Responsi Dermatitis Seboroik Vega
Responsi Dermatitis Seboroik Vega
DERMATITIS SEBOROIK
Pembimbing :
dr. Eko Riyanto, Sp. KK
Penyusun :
Vega Christina Paath
NIM 2010.04.0.0052
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. D
Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Gunungsari, Surabaya
Tanggal Pemeriksaan : 3 Januari 2017
II. ANAMNESA
1. Keluhan utama : muncul ruam merah di wajah
2. Keluhan tambahan : perih pada ruam merah di wajah
6. Riwayat Psikososial :
- Penderita mandi 2 kali sehari dan rutin mencuci muka 2 kali
sehari.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis :
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4-5-6
Status Gizi : baik
Tekanan darah : tidak diukur
Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas : dalam batas normal
Genetalia : dalam batas normal
2. Status Dermatologis
Status lokalis : Regio infraorbitalis, regio supraorbitalis, regio
buccalis, regio nasalis, nasolabial, perioral
2. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis:
Dalam batas normal
Status Dermatologis:
Status lokalis : Regio infraorbitalis, regio supraorbitalis, regio
buccalis, regio nasalis, nasolabial, perioral
V. DIAGNOSA KERJA
Dermatitis Seboroik
VII. PLANNING
1. Planning Diagnosa
Pemeriksaan Wood lamp, Pemeriksaan KOH
2. Planning Terapi
Medikamentosa
Sampo selsun
Salep 2-4
Krim hydrocortison
Ketokonazol 200 mg 1x1 10 hari
Non Medikamentosa
Jaga kebersihan diri dan lingkungan, rajin mencuci muka
Jangan menggaruk luka
VII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DERMATITIS SEBOROIK
I. PENDAHULUAN
II. EPIDEMIOLOGI
Tidak ada data yang tepat mengenai insiden dan prevalensi, tetapi
penyakit ini diyakini lebih umum dari psoriasis, misalnya mempengaruhi
setidaknya 2 sampai 5 persen dari populasi. Penyakit ini dapat menyerang
bayi ataupun pada orang dewasa. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi
pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil
balik dan insidensnya mencapai puncaknya pada umur 18-40 tahun,
kadang-kadang pada umur tua. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi
pada pria daripada wanita. Terjadinya dermatitis seboroik pada pasien
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) mempunyai prevalensi
yang tinggi sampai 85 %. Laporan pertama pada tahun 1984 dengan
mengikuti observasi dari seluruh dunia. Pasien dengan gangguan sistem
saraf pusat seperti epilepsi dan penyakit Parkinson juga tampak rentan
terhadap pengembangan dermatitis seboroik.1, 4, 5
III.ETIOPATOGENESIS
A. Kelelahan
B. Stress emosional
C. Infeksi
D. Defisiensi imun1
IV.GEJALA KLINIS
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan
agak kekuningan batasnya agak kurang tegas. Kelainan kulit dapat
disertai rasa gatal walupun jarang. D.S. yang ringan hanya mengenai kulit
kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil
yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama
yang halus dan kasar. Kelainan tersebut disebut pitiriasis sika (ketombe,
dandruff). Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang
dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. 1, 9
Pada daerah pipi, hidung, dan dahi kelainan dapat berupa papul-
papul. Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang
berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering
meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular dan leher. Pada daerah dahi
tersebut, batasnya sering cembung. Pada bentuk yang lebih berat lagi,
seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak
sedap. 1 Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di
alis mata, kulit dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak
skuama kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak
mata merah disertai skuama-skuama halus.1, 2
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran klinis yang khas pada D.S. ialah skuama yang berminyak
dan kekuningan dan berlokasi ditempat-tempat seboroik. 1
A. Psoriasis
Kelainan kulit pada psoriasis berupa eritema sirkumskrip dan
merata dengan skuama berlapis, kasar , berwarna putih seperti mika
dan disertai dengan Auspitz sedangkan pada dermatitis seboroik
eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan,
batasnya agak kurang jelas. Skuama pada psoriasis jika dicoba
dilepas akan mungkin berdarah tetapi skuama pada dermatitis
seboroik dengan sangat mudah dilepas. Tempat predileksinya pun
berbeda , predileksi psoriasis antara lain skalp, perbatasan skalp
dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut,
dan daerah lumbosakral, sedangkan predileksi dermatitis seboroik di
: skalp, dahi, pipi, hidung. Tempat lain yang mungkin : liang telingan
luar, lipatan nasolabial, daerah sternum, areola mame, lipatan
dibawah mame pada wanita, interskapular, umbilicus, lipat paha, dan
daerah anogenital. Psoriasis biasanya melibatkan kuku, disamping
menimbulkan kelainan pada kulit, psoriasis dapat pula menyebabkan
kelainan pada sendi walaupun jarang. Pada dermatitis seboroik rasa
gatal akan muncul jika sudah berat sedangkan pada psoriasis gatal
sudah dirasakan dari awal penyakit.1, 10, 12
C. Rosasea
Rosasea memiliki kesamaan dengan dermatitis seboroik karena
dapat menghasilkan eritema wajah menyerupai dermatitis seboroik.
12Tempat predileksi rosasea adalah di sentral wajah, yaitu hidung,
pipi, dagu, dahi, dan alis, terkadang meluas ke leher bahkan
pergelangan tangan atau kaki. Sedangkan dermatitis seboroik
terdapat pada tempat sebore, dengan skuama yang berminyak dan
agak gatal. Kelaianan kulit pada rosasea adalah eritema,
telangiektasia, papul, edema, dan pustul. Adanya eritema dan
telangiektasia yang persisten pada setiap episode merupakan gejala
khas rosasea. Lesi umumnya simetris. 1
Gambar 10 : Rosasea
Sumber : http://medicastore.com/penyakit/813/Rosaea.html
VIII. PENATALAKSANAAN
B. Pengobatan Topikal
1. Anti-Inflamasi (imunomodulator)
4. Kortikosteroid Topikal
IX. PROGNOSIS
X. KESIMPULAN