Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL

Blok 20: Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat

OLEH KELOMPOK H
Tutor : Prof. Dr. drg Ristya Widi Endah Yani, M.Kes

Ketua : Hasna’ Fakhriyah J. (161610101071)


Scriber : Adelia Okky S. (161610101080)
Anggota : Septiana Dwi R. (161610101072)
: Ardin Tito F. (161610101073)
: Nadiyah Rizqi A. (161610101074)
: Syafira Dwi A. (161610101075)
: Anindita Permata H. (161610101076)
: Isfania Harmintaswa (161610101077)
: Devanti Ayu C. (161610101078)
: Resza Utomo (161610101079)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2019
SKENARIO 2
SKENARIO 4. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN

drg. Salsabila bekerja di poli gigi Puskesmas Sumber Sehat mengalami


kesulitan untuk memperoleh informasi dengan cepat tentang penyakit terbanyak
di poli gigi selama satu tahun. Keadaan tersebut disebabkan pengelolaan data
masih manual. drg Salsabila ingin mengembangkan sistem informasi berbasis
komputer sehingga dapat menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi
yang berkualitas harus didukung sumber daya informasi yang baik. drg Salsabila
sebagai end user dibantu oleh seorang analis sistem. Faktor- faktor apa yang
diperlukan oleh analis sistem dalam mengembangkan sistem informasi?
STEP 1

Clarifying Unfamiliar Terms

1. End user : konsumen yang hanya memakai suatu teknologi tanpa


mengetahui proses panjang dibaliknya.
2. Informasi:
a. George H. Bodnar (2000:1) : Informasi adalah data yang diolah
sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang
tepat.
b. Jogiyanto HM (1999:692) : Informasi dapat didefenisikan sebagai
hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

3. Sistem Informasi Kesehatan: sistem pengolahan data dan informasi kesehatan


disemua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk
mendukung menajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

4. Analis sistem: seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian,


perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat
lunak dan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau
perusahaan.

5. Sistem informasi manajemen kesehatan: sebuah sistem pemakai yang


terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang operasi
manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah
organisasi
STEP 2

Problems Definition

1. Apa saja tujuan dan manfaat manajemen kesehatan?


2. Apa saja faktor- faktor untuk mengembangkan sistem informasi?
3. Apa langkah-langkah mengembangkan sistem informasi?
4. Apa saja hambatan saat mengembangkan sistem informasi?
5. Apa saja strategi untuk mengatasi hambatan tersebut?
6. Bagaimana kriteria informasi yang berkualitas?

STEP 3

Brain Storming

1. Apa saja tujuan dan manfaat manajemen kesehatan?

a. Meningkatkan dan memepercepat informasi itu sendiri


b. Memudahkan pengelolaan informasi
c. Meningkatkan penggunaan sistem informasi di bidang kesehatan

2. Apa saja faktor- faktor untuk mengembangkan sistem informasi?

a. keahlian analisis: digunakan untuk menetralkan permasalahan yang


akan dihadapi
b. keahlian teknis: menguasai perangkat lunak dan perangkat kerang
terbaru serta keunggulannya untuk membantu analis dalam memilih
teknologi yang tepat
c. keahlian manajenen: analis sistem ini bertanggung jawab dibawah
kendalinya seperti programmer dan teknisi
d. keahlian komunitkasi; unutkmenjaring informasi yang akurat dalam
suatu permasalahan, juga sebagait koorditnasit dan ontruksit dengan
stick holder yang lain
e. Teknologi eksternal: Ilmu pengetahuan → menjalankan sistem untuk
bisa diimplementasikan dengan benar
f. Teknologi internal: Ada hardware (mis. komputer), Terdapat aplikasi
yang menjalankan sistem, Infrastruktur yang memadai
g. Organisasi internal: Sumber Daya Manusia, Struktur organisasi,
Budaya organisasi
h. Organisasi eksternal: Kebijakan pemerintah

