ABSTRAK
Saliva adalah cairan kompleks yang sangat penting untuk kesehatan rongga mulut Asap rokok
mengandung berbagai komposisi beracun yang mengakibatkan perubahan saliva secara struktural
maupun fungsional. Asap rokok mengandung nikotin yang bekerja pada reseptor kolinergik tertentu
di otak yang dapat menyebabkan aktivasi saraf sehingga terjadi perubahan sekresi dan pH saliva.
Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran pH saliva pada perokok aktif dan pasif. Penelitian ini
merupakan penelitian cross sectional. Metode pengambilan sampel dengan cara non probability
sampling pada 80 subjek yang terdiri dari dua kelompok, yaitu 40 subjek perokok aktif dan 40 subjek
perokok pasif. Hasil analisis univariat menunjukkan semua perokok aktif, 40 orang atau 100%,
mempunyai pH saliva bersifat asam, sedangkan pada perokok pasif hanya 13 orang (32,5%). Sisa
subjek perokok pasif yaitu sebanyak 27 orang (67,5%) mempunyai pH saliva bersifat normal. Sebagai
kesimpulan penelitian ini adalah pH saliva yang bersifat asam ditemukan pada semua perokok aktif,
sedangkan pada perokok pasif lebih banyak didapatkan pH saliva normal. Juga pH saliva perokok
aktif lebih asam (6,15) daripada pH saliva perokok pasif (6,81).
Kata Kunci: Perokok aktif, perokok pasif, pH saliva
ABSTRACT
Saliva is a complex liquid that is very important for oral health. Cigarette smoke contains various
toxic compositions that cause structural and functional changes in saliva. Cigarette smoke contains
nicotine which acts on certain cholinergic receptors in the brain which can cause nerve activation
resulting in changes in salivary secretion and pH. The purpose of this study was to see the picture of
salivary pH in active and passive smokers. This research is a cross sectional study. The sampling
method is non-probability sampling in 80 subjects consisting of two groups, namely 40 active
smokers and 40 passive smokers. The results of univariate analysis showed that all active smokers, 40
people or 100%, had salivary pH as acidic, while in passive smokers there were only 13 people
(32.5%). The remaining subjects of passive smoking, which were 27 people (67.5%) had normal
salivary pH. In conclusion, this study found that the pH of acidic saliva was found in all active
smokers, whereas in passive smokers there was more normal salivary pH. Also the saliva pH of active
smokers is more acidic (6.15) than the pH of passive smokers (6.81).
Key Words: Active smoker, passive smoker, saliva pH
Elektroda dimasukkan ke dalam larutan Sebanyak 2/3 subjek perokok pasif sisanya
buffer pH 7, putar elektroda agar larutan buffer memiliki pH saliva normal (Gambar 1).
homogen. Biarkan beberapa saat sampai nilai
yang tertera pada display tidak berubah. Tekan
tombol CAL pada layar. Tekan tombol
hold/ent untuk menyempurnakan kalibrasi.
Pada bagian layar akan muncul angka 7 yang
menunjukkan pH meter tersebut telah
dikalibrasi dengan buffer pH 7. Angkat
elektroda dari larutan buffer 7, kemudian bilas
dengan air deionisasi beberapa kali dan
keringkan dengan kertas tisu, pH meter telah
siap digunakan.
Kemudian pH meter digital dihidupkan Gambar 2. Rata-rata pH saliva perokok aktif
dengan menekan tombol ON/OFF. Elektroda berdasarkan jenis rokok
dimasukkan ke dalam sampel dan diputar agar
larutan homogen. Dibiarkan sampai angka Dari kelompok perokok aktif dilihat dan
pada layar berganti dengan nilai saliva yang dipisahkan menurut jenis rokok yang dihisap.
diukur pHnya. Lalu pH meter digital dimatikan Gambar 2 menunjukkan rerata pH saliva pada
dengan menekan tombol ON/OFF. Lihat angka perokok filter sebesar 6,4. Sedangkan rerata
yang tertera pada pH meter. Data yang didapat pH saliva perokok kretek sebesar 6,0.
langsung dicatat pada lembar data yang telah
disediakan.
HASIL
Subjek penelitian adalah masyarakat
desa Lamreh kecamatan Mesjid Raya, Aceh
Besar. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
gambaran pH saliva pada perokok aktif dan
pasif. Subjek penelitian sesuai dengan kriteria
inklusi berjumlah 80 orang yang terdiri dari 40
perokok aktif pada laki-laki dan 40 orang
perokok pasif pada perempuan.
Gambar 3. Rerata pH Saliva pada perokok aktif dan
pasif
dan efisien. Setelah masuk ke dalam paru- saliva bersifat asam.Kadar pH saliva normal
paru, nikotin mengikuti proses sirkulasi darah lebih banyak ditemukan pada perokok pasif,
melalui bilik kiri jantung, kemudian nikotin sedangkan pada perokok aktif pH salivanya
dipompa secara langsung ke otak dan bagian tidak ada yang normal.
tubuh lainnya. Konsentrasi nikotin yang tinggi
di pembuluh arteri diperoleh melalui inhalasi DAFTAR PUSTAKA
asap rokok dan keseimbangan nikotin di antara 1. Djokja RM, Lampus BS, Mintjelungan C.
darah dan otak menghasilkan jumlah nikotin Gambaran perokok dan angka kejadian
yang tinggi di otak, dipengaruhi oleh otak dan lesi mukosa mulut di Desa Monsongan
ganglion yang aktif mengumpulkan nikotin.19 Kecamatan Banggai Tengah. jurnal e-
Nikotin merupakan zat kimia yang dapat GiGi (eG) 2013;1:38-44.
