OLEH KELOMPOK H
Tutor : Prof. Dr. drg Ristya Widi Endah Yani, M.Kes
Problems Definition
STEP 3
Brain Storming
STEP 4
Mapping
End User
Aanalis Sistem
Sistem Informasi
Kesehatan
Tahanpan
Sumber Daya Perangkat Lunak
Kualitas informasi Pengembangan
Informasi dan Keras
Sistem Informasi
STEP 5
Learning Objectives
Reporting/ Generalisation
a. LO 1
Terlampir (lampiran 1)
b. LO 2
Terlampir (lampiran 2)
c. LO 3
Terlampir (lampiran 3)
d. LO 4
Terlampir (lampiran 4)
e. LO 5
Terlampir (lampiran 5)
f. LO 6
Terlampir (lampiran 6)
Lampiran 1
Learning Objective 1
Learning Objective 2
Mahasiwa Mampu Mengkaji tahap pengembangan sistem informasi
Analisis masalah
1. Menganalisis sistem yang ada
2. Menganalisis sistem yang akan dikembangkan
3. Menganalisis kebutuhan hardware, software &
brainware
Penerapan
Terkait dengan keterbatasan waktu
peneliti sehingga uji coba hanya
dilakukan dengan input data-data
kegiatan bulan sebelumnya
Learning Objective 3
Mahasiwa Mampu Mengkaji macam – macam kuliatas informasi
a. Relevan (relevancy)
Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi
kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan
bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
b. Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan
dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau
kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut.
Informasi telah menjadi salah satu sumber daya yang harus dikelola
dengan baik, disamping sumberdaya-sumber daya lain. Informasi disamping
penting juga mahal harganya, tanpa pengelolaan yang baik biaya yang dikeluarkan
sangat besar, tetapi tidak menghasilkan, manfaat yang tidak seimbang
(Kurniawan, 2012).
Ada lima tipe sumber daya yang harus dikelola oleh seorang manajer:
Setiap manajer harus mengelola kesemua sumber daya ini seefisien dan
seefektif mungkin. Empat jenis sumber daya pertama merupakan sumberdaya
fisik sedangkan sumber daya terakhir merupakan sumberdaya konseptual. Sumber
daya konseptual berguna dalam pengelolaan sumber daya fisik. Manajer bukan
saja mengelola sumber daya fisik, tetapi juga sumber daya konseptual
(Kurniawan, 2012).
Learning Objective 5
Mahasiwa Mampu Mengkaji tugas dan fungsi analis system
Fungsi analis sistem:
1. Mengidentifikasi masalah dari pemakai atau user
2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi
kebutuhan user
3. Memilih alternatif pemecahan masalah
4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem sesuai dengan
permintaan dari user
Learning Objective 6
Mahasiwa Mampu Mengkaji hambatan dan strategi pengembangan
sistem informasi kesehatan
Hambatan
Untuk mewujudkan SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional) yang
diharapkan akan sangat membantu dalam pelayanan kesehatan nasional ternyata
masih menemui banyak kendala didalam pengembangannya sehingga masih
banyak yang perlu diperbaiki. Kendala tersebut antara lain:
1. Sistem informasi kesehatan masih terintegrasi
Depkes RI memiliki berbagai sistem informasi kesehatan, tetapi belum
terintegrasi. Sistem informasi kesehatan itu antara lain:
a. Sistem informasi puskesmas
b. Sistem informasi rumah sakit
c. Sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi
d. Sistem informasi obat
e. Sistem informasi sumber daya manusia kesehatan, yang mencakup:
1) Sistem informasi kepegawaian kesehatan
2) Sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan
3) Sistem informasi diklat kesehatan
4) Sistem informasi tenaga kesehatan
f. Sistem informasi IPTEK kesehatan/ jaringan litbang kesehatan
2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai. Daerah masih
memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB, HP5 dan lain-lain mendorong
daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek cenderung
menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan
kelangsungan sistem.
3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan
para manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data untuk
mendukung pengambilan keputusannya
4. Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan
Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat
dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Namun demikikian tuntutan masyarakat yang meningkat ini kurang
berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya respon.
5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Masalah nomor 5 bersumber dari masalah pada nomor 4. Biaya untuk
teknologi telematika memang besar, ditambah lagi dengan apresiasi terhadap
penggunaan teknologi telematika yang masih kurang, akibat pengaruh budaya
(kultur). Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh alasan rasio manfaat
biaya, yang kurang memadai. Investasi untuk teknologi telematika yang
besar belum dapat menjamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan.
6. Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas.
Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih
sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga memerlukan
biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya.
7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga
yang merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat memang
dijumpai adanya tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak dapat
sepenuhnya bekerja mengelola data dan informasi karena imbalan yang
kurang memadai. Belum lagi ditambah dengan rendahnya keterampilan dan
pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasi dan
manfaatnya.Jabatan fungsional untuk para pengelola data dan informasi yaitu
Pranata Komputer dan Statistisi, memberikan tunjangan jabatan sebagai
imbalan, namun demikian untuk dapat memangku jabatan-jabatan tersebut
diperlukan persyaratan tertentu yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data
dan informasi.
Strategi/Solusi
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan
maka strategi pengembangan SIKNAS adalah:
1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Terintegrasi tidak bermaksud mematikan/menyatukan semua sistem informasi
yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan
disatukan. Pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas,
tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan
integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara
terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung
jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan
validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam
pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda
mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data
dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya
pengolahan dan analisis data secara komprehensif.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan
informasi terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan
data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat
signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan
dan pemantauan ketersediaan obat
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan
(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan
pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.
c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada,
seperti program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang
sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-
lain)
e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari
pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional
(seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan
Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan)