kepatuhan terendah dengan rata- rata 16,1%. SDKI 2012

mendapatkan bahwa sebesar 84% ibu hamil melakukan konsultasi dan

53% ibu hamil mendapatkan informasi tentang tanda- tanda komplikasi

kehmilan saat pelayanna antenatal. Pemberian konseling dan Informasi

terutama pada pencegahan komplikasi ibu hamil dan tanda tanda

kehamilan ini sangat penting untuk mememberikan pelayanan antenatal

yang berkualitas.

Pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar

dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas. Wijono (1997)

berpendapat bahwa pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada ibu selama masa kehamilanya sesuai dengan standar

pelayanan yang ditetapkan (Wijono 1997). Kepatuhan bidan terhadap

standar pelayanan antenatal akan menghasilkan pelayanan yang

berkualitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marniyati (2016)

Mengenai pelayanan antenatal berkualitas dalam meningkatkan deteksi

risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan dibeberapa puskesmas

Kota Palembang juga didapatkan hasil bahwa belum semua bidan

mematuhi standar pelayanan antenatal yang sudah ditetapkan. Masih ada

kegiatan yang belum dilaksanakan secara opptimal diantaranya pada ibu

hamil tidak dilakukan skrining imunisaai TT, tidak dilakukan pengukuran

suhu tubuh, tidak dilakukan penghitungan denyut jantung janin,


155

pemeriksaan golongan darah belum dilakukan dan tidak semua materi

KIE diberikan kepada ibu hamil (Marniyati, Lisa, Saleh 2016)

6.3.2 Kepuasan Pasien

Kualitas outcoume dari suatu proses juga dapat diukur dengan

mengukur kepuasan pasien (Al-Assaf 2009)

Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari

barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuaskan

kebutuhan pelanggan baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun

kebutuhan yang tersirat (Supriyanto, 2011)

Tingkat kepuasan pasien dibuatkan kategorisasi berdasarkan

tingkat kesesuaian Supranto yaitu apabila nilai >90% maka

dikategorikan puas, nilai <90% maka dikategorikan tidak puas

(Supranto 2006)

Perspektif kepuasan ibu hamil pada dimensi reliability memiliki

nilai kesesuaian pada trimester pertama, kedua, dan ketiga adalah

91,1% , 95,5%, dan 94,3%. Hasil ini lebih tinggi presentasenya

dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Maulana (2012) di puskesmas kota jambi dengan rata- rata kesesuaian

dimensi reliability sebesar 92,6%. Meskipun demikian, akan tetapi pada

beberapa item reliability memiliki nilai kesesuaian yang rendah dan

kurang dari standar (>90%), diantaranya pada item bidan mencuci

tangan sebelum melakukan pelayanan, bidan mengukur suhu tubuh, ibu


156

hamil mendapatkan pemeriksaan laboratorium pada trimester pertama,

ibu diberikan tablet tambah darah, dan dilakukan skrining status

imunisasi TT dan diberikan vaksinasi TT. Kepuasan yang rendah pada

ibu hamil ini berkaitan dengan kepatuhan bidan terhadap proses

pelayanan tersebut. Berdasarkan hasil observasi proses pelayanan

antenatal kepada bidan diketahui bahwa perilaku mencuci tangan dan

pengukuran suhu juga rendah pada bidan. Selain itu beberapa ibu hamil

juga tidak mendapatkan pemeriksaan laboratorium, tidak mendapatkan

tablet tambah darah dan tidak di skrining status imunisasi tetanus

toksoidnya. Pada kepatuhan bidan juga diketahui bahwa kepatuhan

bidan pada item pemeriksaan umum dan kehamilan tiap trimester masih

rendah (<90%) . Kepatuhan bidan dalam memenuhi standar pelayanan

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan ibu hail pada

pelayanan ANC. Hal ini dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh

Maulana habwa kepatuhan ibu hamil berhubungan dengan kepuasan ibu

hamil pada pelayanan ANC di puskesmas kota Jambi (Maulana 2012)

Perspektif kepuasan ibu hamil pada dimensi tangible memiliki

kesesuaian >90% diseluruh itemnya. Hasil tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rikly

(2012) yang dilakukan di puskesmas tanjung, persepsi tangibles

cenderung puas (75,6%) Kepuasan ibu hamil yang baik pada dimensi

tangible ini terkait dengan tenaga bidan yang sudah sesuai standar

pelayanan ANC dan ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas yang


157

sudah 96% memenuhi standar pelayanan. Menurut Yamit, kepuasan

konsumen pada suatu produk tegantung pada bukti langsung yang

didapatkan dari adanya kelengkapan alat, kapasitas kualitas produk dan

kenyamanan fasilitas yang baik (Yamit 2001)

Perspektif kepuasan ibu hamil pada dimensi responsiveness,

memiliki kesesuaian >90% diseluruh itemnya. Pada dimensi ini

kesesuaian yang tinggi pada ibu hamil dipengaruhi oleh proses

pelayanan yang dilakukan oleh bidan. Bidan memberikan intervensi dan

implementasi pelayanan yang baik kepada pasien. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Adam diketahui bahwa faktor dimensi responsiveness,

sebagian besar masayrakat menilai puas disebabkan oleh faktor

ketanggapan yang dimiliki oleh petugas kesehatan dan berkontribusi 2,7

kali terhadap kunjungan ulang sebagai kompensasi atas kepuasanya

(Adam 2006)

Dimensi assurance juga memiliki kesesuaian >90% diseluruh

itemnya. Salah satunya disebabkan oleh faktor ibu hamil kebanyakan

menggunakan kartu BPJS dan KTP tangsel sehingga pelayanan yang

didapatkan gratis, ibu hamil juga sudah memiliki kepercayaan terhadap

bidan dan ibu meresa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

bidan. Hal ini sejalan dengan gambaran kepuasan yang dijelaskan pada

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh hikma, kepuasan ibu

bersalin pada dimensi assurance sebesar 91,4% merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh bidan (Hikma 2014)


158

Pada dimensi empathy memiliki kesesuaian >90% pada seluruh

itemnya. Kepuasan dimensi ini terkait dengan proses pelayanan yang

diberikan bidan kepada ibu hamil. Dalam melakukan anamnea pasien,

bidan selalu menanyakan keluhan pasien dan memberikan perhatian

yang baik kepada pasien. Selain itu meskipun dalam pelayanan

konseling tidak semua materi disampaikan oleh bidan kepada ibu hamil

akan tetapi bidan masih memberikam konseling sesuai dengan keluhan

ibu hamil sehingga ibu hamil merasa bidan memberikan perhatian yang

baik kepada pasien dan komunikasi pasien dengan bidan berjalan

dengan baik dan lancar. Penelitian yang diungkapkan oleh Hikma di

luwu sulawesi selatan mengungkapkan sebaliknya karena diketahui

bahwa sebanyak 24,3% ibu merasa tidak didengarkan keluhanya dan

tidak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirasakany

(Hikma 2014)

Kotler (1997) menyatakan, kepuasan yang dialami oleh pasien

berkaitan dengan hasil pelayanan yang diberikan oleh petugas

kesehatan. Ibu hamil akan merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan oleh bidan apabila pelayanan yang diberikan oleh bidan baik

dan bidan memperlakukan ibu hamil dengan baik saat pelayanan

berlangsung

Kepuasan pasien adalah bentuk perasaan seseorang setelah

mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah

memenuhi harapan (Gerson 2004). Kepuasan adalah perasaan senang


159

atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi

terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan- harapan

(Kotler, 2007)

Menurut Hafizurrahman (2004) kepuasan pasien merupakan hal

yang penting dalam suatu jasa pelayanan kesehatan. Hal tersebut

berakitan degan konsekuensi sifat pelayanan kesehatan itu sendiri,

berkaitan pula dengan sasaran dan outcoume pelayanan

(Hafizurrachman 2004). Jika suatu pelayanan kesehatan akan

melakukan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, pengukuran

tingkat kepuasan pasien ini mutlak diperlukan. Melalui pengukuran

tersebut, dapat diketahui sejauh mana dimensi- dimensi mutu layanan

kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien

(Imbalo 2006)
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN


7.1 Simpulan

7.1.1 Struktur

1. Tenaga kesehatan ANC (bidan) sudah memenuhi standar untuk

memberikan pelayanan ANC. Bidan memiliki kewenangan dan

kompetensi dengan dimilikinya SIKB (Surat Izin Kerja Bidan)

sebagai bukti perizinan tenaga bidan dan STR (Surat Tanda

Registrasi) sebagai bukti kompetensi bidan. Meskipun demikian

bidan belum pernah mendapatkan pelatihan pelayanan ANC dalam

meningkatkan kompetensinya

2. Peralatan pelayanan ANC sudah memenuhi standar. Kriteria

peralatan pelayanan ANC sudah 90% terpenuhi. Fetoskop yang

tidak tersedia di puskesmas diganti menggunakan dopler untuk

mendeteksi DJJ (Denyut Jantung Janin).

