Anda di halaman 1dari 63

Kelompok II

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan,
kelansungan dan kemandirian pembangunan, termasuk pembangunan di
bidang kesehatan. Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan di
wujudkan antara lain dengan menjalankan cara hidup sehat, penyelenggara
berbagai upaya atau pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan
kesehatan.
Pembengunan kesehatan kesehatan kedepan diarahkan pada
peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin.
Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit
menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan
lingkungan, gizi, prilaku dan kewaspadaan dini.
Pembangunan kesehatan harus di imbangi dengan intervensi prilaku
yang memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melalukan
hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development). Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat
harus di bekali dengan pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat. Oleh sebab
itu promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara integral dengan
berbagai aktivitas pembangunan kesehatan.
B. Keadaan Geografis
Puskesmas Lendang nangka terletak di kecamatan Masbagek
kabupaten Lombok timur dengan luas wilayah kerja 6,62 Kha yang terbagi
dalam 3 RT Sebanyak .
Setelah pengumpulan data, maka data tersebut ditabulasi dalam bentuk
tabel. Pengolahan data mencakup analisa masalah kesehatan yang ada di
masyarakat dusun gimse desa lendang nagka utara kecamatan masbagek
Hasil pendataan diperoleh jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 200 dan

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 1


Kelompok II

jumlah warga sebanyak….orang. Adapun hasil tabulasi disajikan dalam


bentuk tabel dan diagram sebagai berikut:
Tabel
Jumlah warga di dusun gimse
di wilayah kerja Puskesmas Lendang Nangka Tahun 2017
Umur F %
<5 Tahun 24 10.9
5-12 Tahun 32 14.5
13-18 Tahun 20 9.0
19-44 Tahun 98 44.3
45-59 Tahun 34 15.4
>60 Tahun 13 5.9
Total 221 100.0
Sumber : Data Primer, 2014
Adapun letak atau batas-batas wilayah kerja puskesmas Tamangapa sebagai
berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Manggala
 Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Kab.Gowa,Somba Opu.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Kab.Gowa, Somba Opu
 Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Bangkala
Wilayah yang dijadikan sebagai lokasi praktek keperawatan
komunitas adalah salah satu wilayah kerja dari puskesmas Tamangapa yaitu
RW 05 RT 02 Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala, Kota
Makassar.
RT 02 Merupakan wilayah pemukiman yang bisa dikatakan
kepadatan penduduknya sangat tinggi. Pemanfaatan potensi lahan yang
dulunya adalah kawasan rawa-rawa yang menjadi daerah serapan air di
alihkan fungsinya menjadi tempat-tempat pemukiman sementara atau
darurat. Hal ini di karenakan karena pengaruh urbanisasi yang cukup besar
apalagi daerah RT 02 merupakan tempat yang sangat strategis untuk di
jadikan tempat pemukiman karena akses ke segala bidang termasuk
pendidikan dan kesehatan sangat mudah. Namun karena penataan dalam

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 2


Kelompok II

pembangunan tidak teratur dengan baik memberikan dampak yang serius


terhadap kondisi lingkungan yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kesehatan masyarakat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek keperawatan komunitas mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas melalui tahap proses
keperawatan: pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan,
implementasi dan evaluasi keperawatan, dengan fokus klien individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek asuhan keperawatan komunitas di RW 5
RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala , mahasiswa mampu:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi.
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan
kesehatan komunitas.
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan.
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas.
f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.
h. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan
keperawatan komunitas.
D. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 3


Kelompok II

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata


kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Tamangapa guna membantu program kesehatan pada
masyarakat.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktek Keperawatan Komunitas dan Keluarga yang
dilakukan kelompok 9 mahasiswa S1 Keperawatan FIK UIN Alauddin
Makassar selama 2 minggu (16 Juni s/d 28 Juni 2014) berlokasi di RW 5 RT
2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar.
F. Metode Penulisan
Penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan komunitas ini
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi literatur, dengan membaca dan mempelajari buku serta makalah
yang berhubungan dengan keperawatan komunitas.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 4


Kelompok II

2. Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada warga


dan pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
kuesioner/format pengkajian komunitas.
3. Observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap pola prilaku atau
kebiasaan yang terkait dengan kesehatan warga lingkungan RW 5 RT 2
Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar
4. Winshield survey, dengan mengamati secara sekilas keadaan lingkungan
RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan komunitas
ini adalah sebagai berikut :
- Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
metode serta sistematika penulisan laporan hasil praktek komunitas.

- Bab II. Tinjauan Teoritis


Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep teori pelayanan kesehatan
utama, konsep keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan
komunitas.
- Bab III. Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas RW 5 RT 2 Kel.
Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar
Pada bab ini akan diuraikan tentang kegiatan-kegiatan mahasiswa selama
menjalankan proses asuhan keperawatan dimulai dari tahap persiapan,
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi
- Bab IV. Pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan analisa pelaksanaan proses asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa di RW 5 RT 2 Kel.
Tamangapa Kec. Mangala Kota Makassar.
- Bab V. Penutup
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran
- Daftar Pustaka
- Lampiran- lampiran

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 5


Kelompok II

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pelayanan Kesehatan Utama


Pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) merupakan
pendekatan yang praktis untuk melaksanakan asuhan perawatan kesehatan
masyarakat di tingkat individu, keluarga dan masyarakat/komuniti, dalam
bentuk yang dapat diterima dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
dengan melibatkan partisipasi sepenuhnya dari masyarakat dan
operasionalnya di Indonesia dalam bentuk pembangunan kesehatan
masyarakat desa, dengan kegiatan yang nyata yang melibatkan partisipasi
masyarakat melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).
Definisi pelayanan kesehatan utama (PKU) adalah pelayanan
kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis,
ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu
maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya
tentu dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk memelihara

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 6


Kelompok II

setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat hidup mandiri (self


reliance) dan menentukan nasib pribadi (self determination). (Effendy, 1998).
PKU pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan derajat
kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat secara mandiri dalam arti mampu mengenal masalah, faktor-
faktor penghambat dan faktor pendukung yang dimiliki serta mampu
menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi.
tehnik asuhan diri sendiri pada masyarakat. Fungsi dari Pelayanan
Kesehatan Utama adalah pemeliharaan kesehatan, pemecahan diagnosa
penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan pemberian sertifikat.
Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan
tersier. Jadi keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk
menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan
mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar delapan unsur utama
PKU yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah
kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk
KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik,
imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal,
tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat
tradisional dalam masyarakat.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 7