3. Apa langkah-langkah mengembangkan sistem informasi?

a. Melihat situasi apakah sebelumnya terdapat sistem yang sudah


dilaksanakan atau belum , bila sebelumnya belum ada maka dieveluasi
ulang untuk melihat kelebihan dan kekurangan, atau merubahnya
dengan sistem yang baru dengan memperhatikan beberapa hal untuk
sistem yang lebih baik
b. Menentukan kebutuhan
c. Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, contohnya
distribusi data
d. Mengetahui desain pengumpulan dan pelaporan data, jadi harus
mengetahui pengetahuan yang baik untk mengilah data tersebut
e. Pengembangan pemrosesan data
f. Mengembangkan program pelatihan terhadap sistem informasi pada
wilayahnya
g. Uji coba sitstem
h. Monitoring dan evaluasi sistem
4. Apa saja hambatan saat mengembangkan sistem informasi?

a. Pemanfaatan masyarakat yang kurang

b. Fasilitas yang belum memadai

c. Dana yang kurang

d. Kurangnya sumber daya manusia

e. Kurangnya dukungan dari pihak manajemen

f. Perencanaan yang kurang matang

g. Kurangnya informasi analis sistem mengenai end user

h. Kesalahan teknis dalam melakukan tugasnya

5. Apa saja strategi untuk mengatasi hambatan tersebut?

a. Mengintegrasi sistem informasi kesehatan di indonesia

b. Memfasilitasi informasi manajemen kesehatan hingga ke daerah

c. Pengembangan layanan data dan responden untuk manajemen


masyarakat

6. Bagaimana kriteria informasi yang berkualitas?

a. Informasi tepat waktu dimana informasi tersebut sudah ada saat


dibutuhkan

b. Akurat: sesuai dengan keadaan yang sesungghnya

c. Relevan: informasi tersebut sesuai atau berhubungan dengan apa yang


dibutuhkan
d. Lengkap: informasi tidah sepotong-potong sehingga tidak
menimbulkan persepsi yang berbeda

e. Ekonomis: informasinya memberikan keuntungan bagi penerima dan


juga pengguna

f. Efisien: informasi tersebit dapat langusng digunakan dan tidak terlalau


meluas

g. Reliabel : informasi tersebut dapat dipercaya

STEP 4

Mapping

End User

Aanalis Sistem

Sistem Informasi
Kesehatan

Tahanpan
Sumber Daya Perangkat Lunak
Kualitas informasi Pengembangan
Informasi dan Keras
Sistem Informasi
STEP 5

Learning Objectives

1. Mahasiwa Mampu Mengkaji konsep sistem informasi kesehatan


2. Mahasiwa Mampu Mengkaji tahap pengembangan sistem informasi
3. Mahasiwa Mampu Mengkaji macam – macam kuliatas informasi
4. Mahasiwa Mampu Mengkaji sumber daya informasi
5. Mahasiwa Mampu Mengkaji tugas dan fungsi analis sistem
6. Mahasiwa Mampu Mengkaji hambatan dan strategi pengembangan sistem
informasi kesehatan
STEP 7

Reporting/ Generalisation

a. LO 1
Terlampir (lampiran 1)
b. LO 2
Terlampir (lampiran 2)
c. LO 3
Terlampir (lampiran 3)
d. LO 4
Terlampir (lampiran 4)
e. LO 5
Terlampir (lampiran 5)
f. LO 6
Terlampir (lampiran 6)
Lampiran 1