meracuni saraf. Jika sistem kerja saraf 2. Ali Ghufron Mukti. Upaya Pengendalian
terganggu maka akan menyebabkan berbagai Tembakau di Indonesia. Dalam:
perubahan, salah satunya perubahan saliva, KomNasHAM dpWRH (ed). 2013
karena saliva merupakan salah satu cairan 3. Setyanda YOG, Sulastri D, Lestari Y.
yang disekresikan di bawah kontrol saraf. Hubungan merokok dengan kejadian
Perubahan saliva yang terjadi dapat hipertensi pada laki-laki usia 35-65 tahun
mengurangi kuantitas dan kualitas dari di kota Padang. Jurnal Kesehatan
saliva.20 Andalas 2015; 4(2):434-440
Berdasarkan usia, didapatkan 13 subjek 4. Proverawati A, Rahmawati E. Perilaku
berusia 26-35 tahun memiliki pH saliva Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta:
bersifat asam sedangkan pada usia 36-45 tahun Nuha Medika; 2012.
terdapat 40 subjek memiliki pH saliva bersifat 5. Perdana DA, Waspada AEB. Kampanye
asam (Gambar 4). Dari hasil data tersebut pencegahan perokok pasif pada anak-
dapat diperkirakan bahwa perubahan pH saliva anak. jurnal Tingkat Seni Rupa dan
menjadi bersifat asam berdasarkan usia lebih Desain. 2014; 3(1):1-10.
banyak terjadi pada usia 35-45 tahun 6. Romli MI, Sukarya WS. Hubungan antara
dibandingkan dengan usia 26-35 tahun. perempuan perokok pasif dengang
Penemuan ini sesuai dengan hasil penelitian gambaran hasil pemeriksaan pap smear di
Marasabessy (2012)21 yang meneliti perubahan Yayasan Kanker Indonesia Jawa Barat.
pH saliva berdasarkan usia, dan hasil 2011; 2(1):33-40.
penelitiannya juga menyatakan terdapat 7. Kusuma ARP. Pengaruh merokok
perubahan pH saliva, yaitu pH saliva menurun terhadap kesehatan gigi dan mulut.
seiring dengan bertambahnya usia. Majalah Sultan Agung: World Class
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Islamic Cyber University UNISULA;
pH saliva perokok aktif dan pasif bersifat 2014.
asam. Hal ini dapat berpengaruh buruk 8. Kanwar A, Sah K, Grover N, Chandra S,
terhadap kesehatan gigi dan mulut seperti Singh RR. Long-term effect of tobacco on
terjadinya karies akibat peningkatan resting whole mouth salivary flow rate
mikroorganisme asidogenik, akumulasi plak and pH: An institutional based
yang lebih cepat akibat penurunan fungsi comparative study. European Journal of
saliva, serta jika keadaan ini berlanjut, akan General Dentistry 2013; 2(1):296-299.
menimbulkan berbagai penyakit lainnya 9. Tortora GJ. Principles of Anatomy and
seperti penyakit periodontal berupa gingivitis, Physiology.13th ed. Roesch B, editor:
periodontitis, dan kehilangan gigi. John Wiley and Sons, United States of
Amerika; 2011.
SIMPULAN 10. Mubeen K, Chandrasherkar H, Kavitha
Berdasarkan hasil penelitian pada M, Nagarathna S. Effect of tobacco on
masyarakat desa Lamreh kecamatan Mesjid oral health an overview. Journal of
Raya, Aceh Besar, disimpulkan bahwa pH Evolution of Medical and Dental Sciences
saliva yang bersifat asam ditemukan pada 2013; 2(20):3523-3534.
semua perokok aktif, sedangkan pada perokok 11. Singh M, Ingle Na, Kaur N, Yadav P, Indle
pasif hanya 32,5% subjek yang memiliki pH Ekta. Effect of Long-term Smoking on
Salivary Flow Rate and Salivary pH. 16. Cordry HV. Tobacco : a Reference
2015;13(1):11-13. Handbook. Santa Barbara: ABC-CLIO
12. Ferragut JM, Cunha MR, Carvalho CA, Inc., 2001.p.10.
Ricardo, Isayama N, Caldeira EJ. 17. Susanna D, Hartono B, Fauzan H.
Epithelial-stroma interactions in salivary Penentuan Kadar Nikotin dalam Asap
glands of rats exposed to chronic passive Rokok. Makara Kesehatan 2003;7(2):38-
smoking. Journal Homepage. Brazil: 41.
Elsevier Ltd.; 2010. 18. Herponi A. Perbedaan pH saliva antara
13. Badan Penelitian dan Pengembangan pasien hipertensi dan normotensi di
Kesehatan Kementrian RI. Riskesdas RSUD Simo Boyolali.(Skripsi).
2013.h.132 Surakarta: Fakultas Kedokteran
14. Ueno M, Ohara S, Sawada N, Inoe M, Universitas Muhammadiyah Surakarta;
Tsugane S, Kawaghuci Y. The association 2012.
of active and secondhand smoking with 19. Mangan P. Applied Oral Physiology. 2nd
oral health in adults: Japan Public Health ed. BristoL: Butterworth and Co.; 1998.
Center-based study. Journal Tobacco 20. Petrusic N, Posavac M, Sabol I, Stipetic
Induced Diseases. 2015;13(1):1-9 MM. The Effect of Tobacco Smoking On
15. Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. Peran Salivation, 2015.49(4):309-315.
sorbitol dalam mempertahankan 21. Marasabessy FA. Hubungan volume dan
kestabilan pH saliva pada proses pH saliva pada lansia.Skripsi. Makassar:
pencegahan karies. Maj Ked Gigi (Dental Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS; 2012.
J) 2005;38(1):25-8.