FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
LAPORAN KASUS
Januari 2017
MOLA HIDATIDOSA
Disusun Oleh :
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Al Khairaat
Universitas Al-Khairaat.
Mengetahui,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Frekuensi mola hidatidosa umumnya di wanita Asia lebih tinggi (1 per 120
kehamilan) daripada wanita di negara Barat (1 per 2.000 kehamilanlklibk ). Di
Indonesia, mola hidatidosa dianggap sebagai penyakit yang penting dengan
insiden yang tinggi (data RS di Indonesia, 1 per 40 persalinan), faktor risiko
banyak, penyebaran merata serta sebagian besar data masih berupa hospital based.
Faktor risiko mola hidatidosa terdapat pada usia kurang dari 20 tahun dan di atas
35 tahun, gizi buruk, riwayat obstetri, etnis dan genetik.2
2.4 Patofisiologi
2. Teori neoplasma
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Park. Pada penyakit trofoblas,
yang abnormal adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga menjadi abnormal.
Hal ini menyebabkan terjadinya reabsorpsi cairan yang berlebihan kedalam villi
sehingga menimbulkan gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan peredaran
darah dan kematian mudigah.
Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, sehingga
menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur
atau mata ikan. Ukuran gelembung-gelembung ini bervariasi dari beberapa
milimeter sampai 1-2 cm. Secara mikroskopik terlihat trias: (1) Proliferasi dari
trofoblas; (2) Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban; (3)
Hilangnya pembuluh darah dan stroma. Sel-sel Langhans tampak seperti sel
polidral dengan inti terang dan adanya sel sinsitial giantik (syncytial giant cells).
Pada kasus mola banyak dijumpai ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter
10 cm atau lebih (25-60%). Kista lutein akan berangsur-angsur mengecil dan
kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh1,8
2.5 Klasifikasi
Patologi
Gambaran klinis
2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Ada kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang berlebihan,
perdarahan pervaginam berulang cenderung berwarna coklat dan kadang
bergelembung seperti busa.
(1) Perdarahan vaginal. Gejala klasik yang paling sering pada mola komplet
adalah perdarahan vaginal. Jaringan mola terpisah dari desidua, menyebabkan
perdarahan. Uterus membesar (distensi) oleh karena jumlah darah yang
banyak, dan cairan gelap bisa mengalir melalui vagina. Gejala ini terdapat
dalam 97% kasus.
(2) Hiperemesis. Penderita juga mengeluhkan mual dan muntah yang berat. Hal
ini merupakan akibat dari peningkatan secara tajam hormon β-HCG.
(3) Hipertiroid. Setidaknya 7% penderita memiliki gejala seperti takikardi,
tremor dan kulit yang hangat.Didapatkan pula adanya gejala preeklamsia
yang terjadi pada 27% kasus dengan karakteristik hipertensi ( TD > 140/90
mmHg), protenuria (>300 mg.dl), dan edema dengan hiperefleksia
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi :
Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek
Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan janin.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
Pemeriksaan dalam :
Memastikan besarnya uterus
Uterus terasa lembek
Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Pemeriksaan Imaging
a. Ultrasonografi
Gambaran seperti sarang tawon/honey comb tanpa disertai adanya janin
Ditemukan gambaran snow storm atau gambaran seperti badai salju.
Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap
Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12
jamkemudian dilakukan kuret.
2. Pengawasan Lanjutan
Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oralpil.
Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun :
o Setiap minggu pada Triwulan pertama
o Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua
o Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
o Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.
Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :
a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan
b. Pemeriksaan dalam :
o Keadaan Serviks
o Uterus bertambah kecil atau tidak
c. Laboratorium
Reaksi biologis dan imunologis :
o 1x seminggu sampai hasil negatif
o 1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya
o 1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya
o 1x3 bulan selama tahun berikutnya
o Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya keganasan
3. Sitostatika Profilaksis
Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari
2.10 Prognosis
Dinegara maju, kematian karena mola hidatidosa hampir tidak ada, mortalitas
akibat mola hidatidosa ini mulai berkurang oleh karena diagnosis yang lebih dini
dan terapi yang tepat. Akan tetapi di negara berkembang kematian akibat mola
masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 2,2% dan 5,7%. Kematian pada mola
hodatidosa biasanya disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi, eklamsia, payah
jantung dan tirotoksikosis.1,9
Lebih dari 80% kasus mola hidatidosa tidak berlanjut menjadi keganasan
trofoblastik gestasional, akan tetapi walaupun demikian tetap dilakukan
pengawasan lanjut yang ketat, karena hampir 20% dari pasien mola hidatidosa
berkembang menjadi tumor trofoblastik gestasional. 1,9
Pada 10-15% kasus mola akan berkembang menjadi mola invasive, dimana
akan masuk kedalam dinding uterus lebih dalam lagi dan menimbulkan
perdarahan dan komplikasi yang lain yang mana pada akhirnya akan
memperburuk prognosisnya. Pada 2-3% kasus mola dapat berkembang menjadi
korio karsinoma, suatu bentuk keganasan yang cepat menyebar dan membesar. 9
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. L
Umur : 22 tahun
Alamat : Jl. Kelor
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Perdarahan dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD kebidanan Rumah Sakit Anutapura Palu dengan
keluhan perdarahan dari jalan lahir, dialami sejak kurang lebih 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Pasien mengaku darah yang keluar banyak dan sesekali
bergumpal. Pasien juga mengeluh nyeri perut terutama bagian bawah. Pasien
sudah 4 bulan tidak menstruasi kemudian pasien periksa ke bidan dan dinyatakan
positif hamil namun gerakan janin belum dirasakan oleh pasien. Keluhan disertai
dengan adanya mual dan muntah. Pasien mengatakan bulan lalu pasien pernah
muntah darah. Pusing (+), sakit kepala (-), BAK biasa dan BAB lancar. Pasien
sudah diperiksa dengan USG di salah satu dokter ahli kandungan dan dinyatakan
sebagai kehamilan anggur.
