Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Rambut Jagung


Rambut jagung adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah jagung,
berupa benang-benang ramping, lemas, agak mengkilat, dengan panjang 10-25 cm
dan diameter lebih kurang 0,4 mm. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari
saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan
panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang
rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot (Subekti, dkk, 2008).
Pada awalnya warna rambut jagung biasanya hijau muda, lalu akan berubah menjadi
merah, kuning, maupun coklat muda tergantung varietas. Fungsi dari rambut jagung
adalah untuk menjebak serbuk sari guna penyerbukan.

Gambar 1. Rambut Jagung

2.2 Kandungan Nutrisi Rambut Jagung (Zea mays)


Rambut jagung mengandung senyawa kimia yaitu senyawa fenol, flavonoid
dan karoten yang memiliki aktivitas antioksidan (Kusriani, 2017). Rambut jagung
juga mangandung maysin, beta-karoten, beta-sitosterol, geraniol hordeninlimonen
dan viktesin (Garnida, 2018). Selain itu Rambut jagung mengandung protein,
karbohidrat, serat, vitamin B, vitamin C, vitamin K, minyak atsiri, garam mineral
seperti : Na, Fe, Si, Zn, K, Ca, Mg dan P, steroid seperti sitosterol dan stigmasterol,
alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, antosianin, protokatekin, vanilic acid, derivat
hasperidin dan quersetin (Laeliocattleya, 2014). Rambut jagung kaya akan senyawa
fenolik terutama flavonoid (Parasiddha, 2016).
Flavonoid merupakan senyawa yang terdiri dari struktur umum dari kerangka
15-karbon, yang terdiri dari dua cincin fenil (A dan B) dan cincin heterosiklik (C).
Struktur karbon ini bisa disingkat C6-C3-C6. Flavonoid umumnya terdapat pada
tumbuhan sebagai glikosida. Gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup
hidroksil venolik. Kegunaan flavonoid pada tumbuhan adalah untuk menarik
serangga yang membantu proses penyerbukan dan untuk menarik perhatian binatang
yang membantu penyebaran biji. Bagi manusia, flavonoid dalam dosis kecil bekerja
sebagai stimulan pada jantung dan pembuluh darah kapiler (Sirait 2007).
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks, yaitu senyawa hasil
kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila
dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon) serta busa.
Timbulnya busa inilah yang menjadikan mudahnya indikasi adanya saponin ketika
dilakukan uji skrining fitokimia. Saponin ini terdiri dari dua kelompok, yaitu: saponin
triterpenoid dan saponin steroid. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui
metode ekstraksi dan isolasi (Tukiran, 2014). Senyawa saponin berfungsi sebagai
antimikroba dan tidak bersifat toksik pada manusia. Manfaat saponin dari sumber
makanan dapat membantu menurunkan kolestrol dan menurunkan resikoo kanker
pada manusia (Ilyas, 2007).
β-Karoten adalah pigmen berwarna dominan merah-jingga yang ditemukan
secara alami pada tumbuhan dan buah-buahan. Beta karoten merupakan senyawa
organik, secara kimiawi diklasifikasikan sebagai hidrokarbon, dan secara spesifik
diklasifikasikan sebagai terpenoid (isoprenoid), mencerminkan bahwa β-Karoten
merupakan turunan unit isoprena. Beta karoten disintesis oleh tumbuhan dari
geranilgeranil pirofosfat. Penyerapan beta karoten oleh tubuh meningkat dengan
meningkatnya asupan lemak, karena karoten larut oleh lemak. Beta karoten salah satu
bentuk vitamin A dengan aktivitas sebagai antioksi dan yang mampu menyangkal
radikal bebas. Antioksidan ini dapat mencegah terjadinya kerusakan materi genetik
(DNA dan RNA). Beta karoten berfungsi sebagai penurunan terbentuknya sel kanker
(Suryanto, 2014).

