BAB 3 & 4 Fraksionasi Renia
BAB 3 & 4 Fraksionasi Renia
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pemrosesan bahan baku
Komponen yang dipisahkan pada fraksionasi ampas tebu adalah selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Dari kedua percobaan yang dilakukan, variabel yang
dibedakan pada prosesnya adalah konsentrasi pelarut. Setelah pelarut yang sudah
dipanaskan dengan bahan mendidih, maka larutan pemasak ditambah dengan
katalis HCl. Fungsi katalis dalam hal ini selain berfungsi untuk mempercepat
proses delignifikasi, juga berfungsi untuk mengembangkan struktur bahan
sehingga memudahkan penetrasi larutan pemasak ke dalam bahan (Heradewi,
2007).
Larutan pemasak berubah warna menjadi hitam kecokelatan setelah
ditambahkan larutan HCl. Perubahan warna pelarut ini berasal dari lignin yang
keluar dari ampas tebu yang bereaksi dengan HCl sehingga berubah menjadi
berwarna hitam.
Jumlah Pulp (%)
48
46
44
42
40 kadar pulp
38
36
34
konsentrasi 1:10 konsentrasi 1:8 konsentrasi 1:12
Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai persentase perolehan pulp ampas tebu
dengan pemasakan perbandingan konsentrasi pelarut 1:8 lebih besar dari nilai
persentase pulp dengan perbandingan konsentrasi pelarut 1:10 dan 1:12.
Perbedaan variasi waktu pemasakan merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan perbedaan perolehan pulp. Hasil percobaan sesuai dengan
pernyataan teoritis yang menyatakan bahwa semakin lama waktu pemasakan
maka pulp yang dihasilkan akan semakin sedikit. Namun, waktu reaksi yang lama
dapat menghambat reaksi delignifikasi. Waktu pemasakan yang lebih lama akan
menyebabkan terjadinya kembali proses polimerisasi lignin (Zulfansyah,.et al
2011).
5
Perolehan Lignin (%)
4.8
4.6
4.4 1:10
4.2
4
60 90 120
Waktu Pemasakan (menit)
Dari grafik diatas terlihat bahwa perolehan lignin pada sampel dengan
waktu pemasakan 120 menit lebih kecil dari sampel dengan waktu pemasakan 90
menit dan 60 menit. Hasil percobaan kurang sesuai dengan pernyataan teoritis
yang menyatakan bahwa semakin lama waktu pemasakan maka kadar lignin yang
dihasilkan akan semakin besar. Hal ini terjadi karena jumlah pelarut yang
digunakan tidak sebanding dengan banyaknya bahan baku ampas tebu, dimana
tidak semua ampas tebu dapat terendam oleh pelarut, sehingga pemasakan tidak
sempurna dan merata sehingga mengakibatkan kadar lignin yang diperoleh sangat
kecil.
Dari hasil sentrifus dengan perbandingan antara black liquor dan aquades
(1:10) yaitu pada waktu pemanasan sampel 60 menit dengan berat lignin yang
diperoleh adalah 5,132% pada waktu pemasakan 90 menit berat lignin yang
diperoleh adalah 4,81% sedangkan berat lignin pada waktu pemasakan 120 menit
adalah 4,44%. Hal ini terjadi karena pengaruh perbandingan black liquor dan
aquades terhadap perolehan lignin pada saat sentrifugasi adalah semakin besar
kadar aquades yang ditambahkan saat proses sentrifugasi maka semakin sedikit
lignin yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan kadar aquades yang lebih besar akan
menyebabkan proses pengendapan lignin semakin susah terjadi.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Perbedaan variasi konsentrasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
perbedaan perolehan pulp. Hasil percobaan sesuai dengan pernyataan teoritis yang
menyatakan bahwa semakin lama waktu pemasakan maka pulp yang dihasilkan
akan semakin sedikit.
2. Berat pulp yang diperoleh dari masing-masing sampel antara lain 78,33% berat
biomassa untuk sampel dengan waktu pemasakan 60 menit, 73,2% berat biomassa
untuk sampel dengan waktu pemasakan 90 menit dan 67,07% berat biomassa
untuk sampel dengan waktu pemasakan 120 menit.
3. Setelah dilakukan sentrifius, kadar lignin yang diperoleh pada waktu
pemasakan 60 menit adalah 5,132% , pada waktu pemasakan 90 menit adalah
4,81% sedangkan pada waktu pemasakan 120 menit diperoleh kadar lignin
sebesar 4,44%.