Riwayat Penyakit Terdahulu:
Riwayat yang serupa :
Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang serupa. Pasien
juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes
mellitus, dan asma.
Riwayat alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan
makanan
Riwayat Penyakit Keluarga :
Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti
pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma
disangkal dalam keluarga disangkal.
Riwayat Haid :
• Haid pertama kali usia 13 tahun
• Menstruasi teratur
• Lama menstruasi 7 hari
• Haid terakhir tanggal : 13/08/2016
• Jumlah darah haid 3 kali mengganti pembalut setiap hari
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, usia pernikahan ± 2 tahun
2. II Hamil - 14-15
Sekarang minggu
Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)
( -) Pil KB ( - ) Suntik KB
( - ) IUD
Inspekulo
Tidak dilakukan
VT :
Dinding vagina normal, massa (-), portio tebal (+) Lunak (+), Ø(-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan : Molahidatidosa
VI. RESUME
Pasien wanita usia 20 tahun datang ke IGD kebidanan Rumah Sakit
Anutapura Palu dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir, dialami sejak ±2
minggu SMRS. Pasien mengaku darah yang keluar banyak dan sesekali
bergumpal. Pasien juga mengeluh nyeri perut terutama bagian bawah. Pasien
sudah 4 bulan tidak menstruasi kemudian pasien periksa ke bidan dan dinyatakan
positif hamil. Gerakan janin belum dirasakan oleh pasien. Keluhan disertai dengan
adanya nausea, vomitus, dan vertigo.
Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik, composmentis. Tanda
vital; TD 120/80 mmHg, N 87 x/menit, R 19x/menit, S 36,6oC. Konjungtiva;
anemis -/-.
Pada pemeriksaan abdomen, abdomen tampak mengalami pembesaran,
perkusi redup pada abdomen kuadran bawah, teraba tinggi fundus uteri berada
setinggi umbilikus, balottment (-), tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (+). Pada
pemeriksaan vaginal toucher didapatkan dinding vagina normal, massa (-), portio
tebal (+) lunak (+) Ø (-).
Pemeriksaan laboratorium; leukosit 9,4 x103/μL, eritrosit 3,72 x106/μL,
hemoglobin 11,1 g/dL, platelet 243 x103/μL. Pemeriksaan USG menunjukkan
gambaran snow storm atau badai salju yang memberikan kesan mola hidatidosa.
