Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KONSEP DEMOGRAFI, TEORI DAN UKURAN


DEMOGRAFI BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENDUDUK BERDASARKAN
DEMOGRAFI

KELAS B
GROUP FOKUS 3
1. SRI DEWI KESUMA
2. ELYN OVALINA
3. WELLY HENDRY
4. YULIA NINGSIH
5. HOTLAND
6. VEPI SAFRIANDI

STIKES DHARMASRAYA
PROGRAM KHUSUS SI KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang akan di
diskusikan tentang studi Kependudukan mengenai Analisis Kejadian dalam beberapa
teori studi Kependudukan.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Studi Kependudukan dalam
pembahasan materi Demografi dan Studi Kependudukan. Penulisan makalah ini
dilaksanakan atas kerja sama rekan kelompok serta bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Rekan yang saling membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karen itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.

Muara Bungo, Maret 2015


Kelas B
Group Fokus 3
DAFTAR ISI

JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penulisan
2. Rumusan Masalah
3. Maksud Penulisan
4. Tujuan Penulisan
5. Kegunaan Penulisan
6. Kerangka Pemikiran
BAB II LANDASAN TEORI
1. Konsep Demografi
2. Teori Demografi
3. Ukuran Demografi
4. Pengertian Kependudukan
5. Teori Kependudukan
6. Faktor Kelahiran, Kematian dan Perpindahan Penduduk
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Dapat
dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam
pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk
yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi
penduduk. (bahan kuliah dan makalah kesehatan).
Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia
menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia
merupakan negara yang sedang membangun dengan mempunyai masalah
kependudukan yang sangat serius disertai dengan, yaitu jumlah penduduk yang sangat
besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran
penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi
juga akan merupakan beban dalam pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen
demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan,
perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu
kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program
pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat
pada sasarannya.
Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia adalah
masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan
struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan
turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat
melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian
diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan
pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan jasa.
2. Rumusan Masalah
• Bagaimana konsep demografi?
• Bagaimana teori-teori demografi ?
• Bagaimana ukuran-ukuran demografi?
• Apa itu Pengertian Penduduk?
• Jelaskan Dinamika Kependudukan?
• Apa saja Faktor-faktor Demografik yang mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk?

3. Maksud Penulisan
• Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Studi Kependudukan
• Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan mengenai Studi
Kependudukan

4. Tujuan Penulisan
• Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
• Menjelaskan pertumbuhan penduduk, penurunannya dan persebarannya
dengan sebaik- baiknya dan dengan data yang tersedia.
• Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
• Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang
dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya

5. Kegunaan Penulisan
1. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan,
kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan lain-lain yang
dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika mempertimbangkan
komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang akan datang.
2. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
melihat perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup rata-rata
penduduk sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup
seseorang di negara Indonesia.
4. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari
ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor
pertanian, industri dan jasa.

