Anda di halaman 1dari 8

SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM PRODUKSI KAYU


UNTUK PENENTUAN TOTAL PERMINTAAN (KONSUMEN)

Widiyarini

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik dan MIPA,


Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
E-mail: Widiya2513@gmail.com

ABSTRACT

A manufacturer that runs on timber manufacturing industry do a forecast about consumer


demand about albasia bare core product. The selling forecast of thirteen milimeters, fifteen
milimeters, and sixteen milimeters bare core obtained from the past selling data, then the data
processed with double moving average and double exponential smooting forecast method. With mean
absolute percentage error (MAPE) method, the percentage of smallest error could be found. The
result of forecast that will be used for the production plan for thirteen milimeters thickness bare core
is using double exponential smooting method zero point five with one point nine one of MAPE, then
fifteen milimeters thickness bare core is using double exponential smooting method zero point five
with one point seven zero of MAPE, and sixteen milimeters thickness bare core is using double
exponential smooting method zero point five with one pont zero three eight of MAPE.
Keywords: forecasting, double moving average, double eksponential smoothing

ABSTRAK

Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu melakukan
peramalan permintaan konsumen terhadap produk albasia bare core. Peramalan penjualan bare core
13 mm, 15 mm, dan 16 mm diperoleh dari data penjualan masa lalu, kemudian diolah menggunakan
metode peramalan rata-rata bergerak ganda dan pemulusan eksponensial ganda. Dengan menggunakan
metode ukuran ketelitian hasil peramalan atau MAPE (Mean Absoulte Percentage Error) dapat
ditemukan presentasi nilai kesalahan terkecil. Hasil peramalan yang akan dijadikan rencana produksi
untuk bare core ketebalan tiga belas mm menggunakan metode peramalan double eksponensial
smooting nol koma lima dengan MAPE satu koma sembilan satu, bare core ketebalan lima belas mm
menggunakan metode peramalan double eksponensial smooting nol koma lima dengan MAPE satu
koma tujuh nol serta bare core ketebalan enam belas mm menggunakan metode peramalan double
eksponensial smooting nol koma lima dengan MAPE satu koma tiga delapan.
Kata kunci: peramalan, rata-rata bergerak ganda, pemulusan eksponensial ganda, bare core.

