Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERSIAPAN PRODUKSI
1. Pengembangan Produk
Proses produksi garment dimulai dari pengembangan produk/diterimanya
order dari buyer yang dilanjutkan dengan pembuatan order sheet, pembuatan
sampel produk, penyiapan bahan baku. Proses awal sebelum produksi dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Pengembangan Disain
Pada proses pengembangan produk di industry melalui berbagai riset trend
dan riset pasar. Riset trend digunakan untuk memprediksi model busana yang
akan trend dan riset pasar digunakan untuk mengetahui perilaku dan selera
konsumen terhadap model. Hasil dari riset ini dikembangkan oleh tim desainer
sehingga memunculkan ide, sket dan gambar busana untuk menjadi satu
koleksi busana, yang selanjutnya dari koleksi yang akan diproduksi dibuatkan
disain produksi. Pada proses selanjutnya disain tersebut kemudian dibuatkan
sample (contoh produk) pakaian jadinya. Tidak semua industri busana
melakukan proses pengembangan produk ini. Proses pengembangan produk ini
biasanya hanya dilakukan oleh industri yang memiliki brand/merek busana
sendiri. Berikut ini contoh pengembangan produk kemeja dengan melakukan
riset trend dan pasar (https://riashah94.blogspot.co.id/2015/06/module-
fas4009-fashion-design-practice.html):
1
1) Fashion trend story for the season Autumn Winter 15-16
Gambar 2.1
2) Client board for the selected brand
Gambar 2.2
3) Design Developments
Gambar 2.3
2
Gambar 2.4
4) Final Line up
Gambar 2.5
Gambar 2.6
3
5) Garment Specification Sheets
Gambar 2.7
Gambar 2.8
6) Photoshoot
Gambar 2.9
4
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Banyak industry garmen yang hanya menerima pesanan produksi dari para
pemilik/pememgang merek (buyer) sehingga tidak mengembangkan sendiri
desainnya. Pada proses ini, order yang diterima dari buyer dapat berupa sket
disain dapat pula berupa sampel produk. Apabila berupa sampel produk maka
akan dilakukan penterjemahan dalam bentuk disain yang kemudian diberikan
catatan berisi analisis disain yang meliputi: bentuk dan jumlah komponen, jenis
bahan, warna bahan, asesoris, spect ukuran, dan jumlah order.
Contoh analisis disain berdasarkan order:
Gambar 2.12
Sumber: https://id.pinterest.com/pin/402298179192087636/
5
b. Penanganan Order
Hasil dari proses pengembangan produk yang beupa desain dan sample
standarnya kemudian dituangkan dalam lembar ordersheet yang umumnya
berisi
1) Desain busana
2) Ukuran standar busana (S, M, L, XL dst)
3) Jumlah order dan batas waktu pengiriman barang.
4) Spesifikasi bahan busana
5) Standar pengerjaaan
Ordersheet selanjutnya dilengkapi dengan Production Specification Sheet
yang menunjukkan spesifikasi material yang digunakan.
Industi garmen Indonesia umumnya adalah industri yang hanya
mengerjakan order berbagai brand/merek busana yang beredar di dunia. Para
pemilik merek (buyer) akan mengirimkan order untuk diproduksi oleh indsutri
garmen.
6
Gambar 2.14. Contoh Production Sheet
Sumber: https://www.lifehack.org/articles/lifestyle/the-ultimate-suit-
wearing-cheat-sheet-every-man-needs.html
7
2) Production Sample terdiri dari:
a) Approval/Pre-production Sample: sebelum Pre prod Meeting
b) Production sampel: sesudah sewing dimulai
c) TOP of produksi (TOP) sampel: pengiriman sample tersebut paling
lambat 1 minggu setelah produksi dimulai
3) Finished Goods Sample terdiri dari:
a) Shipping sample (setelah barang dikirim/ekspor)
Istilah tersebut setiap industry tidak selalu sama, kemungkinan besar setiap
buyer memiliki istilah sample yang berbeda dengan yang di atas.
d. Penyiapan Bahan dan Pengujian Defect Bahan
Setelah sample produksi ditetapkan maka dilakukan proses pembeliaan
bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi busana. Bahan tersebut meliputi
bahan utama, bahan pelengkap dan bahan tambahan. Bahan-bahan yang dibeli
kemudian dilakukan prosespemeriksaaan (pemeriksaan persiapan produksi/pre
production inspection) kualitas bahan untuk memastikan bahwa bahan
memenuhi kualitas dan mencukupi secara kuantitas.