Kelompok II

Prinsip dalam pelaksanaan PKU berorientasi pada distribusi


pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan
teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi
sektoral. Kegiatan dalam PKU meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap
masalah kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta
pengobatannya, imunisasi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi,
pencegahan penyakit menular, pengadaan obat esensial, sanitasi dan
pengadaan air bersih.
Hubungan konsep PKU dan komunitas adalah untuk melaksanakan
kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menjadi
tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyrakat (pimpinan
atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah Sakit tipe A dan B), serta
menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang
melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam
hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam
PKU diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia
tinggal.
B. Konsep Keperawatan Komunitas
Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau
teori keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat,
diantaranya ;
Menurut Chang (1982)perawatan komunitas adalah menyeluruh,
mampu berfungsi sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat, mampu berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.
Sedangkan Ruth B. Freeman (1981) mendefinisikan perawatan
komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri sebagai perorangan maupun

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 8


Kelompok II

secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat,


pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan kesehatan untuk
masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan
kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, praktiknya memerlukan
acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam
kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual model keperawatan
dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari Betty
Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk mengatasi
masalah kesehatan.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget
pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi
yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer
ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya
penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan
dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini,
intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan
kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 9


Kelompok II

sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses


penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya.
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah
sistem terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis,
sosio kultural, perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infra struktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem
pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis
pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk
melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat
mempengaruhi komunitas.
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang
yang membentuk masyarakat (Anderson, 1988). Secara lebih rinci sasaran ini
terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
1. Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan dalam
merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal dan sebab, maka akan
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan
sosial.
Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan asuhan
keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu
(misal : TBC, ibu hamil, dan lain-lain) dengan sasaran dan pusat perhatian
pada masalah dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 10


Kelompok II

d. Menciptakan lingkungan yang sehat.


e. Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.

3. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk
kelompok berisiko atau masyarakt wilayah binaan. Pada tingkat komunitas
asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas
sebagai klien
C. Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan
resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau) dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan) dan
rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan
melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan
keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan
menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan
umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas. Strategi
yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan
kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan
pemerintah.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 11


Kelompok II

Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat


menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara
berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses
keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985) yaitu
terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai-nilai
keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor lingkungan
adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik
dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi dan
rekreasi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data
statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan
aparat pemerintah.
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa untuk
mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat yang
muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah dan
diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri dari :
a. Masalah sehat – sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu
primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama
(partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta
mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian
masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang
untuk membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model
pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan
sosial (social planning), pendekatan social action, namun yang dominan

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 12


Kelompok II

adalah dengan pendekatan locality development yang berarti


mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana
yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)
dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi
masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi
mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya
sendiri.
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada tiga
tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi
sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek
masa sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi
(irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat
proses penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal,
intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan
dengan cara :
1) Aktifitas atau kegiatan program
2) Pembentukkan kelompok kerja kesehatan (POKJAKES)
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program
kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input), pelaksanaan

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 13


Kelompok II

(process), hasil (output). Sedangkan fokus evaluasi pelaksanaan asuhan


keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan
perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan,
fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas.
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan
intervensi

BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 5 RT 2KEL.TAMANGAPA KEC. MANGGALAKOTA MAKASSAR

A. Hasil Tabulasi Data


Setelah pengumpulan data, maka data tersebut ditabulasi dalam bentuk tabel.

Pengolahan data mencakup analisa masalah kesehatan yang ada di masyarakat di

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 14


Kelompok II

RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar.Hasil pendataan

diperoleh jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 67 dan jumlah warga sebanyak

221orang. Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk tabel dan diagram sebagai

berikut:

Tabel 1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur
DiRW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=221)

Umur F %
<5 Tahun 24 10.9
5-12 Tahun 32 14.5
13-18 Tahun 20 9.0
19-44 Tahun 98 44.3
45-59 Tahun 34 15.4
>60 Tahun 13 5.9
Total 221 100.0
Sumber : Data Primer, 2014
Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan umur yang
terbanyak antara 19-44 tahun sebanyak 44,3%

Diagram1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=221)

Laki-laki Perempuan

48%
52%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan jumlah penduduk yang terbanyak adalah dengan
jenis kelamin laki-laki sebanyak 52%.

Tabel 2

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 15


Kelompok II

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Di RW 5 RT 2Kel.Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=221)

Pekerjaan F %
Buruh 13 5.9
IRT 42 19.0
Karyawan 14 6.3
Pelajar/Mahasiswa 52 23.5
Petani 18 8.1
PNS 3 1.4
Wiraswasta 27 12.2
Lain-lain 49 22.2
POLRI 3 1.4
Total 221 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan pekerjaan penduduk berdasarkan pekerjaan
kepala keluarga yang terbanyak adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 23,5%

Tabel 3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamanggapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=221)

Tingkat Pendidikan F %
SD 77 34.8
SMP 53 24.0
SMA/SMK 68 30.8
D3 5 2.3
S1 7 3.2
Tidak ada 11 5.0
Total 221 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
yang terbanyak adalah SD sebanyak 34,8%.

Diagram 2
Distribusi BerdasarkanSuku

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 16


Kelompok II

Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014


(n=221)

Bugis Makassar

7%

93%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan suku terbanyak adalah suku Makassar sebanyak
93%.

Diagram 3
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Status Kepemilikan Rumah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=67)

milik pribadi asrama kontrak


2% 4%

94%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan status kepemilikan rumah terbanyak adalah
milik pribadi sebanyak 94%.

Diagram 4
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Jenis Rumah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 17


Kelompok II

permanen semipermanen panggung/kayu


13%
12%

75%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukkan jenis rumah terbanyak adalah rumah permanen
sebanyak 75%.

Tabel 4
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Jenis Lantai
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)
Jenis Lantai f %
tanah 6 9.0
tegel/keramik 45 67.2
plester 4 6.0
papan 12 17.9
Total 67 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukkan jenis lantai terbanyak adalah tegel/keramik
sebanyak 67.2%.

