Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
oleh :
Yayu Tresnasari (31112055)
KELOMPOK 7
6.1 Penimbangan
Bahan Satuan Dasar Volume Produksi
5 gram 50 gram
Atropin Sulfat 50 mg 50/5 x 50 mg = 500 mg = 0,5 g
Paraffin cair 250 mg 50/5 x 250 mg = 2500 mg = 2,5 g
Cetil alcohol 250 mg 50/5 x 250 mg = 2500 mg = 2,5 g
Paraffin padat 4,2 gram 50/5 x 250 mg = 2500 mg = 2,5 g
Vaselin album 50/5 x 4,2 mg = 42 g
7.1 Perhitungan
7.1.2 Formula Lengkap
Tiap 10 g mengandung:
Atropin Sulfat 100 mg
Paraffin cair 500 mg
Cetil alcohol 500 mg
Paraffin padat 500 mg
Vaselin album 8,4 gram
8.1 Prosedur
No Pengolahan
1 Sterilkan tube dalam alcohol 70% selama 10-15 menit lalu tiriskan
Leburkan basis salep cetil alcohol, paraffin padat, vaselin album bersama
2
paraffin cair
3 Disterilkan basis salep dalam oven pada suhu 1500C selama 1 jam
4 Dinginkan dan simpan pada ruangan steril
5 Dilarutkan atropine sulfat dalam a.p.i 1 ml
6 Dicampurkan dengan basis salep secara aseptic
7 Dimasukan kedalam tube yang steril
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum pembuatan sediaan steril
berupa salep mata dengan bahan aktif berupa atropine sulfat 0,1% yang dibuat
dengan sterilisasi. Tujuan suatu sediaan dibuat steril, karena berhubungan langsung
dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain yang pertahanannya terhadap
zat asing tidak selengkap pada saluran cerna atau gastrointestinal. Diharapkan dengan
kondisi steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder.
Atropin sulfat mempunyai efek farmakologi yaitu menghambat M. constrictor
pupillae dan M. ciliaris lensa mata, sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia
(paralisis mekanisme akomodasi). Midriasis mengakibatkan fotopobia, sedangkan
siklopegia menyebabkan hilangnya daya melihat jarak dekat.
Dan juga memiliki efek farmakodinamik Sesudah pemberian 0,6 mg atropin
SK padamulanya terlihat efek terhadap kelenjar eksokrin, terutama hambatan salivasi,
serta efek bradikardi sebagai hasil perangsangan N. vagus. Mula timbulnya midriasis
tergantung dari besarnya dosis.
Pada praktikum teknologi steril kali ini membuat salep mata atropin sulfat
0,1%l, salep mata merupakan sediaan salep yang digunakan pada mata. Pada
pembuatan salap mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan
yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji
sterilitas. Keuntungan salep mata penambah waktu hubungan anatara obat dengan
obat dengan mata, dua sampai empat kali lebih besar apabila dipakai salep
dibandingkan jika dipakai larutan garam. Salep mata atropine sulfat digunakan
sebagai mengatasi infeksi pada mata dan dosis yang diberikan adalah 0,1%.
Formulasi salep mata mengikuti formulasi pada fornas dengan memodifikasi sesuai
dengan jumlah salep yang akan kita buat. Pada penimbangan basis pada chawan
penguap harus dilapisi dengan kain kasa 2 lapis dan penimbangan dilebihkan 50%
karena setelah strilisasi di oven selama 30 menit dengan suhu oC dan kemudian
diperas kain kasanya takut sebagian basis menempel pada kain kasa sehingga
penimbangan basis dilebihkan 50%.
10.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dikerjakan dapat disimpulkan bahwa obat salep mata
dengan bahan aktif atropine sulfat 0,1% harus dilakukan secara aseptis, karena
berhubungan langsung dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain yang
pertahanannya terhadap zat asing tidak selengkap pada saluran cerna atau
gastrointestinal.
DAFTAR PERTAKA
LACHMAN, Leon. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), 1989.