6. Kerangka Pemikiran
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian,
persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Pakar kependudukan memberikan definisi
kependudukan antara lain yaitu: Kependudukan, studi kependudukan mempelajari
variabel-variabel demografi, juga memperhatikan hubungan (asosiasi) antara
perubahan penduduk dengan berbagai variabel sosial, ekonomi, politik, biologi,
genetika, geografi, lingkungan dan lain sebagainya.
Definisi kependudukan menunjukkan setidaknya terdapat dua variabel yang
terkait dengan kependudukan yaitu yang pertama, variabel demografi yaitu mortalitas
(mortality), fertilitas (fertility) dan migrasi (migration) yang saling mempengaruhi
terhadap jumlah, komposisi, persebaran penduduk. Yang kedua, variabel non
demografi yang dimaksud misalnya pendidikan, pendapatan penduduk, pekerjaan,
kesehatan, dan lain-lain.
Jadi, kependudukan sebagai studi (Population studies) memberikan informasi yang
lebih komperhensif mengenai sebab-akibat dan solusi pemecahan masalah dari
munculnya fenomena demografi.
Kependudukan sebagai sebuah multidisiplin ilmu (studies) yang
memfokuskan pada berbagai persoalan kehidupan manusia menunjukkan space
kependudukan yang sangat luas. Keluasan studi kependudukan memungkinkan untuk
memberikan penjelasan fenomena sosial, budaya, ekonomi, ketahanan, lingkungan
fisik yang dihadapi oleh penduduk baik dalam wilayah pedesaan pertanian, pesisir
maupun perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP DEMOGRAFI :
a. DEFINISI MENURUT PARA AHLI DAN MANFAAT
Demografi merupakan istilah yang berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “graphein” yang berarti
menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan
atau gambaran tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian
dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis,
komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu.
Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855 dalam
karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie
comparree” atau elements of human statistics or comparative demography (dalam
Iskandar,1994). engertian tentang demografi berkembang dengan seiring dengan
perkembangan keadaan penduduk serta penggunaan statistic kependudukan pada
zamannya. Berikut beberapa contoh tentang perkembangan definisi demografi :
1. Johan Sussmilch (1762, dalam Iskandar ,1994) “ Demografi adalah ilmu yang
mempelajari hukum tuhan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pada
umat manusia yang terlibat dari jumlah kelahiran, kematian, dan
pertumbuhannya”
2. Achille Guillard (1855) “ Demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala
sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur, yaitu meliputi
perubahan secara umum, fisiknya, peradabannya, intelektualitasnya, dan kondisi
moralnya”
3. David v. Glass (1953) “ Demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat
pengaruh dari proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi”
4. United Nations (1958) dan International Union for the Scientific Study of
Population/IUSSP (1982) “demografi sebagai studi ilmiah masalah penduduk
yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya”.
5. Philip M. Hauser dan Otis Dudley Duncan (1959) “demografi merupakan ilmu
yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial, komposisi penduduk, serta
perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut”.
6. George W. Brclay (1970) “demografi sebagai ilmu yang memberikan gambaran
secara statistik tentang penduduk secara menyeluruh bukan perorangan”
b. MANFAAT DEMOGRAFI
Manfaat Ilmu Demografi
1. Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu
daerah tertentu serta perubahan-perubahannya.
2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbuhan
penduduk pada masa mendatang
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dan
bermacam-macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik,
lingkungan, dan keamanan.
4. Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi
pertumbuhan penduduk pada masa mendatang.