Tabel 5
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Dinding Rumah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)
Dinding Rumah f %
tembok penuh 50 74.6
papankayu 12 17.9
bilik 2 3.0
1/2 tembok 3 4.5
Total 67 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukkan dinding rumah terbanyak adalah tembok penuh
sebanyak 74.6%.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 18


Kelompok II

Diagram 5
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan adanya Ventilasi
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

ya tidak 3.00
2%1%

97%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa 97% rumah penduduk sudah memiliki
ventilasi.

Diagram6
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Keadaan Jendela
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

ya kadang-kadang tidak
1%
24%

75%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa 75% rumah penduduk jendelanya
dibuka

Diagram7
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan cahaya Matahari Masuk Rumah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 19


Kelompok II

ya tidak
3%

97%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa 97% rumah, cahaya matahari masuk

Diagram 8
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Kebersihan dalam Rumah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

bersih tidakbersih

19%

81%

Sumber: Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukkan kebersihan dalam rumah penduduk dalam kondisi
bersih sebanyak 81%.

Diagram 9
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Kebersihan Halaman Rumah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 20


Kelompok II

bersih tidakbersih

19%

81%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa halaman rumah dalam keadaan bersih
sebesar 81%

Diagram 10
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Pemanfaatan Halaman Rumah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

tidak dimanfaatkan untuk kandang ternak


untuk perkebunan

12% 4%

84%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan halaman yang tidak dimanfaatkan sebesar 84%

Tabel 5
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Vektor
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

Vektor F %
lalat 32 47.8
nyamuk 22 32.8
kucing 4 6.0
ayam 6 9.0
lain-lain 3 4.5
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa Vektor terbanyak adalah lalat sebanyak
47.8 %.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 21


Kelompok II

Tabel6
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Sumber air Minum
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

Sumber Air Minum F %


sumur pompa 4 6.0
sumur gali 13 19.4
PAM 48 71.6
lain-lain 2 3.0
Total 67 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan sumber air minum yang digunakan adalah PAM
sebanyak 71.6%.

Diagram11
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Cara Pengolahan Air Minum
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

ya tidak

25%

75%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa cara pengolahan air minum dengan cara
dimasak sebanyak 75%.

Diagram 12
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Jarak Sumber Air Dengan
Penampungan Akhir Kotoran
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 22


Kelompok II

<10m >10m

24%

76%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan jarak sumber air dengan penampungan akhir
kotoran yang < 10 sebanyak 24% dan >10 sebanyak 76%.

Diagram 13
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Sumber Air Untuk Mandi dan
Mencuci
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

sumur pompa sumur gali PAM

17%
43%

40%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sumber air untuk mandi dan mencuci
kebanyakan menggunakan air dari PAM sebesar 43 %

Diagram 14
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Tempat Penampungan Air
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

tertutup terbuka

33%

67%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan rumah yang mempunyai
tempat penampungan air terbuka sebesar 67%.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 23


Kelompok II

Diagram 15
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Keadaan Gentong/Bak Mandi
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67

berlumut tidak berlumut tidak ada jenti nyamuk


5%
43%
52%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa gentong/bak air yang berlumut adalah
5%, keadaan gentong /bak air yang memiliki jentik nyamuk tidak berlumut adalah
52% dan tidak ada jentik nyamuk adalah 43%.

Diagram 16
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Frekuensi Menbersihkan
Penampungan Air
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

1 minggu 2 minggu 3 minggu


15%
9%

76%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa frekuensi membersihkan penampungan air
tersering yang dilakukan oleh warga adalah 1 minggu sebesar 76%.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 24


Kelompok II

Diagram 17
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Keadaan Tempat Penampungan
Sampah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

banyak lalat bau busuk terpelihara

24%

1%
75%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebesar 75% tempat penampungan
sampah terpelihara.

Diagram 18
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Polusi Udara
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

ya tidak

21%

79%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa 79% warga merasakan tidak ada polusi
udara.

Diagram 19
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Sumber Polusi
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=17)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 25


Kelompok II

TPA

100%
Sumber : Data Primer, 2014
Interpretasi:
Data menunjukan bahwa 100% polusi udara bersumber TPA.

Diagram 20
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Kebiasaan Membuang Barang
Bekas
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

di buang di tempat penampungan


sampah

100%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data menujukan bahwa 100 % warga membuang barang bekas dengan caradibuang
di tempat penampungan sampah.

Diagram 21
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Ada Tidaknya Jamban
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

ya

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa 100% warga sudah memiliki jamban.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 26


Kelompok II

Diagram 21
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Jenis Jamban
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

leher angsa

100%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa 100% warga menggunakan jamban leher
angsa.

Diagram 22
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Kondisi Jamban
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

terpelihara tidakterpelihara
4%

96%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data yang diperoleh menunjukan bahwa 96% kondisi jamban terpelihara.

Diagram 23
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 27


Kelompok II

milik sendiri milik bersama menumpang


10% 3%

87%

Sumber : Data Primer, 2014

Inerpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 87 % memiliki jamban sendiri.

Diagram 24
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Tempat Pembuangan Air Limbah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

selokan

100%

Sumber data primer 2014


Interpretasi :
Data diperoleh menunjukkan100% warga membuang air limbah di selokan.

Tabel 7
Distribusi Penghasil Rata-Rata KeluargaPer Bulan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

Penghasilan Rata- F %
Rata
< Rp. 200.000 1 1.5
Rp. 200.000 - 3 4.5
Rp.300.000
Rp. 300.000 - Rp. 15 22.4
500.000
> Rp. 500.000 48 71.6
Total 67 100.0
Sumber data primer 2014

Interpretasi :

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 28


Kelompok II

Data diperoleh menunjukkan sebanyak71% warga mempunyai penghasilan


>Rp.500.000/bulan.

Diagram 25
Distribusi Kepala Keluarga berdasarkan Alokasi Biaya Kesehatan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

ya tidak

36%
64%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi:
Data diperoleh menunjukkan 64 % masyarakat tidak punyaalokasikan dana untuk
kesehatan.

Diagram 26
Distribusi Sarana Ekonomi
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

pasar

100%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 100% menjadikan pasar sebagai sarana
ekonomi terdekat.
Diagram 27
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Sarana Transportasi Umum
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 29


Kelompok II

ya

100%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sarana transportasi umum adalah pete-pete
sebesar 100%.

