Anda di halaman 1dari 6

Cakradonya Dent J; 10(2): 107-112

GAMBARAN PH SALIVA DARI PEROKOK AKTIF DAN


PASIF PADA MASYARAKAT KECAMATAN MESJID RAYA
ACEH BESAR

THE DESCRIPTION OF SALIVARY PH FROM ACTIVE SMOKERS AND


PASSIVE SMOKERS ON THE SOCIETY AT DISTRICT MESJID RAYA
ACEH BESAR

Dewi Saputri, Diana Setya Ningsih, Ridha Rosmarna Dewi


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
Correspondence email to: dewisaputri_emir@yahoo.co.id

ABSTRAK
Saliva adalah cairan kompleks yang sangat penting untuk kesehatan rongga mulut Asap rokok
mengandung berbagai komposisi beracun yang mengakibatkan perubahan saliva secara struktural
maupun fungsional. Asap rokok mengandung nikotin yang bekerja pada reseptor kolinergik tertentu
di otak yang dapat menyebabkan aktivasi saraf sehingga terjadi perubahan sekresi dan pH saliva.
Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran pH saliva pada perokok aktif dan pasif. Penelitian ini
merupakan penelitian cross sectional. Metode pengambilan sampel dengan cara non probability
sampling pada 80 subjek yang terdiri dari dua kelompok, yaitu 40 subjek perokok aktif dan 40 subjek
perokok pasif. Hasil analisis univariat menunjukkan semua perokok aktif, 40 orang atau 100%,
mempunyai pH saliva bersifat asam, sedangkan pada perokok pasif hanya 13 orang (32,5%). Sisa
subjek perokok pasif yaitu sebanyak 27 orang (67,5%) mempunyai pH saliva bersifat normal. Sebagai
kesimpulan penelitian ini adalah pH saliva yang bersifat asam ditemukan pada semua perokok aktif,
sedangkan pada perokok pasif lebih banyak didapatkan pH saliva normal. Juga pH saliva perokok
aktif lebih asam (6,15) daripada pH saliva perokok pasif (6,81).
Kata Kunci: Perokok aktif, perokok pasif, pH saliva

ABSTRACT
Saliva is a complex liquid that is very important for oral health. Cigarette smoke contains various
toxic compositions that cause structural and functional changes in saliva. Cigarette smoke contains
nicotine which acts on certain cholinergic receptors in the brain which can cause nerve activation
resulting in changes in salivary secretion and pH. The purpose of this study was to see the picture of
salivary pH in active and passive smokers. This research is a cross sectional study. The sampling
method is non-probability sampling in 80 subjects consisting of two groups, namely 40 active
smokers and 40 passive smokers. The results of univariate analysis showed that all active smokers, 40
people or 100%, had salivary pH as acidic, while in passive smokers there were only 13 people
(32.5%). The remaining subjects of passive smoking, which were 27 people (67.5%) had normal
salivary pH. In conclusion, this study found that the pH of acidic saliva was found in all active
smokers, whereas in passive smokers there was more normal salivary pH. Also the saliva pH of active
smokers is more acidic (6.15) than the pH of passive smokers (6.81).
Key Words: Active smoker, passive smoker, saliva pH