2. TEORI – TEORI DEMOGRAFI


1. Teori Kependudukan John Stuart Mill
Teori John Stuart Mill lebih banyak menjelaskan tentang kaitan penduduk
dengan kebahagiaan. Penjelasan Mill mengenai pendidikan merupakan
kemajuan dalam teori kependudukan, yang mana penduduk dan pendidikan
memiliki korelasi yang sangat erat.
Berikut beberapa hal penting dalam membahas teori John Stuart Mill antara
lain:
1. John Stuart Mill menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan
penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu
aksioma. Namun demikian ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu
manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Mill masih
memberikan toleransi pada keinginan manusia yang dapat mempengaruhi
perilaku demografinya.
2. Selanjutnya ia mengatakan apabila produktifitas seseorang tinggi ia
cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini
fertilitas akan rendah.
3. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan
itu disebabkan karena sistem kapitalis.
4. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan
makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya
ada dua kemungkinan yaitu : mengimport bahan makanan, atau
memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.
5. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh
manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat
golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan
penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan perlu
tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada.
Di samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak
menghendaki anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka
diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.
2. Teori Konsekuen Jeremy Bentham
Teori Konsekuen yang menyatakan bahwa masalah bermoral atau tidak,
ditentukan berdasarkan konsekuensi tindakan tersebut. Di dalam teori ini,
untuk memilih apakah akan mengerjakan pilihan A atau B, dibutuhkan
pengetahuan tentang konsekuensi pekerjaan A dan B, serta pengetahuan
tentang konsekuensi yang terbaik. Demikian pula dalam menjelaskan
masalah kependudukan.
3. Aliran Marxist: Teori Kependudukan Karl Mark
Teori ini pada intinya tidak sepakat jika “bila tidak diadakan pembatasan
jumlah penduduk maka manusia akan kekurangan pangan”. Menurut
Mark semakin banyak jumlah manusia, maka akan semakin banyak
produksi pangan yang dihasilkan. Mark membantah dengan beberapa
pendapat antara lain:
1. Membatasi pertumbuhan penduduk, populasi manusia tidak menekan
makanan tetapi mempengaruhi kesempatan kerja.
2. Menentang usaha-usaha moral restraint,
3. Sistem kapitalis penyebab kemelaratan karena mengurangi upah buruh,
dan mengganti buruh dengan tenaga mesin. Juga terjadi karena capital
memotong gaji buruh.
Dalam hal ini, mark memberikan alternatif masalah pangan dengan
menekankan pada perubahan sistem kapitalis ke sosialis, penguasaan alat-
alat produksi oleh buruh, penolakan pemotongan gaji terhadap kaum buruh.
3. UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI
Definisi ukuran yang tepat dalam sudut pandang ilmu demografi adalah bilangan yg
menunjukkan besar satuan ukuran suatu fenomena demografi. Fenomena demografi
tersebut yakni fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), perkawinan, dan migrasi
(perpindahan). Tujuan dari pengukuran fenomena tersebut adalah dinamika yang
terjadi dalam penduduk dapat diketahui, dipelajari secara sistematis, dianalisis dan
dibandingkan.
Jenis-jenis Ukuran Demografi
Jenis-jenis ukuran dalam ilmu demografi dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1. Bilangan
Ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah absolut/mutak suatu
penduduk atau suatu kejadian/peristiwa demografi yang terjadi di daerah tertentu
dalam suatu periode tertentu. Contohnya, jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2010 adalah 237.641.326 orang.
2. Rate/Angka
 Rate/angka adalah jumlah kejadian/peristiwa demografi dalam suatu
penduduk dalam periode tertentu (biasanya 1 tahun) dibagi penduduk at risk
selama periode tersebut.
 Penduduk at risk adalah jumlah penduduk yang menanggung resiko (yang
mengalami akibat langsung) peristiwa demografi tersebut.
 Rate sering diekspresikan per 100 atau per 1000 penduduk, agar lebih muda
dimengerti artinya.
 Rate ada 2 macam, yaitu angka kasar dan angka spesifik.
 Angka kasar (Crude Rate) adalah angka yang dipakai untuk menghitung
peristiwa demografi penduduk total, termasuk yang tidak menanggung
resiko dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya: CBR (Crude Birth
Rate) pada tahun 2013 di Provinsi XYZ adalah 25, artinya pada tahun
2013 ada 25 kelahiran di Provinsi XYZ tiap 1000 penduduk.
 Angka Spesifik (Specified Rate) adalah angka yang dipakai hanya untuk
menghitung peristiwa demografi penduduk yang menanggung resiko
dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya: ASFR 20-24 (Age
Specified Fertility Rate usia 20-24 tahun) pada tahun 2013 di Provinsi
XYZ adalah 0,015, artinya pada tahun 2013 ada 15 kelahiran di provinsi
XYZ tiap 1000 wanita subur usia 20-24 tahun.
3. Ratio/ Rasio
Ukuran perbandingan satu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan
antara dua bilangan, misalnya satu subgrup penduduk dengan subgrup penduduk
lainnya. Contoh: Sex Ratio adalah jumlah laki-laki per 100 perempuan. Sex Ratio
di provinsi XYZ pada tahun 2013 adalah 105, artinya pada tahun 2o13 ada 100
orang perempuan, ada 105 orang laki-laki.
4. Proporsi/Persentase
Ukuran perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut atau jumlah satu subgrup penduduk dibagi dengan jumlah
seluruh penduduk. Bila proporsi ini dinyatakan dalam per 100 (persen), maka
proporsi pun berganti nama menjadi persentase. Oleh karena itu,
proporsi/persentase penduduk analoginya mirip dengan Crude Rate yang telah
dibahas sebelumnya.
5. Konstanta/Bilangan Konstan
Bilangan tetap - biasanya 100, 1000 atau 100.000- dimana rate , ratio, atau
proporsi dapat dikalikan untuk menggambarkan ukuran-ukuran dalam suatu
bentuk yang mudah dimengerti. Dalam rumus, bilangan konstan biasanya ditulis
sebagai “k“.
6. Kohor, Prevalensi, dan Insidence
 Kohor adalah sekelompok penduduk yang mempunyai pengalaman waktu
yang sama dari suatu peristiwa demografi tertentu. Yang paling sering
digunakan adalah kohor kelahiran. Contoh: Kohor kelahiran
menggambarkan penduduk di suatu daerah yang lahir pada tahun yang sama.
 Tingkat Prevalensi Kontrasepsi adalah jumlah perempuan usia reproduksi
yang menggunakan kontrasepsi per 100 perempuan usia reproduksi.
 Insidence Rate biasanya ukuran rate yang digunakan untuk analisis
morbiditas (kesakitan/penyakit). Contoh: Insidence Rate penyakit TBC di
Kenya pada tahun 1996 adalah 97 per 100.000 penduduk, artinya pada tahun
1996 ada 97 orang menderita TBC tiap 100.000 penduduk Kenya.