Learning Objective 1

Mahasiwa Mampu Mengkaji konsep sistem informasi kesehatan


Sistem informasi didefinikasikann dari sistem yang menyediakan
informasi yang sesifik untuk mendukung proses pengambilan keputusan disetiap
tingkat organisasi.
Permenkes RI NO 94 TH 2014: SIK adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan sumber
daya manusia yangs aling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dlam mendukung kesehatan.
Hukum dasar dalam sistem informasi kesehatan:
a. Kepmenkes RI no 511 tahun 2002 tengtang Kebijakan stategi
pengembangan sisten informasi kesehatan nasional
b. Kepmenkes RI no 837 tahun 2007 tentang pengembanagn jaringan
jomputer online sistem informasi kesehatan nasional
Sistem informasi kesehatan adalah mekanisme pengumpulan, pengolahan,
analisis dan pengiriman informasi yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan dan
mengoperasikan pelayanan kesehatan dan juga untuk penelitian dan pelatihan
(Hartono, 2002).

Sistem informasi kesehatan adalah sejumlah komponen dan prosedur yang


terorganisir dengan tujuan untuk menghasilkan informasi untuk meningkatkan
keputusan manajemen pelayanan kesehatan pada setiap tingkat sistem kesehatan
(Lippeveld, 2000).

Seperti sistem lainnya, sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen


yang saling berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu
(Lippeveld, 2000):
1. Proses informasi, yang terdiri dari:
a. Pengumpulan data
b. Pengiriman data
c. Pengolahan data
d. Analisis data
e. Penyajian informasi
2. Manajemen sistem informasi, yang terdiri dari:
a. Sumber daya sistem informasi kesehatan, yang meliputi orang-orang
(perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data),
perangkat keras (register, telepon, komputer), perangkat lunak (kertas
karbon, format laporan, program pengolah data) dan sumber dana.
b. Aturan-aturan organisasi, seperti penggunaan standar diagnosa dan
penanganan, uraian tugas petugas, prosedur manajemen distribusi, dan
prosedur pemeliharaan komputer yang memungkinkan efisiensi
penggunaan sumber daya sistem informasi kesehatan.

Learning Objective 2
Mahasiwa Mampu Mengkaji tahap pengembangan sistem informasi

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu


sistem yang baru untuk mengganti sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sitem yang telah ada. Hal yang perlu diperhatikan pada saat
pengembangan sistem yaitu, harus sesuai dengan visi dan misi rumah sakit, serta
ditujukan untuk efisiensi, efektivitas, safety pasien serta untuk menghadapi
persaingan antar rumah sakit (Solikhah, 2010).
Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena
beberapa hal yaitu :
a. Adanya permasalahan yang timbul disistem yang lama sehingga
menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai yang
diharapkan.
b. Adanya peluang meraih kesempatan dengan berkembagnya teknologi
informasi baik perangkat keras maupun perangkat lunak dan teknologi
komunikasi tersebut perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang
akan dilakukan oleh manajemen.
c. Adanya instruksi-instruksi (directive). Pengembangan sistem yang baru
dapat juga karena adanya instruksi-instruksi baik dari pimpinan ataupun
dari organisasi, seperti adanya keluhan-keluhan dari langganan, laporan
yang tidak tepat waktu, isi laporan yang sering salah, waktu kerja yang
berlebihan dan lain-lain (Solikhah, 2010).
Tahapan yang dilalui dalam pengembangan sistem yaitu :
1. Tahap investigasi sistem informasi kesehatan
2. Tahap analisis sistem informasi kesehatan
3. Tahap perancangan sistem informasi kesehatan
4. Tahap implementasi sistem informasi kesehatan
5. Tahap pelaksanaan dan perawatan sistem informasi kesehatan
Contoh pengembangan sistem untuk kewaspadaan kejadian luar biasa gizi buruk
(Solikhah, 2010)
Studi pendahuluan/ investigasi
1. Mengetahui masalah yang ada
2. Mengetahui peluang yang ada
3. Mengetahui kebijakan puskesmas

Analisis masalah
1. Menganalisis sistem yang ada
2. Menganalisis sistem yang akan dikembangkan
3. Menganalisis kebutuhan hardware, software &
brainware