8
Marker biasanya dibuat dalam beberapa size sekaligus sedekat mungkin
dengan rasio order agar lebih efisien. Rasio Marker adalah perbandingan dan
jumlah ukuran (size) pola-pola yang dibuat pada selembar marker. Pengaturan
rasio pada marker dilakukan sedemikan rupa berdasarkan jumlah pesanan dari
tiap size (size assortment). Sehingga size assortment order produksi terbagi
habis oleh rasio marker dikali dengan jumlah amparan kain sehingga
diharapkan tidak terdapat kelebihan atau kekurangan jumlah potongan. Rasio
yang ideal untuk pembuatan marker dengan 4 ukuran S-M-L-XL adalah 1:2:2:1.
Namun hal ini tidak selalu dapat dilakukan karena seringkali assortment size
order pesanan tidak mempunyai perbandingan rasio yang baku. Jika hal ini
terjadi maka diperlukan marker ke-2, ke-3 dan seterusnya dengan rasio yang
berbeda dengan marker utama untuk dapat memenuhi jumlah pesanan. Rasio
marker berpengaruh pada besaran efisiensi kain dan efisiensi kebutuhan bahan
untuk seluruh jumlah produksi yang akan dibuat. Hal berikutnya yang harus
diperhatikan dalam pembuatan marker adalah kualitas pembuatan markernya
sendiri. Pembuatan marker yang kurang baik dapat mengakibatkan hasil
potongan yang kurang sempurna dan pada gilirannya akan mempengaruhi
kualitas produk akhirnya. Contoh tahapan pembuatan marker kemeja dan
celana:
1) Menganalisis disain kemeja dan celana
Kegiatan menganalisis kemeja dan celana sangat penting dilakukan
agar kita dapat mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan.
Dengan mengetahui komponen rok sesuai disain akan mempermudah
dalam melakukan perancangan layout marker hingga perancangan
penggabungan komponen rok. Berikut ini analisis disain kemeja dan
celana:
2) Memeriksa break down size pesanan kemeja/celana
Contoh:
PT. ALFA GARMEN mendapat pesanan kemeja dan celana dari salah satu
pelanggan dengan break down size sbb:
9
Contoh Break Down Size Order Kemeja
SIZE S M L
KUANTITI ORDER 25 50 25
Contoh Break Down Size Order Celana
SIZE S M L
KUANTITI ORDER 20 60 20
10
Selisih Potongan (PCS) 15 30 15 60
Size Ratio Marker 3 1 2 1 4
Hasil Potongan (PCS) U/5 Layer 5 10 5 20
Selisih Potongan (PCS) 10 20 10 40
Size Ratio Marker 4 1 2 1 4
Hasil Potongan (PCS) U/5 Layer 5 10 5 20
Selisih Potongan (PCS) 5 10 5 40
Size Ratio Marker 5 1 2 1 4
Hasil Potongan (PCS) U/5 Layer 5 10 5 20
Selisih Potongan (PCS) 0 0 0 0
Total Potongan (PCS) 25 50 25 100
༌⧔༌༌⧔
༌⧔༌
⧔
X Jumlah Order = Kebutuhan Bahan
༌ ༌༌ ⧔༌h
༌༌༌⧔༌⧔
11
Jumlah rasio ukuran adalah total jumlah pola yang harus dimarker
yang diperoleh dari jumlah rasio perbandingan jumlah pesanan pada
masing masing ukuran
S : M : L = 25 : 50: 25 = 1 : 2 : 1
Maka jumlah rasio ukuran adalah 1 + 2 + 1 = 4
dengan jumlah order adalah 25 + 50 +25 = 100 piece
sehingga kebutuhan bahan adalah
ꀀ
x 100 piece = 150 meter
12
Solid Marker adalah semua pola dapat ditempatkan pada posisi bebas
(arah lusi, pakan, maupun serong) tidak perlu mempertimbangkan jenis
komponen garment. Jenis marker ini biasanya digunakan untuk jenis kain
polos.
One Way Marker adalah semua pola dalam marker diletakan satu arah,
dimana letak pola arahnya tidak boleh berlawanan. Biasanya marker ini
digunakan untuk jenis kain corduroy, atau untuk jenis motif kain bunga
border print, fabric one facing direction.