3. Suplemen ANC belum memenuhi standar. Suplemen zat besi dan

asam folat sempat kosong beberapa hari di puskesmas sehingga

mempengaruhi kualitas proses pelayanan ANC yaitu pemberian

suplemen zat besi dan asam folat kepada ibu hamil trimester satu,

dua, dan tiga.

160
161

7.1.2 Proses
1. Proses pelayanan ANC trimester pertama yang dilakukan tidak

sesuai dengan standar oleh bidan atara lain, mencuci tangan,

pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan laboratorium, skrining status

imunisasi TT, pemberian tablet zat besi dan konseling kepada ibu

hamil

2. Proses pelayanan ANC trimester kedua yang dilakukan tidak sesuai

dengan standar oleh bidan atara lain, mencuci tangan, pemeriksaan

suhu tubuh, tinggi fundus, pemberian tablet zat besi dan konseling

kepada ibu hamil

3. Proses pelayanan ANC trimester ketiga yang tidak dilakukan

sesuai dengan standar oleh bidan atara lain, mencuci tangan,

pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan laboratorium, pemberian

tablet zat besi dan konseling kepada ibu hamil

4. Banyaknya antrian pasien, keterbatasan waktu pelayanan, bidan

lupa dalam melakukan tindakan, kosongnya suplemen, dan

keterbatasan petugas laboratorium dan reagen menjadi faktor yang

mempengaruhi beberapa proses pelayanan antenatal tidak

diberikan oleh bidan

7.1.3 Outcome
1. Kepatuhan bidan dalam persiapan penolong memiliki kepatuhan 0%

karena bidan tidak mencuci tangan. Pemeriksaan umum dan

kehamilan sebesar 80,1% karena beberapa bidan tidak melakukan

pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan laboratorium, dan tinggi


162

fundus. Intervensi dan implementasi sebesar 93,03% karena bidan

tidak melakukan skrining status imunisasi TT pada trimester

pertama dan tidak memberikan tablet zat besi. Pemberian konseling

dan informasi (KIE) sebesar 16,1% karena hanya beberapa materi

konseling yang diberikan. Kepatuhan bidan dalam memenuhi

standar pelayanan ANC berkaitan dengan kepuasan ibu hamil.

2. Kesesuaian harapan dengan kualitas pelayanan ANC yang diterima

ibu hamil pada dimensi Tangible sebesar 98,4%, Reliability 93,6%

,Responsiveness 98,51%, Assurance 99,5%, dan Empathy 99,1% .

7.2 Saran

1. Untuk Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

Dinas kesehatan tangerang selatan direkomendasikan untuk menambah

tenaga promosi kesehatan di puskesmas untuk meningkatkan pemberian

konseling, edukasi dan informasi kepada ibu hamil

2. Untuk Puskesmas Ciputat Timur

a. Puskesmas ciputat timur direkomendasikan untuk membuat kelas ibu

hamil yang berfungsi meningkatkan pemberian konseling kepada ibu

hamil

b. Untuk menghindari kekosongan suplemen zat besi dan asam folat maka

dapat dibuat perencanaan dan pengawasan stock suplemen yang lebih

baik
163

DAFTAR PUSTAKA

Adam, A., 2006. Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas


di Wilayah Timur Indonesia,

Al-Assaf, 2009. Mutu Pelayanan KEsehatan. Perspektif Internasional, Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Ambarwati, R., Fatimah, S. & Susantini, P., 2013. Pengaruh konseling laktasi
intensif terhadap pemberian air susu ibu sampai 3 bulan. Jurnal Gizi
Indonesia, 2.

Ariyanti, F., Sumantri, A. & Murai, S., 2017. ISO 9001 in Public Health Center
(PUSKESMAS): Design, Control, and Quality Improvement in order to
increase Community Healh in SOuth Tangerang,

Azwar, A., 1996. Menjaga Mutu Pelayaan Kesehatan, Jakarta: Sinar Harapan.

Azwar, A., 2010. Pengntar Administrasi Kesehatan, Jakarta: Bina Putera Aksara.

Baequni & Nakamura, Y., 2012. Is Maternal and Child Health Handbook
effective?: Meta-Analysis of the Effects of MCH Handbook. Journal of
International Health, 27.

Budiastuti, 2002. Kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit, Jakarta:


Trans Info Media.

Creswell, J. & Clark, V., 2007. Designing and Conducting Mixed Methods
Research, United States of America: Sage Publicarions.

Creswell, J.W., 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crosby, P.B., 1980. Quality is Free: The Art of Making Quality Certain, New
York: Mac Graw Hill Book, Co.
164

Depkes RI, 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal, Jakarta.

Dinkes Kota Tangerang Selatan, 2015. Profil Puskesmas Ciputat Timur,


Tangerang Selatan.

Farida, D., 2010. Antenatal Service Quality Analysis by Midwife at Puskesmas


Purbalingga District. Diponogoro University.

Gerson, R., 2004. Mengukur Kepuasan Pelanggan, Jakarta: PPM.

Hafizurrachman, 2004. Pengukuran Kepuasan Suatu Institusi Kesehatan. Majalah


Kesdokter Indonesia, pp.282–288.

Hikma, 2014. Hubungan mutu pelayanan persalinan normal oleh bidan desa
dengan kepuasan ibu bersalin di kabupaten luwu sulawesi selatan.
Manajemen kesehatan Indonesia, 2.

IBI, 2000. Buku Paduan Kajian Mandiri Program Bidan Delima 1st ed., Jakarta:
PP IBI.

Imbalo, P., 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, EGC.

Kearns, A, Hurst, T., 2014. Focused Antenatal Care in Tanzania: Delivering


Individualised, Targeted, High-quality Care, Boston.

Kearns & Caglia, 2015. Antenatal and postnatal care: a review of innovative
models for improving availability, accessibility, acceptability and quality of
services in low-resource settings. BJOG An International Journal of
Obstetrics and Gynaecology. Available at: www.bjog.org.

Kemenkes RI, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan RujukanTitle, Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI, 2011. Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010,
Jakarta.
165

Kemenkes RI, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta.

Kemenkes RI, 2014a. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 Tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Kemenkes RI, 2016. Permenkes No 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman


Manajemen Puskesmas, Jakarta.

Kemenkes RI, 2014b. Permenkes No 97 Tahun 2014. Pelayanan Kesehatan Masa


Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayann Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual. Jakarta., Jakarta.

Khusnul, V., 2015. Pengaruh Konseling KB pada Ibu Hamil Trimester III
terhadap Keikutsertaan KB Pasca Persalinan di Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember. Universitas Jember.

Kotler, P. & Keller, K., 2007. Marketing Management 12th ed., Jakarta: PT
Indeks Kelompok Gramedia.

Lamere, L., 2013. Analisis Kinerja Bidan Pada Pelayanan Antenatal Care di
Puskesmas Kabupaten Gowa. Universitas Hasanudin.

Marniyati, Lisa, Saleh, I., 2016. Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam


Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu Hamil oleh Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Sako,Sosial,Sei Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang.
Kedokteran dan Kesehatan, 3, pp.355–362.

Maternal Health and Safe Motherhood Programes WHO, 1996. Mother-Baby


Package: Implementing safe motherhood in Countries, World Health
Organization.

Maulana, 2012. Penialaian Kepuasan Ibu hamil Terhadap Mutu Layanan


Antenatal dalam Kaitanya dengan Kepatuhan dan Karakteristik Bidan di
Puskesmas Se Kota Jambi Tahun 2011. Universitas Indonesia.
166

Nasir, N.M., Amran, Y. & Nakamura, Y., 2017. Changing Knowledge and
Practices of Mothers on Newborn Care Through Mother Class: An
Intervention Study in Indonesia. Journal of Tropical Pediatrics.

Raleigh, V. & Catherine, 2010. Getting the measure of quality Opportunities and
chalenges O. Kathryn, ed., London: The King’s Fund.

Rockville, M., 2008. Patient Safety and Quality: An Evidence-Based Handbook


for Nurses, Agency for Healthcare Research and Quality publication.

Saptarini, I. & Suparmi, 2016. Antenatal Care Service Utilization and


Completeness in Kebon Kalapa Village, Bogor City 2014. Buletin Peneltiian
Kesehatan, 44.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D,


Bandung: Alfabeta.

Supranto, 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikan


Pangsa Pasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Supriyanto, S., 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Surabaya: Health


Advocacy.

Tetui, M. & Kiracho, E., 2012. Quality of Antenatal care Services in Eastern
Uganda: Implications for interventions. The Pan African Medical Journal.

WHO, 2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for Positive Pregnancy


Experience. Antenatal Care.