Analisis kebutuhan Analisis keputusan


Mendefinisikan kebutuhan pengguna Mempertimbangkan berbagai aspek yang
sistem yang akan dikembangkan terkait dengan pengembangan sistem

Tahap perancangan sistem


Tahap membangun sistem baru 1. Rancangan diagram arus data
Pembuatan model sistem informasi yang 2. Rancangan input & output
dapat digunakan untuk mendukung 3. Rancangan antar muka
SKD-KLB Gizi buruk yang disesuaikan 4. Rancangan basis data
dengan waktu dan dana

Penerapan
Terkait dengan keterbatasan waktu
peneliti sehingga uji coba hanya
dilakukan dengan input data-data
kegiatan bulan sebelumnya
Learning Objective 3
Mahasiwa Mampu Mengkaji macam – macam kuliatas informasi

Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan


oleh beberapa hal, yaitu (Sutabri, 2004):

a. Relevan (relevancy)
Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi
kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan
bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

b. Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan
dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau
kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut.

c. Tepat waktu (timeliness)


Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang).
Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat
fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian
menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk
mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-
teknologi terbaru.
d. Dapat Dipahami dan Diverifikasi
Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai
dan jelas.
e. Mudah dan Murah
Cara dan biaya untuk memperoleh informasi menjadi beban pertimbangan
tersendiri. Informasi yang mudah dah murah murah lebih dapat dijangkau
banyak orang.
Learning Objective 4
Mahasiwa Mampu Mengkaji sumber daya informasi

Sejumlah usaha awal dalam manajemen informasi terfokus pada data.


Usaha tersebut sejalan dengan meluasnya penggunaan sistem manajemen database
(database management system). Perusahaan- perusahaan beralasan bahwa jika
mereka mengelola data mereka dengan berbasis computer, mereka berarti juga
akan mengelola informasi mereka. Perhatian seharusnya juga diberikan pada
pengolah informasi (information processor) yang mengubah input menjadi output.
Pengolah ini meliputi perangkat keras dan perangkat lunak, serta orang-orang
yang mengembangkan, mengoperasikan, dan menggunakan sistem. Juga termasuk
fasilitas yang menyimpan sumber daya tersebut (Kurniawan, 2012)

Informasi telah menjadi salah satu sumber daya yang harus dikelola
dengan baik, disamping sumberdaya-sumber daya lain. Informasi disamping
penting juga mahal harganya, tanpa pengelolaan yang baik biaya yang dikeluarkan
sangat besar, tetapi tidak menghasilkan, manfaat yang tidak seimbang
(Kurniawan, 2012).

Ada lima tipe sumber daya yang harus dikelola oleh seorang manajer:

1. Sumberdaya manusia (karyawan)


1) Ahli Informasi
Menggambarkan pegawai yang bertanggung jawab penuh dan
berkonstribusi dalam menyediakan sumber daya informasi yang
diperlukan perusahaan. Ahli informasi berawal dari profesi- profesi
analis sistem, programmer, dan operator. Selain itu, ada juga
administrator database, ahli jaringan, dan webmaster.
a. Analis Sistem
Analis sistem merupakan seseorang yang bertanggung jawab
mengembangkan sistem baru dan memperbaiki sistem yang
sudah ada. Analis sistem adalah seseorang yang ahli dalam
mendefinisikan masalah dalam membuat dokumen tertulis
mengenai bagaimana komputer membantu menyelesaikan
masalah.
b. Programmer
Menggunakan dokumentasi yang dibuat analis sistem untuk
membuat kode program, yang mengubah data menjadi
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
c. Administrator Basis Data
Tugas seorang administrator basis data dibagi menjadi 4
bagian, yaitu perencanaan, implementasi, operasi, dan
keamanan.
d. Webmaster
Webmaster bertanggungjawab atas isi dan penyajian situs web
perusahaan.
e. Spesialis Jaringan
Seorang spesialis jaringan akan bekerjasama dengan analis
sistem dan pengguna (user) dalam membuat jaringan
komunikasi data yang menyatukan sumber daya komputasi
yang menyebar.
f. Operator
Operator bertugas menjalankan perlatan komputasi berskala
besar.
2) User
2. Sumberdaya alam (material)
3. Mesin-mesin, fasilitas, dan energi (teknologi)
4. Modal (uang)
5. Informasi (data) -> sumber daya konseptual