Two Way Marker adalah peletakan pola dalam marker dapat dilakukan
dua arah. Biasanya marker ini digunakan untuk jenis kain yang
mempunyai design dengan repeat yang simetris.
13
Gambar 2.17. Two Way Marker
One Each Way Marker Pengertian dari one each marker adalah
peletakan pola dalam marker diperbolehkan dua arah Tapi hasil dalam satu
garment akan satu arah. Metode ini sama seperti two way marker
Special Marker Block Marker Pengertian special marker adalah
perlakuan khusus dalam peletakan pola pada marker yang disebabkan oleh
kualitas kain yang mempunyai cacat konsisten.
14
tombol kiri yang tadi ditahan, bila berhasil maka akan keluar gambar
seperti dibawah.
Gambar 2.18
Membuat garis lurus dan lengkung, caranya dengan mengarahkan
posisi pointer ke area kerja dan klik tombol mouse geser maka akan
muncul garis. Bila akan merubah dari garis lengkung ke garis lurus
klik kanan maka simbul akan berubah. Simbul logo huruf T untuk
garis lurus, simbul menyerupai huruf S untuk garis lengkung.
Gambar 2.19
b) Rectangle (shorcut “S”)
15
arahkan pointer ke area kerja dan klik dengan tombol kiri sambil
ditahan (jangan dilepas tombol kiri) dan geser sedikit dan lepas
tombol kiri yang tadi ditahan. Kemudian isi kolom yang keluar
dengan nilai panjang dan lebar yang kita inginkan, seperti gambar
dibawah.
Gambar 2.20
c) Add point (Shorcut “P”)
Berfungsi untuk menambahkan poin pada garis atau bidang lain,
penambahan poin bisa lebih dari satu. Cara menggunakan bisa dengan
shortcut “p” dan logo pointer akan berubah menjadi dua garis kecil
dan titik.
Gambar 2.21
16
Gambar 2.22
d) Paralel Line (Shortcut “Q”)
Paralel line digunakan untuk membuat/ menambahkan garis
paralel/ sejajar dengan garis yang anda. Caranya katifkan tool dengan
menekan “Q” dari keyboard dan logo pointer akan berubah menjadi
garis paralel. Kemudian arahkan pointer ke garis yang akan kita
tambahkan garis paralelnya (sampai garis berwarna merah), terus klik
dengan tombol kiri kemudian geser kearah yang diinginkan kemudian
klik tombol kiri sekali lagi dan akan muncul jendela kotak yang harus
diisi pada kolom seperti petunjuk dibawah:
Gambar 2.23
Isi kolomnya sbb :
Kolom pertama adalah jarak garis pertama/ garis acuan ke garis kedua.
Kolom kedua adalah jumlah garis yang akan ditambahkan.
Kolom ketiga adalah jarak antara garis kedua dengan garis ketiga,
keempat dst
17
e) Forfex (Shorcut “W”)
Digunakan untuk memecah desain menjadi beberapa bentuk pola.
Setelah kita selesai membuat desain pola dari rectangle/ persegi empat,
maka kita bisa memecahnya menjadi beberapa bagian seperti contoh
pada gambar berikut :
Gambar 2.24
f) Pattern Flip
Pattern flip atau Mirror adalah tool yang digunakan untuk
mencerminkan pola terhadap sumbu X (horizontal) atau Y (vertical)
sesuai yang dibutuhkan. Caranya, aktifkan toolnya dan perhatikan
logo pointernya dan tekan shift maka logo pointer akan berubah sesuai
arah sumbu yang akan dipilih. Arahkan pointer ke area pola yang akan
di flip dan klik tombol kiri mouse sekali dan pola akan berubah
posisinya.
18
Gambar 2.25
2) Pola Badan
Disain
Gambar 2.26
Size Spec Kemeja Pria
SIZE NAME S M L
Panjang Kemeja 68 70 72
Lebar Punggung 46 47 48
Lingkar Badan 104 110 116
Lingkar Leher 44 46 47
Panjang Lengan 54 55 56
Lingkar Kerung Lengan 47 49 51
Rendah Bahu 4 4 4
Lingkar Pergelangan Tangan 24 26 28
19
Badan Depan
a) Buatlah kotak menggunakan rectangle dengan ukuran = ¼
Lingkar Badan x Panjang kemeja (27.5 x 70 cm).