- 54 -
SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

PENDAHULUAN Perencanaan produksi secara umum


adalah menyediakan jumlah produk yang
Kemajuan industri dalam suatu negara diinginkan pada waktu yang tepat dan pada
menunjukkan bahwa negara tersebut jumlah biaya yang minimum dengan kualitas
perkembangannya semakin maju. Dewasa ini, yang memenuhi syarat (Biegel, 2000).
dunia industri berkembang sangat pesat karena Perencanaan dapat disimpulkan sebagai suatu
ditunjang oleh kemajuan teknologi, sehingga usaha untuk menentukan tindakan-tindakan dan
memunculkan perusahaan-perusahaan besar di keputusan yang menyangkut kegiatan pada
berbagai bidang industri. Salah satunya adalah masa yang akan datang.
industri pengolahan kayu. Industri pengolahan Terdapat tiga jenis perencanaan
kayu di Indonesia dapat menjadi barometer berdasarkan periode waktu (Diana Khairani.
peningkatan perekonomian nasional dan faktor 2013) yaitu:
kunci dalam upaya meningkatkan penerimaan
a. Perencanaan produksi jangka pendek adalah
negara dari sektor kehutanan. Keinginan
perencanaan yang mempunyai jangka waktu
pemerintah untuk meningkatkan kontribusi
perencanaan kurang dari satu bulan dan
sektor kehutanan dalam perekonomian
perencanaannya disusun secara sistimatis
Indonesia mendorong penerapan kebijakan
sehingga terbentuklah jadwal produksi.
pengembangan industrialisasi kehutanan.
b. Perencanaan produksi jangka menengah
Industri pengolahan kayu diharapkan
(perencanaan agregat), didasarkan pada
mampu memenuhi kebutuhan pasar, baik dalam
perencanaan 1 sampai dengan 12 bulan dan
negeri maupun luar negeri, sehingga diperlukan
dikembangkan berdasarkan kerangka yang
upaya peningkatan kemampuan pengolahan
telah ditetapkan pada perencanaan jangka
kayu yang dapat memenuhi standar kualitas.
panjang serta dilakukan atas peramalan
Dalam arti bahwa tidak hanya kualitas fisik
permintaan dari data masa lalu dan sumber
bahan baku kayu, tetapi juga bentuk, ukuran,
daya produktif yang ada termasuk
dan jumlah harus sesuai dengan permintaan.
didalamnya jumlah tenaga kerja, tingkat
Oleh sebab itu, perusahaan pengolahan kayu
persediaan dan biaya produksi.
guna memenuhi permintaan kayu dalam jangka
c. Perencanaan produksi jangka panjang adalah
waktu tertentu, perusahaan harus memiliki
penentuan tingkat kegiatan produksi 5 tahun
kemampuan perencanaan kebutuhan. Hal ini
atau lebih kedepan.
dimaksudkan untuk mengendalikan biaya
Ada tiga tujuan dari perencanaan dan
produksi dan terhindar dari kemungkinan
pengendalian produksi (Gaspersz, 2008):
penumpukan barang produksi yang berakibat
a. Memaksimumkan tingkat pelayanan
terhadap tingginya biaya. Muaranya dapat
pelanggan (costomer service level).
berpengaruh pada pendapatan perusahaan.
b. Meminimumkan investasi inventori
Dalam menghadapi persaingan industri,
(inventory investment).
sebuah perusahaan pengolahan kayu di Bogor,
c. Efisiensi operasi (operating efficiencies).
terus melakukan upaya peningkatan produksi
Sedangkan untuk mencapai tujuan
dengan mengedepankan kualitas dengan
perencanaan pengendalian produksi
permintaan konsumen. Jenis produk yang
(Wingjosoebtoro, 2003), digunakan fungsi-
dihasilkan perusahaan tersebut adalah jenis
fungsi sebagai berikut:
kayu olahan, yaitu albasia bare core. Bare core,
a. Planning merupakan aktivitas-aktivitas yang
yaitu kayu lapis yang tersusun atas potongan-
dilakukan sebelum produksi dilakukan yaitu
potongan kayu dengan ukuran panjang 50 cm
menentukan bagaimana produk dan
dan 40 cm yang direkatkan satu dengan yang
komponen produk apa yang harus dibuat dan
lainnya dan dilapisi dengan vinir (triplek).
berapa jumlahnya.
Ukuran bare core yang dihasilkan adalah
b. Routing merupakan usaha untuk
ketebalan 13 mm x 1220 mm x 2440 mm,
menentukan urutan-urutan operasi yang
ketebalan 15 mm x 1220 mm x 2440 mm, dan
akan dilakukan, mulai dari bahan baku
ketebalan 16 mm x 1220 mm x 2440 mm.
hingga menjadi barang jadi yang selesai
Untuk memenuhi permintaan tersebut,
dikerjakan, dan kemudian ditulis dalam
perusahaan akan melakukan peramalan dari
route sheet.
data terdahulu.
c. Scheduling adalah menentukan kapan setiap

