Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN PENGISIAN KEKOSONGAN

TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL


(PENDAMPING LOKAL DESA, PENDAMPING DESA DAN TENAGA
AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DESA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN


TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

2019

Jalan TMP. Kalibata Nomor 17 Jakarta Selatan 12750, Telp. 021 – 7989912 – 19
www.kemendesa.go.id
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI RI
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Jl. TMP Kalibata No. 17 Jakarta Selatan 12750, Telp. 021 – 7989912 – 19
www.kemendesa.go.id

PANDUAN PENGISIAN KEKOSONGAN


TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL
(PENDAMPING LOKAL DESA, PENDAMPING DESA DAN TENAGA
AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)

1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menjalankan urusan di bidang pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat desa maka dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 12 tentang Kementerian
Desa, PDT dan Transmigrasi yang mengamanatkan Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari amanat tersebut, maka Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi akan melaksanakan kegiatan pendampingan melalui penyediaan tenaga
pendamping professional sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Penyediaan tenaga pendamping profesional pada prinsipnya dilakukan melalui rekrutmen
secara terbuka berdasarkan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 3
tentang Pendampingan Desa BAB III Pasal 23 ayat 1 (satu).
Pengadaan tenaga pendamping profesional dilakukan untuk mencari dan mempekerjakan
tenaga pendamping yang memenuhi kualifikasi dan sekaligus mendorong adanya
persaingan yang sehat. Oleh karena itu proses rekrutmen ini dilakukan dengan memenuhi
prinsip-prinsip transparansi, akuntabel, efisien dan memberikan peluang yang sama
kepada seluruh calon peserta.
Adanya tenaga pendamping yang mengundurkan diri, pemutusan hubungan kerja (PHK),
meninggal dunia dan alasan lainnya menyebabkan terjadinya kekosongan pada lokasi
pendampingan. Hal ini dapat terjadi sepanjang tahun selama program masih berjalan,
sehingga perlu diatur mekanisme pengisian kekosongan tenaga pendamping profesional
dengan tetap memenuhi prinsip transparan, akuntabel dan efisien serta dapat dijadikan
rujukan standar pengisian tenaga pendamping profesional selama program berjalan.
Dalam rangka memenuhi kekosongan tenaga pendamping profesional di tingkat Desa,
Kecamatan dan Kabupaten selama program berjalan, maka dilaksanakan pengisian
kekosongan tenaga pendamping profesional yang terdiri dari Pendamping Lokal Desa
(PLD), Pendamping Desa (PD) dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM).
Untuk itu perlu disusun Panduan Pengisian Kekosongan Tenaga Pendamping Profesional
(Pendamping Lokal Desa, Pendamping Desa dan Tenaga Ahli Pemberdayaan
Masyarakat).

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Panduan pengisian kekosongan Tenaga Pendamping Profesional merupakan pegangan
dan dasar bagi Satker Ditjen PPMD dan Satker P3MD Provinsi untuk melaksanakan
seleksi dalam rangka mengisi kekosongan tenaga pendamping profesional (PLD, PD dan
TAPM) di masing-masing Provinsi. Adapun tujuan diadakan panduan ini agar dalam proses
pelaksanaannya mampu mendapatkan Tenaga Pendamping Profesional yang mampu
mengemban tugas dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa guna terwujudnya desa yang maju, kuat, mandiri dan demokratis.

1
3. KEBUTUHAN TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL
Kebutuhan Tenaga Pendamping Profesional mulai tahun 2019 mengacu pada jumlah desa
pada Permendagri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan dengan Jumlah 33 Provinsi; 434 Kabupaten/Kota; 6.484 Kecamatan dan
74.957 Desa, dengan jumlah kuota nasional untuk Tenaga Pendamping Profesional terdiri
dari: TAPM: 2.536; PDP: 10.087; PDTI: 6.484; PLD: 21.184; Total: 40.291. Adapun secara
rinci kuota kebutuhan Tenaga Pendamping Profesional setiap provinsi adalah sebagai
berikut:
KUOTA TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL
JUMLAH
PROVINSI/KABUPATEN/ TH. 2019
NO
KOTA KAB./ TOTAL
KEC. DESA TAPM PDP PDTI PLD
KOTA TPP
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(6+7+8+9)
1 ACEH 23 289 6.497 130 694 289 1.732 2.845
2 SUMATERA UTARA 27 389 5.417 158 692 389 1.505 2.744
3 SUMATERA BARAT 14 156 928 80 171 156 291 698
4 RIAU 10 146 1.591 60 220 146 455 881
5 JAMBI 10 128 1.399 60 189 128 400 777
6 SUMATERA SELATAN 14 203 2.853 80 372 203 790 1.445
7 BENGKULU 9 117 1.341 54 182 117 385 738
8 LAMPUNG 13 203 2.435 78 323 203 687 1.291
9 KEP. BANGKA BELITUNG 6 40 309 34 47 40 94 215
10 KEPULAUAN RIAU 5 52 275 30 56 52 84 222
11 JAWA BARAT 19 539 5.312 112 749 539 1.528 2.928
12 JAWA TENGAH 29 527 7.809 174 1.009 527 2.147 3.857
13 DI YOGYAKARTA 4 64 392 24 70 64 121 279
14 JAWA TIMUR 30 603 7.724 178 1.031 603 2.152 3.964
15 BANTEN 4 118 1.238 24 171 118 355 668
16 BALI 9 56 636 44 85 56 176 361
17 NUSA TENGGARA BARAT 8 104 995 46 142 104 284 576
18 NUSA TENGGARA TIMUR 21 295 3.026 124 421 295 864 1.704
19 KALIMANTAN BARAT 12 163 2.031 72 268 163 571 1.074
20 KALIMANTAN TENGAH 13 131 1.432 76 200 131 408 815
21 KALIMANTAN SELATAN 11 143 1.864 66 251 143 519 979
22 KALIMANTAN TIMUR 7 81 841 38 121 81 238 478
23 KALIMANTAN UTARA 4 48 447 22 64 48 132 266
24 SULAWESI UTARA 12 140 1.507 70 208 140 424 842
25 SULAWESI TENGAH 12 163 1.842 72 251 163 523 1.009
26 SULAWESI SELATAN 21 264 2.255 126 344 264 662 1.396
27 SULAWESI TENGGARA 15 197 1.915 90 276 197 553 1.116
28 GORONTALO 5 67 657 30 86 67 192 375
29 SULAWESI BARAT 6 68 575 34 89 68 169 360
30 MALUKU 11 117 1.198 62 165 117 349 693
31 MALUKU UTARA 9 106 1.063 52 147 106 305 610
32 PAPUA 29 560 5.411 164 738 560 1.573 3.035
33 PAPUA BARAT 12 207 1.742 72 255 207 516 1.050
JUMLAH TOTAL 434 6.484 74.957 2.536 10.087 6.484 21.184 40.291