Setiap manajer harus mengelola kesemua sumber daya ini seefisien dan
seefektif mungkin. Empat jenis sumber daya pertama merupakan sumberdaya
fisik sedangkan sumber daya terakhir merupakan sumberdaya konseptual. Sumber
daya konseptual berguna dalam pengelolaan sumber daya fisik. Manajer bukan
saja mengelola sumber daya fisik, tetapi juga sumber daya konseptual
(Kurniawan, 2012).

Learning Objective 5
Mahasiwa Mampu Mengkaji tugas dan fungsi analis system
Fungsi analis sistem:
1. Mengidentifikasi masalah dari pemakai atau user
2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi
kebutuhan user
3. Memilih alternatif pemecahan masalah
4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem sesuai dengan
permintaan dari user

Tugas seorang anlalis pengembangan sistem informasi berdasarkan Peraturan


Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 20 Tahun 2015 yaitu:

a. Mengidentifikasi data-data teknologi sistem informasi sesuai dengan


permasalahan dan kebutuhan berdasarkan prosedur yang berlaku agar
pengembanagn sistem informsasi dapat tercapai. Dengan identifikasi ini
akan dapat diperoleh penyebab masalah yang ada melalui pengkajian
ulang subjek permasalahan terlebih dahulu.
b. Mempelajari sistem dengan mengumpulkan data-data teknologi sistem
informasi sesuai kebutuhan tugas pokok dan fungsi berdasarkan prosedur
yang berlaku sebagai bahan untuk penyelesaian pelaksanaan tugas. Hal ini
bertujuan untuk mencari tau kelebihan dan kekurangan sistem yang sudah
ada maupun sistem yang kiranya hendak dibuat atau dikembangkan.
c. Menganalisis pengembangan sistem informasi sesuai dengan kebutuha
berdasarkan ketentuan yang berlaku agar kekurangan sistem informasi
dapat disempurnakan. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan
penelitian-penelitan yang dilakukan akan diketahui sistem yang paling
cocok untuk user.
d. Melakukan koordinasi dengan institusi atau instasi terkait lainnya sesuai
prosedur yang berlaku untuk kelancaran elaksanaan tugas. Tujuannya
adalah memudahkan analis juga memperoleh sistem yang lebih baik
nantinya.
e. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai bahan evaluasi dan
pertanggungjawaban.

Learning Objective 6
Mahasiwa Mampu Mengkaji hambatan dan strategi pengembangan
sistem informasi kesehatan

