Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


Pemeriksaan
1. Jumlah Penderita Kelainan Refraksi Penderita Presbyopia
Refraksi berdasarkan jenis Subyektif dengan Status Refraksi
kelamin Astigmatismus
2. Jumlah Penderita Kelainan
Refraksi berdasarkan usia
3. Prosedur melakukan
pemeriksaan refraksi Variabel Penganggu
subyektif dan menetapkan
ukuran kacamata Standard Peralatan
Standard Pencahayaan
Kompetensi Pemeriksa

B. Jenis Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif melalui

pendekatan kualitatif. Sedangkan rancangan penelitiannya menggunakan

pendekatan studi kasus.

C. Data Penelitian

1. Tempat Pengambilan Data

Data penelitian diambil di Optik Kalista, Jalan Melati No. 2A Tabanan –

Bali.

2. Waktu Pengambilan Data

Data penelitian diambil mulai dari tanggal 01 Maret 2019 sampai dengan

30 Maret 2019.

44
45

3. Metode Pengambilan Data

3.1 Metode Survey

Data yang berkaitan jumlah dan jenis penderita gangguan penglihatan

yang mendapat jasa pelayanan pemeriksaan refraksi subyektif

diperoleh dari hasil survei di Optik Kalista Tabanan – Bali mulai

tanggal 01 Maret 2019 sampai dengan 30 Maret 2019.

3.2 Metode Wawancara

Data yang berkaitan dengan jenis kelainan refraksi yang dialami oleh

responden / sampel dalam hal penetapan status refraksinya yang

diperoleh dengan wawancara berstruktur.

3.3 Metode Pustaka

Data yang berkaitan dengan landasan teori diperoleh melalui studi

pustaka di Perpustakaan Stikes Widya Husada Semarang.

4. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini pengolahan data dilaksanakan dengan

mekanisme sebagai berikut:

4.1 Editing

Editing dilakukan dengan maksud untuk mengoreksi kesalahan-

kesalahan yang terjadi pada data yang telah dikumpulkan.

4.2 Koding

Memberikan kode pada data sesuai dengan masing-masing kelompok

variabelnya.
46

4.3 Tabulasing

Menyusun dan mengelompokkan data dalam bentuk tabel.

5. Analisa Data

Data dianalisa menggunakan metode deskriptif, dimaksudkan untuk

memberi gambaran tentang proses pemeriksaan refraksi subyektif pada

penderita presbyopia dengan status refraksi astigmatismus.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh penderita

gangguan penglihatan yang mendapatkan jasa pemeriksaan refraksi

subyektif di Optik Kalista Tabanan - Bali dari tanggal 01 Maret 2019

sampai dengan 30 Maret 2019.

2. Sampel

Untuk kepentingan studi kasus, peneliti menetapkan jumlah sampel

adalah satu, yang ditarik dari populasi. Sampel dipilih dengan

pertimbangan sebagai berikut:

Bahwa dalam pemeriksaan refraksi subyektif penderita cukup komunikatif

dan kooperatif, sehingga didapatkan ukuran lensa kacamata yang tidak

hanya dapat dipergunakan untuk melihat jauh hingga visus 6/6, tetapi

juga didapatkan ukuran lensa kacamata untuk melihat dekat hingga dapat

membaca deret huruf bernotasi J2 pada Reading Card.


47

E. Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Kategori Keterangan

1 Kelainan Refraksi Myopia Suatu keadaan dimana tanpa


dukungan akomodasi, sinar
sejajar yang memasuki
bolamata dibiaskan oleh media
refrakta pada satu titik di
depan retina

Hypermetropia Suatu keadaan dimana tanpa


dukungan akomodasi, sinar-
sinar sejajar yang memasuki
bolamata dibiaskan oleh media
refrakta pada satu titik di
belakang retina

Astigmatismus Suatu keadaan dimana tanpa


dukungan akomodasi, sinar-
sinar sejajar yang memasuki
bola mata dibiaskan oleh
media refrakta tidak pada satu
titik, melainkan pada dua titik
yang berbeda

2 Gangguan Presbyopia Salah satu bentuk gangguan


Penglihatan penglihatan dekat yang
disebabkan oleh lemahnya
kemampuan akomodasi.
Umumnya terjadi pada usia 40
tahun atau lebih.

3 Pemeriksaan Emmetropia Suatu keadaan dimana tanpa


Refraksi dukungan akomodasi, sinar-
Subyektif sinar sejajar yang masuk ke
bolamata dibiaskan oleh media
refrakta jatuh pada satu titik
tepat di retina.

Ammetropia Suatu keadaan dimana tanpa


dukungan akomodasi, sinar-
sinar sejajar yang masuk ke
bolamata dibiaskan oleh media
refrakta jatuhnya tidak tepat
pada retina
48

1. Variabel Penganggu

1.1 Standard Peralatan

Standard Peralatan maksudnya kelengkapan peralatan yang dimiliki

oleh Optik Kalista dalam melaksanakan pemeriksaan refraksi

subyektif seperti yang disyaratkan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan

Optikal.

1.2 Standard Pencahayaan

Standard Pencahayaan maksudnya intensitas cahaya pada ruang

periksa Optik Kalista yang cukup bagus/terang dalam pelaksanaan

pemeriksaan refraksi subyektif. Sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang

Penyelenggaraan Optikal, dicantumkan bahwa standard

pencahayaan atau penerangan ruang pemeriksaan refraksi untuk

penyinaran luar 480 – 600 lux, penyinaran dalam 120 cd/m2, dan

kontras >84%.

1.3 Kompetensi Pemeriksa

Kompetensi Pemeriksa maksudnya jumlah tenaga terampil dan ahli

serta lulus uji kompetensi dari institusi terkait dalam melaksanakan

pemeriksaan refraksi subyektif yang dimiliki oleh Optik Kalista.

Anda mungkin juga menyukai