2
Perubahan jumlah kuota dan pola perhitungan akan disampaikan lebih lanjut setelah
menyesuaikan dengan regulasi terbaru dan telah mendapatkan persetujuan dari pihak-
pihak terkait.
Adapun pola perhitungan kuota tenaga pendamping profesional untuk tingkat Desa,
Kecamatan dan Kabupaten adalah sebagai berikut:
3.1. Rekrutmen Tenaga Pendamping Lokal Desa (PLD) untuk kebutuhan seluruh Desa
dengan ketentuan penempatan sebagai berikut:
3.1.1. Kecamatan yang memiliki jumlah Desa 1 (satu) sampai dengan 4 (empat)
Desa, maka ditempatkan 1 (satu) orang PLD;
3.1.2. Jika jumlah Desa dalam satu Kecamatan lebih dari 4 (empat) Desa, maka
perhitungannya adalah jumlah Desa dibagi 4 (empat). Apabila terdapat sisa 1
(satu) sampai dengan 3 (tiga) Desa maka dilakukan penambahan 1 (satu)
orang PLD;
Cara menentukan jumlah tenaga Pendamping Lokal Desa di sebuah Kecamatan
adalah, jumlah Desa dalam satu Kecamatan dibagi 4, dan apabila setelah dibagi 4
masih terdapat sisa Desa yang jumlahnya 1 (satu) s.d 3 (tiga) Desa, maka ditambah 1
(satu) orang PLD;
contoh:
1) Jumlah Desa di Kecamatan A adalah 10 (sepuluh), setelah dibagi 4 (empat) akan
terdapat kebutuhan 2 (dua) orang PLD dan tersisa 2 (dua) Desa yang belum
didampingi sehingga dilakukan penambahan 1 (satu) orang PLD. Dengan
demikian, Kecamatan dengan jumlah Desa 10 (sepuluh) akan didampingi oleh 3
(tiga) orang PLD;
2) Jumlah Desa adalah 13 (tiga belas), setelah dibagi 4 (empat) akan terdapat
kebutuhan 3 (tiga) orang PLD dan tersisa 1 (satu) Desa yang belum didampingi
sehingga dilakukan penambahan 1 (satu) orang PLD. Dengan demikian,
Kecamatan dengan jumlah Desa 13 (tiga belas) akan didampingi oleh 4 (empat)
orang PLD.
3.2. Rekrutmen Pendamping Desa (PD) di Kecamatan dengan komposisi sebagai berikut:
3.2.1. Setiap Kecamatan akan ditempatkan minimal 2 (dua) orang Pendamping Desa
yang terdiri dari 1 (satu) orang Pendamping Desa Pemberdayaan dan 1 (satu)
orang Pendamping Desa Teknik Infrastruktur;
3.2.2. Kecamatan yang memiliki jumlah Desa1 (satu) s.d 10 (sepuluh), ditempatkan 2
(dua) orang Pendamping Desa yang terdiri dari 1 (satu) orang Pendamping
Desa Pemberdayaan dan 1 (satu) orang Pendamping Desa Teknik
Infrastruktur;
3.2.3. Kecamatan yang memiliki jumlah Desa 11 (sebelas) s.d 20 (dua puluh),
ditempatkan 3 (tiga) orang Pendamping Desa yang salah satunya adalah
Pendamping Desa Teknik Infrastruktur;
3.2.4. Kecamatan yang memiliki jumlah Desa 21 (dua puluh satu) s.d 40 (empat
puluh), ditempatkan 4 (empat) orang Pendamping Desa yang salah satunya
adalah Pendamping Desa Teknik Infrastruktur;
3.2.5. Kecamatan yang memiliki jumlah Desa lebih dari 40 (empat puluh),
ditempatkan 5 (lima) orang Pendamping Desa yang salah satunya adalah
Pendamping Desa Teknik Infrastruktur.

3.3. Rekrutmen Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) di tingkat


Kabupaten/Kota dengan ketentuan kuota penempatan sebagai berikut:
3.3.1. Setiap Kabupaten/Kota akan ditempatkan 4 (empat) sampai dengan 6 (enam)
Tenaga Ahli dengan 3 (tiga) posisi Tenaga Ahli yang diutamakan yaitu:
1) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa (TA-PMD);
2) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Infrastruktur Desa (TA-ID); dan
3) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pembangunan Partisipatif (TA-PP).

3
3.3.2. Untuk Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah Kecamatan 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima) Kecamatan, akan ditempatkan 4 (empat) orang Tenaga Ahli
yang terdiri dari:
Mengutamakan 3 (tiga) orang Tenaga Ahli yang terdiri dari:
1) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa (TA-PMD);
2) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Infrastruktur Desa (TA-ID); dan
3) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pembangunan Partisipatif (TA-PP).
Menambahkan 1 (satu) orang Tenaga Ahli pilihan sesuai kebutuhan, yaitu:
1) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa (TA-PED); atau
2) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TA-
TTG); atau
3) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD).

3.3.3. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah Kecamatan lebih dari 5 (lima), akan
ditempatkan 6 (enam) orang Tenaga Ahli, yaitu:
1) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa (TA-PMD);
2) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Infrastruktur Desa (TA-ID);
3) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pembangunan Partisipatif (TA-PP);
4) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa (TA-PED);
5) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TA-
TTG); dan
6) 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD).

4. KUALIFIKASI TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL


4.1. Pendamping Lokal Desa (PLD)
1) Latar belakang pendidikan minimal Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau
sederajat;
2) Memiliki pengalaman kegiatan pembangunan desa dan/atau pemberdayaan
masyarakat minimal 2 (dua) tahun;
3) Diutamakan memiliki pengalaman sebagai Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa (KPMD) dengan tetap memenuhi kualifikasi lainnya;
4) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasikan pelaksanaan
program dan kegiatan di Desa;
5) Memiliki pengalaman dalam pengembangan kapasitas, kaderisasi dan
pengorganisasian masyarakat;
6) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Desa;
7) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
8) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
Desa;
9) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
10) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
11) Pada saat mendaftar usia minimal 25 (dua puluh lima) tahun dan maksimal 45
(empat puluh lima) tahun;
12) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.2. Pendamping Desa Pemberdayaan (PDP)


1) Latar belakang pendidikan dari semua bidang ilmu minimal Diploma III (D-III);
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan Desa dan atau
pemberdayaan masyarakatminimal 4 (empat) tahun untuk Diploma III (D-III), 2
(dua) tahun untuk Strata 1 (S-1);
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasikan pelaksanaan
program dan kegiatan di Desa;
4) Memiliki pengalaman dalam pengembangan kapasitas, kaderisasi dan peng-
organisasian masyarakat;

4
5) Pengalaman dalam melakukan fasilitasi kerjasama antar lembaga
kemasyarakatan di tingkat Desa;
6) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Desa;
7) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan pembimbingan mencakup
aspek fasilitasi penyelenggaraan pelatihan, fasilitasi kaderisasi dan menguasai
metodologi pendidikan orang dewasa;
8) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
9) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
Desa;
10) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
11) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
12) Pada saat mendaftar usia minimal 25 (dua puluh lima) tahun dan maksimal 50
(lima puluh) tahun;
13) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.3. Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI)


1) Latar belakang pendidikan bidang ilmu Teknik Sipil atau Teknik Arsitektur
minimal Diploma III (D-III), dan khusus Provinsi Papua dan Papua Barat minimal
SMK Jurusan Pembangunan atau yang setara;
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan infrastruktur Desa
minimal 2 (dua) tahun untuk D-III dan 0 (nol) tahun untuk Strata 1 (S-1), khusus
Provinsi Papua dan Papua Barat minimal pengalaman 2 (dua) tahun untuk SMK;
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan infrastruktur di Desa;
4) Memiliki pengalaman dalam pengembangan kapasitas, kaderisasi dan
pengorganisasian masyarakat;
5) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Desa;
6) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis konstruksi
secara sederhana;
7) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
8) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
Desa dan masyarakat Desa;
9) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
10) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
11) Pada saat mendaftar usia minimal 21 (dua puluh satu) tahun dan maksimal 50
(lima puluh) tahun, khusus Provinsi Papua dan Papua Barat usia minimal 20
(dua puluh) tahun;
12) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.4. Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa (TA-PMD)


1) Latar belakang pendidikan dari semua bidang ilmu minimal Strata 1 (S-1);
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan Desa dan atau
pemberdayaan masyarakat minimal 5 (lima) tahun;
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasikan pelaksanaan
program dan kegiatan sektoral;
4) Memiliki pengalaman dalam pengembangan kapasitas, kaderisasi dan peng-
organisasian masyarakat;
5) Pengalaman dalam melakukan fasilitasi kerja sama antar lembaga
kemasyarakatan;
6) Mampu melakukan analisis kebijakan terhadap implementasi program di
wilayahnya;
7) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Kabupaten/Kota;

5
8) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan pembimbingan mencakup
aspek penyusunan modul sederhana, fasilitasi penyelenggaraan pelatihan,
fasilitasi kaderisasi dan menguasai metodologi pendidikan orang dewasa;
9) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
10) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
daerah Kabupaten/Kota;
11) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
12) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
13) Pada saat mendaftar usia minimal 30 (tiga puluh) tahun dan maksimal 50 (lima
puluh) tahun;
14) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.5. Tenaga Ahli Infrastruktur Desa (TA-ID)


