HK Agraria Lan
HK Agraria Lan
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Salah satu lembaga yang dianjurkan oleh ajaran Islam untuk dipergunakan oleh
seseorang sebagai sarana penyaluran rezeki yang diberikan oleh Tuhan kepadanya adalah
wakaf. Dalam Islam, wakaf merupakan ibadah yang bercorak sosial ekonomi yang cukup
penting. Menurut sejarah Islam, wakaf telah memainkan peran yang sangat penting dalam
Di Indonesia, wakaf elah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak agama
Islam masuk di Indonesia. Dengan adanya pengelolaan wakaf dari lembaga lembaga amal
diharapkan wakaf dapat memajukan kesejahteraan umum. Pada umumnya wakaf diartikan
dengan memberikan harta secara sukarela untuk digunakan untuk kepentingan ibadah dan
kepentingan umum serta memberikan manfaat bagi orang banyak , sebagaimana merupakan
tujaun dari wakaf yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Wakaf.
Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya dapat
diperuntukan untuk sarana dan kegiatan ibadah, sarana dan kegiatan pendidikan serta
kesehatan, bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, bea siswa, untuk
kemajuan dan peningkatan ekonomi umat dan/atau kemajuan kesejahteraan umum lainnya
2. Mengapa Perwakafan Tanah merupakan sikap yang bersih bagi masyarakat dalam kajian
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengerti tentang wakaf dan alasan
dari perwakafan tanah dikatakap sikap yang bersih bagi masyarakat dalam kajian Undang-
PEMBAHASAN
Wakaf menurut bahasa arab berarti “al-habsu”, yang berasal dari kata kerja habasa-
yahbisu-habsan, menjauhkan orang dari sesuatu atau memenjarakan. Kemudian kata ini
berkembang menjadi “habbasa” dan berarti mewakafkan harta karena Allah SWT.
Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja waqafa (fiil madi)-yaqifu (fiil mudari’)-waqfan
Menurut istilah, wakaf adalah penahanan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah
seketika dan untuk penggunaan yang mubah serta dimaksudkan untuk mendapatkan
Secara harfiah wakaf bermakna “pembatasan” atau “larangan” sehingga kata waqf
(jama’:auqaf) digunakan dalam islam untuk maksud “pemilikan dan pemeliharaan” harta
benda tertentu untuk kemanfaatan sosial tertentu yang ditetapkan dengan maksud mencegah
penggunaanharta wakaf tersebut di luar tujuan khusus yang telah ditetapkan tersebut.
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menertian wakaf sebagai penahanan harta tersebut tidak bias
diwarisi atau dijual, atau dihibahkan, dan mendermakan hasilnya kepada penerima wakaf.
Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Wakaf memuat bahwa Wakaf adalah perbuatan
hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. Definisi ini
memberikan makna wakaf lebih luas, mencakup semua transaksi yang bersifat memisahkan
hak yang ditujukan untuk keperluan ibadah dan sosial atau untuk kesejahteraan umum seperti
peningkatan ekonomi, pendidikandan kesehatan masyarakat. Selain itu, definisi tersebut tidak
mensyaratkan transaksi wakaf untuk jangka waktu yang tak terbatas (mua’abbad). Dengan
demikian praktik wakaf lebih terbuka, mengkomodir berbagai transaksi yang diberikan untuk
jangka waktu terbatas (mu’aqqat), tiga atau lima tahun sehingga hak-hak yang bersifat
sementara seperti hak pakai, hak menempati, hak yang diperoleh dari sewa menyewa atau
wakaf sesuai dengan fungsinya. Sedangkan fungsi wakaf untuk mewujudkan potensi dan
manfaat ekonomis harta benda wakaf bagi kepentingan ibadah dan kepentingan kesejahteraan
umum. Rumusan dan fungsi wakaf yang demikian menunjukkan langkah maju, fungsi wakaf
tidak hanya menyediakan berbagai sarana ibadah dan sosial. Tetapi juga bertujuan untuk
B. Unsur-Unsur Wakaf
karena urgennya peran nadzir dalam pengelolaan wakaf maka kemudian di dalam UU
No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf, nazir merupakan unsur wakaf yang harus dipenuhi ,
bahkan perspektif fiqh, nazir dapat berupa perseorangan berupa perorangan secara sendiri
asalkan ditunjuk oleh wakif, dan atau wakif dapat menunjuk dirinya sendiri sebagai nazir.