Diagram 28
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Keadaan Jalan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

dapat dilewati mobil sepanjang musim


dapat dilewati hanya sepeda motor

24%

76%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa keadaan jalan yang dapat dilewati mobil
sepanjang musim sebesar 76%

Tabel 8
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Transportasi Ke Puskesmas
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)
Transportasi F %
jalan kaki 30 44.8
naik sepeda 5 7.5
naik motor 30 44.8
naik mobil 2 3.0
Total 67 100.0
Sumber : Data Primer, 2014
Interpretasi :

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 30


Kelompok II

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa penduduk ke Puskesmas jalan kaki sebesar
44.8 % dan naik motor sebesar 44.8%.

Diagram 29
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Keamanan Di Wilayah
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

ya

100%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa keamanan wilayah aman sebesar
100%

Tabel 9
Distribusi Sarana Pendidikan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014 (n=6)

Sarana Pendidikan F %
TK 1 16.7
SD 3 50
SMP/MTS 1 16.7
SMU 1 16.7
Total 6 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi sarana pendidikan terbesar
adalah SD sebanyak 50%

Diagram30
Distribusi Rumah Penduduk berdasarkan Keadaan Informasi tentang
Kesehatan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=67)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 31


Kelompok II

TIDAK
3%

97%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa warga yang mendapat informasi kesehatan
sebesar 97%.

Tabel 10
Distribusi Rumah Berdasarkan tempat Mendapat Informasi Tentang
Kesehatan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=67)

Tempat Mendapat F %
Informasi Tentang
Kesehatan
koran/majalah 13 19.4
televisi 2 3.0
papan pengumuman 2 3.0
RW/ desa
penyuluhan 48 71.6
puskesmas/posyandu
lain-lain 2 3.0
Total 67 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa warga yang mendapat informasi kesehatan
dari penyuluhan puskesmas/posyandu adalah sebesar 97%.

Tabel 11
Distribusi Rumah Berdasarkan Tempat Pemeriksaan Kesehatan
Di RW 5 RT 2 Kel.Tamngapa Kec. Manggala Kota Makassar2014 (n=67)

Tempat Mendapat F %
Informasi Tentang
Kesehatan
puskesmas 55 82.1
rumah sakit 7 10.4
dokter praktek 3 4.5
posyandu 2 3.0
Total 67 100.0

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 32


Kelompok II

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tempat pemeriksaan kesehatan terbanyak
adalah di puskesmas sebesar 82.1 %.

Diagram 31
Distribusi Rumah Berdasarkan Anggapan Tentang Petugas Kesehatan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=67)

baik kurang baik


6%

94%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa anggapan masyarakat tentang petugas
kesehatan adalah baik sebesar 94 %

Diagram 32
Distribusi Rumah Berdasarkan Perlu Tidaknya Mendapat Penyuluhan
Kesehatan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=67)

Ya ya, secara individu ya, secara kelompok

42%
48%

10%

Sumber : Data Primer, 2014

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 33


Kelompok II

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa masayarakat perlu penyuluhan kesehatan
secara kelompok sebesar 48 %

Tabel 12
Distribusi Rumah Berdasarkan Pernah Tidaknya dikunjungi Petugas
Kesehatan Puskesmas
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=67)

Pernah Dikunjungi f %
Petugas Kesehatan
ya,<1 bulan sekali 14 20.9
ya, 1 bulan sekali 15 22.4
ya, jika di panggil 22 32.8
tidak pernah 16 23.9
Total 67 100.0
Sumber : Data Primer, 2014
Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa masyarakat tidak pernah dikunjungi
petugas kesehatan jika dipanggil sebesar 32 %.

Diagram 33
Distribusi Rumah Berdasarkan Alat Komunikasi Yang Digunakan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=67)
telepon koran/majalah papan pengumuman dusun/desa
3% 3%

94%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa alat komunikasi yang digunakan terbanyak
adalah telepon sebesar 94 %

Diagram 34
Distribusi Rumah Berdasarkan Kepemilikan KMS
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 34


Kelompok II

Ya tidak
8%

92%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa masyarakat memiliki KMS sebesar 92%

Diagram 35
Distribusi Rumah Berdasarkan Keadaan Grafik KMS
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)
Meningkat setiap bulan datar setiap bulan lain-lain
8%
9%

83%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa grafik KMS adalah meningkat setiap
bulan sebesar 83%.

Diagram 36
Distribusi Bayi/ Balita Berdasarkan Pemberian ASI
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)

ya tidak

33%

67%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa bayi mendapat ASI sebesar 67 %

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 35


Kelompok II

Diagram 37
Distribusi Rumah Berdasarkan Frekuensi Makan Bayi
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)

1 kali 3 kali 4 kali

17% 8%

75%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwafrekwensi makan bayi adalah 3 kali sehari
sebesar 75 %.

Tabel 13
Distribusi Rumah Berdasarkan Jenis Makanan Tambahan Bayi dan Balita
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni
2014 (n=12)
Jenis Makanan F %
Tambahan
makanan pokok saja 4 33.3
makanan 4 33.3
pokok+protein+sayu
r/buah
makanan 3 25.0
pokok+protein
hewani/nabati
lengkap semua 1 8.3
sumber energi
total 12 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jenis makanan bayi dan balita adalah
makanan pokok saja sebesar 33 % dan juga makanan pokok+protein+sayur/buah
sebesar 33%.

Diagram 38
Distribusi Rumah Berdasarkan Pengolahan Bahan Makanan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 36


Kelompok II

membeli masak sendiri makanan siap saji seperti bubur sereal, susu dll.
8%
42%

50%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa50 % pengolahan bahan menggunakan
makananadalah masak sendiri.

Diagram 39
Distribusi Rumah Berdasarkan Penyakit Yang Sering diderita Bayi/Balita
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014 (n=7)

batuk-batuk demam

43%
57%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 57 % penyakit yang sering diderita bayi
dan balita adalah demam.

Diagram 40
Distribusi Rumah Berdasarkan Penimbangan Bayi Per Bulan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)

ya tidak
17%

83%

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 37


Kelompok II

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa bayi ditimbang sebesar 83 %.

Diagram 41
Distribusi Rumah Berdasarkan Pemberian Vitamin A
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)

YA TIDAK

25%

75%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa bayi mendapatkan pemberian Vitamin A
sebesar 75 %.

Diagram 42
Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi Dasar
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=12)
lengkap Tidak lengkap

50%
50%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa bayi yang mendapat imunisasi dasar dan
tidak mendapat imunisasi dasar sebesar 50 %.