1) Latar belakang pendidikan dari bidang ilmu Teknik Sipil minimal Strata 1 (S-1);
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan infrastruktur Desa
minimal 5 (lima) tahun;
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasikan pelaksanaan
program dan kegiatan sektoral khususnya yang terkait dalam pembangunan
infrastruktur;
4) Memiliki pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat dan pengorganisasian
masyarakat;
5) Pengalaman dalam melakukan fasilitasi kerja sama antar lembaga
kemasyarakatan;
6) Mampu melakukan analisis kebijakan terhadap implementasi program di
wilayahnya;
7) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Kabupaten/Kota;
8) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan pembimbingan terkait dengan
pembangunan infrastruktur Desa;
9) Berpengalaman dalam perencanaan, pelaksanaan dan kontrol dalam pekerjaan
teknik;
10) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
11) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
daerah Kabupaten/Kota;
12) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
13) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
14) Pada saat mendaftar usia minimal 30 (tiga puluh) tahun dan maksimal 50 (lima
puluh) tahun;
15) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.6. Tenaga Ahli Pembangunan Partisipatif (TA-PP)


1) Latar belakang pendidikan dari semua bidang ilmu minimal Strata 1 (S-1);
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan Desa dan atau
pemberdayaan masyarakat minimal 5 (lima) tahun;
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasi pelaksanaan
program dan kegiatan sektoral dalam pengembangan ekonomi perdesaan;
4) Memiliki pengalaman dalam pembangunan Desa secara partisipatif dan siklus
perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota;
5) Pengalaman dalam melakukan fasilitasi kerja sama antar lembaga
kemasyarakatan;
6) Mampu melakukan analisis kebijakan terhadap implementasi program di
wilayahnya;

6
7) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Kabupaten/Kota;
8) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan pembimbingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan secara
partisipatif;
9) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
10) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
daerah Kabupaten/Kota;
11) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
12) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
13) Pada saat mendaftar usia minimal 30 (tiga puluh) tahun dan maksimal 50 (lima
puluh) tahun;
14) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.7. Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa (TA-PED)


1) Latar belakang pendidikan diutamakan bidang ilmu ekonomi minimal Strata 1 (S-
1);
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan Desa dan atau
pemberdayaan masyarakat minimal 5 (lima) tahun;
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasikan pelaksanaan
program dan kegiatan sektoral dalam pengembangan ekonomi perdesaan;
4) Memiliki pengalaman dalam pengembangan ekonomi pedesaan;
5) Pengalaman dalam melakukan fasilitasi kerja sama antar lembaga
kemasyarakatan;
6) Mampu melakukan analisis kebijakan terhadap implementasi program di
wilayahnya;
7) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Kabupaten/Kota;
8) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan pembimbingan pengembangan
ekonomi perdesaan;
9) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
10) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
daerah Kabupaten/Kota;
11) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
12) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
13) Pada saat mendaftar usia minimal 30 (tiga puluh) tahun dan maksimal 50(lima
puluh) tahun;
14) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.8. Tenaga Ahli Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TA-TTG)


1) Latar belakang pendidikan diutamakan bidang ilmu teknologi dalam
pertanian/perikanan/peternakan/kehutanan/pariwisata minimal Strata 1 (S-1);
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan Desa dan atau
pemberdayaan masyarakat minimal 5 (lima) tahun;
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasikan pelaksanaan
program dan kegiatan sektoral dalam pengembangan teknologi tepat guna;
4) Memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi tepat guna untuk
pengembangan sosial ekonomi Desa;
5) Pengalaman dalam melakukan fasilitasi kerja sama antar lembaga
kemasyarakatan;
6) Mampu melakukan analisis kebijakan terhadap implementasi program di
wilayahnya;
7) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Kabupaten/Kota;

7
8) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan pembimbingan dalam bidang
teknologi tepat guna perdesaan;
9) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
10) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
daerah Kabupaten/Kota;
11) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
12) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
13) Pada saat mendaftar usia minimal 30 (tiga puluh) tahun dan maksimal 50 (lima
puluh) tahun;
14) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

4.9. Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD)


1) Latar belakang pendidikan diutamakan bidang ilmu kependidikan atau kesehatan
minimal Strata 1 (S-1);
2) Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pembangunan Desa dan atau
pemberdayaan masyarakat minimal 5 (lima) tahun;
3) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengorganisasikan pelaksanaan
program dan kegiatan sektoral dalam pengembangan pendidikan dan kesehatan;
4) Memiliki pengetahuan tentang standar pelayanan minimum di bidang pendidikan
dan kesehatan serta pengalaman dalam pengembangan pendidikan dan
kesehatan;
5) Pengalaman dalam melakukan fasilitasi kerja sama antar lembaga
kemasyarakatan;
6) Mampu melakukan analisis kebijakan terhadap implementasi program di
wilayahnya;
7) Memahami sistem pembangunan partisipatif dan pemerintahan Kabupaten/Kota;
8) Memiliki kemampuan memberikan pelatihan dan pembimbingan pengembangan
pendidikan dan kesehatan;
9) Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik secara lisan dan tulisan;
10) Memiliki kemampuan dan sanggup bekerjasama dengan aparat pemerintah
daerah Kabupaten/Kota;
11) Mampu mengoperasikan komputer minimal program Office (Word, Excel, Power
Point) dan internet;
12) Sanggup bekerja penuh waktu sesuai standar operasional prosedur dan siap
bertempat tinggal di lokasi tugas;
13) Pada saat mendaftar usia minimal 30 (tiga puluh) tahun dan maksimal 50 (lima
puluh) tahun;
14) Dilarang menjadi pengurus partai politik manapun dan/atau terlibat dalam
kegiatan partai politik yang dapat mengganggu kinerja.

5. PENGISIAN KEKOSONGAN TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL


Proses pengisian kekosongan Tenaga Pendamping Profesional (TPP) untuk Pendamping
lokal Desa (PLD) di Desa, Pendamping Desa (PD) di Kecamatan, dan Tenaga Ahli
Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) di Kabupaten dengan sumber anggaran
honorariumnya dari APBN melalui pembiayaan Rupiah Murni (RM) dilaksanakan oleh
Satker P3MD Provinsi dengan 3 (tiga) mekanisme pengisian, yaitu:
1. Pengisian kekosongan melalui mekanisme penempatan peserta lulus cadangan;
2. Pengisian kekosongan melalui mekanisme Promosi, Demosi, Reposisi; dan
3. Pengisian kekosongan melalui mekanisme seleksi terbuka.
5.1. Pengisian Kekosongan Melalui Mekanisme Penempatan Peserta Lulus
Cadangan
Pengisian kekosongan melalui mekanisme penempatan peserta lulus cadangan
mengacu pada surat Plt. Direktur PMD nomor 1054/DPPMD.6/XI/2017 tanggal 10

