Mutikultural
Mutikultural
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arus globalisasi memang sangat kuat terasa di setiap sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu fakta sosial yang tidak dapat
dipungkiri dalam masyarakat modern dan post modern yang ditopang oleh kecanggihan
teknologi informasi dan komunikasi adalah munculnya kehidupan multikultural.
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat
dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Keragaman ini akan dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, kolusi,
nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, separatisme, dan hilangnya
rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang lain, merupakan bentuk nyata
sebagai bagian dari multikulturalisme tersebut.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Multikultural
1
http://kamusbahasaindonesia.org/pendidikan
2
Ainurrofiq Dawam, Pendidikan Multikultural (Jogjakarta: Penerbit INSPEAL, 2006) h.74
3
ibid., h.75
4
Ahmad Gaus, dkk. Cerita Sukses Pendidikan Multikultural di Indonesia. (Jakarta: Center For The Study
Of Religion and Culture (CSRC) UIN syarif hidayatullah Jakarta, 2008),h.xviii
5
Ali Maksum, Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Islam Indonesia,(Jakarta:
Aditya media publishing), h. 203
Banks (1993) dalam bukunya “Multicultural Education : Historical
development, dimension, and practice” menyatakan bahwa pendidikan
multikultural sebagai pendidikan untuk people of color.6
Dalam buku Multicultural Education and the Internet karya Paul C. Gorski,
saya mengutip bahwa "the underlying goal of multikultural education is to effect
social change. The pathway toward this goal incorporates three strands of
transformation:10
1. The transformation of self,
9
http://ft.sunan-ampel.ac.id/publikasi/artikel/137-pendidiikan-multikultural-upaya-membangun- keberagam
an-inklusif-di-sekolah.html
10
Paul C. Gorski. Multicultural Education and the internet,(New York: McGraw-hill higher
Education,2005), second edition,h.13
11
H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme Tantangan-tantangan global Masa Depan dalam Transformasi
Pendidikan Nasional,(Jakarta:PT Grasindo,2004)h.216
2. Pendidikan multikultural ditujukan kepada terwujudnya manusia indonesia
cerdas.
3. Prinsip globalisasi.
B. Pendidikan Berkarakter
12
Maslikah, Quo Vadis.h. 70
13
Maslikah, Quo Vadis.h.175
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
16
Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, h. 12
17
Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, h. 14
18
James Wm. Noll, Taking Sides, h. 98
19
Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, h. 16
a. Domain kognitif, yaitu domain yang berkaitan dengan peningkatan
pemahaman dan pengetahuan terhadap disiplin ilmu, pengertian istilah-istilah
dari ilmu yang dipelajari, bisa juga memahami dan mengetahui teori, hukum,
dan dalil ilmu. Domain ini dihasilkan melalui proses pendidikan (proses
pembelajaran).
b. Domain afektif, yaitu domain yang menekankan pada perubahan sikap, nilai-
nilai yang baik, yang etis, yang mulia, yang sopan, yang sntun, yang berakhlak
mulia dari peserta didik. Domain inilah yang erat kaitannya dengan
pendidikan karakter.
20
Ibid., h. 16
c. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)
Kecerdasan ini (SQ) juga merupakan kecerdasan hati yang berhubungan
dengan penempatan perilaku atau jalan hidup seseorang dinilai lebih baik
dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan ini adalah “Kecerdasan
Semangat” yang mendorong kecerdasan-kecerdasan lainnya supaya lebih
berfungsi dengan baik.
Thomas Lickona berpendapat bahwa, “Character education has had two great
goals: to help people become smart and to help them become good”23
21
Ibid., h.37
22
Ibid., h. 37
23
James Wm. Noll, Taking Sides, h. 94
Sedangkan fungsi pendidikan karakter yaitu menumbuhkembangkan
kemampuan dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berakhlak, bermoral, dan
berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat, membangun kehidupan bangsa yang multikultur, membangun
peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya yang luhur, berkontribusi terhadap
pengembangan hidup umat manusia, membangun sikap warga negara yang cinta
damai, kreatif, mandiri, maupun hidup berdampingan dengan bangsa lain.24
24
Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, h. 37
BAB III
KESIMPULAN
Amin, Maswardi Muhammad. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Baduose Media
Jakarta, 2011
Gaus, Ahmad. dkk.. Cerita Sukses Pendidikan Multikultural di Indonesia. Jakarta: Center For The
Study Of Religion and Culture (CSRC) UIN syarif hidayatullah Jakarta, 2008
Gorski, Paul C. Multicultural Education and the internet. New York: McGraw-hill higher
Education,2005. 2nd ed.
http://ft.sunan-ampel.ac.id/publikasi/artikel/137-pendidiikan-multikultural-upaya-membangun-
keberagaman-inklusif-di-sekolah.html
http://kamusbahasaindonesia.org/pendidikan
Maksum, Ali. Pluralisme dan Multikulturalisme Paradigma Baru Pendidikan Islam Indonesia,
Jakarta: Aditya media publishing.
Noll, James Wm. Taking Sides: clashing views on controversial educational issues, United
States of America: McGraw-Hill/Duskin, 2006. 13th expanded ed.