4. Penggunaan Data Demografi


a. Data langsung berasal dari catatan statistik vital yang menyeret semua
kelahiran dan kematian maupun perubahan tertentu dalam status legal seperti
pernikahan, perceraian, dan migrasi (registrasi tempat tinggal).
b. Metode tak langsung dalam pengumpulan data adalah diharuskan pada negara-
negara dimana data penuh tidak tersedia, seperti kasus dalam banyak dunia
berkembang.

5. PENGERTIAN KEPENDUDUKAN
Penduduk adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau
berdomisili di dalam suatu wilayah Negara (Menetap) Lahir secara turun temurun &
besar di Negara itu Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan
menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal disitu. Misalkan
bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi.
Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard. John Graunt
adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan kematian,
migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk.
Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam
ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi,
dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat
dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer hingga pelanggan potensial
(Wikipedia,2009).
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian,
migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara
keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,
kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK


BERDASARKAN DEMOGRAFI
a. Teori Kependudukan
Robert Thomas Malthus (1766-1834) terkenal sebagai pelopor Ilmu
kependudukan (populatin Studies) sebagai bagian dari rentatan perkembangan
demografi yang telah dimulai saat pertengahan abad ke 17. Tulisan monumentalnya
An Essay On The Principle Of Population As It Affects Future Improvement Of
Society, With Remarks On The Speculations Of Mr. Godwin, Mr. Condorcet and
Other Writers atau lebih popularnya dengan sebutan Prinsip Kependudukan (The
Principle Of Population) untuk pertama kali terbit pada tahun 1798.
Meskipun memperoleh banyak keritik, pada dasarnya mendapat pengakuan
yang luas dikalangan para ahli. Inti pemikiran dan pendapat Malthus kemudian
dikenal dengan Teori Kependudukan Malthus.
Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu :
1. Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia
2. Bahwa kebutuhan nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang
masa.
Atas dasar ponsulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada
pengekangan, kecendrungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari
pertambahan substen (pangan) perkembangan substen (pangan) mengikuti deret
hitung dengan interval waktu 25 tahun.
Menurut Malthus pengekangan pengembangan penduduk dapat berupa
pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud dengan faktor
pengekangan hakiki adalah pangan, sedangkan pengekangan segera dapat berbentuk
pengekangan prefentif dan pengekangan positif. Pengekangan prefentif adalah faktor-
faktor yang bekerja mengurangi anggka kelahiran. Pengekangan prefentif yang
dianjurkan Malthus adalah pengendalian diri dalam hal nafsu seksual antara jenis
seperti penundaan perkawinan. Pengekangan positif merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi angka kematian dapat berupa epidiem, penyakit-penyakit dan
kemiskinan.
Kritik-kritik terhadap teori kependudukan Malthus yang juga sering dipandang
sebagai kelemahan-kelemahan dari teori tersebut antaranya berkisar pada:
1. Teori ini terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun Malthus
adalah salah seorang penganjur industrialisasi dan penggunaan tanah secara
efisien. Kenyataan dalam masa setelah Malthus menunjukan bahwa perbaikan
teknologi pertanian seperti penggunaan pupuk buatan, pemakaian pestisida, dan
irigasi yang efesien menghasilkan peningkatan produktivitas.
2. Kurangnya perhitungkan bahwa penemuan-penemuan baru, teknologi unggul
dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada peningkatan
hidup.
3. adanya pandangan bahwa pengontrolan kelahiran tidak bermoral dan tidak
pernah melamarkan penggunaan alat-alat kontrasepsi secara meluas.
4. Dengan majunya sistem transportasi dan berlangsungnya pandangan
internasional membuka pasaran baru bagi barang-barang hasil pabrik/industri,
sumber-sumber bahan mentah tambahan dan mempermunah imigrasi.
Timbulnya kesadaran bahwa eksploitasi sumber daya dunia dan batasannya.
Jika cepatnya perkembangan penduduk dunia berlangsung terus pada suatu saat akan
melampaui kemampuan dunia menyediakan berbagai kebutuhan untuk mendukung
suatu tingkat hidup di banyak negara berkembang masih rendah dan perbaikan relatif
lambat. Perkembangan yang begitu cepat dapat menjadi faktor penghambat bagi
perbaikan hidup yang rendah itu. Dan kekhawatiran orang ini membicarakan kembali
teori kependudukan Malthus sebagai sesuatu yang berharga.
Munculnya teori-teori kependudukan hukum alamiah (natural theories) dan
teori-teori kependudukan sosial (social theories) merupakan pula bagian dari usaha-
usaha pencarian hukum-hukum kependudukan. Mereka yang dapat dikategorikan
sebagai pendukung kelompok teori alamiah atau teori fisikologis, antara lain Michael
Thomas Sadler, Thomas Doubleday, Herbert Spencer, Corrado Gini, dan Raymond
Pearl. Mereka percaya bahwa ada hukum-hukum alam yang mengatur yang
membebaskan setiap tanggung jawab manusia dari pengendalian pertumbuhan
penduduk.
Michael Thomas Sadler menyatakan bahwa ada suatu hubungan terbalik
antara jumlah penduduk suatu wilayah dan daya reproduksi mereka. Meningkatkan
jumlah penduduk akan mengakibatkan menurunnya daya reproduksi yang
bersangkutan, sedangkan menurut Herbert Spencer semakin maju manusia
mengembangkan dirinya semakin banyak energi-energi untuk daya reproduksi.

b. Dinamika Kependudukan
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut
selalu terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang ´Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai Perkembangan
Kependudukan. Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang
terjadi secara mauoun karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi
kebutuhannya. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran.
Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi
atau pindahan tempat tinggal.
Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk
tersebut akan berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur penduduk
dan jenis kelamin penduduk.
Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
a. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai
keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator
dalam demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
 Jumlah penduduk
 Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan,
agama, lain-lain
 Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk
b. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam
pengukuran, yaitu :
 Angka Absolut
Bilang absolut dalam demografi di kembangkan menjadi bilangan
relative,degan maksud agar lebih mudah untuk mengadakan analisa dan
ukuran satu degan yang lain dapat diperbandingkan.contoh bilangan sederhana
bilngan absolut adalah jumlah penduduk.dari berbagai survei dan sensus
 Angka Relatif
Beberapa pengukuran dengan bilngan relatif adalah sebagai berikut.
a. Proporsi
b. Persentase
c. Perbandingan
d. Rasio
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa di samping jumlah absolutnya
yang tetap tinggi, persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran serta
kualitas penduduk dipandang dari sudut sumberdaya manusia secara keseluruhan.
Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah :
1) Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
2) Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan
datang.
3) Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidupan
lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4) Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi baik
hal yang menguntungkan maupun merugikan.

C. Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk


A. Faktor Kelahiran (fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita
secara riil untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang
senyatanya dilahirkan. Tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan
tergantung Pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan,
penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta
pembangunan.
Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :
1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran
pertahun di satu tempat per seribu penduduk.
2) Angka kelahiran khusus (age specific birth rate/asbr)
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur
tertentu.
3) Angka kelahiran umum (general fertility rate/gfr)
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
kelahiran setiap 1.000 wanita yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun.

Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran :


a. faktor pendorong kelahiran (PRONATALITAS)
1) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) Pernikahan usia dini (usia muda).
4) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika
dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang
belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak
laki-laki.
5) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga
yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki
anak.

b. Faktor penghambat kelahiran (ANTINATALITAS)


1) Adanya program keluarga berencana (kb).
2) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi
pns.
4) Adanya uu perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan
karir.
6) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak
c. Angka Kematian (MORTALITAS)
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian
kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian bayi.
1) Angka kematian kasar (crude death rate/cdr) angka kematian kasar yaitu
angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk
dalam waktu satu tahun.
2) Angka kematian khusus (age specific death rate/asdr) angka kematian
khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap
1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun.
3) Angka kematian bayi (infant mortality rate/imr) angka kematian bayi
yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang
umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam
satu tahun.