Gambar 2.27
b) Buatlah kotak lagi untuk kerung leher dengan ukuran 1/6 Lingkar
leher +1 cm x 1/6 Lingkar leher + 1,5 cm.
Gambar 2.28
c) Buatlah Parallel Line menggunakan Intelegance Pen
20
Gambar 2.29
Gambar 2.30
21
e) Tarik garis parallel untuk membuat Flap button lebar 1.5 cm
Gambar 2.31
eraser
Gambar 2.32
22
g) Buat kerung leher, buat garis lengkung dari TM sampai garis bahu
terdalam.
Gambar 2.33
Gambar 2.34
23
i) Buat lapisan tengah muka dengan parallel lebar 4 cm.
Gambar 2.35
Pola Badan Belakang
a) Buat garis parallel 4 cm ke atas untuk menentukan posisi bahu
bagian belakang.
Gambar 2.36
b) Buat kerung leher belakang 2 cm dan 8.7 cm.
Gambar 2.37
24
c) Buat garis bahu, arahkan pointer ke sudut tengah belakang, enter
lalu isi table dengan 23.25 cm dan -4 cm, dan hubungkan dengan
titik bahu terdalam.
Gambar 2.38
d) Buat kerung lengan dengan lengkung bagian belakang selisih 0,5
Gambar 2.39
Pola Saku
Arahkan pointer pada tengah muka sejajar bawah lengan enter, isi
table 7.5 cm untuk posisi saku, oke, buat garis ke samping 11 cm
25
untuk lebar saku. Selanjutnya buat garis untuk tinggi saku 13 cm, dan
selesaikan saku.
Gambar 2.41
26
b) Betulkan arah serat dengan klik kanan.
Gambar 2.42
c) Tekan G untuk mengkopi pola dengan, klik kanan, klik kiri sambal
geser pola pada posisi yang sesuai, lalu klik kanan untuk
membalik posisi pola.
Gambar 2.43
d) Blok pola, sesuaikan arah serat, lalu buka pola belakang dengan
pattern symmetry
27
Gambar 2.44
Gambar 2.45
Selanjutnya posisi kancing ke 2 dan seterusnya.
28
Gambar 2.46
Gambar 2.47
29
g) Buat tanda lubang kancing ke 2 dan seterusnya
Gambar 2.48
2) Pola Kerah
Pola Daun Kerah
Keterangan Pola daun Krah
A – B = C – D = ½ lingkar leher
A – C = B – D = 5 cm A turun 1 cm
C naik 1 cm
B keluar 1 cm
Hubungkan titik-titik A1 – C1 – D – B1 – B – A1, sehingga
membentuk daun krah
Gambar 2.49
Ukuran
Nama ukuran Hasil Ukuran
Lingkar leher 42 cm
Tinggi daun kerah 6 cm
30
Langkah Pembuatan Pola
Gambar 2.50
b) Dari garis luar masuk 1 cm.
Gambar 2.51
c) Keluar 1 cm.
Gambar 2.52
d) Hubungkan dan bentuk garris pola kerah kemeja.
Gambar 2.53
31
e) Warnai kerah dengan forfex dan sesuaikan arah serat
pola.
Gambar 2.54
Pola Board
Keterangan
A – B = C – D = ½ lingkar leher +2
A – C = B – D = 4 cm
C naik 1 cm, D naik 1,5 cm
B masuk 1 cm, B1 turun 0,5 cm
Hubungkan titik-titik A – C1 – D1 – B2 – A, sehingga membentuk
daun krah
Gambar 2.55
Ukuran
Nama ukuran Hasil Ukuran
Lingkar leher 42 cm
Tinggi kaki kerah 4 cm
32
Gambar 2.56
Menentukan titik masuk dari tepi 1 cm ddan keluar 1,5 cm.
Gambar 2.57
3) Pola Lengan
Gambar 2.58
Ukuran
Nama ukuran Hasil Ukuran
Panjang lengan 51 cm
Lingkar kerung lengan 49 cm
Lingkar pergelangan tangan/panjang manset 26 cm
33
Langkah Membuat Pola Lengan
Gambar 2.59
b) Turun ½ dari ½ kkerung lengan.
Gambar 2.60
34
c) Hubungkan garis.