8
November 2017 perihal Penyampaian Panduan IST dan OJT Tenaga Pendamping
Profesional Tahun 2017 dan surat Sekretaris Ditjen PPMD selaku Kuasa Pengguna
Anggaran nomor 85.1/PMD.04.01/III/2018 tanggal 29 Maret 2018 perihal
Penyampaian Revisi Kerangka Acuan Kerja dan Pengisian Kekosongan Tenaga
Pendamping Profesional Tahun 2018, maka pengisian kekosongan TPP melalui
penempatan peserta lulus cadangan dapat dilakukan oleh Satker P3MD Provinsi
bersama Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Melakukan identifikasi posisi dan lokasi kekosongan serta identifikasi cadangan
yang belum ditempatkan berdasarkan urutan rangking cadangan, termasuk
memastikan kesanggupan peserta lulus cadangan yang bersangkutan untuk
ditempatkan;
2) Pelaksanaan identifikasi cadangan yang bersedia dan/atau tidak bersedia
ditempatkan dilakukan secara tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan;
3) Peserta cadangan yang ditempatkan adalah peserta dengan status “Lulus
Cadangan” sesuai hasil rekrutmen yang telah ditetapkan dalam Berita Acara oleh
Tim Seleksi dan diketahui PPBJ;
4) Lokasi penempatan peserta lulus cadangan untuk PDP/PDTI dan PLD di luar
kabupaten domisili, dapat dilakukan apabila cadangan bersangkutan bersedia
ditempatkan di luar domisilinya;
5) Penempatan peserta lulus cadangan dapat dilakukan antar provinsi dengan
mekanisme sesuai SOP P2TPP apabila yang bersangkutan bersedia
ditempatkan di luar provinsi domisilinya;
6) Penempatan peserta lulus cadangan TAPM menjadi PDP/PDTI dan PD menjadi
PLD, dapat dilakukan apabila cadangan bersangkutan memenuhi kualifikasi dan
bersedia ditempatkan;
7) Proses penempatan peserta lulus cadangan agar dilakukan melalui pengajuan
usulan penempatan peserta lulus cadangan oleh Satker P3MD Provinsi kepada
Satker Ditjen PPMD dengan melampirkan Berita Acara Usulan Penempatan
yang ditandatangani Satker P3MD Provinsi bersama Koordinator Program
Provinsi (KPP) atau yang mewakili yang berisi informasi nama, posisi, lokasi
domisili, rencana lokasi penempatan dan keterangan urutan rangking serta
kesediaan ditempatkan;
8) Setelah mendapat persetujuan dari Satker Ditjen PPMD, selanjutnya
dilaksanakan pembekalan melalui IST dan OJT;
9) Kontrak Kerja dan mobilisasi peserta lulus cadangan dilaksanakan setelah
proses pembekalan selesai dilaksanakan.

5.2. Pengisian Kekosongan Melalui Mekanisme Promosi, Demosi, dan Reposisi

5.2.1. Promosi
Pengisian kekosongan melalui promosi dapat dilaksanakan dengan
mempromosikan Tenaga Pendamping Profesional (TPP) ke 1 (satu) level
posisi di atasnya.
1) Syarat TPP yang akan dipromosikan harus memenuhi kualifikasi sesuai
posisi yang akan diisi serta memenuhi syarat lainnya sebagai berikut:
(1) Telah bekerja pada Program Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (P3MD) minimal 2 (dua) Tahun berturut-turut;
(2) Memiliki hasil evaluasi kinerja “A” pada 3 (tiga) kali periode evaluasi
kinerja terakhir secara berturut-turut;
(3) Tidak pernah mendapatkan surat peringatan (SP) karena pelanggaran
tata perilaku, kode etik dan/atau pelanggaran terhadap kontrak kerja
selama bekerja di program P3MD.

2) Tahapan pelaksanaan promosi TPP


Satker P3MD Provinsi bersama Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP)
melakukan tahapan pelaksanaan promosi sebagai berikut:
(1) Identifikasi posisi kosong;
(2) Identifikasi TPP pada 1 (satu) level di bawahnya yang memenuhi

9
syarat;
(3) Menyampaikan informasi rencana pengisian kekosongan melalui
mekanisme promosi dan permintaan tim seleksi dari unsur Satker Ditjen
PPMD kepada Satker Ditjen PPMD dengan melampirkan RKTL
pelaksanaan dan data posisi yang akan diisi serta peserta yang akan
diundang;
(4) Mengundang TPP yang memenuhi syarat dengan menyampaikan
informasi posisi dan lokasi kosong yang akan diisi paling banyak 300%
dari posisi yang akan diisi;
(5) Penentuan paling banyak 300% ditentukan berdasarkan pengalaman
kerja paling banyak dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan
memiliki hasil evaluasi kinerja “A” paling banyak berdasarkan hasil
evaluasi kinerja sebelumnya;
(6) Peserta yang tidak datang memenuhi undangan dianggap tidak
bersedia mengikuti proses promosi dan dinyatakan gugur;
(7) Seleksi dilaksanakan oleh tim seleksi yang terdiri dari unsur Satker
Ditjen PPMD, Satker P3MD Provinsi dan Tenaga Ahli Program Provinsi;
(8) Melaksanakan seleksi melalui tes wawancara dan Focus Group
Discussion (FGD);
(9) Pelaksanaan tes wawancara adalah sebagai berikut:
 Tes wawancara untuk setiap peserta dibatasi maksimal 15 menit;
 Materi tes wawancara berdasarkan kisi-kisi wawancara yang
ditetapkan oleh Satker Ditjen PPMD;
 Penilaian tes wawancara dilakukan akumulasi dari seluruh anggota
tim seleksi dengan rentang nilai antara 0 s.d 50 (nol sampai dengan
lima puluh);
 Hasil tes wawancara adalah nilai akumulasi dari nilai rata-rata
masing-masing tim seleksi yang dituangkan dalam rekapitulasi hasil
seleksi tes wawancara yang ditandatangani oleh tim seleksi.
(10) Pelaksanaan tes Focus Grup Discussion (FGD) adalah sebagai berikut:
 Jumlah peserta FGD dalam 1 (satu) kelompok maksimal 10 orang;
 FGD untuk setiap kelompok dibatasi maksimal 15 menit;
 Materi tes FGD berdasarkan kisi-kisi yang ditetapkan oleh Satker
Ditjen PPMD;
 Penilaian tes FGD dilakukan akumulasi dari seluruh anggota tim
seleksi dengan rentang nilai antara 0 s.d 50 (nol sampai dengan lima
puluh);
 Hasil tes FGD adalah nilai akumulasi dari nilai rata-rata masing-
masing tim seleksi yang dituangkan dalam rekapitulasi hasil seleksi
FGD yang ditandatangani oleh tim seleksi.
(11) Hasil akhir seleksi adalah nilai akumulasi dari hasil tes wawancara dan
tes FGD yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil Seleksi dengan
melampirkan daftar nilai hasil seleksi masing-masing peserta. Informasi
minimal yang harus disampaikan adalah: nama, posisi sebelumnya,
posisi yang akan diisi, hasil tes wawancara, hasil tes FGD, nilai total,
dan rangking;
(12) Peserta seleksi yang berhak dipromosikan terlebih dahulu adalah
peserta dengan total nilai tertinggi;
(13) Peserta dengan urutan rangking berikutnya (cadangan hasil promosi)
dapat dipromosikan apabila terdapat posisi kosong di kemudian hari
dengan tetap memperhatikan kesesuaian kualifikasi posisi yang akan
diisi agar dapat dipenuhi;
(14) Masa berlaku cadangan hasil seleksi promosi ditetapkan sampai
dengan periode evaluasi kinerja berikutnya. Apabila telah masuk
periode evaluai kinerja berikutnya, maka cadangan hasil promosi
dinyatakan tidak berlaku dan proses pengisian kekosongan melalui
mekanisme promosi harus dilaksanakan kembali sesuai dengan
tahapan pelaksanaan promosi TPP;

10
(15) Satker P3MD Provinsi menyampaikan surat permintaan persetujuan
pengisian kekosongan TPP melalui penempatan hasil promosi sesuai
urutan rangking dengan melampirkan Berita Acara Hasil Seleksi
kepada Satker Ditjen PPMD;
(16) Satker Ditjen PPMD menyetujui pengisian kekosongan TPP melalui
penempatan hasil promosi;
(17) Pelaksanaan pembekalan melalui IST/OJT;
(18) Kontrak Kerja dan Mobilisasi hasil promosi.

5.2.2. Demosi
Pengisian kekosongan melalui demosi dilaksanakan dengan mendemosi TPP
ke 1 (satu) level posisi di bawahnya. Demosi dapat dilakukan karena
permintaan sendiri TPP, karena hukuman/sanksi dan/atau berdasarkan hasil
evaluasi kinerja (evkin).
1) Syarat TPP yang akan didemosi harus memenuhi kualifikasi sesuai posisi
yang akan diisi serta memenuhi syarat lainnya sebagai berikut:
(1) Jenjang Pendidikan minimal serta jurusan pendidikan;
(2) Jumlah pengalaman kerja minimal.