B. Faktor Kematian
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.
1. Faktor pendorong kematian (promortalitas)
a. Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan
sebagainya.
b. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan
sebagainya.
c. Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
d. Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
e. Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
2. Faktor penghambat kematian (antimortalitas)
a. Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
b. Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
c. Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai
macam penyakit dapat di obati
d. Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak
melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena
ajaran agama melarang hal tersebut

C. Migrasi (Perpindahan Penduduk)


Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan
penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah
melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi
wilayah lain.
Jenis-Jenis Migrasi
1. Transmigrasi (perpindahan dari satu daerah (pulau) untuk menetap ke
daerah lain di dalam wilayah republik Indonesia).
2. Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar)
3. Emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di
luar negeri).
4. Imigrasi (kebalikan dari emigrasi)
5. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)

Migrasi Keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju


wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi. Migrasi
Masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan
tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang
melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk
adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain
dengan tujuan untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih.
Terdapat beberapa kriteria migran diantaranya:
a. Migran seumur hidup (life time migrant)
b. Migran Risen (recent migrant)
c. Migran total (total migrant)

Ukuran – ukuran dalam migrasi adalah sebagi berikut


 Angka Urbanisasi (Urbanization Rate = UR) adalah persentase penduduk
yg tinggal di wilayah perkotaan
 Rasio penduduk perkotaan dg penduduk perdesaan (ratio of urban-rural
population = Ru/r)
 Angka Migrasi Masuk Kasar (Crude In-Migration Rate = CIMR) :
banyaknya migran masuk pada suatu periode per 1000 penduduk pada
pertengahan periode yg sama. IM = jml migran masuk, P = jml penduduk
pertengahan tahun, k = konstanta = 1000
 Angka Migrasi Keluar Kasar (Crude Out-Migration Rate = COMR) :
banyaknya migran keluar pada suatu periode per 1000 penduduk pada
pertengahan periode yg sama. OM = jml migran keluar, P = jml penduduk
pertengahan periode, k = konstanta = 1000
 Angka Migrasi Masuk Umur Tertentu (Age Specific In-Migration Rate =
ASIMR) : banyaknya migran masuk kelompok umur ttt pada suatu periode
per 1000 penduduk kelompok umur yg sama pada pertengahan periode yg
sama.
 Angka Migrasi Keluar Umur Tertentu (Age Specific Out-Migration Rate =
ASOMR) :banyaknya migran keluar kelompok umur ttt pada suatu periode
per 1000 penduduk kelompok umur yg sama pada pertengahan periode yg
sama
 Angka Migrasi Neto Umur Tertentu (Age Specific Net-Migration Rate =
ASNMR) : banyaknya migran keluar dikurangi migran masuk kelompok
umur pada suatu periode per 1000 penduduk kelompok umur yg sama pada
pertengahan periode yg sama.

Pola Migrasi:
 Tinggi pada penduduk usia produktif;
 Memperoleh pekerjaan lebih baik;
 Memperoleh pendidikan lebih baik;
 Lebih tinggi utk laki-laki; merupakan indikasi bahwa laki-laki lebih mobil
daripada perempuan.

Adapun faktor pendukung terjadinya migrasi yaitu:


 Makin berkurangnya sumber daya alam;
 Menyempitnya lapangan pekerjaan;
 Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi;
 Tidak cocok dg adat/budaya/kepercayaan tempat asal;
 Pekerjaan atau perkawinan;
 Bencana alam.

Sedangkan faktor penarik yang menyebabkan seseorang untuk bermigrasi


yaitu:
 Adanya kesempatan kerja;
 Pendapatan lebih baik;
 Pendidikan lebih tinggi;
 Lingkungan dan hidup yg lebih menyenangkan;
 Tarikan dari orang-orang yang diharapkan sbg tempat berlindung;
 Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar

Sumber Data Demografi


1. Sensus
Sensus penduduk adalah suatu proses keseluruhan dari pengumpulan,
pengolahan, penyajian data penduduk antara lain ciri demografi, sosial
ekonomi dan lingkungan hidup
Sensus minimal harus memuat: Geografi dan migrasi penduduk, Rumah
tangga, Karakteristik sosial demografi, Kelahiran dan kematian, Karakteristik
pendidikan, Karakteristik ekonomi