- 55 -
SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

pekerjaan harus dikerjakan. 2


bt  (St  St)
d. Dispacting adalah pemberian perintah- n 1
perintah kepada pekerja yang telah
ditentukan untuk mengerjakan aktivitas Ft m  a t  b t m
tertentu.
e. Follow-up merupakan kegiatan pengawasan dimana:
produksi untuk memantau dan mencocokan S’ = Rata-rata bergerak tunggal
secara terus menerus pengerjaan order-order S” = Rata-rata bergerak ganda
produksi. Ft = Ramalan periode ke t
Peramalan (Forecasting) adalah proses b. Double Exponential Smooting Model (model
untuk memperkirakan besar kebutuhan di masa pemulusan eksponensial ganda). Model
datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran peramalan pemulusan eksponensial ganda
kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang bekerja dengan menyesuaikan dengan besar
dibutuhkan dalam rangka memenuhi dari nilai aktual permintaan. Dimana apabila
permintaan barang ataupun jasa. Peramalan kesalahan ramalan (forecast error) adalah
tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi positif, berarti nilai permintaan lebih tinggi
permintaan pasar yang stabil karena dari pada nilai ramalan (A – F > 0), maka
permintaannya relatif kecil. Sebaliknya, akan model pemulusan eksponensial akan secara
sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan otomatis menaikan nilai ramalan. Sebaliknya
pasar bersifat kompleks. Metode serial waktu apabila kesalahan ramalan (forecast error)
sangat tepat untuk meramalkan permintaan adalah negatif, berarti nilai permintaan lebih
yang memiliki pola permintaan dimasa lalunya tinggi dari pada nilai ramalan (A – F < 0),
cukup konsisten dalam periode waktu yang maka model pemulusan eksponensial akan
lama, sehingga pola tersebut dapat diharapkan secara otomatis menurunkan nilai ramalan.
tetap berlanjut pada permintaan di masa yang Peramalan menggunakan metode pemulusan
akan datang. eksponensial ganda dilakukan berdasarkan
a. Rata-rata bergerak Ganda (Double Moving formula berikut:
Ft  Ft1  αA t 1  Ft1 
Averages Model). Metode rata-rata bergerak
merup akan metode peramalan
menggunakan sejumlah data aktual dari Ft  Ft1  αFt1  Ft1 
permintaan yang lalu dengan kurun waktu a t  Ft  Ft  Ft  2Ft  Ft
jenjang periode tertentu (yang telah α
ditentukan sebelumnya) untuk mendapatkan bt  Ft  Ft
1 α
nilai ramalan di masa yang akan datang.
Ft m  a t  b t m
Tujuan utama dari Moving Average adalah
untuk mengurangi atau menghilangkan dimana :
variasi acak dalam hubungannya dengan F’t = nilai pemulusan eksponensial tunggal
waktu. Dalam rata-rata bergerak ganda suatu F”t = nilai pemulusan eksponensial ganda
variasi diinginkan untuk mendapatkan dan At – 1 = nilai aktual untuk satu periode waktu
mengatasi adanya trend secara lebih baik. yang lalu
Metode ini menghitung rata-rata bergerak at = nilai rata-rata yang disesuaikan untuk
yang kedua. Ini merupakan rata-rata periode
bergerak dari rata-rata bergerak. Peramalan bt = komponen kecenderungan,taksiran
dilakukan dengan formula: kecenderungan dari periode waktu yang
x t  x t 1  x t  2  ...  x t n1 satu ke periode waktu berikutnya.
St  Ft+m = ramalan untuk m periode kedepan dari t
n
 = konstanta pemulusan (smoothing
St  St 1  St  2  ...  St n 1 constant)
St 
n
Permasalahan umum yang dihadapi
at  St  (St  St)  2St  St apabila menggunakan model pemulusan
eksponensial adalah memilih konstanta
pemulusan, , yang diperkirakan tepat. Nilai