Diagram 43
Distribusi Rumah Berdasarkan Kesulitan Makan Pada Anak dan Remaja
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=32)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 38


Kelompok II

ya tidak

44%

56%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 56% kesulitan makan.

Diagram 44
Distribusi Rumah Berdasarkan penyebab Kesulitan Makan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=18)
malas makan banyak bermain lain-lain

22%
33%

45%

Sumber : Data Primer, 2014

interpretasi
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kesulitan makan disebabkan karena malas
makan dan banyak bermain sebesar 45%.

Diagram 45
Distribusi Anak Berdasarkan KepemilikanJadwal Kegiatan Sehari-hari
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=32)

ya tidak

37%

63%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 39


Kelompok II

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa anak yang tidak memiliki jadwal kegiatan
sehari-hari sebesar 63%.

Diagram 46
Distribusi Remaja Berdasarkan Masalah Remaja
Di RW 5 RT 2 Kel.Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=13)

kesulitan belajar kurang percaya diri lain-lain

23%
54%
23%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kesulitan belajar merupakan masalah
remaja yang paling banyak dialami sebesar 54%.

Tabel 14
Distribusi Remaja Berdasarkan Penyelesaian Masalah Remaja
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=13)
Penyelesaian Masalah F %

bercerita pada teman 5 38.5


bercerita pada orang tua 1 7.7
mengurung diri 2 15.4
bercerita pada saudara 1 7.7
lain-lain 4 30.8
Total 13 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa penyelesaian masalah terbanyak dengan
bercerita pada teman sebesar 38%.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 40


Kelompok II

Diagram 47
Distribusi Remaja Berdasarkan Kegiatan Pada Waktu Luang
Di RW 5 RT 2 Kel.Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni 2014
(n=32)

membantu orang tua berolahraga lain-lain

23% 46%

31%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kegiatan yang paling banyak dilakukan
pada waktu luang adalah membantu orang tua sebesar 46%.

Diagram 48
Distribusi ibu menyusui berdasarkan sering tidaknya Membersihkan Putting
susu
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014 (n=6)

ya tidak

100%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 100% ibu menyusui membersihkan putting
susu.

Diagram 49
Distribusi Ibu Menyusui Berdasarkan Pernah tidaknya mendapat Pendidikan
kesehatan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014 (n=6)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 41


Kelompok II

ya

100%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 100% ibu menyusui mendapatkan
pendidikan kesehatan.

Diagram 50
Distribusi Ibu Menyusui Berdasarkan Jenis pendidikan Kesehatan yang
didapatkan
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014 (n=6)

makanan buteki ASI


17%

83%

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 83% ibu menyusui mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang ASI dan 17% Tentang makanan buteki.

Tabel 15
Distribusi Anggota Keluarga Dengan Keluhan Penyakit 1 Tahun Desember
2014 (n=38)

Penyakit 1 Tahun F %
Terakhir
demam 26 29.9
ISPA 20 23.0
Asma 2 2.3
Sakit Kepala 13 14.9
Diare 9 10.3
Rematik 2 2.3
Tonsilitis 1 1.1
Apendiks 1 1.1
Hipertensi 2 2.3

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 42


Kelompok II

Gastritis 4 4.6
Sakit Gigi 2 2.3
Diabetes Melitus 1 1.1
Gatal-gatal 4 4.6
Total 38 100,0
Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 29.9% yang menderita demam dalam 1
tahun terakhir.

Diagram 51
Distribusi Lansia Berdasarkan Usia Lansia
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=26)

55-59 tahun 60-69 tahun lebih dari 70 tahun

19%
39%

42%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 42% lansia yang berumur antara 60-69
tahun.

Diagram 52
Distribusi Lansia Berdasarkan Pengobatan Yang dilakukan Lansia
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=26)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 43


Kelompok II

berobat ke sarana yankes


berobat ke praktik tenaga kesehatan
diobati atau diatasi sendiri

11% 4%

85%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 85% lansia yang berobat ke sarana layanan
kesehatan.

Tabel 16
Distribusi Lansia Berdasarkan kegiatan Lansia Sehari-hari
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=26)

Kegiatan Sehari-hari F %
pengajian atau 6 23.1
keagamaan
Berkebun 10 38.5
memelihara hewan 7 26.9
menonton TV 3 11.5
Total 26 100.0

Sumber : Data Primer, 2014


Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berkebun lebih banyak dilakukan lansia
untuk mengisi hari-hari sebesar 38.5%.

Diagram 53
Distribusi Lansia Berdasarkan bentuk Bantuan yang Dibutuhkan Lansia
Di RW 5 RT 2 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar Juni2014
(n=26)

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 44


Kelompok II

dana sehat pelayanan kesehatan penyuluhan kesehatan


4% 11%

85%

Sumber : Data Primer, 2014

Interpretasi :
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 85% lansia membutuhkan pelayanan
kesehatan yang baik.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 45


Kelompok II

Analisa Data
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DATA MASALAH KESEHATAN
KOMUNITAS
1 Jumlah KK dari 67 KK yang belum memenuhi standar kesehatan di RW 5 RT 2 Masalah kesehatan lingkungan Ketidakefektifan koping komunitas
Kel.Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar ditandai dengan :
a. 19% halamanrumahtidakbersih
b. 19 % keadaan dalam rumah tidak bersih.
c. 42,8% keberadaan vektor lalat dan 32,8% nyamuk yang membahayakan di
lingkungan tempat tinggal masyarakat, dan warga memelihara hewan lain yaitu
ayam dan kucing.
d. 25% air tidak direbus
e. 67 % tempat penampungan air terbuka
f. 24% jarak sumber air dengan penampungan akhir kotaran <10 m
g. 5% keadaan gentong/bak mandi warga berlumut
h. 21% merasakan adanya polusi udara
i. 100% warga membuang air limbah ke dalam selokan, dengan kata lain rata-rata
warga belum memiliki tempat pembuangan limbah
j. 4% jamban warga tidak terpelihara
2 Kurangnya pemahaman masyarakat tentang Kesehatan Ibu dan Anak, ditandai dengan : Masalah kesehatan Ibu dan Anak
a. 8% balita tidak memiliki kartu KMS
b. 33% bayi dan balita tidak diberi ASI

