Anda di halaman 1dari 5

1.

APA YANG MENDASARI PERBEDAAN INSTRUMEN NON-TES DAN INSTRUMEN


TES…?
TES
1. Mengukur pengetahuan (kognitif) selain itu mencakup aspek afektif dan psikomotori
2. Kualitatif
3. Kemungkinan jawaban adalah benar atau salah

Non tes
1. Menilai sikap dan kepribadian (afektif)
2. Kuantitatif
3. Jawabannya kurang pasti, missal : setuju , sangat setuju , ragu ragu, tidak setuju,
sangat tidak setuju (kemungkinan jawaban bergantung pada testee)

Contoh Tes dan Non tes


Klasifikasi tes
1. Berdasarkan fungsinya
a) Tes seleksi
b) Tes awal
- Untuk mengetahui kemampuan awal siswa/testee sejauh mana materi
prasyarat dan materi prasyarat dan materi yang akan diajarkan dikuasai.
- Untuk menguji kehomogenan dua atau lebih kelas/grup
c) Tes akhir
Tes yang dilaksanakan di akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
d) Tes diagnostic
Tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
e) Tes Formatif
Tes yang dilaksanakan pada akhir suatu program pembelajaran dalam kurun waktu
tertentu (ulangan harian)
f) Tes Sumatif
Tes yang dilaksanakan setelah seluruh program pembelajaran selesai, misal : UAS,
UAN .
2. Berdasarakan respon yang diharapkan
a. Tes Verbal
b. Tes Non verbal
3. Berdasarkan bentuk pertanyaan yang diberikan
a. Tes objektif
- Tes pilihan ganda
- Tes menjodohkan
- Tes benar salah
- Tes jawaban singkat
b. Tes subjektif , misal : tes uraian
·
Non-tes
1. Wawancara
Teknik evaluasi yang menekankan adanya pertemuan secara lansung antara evaluator
dengan dievaluasi .
2. Skala bertingkat
Yaitu alat non tes yang memberikan nilai angka untuk semacam pertimbangan
(judgement) suatu objek yang dievaluasi atas dasar persepsi atau pilihan evaluand.
3. Kuesioner/Angket
Dilihat dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan
kuesioner terbuka .
- Kuesioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban
dan si penjawab hanya memberikan tanda silang ( x) atau cek ( ) pada jawaban yang
ia anggap sesuai.
- Kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana sipenjawab diperkenankan
memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia
ketahui.
4. Daftar cocok
Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom
pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (x) atau cek ( )
pada jawaban yang ia anggap sesuai.
5. Pengamatan / observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara
sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarmya.
6. Dokumentasi
Merupakan teknik evaluasi yang menekankan pada aspek data tertulis atau dokumen
yang berkaitan erat dengan informasi tentang siswa. Data dokumentasi ini termasuk
riwayat hidup peserta didik.
7. Portofolio
Laporan lengkap tentang kegiatan yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu.
8. Proyek
Penilaian yang mencakup perencanaan, penyelidikan analisis proyek / kegiatan.
9. Focus diskusi kelompok

2. APA KEKUATAN DAN KELEMAHAN INSTRUMEN NON-TES DAN INSTRUMEN TES


Kekuatan
1. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka
penilaian dapat mengacu pada rumusan-rumusan instruksional.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, perbaikan mungkin dilakukan
dalam hal tujuan instruksional, kegiatan siswa, strategi mengajar guru, dan lain-lain.
3. Dalam menyusun laporan pengajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam
laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam
berbagai bidang studi dalam bentuk nila-nilai prestasi yang didapatnya.
4. Dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik.
5. Dapat memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah pada pihak
pihak yang lain, karena diperoleh langsung dari proses belajar baik di kelas,
laboratorium, lapangan, dan lain-lain.

Kelemahan
1. Terbatasnya lingkup bahan pelajaran yang dinilai dan sulitnya mengoreksi jawaban
dengan objektif (Sudjana, 2001:262)
2. Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segimana dai
pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
3. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites
karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
4. Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif
5. Pemeriksaaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak
dari penilai.
6. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
3. SEBUTKAN DAN JELASKAN MACAM-MACAM INSTRUMEN TES
Instrument Tes
1. Dilihat dari fungsinya sebagai alat ukur, tes dibagi menjadi 6 golongan, yakni Tes
Seleksi (ujian saringan atau ujian masuk), tes awal (pre-test), tes akhir (post-test), tes
diagnostic, tes formatif (ulangan harian), tes sumatif (ulangan umum).
2. Dilihat dari aspek psikis (kejiwaan) yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dibedakan
menjadi 5 golongan, yakni : Tes intelegensi (inteligency test), Tes kemampuan (aptitude
test), Tes sikap (attitude test), Tes kepribadian (personality test), Tes hasil belajar
(achievement test).
3. Penggolongan lain
Dilihat dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes, dibedakan menjadi 2 yakni test
individual dan tes kelompok. Dilihat dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk
menyelesaikan tes, dibagi menjadi 2 yakni Power test (waktu tidak dibatasi) dan Speed
test (waktu dibatasi). Dilihat dari segi bentuk responnya, tes dibedakan menjadi 2, yakni
Verbal Test (jawaban berupa kalimat baik lisan maupun tulisan) dan Nonverbal Test
(jawaban berupa perbuatan). Dilihat dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara
memberikan jawabannya, tes dibagi menjadi 2, yakni tes tertulis dan tes lisan.

