PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan
pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah
dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lain kemungkinan terjadinya penyakit akibat
kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat
menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan
cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu
merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan
keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun
obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi
para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.
Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi.
Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
(hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh
khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat
Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan
keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan
Rumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam topic kali ini antara lain:
2. Apakah tujuan, metode, manfaat dan ruang lingkup dari Ergonomi di tempat kerja?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai masalah ergonomi ditempat kerja yang
2. Sebagai sarana informasi bagi pekerja dan perusahaan untuk lebih memperhatikan tentang
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti
aturan/hukum. Jadi ergonomi secara singkat juga dapat diartikan aturan/hukum dalam bekerja.
Secara umum ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kesesuaian
pekerjaan, alat kerja dan atau tempat/lingkungan kerja dengan pekerjanya. Semboyan yang
digunakan adalah “Sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya dan sesuaikan pekerja dengan
pekerjaannya” (Fitting the Task to the Person and Fitting The Person To The Task). Kohar
Sulistiadi dan Sri Lisa Susanti (2003) menyatakan bahawa fokus ilmu ergonomi adalah
manusia itu sendiri dalam arti dengan kaca mata ergonomi, sistem kerja yang terdiri atas mesin,
peralatan, lingkungan dan bahan harus disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia tetapi bukan manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat dan lingkungan
1. Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak, suhu, pencahayaan, sirkulasi udara , desain
2. Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan:
4. Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja: kenyamanan kerja, kesehatan dan
keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional
aman, sehat, yaman dan tenteram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk perancangan
kerja. Dengan mempelajari tentang ergonomi maka kita dapat mengurangi resiko penyakit,
meminimalkan biaya kesehatan, nyaman saat bekerja dan meningkatkan produktivitas dan
kinerja serta memperoleh banyak keuntungan. Oleh karena itu penerapan prinsip ergonomi di
1. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja
3. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja
institusi.
Dengan melakukan penilaian ergonomi di tempat kerja dapat diperoleh 3 keuntungan yaitu:
Mengurangi potensi timbulnya kecelakaan kerja Mengurangi potensi gangguan kesehatan pada
pekerja Meningkatkan produktivitas dan penampilan kerja Peran ergonomi sangat besar dalam
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Selain mendapatkan keuntungan,
ergonomi juga mempunyai beberapa resiko yang timbul karena bebrapa kesalahan. Contohnya
sering dijumpai pada sebuah industri terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tersebut
disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak menajemen perusahaan. Kecelakaan
yang disebabkan oleh pihak pekerja sendiri, karena pekerja tidak hati-hati atau mereka tidak
mengindahkan peraturan kerja yang telah dibuat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor
penyebab yang ditimbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat-alat
keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum
dapat dilakukan adalah mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi akibat cara kerja yang salah.
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan
pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan system serta lingkungan
tambahan(fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan
kerja,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi
sistem manusia-mesin.
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
5. Sosiologi
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7. Desain, dll
C. Manfaat Ergonomi
5. Produktivitas membaik.
D. Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik
pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
2. Treathment
Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela
3. Follow up
Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri
negeri. Ada beberapa prinsip dasar dalam melakukan program ergonomi yaitu :
1. Sebagai upaya proaktif untuk pencegahan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan.
2. Pelaksanaannya didasarkan pada hasil ilmu pengetahuan dan hasil penelitian yang terbaik
5. Program yang dilaksanakan harus terjangkau dan sesuai kekuatan sumberdaya yang dimiliki
6. Program yang dilaksanakan harus jelas, singkat dan sederhana. (OSHA, 2004)
1. Membangun komitmen dari manajemen ( ini sangat diperlukan dalam setiap penerapan
program, karena sistem yang baik harus ditunjang oleh dukungan dari top management).
3. Membentuk working group yang bertanggung jawab untuk penerapan program ini ( team
lingkungan kerja yang sudah ada agar lebih ergonomis, sehat dan aman.
2. Pendekatan Pro Aktif yaitu perancangan program dilakukan untuk membuat kondisi
lingkungan kerja yang baru agar lebih ergonomis, sehat dan aman.
2.4 Pengembangan Penerapan Ergonomi
1. Pengorganisasian kerja
- Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari.
Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk
ke depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling
nyaman.
- Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus
dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi
- Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn
- Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila
hanya satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin sering-sering adalah penyebab kerja
otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-syarat bangku kerja yang benar
- Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan mudah dengan
jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil ukuran benda, makin dekat jarak
- Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus ditempatkan
sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-gerakan yang paling sering
siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-topangan tersebut harus diberi
3. Sikap kerja
- Tempat dudukTempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang
- Meja kerja
Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh
- Luas pandangan
Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata
adalah 0-30° vertical kebawah, dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke kiri
4. Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
6. Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
sebagai berikkut :
1. Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.
3. Keterampilan bekerja
Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu:
1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot
Penerapan :
2. Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan
5. Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum
6. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat
grafitas tubuh.
1. Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong,
2. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
4. Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
5. Kebisingan
- Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom
- Efek psikologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme
melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
Penerapan Ergonomi akan dapat berjalan dengan baik apabila semua berpartisipasi aktif dari
karyawan pada semua level di tempat kerjanya untuk meningkatkan kondisi lingkungan
kerjanya. (Norman dan Wells, 1998). Sukapto (2008) menyatakan partisispatori ergonomi
memiliki 4 elemen pokok yang saling berinteraksi yang terdiri dari karyawan, pengelola
perusahaan, pengetahuan dan metode ergonomi dan konsep disain pekerjaan. Pentingnya
melibatkan karyawan pada semua level untuk mencapai kesuksesan dalam intervensi ergonomi
adalah 1.Karyawan adalah orang yang paling tahu terhadap pekerjaannya 2.Karyawan akan
tahu solusi ergonomi yang paling tepat untuk dirinya agar semakin nyaman dalam bekerja
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3
di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan
keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih
mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik
masyarakat industry maupun tradisional agar ergonomic diterapkan secara luas. Program
adalah khusus
3. Standarisasi dalam ergonomi atas dasar data-data yang diperoleh dari evalusi dan
perbaikan
Kegiatan-kegitan tersebut ditingkatkan dari tahun ketahun secara bertahap dalam program
jangka pendek dan jangka menengah.Dengan terciptanya program ini bagian terpenting
program jangka pendek telah terselesaikan. Setelah program jangka menengah dilalui,
pembudayaan ergonomic lebih lanjut dapat diselenggarakan antara lain melalui pendidikan
masyarakat dan pendidikan formal. Bagi pengembangan ergonomic, penelitian memegang
peranan penting. Untu pelaksanaannya, perlu kerja sama interdisipliner antar lembaga-lembaga
5.2 Saran
manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk
mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang
disebabkan kesalahan manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin.
Mesin tidak seharusnya mengatur manusia, untuk itu bebanilah manusia (operator/pekerja)
2. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis dari
segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia
http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
http://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi di-tempat-kerja/
http://atin-kuliahku.blogspot.com/2012/05/makalah-masalah-ergonomi-di-tempat.html
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1129-sonnym
https://hakiiem.wordpress.com/2009/04/24/penerapan-ergonomi-untuk-meningkatkan-
kualitas-sumber-daya-manusia-dan-produktivitas/