Wijono, D., 1997. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Surabaya: Airlangga


University Press.

World Health Organization, 2016. Standards for Improving Quality of Maternal


And Newborn Care In Health Facilities, World Health Organization.

Yamit, Z., 2001. Service and Product Quality Management, Yogyakarta:


Ekonisia.
LAMPIRAN
Informed Consent

Persetujuan Menjadi Responden

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Perkenalkan nama saya Desty Pratiwi Marlisman mahasiswa S1 Jurusan


Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian tentang Gambaran Mutu
Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2017. Bersama ini
saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian saya.
Apabila ibu menyetujui, maka saya meminta kesediaan untuk dilakukannya
observasi oleh peneliti dan Bapak/Ibu bersedia menjawab pertanyaan yang ada
pada penelitian ini. Saya selaku peneliti akan merahasiakan informasi yang
Bapak/Ibu berikan. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 05 April 2017

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Ciputat Timur

( )

Peneliti Responden

(Desty Pratiwi Marlisman) ( )


A. LEMBAR OBSERVASI TENAGA BIDAN
1. Nama Bidan

2. Umur Tahun

3. Lama bekerja Tahun

B. CEKLIST
1. Kepemilikan SIKB (Surat Izin Kerja Bidan)

Nomor

Tahun

2. Kepemilikan STR (Surat Tanda Registrasi)

Nomor

Tahun
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE

PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017

Informan Bidan

Identitas Responden

1. Hari/ tanggal wawancara :


2. Nomor Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa Kerja :

Pertanyaan :

A. Pelatihan ANC
1. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal ? Kapan
pelatihan dilaksanakan dan dimana ?

B. Pelayanan ANC
1. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada pasien di usia kehamilan
trimester pertama?
2. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada pasien di usia kehamilan
trimester kedua?
3. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada pasien di usia kehamilan
trimester ketiga?

C. Persiapan Penolong
1. Apakah setiap pergantian pasien satu ke pasien berikutnya ibu mencuci
tangan ?
Jika tidak mengapa ibu tidak mencuci tangan saat melakukan pelayanan
kepada ibu hamil ?

D. Pemeriksaan Kehamilan
1. Apakah dilakuan pemeriksaan suhu tubuh kepada ibu hamil ?
Jika tidak. Mengapa tidak dilakukan pengukuran suhu tubuh kepada ibu
hamil ?
2. Apakah diberikan suntikan tetanus toksoid pada kehamilan trimester
pertama ?
Jika tidak. Mengapa tidak diberikan suntikan tetanus toksoid ?
3. Apakah seluruh ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan lab ?
4. Apakah dilakukan pemeriksaan lab kepada seluruh ibu hamil? Jika tidak
mengapa tidak dilakukan?
5. Bagaimana cara ibu bidan mengatasi pasien yang menolak pemeriksaan
lab ?

E. Konseling dan Informasi


1. Apakah ibu memberikan konseling kepada seluruh ibu hamil setiap
kunjungan ANC. Jika iya, jenis konseling apa saja yang ibu berikan ?
2. Apakah ibu pernah memberikan konseling.
a. inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif kepada ibu hamil
b. KB paska persalinan
c. Imunisasi TT pada ibu hamil
d. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
e. Kelas Ibu
f. Brain booster
g. Infornasi HIV/AIDS dan IMS
h. Informasi Ktp (kekerasan terhadap perempuan)

Jika tidak, mengapa ibu tidak memberikan konsultasi tersebut ?

F. Sarana Pelayanan ANC

1. Bagaimana sarana dan pasarana yang ada dalam mendukung pelayanan


ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
2. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
3. Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang
ada ?
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE

PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017

Kepala

Tata Usaha

Identitas Responden

1. Hari/ tanggal wawancara :


2. Nomor Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa Kerja :

Pertanyaan :

A. Pelayanan ANC

1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal ? Kapan


pelatihan dilaksanakan dan dimana ?
2. Bagaimana pengetahuan bidan mengenai standar pelayanan ANC ?
3. Apakah dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan standar ?

B. Sarana Pelayanan ANC

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung pelayanan


ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
2. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
3. Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang
ada ?
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE

PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017

Kepala
Puskesmas

Identitas Responden

1. Hari/ tanggal wawancara :


2. Nomor Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa Kerja :

Pertanyaan :

C. Pelayanan ANC

1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal ? Kapan


pelatihan dilaksanakan dan dimana ?
2. Bagaimana pengetahuan bidan mengenai standar pelayanan ANC ?
3. Apakah dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan standar ?

D. Sarana Pelayanan ANC

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung pelayanan


ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
2. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
3. Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang
ada ?
LEMBAR OBSERVASI SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN ANTENATAL

A. Fasilitas Puskesmas yang Menunjang Pelaksanaan Pelayanan Ibu dan Anak


Terutama dalam Memberikan Pelayanan Antanatal yang Berkualitas

Kriteria Cara Verifikasi Ceklist


Tempat praktek 3. Gedung terbuat dari tembok
memadai 4. Lantai dari ubin/plesetr
5. Ada tempat penerimaan dan pendaftaran klien
Tersedia area tempat 6. Ada ventilasi udara yang cukup (sirkulasi udara baik)
penaftaran 7. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup untuk
membaca/menulis
11. Tersedia tempat tunggu bagi klien
Tersedia area tempat 12. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup
tunggu 13. Tempat tersebut terlindung dari matahari/hujan
14. Tersedia cukup tempat duduk
6. Pintu kamar kecil dapat dikunci
7. Terdapat air mengalir (ada kran)
8. Tersedia handuk bersih atau tissue
Tersedia kamar kecil 9. Tersedia jamban dengan air mengalir (penyemprot
yang berfungsi atau gayung)
10. Ada tempat sampah
9. Ada tempat untuk melakukan konseling yang dapat
menjaga kerahasiaan klien( pintu dapat ditutup atau
ruangan diatur sehingga suara tidak terdengar dari luar)
10. Ada sebuah meja
11. Ada tempat duduk untuk
a.Klien
b.Pengantar
c.bidan
Tersedia tempat 12. Ruang pemeriksaan dapat memberi privasi dengan
pelayanan yang adanya
memadai a.Pintu yang dapat ditutup
b.Dari luar tidak dapat melihat ke dalam ruang
pemeriksaan
13. Ada meja periksa
14. Ada sumber cahaya
15. Tersedia tempat sampah dengan kantung plastik untuk
sampah terkontaminasi
16. Tersedia fasilitas cuci tangan
Tersedia tempat 5. Kering
penyimpanan obat, alat 6. Bersih
medis dan alkon sesuai 7. Memiliki ventilasi udara
standar 8. Dapat dikunci
Jumlah (%)

B. Alat di Puskesmas yang Menunjang Pelaksanaan Pelayanan Terutama dalam


Memberikan Pelayanan Antanatal yang Berkualitas

Kriteria Cara Verifikasi Ceklist


Tersedia peralatan berupa:
4. Sphygmomanometer
(Tensimeter)
5. Termometer
6. Stetoskop
Perlatan Dasar Tersedia 8. Fetoskop
15. Reflek Hamer
16. Timbangan dewasa
17. Hb meter
18. Doppler
19. Metline/meteran
Jumlah (%)
C. Sarana Manajemen Pelayanan Puskesmas yang Menunjang Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Terutama dalam Memberikan Pelayanan
Antanatal yang Berkualitas

Cara Verifikasi Ceklist


Ada prosedur tetap tertulis yang muda
Tersedia prosedur tetap terlihat untuk kegiatan berikut:
tertulis untuk pelayanan KIA 5. Penanganan shok anafilaktik di
ruang KIA
6. Pencegahan infeksi
7. Tanda bahaya Kehamilan
8. SOP ANC
Tersedia buku- buku standar 4. Buku Standar Pelayanan
pelayanan yang mutakhir Kebidanan
(versi terbaru)
5. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal & Neonatal
6. Buku Pencegahan Infeksi
Tersedia catatan medik 3. Buku KIA
tentang pelayanan yang
diberikan dalam jumlah yang
cukup
Tersedia suatu sistem Terdapat sistem pencatatan rekam medik
pengissian rekam medik teratur, lengkap dan berurutan (misalnya
diurut secara abjad dan/atau bernomor)
Tersedia formulir yang 7. Istirahat
berkaitan dengan pelayanan 8. Surat keteragan cuti hamil
dalam jumlah yang cukup 9. Surat keternagan kematian
10. Informed Consent
11. Surat Rujukan
12. Surat Penolakan Rujukan/
Tindakan medis
Tersedia buku administrasi 2. Buku register pasien
Membuat & mengirim Ada arsip /bukti pengiriman laporan
laporan bulanan sesuai bulanan/tahunan ke Dinas Kesehatan
aturan Kota Tangerang Selatan
Penyimpanan obat dan 4. Vaksin disimpan pada suhu yang
vaksin sesuai aturan dianjurkan
5. Obat- obatan tidak ada yang
kadaluwarsa
6. Obat disimpan dalam lemari
terkunci, tidak di lantai dan
terlindung dari panas/ banjir
Jumlah (%)
Lembar Observasi Pelayanan Antenatal di Puskesmas