107 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 10(2): 107-112

PENDAHULUAN Berdasarkan latar belakang di atas akan


Indonesia merupakan salah satu negara dilakukan penelitian mengenai keadaan pH
berkembang yang tercatat memiliki tingkat saliva dari perokok aktif dan perokok pasif
konsumsi rokok tinggi.1 Prevalensi perokok di pada masyarakat desa Lamreh, Kecamatan
Indonesia menurut hasil Riskesdas 2007 Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Dilihat
(34,2%), 2010 (34,7%) dan 2013 (36,3%) yang dari letak geografis, desa tersebut berbatasan
menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dengan laut, dan gunung yang menyebabkan
dari tahun ke tahun.2 mayoritas penduduknya bekerja sebagai
Perokok pada umumnya terdiri dari nelayan (36,06%), buruh kapal (19,47%),
perokok aktif dan pasif. Perokok aktif adalah bahkan petani (25,00%). Hasil wawancara
orang yang mengonsumsi rokok dan secara pada survei awal menyatakan hampir seluruh
langsung merokok serta menghisap rokok rutin masyarakat desa Lamreh memiliki kebiasaan
atau tidak rutin walaupun hanya 1 batang merokok. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dalam sehari.3,4d Sedangkan perokok pasif Riskesdas 201313 yang menyatakan bahwa
adalah orang yang terpapar atau menghirup prevalensi perokok jauh lebih tinggi di desa
asap yang terbentuk dari pembakaran rokok pada pekerja petani, nelayan dan buruh.
atau dari asap yang dihembuskan oleh perokok
atau orang lain.5, 6 Kedua jenis perokok ini BAHAN DAN METODE
sama-sama terpapar oleh asap rokok. Paparan Adapun kriteria inklusi sampel perokok
asap rokok dapat menurunkan kualitas hidup aktif, adalah subjek yang merokok minimal 10
seseorang karena asap rokok mengandung batang setiap hari selama ≥ 6 bulan, perokok
4.000 bahan kimia seperti nikotin, tar dan berusia 26-45 tahun11, dan bersedia menjadi
karbon monoksida.7 subjek penelitian.
Asap rokok yang mengandung bahan Adapun kriteria inklusi perokok pasif
kimia tersebut terhirup oleh perokok yang adalah terpapar asap rokok orang lain setiap
dampaknya dapat bekerja pada reseptor hari selama ≥ 10 tahun14, berusia 26-45 tahun,
kolinergik tertentu di otak, yang menyebabkan dan bersedia menjadi subjek penelitian
aktivasi saraf sehingga terjadi perubahan Subjek diwawancarai sesuai dengan
sekresi kelenjar saliva.8 Sekresi kelenjar saliva borang seleksi subjek untuk mendapatkan data
merupakan satu-satunya sekresi pencernaan identitas meliputi nama, usia, jenis kelamin,
yang secara keseluruhan berada di bawah serta informasi lainnya yang diperlukan untuk
kontrol saraf.9 Asap rokok juga dapat melengkapi data sesuai kriteria inklusi.
menyebabkan kerusakan sel dan jaringan Kepada subjek yang memenuhi kriteria inklusi
kelenjar saliva serta memengaruhi laju aliran selanjutnya diberikan informed consent.
dan fungsi saliva.10 Subjek penelitian diminta untuk tidak
Perubahan sekresi kelenjar saliva yang makan, minum, menyikat gigi dan merokok 1
dapat terjadi yaitu berupa penurunan laju jam sebelum dilakukan pengambilan saliva.
aliran saliva serta dapat menyebabkan Subjek diminta untuk duduk dengan sandaran
penurunan pH saliva. Hal ini sesuai dengan tegak, kepala ditundukkan dan tangan kanan
penelitian Singh dkk. (2015)11 yang memegang gelas ukur.8
menyatakan terdapat penurunan pH saliva Pengumpulan saliva dilakukan pukul 09.00-
pada perokok aktif, dan belum ada penelitian 12.00 menggunakan metode spitting yaitu
secara rinci tentang pH saliva pada perokok saliva dikumpulkan dalam mulut dengan posisi
pasif. Namun, hasil penelitian Ferragut bibir tertutup, kemudian dikeluarkan ke dalam
dkk.(2010)12 menyimpulkan bahwa merokok gelas ukur sehingga tercapai volume
pasif menyebabkan adanya perubahan struktur yang dibutuhkan. Selanjutnya dilakukan
kelenjar saliva pada tikus yang secara pengukuran pH saliva dengan cara
signifikan dapat memengaruhi fungsi saliva. memasukkan elektroda pH meter.
Terjadinya perubahan sekresi kelenjar saliva Sebelum dilakukan pengukuran pH
dan penurunan fungsi saliva. Salah satunya saliva, penutup plastik elektroda dibuka, lalu
dapat menyebabkan penurunan pH saliva. dibilas dengan air deionisasi (air bebas ion)
Akibatnya dapat terjadi peningkatan dan dikeringkan dengan tisu. Nyalakan pH
mikroorganisme asidogenik, sehingga kondisi meter digital dengan menekan tombol
kesehatan gigi dan mulut menurun.10 ON/OFF.