2) Tahapan pelaksanaan demosi TPP


Satker P3MD Provinsi bersama Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP)
melakukan tahapan pelaksanaan demosi sebagai berikut:
(1) Identifikasi posisi kosong;
(2) Identifikasi TPP pada 1 (satu) level di atasnya yang dapat didemosi;
(3) Adanya pengajuan demosi bagi TPP yang didemosi karena permintaan
sendiri;
(4) Adanya Berita Acara hasil forum pembuktian dan rekomendasinya bagi
TPP yang didemosi karena terkena hukuman/sanksi;
(5) Berita Acara Demosi karena hasil evaluasi kinerja;
(6) Mengundang TPP yang akan didemosi untuk menyampaikan
penjelasan dan menanyakan kesediaan yang bersangkutan untuk
didemosi;
(7) Satker P3MD Provinsi menyampaikan surat pengajuan pengisian
kekosongan melalui demosi dengan melampirkan surat pengajuan
demosi atau Berita Acara Hasil Forum Pembuktian atau Berita Acara
Demosi serta pernyataan kesediaan TPP yang akan didemosi kepada
Satker Ditjen PPMD;
(8) Satker Ditjen PPMD menyetujui pelaksanaan demosi;
(9) Kontrak Kerja dan Mobilisasi hasil demosi.

5.2.3. Reposisi
Pengisian kekosongan melalui reposisi dapat dilaksanakan dengan mereposisi
Tenaga Pendamping Profesional (TPP) pada posisi yang berbeda untuk
mengisi posisi kosong pada level yang sama. Reposisi dapat dilakukan karena
permintaan sendiri TPP dan/atau karena pertimbangan Satker P3MD Provinsi
bersama Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP) atas kinerja yang
bersangkutan.

1) Syarat TPP yang akan direposisi harus memenuhi kualifikasi sesuai posisi
yang akan diisi serta memenuhi syarat lainnya sebagai berikut:
(1) Jenjang Pendidikan minimal serta jurusan pendidikan;
(2) Jumlah pengalaman kerja minimal;
(3) Kemampuan teknis sesuai posisi yang akan diisi.

2) Tahapan pelaksanaan reposisi TPP


Satker P3MD Provinsi bersama Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP)
melakukan tahapan pelaksanaan reposisi sebagai berikut:
(1) Identifikasi posisi yang dapat dilakukan reposisi;

11
(2) Identifikasi TPP pada level yang sama yang dapat direposisi;
(3) Adanya pengajuan reposisi bagi TPP yang direposisi karena
permintaan sendiri;
(4) Adanya Berita Acara Reposisi bagi TPP yang direposisi karena
pertimbangan Satker P3MD Provinsi bersama Tenaga Ahli Program
Provinsi (TAPP) atas kinerja yang bersangkutan;
(5) Mengundang TPP yang akan direposisi untuk menyampaikan
penjelasan dan menanyakan kesediaan yang bersangkutan untuk
direposisi;
(6) Satker P3MD Provinsi menyampaikan surat pengajuan reposisi TPP
dengan melampirkan Berita Acara Reposisi serta pernyataan kesediaan
TPP yang akan direposisi kepada Satker Ditjen PPMD;
(7) Satker Ditjen PPMD menyetujui pelaksanaan reposisi;
(8) Kontrak Kerja dan Mobilisasi hasil reposisi.

Posisi kosong karena akibat dilakukannya promosi; demosi dan/atau reposisi dapat diisi
melalui mekanisme penempatan peserta lulus cadangan dan/atau mekanisme seleksi
terbuka.

6. Pengisian Kekosongan Melalui Mekanisme Seleksi Terbuka


Pengisian kekosongan melalui mekanisme seleksi terbuka dilaksanakan melalui tahapan
seleksi sebanyak 9 (Sembilan) tahap yaitu: 1). Penunjukan PPBJ Provinsi 2). Penetapan
Tim Seleksi 3). Kebutuhan Kuota Seleksi 4). Pengumuman 5). Proses pendaftaran 6).
Proses seleksi 7). Pelatihan pratugas 8). Kontrak Kerja 9). Penempatan Tenaga
Pendamping Profesional.
6.1. Penunjukan PPBJ Provinsi
Satker P3MD Provinsi menunjuk Pejabat Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) Provinsi
untuk proses pengadaan Tenaga Pendamping Profesional.
6.2. Penetapan Tim Seleksi
1) Satker P3MD Provinsi menyampaikan pengajuan usulan pelaksanaan seleksi
Tenaga Pendamping Profesional (TPP) dengan menyampaikan hal-hal sebagai
berikut:
(1) Permintaan nama tim seleksi dari unsur Satker Ditjen PPMD dan unsur
akademisi yang ditetapkan oleh Satker Ditjen PPMD;
(2) Satker P3MD Provinsi dapat mengusulkan nama tim seleksi dari unsur
akademisi kepada Satker Ditjen PPMD dengan menyampaikan informasi:
Nama, asal lembaga/institusi dan jabatan;
(3) Informasi jumlah kebutuhan kuota seleksi setiap posisi dan lokasinya;
(4) Kebutuhan anggaran serta usulan revisi anggaran jika diperlukan;
(5) Rencana waktu, tempat dan RKTL pelaksanaan seleksi.
2) Tim seleksi dari unsur Satker Ditjen PPMD dan unsur Satker P3MD Provinsi
dapat ditunjuk dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dan/atau non ASN yang memiliki
kompetensi/pengetahuan tentang pendampingan program dan ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan (SK);
3) Satker Ditjen PPMD menyampaikan daftar nama tim seleksi dari unsur Satker
Ditjen PPMD dan unsur akademisi melalui Surat Keputusan yang disampaikan
kepada Satker P3MD Provinsi untuk ditetapkan sebagai Tim Seleksi;
4) Satker P3MD Provinsi menetapkan Tim Seleksi yang terdiri dari:
(1) Jika kekosongan TPP total antara 1 s.d. 40 orang, maka tim seleksi terdiri
dari 3 (tiga) unsur, yaitu:
 Unsur Satker Ditjen PPMD : 1 orang
 Unsur Satker P3MD Provinsi : 1 orang
 Unsur Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP) : 1 orang

12
(2) Jika kekosongan TPP total lebih dari 40 orang, maka tim seleksi terdiri dari 4
(empat) unsur, yaitu:
 Unsur Satker Ditjen PPMD : 2 orang
 Unsur Satker P3MD Provinsi : 1 orang
 Unsur Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP) : 1 orang
 Unsur akademisi : 1 orang
5) Dalam pelaksanaan seleksi, tim seleksi dapat dibantu oleh tim teknis yang
ditetapkan oleh Satker P3MD Provinsi;
6) Tim teknis dapat berasal dari unsur Sekretariat Satker Ditjen PPMD; Sekretariat
Satker P3MD Provinsi; Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP), TAPM
Kabupaten/Kota dan/atau Dinas PMD Kabupaten/Kota serta unsur lain yang
memenuhi kompetensi dan memahami substansi implementasi UU Desa;
7) Tim Seleksi dan Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada poin 4 dan 6 di atas,
jumlahnya disesuaikan berdasarkan kebutuhan dengan mempertimbangkan
jumlah peserta, waktu dan tempat pelaksanaan seleksi serta ketersediaan
anggaran.
6.3. Kebutuhan Kuota Seleksi
Seleksi tenaga pendamping profesional dilakukan untuk memenuhi kekosongan
sesuai dengan pemetaan Satker P3MD Provinsi dengan mengacu pada perhitungan
kuota nasional dengan jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Desa mengacu pada
Permendagri 137 tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah administrasi
Pemerintahan sebagaimana telah disampaikan pada poin 3 (tiga) di atas.

Perubahan jumlah kuota sesuai dengan perubahan jumlah Desa pada Permendagri
terbaru, maupun perubahan pola perhitungan kuota akan disampaikan kemudian
setelah mendapat persetujuan dari pihak-pihak terkait.