Trimester Pertama

Kriteria Item yang Diamati Ceklist


Persiapan Penolong Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
1. Identitas ibu hamil
2. Riwayat kehamilan sekarang
Anamnesa
3. Riwayat kontrasepsi
4. Riwayat medis lainya
5. Riwayat obstetri lalu
6. Riwayat sosial ekonomi
1. Keadaan umum
2. Suhu Tubuh
3. Tinggi Badan
Pemeriksaan umum dan
4. Tekanan darah
Kehamilan
5. Berat badan
6. LiLA
7. Pemeriksaan Laboratorium (darah dan urin)
1. Umur Kehamilan
Menetapkan diagnosa 2. Tafsiran persalinan
kebidanan 3. Resiko yang ditemukan
4. Penyakit- penyakit lain
1. Pemberian zat besi dan asam folat
2. Skrining status TT dan vaksinasi sesuai status
3. Terapi lain yang dibutuhkan sesuai hasil pelayanan ANC
Intervensi/Implementasi
4. Penjelasan tentang hasil pemeriksaan ANC (Kondisi janin dan
ibu)
5. Informasi kepada ibu tentang kunjungan ulang pelayanan
1. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
2. Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif
3. KB paska persalinan
4. Masalah gizi
Informasi dan konseling 5. Imunisasi TT pada ibu hamil
KIE 6. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
7. Kelas ibu
8. Brain booster
9. Informasi HIV/AIDS dan IMS
10. Informasi KtP (kekerasan terhadap perempuan)
1. Pengkajian data subjektif
2. Pengkajian data obyektif
Dokumentasi Kebidanan
3. Rumusan diagnosa
4. Intervensi dan implementasi
Lembar Observasi Pelayanan Antenatal di Puskesmas

Trimester Kedua

Kriteria Item yang Diamati Ceklist


Persiapan Penolong Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Anamnesa 1. Memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya
2. Keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung
1. Keadaan umum
2. Suhu Tubuh
3. Tekanan darah
Pemeriksaan umum dan
4. Berat badan
kehamilan 5. Tinggi fundus uteri
6. Presentasi janin
7. Denyut jantung janin
1. Umur Kehamilan
Menetapkan diagnosa 2. Tafsiran Persalinan
kebidanan 3. Resiko yang ditemukan
4. Penyakit- penyakit lain
1. Pemberian zat besi dan asam folat
2. Terapi lain yang dibutuhkan sesuai hasil pelayanan ANC
3. Penjelasan tentang hasil pemeriksaan ANC (Kondisi janin
Intervensi/Implementasi
dan ibu)
4. Informasi kepada ibu tentang kunjungan ulang pelayanan
1. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
2. Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif
3. KB paska persalinan
4. Masalah gizi
5. Imunisasi TT pada ibu hamil
Informasi dan konseling
6. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
KIE
7. Kelas ibu
8. Brain booster
9. Informasi HIV/AIDS dan IMS
10. Informasi KtP (kekerasan terhadap perempuan)

1. Pengkajian data subjektif


Dokumentasi 2. Pengkajian data obyektif
Kebidanan 3. Rumusan diagnosa
4. Intervensi dan implementasi
Lembar Observasi Pelayanan Antenatal di Puskesmas

Trimester Ketiga

Kriteria Item yang Diamati Ceklist


Persiapan Penolong Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Anamnesa 1. Memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya
2. Keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung
1. Keadaan umum
2. Suhu Tubuh
3. Tekanan darah
Pemeriksaan umum dan 4. Berat badan
kehamilan 5. Tinggi fundus uteri
6. Presentasi janin
7. Denyut jantung janin
8. Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin)
1. Umur Kehamilan
Menetapkan diagnosa 2. Tafsiran Persalinan
kebidanan 3. Resiko yang ditemukan
4. Penyakit- penyakit lain
1. Pemberian zat besi dan asam folat
2. Terapi lain yang dibutuhkan sesuai hasil pelayanan ANC
Intervensi/Implementasi 3. Penjelasan tentang hasil pemeriksaan ANC (Kondisi janin
dan ibu)
4. Informasi kepada ibu tentang kunjungan ulang pelayanan
1. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
2. Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif
3. KB paska persalinan
4. Masalah gizi
5. Imunisasi TT pada ibu hamil
Informasi dan konseling
KIE 6. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
7. Kelas ibu
8. Brain booster
9. Informasi HIV/AIDS dan IMS
10. Informasi KtP (kekerasan terhadap perempuan)

1. Pengkajian data subjektif


2. Pengkajian data obyektif
Dokumentasi Kebidanan
3. Rumusan diagnosa
4. Intervensi dan implementasi
TRIMESTER PERTAMA

A. Kuesioner Kepuasan Pasien

1. Nama

2. Umur

3. Umur Kehamilan

4. Pendidikan terakhir Tidak sekolah SMA


SD Akademi

SMP PT
5. Paritas 1 kali
2 kali
3kali
≥4 kali
6. Alamat

B. Cheklist

Perspektif Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Layanan ANC

Penjelasan:

Checklist ini dipergunakan untuk mengamati pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas Ciputat Timur guna mengetahui kepuasan layanan ANC sesuai dengan
stadar/prosedur pelayanan.

Isilah kolom 3 dan 4 dengan memberi tanda (√) pada kolom Perspektif Kepuasan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Keterangan :
Kolom 3 : Harapan ibu hamil terhadap pelayanan yang seharusnya diterima

Kolom 4 : Pelayanan diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar/pedoman


dengan benar

Kolom 5 : Di isi oleh peneliti

Perspektif kepuasan

No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish

STS TS S SS STS TS S SS (4-3)

1 2 3 4 5
I.TANGIBLES
1. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki kenyamanan di
ruang pelayanan dan ruang
tunggu
2. Petugas KIA (bidan)
berpenampilan rapi, sopan
dan keserasian seragam
dalam menjalankn tugasnya
3. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
4. Peralatan medis yang
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih
II.REALIBILITY
5. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
6. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan
pelayanan
7. Bidan menanyakan
identitas, riwayat
kehamilan, kontrasepsi,
medis, obstetri dan sosial
ekonomi ibu
8. Bidan melakukan
pengukuran suhu tubuh
9. Bidan melakukan
pengukuran tinggi badan
ibu hamil
10. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
11. Bidan melakukan
pengukuran tekanan darah
kepada ibu
12. Bidan melakukan
pengukuran lingkar lengan
kepada ibu
13. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium kepada ibu oleh
petugas laboratorium
14. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
15. Dilakukan skrining status TT
(Tetanus Toxoid) dan
diberikan vaksinasi TT
16. Bidan memberikan informasi
dan konseling kepada ibu
hamil
17. Kegiatan administrasi rapi
dan teratur
18. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien

III.RESPOSIVENESS

19. Pelayanan dimulai tepat


waktu
20. Petugas KIA (Bidan)
memberi tanggapan yang baik
dan cepat terhadap keluhan
pasien
21. Prosedur penyampaian
informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
22. Petugas KIA (Bidan) selalu
ada sesuai jadwal

IV ASSURANCE

23. Puskesmas Ciputat Timur


memberikan jaminan apabila
terjadi kesalahan pada hasil
kinerja Petugas KIA (Bidan)
24. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan dapat
dipercaya
25. Penarikan tarif biaya sesuai
dengan kualitas pelayanan
yang diterima
26. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki
kemampuan, pengetahuan
yang luas dan kecakapan
dalam menjalankan tugasnya
V. EMPATHY

27. Puskesmas Ciputat Timur


memberikan kemudahan
pelayanan ANC

28. Petugas KIA (Bidan) tidak


memberikan pasien
menunggu antrian terlalu
lama
29. Petugas KIA (Bidan)
memberikan perhatian yang
baik kepada pasien
30. Komunikasi pasien dengan
petugas KIA (Bidan) berjalan
baik dan lancar
TRIMESTER KEDUA

C. Kuesioner Kepuasan Pasien

7. Nama

8. Umur

9. Umur Kehamilan

10. Pendidikan terakhir Tidak sekolah SMA


SD Akademi

SMP PT
11. Paritas 1 kali
2 kali
3kali
≥4 kali
12. Alamat

D. Cheklist

Perspektif Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Layanan ANC

Penjelasan:

Checklist ini dipergunakan untuk mengamati pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas Ciputat Timur guna mengetahui kepuasan layanan ANC sesuai dengan
stadar/prosedur pelayanan.