108 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 10(2): 107-112

Elektroda dimasukkan ke dalam larutan Sebanyak 2/3 subjek perokok pasif sisanya
buffer pH 7, putar elektroda agar larutan buffer memiliki pH saliva normal (Gambar 1).
homogen. Biarkan beberapa saat sampai nilai
yang tertera pada display tidak berubah. Tekan
tombol CAL pada layar. Tekan tombol
hold/ent untuk menyempurnakan kalibrasi.
Pada bagian layar akan muncul angka 7 yang
menunjukkan pH meter tersebut telah
dikalibrasi dengan buffer pH 7. Angkat
elektroda dari larutan buffer 7, kemudian bilas
dengan air deionisasi beberapa kali dan
keringkan dengan kertas tisu, pH meter telah
siap digunakan.
Kemudian pH meter digital dihidupkan Gambar 2. Rata-rata pH saliva perokok aktif
dengan menekan tombol ON/OFF. Elektroda berdasarkan jenis rokok
dimasukkan ke dalam sampel dan diputar agar
larutan homogen. Dibiarkan sampai angka Dari kelompok perokok aktif dilihat dan
pada layar berganti dengan nilai saliva yang dipisahkan menurut jenis rokok yang dihisap.
diukur pHnya. Lalu pH meter digital dimatikan Gambar 2 menunjukkan rerata pH saliva pada
dengan menekan tombol ON/OFF. Lihat angka perokok filter sebesar 6,4. Sedangkan rerata
yang tertera pada pH meter. Data yang didapat pH saliva perokok kretek sebesar 6,0.
langsung dicatat pada lembar data yang telah
disediakan.

HASIL
Subjek penelitian adalah masyarakat
desa Lamreh kecamatan Mesjid Raya, Aceh
Besar. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
gambaran pH saliva pada perokok aktif dan
pasif. Subjek penelitian sesuai dengan kriteria
inklusi berjumlah 80 orang yang terdiri dari 40
perokok aktif pada laki-laki dan 40 orang
perokok pasif pada perempuan.
Gambar 3. Rerata pH Saliva pada perokok aktif dan
pasif

Gambar 3 menunjukkan rerata pH saliva


perokok aktif 6,15 (asam). Sedangkan rerata
pH saliva perokok pasif 6,81 (normal).

Gambar 1. Frekuensi pH saliva pada perokok aktif


dan pasif

Seluruh perokok aktif memiliki pH


saliva asam dan hanya 1/3 subjek perokok Gambar 4. Tabulasi pH saliva perokok aktif dan
pasif yang mempunyai pH saliva asam pasif berdasarkan usia