Gambar 2.61
Gambar 2.62
e) Ukur lingkar pergelangan tangan. ½ lingkar pergelangan tangan +
2 cm.
Gambar 2.63
35
f) Hubungkan garis lengan.
Gambar 2.64
g) Buat titik offset pada garis 1/3 kerung lengan.
Gambar 2.65
h) hubungkan dan bentuk garis kerung lengan.
Gambar 2.66
36
i) Buka pola dengan , klik kiri arahkan pointer ke titik
awal garis miror ke titik akhir grs mirror.
Gambar 2.67
j) Buat opening slevee (belahan)
Gambar 2.68
Tinggi belahan 10 cm.
Gambar 2.69
37
k) Blok pola dengan forfex
Gambar 2.70
Pola Manset
Keterangan Pola Lengan
A – B = C-D = lingkar pergelangan lengan
A – C = B-D = lebar manset 4 cm
C – C1 = C – C2 = D – D1 = D – D2 = 1,5 cm
Hubungkan titik A – C2 – C1 – D1 – D2 – B – A Sehingga
membentuk pola manset
Gambar 2.71
Gambar 2.72
38
Memberi warna dan arah serat pola manset dengan forfex.
Gambar 2.73
Gambar 2.74
Langkah Pembuatan Pola Slit Besar
Gambar 2.75
39
Dari garis atas turun 1 cm.
Gambar 2.76
Hubungkan garis titik tersebut.
Gambar 2.77
Memberi warna dan arah serat.
Gambar 2.78
Pola Slit Kecil
keterangan Pola Belahan Bagian Bawah
A – B = C – D = 13 cm
A – C = B – D = 4 cm
A – A1 = C – A1 = 2 cm
40
B – B1 = D – B1 = 2 cm
Hubungkan titi A – C – D – B – A sehingga membentuk pola
belahan bagian bawah
Gambar 2.79
Gambar 2.80
Gambar 2.81
b) Isikan ukuran S, M, L, lalu oke.
Gambar 2.82
41
c) Buka Grade table dan mulai menggrading sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan dengan mengisi tabel dengan nilai
selisih.
Gambar 2.83
Lakukan pada bagian lain dengan cara yang sama
d) Hasil pola yang telah digrading seprti gambar berikut ini.
Gambar 2.84
42
e) Beri nama setiap bagian – bagian pola.
Gambar 2.85
Lakukan pada semua komponen dengan cara yang sama
f) Beri kampuh dengan langkah
Gambar 2.86
43
g) Beri kampuh pada bagian sisi
Gambar 2.87
h) Kampuh tengah muka bagian kiri
Gambar 2.88
i) Kampuh sisi pola depan bagian kiri
Gambar 2.89
44
5) Layout Marker
Gambar 2.90
b) Pilih load, pilih file kemeja.
Gambar 2.91
c) Buka pola yang akan dibuat markernya dan isikan jumlahnya
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, oke.
Gambar 2.92
45
d) Tata pola dengan pilih nesting, start autonesting.
Gambar 2.93
Bagian Tubuh S M M
Panjang Celana 93 95 100
Lingkar Pinggang 70 72 74
Tinggi Duduk 23 24 26
Lingkar Pesak 58 66 67
Lingkar Panggul 90 92 94
Lingkar Paha 60 62 64
Lingkar Lutut 50 52 54
Gambar 2.94 Lingkar Kaki 38 40 42
46
Gambar 2.95 C – C1 = ½ Lingkar Paha – 4 cm
F – F1 = ½ Lingkar Lutut – 2.5 cm
D – D1= ½ Lingkart kaki – 2
C1 – C2 = 3.5 cm
C2 – C3 = 6 Cm
Keterangan Pola Bagian Belakang
E1 – H2 = 2 cm
H2 – H1 = 2.5 cm
H1 – H = ¼ Lingkar Pinggang + 3 cm
Titik H menyentuh / sejajar tepi atas
C4 – C5 = ½ Lingkar paha + 4 cm
F2 – F3 = ½ Lingkar Lutut + 2.5 cm
D3 – C2 = ½ Lingkar Kaki = 2 cm
Letak Klep Saku belakang 6 cm dari gari
H–H1, Kupnat 3 cm tepat di tengah H – H1
Gambar 2.96
47
Gambar 2.97
Gambar 2.98
d) Buat garis parallel posisi lutut
Gambar 2.99
48
e) Buat garis pesak dengan dengan menghitung panjang dari ssisi
pinggang sepanjang ¼ lingkar pinggang + 2cm (untuk
membentuk panggul).