Isilah kolom 3 dan 4 dengan memberi tanda (√) pada kolom Perspektif Kepuasan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Keterangan :

Kolom 3 : Harapan ibu hamil terhadap pelayanan yang seharusnya diterima


Kolom 4 : Pelayanan diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar/pedoman
dengan benar

Kolom 5 : Di isi oleh peneliti

Perspektif kepuasan

No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish

STS TS S SS STS TS S SS (3-4)

1 2 3 4 5
I.TANGIBLES
1. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki kenyamanan di
ruang pelayanan dan ruang
tunggu
2. Petugas KIA (bidan)
berpenampilan rapi, sopan
dan keserasian seragam
dalam menjalankn tugasnya
3. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
4. Peralatan medis yang
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih

II.REALIBILITY
5. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
6. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan
pelayanan
7. Bidan menanyakan keluhan
yang ibu alami selama
kehamilan
8. Bidan melakukan pengukuran
Perspektif kepuasan

No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish

STS TS S SS STS TS S SS (3-4)

1 2 3 4 5
suhu tubuh

9. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
10. Bidan melakukan pengukuran
tekanan darah kepada ibu
11. Bidan melakukan pengukuran
tinggi perut (fundus uteri)
12. Bidan melakukan
pemeriksaan posisi bayi
(janin)
13. Bidan melakukan
pemeriksaan denyut jantung
bayi (janin)
14. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
15. Bidan memberikan informasi
dan konseling kepada ibu
hamil
16. Kegiatan administrasi rapi
dan teratur
17. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
III.RESPOSIVENESS

18. Pelayanan dimulai tepat


waktu
19. Petugas KIA (Bidan)
memberi tanggapan yang baik
dan cepat terhadap keluhan
Perspektif kepuasan

No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish

STS TS S SS STS TS S SS (3-4)

1 2 3 4 5
pasien

20. Prosedur penyampaian


informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
21. Petugas KIA (Bidan) selalu
ada sesuai jadwal

IV ASSURANCE
22. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan jaminan apabila
terjadi kesalahan pada hasil
kinerja Petugas KIA (Bidan)
23. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan dapat
dipercaya
24. Penarikan tarif biaya sesuai
dengan kualitas pelayanan
yang diterima
25. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki
kemampuan, pengetahuan
yang luas dan kecakapan
dalam menjalankan tugasnya
V. EMPATHY

26. Puskesmas Ciputat Timur


memberikan kemudahan
pelayanan ANC
27. Petugas KIA (Bidan) tidak
memberikan pasien
menunggu antrian terlalu
Perspektif kepuasan

No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish

STS TS S SS STS TS S SS (3-4)

1 2 3 4 5
lama

28. Petugas KIA (Bidan)


memberikan perhatian yang
baik kepada pasien
29. Komunikasi pasien dengan
petugas KIA (Bidan) berjalan
baik dan lancar
TRIMESTER KETIGA

A. Kuesioner Kepuasan Pasien

1. Nama

2. Umur

3. Umur Kehamilan

4. Pendidikan terakhir Tidak sekolah SMA


SD Akademi

SMP PT
5. Paritas 1 kali
2 kali
3kali
≥4 kali
6. Alamat

B. Cheklist

Perspektif Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Layanan ANC

Penjelasan:

Checklist ini dipergunakan untuk mengamati pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas Ciputat Timur guna mengetahui kepuasan layanan ANC sesuai dengan
stadar/prosedur pelayanan.

Isilah kolom 3 dan 4 dengan memberi tanda (√) pada kolom Perspektif Kepuasan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Keterangan :
Kolom 3 : Harapan ibu hamil terhadap pelayanan yang seharusnya diterima

Kolom 4 : Pelayanan diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar/pedoman


dengan benar

Kolom 5 : Di isi oleh peneliti

Perspektif kepuasan
No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
I.TANGIBLES
1. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki kenyamanan di ruang
pelayanan dan ruang tunggu
2. Petugas KIA (bidan)
berpenampilan rapi, sopan dan
keserasian seragam dalam
menjalankan tugasnya
3. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
4. Peralatan medis yang
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih

II.REALIBILITY
5. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
6. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan
pelayanan
7. Bidan menanyakan keluhan
yang ibu alami selama
kehamilan
Perspektif kepuasan
No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
8. Bidan melakukan
pengukuran suhu tubuh
9. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
10. Bidan melakukan
pengukuran tekanan darah
kepada ibu
11. Bidan melakukan
pengukuran tinggi perut
(fundus uteri)
12. Bidan melakukan
pemeriksaan posisi bayi
(janin)
13. Bidan melakukan
pemeriksaan denyut jantung
bayi (janin)
14. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium kepada ibu
oleh petugas laboratorium
15. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
16. Bidan atau petugas kesehatan
di puskesmas ini
memberikan informasi dan
konseling kepada ibu hamil
17. Kegiatan administrasi rapi
dan teratur
18. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
Perspektif kepuasan
No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
III.RESPOSIVENESS
19. Pelayanan dimulai tepat
waktu
20. Petugas KIA (Bidan)
memberi tanggapan yang
baik dan cepat terhadap
keluhan pasien
21. Prosedur penyampaian
informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
22. Petugas KIA (Bidan)
selalu ada sesuai jadwal
IV ASSURANCE
23. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan jaminan apabila
terjadi kesalahan pada hasil
kinerja Petugas KIA (Bidan)
24. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan dapat
dipercaya
25. Penarikan tarif biaya sesuai
dengan kualitas pelayanan
yang diterima
26. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki
kemampuan, pengetahuan
yang luas dan kecakapan
dalam menjalankan tugasnya
V. EMPATHY
27. Puskesmas Ciputat Timur
Perspektif kepuasan
No Item yang diamati Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
memberikan kemudahan
pelayanan ANC
28. Petugas KIA (Bidan) tidak
memberikan pasien
menunggu antrian terlalu
lama
29. Petugas KIA (Bidan)
memberikan perhatian yang
baik kepada pasien
30. Komunikasi pasien dengan
petugas KIA (Bidan) berjalan
baik dan lancar
MATRIKS INDEPTH INTERVIEW BIDAN

Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan antenatal ?


R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau pelatihan antenatal tidak ya, Kalau pelatihan mah engga. Kalau ANC Belum pernah. Tidak pernah. Menurut saya ga tau
kita hanya belajar teori yang harus Menurut saya adanya pelatihan Pelatihanya setau saya belum ada, juga pelatihanya ada atau ga.
dikerjakan ini ini dan ini. Setau saya kelas ibu hamil menurut saya setau saya kalau di kebidanan Pelatihan yang pernah saya ikuti itu
pelatihan antenatal belum ada adanya APN untuk persalinan sama pelatihan pemasangan KB kalau
KB. persalinan juga belum

Pelayanan yang diberikan pada ibu hamil trimester pertama


R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau pelayananya kita lebih Kalau trimester pertama Anamnesa, terus kalau pemeriksaan fisik Ehm trimeter pertama untuk ya 10 T, tensi
mengacu pada pemeriksaan di biasa tensi timbang terus kita nanya di keluhan karena belum teraba timbang, tinggi badan, konseling, periksa
trimester satu, misal ANC, apalagi ya, ukur tinggi ya sama konseling kaya dari fisiologisnya hamilnya head to toe, terus lab, skrining
konseling dan misal dia ada badan LiLA, kalau TFU dia sama keluhanya dia terus kita kasih penyakit, skrining suntuk TT, riwayat
keluhan keluhan sifatnya yang belum ya, Cuma mungkin terapi seperti pemberian asam folat . penyakit, udah itu aja ya lupa saya
membahayakan, jadi kita kasih HPHT, terus imunisasi periksa LAB ada, untuk semua pasien yang
tau ibunya. Bahaya apa, TT, tapi kadang datang di trimester awal pasti periksa LAB
mengatasinya bagaimana. Kalau imunisasi TT belum ya
pemeriksaan fisik sama kita karena kadang suka
palpasi tinggi badan, berat masih mual terus
badan, tensi, 10 standar tadi kita mungkin pemeriksaan
kerjain LAB ya, yang paling
utama HB
Pelayanan yang diberikan pada ibu hamil trimester kedua
R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau trimester kedua, sama saja Biasanya suka apa Pemeriksaan fisik, anamnesa pasti, terus Trimester kedua itu sama aja aya trimester
ya sebenernya. Yang namanya, sama aja ya. tanya keluhan. Pemeriksaan fisiknya itu pertama Cuma kalau di trimester kedua
membedakan kalau di trimester Kalau trimester kedua ehm tensi ya, palpasi, terus DJJ, terus kalau tinggi badan ga kita lakuin lagi, lab ga kita
satu ada pemeriksaan awal lab, TFU udah diperiksa, terus misalkan emang yang sudah diatas 4 bulan lakuin lagi skrining TT ga kita lakuin lagi
kalau di trimester kedua kita tidak apalagi ya tensi terus pasti memang ada ya, terusnya timbang kecuali dia baru dateng di trimester kedua,
periksa lab , tapi tanda kutip ya, ehmm terus ehmm yang terus udah itu aja si pasien baru. Kalau misal dia uda dateng
jadi misal kalau dia belum ada buat temu wicara buat dari kunjungan awal trus udah di skrining
lab tapi dateng di trimester kedua penyakit menular seksual ga perlu kita kerjain lagi
ya kita lakukan pemeriksaan lab. ya, terus denyut jantung
Kalau misal trimester satu sudah janin ya . Kalau trimester
kita tidak lakukan lagi kedua periksa Lab tetep
kalau Hbsag belum di
trimester ketiga biasanya