109 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 10(2): 107-112

Gambar 4 menunjukkan pada kelompok mempengaruhi pH saliva, karena pengaruh


usia 26-35 terdapat pH saliva bersifat asam ujung rokok yang menggunakan filter dan
pada jumlah subjek yang hampir sama dengan tidak menggunakan filter. Filter pada rokok
subjek yang mempunyai pH saliva bersifat digunakan untuk menyaring zat endapan yang
normal (13 vs 16). Sedangkan pada kelompok dihasilkan dari pembakaran rokok. Hal inilah
usia 36-45 tahun subjek dengan pH saliva yang membedakan kandungan kimiawi asap
bersifat asam jauh lebih banyak, yaitu sekitar rokok antara rokok filter dan kretek.16,17 Pada
3,6 kali lebih banyak daripada subjek dengan penelitian ini didapatkan rerata kadar pH
pH saliva bersifat normal (40 vs11). saliva perokok kretek sebesar 6,0 sedangkan
erata pH saliva perokok filter sebesar 6,4
PEMBAHASAN (Gambar 2). Dari hasil rerata pH saliva
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perokok berdasarkan jenis rokok yang
keadaan saliva, khususnya pH saliva. Kadar dikonsumsi ini terlihat bahwa ada perbedaan
pH saliva (potensial of Hydrogen) adalah pH saliva pada kedua jenis rokok tersebut.
ukuran konsentrasi ion hydrogen dengan Selain beberapa faktor yang telah
keasaman dan kebasaan yang relatif dalam diuraikan di atas, terdapat beberapa faktor lain
saliva.15 Saliva merupakan cairan kompleks yang dapat memengaruhi pH saliva, salah
yang diproduksi oleh kelenjar saliva, serta satunya yaitu jenis makanan yang dikonsumsi
berperan penting untuk mempertahankan seseorang. Jenis makanan yang dikonsumsi
keseimbangan ekosistem dalam rongga mulut.8 sangat berpengaruh terhadap pH saliva. Jenis
Saliva adalah cairan biologis pertama dari makanan yang mengandung karbohidrat dapat
tubuh yang terpapar oleh asap rokok sehingga menyebabkan pH saliva menurun, karena
dapat mengakibatkan perubahan saliva baik kandungan karbohidrat di dalam makanan
secara struktural maupun fungsional. Asap tersebut dapat difermentasi oleh bakteri
rokok mengandung berbagai zat kimia yang asidogenik, dan hasil fermentasi bakteri
berbahaya, salah satunya adalah nikotin. tersebut berupa asam yang dapat menyebabkan
Nikotin telah terbukti dapat bekerja pada keadaan rongga mulut menjadi asam.
reseptor kolinergik tertentu di otak dan organ Diketahui bahwa masyarakat Lamreh memiliki
lain serta menyebabkan aktivasi saraf, salah kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi
satunya untuk sekresi dan pH saliva.7 karbohidrat, yaitu nasi sebagai makanan
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pokok. Selain faktor tersebut hipertensi secara
pH saliva perokok aktif masyarakat desa teoritis juga dapat mempengaruhi pH saliva.
Lamreh keseluruhannya bersifat asam, Sebagaimana hasil penelitian Herponi (2012)18
sedangkan pH saliva perokok pasif yang yang menyatakan adanya penurunan pH saliva
memiliki pH saliva bersifat asam hanya 32,5% secara signifikan pada pasien hipertensi.
(13 subjek) (Gambar 1). Penurunan pH saliva Sejalan dengan hasil penelitian Setyanda
pada perokok aktif mungkin disebabkan oleh (2015) yang menyatakan ada hubungan erat
kebiasaan masyarakat desa Lamreh yang antara merokok dengan terjadinya hipertensi.3
mengonsumsi rokok minimal 10 batang dalam Dari hasil penelitian ini didapatkan rerata pH
sehari dan telah dikonsumsi lebih dari 6 bulan. saliva perokok aktif sebesar 6,15 sedangkan
Sedangkan penurunan pH saliva perokok pasif rerata pH saliva perokok pasif 6,81 (Gambar
mungkin disebabkan oleh paparan asap rokok 3). Data tersebut menunjukkan bahwa pH
yang terhirup selama sedikitnya 10 tahun. saliva perokok aktif lebih rendah dan memiliki
Sebagaimana diketahui bahwa frekuensi dan pH saliva yang bersifat asam jika
lama paparan asap rokok sangat berpengaruh diperbandingkan dengan perokok pasif yang
terhadap pH saliva, karena semakin banyak memiliki pH saliva normal. Hal ini mungkin
seseorang mengonsumsi rokok atau menghirup disebabkan oleh perokok aktif yang menghirup
asap rokok maka semakin banyak pula zat dua jenis asap rokok sekaligus yaitu asap
berbahaya seperti nikotin yang terhirup oleh utama dan asap samping dari rokok. Artinya
perokok aktif maupun pasif. perokok aktif lebih banyak menghirup nikotin
Kandungan nikotin berbeda dalam dibandingkan dengan perokok pasif yang
setiap jenis rokok. Kadar nikotin pada rokok hanya menghirup asap samping dari perokok
filter lebih sedikit dibandingkan pada rokok aktif. Absorbsi nikotin yang terhirup masuk ke
kretek. Diduga jenis rokok juga dapat dalam darah melalui paru-paru dengan cepat