Hambatan
Untuk mewujudkan SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional) yang
diharapkan akan sangat membantu dalam pelayanan kesehatan nasional ternyata
masih menemui banyak kendala didalam pengembangannya sehingga masih
banyak yang perlu diperbaiki. Kendala tersebut antara lain:
1. Sistem informasi kesehatan masih terintegrasi
Depkes RI memiliki berbagai sistem informasi kesehatan, tetapi belum
terintegrasi. Sistem informasi kesehatan itu antara lain:
a. Sistem informasi puskesmas
b. Sistem informasi rumah sakit
c. Sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi
d. Sistem informasi obat
e. Sistem informasi sumber daya manusia kesehatan, yang mencakup:
1) Sistem informasi kepegawaian kesehatan
2) Sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan
3) Sistem informasi diklat kesehatan
4) Sistem informasi tenaga kesehatan
f. Sistem informasi IPTEK kesehatan/ jaringan litbang kesehatan
2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai. Daerah masih
memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB, HP5 dan lain-lain mendorong
daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek cenderung
menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan
kelangsungan sistem.
3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan
para manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data untuk
mendukung pengambilan keputusannya
4. Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan
Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat
dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Namun demikikian tuntutan masyarakat yang meningkat ini kurang
berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya respon.
5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Masalah nomor 5 bersumber dari masalah pada nomor 4. Biaya untuk
teknologi telematika memang besar, ditambah lagi dengan apresiasi terhadap
penggunaan teknologi telematika yang masih kurang, akibat pengaruh budaya
(kultur). Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh alasan rasio manfaat
biaya, yang kurang memadai. Investasi untuk teknologi telematika yang
besar belum dapat menjamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan.
6. Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas.
Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih
sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga memerlukan
biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya.
7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga
yang merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat memang
dijumpai adanya tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak dapat
sepenuhnya bekerja mengelola data dan informasi karena imbalan yang
kurang memadai. Belum lagi ditambah dengan rendahnya keterampilan dan
pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasi dan
manfaatnya.Jabatan fungsional untuk para pengelola data dan informasi yaitu
Pranata Komputer dan Statistisi, memberikan tunjangan jabatan sebagai
imbalan, namun demikian untuk dapat memangku jabatan-jabatan tersebut
diperlukan persyaratan tertentu yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data
dan informasi.
Strategi/Solusi
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan
maka strategi pengembangan SIKNAS adalah:
1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Terintegrasi tidak bermaksud mematikan/menyatukan semua sistem informasi
yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan
disatukan. Pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas,
tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan
integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara
terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung
jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan
validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam
pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda
mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data
dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya
pengolahan dan analisis data secara komprehensif.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan
informasi terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan
data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat
signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan
dan pemantauan ketersediaan obat
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan
(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan
pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.
c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada,
seperti program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang
sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-
lain)
e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari
pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional
(seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan
Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan)

3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah


Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di
unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK
kabupaten/ kota, dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di
Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun
luar gedung
b. Mengolah data
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
d. Memelihara bank data
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien
dan manajemen unit puskesmas
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
1) Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit
(penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur,
mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain)
2) Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
3) Memantau pelaksanaan sistem rujukan
4) Mengolah data
5) Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah
setempat
6) Memelihara bank data
7) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
pasien dan manajemen unit rumah sakit
8) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ Kota sehat
d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/ kota ke dinas
kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah
propinsi dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian propinsi sehat
d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu
membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras,
perangkat lunak, rekruitmen dan pelatihan tenaga kesehatan.
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali
dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar
pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan
informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan
rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran
harus disajikan kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari
kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula publikasi
berkala cetak atau elektronik atau akses online
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah
meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-
tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan.
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi berlangsung paralel
dengan kegiatan 3,4 dan 5. Depkes menyusun Rencana Induk Penataan
Kerangka Teknologi Informasi (Information Technology Framework
Rearrangement Master Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber
Daya Manusia Informasi (Information Human Resource Development Master
Plan). Depkes juga menerbitkan standar dan pedoman, serta advokasi agar
terpenuhi sesuai rencana induk.
Daftar Pustaka

Hartono, B. 2002. Pengembangan SIK Daerah dalam : Pusdatin (eds). Materi


Fasilitasi Pengembangan SIK Daerah. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Kurniawan, Z. 2012. Analisis Sistem dan Sumber Daya Informasi. Jurnal


Ekonomi

Kusumadewi, Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Lippeveld, T. dan R. Sauerborn. 2000. A Framework For Designing Health


Information Systems in Design and Implementation of Health Information
Systems. Geneva: WHO.

Menkes RI. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 92 Tahun 2008


tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi
Kesehatan Terintegrasi.

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 20 Tahun 2015

Sutanto. 2010. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus).


(sutanto@uns.ac.id)
Sutanto, Djoko. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Bogor: Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pengawasan BPKB.

Anda mungkin juga menyukai