Pelayanan yang diberikan pada ibu hamil trimester ketiga


R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau trimester tiga sama saja ya, Pelayananya ehm tensi Kalau trimester ketiga sama aja ya Trimester ketiga kalau dia dari awal udah
anamnesa, palpasi, observasi, timbang, TFU terus pemeriksaan fisik kaya tensi, palpasi terus dateng, sama kaya trimester kedua, tingg
kemudian konseling. Nah satu konseling terus periksa DJJ, posisi terbawah, terus Lab lagi badan udah ga saya lakuin lagi, skrining
lagi kalau dia dateng di semester pemeriksaan Hbnya juga karena mau mendekati persalinan jadi kita penyakit udah ga saya lakuin lagi, tapi lab
awal KB paska salin juga kita di tes lagi. cek lagi saya lakuin kan sempet stop di trimeste
masukin konseling ya, tapi kan kdua, nah di trimester ketiga kita lakuin
ada dari beberapa yang dateng lagi buat evaluasi. Bedanya pemeriksaan
dari swasta udah di trimester LAB di trimester satu sama trimester
kedua atau ketiga, tetep kita kasih ketiga itu, kalau trimester satu lab yaang
konseling KB paska salin harus diperiksa banyak, cek golongan
darah, Hb, Hbsag, hiv. Tapi kalau di
trimester ketiga cukup Hb sama protein
urin.

Apakah bidan mencuci tangan setiap melakukan pelayanan kepada ibu hamil
R-3a R-3b R-3c R-3d
Secara teori si iya, SOP nya iya. Hehe tidak ya. Harusnya si Oh iya harusnya setiap kontak dengan pasien Engga jujur engga. Karena waktunya
Tapi kita ga kerjain ya, kenapa ya dilakukan ya. Alesanya cuci tangan. Kadang aku ga lakuin ya alesanya terbatas, antrian pasien yang banyak,
??. kita ga kerjain alesanya karena kadang lupa ya, kebiasaan suka lupa ya saya juga jadi setelah pasien yang dan kita takut pasien mengantri terlalu
udah banyak pasien nunggu jadi jelek kali ya saya tangani selesai terus langsung panggil lama nanti ada komplain, kalau di SOP
kita lupa, karena pasienya numpuk pasien yang berikutnya. si harusnya ada
jadi lupa jadi kurang konsentrasi
ya. Jadi lupa

Apakah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada ibu hamil


R-3a R-3b R-3c R-3d
Iya harusnya dilakukan ya, tapi iya Seharunya dipriksa ya, tapi Kalau SOP nya si kita ada harus periksa suhu Engga kalau ga ada indikasi atau
itu satu lagi kita lupa. Jadi bidanya engga dilakuin juga ya, kepada ibu hamil. Kalau aku jarang banget keluhan dari pasienya. Indikasi
lupa, trus kan dari konseling tadi karena apa namanya periksa suhu, karena kalau untuk suhu kita contohnya kalau misalkan saya tensi
kita tanyakan keluhan kan, keluhan alatnya disini emang suka biasanya kalau tensi kan teraba ni jadi ya saya terus saya pegang badanya anget itu
dia apa, kalau misalnya dia tidak ilang mulu, ada si ada tapi kira- kira aja jadi memang ga perna periksa saya tanya ibu demam ya bu baru saya
ada keluhan kesana walaupun suka ilang mulu, rebutan suhu karena pasien banyak ukur suhu tubuhnya, jad berdasarkan
standarnya harus diperiksa maka sama UGD. Terus kalau ga keluhan pasien aja. Kalau ibunya ga
kita mengacu pada keluhan saja , ada keluhan apa ya paling ngeluh demam, pusig terus saya
tekuncilah disana kita nyari kalau ada peganag ibunya juga biasa aja maka ga
keluhan misal pusing. saya ukur
Kalau ga ada keluhan ,
terus kan kita raba si ibu
kan kita kontak sama
pasien nah kan kita bisa
tahu ya, kalau ga ada
masalah ya ga kita periksa

Apakah ibu hamil semuanya di suntik TT


R-3a R-3b R-3c R-3d
Iya , tapi kalau sekarang kita Engga, harus di skrining Ga semuanya karena kan kita skrining TT jadi kita skrining dulu, kalau dalam seumur
skrining jadi tidak harus disuntik. dulu dari awal pada dulu kan , dari bayi lengkap terus SD 1 2 3 hidupnya udah ya kita ga suntik. Kalau
Kalau misalnya ibu nya belum di trimester pertama tadi, lengkap terus diliat dulu statusnya kalau misal ibunya ga inget nah nanti kita
suntik TT maka kita kerjain. Di kalau apa namanya, kalau sampai usia 25 tahhun kekebalanya berusaha hitung bareng ibunya. Kita tanya
skriningnya pas begitu dia dulu kan memang harus di masih.Saya si suka saya skrining kadang ya ibunya pas bayi imunisasinya lengkap ga,
nyampe terus ternyata dia belum suntik kalau sekarang tapi ya gitu kendalanya ibunya suka lupa nah kalau lengkap itu berarti dia udah dapet
pernah maka kita engga, kalau sekarang di status imunisasinya si ya. Makanya kalau dia DPT 1 2 dan 3 , terus pas sd kalau dia di
skrining dulu. Kalau dia lupa kadang suka disuntikin aja imunisasi 2 kali biasanya itu juga imunisasi
dari bayi udah, terus sd TT di dalemnya, terus kan udah 5 kali tu
udah yaudah engga usah udah cukup
lagi . udah TT lengkap

Apakah seluruh ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan LAB


R-3a R-3b R-3c R-3d
Oh Iyah Iyaah dari trimester Disarankan dari trimester satu sampai tiga Disarankan ya semuanya
pertama untuk cek Hb
Apakah seluruh ibu hamil dilakukan pemeriksaa LAB
R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau pasien dengan kunjungan Semuanya diperiksa dari kalau setiap kunjungan, engga semua periksa Iyahhh kecuali dalam kunjungan ulang.
ulang nanti kita evaluasi lagi pas trimester pertama kedua lab . karena kan kita lihat dulu ya kaya Jadi kalau awal atau pertama kunjungan
di semester tiga, kalau misal yang dan ketiga. Ada yang trimester satu kan untuk hemoglobin ya terus kita periksain, tapi kalau misalkan ibunya
belum di cek lab misal dari swasta trimester kedua engga sama kalau dia belum tahu golongan darah kunjungan ulang trus di trimester kedua ga
atau dari rumah sakit belum kalau trimester pertama maka kita periksa LAB , terus sama trimester kita periksain lab lagi. Jadi kalau dibilang
pernah maka kita arahkan. udah , kan kalau trimester ketiga. Karena memang kan kita lihat dulu setiap ibu dateng di periksa LAB engga,
Soalnya kebanyakan dari swasta pertama misa Hbnya 10, kebutuhan ibunya jadi ga semua periksa tapi kalau semua ibu hamil wajib periksa
itu mereka ceknya baru diakhir nah nanti di trimester LAB. Kalau ibu pemeriksaan LAB sudah LAB, wajib. Jadi ga setiap dateng dia harus
kehamilan kedua di cek lagi hbnya lengkap itu biasanya di usia kehamilan 40 – cek lagi cek lagi, jadi untuk HIV sekali aja
udah naik belum , terus 41 minggu ya, jadi kaya HB sudah di cek,
nanti di trimester ketiga di Hbsag sudah tahu, HIV sudah di cek. Kalau
cek lagi. Ada kenaikan ga, cek HB ya mba di trimester ketiga kaya usia
nanti kalau turun harus di kehmilan 36-40 minggu gitu ya kita cek hab
cek lagi. Engga setiap lagi jadi bisa kita lihat, karena semakin
dateng harus diperiksa lab bertambah usia kehamilan biasanya HB nya
kasian juga orang labnya mudah turun. Kalau pemeriksaan LAB nya
keteter juga dia, sudah lengkap ga kita periksa lagi.
Pemeriksaan LABnya disini itu kita ada HB,
Hbsag, pemeriksaan darah sama golo darah.