- 56 -
SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

konstanta pemulusan, , dapat dipilih di antara METODE


nilai 0 dan 1, karena berlaku : 0 <  < 1.
Bagaimanapun juga untuk penempatan nilai  Peramalan dilakukan untuk mengukur
yang diperkirakan tepat, kita dapat kesesuaian suatu metode peramalan dari data
menggunakan panduan berikut: yang telah lampau. Adapun metode peramalan
yang akan dipergunakan penulisan ini, antara
1) Apabila pola histories dari data aktual lain Double Moving Averages Model (Rata-rata
permintaan sangat bergejolak atau tidak Bergerak Ganda) dengan menggunakan rata-
stabil dari waktu ke waktu, kita memilih rata bergerak ganda (3 x 3), (4 x 4), (5 x 5) dan
nilai  yang mendekati satu. Biasanya Single Exponential Smooting Model (Model
dipilih nilai  = 0,9 ; namun dapat mencoba Pemulusan Eksponensial) dengan menggunakan
nilai-nilai  yang lain yang mendekati satu,  = 0.1 ;  = 0.5 ; dan  = 0.9. Dari kedua
katakanlah  = 0,8; 0,95; 0,99, dan lain-lain, model peramalan di atas, ketepatan peramalan
tergantung pada sejauh mana gejolak dari adalah salah satu hal penting untuk
data itu. Semakin bergejolak, nilai  yang memperkirakan penjualan di masa yang akan
dipilih harus semakin tinggi menuju ke nilai datang.
satu. Metode-metode diatas dipakai karena
2) Apabila pola historis dari data aktual peramalan yang dilakukan menggunakan data
permintaan tidak berfluktasi atau relatife kuantitatif yaitu menggunakan perhitungan
stabil dari waktu ke waktu, kita memilih secara matematis, dengan informasi masa lalu
yang dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data
nilai  yang mendekati nol. Biasanya dipilih
yang diasumsikan sebagai pola yang akan
nilai  = 0,1 ; namun kita dapat mencoba
berlanjut dimasa yang akan datang.
nilai  yang lain yang men dekati:  = 0,2;
0,15; 0,05; 0,001, dan lain-lain, tergantung
pada sejauh mana kestabilan dari data itu. HASIL
Semakin stabil, nilai  yang dipilih harus
semakin kecil menuju ke nilai nol. Data peramalan didasarkan pada
Ukuran Ketelitian Hasil Peramalan. penggunaan data masa lampau yang
Ukuran ketelitian hasil peramalan merupakan menunjukkan pola historis dari data aktual
ukuran kesalahan peramalan yaitu ukuran penjualan kayu bare core 13 mm, 15 mm dan
tentang tingkat perbedaan antara hasil 16 mm. Sebelum memilih suatu model
peramalan dengan permintaan yang sebenarnya. peramalan, seyogianya diidentifikasikan pola
Ukuran yang digunakan dalam mengukur historis dari data aktual permintaan guna
ketelitian hasil peramalan kali ini mengetahui periode penjualan sebelumnya tidak
menggunakan: Rata-rata Persentase Kesalahan membentuk kecenderungan (trend line) atau
Absolut (Mean Absolute Percentage Error= kecenderungan (trend). Pola historis sesuai
MAPE). MAPE merupakan ukuran kesalahan dengan Gambar 1 menunjukkan data aktual
relatif, dan menyatakan persentase kesalahan penjualan kayu bare core selama periode
hasil peramalan terhadap permintaan aktual November 2012 sampai dengan April 2014
selama periode tertentu. Formulasinya adalah: tidak membentuk kecenderungan (trend line).
Dengan demikian, model-model peramalan
 100  F
 A t  t
MAPE   yang mempertimbangkan kecenderungan
 n  A t (trend) tidak perlu dipertimbangkan. Karena
pola data tidak membentuk kecenderungan,
Dimana: dapat mempertimbangkan model peramalan
rata-rata bergerak (Moving Averages) dan
At = Permintaan aktual pada periode t
model peramalan pemulusan eksponensial
Ft = Peramalan permintaan pada periode t
(Exponential Smooting)
n = Jumlah periode peramalan

- 57 -
SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

Tabel 1.
Data Penjualan Bulan November 2012 s.d April 2014
Jenis
No Tahun Bulan
Bare Core Bare Core Bare Core
Tebal 13 mm Tebal 15 mm Tebal 16 mm
1 2012 November 45.000 36.000 54.000
2 2012 Desember 46.500 37.500 50.000
3 2013 Januari 42.500 35.000 51.000
4 2013 Februari 42.500 34.000 52.500
5 2013 Maret 40.000 32.000 48.000
6 2013 April 39.000 30.000 47.500
7 2013 Mei 47.500 36.000 54.000
8 2013 Juni 43.500 34.000 55.000
9 2013 Juli 37.500 30.000 49.000
10 2013 Agustus 39.000 32.500 47.500
11 2013 September 40.000 32.000 48.000
12 2013 Oktober 46.500 36.000 52.500
13 2013 November 45.000 37.500 54.000
14 2013 Desember 42.500 35.000 50.000
15 2014 Januari 42.500 34.000 51.000
16 2014 Februari 45.000 36.000 54.000
17 2014 Maret 40.000 32.500 50.000
18 2014 April 37.500 34.000 48.000

DATA PENJUALAN BARCORE


60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
January

January
February

August

February
April

June
May

April
July

October
March

September

March
November
November

December

December

201220122013201320132013201320132013201320132013201320132014201420142014

Jenis Jenis Jenis

Linear (Jenis) Linear (Jenis) Linear (Jenis)