Gambar 2.100
f) Hubungkan ke posisi pangkal paha masuk 3.5 cm.
Gambar 2.101
g) Tentokan posisi lingkar lutut dari tengah lutut diukur kesamping ½
lingkar lutut – 2.5 cm.
49
Gambar 2.102
h) hubungkan dengan pangkal paha.
Gambar 2.103
i) Tentukan lingkar dari tengah diukur kesamping ½ lingkar kaki – 2
cm.
Gambar 2.104
50
j) hubungkan dengan lingkar lutut.
Gambar 2.105
k) Buat sisi pinggang dengan mengukur ¼ lingkar pinggang dari
tengah muka pinggang.
Gambar 2.106
l) Hubungkan untuk membentuk sisi panggul
Gambar 2.107
51
m) Buat garis yang menghubungkan paha dan lutut serta lingkar kaki.
Gambar 2.108
n) Buat pesak dengan ukuran 6 cm ke atas.
Gambar 2.109
o) Hubungkan dengan pangkal paha dan lengkungkan.
Gambar 2.109
52
p) Buat pesak dengan membuat garis parallel 3.5 cm.
Gambar 2.110
q) Bentuk pesak dan potong garis yang tidak berguna.
Gambar 2.110
Gambar 2.111
53
s) Lebar saku ke bawak 2 cm dari titik panggul.
Gambar 2.112
t) Membuat kantong.
Gambar 2.113
54
u) Bentuk kantong.
Gambar 2.114
v) Lengkungkan kantong.
Gambar 2.115
55
w) Pecah pola badan depan dan saku, lapusan golbi.
Gambar 2.116
Gambar 2.117
56
Gambar 2.118
c) Arahkan ke garis pinggang depan untuk mendapatkan garis
pinggang belakang dengan ukuran ¼ lingkar pinggang + 3 cm.
Gambar 2.119
d) Buat titik pesak belakang dengan menghitung paha depan dan
belakang dibagi 2.
Gambar 2.120
57
e) Hubungkan dengan titik pesak belakang.
Gambar 2.121
Gambar 2.122
f) Menghubungkan dengan kaki.
.
Gambar 2.123
58
g) Lakukan cara yang sama untuk menyelesaikan sisi celana dengan
catatan setiap titik penyambungan berhenti bari diteruskan agar
mendapatkan titik grading nantinya.
Gambar 2.124
h) Membuat kupnat dan saku, buat garis parallel.
Gambar 2.125
i) Membuat garis bantuan kupnat panjang 12 cm.
Gambar 2.126
59
j) Potong garis untuk menyesuaikan lebar saku.
Gambar 2.127
Gambar 2.128
k) Hapus garis.
Gambar 2.129
60
l) Sempurnakan bentuk saku.
Gambar 2.130
Gambar 2.131
Gambar 2.132
61
n) Blok pola.
Gambar 2.133
o) Buat ban pinggang
Gambar 2.214
62
p) Buat saku
Gambar 2.215
q) Namai masing komponen pola.
Gambar 2.216
63
3) Grading Pola
a) Pilih Size -> edit size and measurement
Gambar 2.217
b) Lakukan grading sesuai dengan selisih ukuran pada setiap
komponen, dengan cara seperti pada grading kemeja.
Gambar 2.218
64
4) Layout Marker Celana
a) Membuka RP-GMS
Gambar 2.219
b) Tampilan lembar kerja yang masih kosong dan siap untuk ditata.
Gunakan autonesting untuk menata secara otomatis.
Gambar 2.220
65
c) Hasil marker pola celana panjang
Gambar 2.221
Daftar Pustaka
Alex T. Hidayat Modul Materi MK Merchandising dan Distribusi Garmen.
alexhidayat.blogspot.com.
Burke Sandra. 2011. Fashion Desgner: Concept to Collection. Burke Publishing.
China.
Frings Gini Stephens. 1996. Fashion from Concept to Consumer. Prentice Hall,
Inc. A Simon & Schuster Company Upper Saddle River, NJ 07458. United
State of Amerika.
Sri Emy Yuli S, dkk. 2017. Menguasai Software CAD Pattern Making untuk
Meraih Sukses di Industri Fashion Global Abad 21. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktotat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
66