6.4. Pengumuman
Pengumuman dilaksanakan oleh Satker P3MD Provinsi dan dapat dibantu oleh SKPD
terkait di tingkat Kabupaten/Kota, Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP) dan Tenaga
Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) di Kabupaten/Kota melalui papan informasi
di kantor Dinas PMD Provinsi, kantor TA Provinsi, kantor Dinas PMD Kabupaten/Kota,
kantor TA Kabupaten/Kota, dan/atau media cetak lokal dan/atau media massa lainnya
sesuai dengan ketersediaan anggaran. Informasi yang harus disampaikan dalam
pengumuman paling sedikit menyampaikan informasi: posisi, kualifikasi, lokasi
penempatan, jumlah kebutuhan, jumlah honorarium, alamat pengiriman lamaran, dan
batas waktu penerimaan lamaran.
Pengumuman dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan posisi dan lokasi kekosongan
di masing-masing provinsi. Apabila posisi kosong hanya di 1 (satu) kabupaten/kota,
maka pengumuman dan pelaksanaan seleksi dapat dilaksanakan hanya di
kabupaten/kota tersebut.

6.5. Proses pendaftaran


1) Pelamar mengirimkan lamaran melalui alamat email yang ditentukan oleh Satker
P3MD Provinsi, untuk daerah yang kesulitan akses internet dapat mengirimkan
melalui alamat kantor yang ditunjuk oleh Satker P3MD Provinsi;
2) Daftar seluruh pelamar harus masuk kedalam format daftar panjang (longlist)
yang ditandatangani oleh Satker P3MD Provinsi dan Tenaga Ahli Program
Provinsi (TAPP) serta diketahui oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ);
3) Pengelompokan pelamar dibuat sesuai posisi dan lokasi kekosongan
berdasarkan domisili KTP dengan ketentuan:
(1) Untuk posisi PLD dan PDP; Pelamar harus berdomisili sesuai Kabupaten
yang kosong dengan prioritas pelamar yang sesuai antara domisili KTP
dengan Desa dan Kecamatan yang kosong;

13
(2) Untuk posisi PDTI dan TAPM Kabupaten; Pelamar harus berdomisili sesuai
wilayah Provinsi yang dilamar dengan prioritas bagi pelamar yang sesuai
antara domisili KTP dengan Kecamatan kosong bagi PDTI dan Kabupaten
kosong bagi TAPM Kabupaten.
4) Batas waktu penerimaan lamaran paling lama 7 (tujuh) hari kalender terhitung
sejak tanggal mulai penerimaan lamaran dan ditutup pada pukul 24.00 hari
terakhir.

6.6. Proses Seleksi


6.6.1. Penetapan peserta
1) Proses seleksi dilakukan melalui 2 Tahap;
Tahap Pertama Seleksi Pasif melalui evaluasi kualifikasi; Adalah tahap
untuk menentukan pelamar dari daftar panjang (longlist) yang diseleksi
melalui evaluasi kualifikasi dan dinyatakan memenuhi kualifikasi dan
ditetapkan untuk mengikuti seleksi aktif dalam daftar pendek (shortlist).
Tahap Kedua Seleksi Aktif; Bagi Pelamar yang telah dinyatakan memenuhi
kualifikasi dan ditetapkan mengikuti seleksi aktif dalam daftar pendek
(shortlist) akan dilakukan seleksi melalui tiga tahap yaitu: Tes Tulis, Tes
Wawancara dan Tes Komputer;
2) Proses seleksi pasif melalui evaluasi kualifikasi pelamar dilakukan oleh Tim
Seleksi yang dapat dilaksanakan paling sedikit oleh tim seleksi dari unsur
Satker P3MD Provinsi dan unsur Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP)
serta diketahui oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ);
3) Hasil evaluasi kualifikasi dituangkan dalam daftar pendek (shortlist) yang
ditetapkan oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) untuk mengikuti
seleksi aktif sesuai rangking berdasarkan bobot pengalaman, pendidikan,
kesesuaian domisili dan umur dengan jumlah maksimal 600% dari kuota
kebutuhan;
4) Untuk menentukan jumlah 600% peserta yang dinyatakan lolos dan berhak
mengikuti seleksi aktif digunakan instrumen formula penilaian berdasarkan
indikator Pengalaman; Pendidikan; Domisili; dan Umur;
5) Instrumen pembobotan penilaian evaluasi kualifikasi sebagai berikut:
(1) Pendamping Lokal Desa (PLD)
Indikator Lama Pengalaman Nilai
2 s/d 4 Tahun 20
> 4 s/d 6 Tahun 40
Pengalaman Persentase
>6 s/d 8 Tahun 60
25%
>8 s/d 10 Tahun 80
>10 Tahun 100

SLTA 30
Pendidikan D-III 50
Persentase 20% S-1 70
S-2 100

Domisili Dalam Kecamatan 100


Persentase 35% Luar Kecamatan 30

25 s/d 30 Tahun 30
Umur
> 30 s/d 35 Tahun 60
Persentase 20%
>35 s/d 45 Tahun 100

14
(2) Pendamping Desa Pemberdayaan (PDP)
Indikator Lama Pengalaman Nilai
D-III
4 s/d 6 Tahun 20
> 6 s/d 8 Tahun 40
> 8 s/d 10 Tahun 60
> 10 s/d 12 Tahun 80
> 12 Tahun 100
S-1
2 s/d 4 Tahun 20
> 4 s/d 6 Tahun 40
Pengalaman
> 6 s/d 8 Tahun 60
Persentase 30 %
> 8 s/d 10 Tahun 80
>10Tahun 100
S-2
1 s/d 3Tahun 20
>3 s/d 5Tahun 40
>5 s/d 7Tahun 60
>7 s/d 9Tahun 80
>9Tahun 100

D-III 50
Pendidikan
S-1 70
Prosentase 25%
S-2 100

Domisili Dalam Kecamatan 100


Prosentase 30% Luar Kecamatan 30

25 s/d 30 Tahun 70
Umur
>30 s/d 40 Tahun 100
Prosentase 15%
>40 s/d 50 Tahun 50

(3) Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI)


Indikator Lama Pengalaman Nilai
D-III
2 s/d 4 Tahun 20
> 4 s/d 6 Tahun 40
> 6 s/d 8 Tahun 60
> 8 s/d 10 Tahun 80
> 10 Tahun 100
S-1
0 s/d 2 Tahun 20
> 2 s/d 4 Tahun 40
Pengalaman
> 4 s/d 6 Tahun 60
Persentase 40 %
> 6 s/d 8 Tahun 80
> 8 Tahun 100
S-2
0 s/d 1 Tahun 20
> 1 s/d 2 Tahun 40
> 2 s/d 4 Tahun 60
> 4 s/d 6 Tahun 80
> 6 Tahun 100

D-III 50
Pendidikan
S-1 70
Persentase 30 %
S-2 100

Domisili Dalam Kabupaten 100


Persentase 15 % Luar Kabupaten 30

15
21 s/d 25 Tahun 50
Umur
>25 s/d 40 Tahun 100
Persentase 15 %
>40 s/d 50 Tahun 80

(4) Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM)


Indikator Lama Pengalaman Nilai
S-1
5 s/d 7 Tahun 10
> 7 s/d 9 Tahun 20
> 9 s/d 11 Tahun 40
> 11 s/d 13 Tahun 60
> 13 s/d 15 Tahun 80
> 15 Tahun 100
S-2
2 s/d 4 Tahun 10
> 4 s/d 6 Tahun 20
Pengalaman
> 6 s/d 8 Tahun 40
Prosentase 35 %
> 8 s/d 10 Tahun 60
> 10 s/d 12 Tahun 80
> 12 Tahun 100
S-3
1 s/d 2Tahun 10
>2 s/d 4Tahun 20
>4 s/d 5Tahun 40
>5 s/d 7Tahun 60
>7 s/d 10Tahun 80
> 10Tahun 100