Gambar 1. Pola Historis Data Aktual Penjualan

x t  x t 1  x t 2  ...  x t n1
Data yang digunakan untuk membuat St 1 
peramalan penjualan adalah data penjualan n
masa lalu. Metode peramalan yang digunakan St  St 1  St 2  ...  St n1
St1 
adalah Double Moving Average dan Double n
Exponential Smoothing. Perhitungan 45.000  46.500  42.500
S4 
peramalan menggunakan software excel. 3
Contoh perhitungan peramalan bare core 44.666,67  43.833,33  41.666,67
S4 
ketebalan 13 mm untuk rata-rata bergerak 3
ganda 3X3 untuk ramalan pada bulan Juni S4  44.666,67
2012 yaitu:

- 58 -
SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

S4  43.388,89 F21  45.285,00  15


a t  St  (St  St)  2St  St F3  45.300,00
2
bt  (St  St) dimana:
n 1 F’t = nilai pemulusan eksponensial tunggal
a7  (2X40.500,00)  43.833,89 F”t = nilai pemulusan eksponensial ganda
2 At – 1 = nilai aktual untuk satu periode waktu
b7  (40.500,00  43.833,89)
3 1 yang lalu
a 7  37.611,11 at = nilai rata-rata yang disesuaikan untuk
b  2.888,89 periode
bt = komponen kecenderungan, taksiran
Ft m  a t  b t m
kecenderungan dari periode waktu
F8  37.611,11 ((2.888,89)x1)  34.722,22 yang satu ke periode waktu berikutnya.
dimana: Ft+m = ramalan untuk m periode kedepan
S’ = Rata-rata bergerak tunggal dari t
S” = Rata-rata bergerak ganda  = konstanta pemulusan (smoothing
constant)
Ft = Ramalan periode ke t
at = Nilai rata-rata yang disesuaikan untuk Dari metode-metode tersebut kemudian
periode dipilih metode yang paling baik yaitu dengan
bt = Komponen kecenderungan, taksiran menggunakan analisa kesalahan peramalan
kecenderungan dari periode waktu (standard error). Perhitungan kesalahan
yang satu ke periode waktu berikutnya. peramalan dilakukan dengan menggunakan
Mean Absolute Percentage Error (MAPE).
Perhitungan peramalan bare core Adapun metode peramalan yang akan dipilih
ketebalan 13 mm dengan menggunakan adalah metode yang memberikan standar error
pemulusan eksponensial ganda dengan nilai α terkecil. Perhitungan kesalahan peramalan
= 0.1 untuk ramalan pada bulan Maret 2012 bare core ketebalan 13 mm untuk rata-rata
yaitu: bergerak ganda 3X3 menggunakan Rata-rata
Persentase Kesalahan Abolut (Mean Absolute
Ft  αA t  1  αFt1 Percentage Error = MAPE)
Ft  αFt  1  αFt1
F2  0,1x46.500  1 0,145.000
n A t  Ft
F2  0,1x45.150  1 0,145.000
 At
i 1
x100
MAPE 
F2  0,1x46.500  0,9x45.000 n
F2  0,1x45.150  0,9x45.000 MAPE 
177,49
F2  45.150,00 11
MAPE  16,14
F2  45.015,00
a t  Ft  Ft  Ft  2Ft  Ft
dimana:
α
bt  Ft  Ft At = Permintaan aktual pada periode t
1 α Ft = Peramalan permintaan pada periode t
a 2  2x45.150  45.015 N = Jumlah periode peramalan
b2 
0,1
45.150  45.015
1  0,1 Rekapitulasi perhitungan ketepatan
a 2  45.285,00 peramalan dengan metode moving average
dan exponensial smooting dari bare core
b2 
0,1
135  15 ketebalan 13 mm, 15 mm, dan 16 mm dapat
0,9
Ft m  a t  b t m dilihat dari tabel-tabel berikut.
Tabel 2.
Perhitungan Kesalahan Peramalan Bare Core Ketebalan 13 mm