Instrument Non-Tes
1. Pengamatan (Observation) adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Wawancara (Interview) merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung
dengan peserta didik.
3. Skala sikap (Attitude Scale/Skala Likert). Peserta didik tidak hanya disuruh memilih
pernyataan-pernyataan positif saja, tetapi juga pernyataan-pernyataan yang negatif.
Tiap item dibagi menjadi lima skala, yakni SS, S, TT, TS, dan STS.
4. Daftar cek (Check List), yaitu suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang
akan diamati. Daftar ini memungkinkan guru sebagai penilai untuk mencatat tiap-tiap
kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting.
5. Skala penilaian (Rating Scale). Dalam daftar cek, penilai hanya dapat mencatat ada
tidaknya veriabel tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-
fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan tertentu.
6. Angket (Quesioner). Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam
implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara
dilaksanakan secara lisan.
7. Studi kasus (Case Study) adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang
peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Misalnya, peserta didik
yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal atau kesulitan dalam
belajar.
8. Catatan insidental (Anecdotal Records) adalah catatan-catatan singkat tentang
peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini
merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama
yang berkenaan dengan tingkah laku peserta didiknya.
9. Sosiometri adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun, dan sampai bats
tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan
teman sebayanya serta hubungan diantara mereka. Teknik ini merupakan salah satu
cara untuk mengetahui kemampuan sosial peserta didik. Langkah-langkahnya yaitu
memberikan petunjuk atau pertanyaan, mengumpulkan jawaban yang sejujurnya dari
semua peserta didik, jawaban-jawaban tersebut dimasukkan ke dalam tabel.
10. Inventori kepribadian, jenis non-tes ini hampir serupa dengan tes kepribadian. Bedanya,
pada inventori, jawaban peserta didik tidak memakai kriteria benar salah. Semua
jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang sesungguhnya.
Walaupun demikian, dipergunakan pula skala-skala tertentu untuk kuantifikasi jawaban
sehingga dapat dibandingkan dengan kelompoknya.
11. Teknik pemberian penghargaan kepada peserta didik. Kegiatan evaluasi bukan hanya
dilakukan pada dimensi hasil, tetapi juga pada dimensi proses. Salah satu bentuk
penilaian proses adalah pemberian penghargaan (reward).

4. APAKAH BISA DISAMAKAN TEKNIK PENILAIAN SOSIOMETRIS DENGAN PENILAIAN


SOAL TES BENTUK SUBJEKTIF...?
sama, karena penilaian tentang kepribadian siswa.
Penilaian subjektif adalah sebuah penilaian yang dilakukan dengan menggunakan
sepenuhnya opini atau pendapat dari sang penutur. Sedangkan Menurut Wiyono dan
Sunarni (2009:23) teknik sosiometri digunakan untuk mengungkapakan tingkat sosiometri
siswa. Dengan kata lain, teknik sosiometri merupakan teknik nontes yang digunakan untuk
menelaah struktur hubungan sosial di antara siswa di dalam kelas atau sekolah. Sedangkan
menurut Arifin (2009:170) sosiometri adalah suatu proseur untuk merangkum, menyusun
dan sampai batas tertentu dapat menguantifikasi pendapat-pendapat peseta didik tentang
penerimaan teman sebayanya serta hubungan diantara mereka. Seperti diketahui,
disekolah banyak peserta didik kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganya.

5. URAIKAN BAGAIMANA PROSES PEMBUATAN INSTRUMEN TES (SOAL TES) DARI


PENENTUAN VARIABEL SOAL SAMPAI KEPADA UJI RELIABILITAS SOAL...?
Mardapi dalam Widoyoko (2012, hlm. 88) menyatakan bahwa terdapat sembilan langkah
yang dilakukan dalam pengembangan tes hasil belajar, yaitu:
1. Menyusun spesifikasi tes. Hal-hal yang dilakukan ketika menyusun spesifikasi tes
adalah menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi, memilih bentuk tes, dan tes sumatif.
Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam menulis soal dan siapa saja yang menulis
soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama.
2. Menulis soal tes. Penulisan soal merupakan penjabaran dari indikator menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi
yang telah dibuat.
3. Menelaah soal tes. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan atau kekurangan.
4. Melakukan uji coba tes. Uji coba tes dilakukan sebagai sarana memperoleh data
empiris tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun.
5. Menganalisis butir-butir soal tes. Dengan adanya analisis butir-butir soal tes dapat
dikatahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.
6. Memperbaiki tes. Langkah ini biasanya dilakukan tes butir soal, yaitu memperbaiki
masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik.
7. Merakit tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat memengaruhi validitas soal seperti
nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, layout, dan sebagainya harus
diperhatikan karena walaupun butir-butir soal yang disusun sudah baik tetapi jika
penyusunannya sembarang dapat menyebabkan soal tersebut menjadi tidak baik.
8. Melaksanakan tes. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang tekah
ditentukan dan diperlukan pengawasan agar tes benar-benar dikerjakan dengan jujur.
9. Menafsirkan hasil tes. Hasil tes menghasilkan data kuantitatis yang berupa skor. Skor
ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah atau tinggi.
Tinggi rendahnya nilai selalu dikaitkan dengan acuan penilaian. Terdapat dua acuan
penilaian yang sering digunakan dalam dunia psikologi dan pendidikan, yaitu acuan
norma dan acuan kriteria.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan tes menurut Arifin (2012.
Hlm. 121), yaitu : aspek yang hendak diukur, pihak penyusun, tujuan penggunaan tes,
sampel, kesahihan dan keandalan, pengadministrasian, cara menskor, kunci jawaban, tabel
skor mentah, dan penafsiran

Anda mungkin juga menyukai