Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Siklus Bencana


A. Pengertian Kebakaran
Menurut Permen PU RI No. 26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran
adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan
derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api
yang menimbulkan asap dan gas.
Menurut Permen PU RI No. 26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran
adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan
derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api
yang menimbulkan asap dan gas.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kebakaran adalah
sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur
kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen (sebagai contoh) yang
menghasilkan panas, nyala api, cahayaa, asap, uap air, karbon monoksida,
karbondioksida, atau produk dan efek lain.
Menurut Ramli (2010), kebakaran adalah api yang tidak terkendali
artinya diluar kemampuan dan keinginan manusia

B. Siklus Kebakaran
Soehatman Ramli menjelaskan bahwa api tidak terjadi begitu saja
tetapi merupakan suatu proses kimiawi antara uap bahan bakar dengan
oksigen dan bantuan panas. Teori ini dikenal dengan segitiga api (fire
triangle). Menurut teori ini kebakaran terjadi karena adanya tiga faktor
yang menjadi unsur api yaitu:

• Bahan bakar
yaitu unsur bahan bakar baik padat, cair atau gas yang dapat
terbakar yang bercampur dengan oksigen dari udara.
• Sumber
yaitu yang menjadi pemicu kebakaran dengan energi yang cukup
untuk menyalakan campuran antara bahan bakar dan oksigen dari udara.
• Oksigen
terkandung dalam udara. Tanpa adanya udara atau oksigen, maka
proses kebakaran tidak dapat terjadi.
Kebakaran dapat terjadi jika ketiga unsur api tersebut saling
bereaksi satu denganyang lainnya. Tanpa adanya salah satu unsur tersebut,
api tidak dapat terjadi. Bahkan masih ada unsur keempat yang disebut
reaksi berantai, karena tanpa adanya reaksi pembakaran maka api tidak
akan menyala terus-menerus. Keempat unsur api ini sering disebut juga
Fire Tetra Hidran.
Pada proses penyalaan, api mengalami empat tahapan mulai dari
tahap
permulaan hingga menjadi besar, berikut penjelasannya:
1. Incipien Stage (Tahap Permulaan)
Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api atau panas,
tetapi terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama
periode tertentu
2. Smoldering Stage ( Tahap Membara)
Partikel pembakaran telah bertambah membentuk apa yang kita
lihat sebagai “asap”. Masih belum ada nyala api atau panas yang
signifikan.
3. Flame Stage
Tercapai titik nyala dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap
mulai berkurang sedangkan panas meningkat.
4. Heat Stage
Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun
dalam jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya
sangat cepat seolah-olah menjadi satu dalam fase sendiri
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62483/Chapter%20
II.pdf?sequence=4&isAllowed=y

C. Kasus Kebakaran diperusahaan PT mandom

Kasus kebakaran pabrik PT mandom merupakan bencana alam


yang terjadi indonesia pada jumat (10/72015) pada pukul 09.30 WIB di
ruang deodorat parfum spray packing IV milik PT mandom indonesia di
cikarang barat, Bekasi.

Siklus terjadinya kebakaran di pt mandom yaitu di akibatkan


adanya gas yang bocor dan menyambar ke ruangan.. awalnya percikan api
kebakaran mulai muncul pada salah satu mesin untuk memanaskan plastik
bernama dryer, di mesin itu, sejumlah petugas pabrik tengah melakukan
pengepakan produk. Tiba-tiba karena ada kebocoran gas, muncul percikan
api dari mesin dryer, sehingga memicu ledakan. Panas yang dikeluarkan
mesin itu mencapai 300 derajat celcius untuk memanaskan plastik.
Kebocoran gas awalnya karena menggunakan flexibel tube lama atau
bekas. Sehingga terjadi kebocoran. Maka liquid gas elpiji yang memang
dialirkan ke mesin, terbawa oleh konveyor kemudian masuk ke dryer tadi
Karena ada kebocoran gas, muncul percikan api dan langsung
meledak,.dengan 53 korban luka bakar di rawat di rumah sakit yang
berbeda(Kombes Ricky Naldo) dan Fadli saat memberikan keterangan
persnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2015).

2.2 jenis bencana


A. Berbagai jenis Bencana Kebakaran di Pabrik PT Mandom dan
Kaitan dengan Indonesia
Menurut UNDP (1992). Menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan bencana sebagai berikut :

Bencana adalah gangguan yang serius dari berfungsinya suatu


masyarakat, yang menyebabkan kerugian-kerugian besar terhadap
lingkungan, material dan manusia, yang melebihi kemampuan masyarakat
yang tertimpa bencana untuk menanggulanginya dengan hanya
mengggunakan sumber-sumber daya masyarakat itu sendiri. Bencana
sering diklasifikasikan sesuai dengan cepatnya serangan tersebut (secara
tiba-tiba atau pelahan-lahan), atau sesuai dengan penyebab bencana itu
(secara alami atau karena ulah manusia) (UNDP, 1992 :12).

Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007,


antara lain:

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa


atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah
penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror (UU RI, 2007).

Bencana alam dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya


yaitu

1. Bencana geologis
Contohnya : Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi,
longsor/gerakan tanah, amblesan atau abrasi
2. Klimatologis
Contohnya: Banjir, banjir bandang, angin puting beliung,
kekeringan, hutan (bukan oleh manusia)
3. ekstra-terestrial
Contohnya : Impact atau hantaman atau benda dari angkasa
luar

Bencana alam geologis Gempa bumi, tsunami, letusan gunung


berapi, longsor/gerakan tanah, amblesan atau abrasi Bencana alam
klimatologis Banjir, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan,
hutan (bukan oleh manusia) Bencana alam ekstra-terestrial Impact atau
hantaman atau benda dari angkasa luar Sumber : Kamadhis UGM, 2007

Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh


gaya-gaya dari dalam bumi. Sedangkan bencana alam klimatologis adalah
bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim, suhu atau cuaca.
Lain halnya dengan bencana alam ekstra-terestrial, yaitu bencana alam
yang disebabkan oleh gaya atau energi dari luar bumi, bencana alam
geologis dan klimatologis lebih sering berdampak terhadap manusia.

Kaitan bencana alam di Indonesia yaitu karena Wilayah Negara


Kesatuan Republik Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Posisinya
yang terletak di garis Katulistiwa dan berbentuk Kepulauan menimbulkan
potensi tinggi untuk berbagai jenis bencana terkait hidrometeorologi,
seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim (angin puting
beliung), gelobang ekstrim dan abrasi serta kebakaran lahan dan hutan.
Fenomena perubahan iklim juga semakin meningkatkan ancaman bencana
hidrometeorologi.

Pulau-pulau di Indonesia terletak pada tiga lempeng tektonik dunia


yaitu lempeng Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia yang
menyebabkan potensi tinggi terhadap terjadinya bencana gempabumi,
tsunami, letusan gunungapi dan gerakan tanah (tanah longsor).

Perubahan iklim global yang menyebabkan kekeringan


berkepanjangan di Indonesia lebih sering terjadi dalam 10 tahun terakhir
ini menjadi salah satu faktor pemicu kebakaran hutan dan lahan, yang
diperparah dengan lebih kerapnya kejadian ENSO. Pada dasarnya
kebakaran hutan bukanlah bencana alam karena hampir 99 persen kejadian
kebakaran hutan dan lahan di Indonesia disebabkan oleh faktor manusia,
baik karena kesengajaan maupun kelalaian.

Kasus kebakaran pabrik PT mandom adalah jenis bancana yang


tidak di inginkan, bisa karena kesengajaan maupun tidak kesengajaan
karena pada kasus kebakaran pt mandom ini yaitu karena kelalain seorang
kariyawan yang menggunakan flexibel tube lama atau bekas. Karena
kelalain tersebutla Pabrik PT mandom itu terjadi ledakan dahyat beriksar 3
sampai 4 detik.