unsur wakif terdiri atas wakif perseorangan, wakif organisasi, dan wakif badan hukum.
Demikian pula halnya nadzir , terdiri atas nadzir perseorangan dapat melakukan transaksi
wakaf apabila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan, yaitu dewasa, berakal sehat, tidak terhalang untuk melakukan perbuatan hukum,
dan pemilik sah dari harta benda yang diwakafkan. Sedangkan wakif organisasi dan badan
hukum persyaratannya ditambah dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangganya masing-masing.
Adapun mengenai persyaratan nazir seperti yang diatur dalam undang-undang No.41
b. beragama Islam
c. Dewasa
d. Amanah
Ketentuan tersebut mencakup persyaratan nazir yang ideal dan formal, persyaratan ideal
bagi pengurusan nazir yang akan mengemban amanah untuk mengelola dan mengembangkan
wakaf harus memenuhi kualifikasi sebagai seorang yang menguasai hukum dan menejemen
keagamaan Islam
b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi
dan peruntukannya
Harta benda wakaf meliputi harta bergerak dan tidak bergerak. Untuk benda-benda
bergerak meliputi:
a. Hak atas tanah sesuai gan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
Ketentuan yang lebih rinci mengenai harta benda tidak bergerak dijelaskan dalam
peratura pemerintah No.42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan UU No.41 Tahun 2004 Tentang
Wakaf.
Sedangkan untuk Harta Benda bergerak maksudnya harta benda yang tidak bias habis
a. Uang
b. Logam mulia
c. Surat berharga
d. Kendaraan
g. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-
3) Ikrar Wakaf
Ikrar Wakaf yang diatur dalam Undang-undang No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf
dilaksanakan oleh wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh dua orang
saksi. Ikrar wakaf ini dilakukan secara lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta
ikrar PPAIW.
Wakif yang berhalangan hadir di hadapan Pejabat pembuat Akta Ikrar Wakaf atau
pimpinan Lembaga keuangan Syariah yang ditunjuk menteri dengan alasan yang dapat
menerima hukum, dapat menunjuk wakil atau kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat
oleh dua orang saksi. Baik wakif maupun kuasanya dapat melaksanakan ikrar wakaf dengan
menyerahkan surat-surat bukti kepemilikan yang sah kepada PPAIW. Saksi dalam ikrar
wakaf harus mempunyai syarat dewasa, agama islam, berakal sehat, dan tidak terhalang
4) Peruntukan wakaf
Dalam UU No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf menyebutkan bahwa wakaf itu
sebagai:
d. Bantuan kepada fakir miskin, anak-anak terlantar, yatim piatu dan beasiswa
g. Dalam hal wakif tidak menetapkan peruntukkan harta benda wakaf, nadzir
dapat menetapkan peruntukkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan dan
fungsi wakaf.