110 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 10(2): 107-112

dan efisien. Setelah masuk ke dalam paru- saliva bersifat asam.Kadar pH saliva normal
paru, nikotin mengikuti proses sirkulasi darah lebih banyak ditemukan pada perokok pasif,
melalui bilik kiri jantung, kemudian nikotin sedangkan pada perokok aktif pH salivanya
dipompa secara langsung ke otak dan bagian tidak ada yang normal.
tubuh lainnya. Konsentrasi nikotin yang tinggi
di pembuluh arteri diperoleh melalui inhalasi DAFTAR PUSTAKA
asap rokok dan keseimbangan nikotin di antara 1. Djokja RM, Lampus BS, Mintjelungan C.
darah dan otak menghasilkan jumlah nikotin Gambaran perokok dan angka kejadian
yang tinggi di otak, dipengaruhi oleh otak dan lesi mukosa mulut di Desa Monsongan
ganglion yang aktif mengumpulkan nikotin.19 Kecamatan Banggai Tengah. jurnal e-
Nikotin merupakan zat kimia yang dapat GiGi (eG) 2013;1:38-44.
meracuni saraf. Jika sistem kerja saraf 2. Ali Ghufron Mukti. Upaya Pengendalian
terganggu maka akan menyebabkan berbagai Tembakau di Indonesia. Dalam:
perubahan, salah satunya perubahan saliva, KomNasHAM dpWRH (ed). 2013
karena saliva merupakan salah satu cairan 3. Setyanda YOG, Sulastri D, Lestari Y.
yang disekresikan di bawah kontrol saraf. Hubungan merokok dengan kejadian
Perubahan saliva yang terjadi dapat hipertensi pada laki-laki usia 35-65 tahun
mengurangi kuantitas dan kualitas dari di kota Padang. Jurnal Kesehatan
saliva.20 Andalas 2015; 4(2):434-440
Berdasarkan usia, didapatkan 13 subjek 4. Proverawati A, Rahmawati E. Perilaku
berusia 26-35 tahun memiliki pH saliva Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta:
bersifat asam sedangkan pada usia 36-45 tahun Nuha Medika; 2012.
terdapat 40 subjek memiliki pH saliva bersifat 5. Perdana DA, Waspada AEB. Kampanye
asam (Gambar 4). Dari hasil data tersebut pencegahan perokok pasif pada anak-
dapat diperkirakan bahwa perubahan pH saliva anak. jurnal Tingkat Seni Rupa dan
menjadi bersifat asam berdasarkan usia lebih Desain. 2014; 3(1):1-10.
banyak terjadi pada usia 35-45 tahun 6. Romli MI, Sukarya WS. Hubungan antara
dibandingkan dengan usia 26-35 tahun. perempuan perokok pasif dengang
Penemuan ini sesuai dengan hasil penelitian gambaran hasil pemeriksaan pap smear di
Marasabessy (2012)21 yang meneliti perubahan Yayasan Kanker Indonesia Jawa Barat.
pH saliva berdasarkan usia, dan hasil 2011; 2(1):33-40.
penelitiannya juga menyatakan terdapat 7. Kusuma ARP. Pengaruh merokok
perubahan pH saliva, yaitu pH saliva menurun terhadap kesehatan gigi dan mulut.
seiring dengan bertambahnya usia. Majalah Sultan Agung: World Class
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Islamic Cyber University UNISULA;
pH saliva perokok aktif dan pasif bersifat 2014.
asam. Hal ini dapat berpengaruh buruk 8. Kanwar A, Sah K, Grover N, Chandra S,
terhadap kesehatan gigi dan mulut seperti Singh RR. Long-term effect of tobacco on
terjadinya karies akibat peningkatan resting whole mouth salivary flow rate
mikroorganisme asidogenik, akumulasi plak and pH: An institutional based
yang lebih cepat akibat penurunan fungsi comparative study. European Journal of
saliva, serta jika keadaan ini berlanjut, akan General Dentistry 2013; 2(1):296-299.
menimbulkan berbagai penyakit lainnya 9. Tortora GJ. Principles of Anatomy and
seperti penyakit periodontal berupa gingivitis, Physiology.13th ed. Roesch B, editor:
periodontitis, dan kehilangan gigi. John Wiley and Sons, United States of
Amerika; 2011.
SIMPULAN 10. Mubeen K, Chandrasherkar H, Kavitha
Berdasarkan hasil penelitian pada M, Nagarathna S. Effect of tobacco on
masyarakat desa Lamreh kecamatan Mesjid oral health an overview. Journal of
Raya, Aceh Besar, disimpulkan bahwa pH Evolution of Medical and Dental Sciences
saliva yang bersifat asam ditemukan pada 2013; 2(20):3523-3534.
semua perokok aktif, sedangkan pada perokok 11. Singh M, Ingle Na, Kaur N, Yadav P, Indle
pasif hanya 32,5% subjek yang memiliki pH Ekta. Effect of Long-term Smoking on

