Kebijakan Apk
Kebijakan Apk
NOMOR : ........................
TENTANG
AKSES PELAYANAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan direktur rumah sakit bersalin esto ebhu tentang
kebijakan akses pelayananRumah Sakit Bersalin Esto Ebhu.
Kedua : Kebijakan akses pelayanan di Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan akses pelayanan Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan
acuan dalam menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit Bersalin
Esto Ebhu.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sumenep
Pada tanggal 14 April 2014
Direktur RSB Esto Ebhu Sumenep
SKRINING
Skirining dilakukan pada saat pertama kali kontak dengan pasien di RSB
Esto Ebhu
Skirining dilaksanakan melalui kriteria triage, evaluasi fisual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
psikologis, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
Berdasarkan hasil skiring barulah ditentukan apakah kebutuhan pasien
sesuai dengan pelayanan RS
Kebutuhan pelayanan yang bisa dilayani di RSB Esto Ebhu adalah
pemeriksaaan Obstetri dan Ginekologi
Pelayan pasien resiko tinggi ( sesuai dengan kebijakan pelayan
pasien)
RAWAT JALAN
Semua pasien rawat jalan sebelum diperiksa dokter mendaftar terlebih
dahulu di admisi
Dari admisi pasien membawa RM
Assment pasien dilakukan di meja rawat jalan (petugas poli)
Urutan pasien sesuai dengan jam datang pasien
Rawat jalan dibuka mulai pagi jam 09.00 WIB – 12.00 WIB dan sore jam
16.00 WIB – 21.00 WIB
Untuk pasien emergency ,pemeriksaan masuk keruang dokter tidak perlu
menunggu antrian pendaftaran
Semua pasien rawat jalan sebelum dilakukan pemeriksaan dilakukan
asesment terlebih dahulu dengan mengisi form assesment pasen rawat
jalan
Untuk pasien emergency form assesment pasien bisa diisi nama, no RM
dan keluhan utama saja
RAWAT INAP
Semua pasien yang rawat inap sebelum dilakukukan perawatan harus
dijelaskan kepada pasien dan keluarga, mengenai pelayanan yang
ditawarkan , hasil yang diharapkan dan perkiraan biaya pelayanan.
Hasil dari edukasi / penjelasan ditulis di dalam lembar edukasi pasien di
RM
Hasil edukasi ditandatangani oleh pemberi edukasi dan keluarga / pasien
TRIAGE
1. Rumah sakit menggunakan proses triase berbasis bukti untuk
memprioritaskan pasien sesuai dengan kegatannya.
2. Staf dilatih menggunakan kriteria ini.
3. Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi kebutuhannya.
4. Pasien emergensi diperiksa dan distabilisasi sesuai kemampuan rumah
sakit dulu sebelum ditransfer.
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau diluar rumah sakit.
2. Pemeriksaan skrining untuk membantu staf mengetahui kebutuhan pasien.
3. Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan sesuai kebutuhan berdasar
atas hasil pemeriksaan skrining.
Dari hasil skrining ditentukan pelayanan yang dibutuhkan pasien, apakah
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif diprioritaskan.
TRANSFER PASIEN
1. Rumah Sakit telah menetapkan kriteria masuk atau pindah dari pelayanan.
2. Kriteria berdasar fisiologi dan tepat.
3. Staf yang tepat diikut sertakan dalam pengembangan kriteria.
4. Staf dilatih untuk melaksanakan kriteria.
5. Rekam medis pasien yang diterima masuk ke unit yang menyediakan
pelayanan intensif berisi bukti-bukti yang memenuhi kriteria yang tepat
untuk pelayanan yang dibutuhkan.
KRITERIA TRANSFER
Admisi menentukan apakah pasien masuk pada UGD atau Rawat Jalan.
Jika masuk UGD selesaikan Inform Consent, pemasangan infus, dan
pemasangan chateter bila perlu.
lakukan komunikasi antar unit.
Transfer ke unit yang dibutuhkan oleh pasien sesuai kebutuhan pelayanan
pasien.
KEBIJAKAN DPJP
1. Apabila pada saat libur/ jam istirahat DPJP tidak ada di tempat bisa
dilakukan dengan cara on call demi terciptanya kontinuitas pelayanan.
2. Apabila DPJP keluar kota ada dokter pengganti.
3. Yang mengatur pelayanan pasien dan kontinuitas pelayanan pasien selama
di rumah sakit adalah CM (Case Manager) untuk menghubungkan antara
pemberi pelayanan.
4. Dalam memberikan pelayanan kesehatan seluruh staff rumah sakit harus
memakai name tag.
KEBIJAKAN PEMULANGAN PASIEN
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk.
Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
1. Rujukan dengan kasus PEB: sebelum dirujuk ke fasilitas lain, maka pasien
memiliki salah satu gejala dari pre eklamsia berat, seperti Tekanan darah
yang tinggi, Proteinuria 500 gr/24 jam atau ≥ 2+ dipstik maupun Edema,
pandangan kabur, nyeri di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen, sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat.
2. Rujukan dengan kasus Hipertensi: Sebelum dirujuk pada fasilitas
kesehatan lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria seperti pasien
memiliki hipertensi non esensial atau pasien tidak mencapai target tekanan
darah setelah 1 minggu pengobatan.
1. Jika pasien yang tidak langsung dirujuk ke rumah sakit lain instruksi yang
jelas di mana dan bagaimana menerima pelayanan.
2. Instruksi untuk tindak lanjut diberikan dalam bentuk dan cara yang mudah
dimengerti pasien dan keluarganya.
3. Instruksi mencakup kapan kembali untuk pelayanan tindak lanjut.
Instruksi mencakup:
- Identitas pasien.
- Diagnosa.
- Tindakan saat perawatan.
- Lokasi untuk pelayanan lanjutan.
4. Keluarga diberikan instruksi untuk pelayanan bila diperlukan berkenaan
dengan kondisi pasien.