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 46


Kelompok II

c. Frekuensi penyakit tersering (batuk 43%, demam 57 %)


d. 33 % bayi hanya mendapatkan makanan tambahan berupa makanan poko saja
dan tidak ada satupun bayi/balita yang mendapatkan makanan tambahan dari
semua sumber gizi
e. 42 % bayi mendapat makanan siap saji
3 Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan lansia, ditandai dengan : Masalah kesehatan Usia Lanjut
a. Distribusi lansia dalam keluarga sebanyak 26 orang
b. 4% lansia mengatasi penyakitnya sendiri
c. Bentuk bantuan yang dibutuhkan lansia
 11 % dana sehat
 85% pelayanan kesehatan
 4% penyuluhan kesehatan
4 Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan remaja, ditandai dengan : Masalah kesehatan remaja
a. 44% anak/ remaja kesulitan makan yang disebabkan oleh 33% karena malas
makan. 45 % karena banyak bermain, 22% lain-lain.
b. Masalah yang sering dialami remaja diantaranya 54% kesulitan belajar dan
23 % kurang percaya diri, 23% lain-lain.
c. Tidak terdapatnya organisasi remaja di masayarakat yang bisa mewadahi remaja
dalam melakukan kegiatan positif terutama untuk konseling kesehatan

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 47


Kelompok II

PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


RW 10 RT 002 KEL.BORONG KEC. MANGGALA KOTA MAKASSAR
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakefektifan Koping Komunitas akan : Intervensi Prioritas NIC :
Komunitas 1. Mengembangkan peningkatan Manajemen Lingkungan Komuntas: memantau dan
komunikasi diantara anggotanya mempengaruhi kondisi fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik
2. Mengimplementasikan strategi yang mempengaruhi kesehatan kelompok serta komunitas
penyelesaian masalah yang efektif Aktivitas Keperawatan
3. Mengembangkan kekohesifan Pada umumnya tindakan keperawatan untuk diagnose ini
kelompok berfokus pada pengkajian factor kausatif, promosi komunikasi
4. Mengekspresikan kekuatan untuk diantara anggota komunitas dan kelompok, bantuan untuk
mengelola perubahan dan menigkatkan menyelesaikan masalah dan pemberian informasi mengenai
fungsi komunitas sumber- sumber.
1. Pengkajian
 Kaji penyebab atau faktor risiko yang mempengaruhi
kemampuan komunitas untuk beradaptasi atau melakukan
koping secara fektif (misalnya kurang informasi tentang
sumber yang tersedia)
 Mulai skrining resiko kesehatan dari lingkungan, pantau
status risiko kesehatan yang sudah diketahui
2. Penyuluhan
 Bantu untuk mengidentifikasi sumber-sumber atau

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 48


Kelompok II

dukungan yang tersedia (misalnya bantuan darurat dari


palang merah
 Selenggrakan program pendidikan untuk kelompok
resiko (misalnya remaja dan ibu hamil):
 Berikan penyuluhan kesehatan tentang PHBS
 Lakukan kerja bakti missal sekali semiggu
dikeluruhan Borrong.
 Berikan Penyuluhan Kesehatan kepada ibu
tentang nutrisi bagi anak
 Berikan penyuluhan kesehatan tentang tumbuh
kembang remaja
3. Aktivitas Kaloboratif
 Koordinasi pelayanan untuk kelompok beresiko tinggi
dan komunitas
 Kaloborasi dengan pemerintah untuk pengadaan
sumber air bersih
 Kaloborasi dengan petugas kesehatan untuk
memantau masalah kesehatan lansia
 Kaloborasi dengan petugas kesehatan untuk
selalu memberikan informasi kesehatan dan
memantau status kesehatan masyarakat.
4. Aktivitas Lain

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 49


Kelompok II

 Bantu anggota komunitas untuk menyadari konflik yang


menghalangi mereka sehingga dapat bekerjasama
(misalnya marah dan tidak percaya diri)
 Tentukan cara mendesimasikan informasi untuk
komunitas (pamflet dan video penyuluhan)
 Anjurkan kepada warga untuk berpartisipasi secara aktif
dalam keamanan komunitas.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 50


Kelompok II

FORMAT PRIORITAS MASALAH


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K L Total Prioritas

Masalah Kesehatan Lingkungan 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 49 IV

Masalah Kesehatan Ibu & Anak 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 38 II

Masalah Usia Lanjut 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 I

Masalah Kesehatan Remaja 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40 III

Keterangan :
Skoring A = Sesuai dengan peran perawat G = Sesuai dengan program
5 : Sangat tinggi komunitas pemerintah
4 : Tinggi B = Jumlah yang berisiko H = Sumber daya tempat
3 : Cukup C = Besarnya risiko I = Sumber daya waktu
2 : Rendah D = Kemungkinan untuk pendidikan J = Sumber daya dana
1 : Sangat rendah kesehatan K = Sumber daya fasilitas
E = Minat masyarakat L = Sumber daya orang

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 51


Kelompok II

F = Kemungkinan untuk diatasi

PLAN OF ACTION (POA)

No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Sumber Penanggun


Dana gJawab
1 Jumlah KK dari 67 KK yang belum Tupan : 1.Penyuluhan PHBS Masjid Masyarakat Swadaya
memenuhi standar kesehatan di RW 5 Setelah dilakukan intervensi Rumah Tangga, dengan Rahmatull RW 5 Kel. Mahasis
RT 2 Kel.Tamangapa Kec. Manggala keperawatan diharapkan indikator: ah Tamangapa wa
masyarakat akan terhindar dari  Menggunakan air .
Kota Makassar ditandai dengan :
penyakit yang disebabkan oleh bersih
 19% halamanrumahtidakbersih Dusun yang kurang bersih.  Mencuci tangan
 19 % keadaan dalam rumah tidak Tupen : dengan air bersih
bersih. a. Meningkatnya pengetahuan dan sabun
 42,8% keberadaan vektor lalat masyarakat mengenai  Menggunakan
dan 32,8% nyamuk yang kesehatan lingkungan jamban sehat
sehingga terhindar dari  Memberantas jentik
membahayakan di lingkungan
penyakit yang disebabkan di rumah sekali
tempat tinggal masyarakat, dan oleh lingkungan yang seminggu
warga memelihara hewan lain kurang sehat  Tidak merokok di
yaitu ayam dan kucing. b. Meningkatan kesadaran dalam rumah
 25% air tidak direbus masyarakat akan pentingnya
 67 % tempat penampungan air dusun yang bersih
c. Meningkatkan peran serta
terbuka
masyarakat melalui kader
 24% jarak sumber air dengan kesehatan
penampungan akhir kotaran <10 d. Menciptakan lingkungan
m yang sehat
 5% keadaan gentong/bak mandi