2.3 Pengeringan
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian besar air dari suatu bahan melalui penerapan energi panas. Pengeringan
dapat mengurangi kadar air bahan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dan
jamur, serta mengurangi aktivitas enzim yang dapat merusak bahan, sehingga dapat
memperpanjang daya simpan dan pengawetan. Jika air dihilangkan dapat
mempengaruhi kondisi fisik bahan dan menyebabkan perubahan warna, tekstur, dan
aroma bahan pangan. Pengeringan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu dan
lama pengeringan. Pengeringan dengan suhu tinggi dan waktu yang cukup lama dapat
menurunkan aktivitas antioksidan pada bahan yang dikeringkan (Yamin, 2017).
proses pengeringan merupakan salah satu faktor yang berdampak pada kandungan
senyawa fenolik dan flavonoid sehingga dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan
(Nurjannah, 2009). Semakin lama proses pengeringan maka aktivitas antioksidan
akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan antioksidan akan mudah berkurang oleh
pemanasan (Apriadji, 2008).
Menurut Departemen Kesehatan RI (1995), suhu pengeringan tergantung
pada jenis herbal dan cara pengeringannya. Suhu pengeringan herbal yang baik
adalah berkisar antara 30oC-90oC tetapi suhu terbaik untuk pengeringan sebaiknya
tidak melebihi 60oC. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang
dikeringkan dan cara pemanasan yang digunakan (Winarno, 2002).

2. 4 Teh Rambut Jagung


Teh rambut jagung merupakan salah satu minuman obat alternatif yang dapat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti menurunkan kadar kolesterol dalam darah,
peluruh air seni, diabetes, peluruh batu ginjal, dan hipertensi. Rambut jagung
memiliki efek diuretik dan daya larut batu ginjal (Nessa et al., 2013). Terdapat
penelitian yang mengekstrak senyawa fitokimia dari rambut jagung menggunakan
berbagai pelarut seperti benzena, kloroform, etanol, etil asetat, metanol dan petroleum
eter. Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil positif akan adanya flavonoid, alkaloid,
fenol, steroid, glikosida, karbohidrat, terpenoid dan tanin (Rahmayani, 2007).
Teh adalah minuman yang banyak dikonsumsi manusia dalam jumlah kira-
kira <120 ml per kapita per hari. Saat ini, teh merupakan minuman kedua terpopuler
di dunia setelah air putih. Kuantitas dan tipe teh yang dikonsumsi dapat berbeda-beda
di setiap suku dan negara. Selain karena unsur rasa dan aromanya, kepopuleran teh
juga disebabkan karena selama berabad-abad teh sudah digunakan untuk tujuan
kesehatan (Chaturvedula dan Prakash, 2011; Armoikaste et al,2011). Salah satu
manfaat dari mengonsumsi teh yaitu diantaranya: mengobati penyakit kurap,
menurunkan tekanan darah tinggi bagi penderita hipertensi, menghangatkan badan
dan melancarkan saluran pernafasan serta menambah stamina dan vitalitas.
Teh bukan hanya sebutan untuk minuman yang dibuat dari hasil pengolahan
daun teh saja. Berbagai jenis minuman yang dihasilkan dari daun, kulit, akar, bunga,
tumbuhan lain, selain tanaman teh juga disebut dengan istilah teh. Contohnya teh
bunga melati, teh daun sirsak, teh bunga rosella, teh rambut jagung, dan lain-lain.
Namun, komponen yang terkandung oleh teh asli dari daun teh dengan teh dari
tanaman herbal sangat berbeda. Teh dari daun teh mempunyai senyawa kimia yang
jarang di temukan dalam teh herbal yaitu senyawa antioksidan yang disebut katekin
dan senyawa kafein. Selain katekin dan kafein, daun teh juga mengandung senyawa
penting lainnya seperti asam amino, flavonoid dan senyawa polifenol. Senyawa-
senyawa inilah yang akan mempengaruhi kualitas warna, aroma dan rasa dari teh.
Produk teh memiliki persyaratan mutu untuk menjamin kualitas dari teh yang
dihasilkan. Adapun spesifikasi persyaratan mutu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Mutu Teh
No. Jenis Uji Satuan Spesifikasi Persyaratan
1 Kadar air % Maks. 8 Dicantumkan
sesuai hasil
analisa
2 Kadar ekstrak dalam air Min. 32
3 Kadar abu total Min. 4
4 Kadar abu larut dalam air Min. 45
5 Kadar abu tak larut dalam Maks. 1,0
air
6 Alkalinitas abu larut Min. 1,0 Maks. 3,0 -Sda-
dalam air
7 Kadar gagang dan tulang -
8 Kadar serat kasar Maks. 16,5
9 Kadar cemaran logam mg/kg -
9.1 Besi (Fe) Maks. 2,0
9.2 Timbal (Pb) Maks. 150
9.3 Tembaga (Cu) Maks. 40
9.4 Seng (Zn) Maks. 40
9.5 Timah (Sn) Maks. 0,03
9.6 Raksa (Hg) Maks. 1,0
(Sumber : Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang, 2010 dalam Wibowo, 2010).

Anda mungkin juga menyukai