111 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 10(2): 107-112

Salivary Flow Rate and Salivary pH. 16. Cordry HV. Tobacco : a Reference
2015;13(1):11-13. Handbook. Santa Barbara: ABC-CLIO
12. Ferragut JM, Cunha MR, Carvalho CA, Inc., 2001.p.10.
Ricardo, Isayama N, Caldeira EJ. 17. Susanna D, Hartono B, Fauzan H.
Epithelial-stroma interactions in salivary Penentuan Kadar Nikotin dalam Asap
glands of rats exposed to chronic passive Rokok. Makara Kesehatan 2003;7(2):38-
smoking. Journal Homepage. Brazil: 41.
Elsevier Ltd.; 2010. 18. Herponi A. Perbedaan pH saliva antara
13. Badan Penelitian dan Pengembangan pasien hipertensi dan normotensi di
Kesehatan Kementrian RI. Riskesdas RSUD Simo Boyolali.(Skripsi).
2013.h.132 Surakarta: Fakultas Kedokteran
14. Ueno M, Ohara S, Sawada N, Inoe M, Universitas Muhammadiyah Surakarta;
Tsugane S, Kawaghuci Y. The association 2012.
of active and secondhand smoking with 19. Mangan P. Applied Oral Physiology. 2nd
oral health in adults: Japan Public Health ed. BristoL: Butterworth and Co.; 1998.
Center-based study. Journal Tobacco 20. Petrusic N, Posavac M, Sabol I, Stipetic
Induced Diseases. 2015;13(1):1-9 MM. The Effect of Tobacco Smoking On
15. Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. Peran Salivation, 2015.49(4):309-315.
sorbitol dalam mempertahankan 21. Marasabessy FA. Hubungan volume dan
kestabilan pH saliva pada proses pH saliva pada lansia.Skripsi. Makassar:
pencegahan karies. Maj Ked Gigi (Dental Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS; 2012.
J) 2005;38(1):25-8.

112 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ

Anda mungkin juga menyukai