S-1 60
Pendidikan
S-2 80
Prosentase 30%
S-3 100

Domisili Dalam Kabupaten 100


Prosentase 20% Luar Kabupaten 30

30 s/d 35 Tahun 50
Umur
>35 s/d 45 Tahun 80
Prosentase 15%
>45 s/d 50Tahun 100

6.6.2. Penetapan Jadwal dan Lokasi Seleksi


Jadwal dan lokasi seleksi ditetapkan dan diumumkan oleh Satker P3MD
Provinsi sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat seleksi dan/atau
sesuai dengan kebutuhan posisi yang akan diseleksi.
Penetapan jadwal dan lokasi seleksi harus disampaikan kepada Satker Ditjen
PPMD untuk persiapan keberangkatan tim seleksi dari unsur Satker Ditjen
PPMD dan unsur Akademisi.
6.6.3. Seleksi aktif (Tes Tulis, Tes Wawancara dan Tes Komputer)
1) Tes Tulis
(1) Peserta seleksi aktif yang berhak mengikuti tes tulis adalah peserta
yang telah lolos tahapan seleksi pasif melalui evaluai kualifikasi dan
ditetapkan menjadi peserta tes tulis oleh PPBJ Provinsi sebagaimana
tertuang dalam daftar pendek (shortist);
(2) Seleksi tes tulis dilaksanakan oleh Satker P3MD Provinsi sebagai
panitia bersama Tim Seleksi yang bertempat di lokasi yang ditunjuk
oleh Satker P3MD Provinsi;
(3) Tim seleksi mengawasi dan bertanggungjawab terhadap seluruh
proses seleksi tes tulis, tes wawancara dan tes komputer sampai
dengan penentuan hasil akhir seleksi;

16
(4) Peserta tes tulis diwajibkan membawa dokumen-dokumen yang
diperlukan seperti KTP/Kartu Identitas asli yang berlaku, Ijazah asli
atau fotocopy yang dilegalisir, Curriculum Vitae (CV) dan dokumen
pendukung untuk diperlihatkan kepada panitia seleksi dan selanjutnya
dikembalikan kepada peserta masing-masing setelah selesai diperiksa
validitasnya;
(5) Tes tulis menggunakan sistem gugur, hanya peserta yang dinyatakan
lulus tes tulis yang dapat mengikuti tes wawancara;
(6) Soal tes tulis dibuat oleh Satker Ditjen PPMD dengan menjaga
kerahasiaan soal dan kunci jawaban tes tulis;
(7) Ketentuan mengenai tes tulis adalah sebagai berikut:
(i) Tim seleksi membacakan tata tertib tes tulis;
(ii) Tim seleksi menyampaikan informasi kepada peserta mengenai
jadwal pengumuman hasil tes tulis, jadwal tes wawancara dan
jadwal tes komputer bagi peserta yang dinyatakan lulus tes tulis;
(iii) Waktu tes tulis selama 60 menit;
(iv) Jumlah soal tes tulis sebanyak 30 soal dalam bentuk pilihan
ganda dengan nilai antara 0 s.d. 30 (masing-masing soal memiliki
bobot nilai1);
(v) Materi tes tulis antara lain:
 pengetahuan mengenai UU Desa dan peraturan
pelaksanaannya;
 pengetahuan pemberdayaan masyarakat;
 sistem pemerintahan;
 perencanaan pembangunan Desa;
 perekonomian Desa;
 pembangunan Infrastruktur Pedesaan (khusus TA-ID dan
PDTI).
(8) Peserta tes tulis mengisi jawaban pada lembar jawaban yang
disediakan;
(9) Pemeriksaan lembar jawaban tes tulis dilakukan oleh tim seleksi
dibantu tim teknis;
(10) Hasil tes tulis diumumkan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah
pelaksanaan tes tulis di tempat seleksi dan/atau tempat lain maupun
melalui media pengumuman lainnya;
(11) Dalam hal situasi yang tidak memungkinkan karena situasi yang tidak
memungkinkan dan/atau adanya masalah keamanan, maka
pengumuman tes tulis dapat dilaksanakan sekaligus dengan
pengumuman hasil akhir seleksi setelah pelaksanaan seleksi selesai;
(12) Peserta tes tulis yang berhak mengikuti tahap tes wawancara adalah
peserta dengan urutan rangking tertinggi yang jumlahnya ditetapkan
maksimal 300% dari kuota kebutuhan;
(13) Jika terdapat peserta yang memiliki nilai sama pada rangking terbawah
dari jumlah kuota kebutuhan 300%, maka peserta yang berhak
ditetapkan sebagai peserta yang akan mengikuti tes wawancara
adalah peserta dengan rangking tertinggi pada saat ditetapkan
menjadi peserta tes tulis sesuai bobot evaluasi kualifikasi pada seleksi
pasif, jika masih memiliki nilai sama, maka semua peserta yang
memiliki nilai sama dapat mengikuti tes wawancara;
(14) Untuk menjaga kondusifitas pelaksanaan seleksi, dalam situasi yang
tidak memungkinkan dan/atau adanya masalah keamanan, maka
peserta tes tulis semuanya dapat diikutkan dalam pelaksanaan tes
wawancara dengan memperhatikan situasi, kondisi dan kesiapan
panitia dalam pelaksanaanya;

17
(15) Hasil tes tulis dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh
tim seleksi dan diketahui oleh PPBJ.
2) Tes Wawancara
Tes wawancara dilakukan kepada peserta yang telah dinyatakan lulus tes
tulis dan ditetapkan berdasarkan urutan rangking teratas, dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1) Tes wawancara dilaksanakan selambat-lambatnya 3 hari setelah
pelaksanaan tes tulis;
(2) Tes wawancara untuk setiap peserta dibatasi maksimal 15 menit;
(3) Materi tes wawancara berdasarkan kisi-kisi wawancara yang
ditetapkan oleh Satker Ditjen PPMD;
(4) Penilaian tes wawancara dilakukan akumulasi dari seluruh anggota tim
seleksi dengan rentang nilai antara 0 s.d 50 (nol sampai dengan lima
puluh);
(5) Hasil tes wawancara dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh tim seleksi dan diketahui oleh PPBJ.

3) Tes Komputer
Tes komputer dilakukan kepada peserta yang telah dinyatakan lulus tes
tulis dan mengikuti tes wawancara dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Peserta tes komputer adalah seluruh peserta yang mengikuti tes
wawancara;
(2) Tes komputer dapat dilaksanakan sebelum dan/atau setelah tes
wawancara oleh tim seleksi dan/atau tim teknis;
(3) Tes komputer untuk setiap peserta dibatasi maksimal 15 menit;
(4) Materi tes komputer antara lain: penguasaan program office (untuk PD
dan PLD minimal: word dan excel; untuk TAPM minimal: word, excel
dan power point); penguasaan penggunaan internet dan email;
(5) Penilaian tes komputer oleh tim seleksi dengan rentang nilai antara 0
s.d. 20 (nol sampai dengan dua puluh);
(6) Hasil tes komputer dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani
oleh tim seleksi dan diketahui oleh PPBJ.

6.6.4. Penilaian Hasil Seleksi


Penentuan hasil seleksi dilakukan melalui penggabungan hasil nilai tes tulis,
tes wawancara dan tes komputer dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Bobot penilaian:
(1) Nilai tes tulis dengan bobot 30%;
(2) Nilai tes wawancara dengan bobot 50%;
(3) Nilai tes komputer dengan bobot 20%.
2) Penjumlahan nilai akhir merupakan akumulasi dari nilai tes tulis, nilai tes
wawancara dan nilai tes komputer yang dilakukan pada form rekapitulasi;
3) Hasil akhir seleksi dituangkan dalam Berita Acara Hasil Seleksi yang
ditandatangani oleh tim seleksi dan diketahui oleh PPBJ dengan
melampirkan form rekapitulasi hasil seleksi.
6.6.5. Penetapan Hasil Seleksi
1) Penetapan hasil seleksi Tenaga Pendamping Profesional yang
anggarannya bersumber dari Rupiah Murni dilaksanakan oleh Pejabat
Pengadaan Barang dan Jasa (PPBJ) Provinsi;

2) Adapun Proses penetapan hasil seleksi dilaksanakan melalui tahapan


sebagai berikut:
(1) Tim seleksi melakukan rekapitulasi hasil tes tulis, tes wawancara dan
tes komputer yang disusun berdasarkan rangking untuk setiap posisi
sesuai lokasi kekosongan;