B. Penjelasan secara Mendalam Kasus Kebakaran diperusahaan PT


mandom
Kasus kebakaran pabrik PT mandom merupakan bencana alam
yang terjadi indonesia pada jumat (10/72015) pada pukul 09.30 WIB di
ruang deodorat parfum spray packing IV milik PT mandom indonesia di
cikarang barat, Bekasi. Terjadinya kebakaran ini awalnya karena adanya
gas yang bocor dan menyambar ke ruangan.. awalnya percikan api
kebakaran mulai muncul pada salah satu mesin untuk memanaskan plastik
bernama dryer, di mesin itu, sejumlah petugas pabrik tengah melakukan
pengepakan produk. Tiba-tiba karena ada kebocoran gas, muncul percikan
api dari mesin dryer, sehingga memicu ledakan. Panas yang dikeluarkan
mesin itu mencapai 300 derajat celcius untuk memanaskan plastik.
Kebocoran gas awalnya karena menggunakan flexibel tube lama atau
bekas. Sehingga terjadi kebocoran. Maka liquid gas elpiji yang memang
dialirkan ke mesin, terbawa oleh konveyor kemudian masuk ke dryer tadi
Karena ada kebocoran gas, muncul percikan api dan langsung meledak.
(Kombes Ricky Naldo) dan Fadli saat memberikan keterangan persnya di
Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2015).
Seorang Doktor Kunihiko Koike, ahli ilmu fisika terapan dan ahli
ilmu kimia terapan kepada Polda Metro Jaya Membantah disertai dengan
data-data ilmiah pada tanggal 23 Oktober 2015. Dr. Koike menyampaikan
sejumlah alasan dan data pendukungnya.
Pertama, menurut data base dari The High Pressure Gas Safety
Institute of Japan-lembaga resmi pemerintah Jepang di bawah naungan
Kementerian Perekonomian dan Perindustrian-, selama kurun waktu 50
tahun terakhir (1965-2014), belum pernah ada laporan tentang insiden
kebocoran LPG ataupun insiden ledakan yang disebabkan oleh flexible
tube.
Kedua, hasil investigasi menunjukkan bahwa pada bagian dalam
flexible tube digunakan bahan resin, dan resin tersebut adalah PTFE
(Polytetrafluoroethylene) yang sangat stabil terhadap LPG. Hasil
pemeriksaan terhadap permukaan PTFE dengan menggunakan mikroskop
menunjukkan bahwa tidak terdapat lubang kecil maupun keretakan.
Flexible tube tersebut tidak kalah baik kualitasnya dibandingkan dengan
flexible tube yang diproduksi oleh perusahaan terkemuka di Jepang. Selain
itu, juga telah dilakukan uji kebocoran dengan memasukkan gas nitrogen
dengan besaran tekanan yang sama dengan besaran tekanan pada saat
pabrik beroperasi, yaitu 1,5MPa, dan telah dipastikan bahwa tidak ada
kebocoran.

Ketiga, telah dilakukan eksperimen untuk verifikasi bahwa di


bawah tekanan dalam kondisi penggunaan yang normal, flexible tube tidak
akan patah. Spec dari produsen mengenai batas minimum tekanan yang
akan menyebabkan flexible tube patah adalah 34,5MPa untuk flexible tube
dengan diameter tiga per empat inch, dan 20,7MPa untuk flexible tube
dengan diameter satu inch. Sedangkan, eksperimen dengan tekanan air
menunjukkan, bahwa untuk mencapai titik patah, untuk flexible tube
dengan diameter tiga per empat inch diperlukan tekanan 43MPa,
sedangkan untuk flexible tube dengan diameter satu inch adalah 36MPa.
Di samping itu, walaupun flexible tube ditekuk dengan kekuatan di
atas kemampuan tenaga fisik manusia, setelah dikembalikan ke kondisi
semula dan diukur batas minimum tekanan yang dapat menyebabkan
kepatahan, ternyata batas minimum tekanan tersebut tidak berubah
menjadi lebih rendah.

Terbukti bahwa flexible tube hanya akan patah jika berada pada
tekanan tinggi yang ekstrem. Dalam kondisi normal pada penggunaan di
pabrik, tekanan hanya mencapai 1,5MPa, sehingga tidak mungkin
menyebabkan flexible tube patah.

Keempat, telah terbukti bahwa seandainya diasumsikan bahwa


terjadi kebocoran LPG akibat patahnya flexible tube, maka akan tersembur
asap putih dan terdengar bunyi dentuman, sehingga para pekerja di
lapangan dengan mudah dapat menangkap gejala-gejala kelainan tersebut.
Telah dilakukan eksperimen untuk mengukur semburan LPG dari
tabung propane melalui valve setengah inch dalam kondisi factory
operating pressure (tekanan pada saat pabrik beroperasi), yaitu 1,5MPa.
Kondisi semburan tersebut hampir sama dengan kondisi jika diasumsikan
bahwa flexible tube pada pabrik Mandom patah.

Pada saat LPG tersembur ke udara dari tabung, maka propane cair
akan mengalami proses ekspansiadiabatik, berubah wujud menjadi gas dan
menyembur ke udara dengan kekuatan yang dahsyat dan dibarengi dengan
semburan asap putih. Pada saat yang bersamaan, akan terdengar bunyi
dentuman yang melampaui 100 dB. Kecepatan semburan gas mencapai
0,25 kg per detik.