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 52


Kelompok II

warga berlumut
 21% merasakan adanya polusi
udara
 100% warga membuang air
limbah ke dalam selokan, dengan
kata lain rata-rata warga belum
memiliki tempat pembuangan
limbah.
2 Kurangnya pemahaman masyarakat Tupan : 1. Penyuluhan PHBS Swadaya
tentang Kesehatan Ibu dan Anak, Setelah dilakukan intervensi/ Rumah Tangga, dengan Mahasis
ditandai dengan : tindakan keperawatan indikator: wa
diharapkan ibu dan anak  Persalinan ditolong
 8% balita tidak memiliki kartu
mendapatkan kesehatan yang oleh tenaga kesehatan
KMS optimal dan terhindar dari  Member ASI eksklusif
 33% bayi dan balita tidak diberi penyakit baik bagi ibu dan  Menimbang balita
ASI anak. setiap bulan
 Frekuensi penyakit tersering  Makan buah dan sayur
(batuk 43%, demam 57 %) Tupen : setiap hari
a. Meningkatnya pengetahuan
 33 % bayi hanya mendapatkan
masyarakat tentang
makanan tambahan berupa kesehatan ibu dan
makanan poko saja dan tidak ada anak/balita dan penyakit-
satupun bayi/balita yang penyakit yang terjadi pada
mendapatkan makanan tambahan balita (batuk, diare, dan
dari semua sumber gizi42 % bayi demam), serta penyakit
mendapat makanan siap saji yang diderita jika anak tidak
mendapatkan imunisasi
dasar
b. Meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang KB, gizi
ibu hamil, dan perawatan
ibu menyusui

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 53


Kelompok II

c. Meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk
memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan
d. Tersedianya sarana untuk
pelaksanaan posyandu

3 Kurangnya pemahaman masyarakat Tupan : Warga


tentang kesehatan lansia, ditandai Setelah dilakukan a. Senam lansia masyarakat
dengan : intervensi/tindakan RW 5 Kel.
keperawatan diharapkan lansia Tamangapa
 Distribusi lansia dalam keluarga
terhindar dari penyakit dan (khusus
sebanyak 26 orang masalah lain akibat penurunan Lansia)
 4% lansia mengatasi penyakitnya fungsi tubuh
sendiri Tupen : b. Kolaborasi dengan Warga
 Bentuk bantuan yang dibutuhkan a. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan masyarakat
lansia masyarakat tentang untuk memantau Kel.
kesehatan lansia masalah kesehatan Borrong
 11 % dana sehat b. Meningkatkan pengetahuan lansia (khusus
 85% pelayanan kesehatan lansia tentang kondisi lansia).
 4% penyuluhan kesehatan kesehatan yg menyertai c. Penyuluhan PHBS
proses penuaan Rumah Tangga,
c. Meningkatkan kesadaran dengan indikator:
masyarakat tentang  Melakukan
pemanfaatan sarana aktivitas fisik
kesehatan untuk lansia setiap hari
4 Kurangnya pemahaman masyarakat Tupan :
tentang kesehatan remaja, ditandai Setelah dilakukan intervensi
dengan : keperawatan, tidak terjadi
 44% anak/ remaja kesulitan perilaku yang menyimpang
makan yang disebabkan oleh pada remaja khususnya di
33% karena malas makan. 45 kel. Tamangpa RT 5 RW 2
% karena banyak bermain, Tupen :

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 54


Kelompok II

22% lain-lain. a. Untuk meningkatkan taraf


 Masalah yang sering dialami hidup yang berkualitas
remaja diantaranya 54% sebagai generasi penerus
kesulitan belajar dan 23 % bangsa yang handal.
kurang percaya diri, 23% lain- b. Untuk meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan
lain. remaja akan pentingnya
 Tidak terdapatnya organisasi menjaga kesehatan.
remaja di masayarakat yang bisa
mewadahi remaja dalam
melakukan kegiatan positif
terutama untuk konseling
kesehatan

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 55


Kelompok II

Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas


RT 5 RW 2 Kel. Tamangapa Kec. Mangala Kota Makassar
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
1 Ketidakefektifan koping 16-18 Juni 2014 1. Mengkaji penyebab atau faktor risiko yang S :
komunitas berhubungan mempengaruhi kemampuan komunitas untuk O : 1. Pertemuan Pokjakes dilakukan satu
dengan kurangnya layanan melakukan koping terhadap masalah yang ada di setelah MMD II tingkat RW dengan
pendukung dalam masyarakat semua anggota Pokjakes
komunitas Hasil: kurangnya pengetahuan akan kesehatan di RT 5 membicarakan tentang setting
RW 2 menyebabkan kesadaran akan peningkatan tempat dan waktu pelaksanaan
kesehatan komunitas juga kurang misalnya kurangnya penyuluhan dan kegiatan
pengetahuan akan kesehatan lingkungan dan kesehatan 2. Warga sangat kooperatif mengikuti
ibu dan anak penyuluhan.
20 Juni 2014 2. Melaksanakan MMD II untuk menentukan program A : Masalah teratasi
yang akan dilakukan di masyarakat sehubungan dengan P : 1. Program yang telah terlaksana
masalah yang di temukan Penyulhan PHBS dan Senam Lansia
Hasil: hasil diskusi dengan masyarakat di rancang serta Pemeriksaan Tekanan Darah
program untuk PHBS rumah tangga 2. Penyegaran pengetahuan kesehatan
25 Juni 2014 3. Mengadakan penyuluhan kesehatan dengan RW 5 perlu dilaksanakan oleh pihak
memanfaatkan sumber dukungan yang tersedia di Puskesmas minimal setiap triwulan
masyarakat dan tetap mengkoordinasikan ke Puskesmas
dengan metode penyuluhan Penyajian materi,leaflet,
dan diskusi. Berikut penyuluhan yang dilakukan:
 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
 Memberi ASI eksklusif
 Menimbang balita setiap bulan
 Menggunakan air bersih
 mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
 Menggunakan jamban sehat
 Memberantas jentik nyamuk sekali seminggu

