Anda di halaman 1dari 6

Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasar-kan prinsip-prinsip,
yaitu memiliki :

1. bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.


2. komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
3. kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
4. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat.
8. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan
9. organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan guru.

Kemudian sebagai guru profesioanl, guru juga dituntut untuk memiliki 4 kompetensi
profesionalitas guru. Apa saja berikut ini penjelasannya.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi guru yang berkaitan dengan cara pengelolaan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pemahaman terhadap peserta didik. Lebih lanjut,
kompetensi ini meliputi kemampuan memahami peserta didik, merancang pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan juga pengembangan.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi berupa sikap yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Kepribadian guru harus mencerminkan profesi yang diembannya. Maka seorang guru harus
dapat mencerminkan kepriibadian disri yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan seorang guru untuk berjalan beriringan dengan
masyarakat. Seorang guru harus mampu untuk berkomunikasi dengan efektif dengan masyarakat.
Termasuk di dalamnya adalah mampu untuk berkomunikasi dengan peserta didik, guru lain, wali
murid dan warga di lingkungan sekolah.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan materi
pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi
keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai
guru. Indikator esensial dari kompetensi ini meliputi : (1) memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah, (2) memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan
materi ajar, (3) memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan (4) menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

PPG

Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam
menjadi guru. PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) merupakan program pengganti akta IV
yang tidak berlaku mulai tahun 2005.

Memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 mengenai Perubahan Peraturan


Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 66 ayat (1) yang menyatakan bahwa bagi
Guru Dalam Jabatan yang diangkat sampai dengan akhir tahun 2015 dan sudah memiliki
kualifikasi S-l/D-IV tetapi belum memperoleh Sertifikat Pendidik dapat memperoleh Sertifikat
Pendidik melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selanjutnya, Guru calon peserta PPG Dalam
Jabatan harus memenuhi persyaratan akademik dan administrasi sebagaimana ditentukan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2017 Tentang Sertifikasi Bagi
Guru Dalam Jabatan Yang Diangkat Sampai Dengan Akhir Tahun 2015 dan Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Standar Pendidikan
Guru.
PERSYARATAN

1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) yang sesuai
dengan program studi pada PPG yang akan diikuti.
2. Guru Dalam Jabatan atau pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang mendapatkan tugas mengajar yang sudah diangkat sampai dengan
akhir tahun 2015 dan belum memiliki sertifikat pendidik.
3. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
4. Terdaftar pada Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Masih aktif mengajar dibuktikan dengan memiliki SK Pembagian Tugas Mengajar dari
Kepala Sekolah 2 (dua) tahun terakhir.
6. Berusia setinggi-setingginya 58 tahun dihitung sampai dengan tanggal 31 Desember
tahun 2017.
7. Bebas Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif lainnya (NAPZA).
8. Sehat jasmani dan rohani (jiwa)
9. Berkelakukan baik.

DOKUMEN YANG DISIAPKAN

1. Fotokopi ijazah pendidikan terakhir yang telah dilegalisasi oleh Perguruan Tinggi yang
mengeluarkan Ijazah, Kopertis, Dinas Pendidikan Kabupeten/Kota/Propinsi, atau Notaris.
2. Fotokopi SK Pengangkatan Pertama dan SK Pengangkatan 2 (dua) tahun terakhir bagi,
khusus bagi GTY yaitu SK pengangkatan dari yayasan yang sama:

 Guru PNS dilegalisasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupeten/Kota/Propinsi;


 PNS yang ditugaskan sebagai Guru dari Pemerintah Daerah atau yang diberi
kewenangan dilegalisasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupeten/Kota/Propinsi;
 Guru GTY dari Yayasan sebagai Guru Tetap Yayasan paling sedikit 2 tahun terakhir
secara berturut-turut dilegalisasi oleh Ketua Yayasan;
 Guru bukan PNS di sekolah negeri dari Pemerintah Daerah atau yang yang diberi
kewenangan dilegalisasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupeten/Kota/Propinsi;
3. Fotokopi SK mengajar (SK pembagian tugas mengajar) 2 tahun terakhir
4. Surat izin dari kepala sekolah atau ketua yayasan untuk mengikuti program PPG tahun
2018.
5. Pakta integritas dari calon peserta bahwa berkas/dokumen yang diserahkan dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
6. Surat penyetaraan dari Kemristek Dikti bagi peserta yang memiliki ijazah S1 dari luar
negeri.
7. Surat keterangan Bebas Napza dari BNN atau yang berwenang;
8. Surat keterangan Sehat Jasmani dan Rohani (Jiwa) dari dokter rumah sakit pemerintah;
9. Surat keterangan Berkelakuan baik dari kepolisian.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi inti (KI) merupakan standar penilaian yang harus dimiliki secara berbeda pada
setiap tingkatan dan kelas yang dapat mengejawantahkan/mewujudkan isi dari SKL.

Kompetensi Inti

Kompetensi Inti menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
dasar dan Menengah merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran,.

Isi Kompetensi Inti

Isi KI harus mencerminkan harapan dari SKL Kompetensi inti (KI) terdiri dari KI-1 sampai
dengan KI-4. Rumusan setiap KI berbeda sesuai dengan aspeknya. Rumusan KI meliputi:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Fungsi Kompetensi Inti (KI)

KI berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) KD. Sebagai unsur


pengorganisasi, KI merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal KD
(Kompetensi Dasar).

Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan KD satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga
memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar
kompetensi yang dipelajari peserta didik.

Organisasi horizontal KD adalah keterkaitan antara KD satu mata pelajaran dengan KD dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga saling memperkuat.

Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran, (Permendikbud No. 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan Menengah).

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan
masing-masing mata pelajaran. Kompetensi dasar untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti dan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut.

1. Kelompok 1: kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;


2. Kelompok 2: kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan sikap sosial
(mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu
pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan
(mendukung KI-4).

Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang


dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu
proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran KI-1 dan KI-2 terintegrasi dengan pembelajaran KI-3 dan KI-4.

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan kegiatan yang hakikatnya bertujuan


untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di SMA/SMK dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan. Adapun tujuan khusus PKB adalah

1. meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam
peraturan perundangan yang berlaku.
2. memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses pembelajaran peserta
didik.
3. meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
tenaga profesional.
4. menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.
5. meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di
6. menunjang pengembangan karir guru.

Anda mungkin juga menyukai