Moving Average Eksponensial Smooting


3X3 4X4 5X5 0,1 0,5 0,9
MAPE 16,14 8,21 6,42 7,29 1,91 5,60

- 59 -
SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

Tabel 3.
Perhitungan Kesalahan Peramalan Bare Core Ketebalan 15 mm

Moving Average Eksponensial Smooting


3X3 4X4 5X5 0,1 0,5 0,9
MAPE 11,94 6,64 5,59 4,89 1,70 5,36

Tabel 4.
Perhitungan Kesalahan Peramalan Bare Core Ketebalan 16 mm

Moving Average Eksponensial Smooting


3X3 4X4 5X5 0,1 0,5 0,9
MAPE 11,07 5,42 3,38 4,18 1,38 4,34

Dari perbandingan kesalahan masing- Mean Absolute Percentage Error (MAPE)


masing metode, yang memberikan hasil lebih = 1,70.
baik (memiliki standar kesalahan terkecil)
c. Untuk Bare Core ketebalan 16 mm,
adalah:
menggunakan metode peramalan Double
a. Untuk Bare Core ketebalan 13 mm, Eksponensial Smooting 0.5 dengan hasil
menggunakan metode peramalan Double Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
Eksponensial Smooting 0.5 dengan hasil = 1,38.
Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
= 1,91. Berdasarkan peramalan terkecil, dapat
dibuat ramalan untuk bulan selanjutnya. Hasil
b. Untuk Bare Core ketebalan 15 mm, peramalan akan dijadikan rencana produksi
menggunakan metode peramalan Double bare core ketebalan 13 mm, 15 mm, 16 mm
Eksponensial Smooting 0.5 dengan hasil adalah:

Tabel 5.
Peramalan Penjualan Bare Core Mei 2014 s.d April 2015
No Tahun Bulan Bare Bare Bare Core
Core 13 Core 15 16 mm
mm mm
1 2014 Mei 42875 35375 51120
2 2014 Juni 41875 33750 53766
3 2014 Juli 39281 31406 44667
4 2014 Agustus 37813 28969 46376
5 2014 September 46242 34617 59003
6 2014 Oktober 44664 34375 56877
7 2014 November 37979 30221 44535
8 2014 Desember 37688 31627 45328
9 2015 Januari 38943 31697 47995
10 2015 Februari 46021 35790 56126
11 2015 Maret 46410 38366 55970
12 2015 April 43655 36293 47173
Jumlah 503445 402486 608937

SIMPULAN a. Peramalan permintaan bare core 13 mm,


15 mm, dan 16 mm untuk masa yang akan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan datang menggunakan metode moving
dapat dibuat simpulan bahwa: avarage dan exponential smoothing,
menghasilkan peramalan bulan Mei 2014 -

- 60 -
SOSIO-E-KONS, Vol. 8 No. 1 April 2016, hal. 54-61 Widiyarini, Penggunaan Metode Peramalan dalam….

April 2015 dengan total jumlah peramalan of a single exponential smoothing


sebesar (503.445 + 402.486 + 608.937) = method. Journal of IJST, 3 (11): 717-
1.514.868 unit. 727.
b. Hasil peramalan merupakan masukan Nasution & Prasetyawan. (2008).
dalam membuat perencanaan produksi Perencanaan dan Pengendalian
kayu bare core, sehingga perusahaan dapat Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
mengurangi inventory. Sahli Machmud & Susanti Nanik, 2013,
Penerapan metode exponensial
smooting dalam sistem informasi
DAFTAR PUSTAKA pengengendalian persediaan bahan
baku (studi kasus toko tirta harum).
Diana Khairani. (2013). Perencanaan dan Jurnal SIMETRIS, 3 (1): 59-70.
Pengendaliaan Produksi, Yogyakarta: Sritomo Wingjosoebroto. (2003). Pengantar
Graha Ilmu. Teknik & Manajemen Industri,
John Biegel. (2000). Pengendalian produksi: Surabaya: Guna Widya,
Suatu Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Vincent Gaspers. (2008). Production
Akademika Pressindo Planning & Inventory Control,
Mu’azu. (2014). New approach for Jakarta: Gramedia.
determining the smoothing constant

- 61 -

Anda mungkin juga menyukai