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 56


Kelompok II

No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi


 Makan buah dan sayur setiap hari
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
 Tidak merokok di dalam rumah
4. Senam Lansia dan Pemeriksaan Tekanan Darah

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 57


KELOMPOK VI

BAB IV
PEMBAHASAN

Praktik klinik keperawatan komunitas di RT 2 RW 5 Kelurahan


Tamangapa yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar adalah
salah satu program mata kuliah komunitas dan keluarga untuk mengaplikasikan
konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan
komunitas sebagai dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional,
mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat
dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa
melakukan praktik klinik keperawatan komunitas di RT 2 RW 5 Kelurahan
Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar mulai 16 Juni sampai 28 Juni
2014 dengan melakukan berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik
keperawatan komunitas; keluarga dan puskesmas.
A. Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari
kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan
dilakukan pembekalan dari pembimbing keperawatan komunitas tentang
mekanisme perijinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk selanjutnya
dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa sendiri.
Beberapa kendala pun kami hadapi karena pembekalan yang di berikan oleh
pihak institusi masih belum begitu optimal untuk dapat direalisasikan pada
tatanan lapangan, sehingga terdapat perubahan dan pemunculan srategi-
strategi baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep
keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan
komunitas yang diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan
data kesehatan komunitas dengan menggunakan format pengkajian yang
Kelompok II

terdapat dalam buku panduan praktek klinik komunitas yang dibagikan


oleh pihak institusi. Setelah format pengkajian siap, maka penanggung
jawab masing-masing RT mempunyai hak dalam mekanisme
pengumpulan datanya, yaitu dengan melakukan kerjasama dengan ketua
RW, RT, kader kesehatan, kader PKK dan Remaja Mesjid.
Dari pengumpulan data didapatkan bahwa warga, mayoritas suku
makassar, adapun kegiatan dari warga mayoritas bekerja pagi sampai
sore hari dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan masih cukup
kurang. Hal tersebut inilah yang menjadi kendala terutama dalam
mengumpulkan warga pada saat program kerja akan direalisasika, namun
berkat bantuan dari aparat RW dan RT, dan model pendekatan secara
persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan
tersebut dapat diatasi.
Dengan adanya respon yang begitu positif dari warga RW 5
terkhususnya warga RT 2, dibuktikan dengan adanya perhatian dan
antuasiasme dari warga terhadap keberadaan mahasiswa praktek beserta
program-program yang kami canagkan, sehingga keseluruhan proses
pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Adapun strategi yang digunakan pada saat pengumpulan data
adalah dengan melakukan kerjasama dengan Pak RW serta Pak RT dan
berbaur dengan masyarakat, sehingga keberadaan mahasiswa lebih nyata
dan terasa.
Dari hasil pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan
yang dirasakan masyarakat, meliputi:
a. Resiko penyebaran penyakit menular oleh karena kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang sehat,
b. Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita serta
kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan KMS
c. Resiko penurunan status kesehatan lanjut usia.
d. Masalah kesehatan Remaja
Dari ke empat masalah yang ditemukan dari hasil pengkajian.
Kami mengadakan MMD 2 untuk dianalisa lebih lanjut bersama

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 59


Kelompok II

masyarakat sehingga dapat menghasilkan solusi, yaitu program-program


apa yang mesti akan dilakukan dalam membantu warga RW 5 khususnya
RT 2 Kel. Tamangapa dalam meningkatkan derajat kesehatanya. Namun
terdapat sedikit masalah dalam hal ketepatan waktu, yang rencana
pelaksanaan MMD 2 tepat pada pukul 13.00 WITA akan tetapi terlambat
sampai pukul 14.00 WITA, sehingga dalam membahas dan penentuan
program kerja kegiatan hanya menggunakan waktu kurang lebih 2 jam.
2. Penentuan Prioritas Masalah
Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan
kesehatan warga dilakukanlah penentuan prioritas masalah atas dasar
urgensitas dari masalah.
Berdasarkan MDD 2 yang dilaksanakan pada hari jumat 20 Juni
2013 maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut:
a. Resiko penyebaran penyakit oleh karena kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang sehat,
b. Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita serta
kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan KMS
c. Resiko penurunan status kesehatan lanjut usia.
d. Masalah Kesehatan remaja
3. Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan
kesehatan yang disepakati saat MMD 2. Adapun kegiatan-kegiatan yang
disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain:
a. Penyuluhan PHBS Rumah Tangga
b. Pemeriksaan Kesehatan
c. Senam Lansia
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 25 Juni
2014. Pada tanggal 25 juni 2014 kita melaksanakan penyuluhan PHBS
Rumah Tangga serta pembagian bubuk ABATE. Kemudian tanggal 26
Juni 2014 kita melaksanakan senam lansia. Kegiatan yang kami lakukan
selalu berkordinasi dengan tokoh masyarakat seperti ketua RW dan

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 60


Kelompok II

Ketua RT, Kader posyandu serta pihak-pihak PUSKESMAS.


5. Evaluasi
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik
keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan cukup berhasil dengan
bukti antusiasme dan respon positif dari warga, dan adanya keikutsertaan
masyarakat dalam kegiatan yang diprogramkan oleh kami.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 61


KELOMPOK VI

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, merupakan suatu program mata kuliah komunitas untuk
mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan
ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang telah kami lakukan dalam praktik klinik
keperawatan komunitas, yaitu penyuluhan Kesehatan PHNS rumah tangga
yang disertai pembagian bubuk ABATE, pemeriksaan Kesehatan dan senam
lansia
Pelaksanaan ke tiga praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep
proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi
kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas
yang dilakukan oleh mahasiswa cukup berhasil dibuktikan dengan adanya
antusiesme masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa praktek keperawatan klinik komunitas program studi keperawatan
Universita Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan
komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya
pembinaan dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan
konsep bimbingan yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi
mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep keperawatan komunitas
sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik
keperawatan komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara
Kelompok II

pihakJurusan Ilmu Keperawatan UIN Alauddin Makassar dengan pihak-


pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan
praktik klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas yang
telah ditentukan.
3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat
optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang
pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan,
sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktik klinik di
masyarakat.
5. Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya
kerjasama dan bimbingan secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa
maupun Kelompok Kerja Kesehatan yang ada di masyarakat.

PRAKTEK KEJA LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2017 Page 63

Anda mungkin juga menyukai