II. Perwakafan Tanah merupakan sikap yang bersih bagi masyarakat dalam kajian
terhadap filantropi islam dengan harapan pengelolaan wakaf dapat berkembang sejalan
Dalam penjelasan umum UU NO.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dijelaskan bahwa
salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan umum, perlu meningkatkan
peran wakaf sebagai pranata keagamaan yang tidak hanya bertujuan menyediakan bebagai
sarana ibadah dan sosial, tetapi juga memiliki kekuatan ekonomi yang berpotensi, antara lain
untuk memajukan kesejahteraan umum, sehinga perlu dikembangkan pemanfaatannya sesuai
Jika kita cermati, bahwasanya UU No.41 Tahun 2004 tentang wakaf tersebut tidak
hanya mengandung mengenai aturan dan hukumnya akan tetapi, mengandung pula makna
filosofisnya. Terdapat di dalam Bagian Kedua Tujuan dan Fungsi Wakaf termuat dalam
pasal 5 bahwa wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda
wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Dari kata-kata
wakaf untuk kepentingan ibadah, dimana wakaf itu sebagai ibadah sosial maksudnya jenis
ibadah yang lebih berorientasi pada habl min al-nas, hubungan manusia dengan
lingkungannya, atau biasa juga disebut kebaikan sosial. Ini adalah satu paket dalam
kesempurnaan ibadah seorang hamba di samping kesalehan dalam ibadah vertikal, habl min
Allah. Keduanya ibarat dua keping mata uang yang tak terpisahkan. Wakaf, dalam konteks
ini, masuk dalam kategori ibadah sosial. Dalam pandangan agama, wakaf adalah bentuk amal
jariah yang pahala akan terus mengalir hingga hari akhir, meski orangnya telah tutup usia.
yang tidak hanya menyediakan sarana ibadah dan sosial, tetapi juga memiliki kekuatan
ekonomi yang potensial untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga perlu diatur dan
Hal lain yang menjadi pertimbangan lahirnya undang-undang adalah bahwa praktik
wakaf di masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan efisien sehingga dalam berbagai
kasus harta benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya, bahkan banyak kasus wakaf
yang terlantar dan berubah kepemilikannya ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan
hukum. Keadaan demikian tidak hanya disebabkan karena kelalaian atau ketidakmampuan
nadzir, melainkan juga karena sikap masyarakat yang tidak peduli atau belum memahami
status harta benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi untuk kesejahteraan umum sesuai
penambahan sebagai peraturan baru atau sebagai pengembangan dari ketentuan yang telah
ada, yaitu:
dituangkan dalam akta ikrar wakaf (AIW), didaftarkan serta diumumkan sesuai
menciptakan tertib hukum dan tertib administrasi dalam rangka melindungi harta
benda wakaf.
b. Ruang lingkup wakaf tidak terbatas pada benda tidak bergerak seperi tanah dan
c. Peruntukan wakaf tidak semata-mata untuk kepentingan ibadah dan social, tetapi
potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf. Dengan kata lain, peruntukan
d. peruntukan wakaf yang dinyatakan oleh wakif dan dituangkan dalam bentuk Akta
Ikrar Wakaf tidak terbatas pada wakaf khairi, tetapi juga wakaf ahli, karena
dengan tujuan untuk menjamin keamanan harta benda wakaf dari kepunahan dan
Perwakafan tanah merupakan sikap yang bersih bagi masyarakat dalam kajian
undang-undang ini karena dalam peraturan ini memuat bagaimana aturan dan hukumnya serta
juga pencatatan harta wakaf itu sendiri. Perwakafan tanah dianggap sikap yang bersih karena
hal ini dapat memenuhi tujuan, fungsi serta peruntukan wakaf sekaligus yaitu untuk
mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan
kepentingan umum. Dianggap sikap yang bersih juga karena perwakafan tanah dianggap
dapat terpelihara oleh wakif dan orang-orang yang menggunakan fasilitas yang ada di atas
tanah tersebut. Hal ini juga memperkecil tingkat kasus penyalahgunaan harta benda wakaf
oleh orang yang tidak bertanggung-jawab karena tanah merupakan bentuk fisik yang dapat
dilihat secara langsung dan dapat dilihat pembangunan, perkembangan serta penggunaan
tanah tersebut apakah sesuai dengan tujuan dan fungsi diwafkannya tanah tersebut.