Menilik dari layout pabrik tempat insiden ledakan terjadi, maka


agar kandungan LPG di dalam udara mencapai 2%, yaitu batas minimum
yang dapat menyebabkan ledakan, maka diperkirakan volume gas yang
bocor ke udara sebanyak 28 kg. Kecepatan semburan gas adalah 0,25 kg
per detik, sehingga jika memang terjadi kebocoran, maka akan timbul
gejala bunyi dentuman dibarengi dengan semburan asap putih selama lebih
dari 100 detik.
karena itu, kiranya logis kalau kita beranggapan bahwa kebocoran
LPG bukan terjadi akibat bocornya gas cair dari flexible tube, melainkan
kebocoran dari mesin dan perlengkapan lainnya, di mana kebocoran dalam
wujud gas, terjadi tanpa menimbulkan bunyi serta dalam jangka waktu
agak lama, sampai akhirnya memicu kebakaran
kesimpulan polisi yang menyatakan bahwa penyebab kebakaran
dan ledakan adalah flexible tube/flexible hose bekas, sementara hasil
anilisis dan eksperimen dari ahli menyebutkan mustahil flexible tube
menjadi penyebab timbulnya kebakaran.
Korban meninggal akibat musibah kebakaran di PT Mandom, yaitu
menjadi 22 orang dengan totak kesulurahan korban meninggal dan luka-
luka yaitu 58 orang.
2.3 Kajian Resiko Bencana Kebakaran Di Pabrik PT Mandom
A. Ancaman (Hazard)
Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi
untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa atau
kehilangan harta benda. Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun
tidak. Bahaya dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah
menimbulkan korban dan kerugian.
Bahaya Kebakaran di pabrik PT mandom dipengaruhi oleh kurang
nya pengetahuan kariyawan, karena akibat kurang pengetahuannya terjadi
hal yang tidak diinginkan yaitu ledakan dahsyat, dan berdampak kepada
orang-orang yang ada di dalam tersebut. Sehingga mengakibatkan 22
orang meninggal dan sekitar 36 orang luka-luka.
B. Risiko
Resiko bencana (Risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat. , akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas dari
daerah yang bersangkutan.
Menghitung Resiko bencana di suatu wilayah berdasarkan pada penilaian
bahaya, kerentanan dan kapasitas di wilayah tersebut. Menghitung resiko
bencana menggunakan persamaan sebagai berikut :

Risk (R) = H xV/ C

Keterangan => R : Resiko Bencana


H : Bahaya
V : Kerentanan
C : Kapasitas

Setelah melakukan resiko bencana, yang harus kita lakukan ialah


melakukan tindakan untuk mengurangi resiko bencana tersebut. Tindakan
yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerentanan dan menambah
kapasitas sebuah daerah.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguarangi resiko bencana antara


lain :
1. Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misal memindahkan
penduduk yang berada dipinggir tebing yang mudah longsor
2. Pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di sebuah
daerah.
3. Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana
4. Bangunannya relatif lebih kuat jika dilanda gempa.
5. Penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan.
6. Dan lain-lain
C. Kerenteanan
Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan
apakah bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi
akan dapat menimbulkan bencana (disaster) atau tidak. Rangkaian kondisi,
umumnya dapat berupa kondisi fisik, sosial dan sikap yang mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan
dan tindak-tanggap terhadap dampak bahaya.
Jenis-jenis kerentanan :
1. Kerentanan Fisik : Bangunan, Infrastruktur, Konstruksi yang
lemah.
2. Kerentanan Sosial : Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, tingkat
pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan wanita, lansia.
3. Kerentanan Mental : ketidaktahuan, tidak menyadari, kurangnya
percaya diri, dan lainnya.

Analisis kerentanan kebakaran di pabrik PT mandom 2015


dihasilkan dari overlay kerentanan fisik dan sosial. Kerentanan fisik
diperoleh dari ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran yaitu sebanyak
8 unit mobil kebakaran dan butuh waktu 1 jam untuk memadamkan api.
Petugas kebakaran mengalami kesulitan untuk melakukan pemadaman
karena yang dihadapi adalah gas. Bahkan ada dua orang petugas kebakaran
yang mengalami luka bakara Kerentanan sosial didapatkan dari
banyaknya kariyawan. Tingkat ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran
berada pada tingkat tinggi karena sangat sulit melakukan pemadaman.

D. Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk memberikan tanggapan
terhadap situasi tertentu dengan sumber daya yang tersedia (fisik, manusia,
keuangan dan lainnya). Kapasitas ini bisa merupakan kearifan lokal
masyarakat yang diceritakan secara turun temurun dari generasi ke
generasi.

http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html

E. Pengelolaan Bencana Di Pabrik PT Mandom Secara Umum


A. UMUM
Pencegahan dan penanggulangan serta penyelamatan diri dari bencana
kebakaran adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh kelalaian manusia maupun faktor lain, sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda serta dampak psikologis.
1. Pencegahan
Langkah – langkah yang perlu diantisipasi guna mencegah terjadinya
bencana kebakaran sebagai berikut :
1) Pastikan bahwa Instalasi Listrik aman
2) Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan
menyebabkan kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran, ini
biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop kontak atau
T pada satu titik sumber listrik. Seperti ini kita hindari
3) Pergunakan pemutus arus listrik (kontak tusuk) dalam keadaan
baik.
4) Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera
diperbaiki, karena bisa menyebabkan hubungan pendek.
5) Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki
sistim pengaman yang sesuai, PLN biasanya sudah
memperhitungkan distribusi beban listrik, apabila ada beban
berlebihan akan mengganggu jaringan listrik yang ada.
2. Penanggulangan
1) Sediakan alat pemadam kebakaran di Kantor anda. Apabila anda
bisa membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket)
disetiap ruangan kantor.
2) Sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras
yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni
sebelum dipakai untuk memadamkan api.
3) Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor
penting dekat telephone, atau program telephon untuk nomor-
nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam
waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.
3. Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana kebakaran
Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana kebakaran adalah:
a) cepat dan tepat;
b) prioritas;
c) koordinasi dan keterpaduan;
d) berdaya guna dan berhasil guna;
e) kemitraan;
f) pemberdayaan; dan
g) nondiskriminasitif;
4. Tujuan penanggulangan bencana
Penanggulangan bencana bertujuan untuk :
a) memberikan perlindungan kepada pegawai dari ancaman bencana;
b) menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c) menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d) menghargai budaya lokal;
e) membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f) mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawaan; dan
g) menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
5. Penyelamatan diri
Apabila karyawan/karyawati kantor sudah melakukan
pengenalan dan pengecekan Kantor dengan seksama maka :
1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan menentukan
sedikitnya dua jalur keluar dari setiap ruangan. Ini bisa melalui
pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis kantor akan
mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di
kantor bersama seluruh karyawan.
2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur bagi petugas
Satpam.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi
panik dan tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau
menunduk di bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang
dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat
yang aman.
5. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi
darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.
6. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh dengan selimut tebal
yang dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila
tidak ada jalan keluar menerobos kobaran api.

6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT

1. Pegawai yang bersangkutan


2. SATPAM
3. Petugas yang menangani kebakaran
4. Pemadam Kebakaran
5. Kabag TU / Kasubag Umum
6. Kepala Balai Besar
C. PROSEDUR
No. Prosedur Jangka waktu maksimal penyelesaian
1. Bila terjadi kebakaran karyawan dan tamu menyelamatkan diri
ditempat aman dan jangan panic. 3 menit
2. Penanggungjawab ruangan memberi informasi sumber kebakaran
kepada petugas / yang diberi tanggung jawab 2 menit
3. Bila sumber kebakaran dan penyebab kebakaran diketahui maka
petugas mematikan sakelar pemutus arus listrik atau putuskan arus
listrik melalui panel MCB /Zekering 3 menit
4. Bila memungkinkan padamkan kebakaran tersebut dengan alat
pemadam api dengan bahan pemadam yang sesuai (Tabung
Pemadam, fire blanket, Karung Goni dsb) 15 menit/selesai
5. (a) Namun bila ternyata kebakaran cukup besar segera hubungi
dinas pemadam kebakaran dan PLN
(b) Lingkungan sekitar perlu dirapihkan / sterilkan sehingga mudah
dicapai oleh pemadam kebakaran 5 menit 5-10 menit
6. a. Sambil menunggu petugas pemadam kebakaran. Satgas
Kebakaran Perwakilan BPKP mempersiapkan peralatan pemadam /
hydrant / Genset;
b. Satgas / petugas yang ditunjuk mengambil posisi yang telah
ditentukan 7-10 menit 5-10 menit
7. Melakukan pemadaman sumber kebakaran / api. 30 menit s/d
selesai
8. Lakukan penyelamatan dokumen-dokumen serta peralatan kantor.
30 menit s/d selesai

http://www.bbk.go.id/uploads/informasi_publik/Pencegahan_dan_Penanggulanga
n_Kebakaran,_serta_Penyelamatan_diri.pdf

2.4 Struktur Dan Pengelolaan Bencana Di PT Mandom


A. Skala Lokal
B. Nasional
C. Internasional
2.5 Prinsip Etika dan Hukum Pengelolaan bencana Di Pabrik PT Mandom
A. Pengelolaan Bencana Pabrik PT Mandom

B. Masalah Etika dan Hukum di Pabrik PT Mandom

Anda mungkin juga menyukai