VII. DIAGNOSIS
G2P0A1 + Gravid 14-15 minggu + Mola Hidatidosa
VIII. PENATALAKSANAAN
a. Rencana Diagnosis
Foto Thorax
Pemeriksaan β-HCG
b. Rencana Terapi
Infus RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Meloxicam 2x7,5 mg
Pro Kuretase
c. Rencana Monitoring
Observasi keadaan umum dan vital sign
Observasi perdarahan
d. KIE pasien dan keluarga
FOLLOW UP
28-11-2016
S : Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-) perdarahan
pervaginam (+) sedikit, BAK biasa, dan BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 120/70 mmHg P: 20 x/m
N: 80 x/m S : 36,5 °C
Konjungtiva anemis -/-
A : Mola hidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
Meloxicam 2x7,5 mg
Foto thorax
Siapkan 2 kantong darah WB
Rencana kuret besok
29-11-2016
S : Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), pusing (+), sakit kepala (-)
perdarahan pervaginam (+) sedikit-sedikit , BAK biasa, dan BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 120/80 mmHg P: 20 x/m
N: 84 x/m S : 36,7 °C
Konjungtiva anemis -/-
Hasil Foto Thorax : Bronchitis disertai lymphadeonopathy hiler +
Cardiomegaly + Elongatio Aorta
A : G2P0A1 + Gravid 14-15 minggu + Mola Hidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc 28 tpm
Meloxicam 2x7,5 mg
Konsul penyakit dalam
Kuret dilakukan jika sudah di acc dari penyakit dalam
30-11-2016
S: Nyeri perut (+), mual (+) muntah (+), nafsu makan menurun,
pusing (-), sakit kepala (-), batuk (+) perdarahan pervaginam (+) , BAK
biasa, dan BAB lancar
O :KU : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/70 mmHg P: 20 x/m
N: 80 x/m S : 36,7 °C
Konjungtiva anemis -/-
P : IVFD RL 20 tpm
Inj Transamin 1 ampul/8 jam
Meloxicam 2x7,5 mg
Konsul penyakit dalam Menunggu jawaban konsul dari dokter spesialis
penyakit dalam
1-12-2016
S : Nyeri perut (+), mual (-) muntah (-), nafsu makan baik, susah tidur (-)
pusing (-), sakit kepala (-) perdarahan pervaginam (-) , BAK biasa, dan
BAB lancar
O :KU : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 90/60 mmHg P: 20 x/m
N: 76 x/m S : 36,5 °C
Konjungtiva anemis -/-
Jawaban konsul dokter spesialis penyakit dalam : pasien boleh dikuret
P : IVFD RL 20 tpm
Inj Transamine 1 ampul/8 jam
Meloxicam 2x7,5 mg
Persiapan kuret besok :
- Infus Ringer Laktat
- Inj. Dexamethasone
- Inj. Keterolac 1 amp/8 jam
- Inj. Ranitidin
- Drips oxytocin 1 ampul dalam RL 500 cc
- Methergin
- Pethidine
Siapkan darah wb 1 kantong
Rawat bersama interna
Pro kuretase (besok)
Laporan Operasi :
1. Pasien diposisikan secara litotomi dibawah pengaruh anestesi
2. Desinfeksi daerah kerja menggunakan kasa steril dan betadine
3. Memasang duk steril untuk batasi area kerja
4. Memasang speculum anterior dan posterior pada mulut Rahim
5. Menjepit serviks dengan tenaculum pada arah jam 11
6. Melepaskan speculum anterior
7. Mengukur panjang uterus dengan sonde
8. Melakukan kuretase mola hingga dipastikan tidak ada mola yang tersisa,
dikeluarkan sisa mola sedikit
9. Melepas tenaculum dan speculum posterior
10. Membersihkan area kerja dengan kasa steril dan betadine
11. Memasang tampon vagina 1 buah
12. Membersihkan area luar vagina
13. Operasi selesai
Pemeriksaan post kuret
TD : 140/100 mmHg R : 25x/mnt
N : 88 x/mnt S :36,7oC
TFU : 4 jari dibawah umbilikus
A : P0A2 + Post kuret 3 jam yang lalu atas indikasi molahidatidosa
P : Instruksi post kuretase :
IVFD RL + oksitosin 1 amp 28 tpm
Inj. Asam transamin 1 amp/8jam
Inj. Ranitidin 1amp/8jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Inj. Ondansentron 1 ampul/8 jam
Inj. Dexamethasone 1 ampul/8 jam
Transfusi WB 1 labu 20 tpm
Pronalgest supp
Observasi TTV dan perdarahan
Bed rest total
3-1-2016
S : Nyeri perut post kuretase (+),perdarahan pervaginam (+) sedikit-sedikit, mual
(-) muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAK biasa, dan BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 130/70 mmHg
N: 84 x/m
P: 20 x/m
S : 36,5 °C
Konjungtiva anemis -/-
TFU : 4 jari dibawah umbilikus
Nyeri tekan suprapubik (+)
Lab : Hb : 10,4 g/dl
HCT : 28,5 %
PLT : 141 ribu/uL WBC : 7,3 ribu/uL
A : P0A2 + Post Kuret hari I atas indikasi molahidatidosa
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ranitidin 1 ampul/8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
Inj. Ondansentron 1 ampul/8 jam
Cefadroxil 500 mg 2x1
Metronidazole 500 mg 3x1
Metilergotamin 3x1
4-12-2016
S : Nyeri perut (-),perdarahan pervaginam (-) , mual (-) muntah (-), pusing (-),
sakit kepala (-), BAK biasa, dan BAB lancar
O :Ku : Baik
Kesadaran : komposmentis
TD: 120/90 mmHg
N: 80 x/m
P: 20 x/m
Konjungtiva anemis -/-
TFU : 4 jari dibawah umbilikus
Nyeri tekan suprapubik (-)
A : P0A2 + Post kuretase hari ke II a/i molahidatidosa
P : Cefadroxil 500mg 2x1
Vit C 3x1
Metilergotamin 3x1 tab
Pasien boleh pulang
Kontrol poli
BAB III
PEMBAHASAN
8. Hacker, N.F., Moore, J.G. Neoplasia Trofoblast Gestasi, dalam: Esensial Obstetri
dan Ginekologi, Edisi 2. Jakarta : Hipokrates ; 2001.