18
(2) Tim Seleksi menyampaikan hasil seleksi kepada PPBJ berupa Berita
Acara Hasil Seleksi dan lampirannya untuk ditetapkan sebagai hasil
akhir seleksi;
(3) Penetapan status peserta hasil seleksi terdiri dari; “Lulus ditempatkan”
dan “Lulus cadangan“;
(4) Selambat lambatnya 5 (lima) hari kerja, PPBJ Provinsi menetapkan
peserta yang lulus seleksi berdasarkan Berita Acara Hasil Seleksi
dengan jumlah 100% sesuai kuota kekosongan sebagai “Lulus
ditempatkan” dan rangking berikutnya sebagai cadangan;
(5) PPBJ melakukan penetapan hasil seleksi berdasarkan Berita Acara
Hasil Seleksi yang telah ditandatangani oleh tim seleksi, selanjutnya
diserahkan kepada Satker P3MD Provinsi;
(6) Satker P3MD Provinsi menyampaikan permintaan persetujuan
pengisian kekosongan TPP melalui penempatan hasil seleksi terbuka
kepada Satker Ditjen PPMD dengan melampirkan penetapan hasil
seleksi oleh PPBJ beserta Berita Acara Hasil Seleksi;
(7) Satker Ditjen PPMD menyetujui pengisian kekosongan TPP melalui
penempatan hasil seleksi terbuka;
(8) PPBJ Provinsi dibantu oleh Satker P3MD Provinsi dan dapat dibantu
Satker Ditjen PPMD mengumumkan hasil seleksi;
(9) Satker P3MD Provinsi melaksanakan pelatihan pratugas bagi peserta
yang dinyatakan “Lulus ditempatkan”;
(10) Satker P3MD Provinsi melakukan kontrak kerja pada tenaga
pendamping profesional yang dinyatakan “Lulus ditempatkan" yang
sebelumnya telah mengikuti kegiatan pelatihan pratugas;
(11) Panitia Satker P3MD Provinsi bersama Tim Seleksi Tenaga
Pendamping Profesional bertanggungjawab terhadap pengelolaan
pengaduan dari peserta selama proses seleksi.

6.7. Pelatihan Pratugas


1) Pelatihan Pratugas
Bagi peserta yang dinyatakan lulus dengan status “Lulus ditempatkan” harus
mendapatkan orientasi tugas dalam kegiatan pelatihan pratugas, sebagai syarat
untuk menjalankan tugas sebagai tenaga pendamping profesional. Pelaksanaan
pelatihan pratugas dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan anggaran melalui
dana dekonsentrasi.
Jika dalam pelatihan pratugas terdapat peserta yang mengikuti materi Pelatihan
kurang dari 80% dikarenakan ketidakhadiran tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, atas rekomendasi pelatih kelas, Satker P3MD Provinsi
dapat mempertimbangkan yang bersangkutan untuk tidak dikontrak.
Dalam hal jumlah peserta pelatihan pratugas kurang dari 20 (dua puluh) peserta
pada 1 (satu) posisi, atau tidak memenuhi jumlah peserta untuk 1 (satu) kelas
efektif, maka pelatihan pratugas dapat dilaksanakan dengan pembekalan melalui
In Service Training (IST) dan On Job Training (OJT).
2) Pembekalan
Pembekalan dilaksanakan melalui In service Training (IST) dan On Job Training
(OJT), sebagai bentuk lain dalam orientasi tugas bagi peserta dengan status
“Lulus cadangan” yang akan ditempatkan untuk mengisi kekosongan tenaga
pendamping profesional dalam suatu lokasi. Mekanisme penempatan TPP Lulus
Cadangan dilaksanakan dengan mengacu pada poin 5.1 sebagaimana dijelaskan
di atas.
Peserta yang telah dinyatakan lulus cadangan dapat ditempatkan sebagai tenaga
pendamping profesional, dengan terlebih dahulu mengikuti pembekalan melalui In
Service Training (IST) dan On Job Training (OJT). Pelaksanaan pembekalan
mengacu pada panduan pelaksanaan pelatihan pratugas mandiri yang ditetapkan
oleh Satker Ditjen PPMD.

19
Pembekalan dapat dilakukan terhadap peserta “Lulus ditempatkan”, jika jumlah
peserta untuk 1 (satu) posisi kurang dari 20 (dua puluh) orang atau tidak
memenuhi jumlah peserta minimal untuk 1 (satu) kelas efektif.

6.8. Kontrak Kerja Tenaga Pendamping Profesional


Satker Ditjen PPMD melakukan kontrak kerja dengan Tenaga Pendamping
Professional yang dilaksanakan oleh Satker P3MD Provinsi berdasarkan hasil
pelatihan pratugas atau pembekalan.
6.9. Penempatan Tenaga Pendamping Profesional
Penempatan Tenaga Pendamping Profesional dilakukan oleh Satker P3MD Provinsi
bersama Tenaga Ahli Program Provinsi (TAPP) dengan memperhatikan usulan SKPD
yang membidangi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten/Kota dengan
memperhatikan ketentuan berikut:
1) Lokasi tugas sesuai dengan lokasi tempat tinggal;
2) Lokasi tugas berdekatan dengan lokasi tempat tinggal;
3) Sesuai kebutuhan di kabupaten/kota.

7. PEMBIAYAAN
Dalam rangka pengisian kekosongan melalui seleksi promosi dan seleksi terbuka, maka
perlu ditetapkan mekanisme pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan seleksi yang
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku. Adapun pembiayaan dilaksanakan melalui Satker P3MD Provinsi dengan
mekanisme pembiayaan diatur sebagai berikut:
7.1. Pembiayaan pelaksanaan seleksi apabila tersedia anggaran seleksi:
1) Biaya pengumuman di media cetak lokal;
2) Honor tim seleksi;
3) Honor tim teknis;
4) Honor panitia;
5) Akomodasi dan konsumsi panitia, tim seleksi dan tim teknis;
6) Transport panitia, tim seleksi dan tim teknis;
7) Biaya sewa gedung apabila peserta yang diundang minimal 500 orang. Apabila
peserta yang diundang kurang dari 500 orang, maka tempat seleksi dapat
menggunakan fasilitas yang tersedia di kantor dinas PMD Provinsi, kantor TA
Provinsi, kantor Dinas PMD Kabupaten/Kota, atau kantor TA Kabupaten/Kota
dengan mekanisme pembagian tempat atau pembagian jadwal waktu
pelaksanaan seleksi sesuai dengan kapasitas tempat yang akan digunakan;
8) Biaya penggandaan lembar soal dan lembar jawaban;
9) Biaya rekrutmen diambil dari sisa dana kegiatan yang tidak terpakai, sebagai
contoh biaya honor TPP yang belum terisi, sisa biaya rakor, sisa biaya monev, dll;
10) Revisi anggaran dengan menggunakan mekanisme revisi POK (internal), dengan
terlebih dahulu meminta persetujuan ke Eselon I (satker pusat);
11) Unit cost dengan menggunakan SBM yang berlaku.

7.2. Pembiayaan pelaksanaan seleksi apabila tidak tersedia anggaran seleksi:


1) Pengumuman melalui papan informasi di kantor Dinas PMD Provinsi, kantor TA
Provinsi, kantor Dinas PMD Kabupaten/Kota dan/atau kantor TA Kabupaten/Kota
dan atau media lainnya yang dapat digunakan tanpa pembiayaan (website resmi,
akun media sosial resmi, dll);
2) Tidak ada honor untuk panitia, tim seleksi dan tim teknis;
3) Transportasi, akomodasi dan konsumsi ditanggung melalui biaya perjalanan
dinas;
4) Tempat pelaksanaan seleksi menggunakan fasilitas yang tersedia di kantor dinas
PMD Provinsi, kantor TA Provinsi, kantor Dinas PMD Kabupaten/Kota, dan/atau
kantor TA Kabupaten/Kota dengan mekanisme pembagian tempat atau
pembagian jadwal waktu pelaksanaan seleksi sesuai dengan kapasitas tempat
yang akan digunakan;
5) Penggandaan soal dan lembar jawaban oleh Satker Ditjen PPMD.

20

Anda mungkin juga menyukai