2. Registrasi
Pencatatan penduduk secara rutin komponen penduduk yang dinamis, seperti
kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan,perceraian, perubahan
pekerjaan, yang dapat terjadi setiap saat. Pelaksanaan registrasi dengan sistem
pasif menimbulkan permasalahan, terutama ketidaklengkapan data pelaporan
misalnya:Tidak melaporkan, Terlambat melapor, Tidak lengkap
3. Survei
Survei mempunyai cakupan lebih terbatas, dengan pengambilan sampel,
informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam. Contoh: supas,
sakernas, susenas,

Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang
besar. Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan .
A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih
alami tingkat kelahiran tinggi/tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah,
sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan
dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra
intervensi / pembangunan).
B. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan
teknologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain.
Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk
meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap
tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain-
lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami,
seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka
pertumbuhan 2,32 % per tahun.
C. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk,
maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit,
maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat
pada pertumbuhan penduduk Indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun
menjadi 1,85 %.
D. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka
akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah Indonesia
sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah
sangat rendah atau tanpa pertumbuhan. Demikianlah gambaran transisi demografi
yang dapat dipercepat dengan peningkatan pembangunan terutama bidang
ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan KB.

Menurut Blacker (1947), ada 5 fase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya
fase 2 dan 3 adalah fase transisi. Tahap-tahap dalam transisi demografi :
1. Tahap stasioner tinggi
 Tingkat kelahiran: tinggi
 Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: Eropa abad 14
2. Tahap awal perkembangan
 Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
 Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: India sebelum pd II
3. Tahap akhir perkembangan
 Tingkat kelahiran: menurun
 Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: Australia, Selandia Baru tahun ‘30an
4. Tahap stasioner rendah
 Tingkat kelahiran: rendah
 Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
5. Tahap menurun
 Tingkat kelahiran: rendah
 Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75

Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi


negara-negara berkembang. Bila di Eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan
pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-
negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan
pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi,
pembangunan.
Hasil Analisis istilah ilmu kependudukan sesungguhnya dimaksud untuk
memberi pengertian lebih luas tentang demografi, karena sejumlah ahli telah
menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi
murni atau kadang-kadang demografi teoretis. Kata demografi berasal dari Greek
(Yunani) yang untuk pertama kali digunakan oleh Guillard, lebih dari seabad silam.
Digunakan sebagai sinonim bagi Population study. Sedangkan kata Population
bersumber dari bahasa latin.
Demografi adalah studi ilmiah terhadap penduduk manusia, terutama
mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya sementara Bogue memberikan
batasan sebagai berikut : Demografi adalah studi matematik dan statistik terhadap
jumlah, komposisi dan distribusi spesial dari penduduk manusia, dan perubahan-
perubahan dari aspek-aspek tersebut yang senantiasa terjadi sebagai akibat bekerjanya
lima proses yaitu : fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Dapat dilihat dalam makna yang sempit, yang dalam hal ini sama dengan
analisa demografi atau dalam makna yang luas yang mencakup baik analisa
demografi maupun studi kependudukan. Pemisahan antara studi kependudukan dan
analisa demografi umpamanya telah dilakukan oleh Hauser yang menyatakan bahwa :
 Analisa demografi merupakan analisa statistik terhadap jumlah, distribusi dan
komposisi penduduk, serta komponen-komponen variasinya dalam perubahan.
 Studi kependudukan mempersoalkan hubungan-hubungan antara variable
demografi dan variable dari sistem lain.

Demografi formal hanya mempersoalkan hubungan antara variable demografi,


baik yang diperlakukan sebagai variable independen maupun variable dependen. Ilmu
kependudukan mungkin melihat variable non-demografi sebagai independen, dan
variable demografi sebagai variable dependen, atau sebaliknya.
Jumlah kelahiran yang berada dari dua daerah atau negara dengan jumlah
penduduk yang berbeda tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai
perbandingan keadaan kelahiran antara kedua daerah atau negara yang bersangkutan.
Sebagai ilustrasi jika pada tahun 1971 sebanyak 3.150.000 kelahiran di Jawa dan
978.000 kelahiran di Sumatera tidak lah berarti bahwa pada tahun tersebut rata-rata
wanita dipulau Jawa lebih banyak melahirkan dari pada di Sumatera, jumlah
penduduk di Jawa lebih banyak dari pada Sumatera. Dalam hal seperti ini, biasanya
jumlah peristiwa-peristiwa demografi dihubungkan dengan jumlah penduduk atau
bagian penduduk menjadi peristiwa-peristiwa tersebut, yang menghasilkan angka atau
ukuran-ukuran relatif. Ada beragam ukuran relatif seperti rasio, persentase dan reit.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam
pembangunan suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang
sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan
untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang
ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di
samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk
membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan
memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk
yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang
berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.