Bagaimana cara mengatasi ibu hamil yang tidak mau dilakukan pemeriksaan LAB
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya kita sarankan periksa LAB di Kita disarankan periksa Kalau gitu biasanya kita sarankan periksa Pertama kita omongin dulu baik buruknya
tempat terdekat, nanti hasilnya buan depanya. Kecuali LAB di kunjungan berikutnya. Misal ibunya kalau tidak periksa LAB, kalau memang
bawa kesini yang mendesak itu. buru- buru gitu mau kerja ya kita sarankan dia masih tidak mau kita suruh dia periksa
Soalnya kan kalau periksa aja minggu depan atau bulan depan ya bu lab diluar. Ada aja si yang nolak karena
lab min 4 kali Anc dari periksa LABnya biaya, biasanya yang pake ktp luar tangsel.
trimester pertama sampai Karena hbsag sama HIV mahal ya
trimester ketiga dia rutin
aja tiap bulan. Tapi kalau
misalkan dia rutin aja tiap
bulan apalagi kalau dia
udah trimester ketiga kan
8- 9 bulan kan kunjungan
kan tu dua minggu sekali
biasanya. Nah kan
kemungkinan di
kunjungan berikutnya cek
labnya kecuali yang
mendesak itu, kalau sehat-
sehat aja mah dua minggu
kedepan aja cek labnya
iadi ga setiap dateng cek
lab gitu kecuali yang
mendesak itu . udah gitu
kan disini petugas labnya
kan Cuma sendiri jadi
petugasnya terbatas

Apakah ibu selalu memberikan konseling kepada setiap ibu hamil


R-3a R-3b R-3c R-3d
Iya, kalau saya si konseling Insyallah si suka. Ya selalu kayanya ya mba. Karena kan Ya , tergantung keluhan dan tergantung
berdasarkan keluhan pasien, kaya Konseling tentang ehm biasanya awalnya kita tanya keluhanya dulu trimester dan pemeriksaan. Kalau
tadi keluhan ibunya kan batuk, tanda bahaya, Kb , ya mba terus kita kasih konseling sesuai tergantung keluhan saya ko mules terus ya,
kemudian ga bisa tidur , kemudian persiapan persalinan, ehm dengan keluhan. Kalau trimester awal ya kita nah tiap 10 menit ibu nya mules, nah saya
berat badanya tidak naik maka apalagi ya, kunjungan kasih kan ya mba ya karena kan memang tanya tuh ibu kerja ya, trus ibunya bilang
kita kasih konseling zat gizi. ulang, nutrisi pas baru kan kalau baru anak pertama kita kasih tau iya trus naik motor tiap hari, nah saya
Terus misal ibunya Hb nya rendah hamil trimster pertama fisiologisnya, keluhan- keluhan kehamilanya bilang aja ibu istirahat bisa ga ga naik
maka kita motivasi dia untuk soalnya kan ibunya suka terus kalau di trimester ketiga itu itu motor dulu, bed rest. Berdasarkan
konsumsi buah beet untuk naikin mual dan muntah, sama keluhanya sakit perut bagian bawah lah, trimester, kadang kan di trimester satu
hemoglobinya, kemudian pola trimester ketiga kan proses susah tidur lah sakit pinggang lah, nah kita ibunya mual dan muntah maka kita kasih
makanya, zat gizinya terus misal persalinan biasanya kasih konselingnya konseling “ ibu makanya dikit- dkit tapi
kalau dia ada keluhan lain ya harus sering jangan yang pedes,asem dan
perlu rujukan kita konsulkan ke santen. Kalau berdasarkan hasil
dokter. Terus meskipun dia ga ada pemeriksaan misalkan ternyata pas di cek
keluhan tetep kita kasih konseling Hb nya Cuma 8 atau 9 maka kita kasih
konseling makan banyak buah beet sayur
bayem. Terus yang biasanya vitaminya
sekali kita tambah jadi dua kali
Apakah ibu pernah memberikan konseling mengenai : inis
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya kalau inisasi menyusu dini dan Asi ekslusif jarang. Kb Kalau inisiasi menyusu dini sama asi ekslusif Kalau inisasiasi menyusu dini dan asi
ASI ekslusif pernah, paling pas paska salin biasanya jarang si ya mba. Kalau kb paska salin selalu ekslusif kita kasih di trimester ketiga. Kan
ibunya mau masuk trimester diberikan di awal karena kita kasih tau ke pasienya, kalau dia mau kalau di trimester ketiga kita kasih
terahir biasanya. Kalau KB paska disini kan bersalin karena biasanya abis bersalin disini konseling asi ekslusif terus perispan
salin kita udah kasih dari trimester memprioritaskan kb paska kita kasih kb paska salin, terus kita kasih tau persalinan, sama perawatan tali pusar.
awal, kalau imunisasi TT pada ibu salin, jadi setelah dari trimester awal biasanya. Kalau imunisasi Kalau kb paska salin kita udah di kasih dari
hamil, kita kan ada formnya kan, persalianan langsung TT jarang ya kita kasih tau. Terus kalau trimeseter pertama. Kalau imunisasi tt kita
jadi kita skrining, kalau misal pasang. Imunisasi TT penyakit kronis dan menular engga ya. Kalau kasih tau infonya dari trimester awal. Kalau
belum di suntuk nanti kita suntik. diberikan informasi , tapi kelas ibu sebenernya kita ada, tapi beberapa penyakit kronis sama penyakit meular
Kalau masalah penyakit kronis kan ga semua ibu hamil bulan ini kita ga jalan kelas ibu hamil di dikasih tapi memang ga semuanya , jadi
dan menular, kaya kemaren ada disuntik TT karena kan puskesmas, tapi kalau di posyandu masih diawal kita skrining berdasarkan di
ibu yang Hbsag positif maka kita diskirining dulu itu. jalan, karena disini SDM nya terbatas ya. bukunya apakah si ibu ada riwayat
sampaikan mengenai penyakit Penyakit kronis dan Nah nanti kita mau jalanin lagi abis lebaran. penyakit. Kalau ada penyakit kita kasih.
hepatitis, selain itu juga kita menular kurang ya karena Kalau brain booster kita engga kasih tau. Kalau kelas ibu ga kita kasih. Kalau brain
konseling masalah TB, tapi kalau yang satu aja udah Kalau HIV dan Hbsag pasti kita kasih tau ya booster lupa mulu soalnya banyak banget
sampai sekarang si ibunya belum ribet gitu ya , kalau yang pas pemeriksaan, karena banyak ibu yang ga materinya. Kalau HIV sama IMS kita kasih
ada yang kena TB. Kalau kelas ke penyakit- penyakit itu tau, soalnya mereka mikirnya cek Hb itu buat pas skrining awal. Kalau informasi
ibu kita mengadakan juga di ga terlalu banyak dibahas, tekanan darah padahal kan beda itu buat liat kekerasan terhadap perempuan kita jarang
posyandu, tapi kalau di dalam jadi kalau dibahas itu yang anemia. Kalau informasi kekerasan terhadap kasih ya kecuali ibunya dateng ke kita
gedungnya sendiri kita masih dia minta, jadi dia ada perempuan engga ya, karena jarang banget dengan luka- luka lebam gitu ya nah kita
terbatas sama tenaga jadi masih keluhan apa nanti kita ya karena kita fokusnya kepada ibu hamil kasih
keteter, tapi insha Allah bulan kasih saran dan masuka. dan keluhan- keluhanya aja jadi kita kasih
depan mau kita aktifin lagi, dulu Kalau penyakit menular tahu yang harus ibu hamil tahu. Ehmm ibu
si kita adain abis jaga tapi itu ga kita kasih karena hamil resiko ni diawal kehamilan apa
sekarang udah ga efektif. pasienya udah terlalu
Kelasnya ada tapi belum diaktifin banyak ya. Engga,
lagi dari januari karena kegiatan istilahnya karena terlalu
kita banyak jadi kita suka lupa. banyak kali ya
Kalau brain booster kita juga lupa
ngasih tu ya. Kalau IMS ada
beberapa kasus juga, tapi ya kalau
ibunya ada keluhan ya. Kalau
informasi kekerasan terhadap
perempuan, jarang ya karena
kalau ga ada kasus ga kita berikan
konseling

Bagaimana menurut ibu sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan ANC di puskesmas ini ?
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ruanganya harusnya memadai ya, Ehm masih kurang kali ya, bukan Belum cukup dan masih kurang, dari Belum maksimal, tenaga kurang ,
harusnya terpisah dengan ruang KB. kurang, tapi kada alat- alat suka ilang, tempatnya juga untuk alat kadang kan alat- alat kurang, contohnya kita
Kalau dari alat kita masih kurang, terus apa namanya metilen padahal kita ada yang ilang, ga punya termometer digital,
masih suka pinjam dengan UGD, sepele ya suka rebutan sama pk terus timbanganya cuma satu,
kadang udah kita beli k arena faktor (tempat bersalin) jadi rada rebutan terus stetoskop kurang
disiplin juga jadi suka ga ada. Jadi disitu. Kalau ruangan si alhamdulillah
belum terpisah ruangan KIA dengan cukup, ya memang si haru pisah sama
KB KB ya, biar fokus, dulu kan malah
imunisasi juga disitu. Kalau emang
kaya tadi mau imunisasi banyak kaya
gitu tuh harus fokus ruanganya
b=harus buat pemeriksaan kehamilan
aja. Sekarang si masih mending
imunisasi udah dpisah

Bagaimana mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?