Dengan perwakafan tanah pula penyediaan sarana dan prasarana ibadah, pendidikan,
seperti mesjid, mushalla dan gedung-gedung pendidikan akan lebih memugkinkan dengan
menggunakan potensi wakaf yang ada. Manfaat wakaf dalam kehidupan dapat dilihat dari
segi hikmahnya. Setiap peraturan yang disyariatkan Allah Swt kepada makhluknya baik
berupa perintah atau larangan pasti mempunyai hikmah dan ada manfaatnya bagi kehidupan
manusia, khususnya bagi umat Islam. Manfaat itu bisa dirasakan ketika hidup sekarang
maupun setelah di akhirat nantinya yaitu berupa pahala Melalui ibadah wakaf dua belah
pihak memperoleh manfaatnya, baik bagi si wakif (orang yang berwakaf) maupun bagi si
maukuf’alaih (orang yang menerima wakaf). Bagi si wakif dari segi agama mendapat pahala
sedangkan maukuf’alaih terlepas dari kesulitan. Bahkan mampu menjadi sumber dana umat
Islam untuk mengembangkan dakwah Islamiyah, tentu dengan mendayagunakan harta wakaf
secara optimal.
Dangan demikian dapat diketahui bila wakaf itu dijalankan atau dilakukan menurut
terbentuklah atau terjalinlah hubungan yang harmonis antara si kaya dengan si miskin. Begitu
juga sebaliknya dengan si miskin akan timbul rasa syukur kepada Allah Swt yang telah
memberikan rezeki kepadanya, disamping itu akan timbul rasa hormat kepada si kaya yang
telah menolongnya.
Akhirnya timbul sinar keimanan bagi setiap individu dan terhindarlah dari segala perpecahan
dan perselisihan di antara anggota masyarakat. Maka dapat dirumuskan secara sederhan
1. Melalui wakaf seseorang dapat menumbuhkan sifat zuhud dan melatih seseorang untuk
3. Menanamkan kesadaran bahwa di dalam setiap harta benda itu meski telah menjadi
milik seseorang yang secara sah, tetapi masih ada di dalamnya harta agama yang mesti
5. Keutamaan lain, dapat penopng dan penggerak kehidupan sosial kemasyarakatan umat
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kata wakaf sendiri
berasal dari kata kerja waqafa (fiil madi)-yaqifu (fiil mudari’)-waqfan (isim masdar)
yang berarti berhenti atau berdiri Menurut istilah, wakaf adalah penahanan harta yang
dapat diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah
Tahun 2004 Tentang Wakaf mempunyai Tujuan dan Fungsi dan pula mempunyai
memugkinkan dengan menggunakan potensi wakaf yang ada. Hal ini menjadikan
B. SARAN
umumnya
masyarakat belum memahami hukum wakaf dengan baik dan benar, baik dari segi
mengenai benda yang diwakafkan adalah benda tidak bergerak (tanah), padahal benda
yang diwakafkan dapat berupa benda bergerak dan benda tidak bergerak. Lalu
kualifikasi untuk mengelola harta wakaf sehingga tujuan wakaf untuk meningkatkan
K. Lubis, Suhrawardi, dkk. 2010. WAKAF DAN PEMBERDAYAAN UMAT . Jakarta: Sinar
Grafika
Drs. H. Abdul Halim, M.A, Hukum Perwakafan di Indonesia,(Ciputat: Ciputat Press, 2005).
http://makalah2107.blogspot.com/2016/07/makalah-wakaf.html
https://www.academia.edu/10098081/MEMBEDAH_UNDANG-
UNDANG_NO._41_TAHUN_2004_TENTANG_WAKAF
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
TAHUN 2004”
Tak lupa juga ucapan terimakasih kami haturkan kepada Ibu Mariati Zendrato, SH, MS
selaku dosen pembimbing mata kuliah Hukum Agraria Lanjutan yang telah memberikan
arahan serta petunjuk kepada kami atas terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa
Penulis
Kelompok VI