2. Saran
Setelah mempelajari tentang demografi di harapkan kita semua mampu
mengatasi masalah pertumbuhan penduduk dan diharapkan agar semua pihak dapat
bekerja sama dalam pengaturan pertumbuhan penduduk bukan hanya dari kalangan
kesehatan semata tapi dari berbagai pihak dapat bekerja sama.
DAFTAR PUSTAKA

Biran Afandi, Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan


Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, 1991

BKKBN, Gerakan Keluarga Berencana Nasional, Jakarta, 1998

BKKBN, Kependudukan KB dan KIA, Bandung Balai Litbang, 1999.

http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-
sosial.html [diakses 21 MARET 2011].

http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/

http://www.hprory.com/transisi-demografi/
1) Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat
dilihat menurut usia yakni rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indicator demografi yang sangat penting.
Semakin tingginya presentase dependency ratio menunjukan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
presentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk memembiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah pnduduk usia
belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun
keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Dimana :
RK Total = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RK Muda = Rasio Ketergantungan Panduduk Usia Muda
RK Tua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64)

2) Angka Perkawinan Umum


Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yang
berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada pertengahan
tahun untuk satu tahun tertentu Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan
dimana seorang laki-laki dan seorang perempuan hudup bersama dalam kurun waktu
yang lama. Dalam hal ini hidup bersama dapat dikukuhkan dengan perkawinan yang
syah sesuai dengan undang-undang atau peraturan hukum yang ada (Perkawinan de
jure) ataupun tanpa pengesahan perkawinan (de facto).
Tetapi untuk keperluan studi demografi, badan pusat statistic mendefinisikan
seseorang berstatus kawin apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat
pencacahan baik yang tinggal bersama maupun terpisah yang menikah secara syah
maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat disekelilingnya dianggap syah
sebagai suami isteri (BPS, 200). Indikator perkawinan berguna bagi penentu
kebijakan dan pelaksanaan program kependudukan terutama dalam pengembangan
program-program peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan keluarga.

3) Pengaruh Program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga
berencana (KB) beserta definisinya.
a) Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia
15-49 tahun.
b) Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai
alat/cara KB.
c) Pernah memakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah
memakai alat/cara KB.
d) Pemakai alat /cara KB aktif (Current User) adalah seseorang yang sedang
memakai alat/cara KB.
e) Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (Unment need) adalah presentase
perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin
menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.

DISTRIBUSI FREKUENSI
Ilmu kependudukan distribusi frekuensi merupakan alat untuk
menggambarkan profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik ini
contohnya umur, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, lapangan pekerjaan, agama,
dan kewarganegaraan.

TEKNIK PRO-RATING
Pro-rating biasanya dilakukan untuk masing-masing jenis kelamin, pro-rating
bisa dilakukan terhadap penduduk total perkiraan total tahun-tahun depan dengan
menggunakan struktur umur penduduk sebelumnya, atau terhadap penduduk total
yang tak diketahui struktur umurnya dengan mengasumsikan suatu stuktur umur
penduduk yang polanya dianggap kurang lebih sama.
TEKNIK PENGHITUNGAN UMUR MEDIAN
Umur median dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur
penduduk suatu negara atau wilayah tertentu dalam suatu negara. Struktur umur
penduduk muda akan memperlihatkan median rendah, dan sebaliknya struktur
penduduk tua akan menunjukkan umur median tinggi. Semakin mengarah umur
kestruktur tua akan semakin tinggi umur struktur median penduduk suatu wilayah.
Umur median adalah umur yang berada pada titik tengah membagi penduduk suatu
wilayah dalam jumlah yang sama.

Anda mungkin juga menyukai