R-3a R-3b R-3c R-3d
Yaudahlah kita kerjain aja disini. Kita ambil inisiatif aja, pinjem, kalau Apa ya kalau untuk ruangan kita Pertama mengajukan, kedua minjem.
Soalnya kan imunisasi juga kurang pasienya memerlukan banget. Kalau fleksibel aja, kalau misal alat ya kita Kalau belum bisa dipenuhi ya pinjam
disini. Ya caranya si belum bisa pasienya sehat sehat aja si ga pake seadanya aja ya, kalau alat kalau misal ga bisa pinjem ya pasrah.
berandai- andai karena belum hawatir banget kadang suka ilang tuh kaya reflek
terpisah ruanganya jadi ya hammer.

Bagaimana suplemen dan obat- obatan yang mendukung pelayanan ANC di puskesmas
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya emang ada beberapa yang kosong Cukup si, untuk suplmene mah, tapi Obat- obatanya sudah memadai ya Naik turun, kadang ada kadang
tapi sekarang udah ada. Memang emang pernah sempet ga ada, sudah cukup kalau menurut saya engga. Yang suka ga ada itu tablet
sempet si kosong tapi ga lama ya kalsium dulu beli diluar, kalsium tambah darah sama kalsium
sama tablet tambah darah ya sempet
dulu ga ada,tapi ga terlalu lama ko,
tapi jadi sementara mah cukup
Cara mengatasi suplemen dan obat- obatan yang kosong
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya kita beli obat, pakai dana JKN. Ya iya keluar diluar, jadi diresepin Kalau misalkan stock kosong maka Cara mengatasinya itu pertama
Kalau misal belum ada juga maka diluar, jadi disuruh beli diluar, jadi ga kita meresepkan obat yang tidak ada. pengajuan ke dinas bagian farmasi.
kita resepin keluar kita kasih disini. Paling diganti sama Kalau obat yang kosong biasanya kita Kalau misal dari mereka belum ada
vit biasa, vitamin yang banyak Fe, kadang kita obat atau tablet fe juga kita beli pake JKN terus kalau
ragamnya, kan satu obat itu banyak dikasih banyak kadang sedikit. ga bisa juga yaudah kita respkan
komposisinya. Jadi salah satu cara Kadang asam folat banyak kadang keluar. Resepnya obat generik biar
mengatasinya ya itu vit biasa yang sedikit, kita sebenernya ga bisa terjangkau
kita kasih. Nah yang paling bannyak mastiin ya yang seing kosong apa
yang ga ada itu kalsium si. Karena karena biasnya gitu bergiliran
kalau kita resepin itu banyak- banyak kosongnya ga langsung kosong
kan semua
MATRIKS INDEPTH KEPALA PUSKESMAS dan KEPALA TATA
USAHA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

Apakah bidan pernah engikuti pelatihan anc?

Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha


Karena itu udah tupoksinya dinas . kalau Saya disini udah 2 tahu, kalau untuk
pelatihan khusus antenatal setau saya si ga pelatihan yang ormil engga semuanya dapet,
ada ya, belum ada tapi memang kan seharusnya setelah dia
tamat teru pas udah prajabatan kalau PNS
harus udah siap pakai sebenernya. Nah
semakin kesini kalau program dinas itu kaya
model melahirkan , terus anc itu memang
selalu di update sebenernya, mungkin
control di lapanganyamasih kurang

Bagaimana pengetahuan bidan mengenai standar pelayanan ANC ?


Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha
Kan semuanya susuai sop kan, kalau Sebenernya ada yang masih sesuai standar,
mereka mengikuti sop berarti sudah sesuai kan kita ada 10 T ya sekarang pemeriksaan
standar ya kepatuhan bidan pemeriksaan semua, ada yang belum
menyadrai, tapi ada yang belum menyadari
semua. contohnya ehm imunisasi TT,
imunisasi TT kan harus skrinig kita
sebenernya , ynah dia tuh ada status
imunisasinya harus berapa tuh, nah kadang
itu sering tidak dilakukan alasanya macem
mace, rada ribet nanyanya, pasienya ga
koperatif, sebenernya ga begitu harusnya.
saya kan lama di KIA , missal kita nanya
pasien, ibu nget ga dulu imunisasi pas bayi,
nah yaudah kalau dia ga tau kita abaikan,
ya jadi kita skrinig aja pas bayi udah, pas sd
udah, jadi udah ga perlu kita vaksin lagi

Apakah dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil pelayanan yang


dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan standar ?

Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha


Saya si jarang kebawah ya, tapi a bisa Menurut saya si sudah ya, saya yakin si
ditanya ke bikornya yak arena dia kan ya positif thinking sudah sesuai standar
yang melakukan pelayanan meskiun ada kekuranganya
Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung pelayanan
ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?

Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha


Kalau sarana dan prasarana kan kita Sarana dan prasarnanya sudah cukup semua
dikasih dari dinas, jadikita pake yang ada si. tapi kalau untuk usg itu hanya faktor
aja si ya pendukung ya,tapi kalau ada memang
karena bidanya udah kita latih ya untuk
mendeteksi dini dong. menurut saya kalau
ga ada usg bukan berarti ga sesuai standar,
karena usg bukan untuk menegakan
diagnose ya untuk bidan kecuali kalau ada
dokter spesialisnya. bukan masalah enurut
sya karena itu hanya faktor pendukung,
yang penting mah ada alat tensi, terus buku
register, semua udah ada. kalau untuk
pelaporan setiap minggu itu kita laporan,
tapi untuk rekapan kita laporin sebulan
sekali. yang dilaporin itu indikatornya
standa minimal kia kaya k1 k4, persalinan
nakes. . kalau untuk di hardcopy setau saya
ada di register, nah pelaporanya melalui
softcopynya, tapi rekapan selalu ada
setiapbulan di dalam satu map untuk
dikirim ke dinas

Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?


Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha
Kalau missal kaya sarana USG yang ga Kita ajukan dan laporkan ke dinas
ada itu kan sarana USG itu kan hanya alat
bantu ya, terus pas saya masuk sini memang
udah rusak jadi ya saya juga ga bisa apa-
apa ya, yang penting kita kalau ada yang
rusak kita udah melaporkan

Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?


Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha
kalau missal kaya sarana USG yang ga ada Kita ajukan dan laporkan ke dinas
itu kan sarana USG itu kan hanya alat
bantu ya, terus pas saya masuk sini memang
udah rusak jadi ya saya juga ga bisa apa-
apa ya, yang penting kita kalau ada yang
rusak kita udah melaporkan
Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?

Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha


Saya rasa sudah cukup ya Kadang- kadang juga ga ada ya, karena kita
di suplai dari dinas, kalau dinas ga ada
kebetulan kitanya juga kan engga
nganggarin, ya jadi terpaksa obat habis,
tapi ga lama ko. kalau paling yang suka
habis itu kaya suplemen aja, tapi kalau obat
obat yang beresiko itu kita ga ngasih , kaya
obat penguat janin itu ga dikasih memang

Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang


ada ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha
ya kalau untuk obat- obatan esensial ya kit Kalau dalam keadaan mendadak kan kita
abisa beli dari dana JKN. Ya kita liat ada laporan ya dari bawah ya, bu ada obat
stocknya dulu dari dinas, kalau emang yang abis nah itu baru ada tindakan, kalau
urgent dan ga boleh kosong maka kita memang ada yang dianggarin ya kita bisa
harus beli beli pakai dana JKN , bisa beli juga tapi
belinya yang ga ada di dinas, jadi kita beli
obat sesuai dengan pronasnya. kalau Fe
kana da tuh nah nanti palindisuruh beli
diluar dulu pasienya. kecuali kalau
dinasbilang selama 6 bulan tabletnya
kosong baru tuh kita beli , supaya pasienya
ga susah. jadi selama inni tablet fe kita
nunggu dari dinas, kalau suplainya abis
yaudah kita suruh pasienya beli sendiri
diluar

Anda mungkin juga menyukai